Anda di halaman 1dari 3

RESUME MSDM

Keunggulan kompetitif perusahaan bisa dibentuk melalui berbagai cara seperti


menciptakan produk dengan desain yang unik, penggunaan teknologi , desain organisasi dan
utilisasi sumber daya manusia. Pengelolaan organisasi atau perusahaan untuk membentuk
keunggulan bersaing melalui cara –cara seperti itu, dimasa yang akan datang, akan menjadi
tema penting bagi manajemen, disebabkan perubahan lingkungan ekonomi, politik, dan
teknologi yang cepat dan efek persaingan global, yang pada akhirnya bermuara pada
perubahan kebutuhan bisnis. Perubahan kebutuhan bisnis adalah perubahan terhadap kualitas
produk , desain produk dan kualitas pelayanan.

Oleh sebab itu, konsep tentang keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing
merupakan salah satu fokus perhatian yang penting dari manajemen , sebagai upaya
meletakkan organisasi atau perubahan pada posisi persaingan pasar yang lebih kuat melalui
kompetensi organisasi yang khas ( distinctive competence ) dibandingkan dengan kompetensi
yang dimiliki perusahaan –perusahaan pesaing.

Dalam kaitan dengan keunggulan bersaing melalui utilisasi SDM, peran MSDM
dalam konteks penciptaan keunggulan bersaing itu adalah, meningkatkan kualitas kontribusi
semua orang dalam organisasi dengan membagikan sumber-sumber dukungan (fasilitas,
kompensasi) kepada mereka agar perusahaan mampu merespons perubahan tuntutan pasar
secara efektif. Dengan demikian MSDM melalui peran manajer SDM, manajer lini dan para
profesional SDM, harus mampu mempersiapkan, mengelola dan mempertahankan SDM yang
memiliki kemampuan dan komitmen yang tinggi agar mereka mampu memberikan kontribusi
secara optimal terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Terdapat 10 pilar keunggulan yang dimiliki oleh organisasi perusahaan, yaitu: Setiap
karyawan memdapatkan kegembiraan dalam bekerja; Selalu mempunyai keyakinan untuk
memiliki yang terbaik dalam bidang pekerjaan atau usaha dalam organisasi; Semua tenaga
kerja dalam organisasi perusahaan harus kreatif sda inovatif; Semua tenaga kerja wajib
memperhatikan hal yang detail dari setiap pekerjaannya; Menganggap dan meyakini bahwa
manusia penting sebagai individu yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan; Karyawan harus
mempunyai kualitas yang tinggi dalam bekerja; Sangat mendukung terciptanya hubungan
informal untuk menciptakan alur komunikasi dalam organisasi perusahaan; Sangat penting
untuk mencapai pertumbuhan secara ekonomis dan laba usaha; Mempertahankan prinsip
Hand-On Management; dan Adanya sebuah falsafah.

Pendekatan Boston Consulting Group (BCG) adalah salah satu pendekatan yang
digunakan dalam menganalisa manajemen sumberdaya manusia dengan menggunakan 2
dimensi, yaitu:

1. Pendekatan dari aspek produktivitas kerja/kinerja karyawan


2. Potensi pengembangan

Dari dua dimensi poin di atas, maka posisi organisasi perusahaan berada pada 4 posisi
yang nantinya akan diketahui apa kelemahan yang terjadi pada perusahaan dan strategi apa
yang sebaiknya dilakukan untuk diterapkan pada masa yang akan datang. Ada 4 posisi
perusahaan tersebut adalah sebagai berikut yaitu:

a. Kuda Kerja
Perusahaan yang berada pada posisi Kuda Kerja dimaksudkan bahwa posisi
perusahaan berada pada kondisi yang sulit karena pada posisi ini kinerja karyawan
mempunyai hasil kerja yang tinggi namun jika ditinjau dari pengembangan potensinya
di masa datang sangat rendah. Perusahaan yang berada pada kondisi Kuda Kerja
mempunyai beberapa ciri yaitu: Kinerja karyawan pada posisi tinggi, Potensi
pengembangan karyawan. Strategi yang sebaiknya dilakukan perusahaan antara lain:
Melakukan pelatihan dan pendidikan pada hal yang perlu saja, penghematan biaya
yang efektif dan perencanaan sumber daya manusia jangka panjang.
b. Dead Wood
Posisi perusahaan pada posisi Dead Wood memperlihatkan kinerja karyawan rendah
demikian juga potensi pengembangannya. Kondisi ini akan membuat perusahaan
tidak pernah unggul, tidak pernah punya kinerja tinggi dan akhirnya membawa
perusahaan pada kebangkrutan.
c. Problem Employment
Kondisi perusahaan pada posisi Problem Employment dimana karyawan berada pada
kinerja karyawan rendah namun sebaliknya potensi pengembangan karyawan tinggi.
Adapun ciri khas perusahaan yang berada pada posisi ini yaitu: Tingkat kinerja
karyawan dapat dikatakan rendah, potensi pengembangan karyawan dikategorikan
tinggi. Sedangkan strategi yang dapat diambil untuk mengatasi hal tersebut adalah:
Penekanan pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya, penempatan karyawan
berdasarkan “The Right Man in the Right Place” dan melakukan kegiatan konsultasi
bagi karyawan yang mempunyai problem kerja.
d. Star
Posisi organisasi perusahaan yang berada pada posisi Star menunjukan kinerja
karyawan tinggi dan potensi pengembangan karyawan juga besar. Adapun ciri-ciri
perusahaan yang berada pada posisi Star yaitu : Karyawan mempunyai kinerja yang
tinggi, potensi pengembangan karyawan tinggi, kebijakan perusahaan adalah
mempertahankan karyawan dengan kompensasi yang sesuai, mempersiapkan karir
karyawan yang sifatnya sebagai motivasi semangat kerja, hanya memperkerjakan
karyawan yang professional dan terbaik dan pengakuan atas prestasi karyawan berupa
reward.

Dari keempat posisi perusahaan diatas, maka dapat dikatakan kondisi yang terbaik
bagi perusahaan adalah berada pada posisi Star. Dimana posisi ini akan dapat mendukung
perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis, yang para karyawannya selalu inovatif

Sebagai contoh pada kantor Camat Bengkalis, dalam keorganisasian kepegawaian di


kantor camat Bengkalis diisi dengan para pekerja yang memang handal dan sesuai di
bidangnya.

CAMAT

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKCAM

SUB. BAGIAN PENYUSUNAN SUB. BAGIAN


PROGRAM UMUM KEUANGAN DAN
DANKEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN

SEKSI TATA SEKSI PMD SEKSI PELAYANAN SEKSI TRANTIB SEKSI


PEMERINTAHAN UMUM KESOSBUD

Berdasarkan dari struktur organisasi di atas dapat dilihat penempatan orangnya yang
sesuai dengan job desk yang bersangkutan sehingga ini merupakan salah satu strategi yang
dapat menempatkan posisi perusahaan/kantor pada posisi Star.

Anda mungkin juga menyukai