Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


TEORI KEPERAWATAN PENDER

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
- DEA PUTRI CYLCIA
- EUPORIA RIZKI AMELIA
- RANITA ZULINDA PUTRI
- TIA LUTPIA ANGGRAINI
- VINA SETIANI

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI S.TR KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Agama Dan Manusia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ibu Asmawati, s.Kep., M.Kep pada mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang teori keperawatan pender bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Asmawati, s.Kep., M.Kep
selaku dosen Konsep Dasar Keperawatan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 30 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3
2.1. Sejarah Teori Nola J. Pender ............................................................. 3
2.2. Konsep Utama Nola J. Pender ........................................................... 3
2.3. Asumsi Dasar Dari Promosi Kesehatan ............................................. 5
2.4. Proposisi Model Promosi Kesehatan ................................................. 6
2.5. Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM) ......................................... 7
2.6. Konteks Penggunaan dan Implikasi Keperawatan ............................ 8
2.7. Penjelasan Model HPM Pender ......................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tujuan pokok dalam pembangunan kesehatan adalah
peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat mengatasi sendiri
masalah kesehatan sederhana terutama melalui upaya peningkatan,
pencegahan dan penyembuhan. Peningkatan derajat kesehatan yang terdiri
dari strategi yang dihubungkan dengan gaya hidup individu dan pilihan
sendiri ;antara lain aktivitas fisik dan latihan fisik, nutrisi, tembakau, alkohol
dan obat terlarang lainnya. Rencana keluarga, kesehatan mental dan
kerusakan mental, emosi dan ketergantungan obat-obatan serta pendidikan
dan program berdasarkan komunikasi. Tujuan itu akan dicapai antara lain
melalui peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan.Hidup sehat
merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin meningkat, walaupun pada
kenyataanya derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih belum sesuai
dengan harapan. Sementara itu pemerintah telah mencanangkan Indonesia
Sehat, yang merupakan paradigma baru yaitu paradigma sehat, yang salah
satunya menekankan pendekatan dan preventif dan mengatasi permasalahan
di masyarakat. Terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan
kesehatan dan model medical yang menitik beratkan pada pelayanan pada
diagnosis dan pengobatan paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat
penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan.
Perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif kearah promitif dan
peventif ini telah di respon oleh ahli teori keperawatan Nola J. Pender dengan
menghasilkan karya tentang “Health Promotion Model” atau ,Model Promosi
Kesehatan. Dalam makalah ini akan dikemukakan tentang Model Promosi
Kesehatan Nola J. Pender serta komponen paradigma keperawatan tentang
model promosi kesehatan.

1
1.2 Tujuan
1. Untuk memperoleh gambaran nursing theory dari model promosi kesehatan
dari Nola J. Pender dalam lingkup layanan keperawatan.
2. Untuk mengetahui latar belakang teori, konsep, asumsi serta penerimaan
teori Nola J. Pender

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah latar belakang teori Nola J. Pender?
2. Apa saja konsep-konsep utama dari teori Nola J. Pender?
3.  Apa saja asumsi-asumsi utama keperawatan dari teori Nola J. Pender?
4.  Apa saja penegasan-penegasan yang ada dalam teori Nola J. Pender?
5.  Bagaimana penerimaan teori Nola J. Pender oleh komunitas keperawatan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah
Nola J. Pender dilahirkan tanggal 16 Agustus 1941 di Lansig, Michigan.
Keterkaitan pada keperawatan bermula dari Nola J. Pender berusia 7 tahun,
pada saat mengamati para perawat yang sedang memberi asuhan keperawatan
pada bibinya di rumah sakit. Keinginannya untuk memberikan perawatan
kepada orang lain dikembangkan melalui pengalaman dan pendidikan yang ia
yakini sebagai profesi yang menolong orang lain. Pada tahun 1962 merai
gelar diploma keperawatan dan selanjutnya diterima bekerja di unit beda RS
Michigan. Tahun 1964, merai gelar BSN di Universitas State Michigan di
East Lansig, dan gelar MA pada bidang pertumbuhan dan perkembangan di
Universitas Michigan di raih pada tahun 1965. Gelar Ph.D di bidang
psikologi dan pendidikan diraih tahun 1969 dari Universitas Nort Westren di
Evanston, IIIinois. Pemihakannya dengan Albert Pender seorang asisten
professor di bidang bisnis dan ekonomi memberikan informasi menghasilkan
sebuah tulisan tentang keperawatan dalam prepektif ekonomi. Tahun 1975,
Dr. Pender mempublikasikan model konseptual kesehatan preventif. Dasar
studinya adalah bagaimana individu membuat keputusan tentang perawatan
kesehatan mereka sendiri dalam konteks keperawatan. Artikel tersebut
mengidentifikasikan faktor-faktor yang ditemukan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan yang diperlukan individu dalam pencegahan. Pada
tahun 1982, edisi pertama promosi optimal tentang kesehatan pertama kali
diterbitkan tahun 1987 dan mengalami revisi tahun 1996 yang memuat model
promosi kesehatan dan di presentasikan.

2.2 Konsep Utama Teori Nola J. Pender


Teori model konseptual Nola J. Pender di latar belakangi oleh adanya

3
suatu bentuk pergeseran paradigma, dimana pergeseran paradigma ini terjadi
dalam suatu bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang menitik beratkan
pada paradigma kesehatan dan keperawatan yang lebih holistik dalam
memandang sebuah penyakit dan berbagai gejala penyebabnya, bukan
sebagai fokus pelayanan kesehatan saja. Pada perubahan paradigama inilah
yang menjadikan perawat sebagai posisi kunci dalam berbagai peran dan
fungsinya dalam melakukan pelayanan kesehatan. Hampir semua lapisan
dibidang pelayanan kesehatan dalam melakukan pelayanan promosi dan
preventif (pencegahan) kesehatan dilakukan oleh para perawat. Oleh karena
adanya promosi dan preventif kesehatan yang cenderung dilakukan dan
diupayakan oleh perawat inilah lahir sebuah teori dan modal konseptual dari
Nola J. Pender yang berjudul “Health Promotion Model” atau Model Promosi
Kesehatan.
Model promosi kesehatan ini merupakan sebuah teori yang
menggabungkan 2 teori yaitu Teori Nilai Harapan (Expectancy value) dan
Teori kognitif Social (Social Cognitive). Teori Pender tentang model promosi
kesehatan ini konsisten dan berfokus pada pentingnya promosi dan
pencegahan kesehatan untuk dilakukan guna peningkatan kesehatan klien
atau masyarakat yang lebih baik dan optimal. Berikut ini penjelasan mengenai
2 teori yang menjadi komponen terbentuknya teori model promosi kesehatan:
1) Teori Nilai Harapan (Expectancy value theory)
Menurut teori ini, perilaku sehat klien maupun individu secara pribadi
bersifat, rasional atau ekonomi. Secara rasional individu akan bertindak
sebagaimana mestinya dalam mencapai sebuah apa yang mereka inginkan,
dan juga mereka cenderung akan mempertahankannya ketika keinginan
tersebut telah dicapai, yaitu dengan cara :
- Meningkatkan hasil yang ingin dicapai yang disebut sebagai nilai
personal yang positif.
- Peningkatan berdasarkan informasi yang tersedia untuk mencapai hasil
yang dinginkan, individu tidak akan melakukan sesuatu tindakan yang
4
tidak berguna dan tidak bernilai bagi dirinya. Individu tidak akan
melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut menarik bagi dirinya
jika dirasakan tidak mungkin kegiatan tersebut dicapainya.
2) Teori Kognitif Sosial
Teori ini lebih cenderung sebagai model interaksi antara individu dengan
lingkungan, individu lain yang melibatkan perilaku sebagai suatu hal
yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam teori ini
setiap individu harus mampu mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang lebih dalam membina hubungan dengan lingkungan
sekitar untuk mendukung proses adaptif, sehingga hal ini mampu menjadi
pencegahan dan promosi kesehatan yang dapat delakukan untuk
menghindari kemungkinan terjadinya sakit.

2.3 Asumsi Dasar Dari Promosi Kesehatan


Pender(1996) menyatakan asumsi dasar HPM adalah manusia, lingkungan,
dan kesehatan yaitu sebagai berikut :
1) Manusia mencoba menciptakan kondisi kehidupannya melalui apa yang
bisa mereka nyatakan dalam kesehatan mereka yang potensial.
2) Manusia memiliki kapasitas untuk merefleksikan kesadaran diri, termasuk
penilaian mereka terhadap kemampuan yang dimiliki.
3)    Pertumbuhan nilai manusia diperlihatkan sebagai bentuk positif dan
usaha untuk mencapai keseimbangan personal yang dapat diterima antara
perubahan dan stabilitas.
4)    Individu megusahakan pengaturan yang efektif terhadap perilakunya.
5)    Individual secara kompleksitas biopsikososial berinteraksi dengan
lingkungan, perubahan lingkungan yang progresif akan terjadi sepanjang
masa.
6)    Rekonfigurasi yang dimulai oleh diri sendiri merupakan pola interaktif
antara manusia dan lingkungan sangat esensial untuk perubahan perilaku.
7)    Pembentukan kembali konsep dari manusia dengan lingkungan adalah
5
penting untuk perilaku

2.4 Proposisi Model Promosi Kesehatan


1) Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh mempengaruhi
kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.
2) Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan
keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
3)    Rintangan yang disarankan dapat menjadi penghambat kesanggupan
melakukan tindakan, suatu mediator perilaku sebagiamana perilaku
nyata.
4)    Promosi atau suatu pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk
melakukan tindakan dan perubahan dari perilaku.
5)    Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada
perilaku kesehatan spesifik.
6)    Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat
menambah hasil positif.
7)    Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan
perilaku, maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.
8)    Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku
itu menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung
perilaku yang sudah ada.
9)    Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber
interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah atau
mengurangi keinginan untuk perperilaku promosi kesehatan.
10)  Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal padat menambah atau
mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi
kesehatan.
11)  Komitmen tersebut pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih
memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka
waktu yang lama.
6
12)  Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang meunjukkan
perilaku yang diharapkan ketika seseorang mempunyai kontrol yang
sedikit dan kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia. Komitmen pada
rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang diharapkan ketika
tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada perilaku
yang diharapkan.
13)  Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan
lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan kesehatan.

2.5 Revisi Model Promosi Kesehatan (HPM)


1) Sikap yang berhubungan dengan aktifitas
Setiap manusia mempunyai karakteristik yang unik dan pengalaman yang
dapat mempengaruhi tindakannya, karakteristik individu atau aspek
pangalaman dahulu lebih fleksibel sebagai variabel karena lebih relevan
para perilaku kesehatan utama atau sasaran populasi utama.
2) Komitmen rencana tindakan
Proses kognitif yang mendasar adanya rencana tindakan diantaranya :
a) Komitmen untuk melaksanakan tindakan spesifik sesuai waktu dan
tempat dengan orang-orang tertentu atau sediri dengan mengabaikan
persaingan.
b)    Identifikasi strategi tertentu untuk mendapatkan, melaksanakan atau
penguatan terhadap perilaku.
Rencana kegiatan dikembangkan oleh perawat dan klien dengan
pelaksanaan yang sukses, misalnya strategi dengan kontrak yang disetujui
bersama-sama di mana satu kelompok lain memberi nyata atau penguatan jika
komitmen itu didukung. Komitmen sendiri tanpa strategi yang berhubungan
saling menghasilkan tujuan baik tetapi gagal dalam membentuk suatu nilai
perilaku kesehatan.
3) Kebutuhan Yang Mendesak
Kebutuhan mendesak pilihan menjadi perilaku alternative yang
7
mendesak masuk ke dalam kesadaran sehingga tindakan yang mungkin
dilakukan segera sebelum kejadian terjadi (suatu rencana perilaku
promosi kesehatan). Perilaku alternative ini menjadikan individu dalam
kontrol rendah. Karena lingkungan tak terduga seperti kerja atau
tanggung jawab merawat keluarga. Kegagalan merespon permintaan
berakibat tidak menguntukan bagi diri atau orang lain. Pilihan
permintaan sebagai perilaku alternative dengan penguatan di mana
individu mempunyai level kontrol yang tinggi. Misalnya memilih
makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena pilihan rasa, bau
atau selera. Permintaan yang mendesak dibedakan dari hambatan di mana
individu seharusnya melaksanakan suatu alternative perilaku berdasarkan
permintaan eksternal yang tidak disangka atau hasil yang tidak sesuai.

2.6 Konteks Untuk Penggunaan Dalam Implikasi Keperawatan


Layanan promosi kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kesehatan
populasi di mana-mana. Perlu dicatat bahwa orang dari segala usia bisa
mendapatkan keuntungan dari promosi kesehatan. Yang harus disampaikan di
mana orang menghabiskan banyak waktu mereka (misalnya sekolah dan
tempat kerja). Perawat dapat mengembangkan dan melaksanakan intervensi
promosi kesehatan kepada individu, kelompok, dan keluarga di sekolah, pusat
perawatan, pengaturan kesehatan kerja dan masyarakat pada umumnya.
Perawat harus bekerja kearah pemberdayaan untuk perawatan diri dan
meningkatkan kapasitas klien untuk perawatan diri melalui pendidikan dan
pengembangan.
 Bagan Model Konseptual
Bagan ini bergerak menuju pemahaman multi fungsi dari sifat alami
seseorang yang berhubungan dengan hubungan interpersonal alami mereka
dan berinteraksi dengan lingkungan fisik saat mereka memiliki
pengalaman terhadap kesehatan. Karena model ini, perawat memiliki
kemajuan dalam pendekatan kesehatan kepada mereka, menangani tidak
8
hanya sisi kuratif, tetapi juga sebagai pencegahan penyakit dan promosi
kesejahteraan. Aplikasi dari teori ini dalah bervariasi dan subtansif.

2.7 Penjelasan Model HPM Pender


1. Karateristik dan pengalaman individu :
a. Perilaku sebelumnya mempunyai pengaruh langsung atau tidak
langsung dalam pelaksanaan perilaku promosi kesehatan, yaitu:
 Pengaruh tidak langsung adalah melalui persepsi pada self efficacy,
manfaat, hambatan dan pengaruhi positif atau negative dari
perilaku baik sebelum, saat itu ataupun setelah perilaku tersebut
dilaksanakan akan dimasukan kembali saat akan melakukan
perilaku tersebut di kemudian waktu. Perawat dapat membantu
pasien membentuk suatu riwayat perilaku yang positif bagi masa
depan dengan memfokuskan pada tahap perilaku tersebut.
Membantu pasien bagaimana mengatasi rintangan dalam
melaksanakan perilaku tersebut dan meningkatkan level atau
efficacy dan pengaruh positif melalui pengalaman yang sukses dan
feed back yang positif.
 Pengaruh langsung dari perilaku masa lalu terhadap perilaku
promosi kesehatan saat ini    dapat menjadi pembentuk kebiasaan
yang mempermudah seseorang melaksanakan perilaku tersebut
secara otomatis.
b. Faktor Personal, meliputi aspek bilogis, psikologis dan social budaya.
Faktor-faktor ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dari
dibentuk secara alami oleh target perilaku.
 Faktor Biologis Personal
Termasuk dalam faktor ini adalah umur, indeks massa tubuh,
status pubertas, status menopause, kapasitas erobik, kekuatan, dan
defenisi sehat.
 Faktor Psikologis Personal
9
Variabel yang merupakan bagian dari faktor ini adalah harapan
dari, motivasi, kemampuan, personal, status kesehatan, dan
defenisi sehat.
       
 Faktor Sosial Kultural
Faktor ini meliputi suku, etnis, pendidikan, dan status ekonomi.
2. Aspek Kognisi Dan Afeksi Dari Perilaku Khusus (Behaviour-Spesific
Cognitionsand Affect)
 Manfaat Yang Dipersepsikan Terhadap Suatu Tindakan
Rencana seseorang melaksanakan perilaku tertentu tergantung pada
antisipasi terhadap manfaat atau hasil yang akan dihasilkan.
Anitisipasi terhadap manfaat merupakan representasi mental dan
konsekuensi perilaku positif. Berdasarkan teori expecting value.
 Hambatan Yang Dipersepsikan Terhadap Suatu Tindakan
Hambatan yang diantisipasikan telah secara berulang terlihat dalam
penelitian empiris, mempengaruhi intensitas untuk terlibat dalam
suatu perilaku yang nyata dan perilaku aktual yang dilaksanakan,
hambatan-hambatan ini dapat berupa imaginasi maupun nyata.
Hambatan ini terdiri atas : persepsi,mengenai ketidak tersediaan,
tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu
untuk tindakan-tindakan khsusu. Hambatan-hambatan ini sering
dilihat sebagai suatu blocks, rintang dan personal cost dari perilaku
yang di berikan. Hilangnya kepuasan dalam menghindari atau
menghilangkan perilaku-perilaku yang merusak kesehatan seperti
merokok atau makan makanan tinggi lemak untuk mengadopsi
perilaku atau gaya hidup yang lebih sehat juga dapat menjadi suatu
halangan. Halangan ini biasanya membangunkan motivasi untuk
menghindariperilaku-perilaku yang diberikan. Bila kesiapan untuk
bertindak rendah dan hambatan tinggi maka tindakan ini tidak
mungkin terjadi. Jika kesiapan untuk bertindak tinggi dan
10
hambatan rendah kemungkinan untuk melakukan tindakan lebih
besar. Barier tindakan seperti yang dilukiskan dalam HPM
mempengaruhi kesehatan secara langsung dengan bertindak
sebagai locks terhadap tindakan seperti penurunan komitmen untuk
merencanakan tindakan.
 Persepsi Terhadap Keyakinan Diri
Self efficacy seperti didefenisikan oleh Bandura adalah judgment
atau keputusan dari kapabilitas seseorang untuk mengorganisasi
dan menjalankan tindakan secara nyata. Judgment dari personal
efficacy dibedakan dari harapan yang ada dalam tujuan. Perceived
self efficacy adalah judgment dari kemampuan untuk
menyelesaikan tingkat performance yang pasti, dimana tujuannya
atau harapannya adalah suatu judgment dari suatu konsekuensi
sebanyak perilaku yang akan dihasilkan. Persepsi dari ketrampilan
dan kompetensi dalam domain Motivasi Individu untuk melibatkan
perilaku-perilaku yang mereka lalui. Perasaan efficacy dan
ketrampilan dalam perfomence seseorang sepertinya mendorong
untuk melibatkan atau menjalankan perilaku yang lebih banyak dari
pada perasaan ceroboh dan tidak terampil

Pengetahuan individu tentang self efficacy didasarkan pada 4 tipe


informasi:
1)      Pencapain perfomence dari perilaku yang dilaksanakan secara nyata
dan evaluasi perfomence yang berhubungan dengan beberapa
standard pribadi atau umpan balik yang diberikan.
2)      Pengalaman-pengalaman dan mengobsevarsi perfomence orang lain
dan hubungan dengan evaluasi dari sendiri dan upan balik pada
orang lain.
3)      Ajakan secara verbal kepada orang lain bahwa mereka mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan tindakan tertentu.
11
4)      Kondis psikologis (kecemasan, ketakutan, ketenangan) di mana
seseorang menyatakan kemampuannya.

Dalam HPM, self efficacy yang diperoleh dipengaruhi oleh activity related
affect.  Makin positif affect, makin besar persepsi eficacynya, sebaliknya self
efficacy mempengaruhi hambatan tindakan, dimana efficacy yang tinggi akan
mengurangi persepsi terhadap hambatan untuk melaksanakan perilaku yang
ditargetkan. Self efficacy memotivasi perilaku promosi kesehatan secara
langsung dengan harapan efficacy dan secara tidak  langsung dengan
mempengaruhi hambatan dan komitmen dalam melaksanakan rencana
tindakan.
 Pengaruh Yang Ditimbulkan Oleh Suatu Aktivitas(Activity-related Affect)
Perasaan subjektif muncul sebelum, saat dan setelah suatu perilaku,
disasarkan pada sifat stimulus perilaku itu sendiri. Respon afektif ini dapat
ringan,sedang atau kuat dan secara sadar di nanti, disimpan didalam
memori dan dihubungkan dengan pikiran-pikiran perilaku selanjutnya.
Respon-respon afektif terhadap perilaku khusus terdiri atas 3 komponen
yaitu:
 Activity-related, yaitu emosional yang muncul terhadap tindakan itu
sendiri
 Self-related, yaitu menindaki diri sendiri
 Context-related, yaitu lingkungan dimana tindakan itu terjadi.
Perasaan yang dihasilkan kemungkinan akan memengaruhi apakah
individu akan mengulang perilaku itu lagi atau mempertahankan perilaku
lamanya. Perasaan yang tergantung pada perilaku ini telah diteliti sebagai
determinan perilaku kesehatan pada penelitian terakhir. Perilaku yang
berhubungan dengan afek positif kemungkinan akan diulang dan yang
negative kemungkinan akan dihindari. Beberapa perilaku bisa menimbulkan
perasaan positif dan negative. Dengan demikian, keseimbangan di antara afek

12
positif dan negative saat sebelum dan setelah perilaku tersebut merupakan hal
yang penting untuk diketahui.
Activity-related Affect ii berbeda dari dimensi evaluasi terhadap sikap
lebih mencerminkan sikap yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen.
Dimensi evaluasi terhadap sikap lebih mencerminkan evaluasi afektif pada
hasil spesifik dari suatu perilaku dari pada respon terhadap sifat stimulus
perilaku itu sendiri. Untuk beberapa perilaku yang diberikan, rentang penuh
dari perasaan negative dan positif harus diuraikan shingga keduanya dapat
diukur secra akurat. Dalam beberapa instrument untuk mengukur afek,
perasaan negative diuraikan secara lebih luas dari pada perasaan positif. Hal
ini tidak mengherankan karena kecemasan, ketakutan dan depresi telah diteliti
lebih banyak dibandingkan perasaan senang, gembira dan tenang.
Berdasarkan teori kognitif social, terdapat hubungan antara self-efficacy dan
activity related affect.
Mc. Aulay dan Courneya menemukkan bahwa respon afek positif saat
latihan merupakan predictor yang penting terhadap Efficacy setelah latihan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa respon emosional dan
pengaruhnya terhadap keadaan psikologis saat melakukan suatu perilaku
berperan sebagai sumber informasi efficacy. Dengan demikian, activity-
related. Affect dikatakan memengaruhi perilaku kesehatan secara langsung
maupun tidak langsung melalui self-efficacy dan komitmen terhadap rencana
tindakan.
 Pengaruh Interpersonal (Interpersonal Influences)
Menurut HPM, pengaruh interpersonal adalah kesadaran mengenai
perilaku, kepercayaan ataupun sikap terhadap orang lain. kesadaran ini bisa
atau tidak bisa sesuai dengan kenyataan. Sumber utama pengaruh
interpersonal pada perilaku promosi kesehatan adalah (orang tua dan saudara
kandung), teman,dan petugas perawat kesehatan. Pengaruh interpersonal
meliputi norma (harapan dari orang-orang yang berarti), dukungan social dan

13
modeling(pembelajaran melalui mengobservasi perilaku khusus seseorang).
Tiga proses interpersonal meliputi : norma (harapan dari orang-orang yang
berarti),dukungan sosil dan modeling (pembelajaran melalui mengobservasi
perilaku khusus seseorang).Tiga proses impersonal ini pada sejumlah
penelitian kesehatan tampak mempredisposisi seseorang untuk melaksanakan
perilaku promosi kesehatan. Norma social membentuk standar pelaksanaan
yang dapat dipakai atau ditolak oleh individu. Dukungan social untuk suatu
perilaku menyediakan sumber-sumber dukungan yang diberikan oleh orang
lain. Modeling menggambarkan komponen berikutnya dari perilaku
kesehatan dan merupakan strategi yang penting bagi perubahan perilaku
dalam teori kognitif social. Pengaruh interpersonal memengaruhi perilaku
promosi kesehatan secara langsung maupun tidak langsung melalui tekanan
social atau dorongan untuk komitmen terhadap rencana tindakan.
Individu sangat berbeda dalam sensitivitas mereka terhadap harapan,
contoh pujian orang lain. namun, diberikan motivasi yang cukup untuk
berperilaku dalam cara yang konsisten dengan pengaruh interpersonal,
individu mungkin akan melakukan perilaku-perilaku yang akan menimbulkan
pujian dan dukungan social bagi mereka.
 Pengaruh situasional (Situasional Influences)
Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau
keadaan dapat memudahkan atau menghalangi suatu perilaku. Pengaruh
situasi pada perilaku promosi kesehatan meliputi persepsi terhadap pilihan
yang ada, kharakteristik prmintaan,dan ciri-ciri estetik dari suatu
lingkungan dimana perilaku tersebut dilakukan. Individu tertarik dan lebih
kompeten dalam perilakunya di dalam situasi atau keadaan lingkungan
yang mereka rasa lebih cocok dari pada lingkungan yang tidak cocok,
lingkungan yang berhubungan dari pada yang asing, lingkungan yang
aman dan meyakinkan dari pada lingkungan yang tidak aman dan
mengancam. Lingkungan yang menarik juga lebih diinginkan untuk
melaksanakan perilaku kesehatan.
14
Dalam HPM, pengaruh situasional telah dikemukakan sebagai
pengaruh langsung atau tidak langsung pada perilaku kesehatan. Situasi
dapat secara langsung mempengaruhi perilaku dengan menyediakan suatu
lingkungan yang diisi dengan petunjuk-petunjuk yang akan menimbulkan
tinakan. Sebagai contoh, suatu lingkungan yang ditulis dilarang merokok
dilingkungan tersebut seperti yang diminta. Kedua situasi ini mendukung
komitmen untuk tindakan kesehatan. Pengaruh situasional telah
memberikan sedikit perhatian pada penelitian HPM sebelumnya dan dapat
diteliti lebih lanjut sebagai determinan yang secara potensial penting bagi
perilaku kesehatan. Mereka dapat dipegang sebagai kunci penting dalam
megembangkan strategi baru yang lebih efektif untuk memfasilitasi
penerimaan dan pemahaman perilaku kesehatan.

3. Perilaku Yang Diharapkan


Tanggung jawab untuk merencanakan tindakan (POA) merupakan
awal dari suatu peristiwa perilaku. Tanggung jawab ini akan mendorong
individu ke arah yang diharapkan.
1) Tanggung Jawab Untuk Merencanakan Tindakan (POA)
Manusia umumnya meningkatkan perilaku berorganisasi dari pada
tidak. Kesengajaan adalah factor utama yang menetukan kemauan
berperilaku. Tanggung jawab dalam merencanakan tindakan pada HPM
yang telah direvisi menunjukkan pokok yang mendasari proses kognitif.
2) Tanggung jawab untuk melakukan tindakan yang spesifik pada waktu
dan tempat yang telah diberikan dengan orang-orang tertentu atau
secara sendirian, dengan mengabaikan pilihan berkompetensi.
3) Mengidentifikasi strategi-strategi yang menetukan untuk mendapatkan,
membawa dan memperkuat perilaku.
4) Kebutuhan mengidentifikasi strategi-strategi spesifik digunakan pada
tempat yang berbeda didalam rangkaian perilaku, kedepannya

15
merupakan kemungkinan yang disengaja dan yang lebih lanjut bahwa
perencanaan tindakan (POA) yang dikembangkan oleh perawat dank
lien akan sukses di implementasikan. Tanggung jawab sendiri tanpa
strategi-strategi dari teman sejawat sering menghasilkan tujuan yang
baik namun gagal membentuk suatu nilai perilaku kesehatan.
5) Kebutuhan Untuk Segera Berkompetisi dan Pilihan-pilihan
Hal ini merujuk pada alternative perilaku yang memaksakan ke dalam
kebingungan sebagai bagian dari yang mungkin terjadi sebelumnya dan
segera diharapkan menjadi perilaku prmosi kesehatan yang
direncanakan. Kebutuhan berkompetisi dipandang sebagai perilaku
alternative dimana dimana individu relative memiliki level control yang
rendh karena ketrgantungan terhadap lingkungan seperti bekerja atau
tanggung jawab perawatan keluarga. Kegagalan berespon terhadap
suatu kebutuhan dapat memiliki efek yang tidak menguntungkan untuk
diri sendiri atau untuk hal-hal lain yang penting. Pilihan berkompetisi
dipandang sebagai alternative perilaku dengan kekuatan penuh yang
bersifat lebih yang mana individu relative menggunakan level control
yang tinggi. Mereka dapat mengeluarkan perilaku promosi kesehatan
dan setuju menjadi perilaku kompetisi. Tingkat dimana individu mampu
melawan pilihan kompetisi. Tingkat dimana individu mampu melawan
pilihan kompetensi tergantung pada kemampuannya menjadi pengatur
diri. Contoh dari “memberi” pilih kompetisi adalah memilih makanan
tinggi lemak dari pada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan,
mengemudi dengan melewati pusat rekreasi, selalu berlatih berhenti di
mall (suatu pilihan untuk melihat-lihat atau belanja daripad
berolahraga). Kedua kompetisi dan pilihan dapat menggelincirkan suatu
rencana tindakan yang salah satunya telah dilakukan. Kebutuhan
kompetisi dapat berbeda dari rintangan yang harus dibawa oleh individu
dan perilaku yang tidak diantisipasi berdasarkan pada kebutuhan

16
eksternal atau hasil yag tidak baik dapat terjadi. Pilihan kompetisi dapat
berbeda dari rintangan seperti kekurangan waktu, karena pilihan
kompetisis adalah dorongan terakhir yang didasari pada hirarki pilihan
yang menggelincirkan suatu rencana untuk tindakan kesehatan yang
positif. Ada terdapat bermacam kemampuan individu untuk mendukung
perhatian dan menghindari ganguan. Beberapa individu dapat
mempengaruhi perkembngan atau secara bilogis menjadi lebih mudah
dipengaruhi selama tindakan daripada yang lain. hambatan pilihan
kompetensi memerlukan latihan dari pengaturan diri sendiri. Didalam
HPM, kebutuhan kompetisi denga segera dan pilihan secara langsung
mempengaruhi kemungkinan terjadinya perilaku kesehatan
sebagaimana pengertian tanggung jawab modera.
6) Perilaku Promosi Kesehatan
Variable pada model ini telah ditujukan secara ektensif melalui buku
sehingga disini memerlukan sedikit diskusi yang lebih jauh. Perilaku
promosi kesehatan adalah titik akhir atau hasil tindakan pada HPM.
Bagaimanapun harus dicatat bahwa perilaku promosi kesehatan pada
akhirnya adalah langsung bertujuan untuk mencapai kesehatan yang
positif bagi klien. Perilaku promosi kesehatan khususnya ketika
berintegrasi menjadi gaya hidup sehat yang meliputi semua aspek
kehidupan, menghasilakan pengalaman kesehatan yang positif
disepanjang proses kehidupan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan memiliki peran untuk membantu klien termasuk memberi
pendidikan kesehatan, sehingga mereka memiliki perilaku baru yang dapat
memberikan dampak positif untuk kelangsungan hidupnya. Model promosi
kesehatan oleh Nola J. Pender dengan menggabungkan dua teori yaitu teori
Nilai Pengharapan (Expectancy Value) dan teori Pembelajaran Sosial ( Social
kognitive theory) yang memandang promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit sebagai suatu yang logis dan ekonomis.
Model promosi kesehatan memandang klien sebagai manusia yang
memiliki fungsi yang holistic yang selalu berinteraksi dengan lingkungan.
Oleh karena itu lingkungan dapat mempengaruhi perilaku yang ditampilkan
oleh klien. Pengembangan perilaku baru yang diinginkan dapat dipelajari dari
pengalaman orang lain.
Model promosi kesehatan memiliki asumsi bahwa manusia selalu
mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup sehingga mereka dapat
mengekpresikan keunikannya. Perilaku untuk meningkatkan kesehatan dilihat
dengan memperhatikan perilaku sebelumnya, karena perilaku tersebut
memberikan efek secara langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku
promosi kesehatan yang akan dipilih.

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan bagi siapapun yang memerlukan
informasi terkait isi makalah ini. Dengan tersusunnya makalah tentang
“Health Promotion Model” atau model promosi kesehatan olej Nola J. Pender
ini, maka kami berharap makalah ini mendapatkan kritik membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA
Nola J. Pender.(1996).Health Promotion in Nursing Practice.USA:A

19

Anda mungkin juga menyukai