Anda di halaman 1dari 18

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya,


perankingan wilayah potensial pengembangan energi terbarukan dari limbah
kelapa sawit diperoleh beberapa kesimpulan diantaranya :

1) Pembobotan dengan metode Rank Order Centroid (ROC) pada Kriteria


menghasilkan urutan untuk kriteria pertama Jumlah Pabrik Kelapa Sawit
(0,37), yang kedua Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit (0,23), ketiga Hasil
Produksi Perkebunan (0,16), keempat Luas Sektor Perkebunan (0,11),
kelima Kepadatan Penduduk (0,07), keenam Jumlah Penduduk (0,04) dan
terakhir Jumlah Desa (0,02). Jumlah keseluruhan bobot yaitu 1,00.

2) Hasil perankingan dengan menggunakan perhitungan metode Simple


Multi Attribute Rating Technique Exploiting Rank (SMARTER) alternatif
terbaik setelah diurutkan yaitu Tapung Hulu dengan nilai (0.5708),
selajutnya Pagaran Tapah Darussalam (0,4782), Tapung (0,4571), Lubuk
Dalam (0,2696), Dayun (0,1860), Perhentian Raja (0,1653), Tandun
(0,1678), Pujud (0,1552) dan yang terakhir Tanah Putih (0,1454).

3) Metode Simple Multi Attribute Rating Technique Exploiting Ranks


(SMARTER) dapat dijadikan sebagai pendukung keputusan dalam
menentukan wilayah potensial pengembangan energi terbarukan dari
limbah kelapa sawit dengan menerapkan kriteria-kriteria seperti jumlah
desa, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, luas sektor perkebunan,
hasil produksi perkebunan, jumlah pabrik kelapa sawit dan kapasitas
pabrik kelapa sawit.

40
41
5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan penulis kepada pembaca maupun


penelitian selanjutnya adalah :

1) Penelitian dengan kasus perankingan wilayah potensial pengembangan


energi terbarukan dari limbah kelapa sawit ini dapat dikembangkan
dengan melakukan analisis perbandingan terhadap metode (MADM) lain
seperti Metode Promethee, Metode Simple Multi Attribute Rating
Techinque (SMART), Metode Electre, Metode Weighted Product, Metode
Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS),
Metode Simple Additive Weighting (SAW).

2) Penerapan Metode SMARTER-ROC pada penelitian ini hanya sampai pada


tahap analisis, untuk itu pada penelitian selanjutnya dapat diterapkan
dengan membangun sistem informasi pendukung keputusan penentuan
wilayah potensial pengembangan energi terbarukan dari limbah kelapa
sawit.

41
DAFTAR PUSTAKA

Alatas A, Andi A. “Trend Produksi dan Ekspor Minyak Sawit (CPO) Indonesia,”
Jurnal AGRARIS, Vol 1, no.2, 2015.

Arh, T., & Blaži, B. J. “Application of Multi Attribute Decision Making Approach to
Learning Management Systems Evaluation,” JOURNAL OF COMPUTERS, Vol
2, no.10, halaman 28-37, 2007.

BPS. “Riau Dalam Angka 2017”. e-book. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau No
ISSN: 0215-2037, Riau. 2015.

Han, J and Kamber, M.2000. Data Mining: Concepts and Techniques. Simon
Fraser University.

Kusmiyanti, Richa Dwi. ”Analisis Perbandingan Pembobotan Simple Multi


Attribute Rating Technique Menggunakan Teknik Analytic Hierarchy
Process Sebagai Pengambilan Keputusan Wilayah Penghasil Kelapa Sawit” ,
2016.

Kusmiyanti RD, Suliatun S, Mustakim M. “Analisis Sensitifitas Model SMART-AHP


dengan SMARTER-ROC sebagai Pengambilan Keputusan Multi Kriteria.
Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri,” Vol 19.
halaman 209-218, 2017.

42
Mariati, Rita. “Pengaruh Produksi Nasional, Konsumsi Dunia dan Harga Dunia
Terhadap Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Di Indonesia.” EPP, Vol. 6, No. 1,
halaman 30-35, 2009.

Mralczewski, J., 1999. GIS and Multicriteria Decision Analysis. New York: John
Wiley & Sons, Inc.

Mustakim. “Sensitifitas Multi-Attribute Decision Making Group dalam


Pengambilan Keputusan Pada Kasus Scoring Wilayah di Riau.” Jurnal Sains
Teknologi dan Industri, No ISSN: 2085-9902, 24 September 2014.

Pane, Nanda Eka Perkasa. “Studi Potensi Energi Baru Terbarukan Untuk
Mengatasi Defisit Pasokan Tenaga Listrik di Daerah Sumatera Utara.”
Jurnal Singuda Ensikom, Vol.14, halaman 1-6, 2016.

Papilo, Petir. “Briket Pelepah Kelapa Sawit Sebagai Sumber Energi Alternatif
Yang Bernilai Ekonomis dan Ramah Lingkungan.” Jurnal Sains Teknologi
dan Industri, Vol. 9, halaman 67-78, 2012.

PT Perkebunan Nusantara V “Limbah Sawit Bisa Dimanfaatkan jadi Sumber


Energi Terbarukan” Diakses tanggal 2 Mei 2019, www.ptpn5.com.

43
LAMPIRAN A
SURAT KETERANGAN TELAH MENYELESAIKAN
KERJA PRAKTEK
LAMPIRAN A

SURAT KETERANGAN TELAH MENYELESAIKAN KERJA PRAKTEK


LAMPIRAN B
SURAT KETERANGAN TELAH MENYELESAIKAN
WAWANCARA
LAMPIRAN C
HASIL WAWANCARA
LAMPIRAN C

HASIL WAWANCARA

Tema : Seputar Pengembangan Energi Terbarukan dari Limbah Kelapa


Sawit di PT. Perkebunan Nusantara V
Informan : Herizalno
Jabatan : Kepala Sub Bagian Pengkajian
Lokasi : Pekanbaru, Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara V
Hari/Tgl : Rabu, 17 Juli 2019

1. Bagaimana kondisi perkebunan kelapa sawit milik PT. Perkebunan


Nusantara V di Provinsi Riau?
PT. Perkebunan Nusantara V memiliki 20 lahan perkebunan dan 12 pabrik
kelapa sawit yang tersebar di 13 kecamatan dari 5 kabupaten di Provinsi
Riau, diantaranya adalah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Rokan Hilir,
Indragiri Hulu dan Siak.
2. Bagaimana penanganan terhadap limbah pabrik pengolahan kelapa sawit
tersebut agar tidak mencemari lingkungan?
Limbah pabrik pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi limbah padat dan
limbah cair, limbah padat digunakan sebagai bahan bakar boiler pada
pabrik kelapa sawit itu sendiri dan beberapa diantaranya diangkut lagi ke
kebun untuk dijadikan pupuk, sedangkan limbah cair mengandung zat
metan yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit energi listrik
terbarukan, hanya saja untuk saat ini hanya ada 3 pabrik yang sudah
dilakukan pengembangan energi terbarukan dari limbah kelapa sawit, 2
diantaranya masih dalam proses instalasi dan perencanaan, selain itu
limbah cair pabrik kelapa sawit juga bisa digunakan sebagai sebagai
tambahan pupuk pada perkebunan kelapa sawit melalui proses land
application.
3. Terkait pengembangan energi terbarukan dari limbah kelapa sawit, faktor
apa saja yang berpengaruh dalam menentukan wilayah yang berpotensi
untuk dilakukan pengembangan?
Faktor yang paling berpengaruh tentu saja ketersediaan bahan baku dan
pemanfaatan energi tersebut.
4. Sejauh ini dalam menetukan wilayah potensial pengembangan energi
terbarukan dari limbah kelapa sawit ini apakah sudah pernah dianalisa
menggunakan algoritma pendukung keputusan pak?
Belum pernah, hanya ditentukan berdasarkan keadaan lapangan saja.
5. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada 6 kriteria yang digunakan dalam
merankingkan wilayah potensial penghasil kelapa sawit di Provinsi Riau
diantaranya yaitu jumlah desa, jumlah penduduk, kepadatan penduduk,
luas sektor perkebunan, hasil produksi perkebunan dan jumlah pabrik
kelapa sawit. Menurut bapak apakah kriteria tersebut bisa digunakan juga
untuk merankingkan wilayah potensial pengembangan energi terbarukan
dari limbah kelapa sawit?
Bisa saja, tapi untuk kasus pengembangan energi terbarukan dari limbah
kelapa sawit lebih baik jika ditambah satu kriteria lagi yaitu kapasitas
pabrik kelapa sawit, hal ini dikarenakan kapasitas olah dari masing-masing
pabrik berbeda-beda sehingga berpengaruk juga pada banyaknya limbah
yang dihasilkan pabrik tersebut.
6. Dalam penelitian yang akan saya lakukan untuk menganalisa tentang
wilayah potensial pengembangan energi terbarukan dari limbah kelapa
sawit menggunakan algoritma pendukung keputusan SMARTER-ROC ini
membutuhkan perangkingan dari 7 kriteria yang sudah ditentukan
sebelumnya, menurut bapak bagaimana urutan kriteria yang tepat yang
ditentukan berdasarkan tingkat kepentingannya?
1) Jumlah Pabrik Kelapa Sawit
2) Kapasitas Pabrik Kelapa Sawit
3) Hasil Produksi Perkebunan
4) Luas Sektor Perkebunan
5) Kepadatan Penduduk
6) Jumlah Penduduk
7) Jumlah Desa

LAMPIRAN D
DOKUMENTASI
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI

1. Ruang Kerja Bagian Perencanaan Strategis


2. Proses Wawancara
3. Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktek

Anda mungkin juga menyukai