Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Herbarium

Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan.
Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan,
biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi (Onrizal, 2005).

Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan
tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi
maupun pengertian, tidaklah boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan,
pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Steenis, 2003).

Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan hanya untuk
mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon. Mereka memegang bagian
yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin untuk koleksi ini ataupun Herbarium
adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah berarti taman kering, dan setiap specimen menekan
yang terpasang pada selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu,
kapan dan dimana ditemukannya (Stacey, 2004).

Herbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi spesiemen tanaman atau


tumbuhan yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium yang baik selalu disertai
identitas, pengumpul (nama pengumpul atau kolektor dan nomor koleksi). Serta dilengkapi
keterangan lokasi asal material dan keterangan tumbuhan tersebut untuk kepentingan
penelitian dan identifikasi. Pengendalian inanditatif dengan penggunaan semacam
cendawan

Pathogen dengan pelaksanaan herbisida jangka pendek, agar gulma yang dapat
diberantas (Moenandir, 1996).

Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu spesimen yag diawetkan tetapi
juga mempunyai suatu lingkup kegiatan botani tertentu, sebagai sumber informai dasar
untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan sebagai pusat penelitian dan pengajaran ,
juga pusat informasi bagi masyarakat umum. Herbarium diartikan juga sebagai bank data
dengan sejumlah data mentah yang belum diolah. Masing-masing specimen dapat
memberikan bermacam-macam informasi, tergantung kelengkapan spesimen, data dan asal-
usul materialnya. (Balai Taman Nasional Baluran, 2004)

Kelebihan dari Herbarium kering dibandingkan dengan herbarium basah adalah dapat
bertahan lama hingga ratusan tahun. Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu;
spesimen mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang kurang memadai maupun
karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk identifikasi dan pengecekan data secara
manual, tidak bisa diakses secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar,tidak bisa
diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh (Wibobo dan Abdullah, 2007)
Herbarium kering yang baik adalah herbarium yang lengkap organ vegetatif dan organ
generatifnya. Selain itu kerapian herbarium juga akan menentukan nilai estetikanya serta
faktor-faktor yang mempengaruhi koleksi herbarium adalah lama pembuatan herbarium,
tempat penyimpanan dan faktor lingkungan seperti suhu (Subrahmanyam, 2002).

Kegunaan Herbarium

Kegunaan herbarium secara umum antara lain: 1. Sebagai pusat referensi : Merupakan
sumber utama untuk identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang
menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam
konservasi alam. 2. Sebagai lembaga dokumentasi : Merupakan koleksi yang mempunyai
nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai
nilai ekonomi dan lain lain.3. Sebagai pusat penyimpanan data : Ahli kimia
memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari
bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya (Onrizal, 2005).

Pembagian Herbarium

Herbarium basah, setelah material herbarium diberi label gantung dan dirapikan, kemudian
dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan kertas koran untuk satu specimen
(contoh). Tidak benar digabungkan beberapa specimen di dalam satu lipatan kertas.
Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi material herbarium tersebut ditumpuk satu diatas
lainnya. Tebal tumpukan disesuaikan dengan dengan daya muat kantong plastik (40 × 60)
yang akan digunakan. Tumpukkan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disiram
alcohol 70 % atau spiritus hingga seluruh bagian tumbukan tersiram secara merata, kemudian
kantong plastic ditutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya alcohol atau spiritus tidak
menguap keluar dari kantong plastik (Onrizal, 2005).

Herbarium kering, cara kering menggunakan dua macam proses yaitu: a. Pengeringan
langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di pres di dalam sasak,
untuk mendpatkan hasil yng optimum sebaiknya di pres dalam waktu dua minggu kemudian
dikeringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur di dalam oven. Pengeringan
harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium rontok
daunnya dan cepat menjadi busuk. b. Pengeringan bertahap, yakni material herbarium dicelup
terlebih dahulu di dalam air mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu dimasukkan
ke dalam lipatan kertas koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres, dijemur atau dikeringkan di
atas tungku pengeringan. Selama proses pengeringan material herbarium itu harus sering
diperiksa dan diupayakan agar pengeringan nya merata. Setelah kering, material herbarium
dirapikan kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru.
Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi (Onrizal, 2005).l

Anda mungkin juga menyukai