Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL

1.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan suatu tahapan yang dilakukan untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan pada proses penelitian. Pengumpulan data
pada penelitian ini dilakukan di PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) dan
Badan Pusat Statistik (BPS) dengan 7 data kriteria, yaitu Jumlah Desa (JD),
Jumlah Penduduk (JP), Kepadatan Penduduk (KP), Luas Sektor Perkebunan
(LSP), Hasil Produksi Perkebunan (HPP), Jumlah Pabrik Kelapa Sawit (JPKS)
dan Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (KPKS) pada setiap kecamatan di Provinsi
Riau yang merupakan wilayah perkebunan kelapa sawit PT Perkebunan Nusantara
V pada tahun 2018.
Pada tabel 4.1 disajikan data kondisi perkebunan yang diperoleh dari PT
Perkebunan Nusantara V, diantaranya adalah data untuk kriteria LSP, HPP, JPKS,
dan KPKS.
Tabel 4.1 Data kondisi perkebunan kelapa sawit PTPN V
N
Kebun Kecamatan Kabupaten LSP HPP JPKS KPKS
o
1 AMO I Sungai Lala Indragiri Hulu 2.610,00 29.417,19 0 0
2 AMO II Rakit Kulim Indragiri Hulu 4.646,00 84.605,01 0 0
3 SBE Tapung Hulu Kampar 4.765,00 96.461,36 0 0
4 TER Tapung Hulu Kampar 7.685,31 111.816,08 1 40
5 SKE Tapung Hulu Kampar 2.662,00 54.799,56 0 0
6 SLI Tapung Hulu Kampar 2.281,00 55.346,82 0 0
7 TAM Tapung Hulu Kampar 2.159,00 34.111,04 0 0
8 TAN Tapung Hulu Kampar 7.633,00 185.754,56 1 60
9 SGO Tapung Kampar 3.091,00 2.774,73 1 30
10 SGH Tapung Kampar 1.619,30 18.988,34 1 60
11 SPA Perhentian Raja Kampar 2.818,00 8.677,60 1 30
12 TME Pujud Rokan Hilir 4.819,00 55.299,63 1 60
13 TPU Tanah Putih Rokan Hilir 3.461,00 4.391,76 1 30
14 STA Tandun Rokan Hulu 3.246,00 68.695,71 1 60

25
Tabel 4.1 Data Kondisi Perkebunan Kelapa Sawit PTPN V (lanjutan)
N
Kebun Kecamatan Kabupaten LSP HPP JPKS KPKS
o
Pagaran Tapah 10.267,8
15 SRO Rokan Hulu 249.736,43 1 60
Darussalam 9
Pagaran Tapah
16 SIN Rokan Hulu 3.115,00 54.705,83 1 30
Darussalam
Pendalian IV
17 SSI Rokan Hulu 2.150,00 40.371,37 0 0
Koto
18 SBL Kabun Rokan Hulu 2.527,61 58.837,91 0 0
19 LDA Lubuk Dalam Siak 5.634,23 84.592,51 1 45
20 SBT Dayun Siak 2.260,48 10.624,02 1 60

Berikutnya adalah data kondisi kependudukan wilayah perkebunan kelapa sawit milik
PTPN V berdasarkan kecamatan yang didapat dari BPS, diantaranya yaitu data untuk kriteria
JD, JP, dan KP yang disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Kondisi Kependudukan Wilayah Perkebunan PTPN V
Kabupaten/ Kecamatan JD JP KP
Kampar
1 Perhentian Raja 5 18.440 165,32
2 Tapung 25 100.613 73,66
3 Tapung Hulu 14 87.202 74,59
Indragiri Hulu
4 Sungai Lala 12 14.946 19,04
5 Rakit Kulim 19 23.456 18,54
Rokan Hilir
6 Tanah Putih 18 70.933 37,04
7 Pujud 16 37.325 37,90
Rokan Hulu
8 Tandun 9 32.129 101,74
9 Pagaran Tapah Darussalam 3 17.917 118,05
10 Pendalian IV Koto 5 12.430 58,51
11 Kabun 6 28.366 77,30
Siak
12 Lubuk Dalam 7 21.007 135,45
13 Dayun 11 32.436 139,67
Dikarenakan pada penelitian ini akan melakukan perankingan berdasarkan kecamatan,
maka data yang sudah diperoleh digabungkan dan diakumulasikan sesuai kecamatannya.
Penggabungan data kondisi perkebunan dan kependudukan tersebut disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data Wilayah Perkebunan Kelapa Sawit PTPN V Menurut Kecamatan
Kabupaten/ KRITERIA
Kecamatan JD JP KP LSP HPP JPKS KPKS
Kampar

26
1 Perhentian Raja 5 18.440 165,32 2.818,00 8.677,60 1 30
2 Tapung 25 100.613 73,66 4.710,30 21.763,07 2 90
3 Tapung Hulu 14 87.202 74,59 27.185,31 538.289,42 2 100
Indragiri Hulu
4 Sungai Lala 12 14.946 19,04 2.610,00 29.417,19 0 0
5 Rakit Kulim 19 23.456 18,54 4.646,00 84.605,01 0 0
Rokan Hilir
6 Tanah Putih 18 70.933 37,04 3.461,00 4.391,76 1 30
7 Pujud 16 37.325 37,90 4.819,00 55.299,63 1 60
Rokan Hulu
8 Tandun 9 32.129 101,74 3.246,00 68.695,71 1 60
Pagaran Tapah
9 3 17.917 118,05 13.382,89 304.442,26 2 90
Darussalam
Pendalian IV
10 5 12.430 58,51 2.150,00 40.371,37 0 0
Koto
11 Kabun 6 28.366 77,30 2.527,61 58.837,91 0 0
Siak
12 Lubuk Dalam 7 21.007 135,45 5.634,23 84.592,51 1 45
13 Dayun 11 32.436 139,67 2.260,48 10.624,02 1 60

4.2 Pengolahan Data


Pada proses pengolahan data ini akan dilakukan beberapa tahapan yaitu pembersihan
data, pembobotan dan perankingan.
4.2.1 Pembersihan Data
Pembersihan data dilakukan untuk mengurangi kerancuan dan noise pada data yang
dapat mempengaruhi hasil. Pembersihan data kecamatan pada tahun 2018 dilakukan dengan
penghapusan data yang tidak memiliki nilai pada kriteria utama yaitu Jumlah Pabrik Kelapa
Sawit (JPKS) dan Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (KPKS).
Tabel 4.4 Pembersihan Data
Kabupaten/ KRITERIA
Kecamatan JD JP KP LSP HPP JPKS KPKS
Indragiri Hulu
1 Sungai Lala 12 14.946 19,04 2.610,00 29.417,19 0 0
2 Rakit Kulim 19 23.456 18,54 4.646,00 84.605,01 0 0
Rokan Hulu
Pendalian IV
3 5 12.430 58,51 2.150,00 40.371,37 0 0
Koto
4 Kabun 6 28.366 77,30 2.527,61 58.837,91 0 0

Dari hasil pembersihan data ini diperoleh 9 kecamatan yang akan dijadikan sebagai
alternatif yang akan di ranking sesuai dengan nilai tertinggi dari hasil analisis, alternatif
tersebut disajikan pada tabel 4.5.

27
Tabel 4.5 Alternatif yang Digunakan
Kabupaten/ KRITERIA
Kecamatan JD JP KP LSP HPP JPKS KPKS
Kampar
1 Perhentian Raja 5 18.440 165,32 2.818,00 8.677,60 1 30
2 Tapung 25 100.613 73,66 4.710,30 21.763,07 2 90
3 Tapung Hulu 14 87.202 74,59 27.185,31 538.289,42 2 100
Rokan Hilir
4 Tanah Putih 18 70.933 37,04 3.461,00 4.391,76 1 30
5 Pujud 16 37.325 37,90 4.819,00 55.299,63 1 60
Rokan Hulu
6 Tandun 9 32.129 101,74 3.246,00 68.695,71 1 60
Pagaran Tapah
7 3 17.917 118,05 13.382,89 304.442,26 2 90
Darussalam
Siak
8 Lubuk Dalam 7 21.007 135,45 5.634,23 84.592,51 1 45
9 Dayun 11 32.436 139,67 2.260,48 10.624,02 1 60

4.2.2 Pembobotan dan Perankingan


Dalam melakukan perhitungan untuk menentukan alternatif mana yang terbaik untuk
dijadikan sebagai alternatif terpilih sesuai dengan hasil perankingan tertinggi, maka
diperlukan beberapa kriteria dan sub-kriteria serta bobot dari masing-masingnya. Dari data
kriteria yang sudah ditetapkan, maka dalam perhitungan Simple Multi Attribute Rating
Technique Exploiting Ranks (SMARTER), di tentukan terlebih dahulu menggunakan
pembobotan Rank Order Centroid (ROC).
Teknik ROC memberikan bobot pada setiap kriteria sesuai dengan ranking yang
dinilai berdasarkan tingkat kepentingan, maka terlebih dahulu perlu dilakukan perankingan
kepada masing-masing kriteria. Data kriteria yang telah dirankingkan berdasarkan tingkat
kepentingan dan akan digunakan dalam analisis diperoleh berdasarkan hasil wawancara
dengan pakar di PT Pekerbunan Nusantara V yang disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kriteria yang Dirankingkan Berdasarkan Tingkat Kepentingan
No Kriteria Peringkat
1 Jumlah Pabrik Kelapa Sawit 1
2 Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit 2
3 Hasil Produksi Perkebunan 3
4 Luas Sektor Perkebunan 4
5 Kepadatan Penduduk 5
6 Jumlah Penduduk 6
7 Jumlah Desa 7

Setelah merankingkan kriteria yang akan digunakan, selanjutnya yaitu melakukan


pembobotan untuk kriteria tersebut menggunakan rumus ROC sesuai dengan persamaan

28
(2.7). Hasil pembobotan disajikan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Pembobotan ROC untuk Kriteria
No Kriteria Peringkat ROC Bobot
1 1 1 1 1 1
1+ + + + + +
1 Jumlah Pabrik Kelapa Sawit 1 2 3 4 5 6 7 0,37
7
1 1 1 1 1 1
0+ + + + + +
2 Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit 2 2 3 4 5 6 7 0,23
7
Tabel 4.7 Pembobotan ROC untuk Kriteria (lanjutan)
No Kriteria Peringkat ROC Bobot
1 1 1 1 1
0+0+ + + + +
3 Hasil Produksi Perkebunan 3 3 4 5 6 7 0,16
7
1 1 1 1
0+0+0+ + + +
4 Luas Sektor Perkebunan 4 4 5 6 7 0,11
7
1 1 1
0+0+0+ 0+ + +
5 Kepadatan Penduduk 5 5 6 7 0,07
7
1 1
0+0+0+ 0+0+ +
6 Jumlah Penduduk 6 6 7 0,04
7
1
0+0+0+ 0+0+ 0+
7 Jumlah Desa 7 7 0,02
7

Langkah selanjutnya yaitu menentukan sub-kriteria dari masing-masing kriteria


dengan cara memecah data yang ada di dalam kriteria tersebut menjadi data berkelompok.
Untuk kriteria Jumlah Pabrik Kelapa Sawit hanya ada dua sub-kriteria yang didapat
setelah dilakukan pemecahan data yaitu 1 dan 2, dapat ditetapkan bahwa wilayah yang
memilki Jumlah Pabrik Kelapa Sawit lebih banyak lebih berpotensi untuk dilakukan
pengembangan energi terbarukan dari limbah kelapa sawit. Sedangkan enam kriteria lainnya
perlu dilakukan pengelompokkan data terlebih dahulu untuk menentukan sub-kriteria yang
akan digunakan dalam analisis menggunakan algoritma SMARTER-ROC.
Sebagai contoh disajikan proses pengelompokkan data untuk menentukan sub-kriteria
pada kriteria Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit dengan cara seperti berikut:
1) Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar, kemudian tentukan nilai maksimum
dan minimum untuk mendapatkan nilai rentang data (r).
max = 100
min = 30

29
r = max – min
= 100 – 30
= 70
2) Tentukan banyak data (n) untuk mencari jumlah kelas (k) yang mana jumlah kelas ini
yang akan menentukan berapa banyak sub-kriteria yang akan digunakan dalam
pembobotan ROC.
n=9
log 9 = 0,95
k = 1 + 3,3 log 9
= 1 + 3,3 × 0,95
= 4,15 (dibulatkan menjadi 4)
3) Hitung nilai interval (i) untuk mengetahui selisih dari masing-masing data di setiap
sub-kriterianya.
i=r/k
= 70 / 4
= 17,5 (dibulatkan menjadi 17)
4) Kelompokkan data berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan.
Pada tabel 4.8 berikut disajikan keterangan mengenai sub-kriteria yang sudah
ditetapkan berdasarkan hasil pengelompokkan data yang telah dilakukan beserta
perankingannya berdasarkan tingkat kepentingan.
Tabel 4.8 Menentukan Sub-kriteria
No Kriteria Sub-kriteria Peringkat
Jumlah Pabrik Kelapa 2 1
1
Sawit 1 2
84-101 1
Kapasitas Pabrik 66-83 2
2
Kelapa Sawit 48-65 3
30-47 4
404.815,04 - 538.289,45 1
Hasil Produksi 271.340,61 - 404.815,03 2
3
Perkebunan 137.866,19 - 271.340,60 3
4.391,76 - 137.866,18 4
20.954,13 - 27.185,34 1
Luas Sektor 14.722,92 - 20.954,12 2
4
Perkebunan 8.491,70 - 14.722,91 3
2.260,48 - 8.491,69 4
Tabel 4.8 Menentukan Sub-kriteria (lanjutan)
No Kriteria Sub-kriteria Peringkat
5 Kepadatan Penduduk 37,04 - 69,11 1
69,12 - 101,19 2

30
101,20 - 133,27 3
133,28 - 165,35 4
79.942 - 100.616 1
59.267 - 79.941 2
6 Jumlah Penduduk
38.592 – 59266 3
1.7917 - 38.591 4
21 – 26 1
15 - 20 2
7 Jumlah Desa
9 – 14 3
3–8 4

Setelah ditetapkan sub-kriteria dari masing-masing kriteria yang digunakan dalam


proses analisis, maka selanjutnya dilakukan pembobotan menggunakan ROC pada masing-
masing sub-kriteria yang sudah ditetapkan tersebut. Hasil pembobotan disajikan pada tabel
4.9.
Tabel 4.9 Pembobotan ROC untuk Sub-kriteria
No Kriteria Sub-kriteria Peringkat ROC Bobot
1
1+
2 1 2 0,75
Jumlah Pabrik 2
1
Kelapa Sawit 1
0+
1 2 2 0,25
2
1 1 1
1+ + +
84-101 1 2 3 4 0,52
4
1 1 1
0+ + +
Kapasitas 66-83 2 2 3 4 0,27
4
2 Pabrik Kelapa
1 1
Sawit 0+0+ +
48-65 3 3 4 0,15
4
1
0+0+0+
30-47 4 4 0,06
4

31
Tabel 4.9 Pembobotan ROC untuk Sub-kriteria (lanjutan)
No Kriteria Sub-kriteria Peringkat ROC Bobot
1 1 1
1+ + +
404.815,04 - 538.289,45 1 2 3 4 0,52
4
1 1 1
0+ + +
271.340,61 - 404.815,03 2 2 3 4 0,27
Hasil Produksi 4
3
Perkebunan 1 1
0+0+ +
137.866,19 - 271.340,60 3 3 4 0,15
4
1
0+0+0+
4.391,76 - 137.866,18 4 4 0,06
4
1 1 1
1+ + +
20.954,13 - 27.185,34 1 2 3 4 0,52
4
1 1 1
0+ + +
14.722,92 - 20.954,12 2 2 3 4 0,27
Luas Sektor 4
4
Perkebunan 1 1
0+0+ +
8.491,70 - 14.722,91 3 3 4 0,15
4
1
0+0+0+
2.260,48 - 8.491,69 4 4 0,06
4
1 1 1
1+ + +
37,04 - 69,11 1 2 3 4 0,52
4
1 1 1
0+ + +
69,12 - 101,19 2 2 3 4 0,27
Kepadatan 4
5
Penduduk 1 1
0+0+ +
101,20 - 133,27 3 3 4 0,15
4
1
0+0+0+
133,28 - 165,35 4 4 0,06
4
6 Jumlah 1 1 1
1+ + +
Penduduk 79.942 - 100.616 1 2 3 4 0,52
4
1 1 1
0+ + +
59.267 - 79.941 2 2 3 4 0,27
4
38.592 – 59266 3 1 1 0,15
0+0+ +
3 4
4

32
1
0+0+0+
1.7917 - 38.591 4 4 0,06
4

33
Tabel 4.9 Pembobotan ROC untuk Sub-kriteria (lanjutan)
No Kriteria Sub-kriteria Peringkat ROC Bobot
1 1 1
1+ + +
21 – 26 1 2 3 4 0,52
4
1 1 1
0+ + +
15 - 20 2 2 3 4 0,27
4
7 Jumlah Desa
1 1
0+0+ +
9 – 14 3 3 4 0,15
4
1
0+0+0+
3–8 4 4 0,06
4

Setelah mendapatkan nilai ROC untuk sub-kriteria, maka selanjutnya adalah


mentransformasi data awal kedalam nilai alternatif atau peringkat pada sub-kriteria yang
diberikan setelah dilakukan pengelompokan data, sehingga diperoleh nilai yang disajikan
pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Data Nilai Alternatif
ALTERNATIF JPKS KPKS HPP LSP KP JP JD
Kampar
Perhentian Raja 2 4 4 4 1 4 4
Tapung 1 1 4 4 3 1 1
Tapung Hulu 1 1 1 1 3 1 3
Rokan Hilir
Tanah Putih 2 4 4 4 4 2 2
Pujud 2 3 4 4 4 4 2
Rokan Hulu
Tandun 2 3 4 4 2 4 3
Pagaran Tapah Darussalam 1 1 2 3 2 4 4
Siak
Lubuk Dalam 2 1 4 4 1 4 4
Dayun 2 3 4 4 1 4 3

Tabel 4.10 merupakan tabel dari nilai alternatif, kemudian tabel tersebut
ditransformasi dengan nilai ROC, sehinggga diperoleh data dari hasil pembobotan ROC pada
sub-kriteria seperti tabel 4.11.

Tabel 4.11 Transformasi Nilai Alternatif ke dalam Bobot ROC


ALTERNATIF JPKS KPKS HPP LSP JD JP KP
Kampar
Perhentian Raja 0,25 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,52

34
Tapung 0,75 0,52 0,06 0,06 0,52 0,52 0,15
Tapung Hulu 0,75 0,52 0,52 0,52 0,15 0,52 0,15
Rokan Hilir
Tanah Putih 0,25 0,06 0,06 0,06 0,27 0,27 0,06
Pujud 0,25 0,15 0,06 0,06 0,27 0,06 0,06
Rokan Hulu
Tandun 0,25 0,15 0,06 0,06 0,15 0,06 0,27
Pagaran Tapah Darussalam 0,75 0,52 0,27 0,15 0,06 0,06 0,27
Siak
Lubuk Dalam 0,25 0,52 0,06 0,06 0,06 0,06 0,52
Dayun 0,25 0,15 0,06 0,06 0,15 0,06 0,52

Setelah diketahui nilai bobot pada Kriteria seperti pada tabel 4.11, kemudian hitung
nilai utility menggunakan persamaan (2.8) Perhitungan nilai utility ini diperoleh dari
perkalian antara nilai pembobotan alternatif terhadap kriteria dikalikan dengan bobot kriteria,
seperti perhitungan di bawah ini untuk utility alternatif pertama dan kedua :
Utility kriteria1 alternatif 1(Perhentian Raja) = 0,25 × 0,37 = 0.0926
Utility kriteria1 alternatif 2(Tapung) = 0,75 × 0,37 = 0.2778
Begitu seterusnya hingga diperoleh nilai seperti pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Data Nilai Utility
ALTERNATIF JPKS KPKS HPP LSP KP JP JD
Kampar
Perhentian Raja 0,0926 0,0142 0,0098 0,0068 0,0379 0,0028 0,0013
Tapung 0,2778 0,1185 0,0098 0,0068 0,0106 0,0230 0,0106
Tapung Hulu 0,2778 0,1185 0,0813 0,0565 0,0106 0,0230 0,0030
Rokan Hilir
Tanah Putih 0,0926 0,0142 0,0098 0,0068 0,0045 0,0120 0,0055
Pujud 0,0926 0,0332 0,0098 0,0068 0,0045 0,0028 0,0055

35
Tabel 4.12 Data Nilai Utility (lanjutan)
ALTERNATIF JPKS KPKS HPP LSP KP JP JD
Rokan Hulu
Tandun 0,0926 0,0332 0,0098 0,0068 0,0197 0,0028 0,0030
Pagaran Tapah
0,2778 0,1185 0,0423 0,0158 0,0197 0,0028 0,0013
Darussalam
Siak
Lubuk Dalam 0,0926 0,1185 0,0098 0,0068 0,0379 0,0028 0,0013
Dayun 0,0926 0,0332 0,0098 0,0068 0,0379 0,0028 0,0030

Dari nilai utility tersebut kemudian dijumlahkan pada setiap alternatif, kemudian total
dari setiap penilaian pada masing-masing alternatif dilakukan perankingan untuk
mendapatkan alternatif terbaik. Nilai akhir dari perhitungan tersebut yaitu hasil perankingan
dari total nilai utility pada setiap alternatif. Hasil perankingan disajikan pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Perankingan
ALTERNATIF NILAI AKHIR RANKING
Kampar
Perhentian Raja 0,1653 6
Tapung 0,4571 3
Tapung Hulu 0,5708 1
Rokan Hilir
Tanah Putih 0,1454 9
Pujud 0,1552 8
Rokan Hulu
Tandun 0,1678 7
Pagaran Tapah Darussalam 0,4782 2
Siak
Lubuk Dalam 0,2696 4
Dayun 0,1860 5

36
Hasil Perankingan
0.5708
0.6000
0.4782
0.4571
0.5000

0.4000
0.2696
0.3000
0.1653 0.1678 0.1860
0.2000 0.1454 0.1552

0.1000

0.0000
ja ng ul
u
tih d un m m u n
Ra pu H Pu
ju nd ala ala ay
ian Ta ng h Pu Ta us
s D D
ent pu na ar b uk
rh Ta Ta h
D
Lu
Pe pa
Ta
n
ra
aga
P

Gambar 4.1 Hasil Perankingan

Gambar 4.1 merupakan hasil perankingan dari penerapan algoritma Simple Multi
Attribute Rating Technique Exploiting Ranks (SMARTER) dengan pembobotan
menggunakan persamaan Rank Order Centroid (ROC) untuk menentukan wilayah
pengembangan energi terbarukan dari limbah kelapa sawit yang disajikan dalam bentuk
grafik. Dari grafik tersebut diketahui bahwa ranking terbaik berjumlah 0,5708 dengan
alternatif wilayah yaitu Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar.

4.3 Analisis
4.3.1 Analisis Hasil
Berdasarkan hasil perankingan menggunakan metode SMARTER-ROC diperoleh
ranking tertinggi yaitu Tapung Hulu dengan nilai (0.5708), selajutnya Pagaran Tapah
Darussalam (0,4782), Tapung (0,4571), Lubuk Dalam (0,2696), Dayun (0,1860), Perhentian
Raja (0,1653), Tandun (0,1678), Pujud (0,1552) dan yang terakhir Tanah Putih (0,1454).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu sesuai dengan yang disajikan pada gambar 4.2,
Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar menempati posisi ke 7 dalam perankingan
wilayah potensial penghasil kelapa sawit di Provinsi Riau menggunakan metode SMARTER-
ROC dengan dataset tahun 2015, hal ini erat hubungannya dengan pengembangan energi
terbarukan dari limbah kelapa sawit karena ketersediaan bahan baku yang melimpah.

37
Gambar 4.2 Hasil Perankingan Alternatif Wilayah 10 Besar SMARTER 2015 (Kusmiyanti
dkk, 2017)

4.3.2 Analisis Metode


Berdasarkan pengamatan dan validasi oleh pihak PT Perkebunan Nusantara V, maka
metode ini dapat digunakan dalam menentukan alternatif terbaik terhadap perankingan
wilayah pengembangan energi terbarukan dari limbah kelapa sawit. Keadaan lapangan sejauh
ini di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yang menempati ranking pertama,
tepatnya di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Tandun sudah dilakukan pengembangan energi
terbarukan dari limbah kelapa sawit sejak tahun 2012 sedangkan untuk di PKS Terantam saat
ini sedang dalam proses instalasi. Kemudian untuk Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam
Kabupaten Rokan Hulu yang menempati ranking kedua juga sedang dilakukan proses
perencanan pengembangan energi terbarukan dari limbah kelapa sawit.

4.3.3 Rekomendasi Hasil Penelitian


Rekomendasi yang diusulkan kepada PT Perkebunan Nusantara V yaitu:
1) Menerapkan kriteria-kriteria tersebut untuk dijadikan standar penilaian dalam
mendukung keputusan terhadap penentuan wilayah potensial pengembangan energi
terbarukan dari limbah kelapa sawit.
2) Dikarenakan wilayah yang menempati ranking pertama dan kedua sudah dilakukan
pengembangan energi terbarukan dari limbah kelapa sawit sebelumnya, maka untuk
rekomendasi pengembangan selanjutnya dapat dilakukan di wilayah yang menempati
ranking ketiga yaitu Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.
3) Hasil penerapan metode pendukung keputusan ini bersifat referensi bagi pemerintah
dan perusahaan dalam pendukung pengambilan keputusan terkait pengembangan
energi terbarukan dari limbah kelapa sawit.

38

Anda mungkin juga menyukai