Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan Umum

Infrastruktur merupakan segala kebutuhan masyarakat umum berupa

beberapa fasilitas untuk mendukung berbagai kegiatan masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, infrastruktur adalah semua fasilitas, baik

fisik maupun non fisik yang dibangun oleh pemerintah maupun perorangan untuk

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam lingkup sosial dan ekonomi.

“Sistem infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar,

peraralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya

sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat” (Grigg, 2000 dalam

Kodoatie,R.J.,2005)

Dalam pengadaan suatu infrastruktur diperlukan suatu hal yang merujuk

pada pembangunan secara fisik maupun non fisik. Pembangunan infrastruktur

dapat berupa fasilitas umum seperti; jalan raya, bandar udara, pelabuhan, air

bersih, rumah sakit, sekolah, dan lain sebagainya. Salah satu contoh pembangunan

secara fisik yaitu sarana perhubungan termasuk didalamnya adalah perhubungan

darat. Sesuai dengan salah satu misi yang diemban oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat, yaitu “Menciptakan sistem pelayanan transportasi darat yang

aman, selamat, dan mampu menjangkau masyarakat dan wilayah Indonesia” maka

pembangunan sarana perhubungan khususnya di darat akan diupayakan

semaksimal mungkin.

Perhubungan darat atau yang lebih dikenal transportasi darat merupakan

klasifikasi transportasi yang paling banyak digunakan di Indonesia. Meningkatnya

mobilisasi barang dan manusia dari tahun ke tahun selalu dibarengi dengan
adanya tuntutan masyarakat untuk meningkatkan sarana dan prasarana

perhubungan yang lebih memadai.

Oleh karena itu pemerintah harus lebih konsentrasi dalam menyikapi

masalah-masalah yang berhubungan dengan perhubungan atau transporatsi karena

hal ini sangat mempengaruhi aspek-aspek / bidang-bidang yang lain diantaranya

adalah; bidang politik, bidang ekonomi, dan bidang sosial budaya.

Dalam bidang politik, sarana dan prasarana perhubungan akan

meningkatkan keamanan dan ketahanan nasional serta memperlancar roda

pemerintahan yang ada. Pada bidang ekonomi, perhubungan atau transportasi

dapat menunjang kelancaran perpindahan barang dan jasa akan mendukung

perkembangan ekonomi dan pengembangan wilayah. Sedangkan dampak

penggunanaan sarana dan prasarana perhubungan pada bidang sosial budaya,

dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat dan kebudayaan yang ada akan selalu

berkembang.

Permasalahan transportasi tidak dapat dikategorikan selesai jika hanya

dengan disediakannya sarana dan prasarana saja, melainkan peran pemerintah

yang menjalin kerjasama dengan pihak yang ikut serta dalam bidang tersebut.

1.2. Latar Belakang Perencanaan

Jalan Raya Sampang-Buntu termasuk dalam kelas Jalan Nasional yang

memiliki nomor Rute 7. Jalan Nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor

dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi,

dan jalan startegis nasional. Disisi lain, Rute 7 merupakan salah satu jaringan

jalan jalur selatan yang memanjang dari Sumur, Pandeglang sampai dengan

Yogyakarta. Di Jawa Tengah, Jalan Nasional ini melewati 4 kabupaten di pantai


selatan Jawa yakni Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten

Kebumen, dan Kabupaten Purworejo.

Sebagai salah satu jaringan Jalan Nasional maka Jalan Raya

SampangBuntu tidak akan pernah mati. Mobilisasi barang dan manusia akan terus

berjalan sepanjang hari. Pada hari kerja Jalan Raya Sampang-Buntu akan dipenuhi

dengan berbagai macam jenis kendaraan dari kendaraan ringan hingga kendaraan

berat. Puncak kepadatan lalu lintas terjadi pada perayaan hari besar seperti salah

satunya pada waktu menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kapasitas kendaraan pada

jalur Jalan Raya Sampang-Buntu akan meningkat drastis dari hari biasanya.

Belum lagi pada ruas jalan ini terdapat perlintasan kereta api yang

membutuhkan rata-rata kurang lebih lima menit untuk menunggu apabila ada

kereta yang lewat. Maka dari itu tidak jarang kita temukan antrian panjang di

sekitar perlintasan kereta api yang sering membuat kemacetan lalu lintas.

Mengingat juga pada pekerjaan peningkatan jalur kereta api dari single track

menjadi double track oleh pemerintah.

Melihat peningkatan jumlah kendaraan yang terjadi di kawasan sekitar

jalur Jalan Raya Sampang-Buntu ini maka diperlukan antisipasi berupa program

pembangunan jalan dan jembatan dalam rangka memberikan tingkat pelayanan

yang lebih baik bagi kelancaran arus barang dan jasa yang bertujuan mendukung

pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu maka di Jalan Raya Sampang-Buntu

perlu dibangun jalan layang (fly over) yang melintasi jalan kereta api dengan

harapan dapat menyelesaikan masalah trasportasi yang ada, meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan kemajuan penduduk di daerah sekitarnya.


1.3. Maksud dan Tujuan Perencanaan

Maksud direncanakannya Sampang Fly-Over ialah untuk mengatasi dan

mengantisipasi kemacetan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas pada persilangan

sebidang dengan jalan kereta api. Selain itu, perencanaan ini akan mendukung

transportasi perhubungan yang lain seperti stasiun kereta api dan rumah sakit,

karena pada dasarnya jalan dan jembatan merupakan akses.

Sedangkan yang menjadi tujuan pembangunan Sampang Fly-Over, antara

lain :

a. Memperluas arus lalu lintas kendaraan pada ruas jalan dan perlintasan kereta

api.

b. Menghilangkan masalah kemacetan seperti antrian dan tundaan akibat

melintasnya kereta api pada perlintasan. Khususnya pada waktu menjelang

Hari Raya Idul Fitri.

c. Menghindari timbulnya kecelakaan yang disebabkan oleh adanya pertemuan

sebidang antar jalan raya dengan perlintasan kereta api.

d. Memberikan tingkat pelayanan bagi pengguna jalan agar tercapai tingkat

keamanan dan kenyamaan yang optimal.

e. Menumbuh kembangkangkan dan menyerasikan jalan dengan

perkembangan transportasi jalan raya, terutama keserasian antara beban dan

kepadatan lalu lintas kendaraan dengan kemampuan daya dukung jalan.

f. Mendukung pengembangan kawasan selatan Jawa, sehingga meningkatkan

aksebilitas kegiatan dibidang ekonomi, sosial, dan budaya.

1.4. Situasi dan Lokasi Perencanaan

Rencana pembangunan Sampang Fly-Over terletak di areal sawah yang

terletak pada perbatasan antara Kabupaten Cilacap dengan Kabupaten Banyumas,


Jawa Tengah. Pada bagian selatan jalan merupakan Desa Karangasem, Kecamatan

Sampang, Kabupaten Cilacap sedangkan bagian utara adalah Desa Kaliwedi,

Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas. Di sekitarnya merupakan area sawah

yang cukup dekat dengan pemukiman penduduk, klinik, SPBE, ada juga stasiun

Randegan dan lapak burung dara yang beroperasi persis disebelah lokasi

perencanaan fly over. Pada ruas Jalan Raya Sampang-Buntu terdapat jalur kereta

api Prupuk – Kroya.

1.5. Lingkup Permasalahan

“Perencanaan Fly-Over pada Perlintasan KA dengan Jalan Raya Sampang-

Buntu, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas” meliputi permasalahan yang

cukup luas dan komplek dimana hal ini menyangkut masalah teknik, kehidupan

ekonomi, adat istiadat dan sosial budaya masyarakat. Penyelesaian dari masalah

ini tidak dapat dilakukan dengan mudah, tetapi perlu dilaksanakan survey secara

global dan studi kelayakan yang baik karena hal ini akan menyerap dana

masayarakat yang sangat besar. Untuk melakukan survey dan studi kelayakan saja

sudah menyerap dana yang banyak dan tidak menutup kemungkinan memerlukan

waktu yang begitu lama. Kerja sama dengan berbagai pihak mutlak diperlukan

karena pembangunan fly-over tidak mungkin berjalan tanpa adanya kerja sama.

Oleh karena itu penyusun membatasi permasalahannya hanya mengenai

teknis perencanaan, yaitu penelitian dan perencanaan sebagai berikut :

1. Studi Literatur

2. Analisa Perencanaan

3. Perhitungan Lalu Lintas

4. Perhitungan Kontruksi dan Gambar Rencana

5. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)


6. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

7. Time Schedule Pelaksanaan dan Kurva S

1.6. Metode Pembahasan

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perencanaan FlyOver

pada Perlintasan KA dengan Jalan Raya Sampang-Buntu, Kecamatan Kebasen,

Kabupaten Banyumas”, digunakan metode survey dan penelitian yang

dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :

1.6.1. Analisa deskripsi

Berdasarkan pembahasan mengenai metode survey dan penelitian, analisa

deskripsi merupakan bagian penting dalam menentukan langkah-langkah apa saja

yang harus dilakukan hingga didapatkan kesimpulan dari objek penelitian

tersebut. Berikut tahapan yang terdapat dalam analisa deskripsi, antara lain :

a. Melakukan studi literatur.

b. Melakukan pengamatan situasi di lapangan.

c. Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder.

d. Membahas permasalahan yang terjadi sesuai dengan pengetahuan yang

dimiliki.

e. Menarik kesimpulan untuk dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan

yang ada.

1.6.2. Analisa Perencanaan dan Perhitungan

Berdasarkan permasalahan yang ada maka selanjutnya akan dilakukan

analisa perencanaan dan perhitungan sesuai dengan datadata yang ada sehingga

diharapkan pembangun Sampang Fly-Over dapat terwujud. Adapun perencanaan

dan perhitungan Fly-Over harus mengacu pada ketentuan sebagai berikut :


a. MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997.

b. SKSNI 1991 T-15-1991-03.

c. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No.13/1970.

d. Undang-Undang RI No.13/1980.

e. Peraturan Pemerintah RI No.26/1985.

f. Peraturan Pembebanan Pada Jalan Raya (PPPJR) 1970.

g. Peraturan Muatan Jembatan Untuk Jalan Raya SKBI I.3.28.1987 Dirjen Bina

Marga.

Anda mungkin juga menyukai