Consilio Copulare Team - Ade Wahyu Hidayat - Universitas Islam Indonesia - Building Modelling
Consilio Copulare Team - Ade Wahyu Hidayat - Universitas Islam Indonesia - Building Modelling
(CONSILIO COPULARE)
Pelaksana Project :
Ade Wahyu Hidayat 15511283
Dwi Nurul Ilmih Ahkam 15511285
Septiana Rachmawati 15511056
Mengetahui,
Kepala Program Studi,
1.4 Analisa Masalah pada Proyek yang Menjadi Alasan Implementasi BIM
Proyek konstruksi dengan tingkat kompleksitas yang tinggi harus memiliki
manajemen yang baik dalam mengelola sumber daya yaitu 5M (Man, Machine,
Method, Material dan Money) untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
secara efisien dan efektif dengan memperhatikan kesempatan yang ada serta
memperhitungkan risiko ataupun hambatan yang dihadapi. Menurut Utomo (2000),
menyebutkan bahwa dewasa ini teknologi informasi menjadi salah satu strategi bagi
manajer untuk meningkatkan kinerja dan daya saing perusahaan. Teknologi
informasi yang dimaksud adalah Building Information Modeling (BIM). BIM
adalah sistem informasi untuk mengelola sumber daya informasi yang memproses
data/input menjadi informasi dalam bentuk permodelan bangunan untuk diberikan
kepada pelaku proyek dalam aktivitas konstruksi sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan, proses menghasilkan dan mengelola data bangunan dalam siklus
proyeknya. BIM dapat menampilkan informasi-informasi menggunakan tiga
dimensi secara real-time, software bangunan pemodelan dinamis untuk
meningkatkan produktivitas dalam membangun desain dan konstruksi. Proses
ini menghasilkan Informasi Model Bangunan yang meliputi bangunan
geometri, hubungan spatial, informasi geografis, dan jumlah dan sifat dari
komponen bangunan.
Informasi yang diperoleh dari BIM berupa data dan informasi yang
terkoordinasi dan konsisten serta memberikan banyak kontrol dari suatu objek
pemodelan dan server jaringan secara terdistribusi. Model BIM itu sendiri
merupakan database yang berisi informasi bangunan dan terkait dengan beberapa
informasi dasar. Beberapa hal database dari informasi model yang dapat digunakan
adalah:
1. Dapat berintegrasi dengan aplikasi lain, secara sederhana dengan mengekspor
file model BIM dapat diintegrasikan dengan aplikasi perangkat lunak lainnya.
Misalnya untuk menganalisis energi, pencahayaan, spesifikasi dan lain
sebagain. Hal ini dapat menghemat waktu dan mempercepat kinerja proyek,
selain itu memungkinkan untuk meningkatkan desain yang lebih baik.
2. Membantu perhitungan, perangkat lunak BIM dalam hal ini Revit mampu
menghitung tidak hanya jumlah item dalam model (seperti pintu) tapi juga luas
dinding, volume material, atau pun volume ruang. Setelah data dihitung dan
diurutkan, dapat diterapkan beberapa perhitungan dengan data untuk
mendapatkan informasi baru secara cepat
3. Sebagai komunikasi, model BIM dirancang untuk memberikan informasi
secara cepat tentang bagian tertentu dari proyek. Laporan dapat dimasukkan
dalam dokumentasi proyek untuk diinformasikan kepada semua anggota
proyek tentang elemen kunci pada proses konstruksi.
Informasi model yang diinginkan dapat diperoleh dari penggunaan beberapa fitur-
fitur umum dari salah satu tools dari BIM (Revit) dijelaskan pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 1.1 Fitur-Fitur Umum BIM
Dalam pengerjaan suatu proyek konstruksi, sistem informasi diterapkan untuk
memudahkan proses pelaksanaan konstruksi dari mulai proses tender, proses
perencanaan dan proses pelaksanaan. Gambar-gambar rencana pekerjaan
diilustrasikan dengan menggunakan software CAD seperti autocad. Gambari ini
dimodelkan dalam, bentuk 2D dan 3D. Untuk perencanaan jadwal, dilakukan
dengan software terpisah seperti Microsoft Project. BIM hadir untuk mencipatkan
metode dan standar baru dalam proses perencanaan dana dokumentasi bangunan
(Gegana, 2015). BIM pada levelnya memiliki beberapa tingkatan yaitu BIM 3D
(3D Modelling), BIM 4D (terkolaborasi dengan data scheduling), BIM 5D
(terkolaborasi dengan data estimasi atau kuantitas dan harga, BIM 6D
(terkolaborasi dengan data building sustainability) dan BIM 7D (terkolaborasi
dengan data facility management application) (Isneini, 2018).
Usaha untuk mengurangi proyek, meningkatkan produktivitas dan kualitas, dan
mengurangi waktu pengiriman proyek dapat dicapai dengan membuat permodelan
BIM. Informasi Misalnya, terdapat model perpipaan yang bersinggungan dengan
balok baja, saluran, atau dinding. Kebutuhan jumlah volume material, serta estimasi
biaya dapat dihitung lebih cepat dan akurat karena datanya dikeluarkan oleh model
3D yang terlebih dahulu dibuat. Semua elemen konstruksi yang digambarkan dalam
model secara otomatis didapat volumenya, sehingga Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dapat dihitung dalam sistem yang bersamaan (Azhar, 2011).
Kompleksitas yang terdapat pada proyek konstruksi memungkinkan terjadinya
konflik antara seluruh aspek bangunan tersebut. Gambar rencana kerja menjadi
salah satu alat komunikasi yang digunakan antara pelaku konstruksi dalam proses
melaksanakan proyek konstruksi. Miskomunikasi dari gambar rencana kerja
memiliki potensi terjadinya hambatan pekerjaan pelaksanaan di lapangan maupun
pekerjaan ulang. Hal tersebut dapat merugikan pelaku konstruksi baik secara waktu
maupun biaya.
Kemampuan BIM untuk mendeteksi lebih awal adanya potensi konflik antara
sistem struktur, sistem mekanikal, elektrikal dan pemipaan serta sistem lainnya
menjadikan BIM berpotensi dapat mereduksi terjadinya pekerjaan ulangan atau
pekerjaan tambahan.
1.5 Tinjuan Pustaka Tentang Penerapan BIM dalam Konstruksi
1. Analisis Clash Detection Sebagai Implementasi BIM pada Proyek
Konstruksi X oleh Muhamad Ahadi Fathur Rahman tahun 2019
Tren Industri 4.0 sudah di depan mata. Industri 4.0 menghasilkan pabrik
cerdas berstruktur moduler, sistem siber-fisik yang mengawasi proses fisik
dan menciptakan Salinan dunia fisik secara virtual. Tren ini ditandai
dengan Internet of Things (IoT), sistem siber-fisik yang berkomunikasi
dan bekerja sama satu sama lain secara bersamaan. Revolusi Industri 4.0
merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh elemen di
dalam negeri. Khusus pada industri konstruksi, Building Information
Modelling (BIM) muncul untuk memudahkan penyelesaian masalah
segala aspek konstruksi yang terintegrasi. Penerapan BIM memiliki
banyak manfaat di proyek konstruksi, termasuk pengambilan keputusan
awal yang kolaboratif dan koordinasi. Penerapan visualisasi dan simulasi
model bangunan bangunan membuat komunikasi antara pemangku
kepentingan lebih mudah menemui kejelasan. Penemuan potensi konflik
dan mitigasi risiko dapat dilakukan lebih dini sehingga dari sisi biaya dan
penjadwalan seluru pekerjaan dapat di optimalisasi. Kompleksitas yang
terdapat pada proyek konstruksi memungkinkan terjadinya konflik antara
seluruh aspek bangunan. Aspek tersebut meliputi sistem struktur,
arsitektur dan mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP). Penerapan
konsep BIM dapat membantu menemukan potensi kondlik antara sistem
struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikan dan pemipaan serta lainnya
yang mungkin terjadi. Dengan menggunakan program Revit untuk
memodelkan berbagai aspek bangunan, ditambah dengan menggunakan
program Navisworks yang memiliki fitur clash detective untuk
mengidentifikasi potensi konflik antara elemen bangunan. Dalam
pemodelan pada penelitian ini ditemukan 341 tittik clash, yang terdiri dari
7 clash antara sistem struktru dan sistem arsitektur, 175 clash antara sistek
ME dan sistem arsitektur, 3 clash antara sistem ME, 55 clash antar sistem
ME dan sistem plumbing, 8 clash antara sistem ME dan sistem struktur.
Clash yang ditemykan dibagi menjadi dua kategori yaitu noticed clash dan
unnoticed clash yakni ditemukan 263 noticed clash, dan 78 unnoticed
clash. Dari hasil penelitian akibat penerapan konsep BIM, efesiensi
terhadapat biaya yang mungkin dicapai sebesari 0,04% dan efeisien
terhadap waktu yang mungkin dicapai sebesai 5%.
2. Studi Aplikasi Teknologi Building Information Modeling Untuk Pra-
Konstruksi oleh Rayendra dan Biemo W. Soemardi tahun 2014.
Kebutuhan teknologi pada industri konstruksi menjadi hal yang tidak
dapat dihindarkan mengingat koordianasi antar pihak yang terlibat pada
suatu proyek konstruksi menjadi suatu keharusan. Pengunaan teknologi
komputasi oleh perancang dan praktisi konstruksi sudah umum digunakan
di Indonesia. Perkembangan teknologi pada konstruksi tumbuh dari
bentuk dokumen menjadi visualisasi tiga dimensi, kemudian berkembang
dimensi lainnya terhadap biaya, waktu, jadwal, hingga dimensi seterusnya
hingga dimensi ke-n (n-D). Perkembangan inilah menjadi evolusi
informasi teknologi yang kemudian disebut Building Information
Modeling (BIM). BIM menyediakan kesempatan pada konstruksi untuk
memperkuat inti dari proses pembangunan. Dengan melakukan suatu
pemodelan visual dari teknologi BIM pada perencanaan konstruksi,
khususnya pada perencanaan logistik konstruksi, maka konsep BIM yang
mampu mendefinisikan dimensi, spesifikasi, pergerakan, penjadwalan dan
keperluan biaya menjadi media dalam penggunaan aplikasi BIM pada
perencanaan logistik proyek yang dilakukan. Terlebih jauh, penggunaan
BIM memudahkan komputasi verifikasi atau simulasi berbasis
perbandingan atau mengevaluasi efek otomatisasi pada desain dan
beberapa kinerja lainnya dapat dilakukan sedemikian rupa hingga kontrol
dan perbaikan perencanaaan menjadi lebih efisien. Salah satu tools dari
BIM yang dapat digunakan pada aplikasi proyek salah satunya yakni revit,
dimana revit mampu mempresentasikan informasi pada proyek. Peluang
BIM dan tantangan dalam dunia konstruksi khususnya pada perencanaan
sebuah bangunan dapat diaplikasikan keberadaannya dalam industri
konstruksi. Sedangkan tahap pra konstruksi yang memiliki andil yang
cukup besar terhadap keberlangsungan proses konstruksi merupakan suatu
tantangan yang dapat dijawab dengan alternatif teknologi BIM
BAB II
TAHAP PELAKSANAAN
2.1 Deskripsi Langkah-Langkah Penerapan BIM pada Proyek
Menurut Mehmet (2011) ada banyak kegunaan dari Building Information
Modeling untuk setiap proyek, seperti gambar dibawah ini
2. Report BOQ
Berikut adalah Report BOQ Aristektur dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah
ini.
Tabel 2.1 Report BOQ Arsitektur
Volume Area
ID Name
[m3] [m2]
--- --- --- ---
Berikut adalah Report BOQ Struktur dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan Tabel
2.3 dibawah ini.
Tabel 2.2 Report BOQ Strutkur, Volume Beton (m3)
K1 K1A K2 K2A K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11
B3 44.18 36.38 31.19 12.99 5.20 10.40 34.02 13.30 1.58 5.60 1.58 4.20
B2 44.18 36.38 31.19 12.99 5.20 10.40 47.88 13.30 1.58 5.60 1.58 4.20
B1 44.18 36.38 31.19 12.99 5.20 10.40 17.55 13.30 1.58 5.60 3.15 4.50
GF 47.33 38.98 141.37 58.90 4.50 47.12 14.25 1.69 6.00 1.69
2 47.33 38.98 141.37 58.90 4.50 47.12 14.25 1.69 6.00 1.69
3 33.15 27.30 23.40 9.75 3.25 7.80 12.35 1.46 5.20
4 33.15 27.30 23.40 9.75 3.25 7.80 12.35 1.46 5.20
5 33.15 27.30 21.45 9.75 3.25 12.35 1.46 5.20
6 33.15 27.30 21.45 9.75 3.25 12.35 1.46 5.20
7 33.15 27.30 21.45 9.75 3.25 12.35 1.46 5.20
8 33.15 27.30 21.45 9.75 3.25 12.35 1.46 5.20
9 27.63 22.75 17.88 8.13 10.21 1.46 4.16
10 27.63 22.75 17.88 8.13 10.21 1.46 4.16
11 27.63 22.75 17.88 8.13 10.21 1.46 4.16
12 27.63 22.75 17.88 8.13 10.21 1.46 4.16
13 24.86 20.48 16.09 7.31 8.27 1.46 4.16
14 24.86 20.48 16.09 7.31 8.27 1.46 4.16
15 24.86 20.48 16.09 7.31 8.27 1.46 4.16
16 24.86 20.48 16.09 7.31 8.27 1.46 4.16
17 24.86 20.48 16.09 7.31 8.27 1.46 4.16
18 19.89 16.38 12.87 5.85 8.27 1.46 4.16
19 19.89 16.38 12.87 5.85 8.27 1.46 4.16
20 19.89 16.38 12.87 5.85 8.27 1.46 4.16
21 32.92 4.99 2.00 3.99 9.98
Total 720.59 626.34 699.45 306.89 44.09 141.03 99.45 249.55 36.42 113.91 9.68 9.98 12.90
Tabel 2.2 Report BOQ Strutkur, Volume Tulangan (m)
K1 K1A K2 K2A K3 K4 K5 K7 K9 K10 K11
T.P T. S T.P T. S T.P T. S T.P T. S T.P T. S T.P T. S T.P T. S T.P T. S T. P T. S T. P T. S T. P T. S
B3 1904 3984.12 1568 3281.04 1344 2812.32 560 1171.8 224 468.72 448 937.44 2268 2624.4 140 162 140 162 336 475.2
B2 1904 3984.12 1568 3281.04 1344 2812.32 560 1171.8 224 468.72 448 937.44 3192 3693.6 140 162 140 162 336 475.2
B1 2040 3984.12 1680 3281.04 1440 2812.32 600 1171.8 240 468.72 480 937.44 1092 1263.6 150 162 150 162 360 475.2
GF 2040 3984.12 1680 3281.04 1440 2089.8 600 870.75 195 385.02 480 696.6 150 162 150 162
2 2040 3984.12 1680 3281.04 1440 2089.8 600 870.75 195 385.02 480 696.6 150 162 150 162
3 1436.5 3272.67 1183 2695.14 1014 2310.12 422.5 962.55 169 343.44 338 770.04 130 162
4 1436.5 3272.67 1183 2695.14 1014 2310.12 422.5 962.55 169 343.44 338 770.04 130 162
5 1436.5 3272.67 1183 2695.14 929.5 2117.61 422.5 962.55 169 343.44 130 162
6 1436.5 3272.67 1183 2695.14 929.5 2117.61 422.5 962.55 169 343.44 130 162
7 1436.5 3272.67 1183 2695.14 929.5 2117.61 422.5 962.55 169 343.44 130 162
8 1436.5 2919.24 1183 2404.08 929.5 1888.92 422.5 858.6 169 343.44 130 162
9 1436.5 2919.24 1183 2404.08 929.5 1888.92 422.5 858.6 130 162
10 1436.5 2919.24 1183 2404.08 929.5 1888.92 422.5 858.6 130 162
11 1436.5 2919.24 1183 2404.08 929.5 1888.92 422.5 858.6 130 162
12 1436.5 2919.24 1183 2404.08 929.5 1888.92 422.5 858.6 130 162
13 1326 2515.32 1092 2071.44 858 1627.56 390 739.8 130 162
14 1326 2515.32 1092 2071.44 858 1627.56 390 739.8 130 162
15 1326 2515.32 1092 2071.44 858 1627.56 390 739.8 130 162
16 1326 2515.32 1092 2071.44 858 1627.56 390 739.8 130 162
17 1326 2515.32 1092 2071.44 858 1627.56 390 739.8 130 162
18 1326 1982.88 1092 1632.96 858 1283.04 390 583.2 130 162
19 1326 1982.88 1092 1632.96 858 1283.04 390 583.2 130 162
20 1326 1982.88 1092 1632.96 858 1283.04 390 583.2 130 162
21 2257.2 2673 342 405 136.8 162 684 810
Total 17110.5 69405.39 14091 59830.38 11824.5 45021.15 5032.5 20216.25 1078 4236.84 3012 5745.6 6552 7581.6 3070 3888 730 810 684 810 1032 1425.6
16354 13468 10582 4810 1014 0 0 136.8 0 0 0
0 2257.2 0 342 0 0 0 0 0 0 0
3. Analisa Clash Detection & Uraian
-
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan Hasil Implementasi BIM pada Proyek
Selama tahap desain penggunaan Building Information Modeling dapat
mengurangi dampak buruk terhadap proyek karena kemampuan menghitung biaya
proyek yang baik. BIM memberikan solusi sebelum masalah mengakibatkan
permasalahan yang berdampak pada biaya proyek yang tinggi. Hal ini dapat
diwujudkan melalui kerjasama dan koordinasi dari seluruh staf proyek, oleh karena
itu, sangat penting untuk memiliki kerjasama yang baik. Menggunakan BIM
terutama meningkatkan upaya kolaborasi dari tim proyek. Revit merupakan salah
satu perangkat lunak yang digunakan oleh perencana struktur atau desainer dengan
alat-alat untuk merancang dan membangun struktur yang akurat dan efisien. Revit
juga digunakan untuk mendukung BIM, mendapatkan informasi tentang proyek
melalui simulasi dan analisis serta memprediksi kinerja sebelum pelaksanaan
kontruksi dilakukan. Kompleksitas yang terdapat pada proyek konstruksi
memungkinkan terjadinya konflik antara seluruh aspek bangunan. Aspek tersebut
meliputi sistem struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP).
Penerapan konsep BIM dapat membantu menemukan potensi kondlik antara sistem
struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikan dan pemipaan serta lainnya yang
mungkin terjadi
3.2 Kesan dan Pesan Mengikuti BIM WIKA Awards
BIM WIKA Awards adalah sebuah ajang yang bagus sekali, karena dari sana
kami mahasiswa semakin tahu bagaiman implementasi BIM seharusnya dilakukan.
Saya juga berharap, pada BIM WIKA Awards selanjutnya semakin banyak yang
mengikuti agar menjadi pengalaman bagi para calon-calon engineer dikemudian
hari.
3.3 Saran untuk BIM WIKA Awards.
Untuk BIM WIKA Awards secara keseluruh sudah cukup baik. Tetapi apabila
diadakan BIM WIKA Awards selanjutnya dapat dilakukan sosialisai yang lebih
menyeluruh. Sehingga info terkait kompetisi ini lebih mudah didapatkan .
Lampiran 1. Biodata Ketua
A. Identitas diri
1. Nama lengkap : Ade Wahyu Hidayat
2. Jenis kelamin : Laki-Laki
3. Program Studi : Teknik Sipil
4. NIM : 15511283
5. Semester : Sembilan
6. Tempat , Tanggal Lahir : Tribudisyukur, 29 Juli 1996
7. Alamt Email : adewa.wahyu@gmail.com
8. Nomor Telepon/HP : 081392641496
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataaan, saya bersedia menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salahsatu
persyaratan dalam Kompetisi BIM WIKA Awards.
Ketua
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataaan, saya bersedia menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salahsatu
persyaratan dalam Kompetisi BIM WIKA Awards.
Yogyakarta, 9 Februari 2020
Anggota
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataaan, saya bersedia menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salahsatu
persyaratan dalam Kompetisi BIM WIKA Awards.
Anggota
Septiana Rachmawati
Lampiran 4. Dosen Pendamping
A. Identitas diri
1. Nama lengkap : Rayendra, S.T., M.T.
2. Jenis kelamin : Laki-Laki
3. Program Studi : Teknik Sipil
4. NIP/NIDN : 155110104
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. Alamat Email : rayendra@uii.ac.id
7. Nomor Telepon/HP : 081223345569
8. Jabatan Khusus : Dosen Tetap
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataaan, saya bersedia menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salahsatu
persyaratan dalam Kompetisi BIM WIKA Awards.
Dosen Pendamping
Dengan ini menyatakan bahwa laporan kami dengan judul Penerapan Implementasi
Bim Pada Proyek Apartemen adalah hasil karya kami.
Dr. Ir. Sri Amini Yuni Astuti, M.T. Ade Wahyu Hidayat
NIP. 88511010 15511283
Lampiran 3. Foto Dokumentasi Pelaksanaan Proyek