VSM Pelayaran
VSM Pelayaran
95-102
Fendi Pramono1
Abstract: This research was conducted a voyage company in Surabaya. The aim of this
research is to find the waste in shipping service’ processes, i.e. waiting time, loading and
unloading. The ships are departure from Tanjung Perak Port. The Current condition
showed that there are many waste such as big waiting time, low productivity on
terminal, and delay the ship departure. We used value stream mapping to analysis those
processes. As the result, we suggest to the company for using software, change work
system unloading, and merge some activities, so that the unnecessary non-value added
work can be reduced.
Pendahuluan
Menurut pengamatan secara langsung di
Perusahaan berpusat pada kantor di Jalan lapangan waiting time kapal bisa mencapai 24
Perak Barat no 9-11 ini memulai bisnisnya jam, untuk approach time dan perbandingan
tahun 1986. Perusahaan berawal bergerak di effective time dan berth time sudah tidak ada
bidang pengangkutan barang ke luar pulau. masalah yaitu rata-rata 3 jam dan diatas 70%.
Tahun 1996 perusahaan berkembang menjadi Penyiapan dokumen untuk keberangkatan
pengangkutan cargo secara massal atau break- kapal memiliki rata-rata waktu lebih dari 2
bulk. Aktivitas yang terdapat di perusahaan jam. Permasalahan di atas menyebabkan
meliputi memasukan barang dari client ke departure time atau keberangkatan kapal itu
dalam cargo, mengangkut cargo ke pelabuhan, sendiri menjadi terlambat
mengangkut cargo ke dalam kapal, serta meng-
irim cargo ke destinasi tujuan. Sekarang peru-
sahaan memiliki memliki fasilitas armada Metode Penelitian
kapal sendiri dan sudah memiliki 16 cabang
dan 4 kantor yang tersebar di Indonesia. Visi Pelabuhan
perusahaan yaitu menjadi pelayaran terbaik
yang menggerakan ekonomi. Misi yaitu mem- Pelabuhan adalah daerah perairan yang
berikan solusi transportasi dengan jaringan ter- terlindung terhadap gelombang, yang
luas didukung sumber daya berkualitas untuk dilengkapi dengan fasilitas terminal laut,
kepuasan pelanggan. meliputi dermaga dimana kapal dapat
Permasalahan utama yang ada di perusahaan bertambat untuk bongkar muat barang, crane
yaitu sering terlambatnya kapal untuk tambat. merupakan alat untuk bongkar muat barang,
Menurut Kementerian Perhubungan Direktorat gudang laut dan tempat untuk menyimpan
Jenderal Perhubungan Laut bab III pasal 3 ayat barang dalam waktu relatif lama selama
1 tentang indikator kinerja pelayanan opera- menunggu dikirim ke tempat berikutnya[1].
tional standar dari waiting time pada masing- Pelabuhan merupakan pintu gerbang untuk
masing terminal di tanjung perak adalah 2 jam, masuk ke suatu wilayah atau negara dan
approach time adalah 3 jam. Standar per- sebagai prasana penghubung antar daerah,
bandingan antara effective time dan berth time antar pulau atau nahkan negara, benua dan
adalah minimal 70%. Menyiapkan dokumen bangsa, sehingga pelabuhan harus
untuk keberangkatan kapal memiliki target dipertanggungjawabkan secara sosial ekonomis
maximal pengerjaan 2 jam. maupun teknis (Triadmodjo, 2010).
95
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102
96
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102
98
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102
Tabel. 1 Total Production Time tanjung perak didapatkan dari tujuh belas
data waiting time bulan maret 2016.
Total Waste pada proses ini terjadi pada proses
Terminal production pembuatan dokumen. Dokumen yang dibuat
lead time (jam) pada proses ini yaitu Bukti pembayaran
Berlian Utara dan sesuai EPB, pemberitahuan Kedatangan
50,11 Kapal (PKK), surat pernyataan kesanggupan
Berlian Timur Utara
membayar hutang, manifest cargo atau daftar
Berlian Timur, bongkar muat, surat penunjukan cargo
Berlian Barat dan handling. Waste terjadi pada proses
68,53
Berlian Timur pembuatan dokumen-dokumen tersebut pada
Selatan pengisian waktu, sehingga menyebabkan
pembuatan ulang dokumen dan tidak bisa
Jamrud 70,47
langsung meminta kapal tugboat pada pandu.
Proses kedua yaitu bongkar muat. Waste pada
Mirah 62,57 proses ini untuk terminal yang menggunakan
mesin HMC adalah proses bongkar yang lama
Nilam 42,43 karena operator kesulitan dalam memasang
cargo ke atas truck. Waste pada proses ini
Teluk Lamong 68,43 pada terminal yang menggunakan mesin CC
khususnya terminal Teluk Lamong dan TPS
Peti Kemas 85,53 adalah kebijakan safety.
Proses terakhir yaitu proses keberangkatan
Hasil dari simulasi menunjukan bahwa kapal. Waste dalam proses ini yaitu terdapat
terdapat blocked pada kapal perusahaan beberapa aktivitas yang dilakukan secara
sebesar 59.43%. Blocked pada kapal diartikan terpisah, sehingga waktu yang dibutuhkan
sebagai kapal tidak bisa melakukan proses lebih besar dalam menyiapkan dokumen
bongkar muat dikarenakan terdapat kapal keberangkatan. Beberapa aktivitas untuk me-
lain yang masih berada di terminal tersebut. nyiapkan dokumen dapat dilakukan secara
Blocked pada kapal yang besar dikarenakan bersama-sama sehingga waktu yang di-
produktifitas dari masing-masing terminal butuhkan untuk menyiapkan dokumen lebih
cukup rendah. In operation menunjukan kecil.
kapal yang diproses sebesar 33,71% dari total
proses pelayanan waktu. Produktifitas tiap Usulan Perbaikan
terminal dapat dikatakan rendah karena
tidak dapat mencapai target yang sudah Usulan perbaikan diberikan pada proses
ditentukan oleh PT. Pelindo yang merupakan pelayanan kapal sebagai timbal balik yang
perusahaan penyedia jasa bongkar muat. positif antara perusahaan dengan peserta
tugas akhir. Usulan perbaikan diberikan pada
Hasil dari VSM di perusahaan masih diluar tiap-tiap proses pelayanan kapal. Mulai dari
target keculai terminal Nilam yang sudah waiting time, proses bongkar muat, dan
baik performa terminalnya. Terminal yang keberangkatan kapal. Alasan penggunaan
memiliki produktifitas paling rendah yaitu solusi ini yaitu untuk memudahkan operator
terminal teluk lamong dengan total dalam input data. Proses pembuatan
production lead time 85,53 jam. dokumen sering kali terdapat salah input
data, sehingga harus memperbaiki atau
Analisa Waste membuat ulang dokumen-dokumen yang
digunakan untuk memesan kapal tugboat.
Proses pelayanan kapal terdiri dari tiga Penulis membuat makro pada Microsoft excel
proses memiliki masing-masing waste yang untuk membantu pelaksanaan aktivitas
akan dijabarkan kembali. Proses pertama pelayanan kapal. Makro pada excel tersebut
yaitu waiting time, waiting time di tanjung berupa prediksi waktu yang akan ditempuh
perak masih lama yaitu sebesar 9,1 jam. oleh suatu kapal.
Menurut Keputusan Direktur Jenderal Per- Terminal yang digunakan oleh perusahaan
hubungan Laut nomor UM.002/38/18/DTM.11 menggunakan dua macam mesin yaitu mesin
standar waiting time pada pelabuhan tanjung HMC (harbor mobile crane) dan CC (container
perak yaitu 2 jam. Rata-rata waiting time crane). Mesin CC digunakan di terminal teluk
lamong, nilam dan TPS, sedangkan terminal
99
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102
100
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102
Future State Value Stream Mapping berarti kapal akan menunggu selama 9,1 jam
sebelum mengantri untuk di proses di
Future state value stream mapping terminal. Total exit meningkat dari 78,5 kapal
merupakan keadaan ideal dimana solusi dari menjadi 91 kapal, yaitu 15.92%.
penulis sudah diterapkan perusahaan dan
diharapkan waste yang ada berkurang. Simpulan
Aktivitas pelayanan kapal yang baru
digambarkan kembali pada future state value Berdasarkan hasil analisa current VSM pada
stream mapping. Rata-rata waiting time yang proses pelayanan kapal, terdapat tiga waste
ada adalah 2 jam sesuai dengan keputusan utama. Waste tersebut adalah (1) waiting time
Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor kedatangan kapal tugboat yaitu rata-rata 9,1
UM.002/38/18/DTM.11. Produktifitas bongkar
jam, (2) waste movement dalam aktivitas
muat yaitu 20 container/jam untuk mesin
bongkar menyebabkan produktivitas terminal
HMC dan 25 container/jam untuk mesin CC
sesuai dengan target yang diberikan oleh PT. rendah yaitu tidak mencapai target dari PT.
Pelindo. Aktivitas keberangkatan kapal dapat Pelindo, waste movement ini besar dan
dilakukan hanya 2 jam bervariasi sesuai dengan penggunaan mesin
pada tiap-tiap terminal. (3) Waste
Perbandingan Pelayanan Kapal Sebelum transportation dan movement dalam
dan Sesudah Perbaikan menyiapkan dokumen keberangkatan kapal,
mencapai rata-rata 2,58 jam.
Perbandingan digunakan untuk mengetahui Usulan untuk mengurangi waiting time yaitu
seberapa baik improvement yang telah dengan cara membuat software dari makro
diberikan oleh penulis. Improvement yang mricrosoft excel agar operator dapat
baik dapat digunakan perusahaan agar memprediksi kedatangan kapal berikutnya.
perusahaan ini lebih baik kedepannya. Solusi kedua yaitu dengan cara membuat
Improvement yang diberikan oleh penulis sistem jadwal petugas pandu yaitu 1 hari
tidak dapat langsung diimplementasikan, kerja 1 hari libur dengan kondisi petugas
sehingga improvement pada hanya dapat pandu dapat menjemput minimal 4 buah
disimulasikan. Simulasi dari improvement kapal cargo atau 2 hari kerja dan 1 hari libur
menggunakan data sesuai dengan target. dengan kondisi petugas pandu dapat
Data yang digunakan untuk target yaitu menjemput 3 buah kapal cargo. Jika usulan
waiting time sebesar 2 jam sesuai dengan ini dilaksanakan dengan benar dan konsisten,
keputusan Direktur Jenderal Perhubungan maka akan mengurangi waiting time menjadi
Laut nomor UM.002/38/18/DTM.11. Proses 2 jam.
untuk melayani satu kapal pada terminal Usulan untuk meningkatkan produktifitas
yang menggunakan HMC (harbor machine dari terminal yang menggunakan mesin HMC
crane) adalah 18,95 jam sedangkan proses (harbor machine crane) yaitu dengan
untuk melayani satu kapal dengan mengubah aktivitas bongkar dari kapal
menggunakan CC (container crane) yaitu langsung ke truck diganti menjadi kapal ke
selama 15,16 jam. Kedatangan dari kapal
kade. Kecepatan memindah cargo dari kapal
sama yaitu berdistribusi poisson 6,7 jam dan
ke kade dapat mencapai 30 container/jam.
perjalanan dari karang jamuang ke tambatan
solusi untuk meningkatkan produktifitas dari
yaitu 3 jam.
terminal TPS yaitu dengan menyamakan
Block sebesar 56.34%, yang berarti 56,34%
standar safety dengan terminal lainnya. Jika
kapal menunggu kapal sesudahnya yang
usulan dapat dijalankan maka produktifitas
belum selesai dilakukan bongkar muat. In
operation menunjukan kapal yang diproses dari terminal yang menggunakan mesin HMC
sebesar 33,71% dari total proses pelayanan dapat mencapai 20 container/jam, sedangkan
waktu. Total exit menunjukan kapal yang terminal yang menggunakan mesin CC dapat
dapat departure setiap bulannya yaitu rata- mencapai 25 container/jam sesuai dengan
rata sebesar 91 kapal. Hasil dari perbaikan target PT. Pelindo.
block pada kapal berkurang sebesar 3,09%, Usulan untuk mengurangi persiapan
angka ini tidak terlalu besar karena keberangkatan kapal yaitu dengan cara
meskipun produktifitas dari terminal memperbaiki dan memberi standar dalam
meningkat namun pelayanan kapal sebelum aktivitas menyiapkan keberangkatan.
perbaikan memiliki waiting time yang ada Beberapa aktivitas seperti menyiapkan
masih sangat besar yaitu 9,1 jam, yang dokumen dan meminta kapal tugboat dapat
101
Pramono / Analisa Waste Pelayanan Kapal Pada Sebuah Perusahaan Pelayaran, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp. 95-102
digabung sehingga pekerjaan lebih cepat. 18/DTM.11 yaitu 2 jam. Selanjutnya total exit
Penggantian sistem dari menggunakan meningkat 15,92% dari yang semula 78,5
dokumen fisik diubah menjadi dokumen kapal menjadi 91 kapal.
electronic atau secara online. Bila usulan
dijalankan maka aktivitas menyiapkan Daftar Pustaka
dokumen dapat berjalan maximal 2 jam.
Pengurangan ketiga waste diatas telah di- 1. Triatmodjo, B. Perencanaan Pelabuhan,
validasi dengan menggunakan sebuah si- Beta Offset, 2010
mulasi dengan software Promodel. Hasil dari 2. Wilson, L. How to Implement Lean
simulasi adalah block kapal berkurang se- Manufacturing, Mc Graw Hill, 2009.
besar 3,09%, menunjukan bahwa waiting time 3. Law, A. M. & Kelton, W. D. Simulation
Modeling and Analysis, Mc Graw Hill,
sudah sesuai dengan keputusan Direktur Jen-
1991.
deral Perhubungan Laut nomor UM.002/38
102