Teori Keperawatan Pender Kel.1
Teori Keperawatan Pender Kel.1
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
- DEA PUTRI CYLCIA
- EUPORIA RIZKI AMELIA
- RANITA ZULINDA PUTRI
- TIA LUTPIA ANGGRAINI
- VINA SETIANI
Puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Agama Dan Manusia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Asmawati, s.Kep., M.Kep pada mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang teori keperawatan pender bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asmawati, s.Kep., M.Kep
selaku dosen Konsep Dasar Keperawatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Untuk memperoleh gambaran nursing theory dari model promosi kesehatan
dari Nola J. Pender dalam lingkup layanan keperawatan.
2. Untuk mengetahui latar belakang teori, konsep, asumsi serta penerimaan
teori Nola J. Pender
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Nola J. Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig, Michigan.
Keterkaitan pada keperawatan bermula dari Nola J. Pender berusia 7 tahun,
pada saat mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan keperawatan
pada bibinya di rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan
kepada orang lain dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia
yakini sebagai profesi yang menolong orang lain. Pada tahun 1962 merai
gelar diploma keperawatan dan selanjutnya diterima bekerja di unit beda RS
Michigan. Tahun 1964, merai gelar BSN di Universitas State Michigan di
East Lansig, dan gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan di
Universitas Michigan di raih pada tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang
psikologi dan pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas Nort Westren di
Evanston, IIIinois. Pemihakannya dengan Albert Pender seorang asisten
professor di bidang bisnis dan ekonomi memberikan informasi menghasilkan
sebuah tulisan tentang keperawatan dalam prepektif ekonomi. Tahun 1975,
Dr. Pender mempublikasikan model konseptual kesehatan preventif. Dasar
studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan
kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut
mengidentifikasikan faktor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan. Pada
tahun 1982, edisi pertama promosi optimal tentang kesehatan pertama kali
diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996 yang memuat model
promosi kesehatan dan di presentasikan.
3
suatu bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini terjadi
dalam suatu bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang menitik beratkan
pada paradigma kesehatan dan keperawatan yang lebih holistik dalam
memandang sebuah penyakit dan berbagai gejala penyebabnya, bukan
sebagai fokus pelayanan kesehatan saja. Pada perubahan paradigama inilah
yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci dalam berbagai peran dan
fungsinya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Hampir semua lapisan
dibidang pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan promosi dan
preventif (pencegahan) kesehatan dilakukan oleh para perawat. Oleh karena
adanya promosi dan preventif kesehatan yang cenderung dilakukan dan
diupayakan oleh perawat inilah lahir sebuah teori dan modal konseptual dari
Nola J. Pender yang berjudul “Health Promotion Model” atau Model Promosi
Kesehatan.
Model promosi kesehatan ini merupakan sebuah teori yang
menggabungkan 2 teori yaitu Teori Nilai Harapan (Expectancy value) dan
Teori kognitif Social (Social Cognitive). Teori Pender tentang model promosi
kesehatan ini konsisten dan berfokus pada pentingnya promosi dan
pencegahan kesehatan untuk dilakukan guna peningkatan kesehatan klien
atau masyarakat yang lebih baik dan optimal. Berikut ini penjelasan mengenai
2 teori yang menjadi komponen terbentuknya teori model promosi kesehatan:
1) Teori Nilai Harapan (Expectancy value theory)
Menurut teori ini, perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi
bersifat, rasional atau ekonomi. Secara rasional individu akan bertindak
sebagaimana mestinya dalam mencapai sebuah apa yang mereka inginkan,
dan juga mereka cenderung akan mempertahankannya ketika keinginan
tersebut telah dicapai, yaitu dengan cara :
- Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai
personal yang positif.
- Peningkatan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil
yang dinginkan, individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan yang
4
tidak berguna dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu tidak akan
melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya
jika dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut dicapainya.
2) Teori Kognitif Sosial
Teori ini lebih cenderung sebagai model interaksi antara individu dengan
lingkungan, individu lain yang melibatkan perilaku sebagai suatu hal
yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam teori ini
setiap individu harus mampu mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang lebih dalam membina hubungan dengan lingkungan
sekitar untuk mendukung proses adaptif, sehingga hal ini mampu menjadi
pencegahan dan promosi kesehatan yang dapat delakukan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya sakit.
Dalam HPM, self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh activity related
affect. Makin positif affect, makin besar persepsi eficacynya, sebaliknya self
efficacy mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy yang tinggi akan
mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku yang
ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara
langsung dengan harapan efficacy dan secara tidak langsung dengan
mempengaruhi hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana
tindakan.
Pengaruh Yang Ditimbulkan Oleh Suatu Aktivitas(Activity-related Affect)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku,
disasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat
ringan,sedang atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan didalam
memori dan dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya.
Respon-respon afektif terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen
yaitu:
Activity-related, yaitu emosional yang muncul terhadap tindakan itu
sendiri
Self-related, yaitu menindaki diri sendiri
Context-related, yaitu lingkungan dimana tindakan itu terjadi.
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan memengaruhi apakah
individu akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku
lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai
determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang
berhubungan dengan afek positif kemungkinan akan diulang dan yang
negative kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan
perasaan positif dan negative. Dengan demikian, keseimbangan di antara afek
12
positif dan negative saat sebelum dan setelah perilaku tersebut merupakan hal
yang penting untuk diketahui.
Activity-related Affect ii berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap
lebih mencerminkan sikap yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen.
Dimensi evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi afektif pada
hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada respon terhadap sifat stimulus
perilaku itu sendiri. Untuk beberapa perilaku yang diberikan, rentang penuh
dari perasaan negative dan positif harus diuraikan shingga keduanya dapat
diukur secra akurat. Dalam beberapa instrument untuk mengukur afek,
perasaan negative diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan positif. Hal
ini tidak mengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi telah diteliti
lebih banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang.
Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara self-efficacy dan
activity related affect.
Mc. Aulay dan Courneya menemukkan bahwa respon afek positif saat
latihan merupakan predictor yang penting terhadap Efficacy setelah latihan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional dan
pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku
berperan sebagai sumber informasi efficacy. Dengan demikian, activity-
related. Affect dikatakan memengaruhi perilaku kesehatan secara langsung
maupun tidak langsung melalui self-efficacy dan komitmen terhadap rencana
tindakan.
Pengaruh Interpersonal (Interpersonal Influences)
Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai
perilaku, kepercayaan ataupun sikap terhadap orang lain. kesadaran ini bisa
atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh
interpersonal pada perilaku promosi kesehatan adalah (orang tua dan saudara
kandung), teman,dan petugas perawat kesehatan. Pengaruh interpersonal
meliputi norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan social dan
13
modeling(pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang).
Tiga proses interpersonal meliputi : norma (harapan dari orang-orang yang
berarti),dukungan sosil dan modeling (pembelajaran melalui mengobservasi
perilaku khusus seseorang).Tiga proses impersonal ini pada sejumlah
penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk melaksanakan
perilaku promosi kesehatan. Norma social membentuk standar pelaksanaan
yang dapat dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan social untuk suatu
perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang
lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnya dari perilaku
kesehatan dan merupakan strategi yang penting bagi perubahan perilaku
dalam teori kognitif social. Pengaruh interpersonal memengaruhi perilaku
promosi kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui tekanan
social atau dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan.
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan,
contoh pujian orang lain. namun, diberikan motivasi yang cukup untuk
berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengaruh interpersonal,
individu mungkin akan melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan
pujian dan dukungan social bagi mereka.
Pengaruh situasional (Situasional Influences)
Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau
keadaan dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku. Pengaruh
situasi pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan
yang ada, kharakteristik prmintaan,dan ciri-ciri estetik dari suatu
lingkungan dimana perilaku tersebut dilakukan. Individu tertarik dan lebih
kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan
yang mereka rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok,
lingkungan yang berhubungan dari pada yang asing, lingkungan yang
aman dan meyakinkan dari pada lingkungan yang tidak aman dan
mengancam. Lingkungan yang menarik juga lebih diinginkan untuk
melaksanakan perilaku kesehatan.
14
Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai
pengaruh langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi
dapat secara langsung mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu
lingkungan yang diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan
tinakan. Sebagai contoh, suatu lingkungan yang ditulis dilarang merokok
dilingkungan tersebut seperti yang diminta. Kedua situasi ini mendukung
komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh situasional telah
memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya dan dapat
diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting bagi
perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam
megembangkan strategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi
penerimaan dan pemahaman perilaku kesehatan.
15
merupakan kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut bahwa
perencanaan tindakan (POA) yang dikembangkan oleh perawat dank
lien akan sukses di implementasikan. Tanggung jawab sendiri tanpa
strategi-strategi dari teman sejawat sering menghasilkan tujuan yang
baik namun gagal membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.
5) Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-pilihan
Hal ini merujuk pada alternative perilaku yang memaksakan ke dalam
kebingungan sebagai bagian dari yang mungkin terjadi sebelumnya dan
segera diharapkan menjadi perilaku prmosi kesehatan yang
direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku
alternative dimana dimana individu relative memiliki level control yang
rendh karena ketrgantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau
tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap
suatu kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk
diri sendiri atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi
dipandang sebagai alternative perilaku dengan kekuatan penuh yang
bersifat lebih yang mana individu relative menggunakan level control
yang tinggi. Mereka dapat mengeluarkan perilaku promosi kesehatan
dan setuju menjadi perilaku kompetisi. Tingkat dimana individu mampu
melawan pilihan kompetisi. Tingkat dimana individu mampu melawan
pilihan kompetensi tergantung pada kemampuannya menjadi pengatur
diri. Contoh dari “memberi” pilih kompetisi adalah memilih makanan
tinggi lemak dari pada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan,
mengemudi dengan melewati pusat rekreasi, selalu berlatih berhenti di
mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripad
berolahraga). Kedua kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu
rencana tindakan yang salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan
kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang harus dibawa oleh individu
dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan
16
eksternal atau hasil yag tidak baik dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat
berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena pilihan
kompetisis adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan
yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang
positif. Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung
perhatian dan menghindari ganguan. Beberapa individu dapat
mempengaruhi perkembngan atau secara bilogis menjadi lebih mudah
dipengaruhi selama tindakan daripada yang lain. hambatan pilihan
kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri. Didalam
HPM, kebutuhan kompetisi denga segera dan pilihan secara langsung
mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan
sebagaimana pengertian tanggung jawab modera.
6) Perilaku Promosi Kesehatan
Variable pada model ini telah ditujukan secara ektensif melalui buku
sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku
promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM.
Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada
akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai kesehatan yang
positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan khususnya ketika
berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua aspek
kehidupan, menghasilakan pengalaman kesehatan yang positif
disepanjang proses kehidupan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan memiliki peran untuk membantu klien termasuk memberi
pendidikan kesehatan, sehingga mereka memiliki perilaku baru yang dapat
memberikan dampak positif untuk kelangsungan hidupnya. Model promosi
kesehatan oleh Nola J. Pender dengan menggabungkan dua teori yaitu teori
Nilai Pengharapan (Expectancy Value) dan teori Pembelajaran Sosial ( Social
kognitive theory) yang memandang promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit sebagai suatu yang logis dan ekonomis.
Model promosi kesehatan memandang klien sebagai manusia yang
memiliki fungsi yang holistic yang selalu berinteraksi dengan lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan dapat mempengaruhi perilaku yang ditampilkan
oleh klien. Pengembangan perilaku baru yang diinginkan dapat dipelajari dari
pengalaman orang lain.
Model promosi kesehatan memiliki asumsi bahwa manusia selalu
mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup sehingga mereka dapat
mengekpresikan keunikannya. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan dilihat
dengan memperhatikan perilaku sebelumnya, karena perilaku tersebut
memberikan efek secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku
promosi kesehatan yang akan dipilih.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan bagi siapapun yang memerlukan
informasi terkait isi makalah ini. Dengan tersusunnya makalah tentang
“Health Promotion Model” atau model promosi kesehatan olej Nola J. Pender
ini, maka kami berharap makalah ini mendapatkan kritik membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
Nola J. Pender.(1996).Health Promotion in Nursing Practice.USA:A
19