Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN STASE

KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH
NAMA : SARAH DEVI
NIM : 201000414901059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKIT TINGGI TAHUN 2020
I. Data inti:

Jumlah kepala keluarga 124 KK


Jumlah penduduk berdasarkan Jiwa 350 jiwa ( usia bayi dan balita, 50 anak pra
sekolah dan sekolah, 77 remaja, 178 usia
dewasa, 45 lansia)

II. Data Subsistem Komunitas


1. Lingkungan fisik
Hasil Observasi pemukiman penduduk padat
- Penduduk memiliki ternak dan kandang ternak terdapat didalam rumah yaitu
- Bangunan rumah sudah permanen
- Sumber air untuk aktifitas rumah tangga berasal dari sumur bor
- Jarak antara sangat berdekatan
- 50% warga berjualan di halaman rumah
- Anak-anak sering jajan di pinggir jalan, dan makanan yang sudah terkena polusi
- Beberapa membuang sampah di selokan besar da nada yang membuang ke tempat
pembuangan sampah
- Jarak ke sekolah SD, SMP dan SMA cukup dekat
- Lingkungan sangat dekat jalan raya yang ramai kendaraan
- Rawan terjadi kecelakaan disekitar lingkungan
- Lalu lintas ramai karena dekat dengan pasar
- Masyarakat kurang patuh terhadap protocol kesehatan
2. Pelayanan kesehatan / sosial
- Fasilitas kesehatan dekat dengan lingkungan
- Terdapat, Puskesmas, Klinik, Rumah sakit dan praktik bidan mandiri
- Masyarakata akan memriksakan kesehatan langsung ke rumah sakit untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan, tetapi karena pandemic covid-19 masyarakat
hanya membeli obat di apotik
- Jarak apotik dengan lingkungan warga cukup dekat
- Beberapa anak mengalami karies gigi karena sering mengkonsumsi makanan manis
dan
- Beberapa warga tidak menerapkan PHBS pada pandemic covid19
3. Ekonomi
- Pekerjaan masayarakat mayoritas pekerja swasta, pedagang, peternak dan petani
- 50% warga kehilangan pekerjaan karena pandemic covid19 ini sehingga kebutuhan
ekonomi terbatas
- Semua KK (92%) dengan perilaku merokok dirumah, sehingga menambah beban
secara ekonomi keluarga.
4. Keamanan dan transportasi
- Jarak dengan sarana dan fasilitas kesehatan cukup dekat sekitar 10-15 menit
- Transpotarti dan kendaraan umum cukup banyak
- Sejauh ini tidak ada pencurian dan keamanan baik
- Terdapat pos polisi tidak jauh dari desa
5. Politik dan pemerintahan
- Tempat berkumpul (balai desa) dan masjid
6. Komunikasi
- Hasil wawancara Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan Pengetahuan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat rendah
- Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan (35 % KK tidak mengetahui manfaat
pemeliharaan lingkungan)
- Menurut kepala desa baru sekali dilakukan kunjungan oleh petugas puskesmas
- Masyarakat mendapatkan informasi dari TV dan sosial media
- Masyarakat dapat menggunakan Hp
- Informasi desa didapatkan dari brosur yang di temple di setiap jalan
7. Pendidikan
- Pendidikan masyarakat mayoritas SMA
- Ada beberapa sekolah di sekitar desa
8. Rekreasi
- Terdapat tempat rekreasi yang tidak jauh dari desa hanya 15-30 menit
Alur Praktik Keperawatan Komunitas

Sasaran
Perawat Masyarakat ( Individu,
( Mahasiswa ) Keluarga & Kelompok )

Temu Kenal dengan


Perawat
Masyarakat ( PTD )
( Mahasiswa )
Terminal

Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Komunitas

Pengkajian Diagnosa Perencanaan Pelaksanaan Pelaksanaan (


Keperawatan ( Intervensi ) ( Implementasi ) Implementasi )

A. KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT


A. Pengertian kesehatan gigi dan mulut
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pendidkan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu
proses Pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan
untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup
(Pramono, 2014).
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya bisa
tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat diacapai jika tubuh mereka sehat.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu keadaan diamana gigi dan mulut berada dalam
kondisi bebas adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang
gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik (Pramono, 2014).
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perwatan
secara berkala. Perawtan dapa dimulai dari memperhatian diet makanan, jangan terlalu banyak
makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa
makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, Teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur
gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambahan gigi yang berlubang oleh dokter gigi,
serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi
hendaknya dilakukan teratur setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada
keluhan. Dengan perawatan yang tepat pada gigi, maka akan dapat menghindari berbagai
masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan karang gigi serta masalah bau mulut (Djuwita,
2013)
B. Anatomi dan fisiologi gigi
Pada manusia dapat diketahui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada mulut disertai
dengan arti definisi dan pengertian antara lain sebagai berikut :

1. Gigi ser
Dikenal dengan istilah’’incisivus’’, adalah gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi
untuk memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya. Jumlahnya ada 8, dengan
pembagian 4 berada di rahang atas dan 4 berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai
tumbuh pada bayi berkisar antara usia 4 hingga 6 bulan, kemudian diganti dengan gigi
seri permanen pada usia 5 hingga usia 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 hingga
8 tahun pada rahang atas (pramono,2014).
2. Gigi taring
Dikenal dengan istilah ,,caninus’’ adalah gigi yang memiliki satu akar dan memiliki
fungsi untuk mengoyak makanan atau benda lainnya. Jumlahnya ada 4, dengan
pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan
gigi caninus permanen pada usia 11 hingga 13 tahun. Selanjutnya adalah gigi graham.
Gigi geraham terdiri atas dua bagian, antra lain sebagai berikut :
3. Gigi graham kecil
Dikenal dengan istilah ‘’pra-mola’’, adalah gigi gerakan kecil adalah gigi punya dua akar
yang berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya.umunya
tumbuh pada usia 10 hingga usia 11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu.
Bersama gigi molar, gii ini berfungsi untuk melumatkan makanan, dan pada proses
orthodontic (pramono, 2014)
4. Gigi graham
Dikenal d3engan istilah ‘’Molar’’, adalah gigi yang memiliki tiga akar yang memiliki
fungsi untuk melumat dan mengunyah makanan atau benda-benda lainnya. Gigi molar
susu berjumlah 8 seperti gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di
belakang gigi premolar setelag gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar.
Jumlah gigi dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3 di
tiap sisi kanan dari kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling banyak keluhan karena
umunya mudah berlubang, sehingga dokter gigi menganjurkan minimal setiap 6 bulan
sekali cek kesehatan gigi (pramono, 2014).
Pada bagian gigi manusia terstruktur / tersusun ada 4 (empat) jaringan yait :
1. Mahkota : merupakan bagian yang menonjol dari rahang.
2. Leher : merupakan bagian yang terletak antra mahkota dengan bagian akar gigi.
3. Akar : merupakan bagian yang tertanam di dalam rahang.
C. Tanda dan gejala gigi berlubang
1. Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak putih seperti
kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat, kemudian
mulai membentuk lubang. Spot kecokletan yang buram menunjukkan proses demineralisasi yang
sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan ruitn untuk mendeteksi dini timbulnya
lubang.
2. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin ( dentin merupakan bentuk pokok dari gigi
yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan
atau minum manis, asam, panas atau dingin. Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi,
gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin. Terlihat atau
terasa adanya lubang pada gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis) (Saputra,2013).

D. Penyebab terjadinya kerusakan gigi


Ada empat hal utama dari kerusakan gigi yaitu:
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor resiko
terkena karies. Amelogenesis imferfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000
orang. Disamping itu ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk sempurna.
Dentinogenesis imperfekta adalah ketidak sempurnaan pembentyukan dentin. Pada
kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam gigi
dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang
sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies yaitu streptococcus mutanas dan lactobacilli. Khusus untuk karies akar,
bakteri yang sering ditemukan adalah lactobacillus achidophilus, actinomyees viscosus,
nocardia spp, dan strepcoccus mutanas.
4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat mempengaruhi
perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka
bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan Ph. Ph
dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah
melarutkan mineral gigi (Sriyono, 2009).
Selain 4 faktor diatas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies yaitu:
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan anti depresan dapat mempengaruhi produksi air
liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor
yang signifikan pada penyakit periodontics, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan
gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi
akan lebih mudah mengalami demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu.
Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya
dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang
manis(misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh pemberian
makana pada anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajarela atau karies yang menjalar kesemua gigi. Tipe karies
ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang
buruk,pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini
membuat mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi
kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi
(Pramono,2014).
E. Fungsi gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang memiliki 3
fungsi utama yaitu :
a. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat
b. Keindahan (estetika)
c. Berbicara (phonetic) (Saputra,2013)
F. Manfaat gigi
1. Supaya gigi tetap bersih
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang sehat
3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut
4. Dapat berfungsi dengan baik
G. Cara Perawatan Gigi dan Mulut yang Tepat.
1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan
rapat. Kemudian terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu menyikat dari arah gusi
ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang telah di lakukan secara rutin. Akan memberikan perubahan
yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu
minimal dua kali sehari yaitu sesuadah sarapan pagi dan sebelum tidur malam
3. Batasi mengkonsumsi makan manis, makanan manis dan lengket mudah melekat pada
gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak dan akhirnya
menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat di lakukan adalah dengan menyikat gigi
segera setelah mengkonsumsi makanan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami da ilmiah, pemilihan pasta gigi yang
tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. pasta gigi yang mengandung
perpaduan bahan alami ( jeruk nipis, garam dan daun sirih ) unuk merawat kesehatan
gigi dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah ( kalsium dan fluoride ) sebagai
perlindungan maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan gigi
dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan catatan rutin
( Djuwita, 2013 )
H. Langkah-langkah menggosok gigi dengan benar
1. Tempatkan sikat pada sudut 45o terhadap gusi
2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke bawah
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi
Cara melakukan PHBS :

1. PHBS kebiasaan cuci tangan


Cuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang ada di
tangan.Dengan memiliki kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik, maka
tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta terhindar dari berbagai penyakit, salah
satunya penyakit kulit
2. PHBS kebiasaan memotong kuku
Menjaga kebersihan kuku sangatlah penting dalam mempertahankan personal hygiene
karena berbagai kuman dapat masuk kedalam kuku. Karena kuku yang kotor dapat
membahayakan kontaminasi dan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu, salah satunya
penyakit kulit
3. PHBS kebiasaan pemakaian alat mandi
Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasan yang sehat untuk terhindar
dari ancaman penyakit kulit harus memperhatikan salah satunya dengan perilaku hidup
sehat dengan memiliki kebiasaan pemakaian alat mandi. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan membiasakan menggunakan alat mandi milik sendiri, dan tidak menggunakan
nya bersamaan atau bergantian dengan orang lain
4. PHBS kebiasaan pemakaian alat tidur
Menurut Laily (2012), menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi
parasit, mengingat parasit mudah menular pada kulit. Salah satu upaya mencegah
penyakit kulit yakni dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan memiliki kebiasaan
pemakaian alat tidur, dapat dilakukan dengan cara: membiasakan pemakaian alat tidur
sendiri dan tidak menggunakan nya bersamaan dengan orang lainnya
5. PHBS kebiasaan penggunaan pakaian
Menurut Mubarak (2012), yang masuk dalam kriteria kebiasaan penggunaan pakaian
dalam kategori baik yakni, dengan memakai pakaian sehari-hari dengan mengganti nya
setiap hari, dan tidak memakai secara bergantian pakaian yang belum dicuci dengan
orang lainnya, serta tidak menumpuk pakaian kotor atau dibiarkan lama bergantungan
bersamaan dengan pakaian kotor orang lain.
6. PHBS kebiasaan mencuci rambut
Dengan mencuci rambut secara teratur lebih dari 2kali/minggu maka akan membersihkan
kulit kepala dan memberikan rasa nyaman serta terhindar dari kutu dan bakteri, sehingga
terhindar dari berbagai penyakit serta berupaya mencegah penyakit kulit, dengan salah
satu pencegahan penyakit kulit yakni dengan berprilaku hidup bersih dan sehat dengan
memiliki kebiasaan mencuci rambut secara rutin menggunakan shampoo
7. PHBS kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang dalam keadaan bersih dan tidak lembab.
Karena lingkungan yang kotor dan lembab merupakan salah satu faktor penyebab
penyakit kulit. Masyarakat sebaiknya sering melakukan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan sekitar mereka.
N Dx Keperawatan Tujuan Sasaran Strateg Rencana Wakt Tempa Evaluasi Evaluasi
o i Kegiatan u t Kriteria Standar

1 Manajeman Jangka Seluruh Penyuluha Balai Verbal Anak-anak Mahasisw


regimen tidak Panjang : anak di n dan desa Psikomoto mengerti a
efektif meningkatnya desa demonstra r dan pentingnya
berhubungan derajak prabumuli si cara sikap menggosok
dengan kesehatan h menggoso gigi dan cara
kurangnya anak-anak di k gigi menggosok
pengetahuan desa gigi yang
anak-anak pabumulih benar
tentang gosok Jangka
gigi pendek :
Anak-anak
mengerti
pentingnya
gosok gigi
dan dapat
memprakteka
n cara
menggosok
gigi yang
benar
2 Resiko terjadinya Jangka Seluruh Berikan Balai Verbal Dilakukanny Mahasisw
peningkatan Panjang : masyaraka penyuluha desa Psikomoto a a
penyakit meningkatkan t di desa kesehatan r dan penyuluhan
(diare,typoid,kuli derajat prabumuli tentang sikap kepada
t) berhubungan kesehatan h PHBS warga desa
dengan kondisi masyarakat prabumulih
lingkungan yang sesuai dengan tentang
tidak mengarah keberadaanny dampak
pada pola hidup a dalam strata sanitasi
sehat masyarkat. lingkungan
Jangka yang kurang
pendek : sehat dan
Masyarakat dampak
memahami tidak
lingkungan mematuhi
sehat protocol
Masyarakat kesehatan
memahami pada
syarat rumah pandemic
sehat da covid 19
memahami
protocol
kesehatan
pada
pandemic
covid-19

Anda mungkin juga menyukai