KELAS : XI MIPA 1
MAPEL : KIMIA
1. Amati !
a. Sinar matahari pagi yang masuk ke dalam rumah.
b. Cahaya lampu kendaraan bermotor pada malam hari.
Perhatikan apa saja yang terjadi! Kesimpulan apa yang bisa kalian ambil dari
percobaan tersebut? ( Jika memungkinkan beri gambarnya! )
Jawab :
a. Sinar matahari hari yang masuk ke rumah melewati celah akan terlihat jelas. Hal
itu dikarenakan partikel debu yang berukuran koloid akan menghamburkan sinar
yang datang. Sifat penghamburan cahaya oleh sistem koloid ini ditemukan oleh
seorang ahli fisika Inggris, John Tyndall ( 1820 – 1893 ). Oleh karena itu, sifat ini
disebut efek Tyndall. Sedangkan koloid sendiri adalah materi yang mempunyai
ukuran partikel antara 1 sampai 1000 nm, yang mana pada ukuran tersebut partikel
dapat melewati kertas saring tetapi tidak dapat melewati membran hewan atau
tumbuhan.
b. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada saat kita naik motor pada malam hari di
musim kemarau, maka sorot lampu akan nampak jelas jika ada sedikit partikel
debu – debu. Itulah yang disebut koloid, yang mana materi tersebut memiliki
ukuran partikel 1 sampai 1.000 nm yang dapat menghamburkan cahaya lampu di
malam hari.
c. Pada percobaan senter yang diarahkan ke udara juga terlihat koloidnya.
2. Buat agar – agar, perhatikan mulai dari proses pembuatan sampai siap disajikan. Apa
kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan tersebut?
Jawab :
a. Dasar Teori
Koloid adalah suattu campuran zat heterogen anatar dua zat atau lebih
dimana partikel – partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat
lain. Ukuran koloid berkisar antara 1 – 1.000 nm. berdasarkan pada fase
terdispersi dan medium pendispersinya, sistem koloid dapat digolongkan
sebagai berikut :
Koloid Liofil : koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk
selubung di sekeliling koloid. Contoh : agar – agar
Koloid Liofob : koloid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan
koloid stabil, cairan pendispersi harus bebas dari
elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian
medium pendisper dari elektrolit.
c. Kesimpulan
Agar – agar merupakan salah satu contoh koloid. Agar – agar
merupakan koloid jenis emulsi padat yang dimana fase terdispersinya adalah
cair ( air ), sedangkan fase pendispersinya adalah padat ( bubuk agar – agar ).
Gelatin yang terkandung dalam agar – agar merupakan emulgator yang
berfungsi sebagai emulsi dan pengikat air.
Selain itu, agar – agar bersifat sol liofil. Dimana, sol liofil adalah sol
dengan fase terdispersinya senang akan medium pendispersinya ( senang akan
cairan ) atau dikatakan juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya
sangat kuat.
Proses pembuatan agar – agar adalah dengan cara kondensasi.
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil ( larutan )
menjadi partikel koloid. Yang dimana proses kondensasinya dilakukan secara
fisika, yaitu pendinginan, penggantian pelarut dan pengembunan. Sedangkan,
agar – agar menebal oleh pati yang merupakan molekul rantai panjang yang
terdiri dari molekul glukosa. Sifat penebalan pati harus dilakukan dengan cara
molekul pati terurai dalam cairan dasar, umumnya berbasis air. Mereka
menggabungkan molekul air ke dalam struktur intrinsik mereka, menjebak
mereka, dan menahan mereka dalam suspensi ( Suspensi adalah suatu
campuran dimana paling sedikit satu komponen yang secara relatif
mempunyai partikel besar yang akan saling tersebar dengan komponen
lainnya. Ini bukanlah proses yang sama seperti emulsifikasi [ Emulsifikasi
adalah campuran dua cairan yang semula tidak campur, dengan membiarkan
salah satunya mendispersi ke dalam cairan lain sebagai partikel ]).
Pada pemasakan agar-agar terjadi reaksi hidrolisis. Proses pemanasan
dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu pembentukan gel akan mengakibatkan
polimer karagenan dalam larutan menjadi molekul acak. Bila suhu menurun,
maka karagenan akan membentuk struktur doublehelix (pilinan ganda) dan
membentuk polimer dan apabila penurunan suhu terus dilanjutkan polimer-
polimer ini akan terikat saling silang secara kuat dan dengan makin
bertambahnya bentuk heliks akan terbentuk agregat yang membentuk gel yang
kuat.Saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika
didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan
membentuk kisi-kisi yang mengurung molekulair, sehingga terbentuk sistem
koloid padat-cair.Kisi-kisi ini dimanfaatkan dalam elektroforesis gel agarosa
untuk menghambat pergerakan molekul objek akibat perbedaan tegangan
antara dua kutub. Kepadatan gel agar-agar juga cukup kuat untuk menyangga
tumbuhan kecil sehingga sangat sering dipakai sebagai media dalam kultur
jaringan.
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau
lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdipersi/yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah).
Ukuran partikel koloid berkisar antara 1–100 nm, ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan campuran yang
tergolong larutan, koloid, atau suspensi. Contoh koloid: susu, santan, sabun, selai,
mentega, dan mayonnaise.
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan
ataupun suspensi. Berikut penjelasan sifat-sifat koloid:
Efek Tyndall
Pada dispersi koloid, partikel-partikel koloid cukup besar sehingga
dapat memantulkan dan menghamburkan sinar ke sekelilingnya, yang
dikenal dengan Efek Tyndall. Contoh efek Tyndall dalam kehidupan
sehari hari adalah warna air susu yang keruh, dan penghamburan sinar
sorot lampu mobil ketika udara berkabut.
Gerak Brown
Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang
diamati dengan alat ultramikroskop, maka akan tampak partikel koloid
sebagai partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan bergerak acak.
Hal ini disebut Gerak Brown. Contoh gerak brown adalah gerakan
partikel pada sistem koloid susu.
Elektroforesis
Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam
dispersi koloid, maka partikel-partikel koloid bergerak menuju elektrode
positif atau elektrode negatifnya. Ini membuktikan bahwa partikel-partikel
koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Gerak partikel
koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis. Contoh penerapan
elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari adalah identifikasi DNA,
identifikasi kelainan genetik, dan proses penyaringan debu pabrik.
Adsorpsi
Partikel koloid bermuatan listrik karena permukaan partikel-
partikel koloid dapat menarik partikel-partikel bermuatan listrik di
sekitarnya. Proses ini disebut adsorpsi. Beberapa proses yang
menggunakan sifat adsorpsi adalah pemutihan gula tebu, pembuatan obat
norit, dan penjernihan air.
Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa terjadinya pengendapan pada koloid.
Penggumpalan partikel terjadi karena adanya kerusakan stabilitas sistem
koloid atau karena penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan
sehingga membentuk partikel yang lebih besar. Contoh koagulasi koloid
dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada penggumpalan susu yang basi dan
telur yang direbus hingga membeku.
A. KONDENSASI
Kondensasi adalah cara pembuatan
partikel kecil ( larutan ) menjadi
partikel kolid. Proses kondensasi
ini didasarkan pada reaksi kimia,
yaitu :
a) Reaksi Redoks
adalah reaksi pembentukan partikel koloid melalui mekanisme
perubahan bilangan oksidasi. Contoh :
b) Reaksi Hidrolisis
adalah reaksi pembentukan koloid dengan menggunakan
pereaksi air. Contoh :
c) Dekomposisi Rangkap
adalah reaksi penguraian zat membentuk zat yang lebih
sederhana. Contoh :
d) Penjenuhan Larutan
umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat – zat yang
sukar larut ( endapan ) yang dihasilkan pada reaksi. Contoh :
B. DISPERSI
Dispersi adalah pembuatan partikel
koloid dari partikel kasar ( suspensi ).
Pembuatan koloid dengan dispersi,
meliputi :
d) Homogenisasi
Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan
dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air di dalam mesin
homogenisasi sehingga partikel – partikel susu berubah menjadi
seukuran partikel koloid. emulsi obat pada pabrik obat dilakukan
dengan proses homogenisasi menggunakan mesin homogenisasi.