Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Institusi dari governance meliputi tiga domein, yaitu state (negara ata
u pemerintah), private sector(swasta atau dunia usaha), dan society (masyara
kat) yang saling berinteraksi. State berfungsi menciptakan lingkungan politi
k dan hukum yang kondusif, privat secto menciptakan pekerjaan dan pendapata
n, sedangkan society berperan positifdalam interaksi sosial, ekonomi, dan politik t
ermasuk mengajak kelompokmasyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitasek
onomi, sosial dan politik.
Menurut AKIP (LAN & BPKP, 2000) bahwa proses penyelenggaraan kekuasaan
Negara dalam menyediakan Public Good and Sevices di sebut Governance
4
Secara umum, istilah good and clean governance memiliki pengertian akan
segala hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat
mengarahkan , mempengaruhi , mengendalikan urusan publik untuk mewujudkan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. atau dengan kata lain suatu
system yang mengatur dan mengendalikan pemerintahan dengan tujuan
menggunakan dan melaksanakan kewenangan politik, ekonomi dan administratif
agar dapat diselenggarakan dengan baik. Oleh sebab itu dalam prakteknya, konsep
good governance harus mendapat dukungan komitmen dari semua pihak yaitu
negara (state)/pemerintah (government), swasta (private) dan masyarakat
(society). Clean and goodgovernance juga harus didukung dengan asas
kesetaraan, yakni kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan.Asas ini harus
diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh semua penyelenggara pemerintahan di
Indonesia karena kenyatan sosiologis bangsa kita sebagai bangsa yang majemuk,
baik etnis, agama, dan budaya. Dengan demikian goodgovernancemenekankan
arti penting kesejajaran hubungan antara domain negara, sektor swasta/dunia
usaha dan masyarakat.Ketiganya berada pada posisi yang sederajat dan saling
kontrol untuk menghindari penguasan atau eksploitasi oleh satu domain terhadap
domain lainnya.
Manfaat yang akan didapat dengan adanya good governance ialah:
4. Berkurangnya secara nyata praktek KKN di birokrasi yang antara lain
ditunjukan dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Tidak adanya manipulasi pajak;
b. Tidak adanya pungutan liar;
c. Tidak adanya manipulasi tanah;
d. Tidak adanya manipulasi kredit;
e. Tidak adanya penggelapan uang negara;dll
5. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan
yang bersifat efektif, efisien, transparan, profesional dan akuntabel :
a. Sistem kelembagaan lebih efektif, ramping, fleksibel;
b. Kualitas tata laksana dan hubungan kerja antar lembaga di pusat, dan an
tar
c. pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota lebih baik;
d. Sistem administrasi pendukung dan kearsipan lebih efektif dan efisien;
e. Dokumen/arsip negara dapat diselamatkan, dilestarikan, dan terpelihara
dengan baik;
6. Terhapusnya peraturan perundang-undangan dan tindakan yang bersifat
diskriminatif terhadap warga Negara, kelompok, atau golongan
masyarakat :
a. Kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha (swasta)
Meningkat.
b. SDM, prasarana, dan fasilitas pelayanan menjadi lebih baik.
c. Berkurangnya hambatan terhadap penyelenggaraan pelayanan public.
d. Prosedur dan mekanisme serta biaya yang diperlukan dalam pelaya
nanpublik lebih baku dan jelas.
e. Penerapan sistem merit dalam pelayanan.
f. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan publ
ic.
g. Penanganan pengaduan masyarakat lebih intensif.
a. Hukum menjadi landasan bertindak bagi aparatur pemerintah dan
masyarakat untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik;
b. Kalangan dunia usaha/swasta merasa lebih aman dan terjamin ketikamena
namkan modal dan menjalankan usahanya karena ada aturan main (rul of
the game) yang tegas, jelas, dan mudah dipahami oleh masyarakat;
c. Tidak akan ada kebingungan di kalangan pemerintah daerah dalam
melaksanakan tugasnya serta berkurangnya konflik antar pemerintah
daerah serta antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
yakni penegakan hukum berlaku untuk semua orang tanpa pandang bulu.
Untuk itu, diperlukan penegak hukum yang memiliki integritas moral dan
bertanggung jawab terhadap kebenaran hukum.
e. Independensi peradilan,
yakni peradilan yang independen bebas dari pengaruh penguasa atau
kekuatan lainnya.
3. Transparansi (transparency)
Adanya transparansi / keterbukaan terhadap publik sehingga dapat diketahui
oleh pihak yang berkepentingan mengenai kebijakan pemerintah dan organisasi
badan usaha, terutama para pemberi pelayanan publik.Transparansi menyangkut
kebebasan informasi terhadap publik.Satu hal yang membedakan organisasi
swasta dan publik adalah dalam masalah transparansi sendiri.Dalam organisasi
swasta, keterbukaan informasi bukanlah suatu hal yang menjadi harus.Banyak hal
yang dirasa harus dirahasiakan dari publik dan hanya terbuka untuk beberapa
pihak. Sementara itu, organisasi publik yang bergerak atas nama publik
mengharuskan adanya keterbukaan agar dapat menilai kinerja pelayanan yang
diberikan. Dengan begini, akan terlihat bagaimana suatu system yang berjalan
dalam organisasi tersebut.
Menurut penjelasan Pasal 3 angka 4 UU No. 28 tahun 1999 prinsip transparan
diartikan sebagai berikut :
“Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur,dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan
tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia
negara”.
Dari pengertian tersebut terlihat bahwa masyarakat berhak memperoleh informasi
yang benar dan jujur tentang penyelenggaraan negara.Ini adalah peran serta
masyarakat secara nyata dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
bersih.Secara lebih jelas peran serta masayarakat ini ditentukan dalam PP No. 68
Tahun 1999. Dalam Pasal 2 ayat (1) dikatakan peran serta masyarakat untuk
mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dilaksanakan dalam bentuk :
4. Responsif (responsive)
Asas responsif adalah dalam pelaksanaan prinsip-
prinsip goodandcleangovernance bahwa pemerintah harus cepat tanggap terhadap
persoalan-persoalan masyarakat, harus memehami kebutuhan masyarakat, harus
proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan
masyarakat. Birokrat harus dengan segera menyadari apa yang menjadi
kepentingan public (publicinterest) sehingga cepat berbenah diri. Dalam hal ini,
11
pihak lain yang terus dipersulit dalam pelayanan bahkan tidak dilayani sama
sekali. Konsep keadilan masih terlihat sulit diterpakan dalam pelayanan publik di
Indonesia. Hal ini bisa dipengaruhi karena konflik kepentingan birokrasi
7. Efektivitas (effectiveness) dan efisiensi (efficiency)
Efektif secara sederhana berarti tercapainya sasaran dan efisien merupakan
bagaimana dalam mencapai sasaran dengan sesuatu yang tidak berlebihan
(hemat). Dalam bentuk pelayanan publik, hal ini berarti bagaimana pihak
pemberipelayanan melayani masyarakat seefektif mungkin dan tanpa banyak hal-
hal atau prosedur yang sebenarnya bisa diminimalisir tanpa mengurangi
efektivitasnya.Pemerintahan yang baik dan bersih harus memenuhi criteria efektif
(berdaya guna)dan efesien ( berhasil guna). Efektivitas dapat diukur dari seberapa
besar produk yang dapatmenjangkau kepentingan masyarakat dari berbagai
kelompok. Efesiensi umumnya diukurdengan rasionalisitas biaya pembangunan
untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat
8. Akuntabilitas (accountability)
Asas akuntabilitas adalah pertanggung jawaban pejabat public terhadap
masyarakat yang memberinya wewenang untuk mengurusi kepentingan
mereka.Setiap pejabat public dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua
kebijakan, perbuatan, moral, maupun netralitas sikapnya terhadap masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan publik, akuntabilitas dapat dinilai sudah
efektifkah prosedur yang diterapkan oleh organisasi tersebut, sudah sesuaikah
pengaplikasiannya, dan bagaimana dengan pengelolaan keuangannya, dan lain-
lain.Dalam birokrasi, akuntabilitas yang berarti akuntabilitas publik menjadi
sesuatu yang sepertinya menjadi sosok yang menakutkan.Hal ini tentunya disadari
dari ketidakjelasan atas kinerja birokrat itu sendiri. Namun, ternyata, banyak cara
yang sering dilakukan para birokrat dalam menutupi kesalahan sehingga
akuntabilitasnya terlihat baik. Menurut Turner dan Hulme (Mardiasmo, 2002),
menerapkan akuntabilitas memang sangatlah sulit, bahkan lebih sulit dalam
memberantas korupsi.Akuntabilitas saat ini menjadi konsep utama yang harus
diterapkan dalam organisasi publik dalam mendongkrak kinerja mereka tentunya.
Tuntutan akan akuntabilitas tidak hanya menekankan pada tanggung gugat secara
vertikal dalam arti antara bawahan terhadap atasan, tetapi juga secara horisontal
yang berarti terhadap masyarakat. Elwood (Mardiasmo,2002) menyatakan bahwa
ada empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi dalam organisasi sektor
publik, yang juga termasuk birokrasi, yakni :
Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum
(accountabilityforprobityandlegality)
13