Anda di halaman 1dari 8

Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp.

95-102

Analisa Waste pada Perusahaan Pelayaran : Studi Kasus

Fendi Pramono1

Abstract: This research was conducted a voyage company in Surabaya. The aim of this
research is to find the waste in shipping service’ processes, i.e. waiting time, loading and
unloading. The ships are departure from Tanjung Perak Port. The Current condition
showed that there are many waste such as big waiting time, low productivity on
terminal, and delay the ship departure. We used value stream mapping to analysis those
processes. As the result, we suggest to the company for using software, change work
system unloading, and merge some activities, so that the unnecessary non-value added
work can be reduced.

Keywords: Value Stream Mapping, Waste, Voyage

Pendahuluan
Menurut pengamatan secara langsung di
Perusahaan berpusat pada kantor di Jalan lapangan waiting time kapal bisa mencapai 24
Perak Barat no 9-11 ini memulai bisnisnya jam, untuk approach time dan perbandingan
tahun 1986. Perusahaan berawal bergerak di effective time dan berth time sudah tidak ada
bidang pengangkutan barang ke luar pulau. masalah yaitu rata-rata 3 jam dan diatas 70%.
Tahun 1996 perusahaan berkembang menjadi Penyiapan dokumen untuk keberangkatan
pengangkutan cargo secara massal atau break- kapal memiliki rata-rata waktu lebih dari 2
bulk. Aktivitas yang terdapat di perusahaan jam. Permasalahan di atas menyebabkan
meliputi memasukan barang dari client ke departure time atau keberangkatan kapal itu
dalam cargo, mengangkut cargo ke pelabuhan, sendiri menjadi terlambat
mengangkut cargo ke dalam kapal, serta meng-
irim cargo ke destinasi tujuan. Sekarang peru-
sahaan memiliki memliki fasilitas armada Metode Penelitian
kapal sendiri dan sudah memiliki 16 cabang
dan 4 kantor yang tersebar di Indonesia. Visi Pelabuhan
perusahaan yaitu menjadi pelayaran terbaik
yang menggerakan ekonomi. Misi yaitu mem- Pelabuhan adalah daerah perairan yang
berikan solusi transportasi dengan jaringan ter- terlindung terhadap gelombang, yang
luas didukung sumber daya berkualitas untuk dilengkapi dengan fasilitas terminal laut,
kepuasan pelanggan. meliputi dermaga dimana kapal dapat
Permasalahan utama yang ada di perusahaan bertambat untuk bongkar muat barang, crane
yaitu sering terlambatnya kapal untuk tambat. merupakan alat untuk bongkar muat barang,
Menurut Kementerian Perhubungan Direktorat gudang laut dan tempat untuk menyimpan
Jenderal Perhubungan Laut bab III pasal 3 ayat barang dalam waktu relatif lama selama
1 tentang indikator kinerja pelayanan opera- menunggu dikirim ke tempat berikutnya[1].
tional standar dari waiting time pada masing- Pelabuhan merupakan pintu gerbang untuk
masing terminal di tanjung perak adalah 2 jam, masuk ke suatu wilayah atau negara dan
approach time adalah 3 jam. Standar per- sebagai prasana penghubung antar daerah,
bandingan antara effective time dan berth time antar pulau atau nahkan negara, benua dan
adalah minimal 70%. Menyiapkan dokumen bangsa, sehingga pelabuhan harus
untuk keberangkatan kapal memiliki target dipertanggungjawabkan secara sosial ekonomis
maximal pengerjaan 2 jam. maupun teknis (Triadmodjo, 2010).

Value Stream Mapping (VSM)


1Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Industri,
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya Value stream mapping atau VSM adalah tool grafik
60236. Email: fendipramono94@gmail.com
dalam lean manufacturing yang membantu melihat
flow material dan informasi saat produk berjalan

95
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102

melalui keseluruan bisnis yang menciptakan value Hasil dan Pembahasan


dari raw material sampai customer[2]. VSM
dikembangkan oleh perusahaan Toyota (Rother dan Flow Process Pelayanan Kapal
Shook, 1990). Tujuan dari VSM sendiri adalah
meningkatkan performa dari suatu sistem. Kunci
Secara umum kegiatan pelayanan kapal dibagi
dari VSM adalah fokus pada aliran proses untuk
menemukan waste dalam suatu sistem dan menjadi 3 yaitu aktivitas menyiapkan tambatan
menghindari jebakan dari hanya menemukan local agar kapal dapat bersandar, aktivitas bongkar
optimum pada satu kondisi. muat dan aktivitas memberangkatkan kapal.
VSM dapat membantu mencapai lean. Lean Aktivitas pelayanan kapal dimulai pada saat
dapat diartikan sebagai menghilangkan segala kapal sudah tiba di karang jamuang. Karang
macam waste yang terdapat pada proses yamg jamuang adalah tempat awal kapal tiba di
ada. Proses dapat dikatakan lebih lean dari tanjung perak, yang merupakan suatu pulau
proses sebelumnya jika proses tersebut dapat berada diutara tanjung perak.Proses pertama
berjalan normal dengan kondisi seperti meng- sebelum kapal datang yaitu membuat estimasi
gunakan material yang lebih sedikit, mem- perhitungan biaya atau EPB. EPB yang sudah
butuhkan investasi yang lebih kecil, meng- dibuat akan diberikan untuk diperiksa oleh
gunakan inventori yang lebih kecil, meng- pelindo. Perusahaan membayar biaya setelah
gunakan tempat yang lebih sedikit, meng- EPB dinyatakan benar dan selanjutnya mengisi
gunakan pekerja lebih sedikit. dokumen PPKB. Dokumen PPKB antara lain:
 Bukti pembayaran sesuai EPB
Simulasi  Pemberitahuan Kedatangan Kapal (PKK)
 Surat pernyataan kesanggupan membayar
Simulasi adalah suatu teknik meniru operasi- hutang
operasi yang terjadi dalam suatu sistem dengan  Manifest cargo atau daftar bongkar muat
bantuan perangkat komputer dan dilandasi  Surat penunjukan cargo handling
dengan asumsi tertentu sehingga sistem PPKB yang telah di buat perusahaan kemudian
tersebut dapat dipelajari secara ilmiah[3]. diperiksa pihak pelindo. Rapat dilakukan se-
Simulasi merupakan alat yang tepat untuk telah perusahaan melengkapi dokumen ber-
melakukan eksperimen untuk mencari solusi sama pihak pelindo. Rapat menghasilkan:
terbaik untuk komponen pada suatu sistem.  Alokasi tambatan
Sistem merupakan kumpulan objek yang  Lama waktu kapal bertambat
berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai  Penetapan petugas pandu
tujuan tertentu. Contoh dari simulasi adalah  Jumlah barang dibongkar dan dimuat
simulasi rencana pembuatan pelabuhan,  Alokasi tempat penumpukan
simulasi antrian dalam bank, simulasi proses  Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang
produksi ditunjuk

96
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102

Gambar 1. Kedatangan Kapal


Gambar 2. Keberangkatan Kapal
Aktivitas berikutnya dilakukan setelah kapal merupakan anak perusahaan dari PT. Pelindo.
sudah tiba di karang jamuang yaitu perusahaan Perusahaan membuat SPB (Surat Persetujuan
meminta permohonan kapal tugboat untuk Berlayar) yang selanjutnya akan disetujui oleh
menjemput kapal yang sudah tiba di karang pihak syahbandar. Syahbandar selanjutnya
jamuang. Kapal cargo harus didampingi kapal memeriksa stabilitas kapal, setelah disetujui
tugboat untuk bersandar di tambatan, setelah syahbandar perusahaan menyerahkan dokumen
itu kapal cargo menuju tambatan. Kapal yang kapal pada syahbandar untuk diperiksa.
sudah berada di tambatan dapat langsung Pemeriksaan kelayakan kapal dan permintaan
melakukan aktivitas bongkar muat. Aktivitas SPB tidak ada standar yang jelas, bisa
bongkar muat dilakukan sepenuhnya oleh PBM dilakukan pemeriksaan kapal terlebih dahulu
(Perusahaan Bongkar Muat). Perusahaan selanjutnya permintaan SPB bisa juga
hanya dapat memberikan saran pada PBM agar sebaliknya. Syahbandar selanjutnya membuat
dapat meningkatkan produktifitas bongkar surat ijin berlayar pada perusahaan.
muat. Perusahaan meminta kapal tugboat pada pihak
Aktivitas bongkar muat sepenuhnya dilakukan pelindo, dan kapal boleh berlayar meninggalkan
oleh perusahaan bongkar muat, yang
97
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102

tambatan. Persyaratan kapal diperbolehkan Validasi yaitu mencocokan hasil simulasi


berlayar harus memenuhi dokumen kapal dengan kenyataan, dalam melakukan validasi
diantaranya: penulis berdiskusi tentang hasil simulasi
 Dokumen Crew dengan pimpinan perusahaan perusahaan.
 Manifest muat Hasil dari diskusi tersebut model simulasi
 Bukti pembayaran jasa pelabuhan dinyatakan valid. Simulasi yang sudah melalui
 Bukti jasa navigasi tahap verifikasi dan validasi dapat digunakan
 Permohonan surat persetujuan berlayar untuk merepresentasikan proses simulasi
 Laporan keberangkatan kapal tersebut. Asumsi yang digunakan untuk
 Surat perintah kerja pandu simulasi yaitu :
 Memorandum kapal  Data bongkar muat diambil dari data tahun
 Bukti kesehatan dan karantina kapal 2015 perusahaan yaitu sebesar 40.613,92
 SPB dari pelabuhan asal. teus per bulan.
 Data bongkar muat kapal lain yaitu sebesar
Current State Value Stream Mapping 209.386 teus per bulan.
 Kapal memuat jumlah cargo yang sama
Current state value stream mapping merupakan sebesar 379 teus.
value stream mapping yang terjadi saat ini,  Setiap bulan jumlah kapal departure
yang berfungsi untuk mengetahui suatu waste sebanyak 78 kapal.
pada proses pelayanan kapal. Proses  Perjalanan dari karang jamuang menuju
pembuatan current state value stream mapping terminal adalah 3 jam.
yaitu dengan cara sebagai berikut:  Jumlah kapal tugboat yaitu 12 kapal.
 Membuat flow process pelayanan kapal  Rata-rata waiting time dari 17 kapal yaitu
 Mencari data proses pelayanan kapal 9,1 jam.
 Mencari waste dari proses pelayanan kapal  Rata-rata penyiapan dokumen
 Menganalisa penyebab dari waste proses keberangkatan kapal dari 17 kapal yaitu
pelayanan kapal 2,58 jam.
Waste yang ada di uraikan lagi lebih detail Perusahaan memiliki tambatan eksklusif yaitu
untuk mencari penyebab utama dari waste yang pada berlian timur utara dan berlian utara,
ada. Uraian waste dilakukan dengan sehingga pada lokasi berkoding first available
menggunakan pertanyaan why. Uraian pertama urutan pertama dan kedua. Tambatan eksklusif
yaitu dari waste waiting time yang lama dan tersebut juga terdapat target bongkar muat
yang kedua adalah produktifitas terminal yang yaitu masing-masing sebesar 8000 teus.
rendah. Waste terakhir yaitu lama dari proses Perusahaan juga memiliki target untuk
menyiapkan dokumen untuk keberangkatan terminal TPS yaitu sebesar 7000 teus, sehingga
kapal masih lebih lama dari target. Proses koding pada lokasi TPS juga first available.
pelayanan kapal disimulasikan dengan software Tambatan lain akan digunakan secara random
promodel. Simulasi digunakan agar dapat bila berlian timur utara, berlian utara dan tiga
mengetahui waste yang ada pada proses tambatan TPS masih penuh terisi oleh proses
tersebut. Simulasi yang dilakukan harus bongkar muat yang lain. Penilis tidak
diverifikasi dan divalidasi. Verifikasi yaitu mengamati kapal lain, sehingga koding untuk
mencocokan proses simulasi dengan proses semua tambatan kecuali berlian utara dan
nyata. Simulasi dinyatakan verif karena model berlian timur utara akan digunakan secara
simulasi sesuai dengan proses nyata random.
dilapangan.

98
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102

Tabel. 1 Total Production Time tanjung perak didapatkan dari tujuh belas
data waiting time bulan maret 2016.
Total Waste pada proses ini terjadi pada proses
Terminal production pembuatan dokumen. Dokumen yang dibuat
lead time (jam) pada proses ini yaitu Bukti pembayaran
Berlian Utara dan sesuai EPB, pemberitahuan Kedatangan
50,11 Kapal (PKK), surat pernyataan kesanggupan
Berlian Timur Utara
membayar hutang, manifest cargo atau daftar
Berlian Timur, bongkar muat, surat penunjukan cargo
Berlian Barat dan handling. Waste terjadi pada proses
68,53
Berlian Timur pembuatan dokumen-dokumen tersebut pada
Selatan pengisian waktu, sehingga menyebabkan
pembuatan ulang dokumen dan tidak bisa
Jamrud 70,47
langsung meminta kapal tugboat pada pandu.
Proses kedua yaitu bongkar muat. Waste pada
Mirah 62,57 proses ini untuk terminal yang menggunakan
mesin HMC adalah proses bongkar yang lama
Nilam 42,43 karena operator kesulitan dalam memasang
cargo ke atas truck. Waste pada proses ini
Teluk Lamong 68,43 pada terminal yang menggunakan mesin CC
khususnya terminal Teluk Lamong dan TPS
Peti Kemas 85,53 adalah kebijakan safety.
Proses terakhir yaitu proses keberangkatan
Hasil dari simulasi menunjukan bahwa kapal. Waste dalam proses ini yaitu terdapat
terdapat blocked pada kapal perusahaan beberapa aktivitas yang dilakukan secara
sebesar 59.43%. Blocked pada kapal diartikan terpisah, sehingga waktu yang dibutuhkan
sebagai kapal tidak bisa melakukan proses lebih besar dalam menyiapkan dokumen
bongkar muat dikarenakan terdapat kapal keberangkatan. Beberapa aktivitas untuk me-
lain yang masih berada di terminal tersebut. nyiapkan dokumen dapat dilakukan secara
Blocked pada kapal yang besar dikarenakan bersama-sama sehingga waktu yang di-
produktifitas dari masing-masing terminal butuhkan untuk menyiapkan dokumen lebih
cukup rendah. In operation menunjukan kecil.
kapal yang diproses sebesar 33,71% dari total
proses pelayanan waktu. Produktifitas tiap Usulan Perbaikan
terminal dapat dikatakan rendah karena
tidak dapat mencapai target yang sudah Usulan perbaikan diberikan pada proses
ditentukan oleh PT. Pelindo yang merupakan pelayanan kapal sebagai timbal balik yang
perusahaan penyedia jasa bongkar muat. positif antara perusahaan dengan peserta
tugas akhir. Usulan perbaikan diberikan pada
Hasil dari VSM di perusahaan masih diluar tiap-tiap proses pelayanan kapal. Mulai dari
target keculai terminal Nilam yang sudah waiting time, proses bongkar muat, dan
baik performa terminalnya. Terminal yang keberangkatan kapal. Alasan penggunaan
memiliki produktifitas paling rendah yaitu solusi ini yaitu untuk memudahkan operator
terminal teluk lamong dengan total dalam input data. Proses pembuatan
production lead time 85,53 jam. dokumen sering kali terdapat salah input
data, sehingga harus memperbaiki atau
Analisa Waste membuat ulang dokumen-dokumen yang
digunakan untuk memesan kapal tugboat.
Proses pelayanan kapal terdiri dari tiga Penulis membuat makro pada Microsoft excel
proses memiliki masing-masing waste yang untuk membantu pelaksanaan aktivitas
akan dijabarkan kembali. Proses pertama pelayanan kapal. Makro pada excel tersebut
yaitu waiting time, waiting time di tanjung berupa prediksi waktu yang akan ditempuh
perak masih lama yaitu sebesar 9,1 jam. oleh suatu kapal.
Menurut Keputusan Direktur Jenderal Per- Terminal yang digunakan oleh perusahaan
hubungan Laut nomor UM.002/38/18/DTM.11 menggunakan dua macam mesin yaitu mesin
standar waiting time pada pelabuhan tanjung HMC (harbor mobile crane) dan CC (container
perak yaitu 2 jam. Rata-rata waiting time crane). Mesin CC digunakan di terminal teluk
lamong, nilam dan TPS, sedangkan terminal
99
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102

berlian, mirah, jamrud menggunakan HMC.


Target dari produktifitas dari mesin HMC
yaitu sebesar 20 container/jam dari kapal ke
truck. Kecepatan untuk pengangkutan dari
kapal ke kade dermaga yaitu dapat mencapai
30 container/jam. Mesin CC memiliki target
kecepatan bongkar muat sebesar 25
container/jam. Produktifitas di terminal
tanjung perak belum ada yang sudah men-
capai target sehingga perlu diadakan per-
baikan. Solusi untuk meningkatkan pro-
duktifitas dari terminal yang menggunakan
HMC yaitu dengan mengganti aktivitas bong-
kar dari memindahkan container dari kapal
ke truck menjadi dari kapal ke kade. Ke-
cepatan HMC memindahkan container dari
kapal ke kade dapat mencapai 30
container/jam. Produktifitas dari terminal
yang menggunakan HMC dapat ditingkatkan
sampai mencapai target bahkan melebihi tar-
get yaitu 20 container/jam. Terminal nilam
yang menggunakan CC sudah cukup baik ka-
rena mendekati target yaitu 24.06
container/jam. Target yang belum tercapai
hanya karena perbedaan operator. Terminal
TPS dan teluk lamong yang menggunakan CC
masih jauh dari target CC yaitu masing-
masing sebesar 10.16 container/jam dan 13.18
container/jam. Permasalahannya terletak
pada bila kecepatan angin lebih dari 6 knots
TPS dan teluk lamong aktivitas bongkar muat
akan langsung dihentikan, dibandingkan
dengan kecepatan angin terminal lain sebesar
10 knots. Untuk meningkatkan produktifitas
di TPS dan teluk lamong sebaiknya me-
nyamakan standar safety dengan terminal
lainnya.
Gambar. 4 Proses Keberangkatan Perbaikan
Aktivitas menyiapkan keberangkatan kapal
terdiri dari menyiapkan dokumen kapal, uji
Penulis memberikan solusi berupa flowchart
kelayakan kapal dan menyiapkan kapal
yang sudah diubah sesuai dengan kebutuhan
tugboat. Target dari perusahaan dalam
dari perusahaan dalam melakukan aktivitas
aktivitas keberangktan kapal yaitu maximal 2
keberangkatan kapal di terminal tanjung
jam. Rata-rata dari aktivitas keberangkatan
perak.
kapal dari perusahaan adalah 2,58 jam.

100
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102

Future State Value Stream Mapping berarti kapal akan menunggu selama 9,1 jam
sebelum mengantri untuk di proses di
Future state value stream mapping terminal. Total exit meningkat dari 78,5 kapal
merupakan keadaan ideal dimana solusi dari menjadi 91 kapal, yaitu 15.92%.
penulis sudah diterapkan perusahaan dan
diharapkan waste yang ada berkurang. Simpulan
Aktivitas pelayanan kapal yang baru
digambarkan kembali pada future state value Berdasarkan hasil analisa current VSM pada
stream mapping. Rata-rata waiting time yang proses pelayanan kapal, terdapat tiga waste
ada adalah 2 jam sesuai dengan keputusan utama. Waste tersebut adalah (1) waiting time
Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor kedatangan kapal tugboat yaitu rata-rata 9,1
UM.002/38/18/DTM.11. Produktifitas bongkar
jam, (2) waste movement dalam aktivitas
muat yaitu 20 container/jam untuk mesin
bongkar menyebabkan produktivitas terminal
HMC dan 25 container/jam untuk mesin CC
sesuai dengan target yang diberikan oleh PT. rendah yaitu tidak mencapai target dari PT.
Pelindo. Aktivitas keberangkatan kapal dapat Pelindo, waste movement ini besar dan
dilakukan hanya 2 jam bervariasi sesuai dengan penggunaan mesin
pada tiap-tiap terminal. (3) Waste
Perbandingan Pelayanan Kapal Sebelum transportation dan movement dalam
dan Sesudah Perbaikan menyiapkan dokumen keberangkatan kapal,
mencapai rata-rata 2,58 jam.
Perbandingan digunakan untuk mengetahui Usulan untuk mengurangi waiting time yaitu
seberapa baik improvement yang telah dengan cara membuat software dari makro
diberikan oleh penulis. Improvement yang mricrosoft excel agar operator dapat
baik dapat digunakan perusahaan agar memprediksi kedatangan kapal berikutnya.
perusahaan ini lebih baik kedepannya. Solusi kedua yaitu dengan cara membuat
Improvement yang diberikan oleh penulis sistem jadwal petugas pandu yaitu 1 hari
tidak dapat langsung diimplementasikan, kerja 1 hari libur dengan kondisi petugas
sehingga improvement pada hanya dapat pandu dapat menjemput minimal 4 buah
disimulasikan. Simulasi dari improvement kapal cargo atau 2 hari kerja dan 1 hari libur
menggunakan data sesuai dengan target. dengan kondisi petugas pandu dapat
Data yang digunakan untuk target yaitu menjemput 3 buah kapal cargo. Jika usulan
waiting time sebesar 2 jam sesuai dengan ini dilaksanakan dengan benar dan konsisten,
keputusan Direktur Jenderal Perhubungan maka akan mengurangi waiting time menjadi
Laut nomor UM.002/38/18/DTM.11. Proses 2 jam.
untuk melayani satu kapal pada terminal Usulan untuk meningkatkan produktifitas
yang menggunakan HMC (harbor machine dari terminal yang menggunakan mesin HMC
crane) adalah 18,95 jam sedangkan proses (harbor machine crane) yaitu dengan
untuk melayani satu kapal dengan mengubah aktivitas bongkar dari kapal
menggunakan CC (container crane) yaitu langsung ke truck diganti menjadi kapal ke
selama 15,16 jam. Kedatangan dari kapal
kade. Kecepatan memindah cargo dari kapal
sama yaitu berdistribusi poisson 6,7 jam dan
ke kade dapat mencapai 30 container/jam.
perjalanan dari karang jamuang ke tambatan
solusi untuk meningkatkan produktifitas dari
yaitu 3 jam.
terminal TPS yaitu dengan menyamakan
Block sebesar 56.34%, yang berarti 56,34%
standar safety dengan terminal lainnya. Jika
kapal menunggu kapal sesudahnya yang
usulan dapat dijalankan maka produktifitas
belum selesai dilakukan bongkar muat. In
operation menunjukan kapal yang diproses dari terminal yang menggunakan mesin HMC
sebesar 33,71% dari total proses pelayanan dapat mencapai 20 container/jam, sedangkan
waktu. Total exit menunjukan kapal yang terminal yang menggunakan mesin CC dapat
dapat departure setiap bulannya yaitu rata- mencapai 25 container/jam sesuai dengan
rata sebesar 91 kapal. Hasil dari perbaikan target PT. Pelindo.
block pada kapal berkurang sebesar 3,09%, Usulan untuk mengurangi persiapan
angka ini tidak terlalu besar karena keberangkatan kapal yaitu dengan cara
meskipun produktifitas dari terminal memperbaiki dan memberi standar dalam
meningkat namun pelayanan kapal sebelum aktivitas menyiapkan keberangkatan.
perbaikan memiliki waiting time yang ada Beberapa aktivitas seperti menyiapkan
masih sangat besar yaitu 9,1 jam, yang dokumen dan meminta kapal tugboat dapat
101
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102

digabung sehingga pekerjaan lebih cepat. 18/DTM.11 yaitu 2 jam. Selanjutnya total exit
Penggantian sistem dari menggunakan meningkat 15,92% dari yang semula 78,5
dokumen fisik diubah menjadi dokumen kapal menjadi 91 kapal.
electronic atau secara online. Bila usulan
dijalankan maka aktivitas menyiapkan Daftar Pustaka
dokumen dapat berjalan maximal 2 jam.
Pengurangan ketiga waste diatas telah di- 1. Triatmodjo, B. Perencanaan Pelabuhan,
validasi dengan menggunakan sebuah si- Beta Offset, 2010
mulasi dengan software Promodel. Hasil dari 2. Wilson, L. How to Implement Lean
simulasi adalah block kapal berkurang se- Manufacturing, Mc Graw Hill, 2009.
besar 3,09%, menunjukan bahwa waiting time 3. Law, A. M. & Kelton, W. D. Simulation
Modeling and Analysis, Mc Graw Hill,
sudah sesuai dengan keputusan Direktur Jen-
1991.
deral Perhubungan Laut nomor UM.002/38

102

Anda mungkin juga menyukai