Anda di halaman 1dari 20

Research Methodlogy

Pengaruh Instagram Orientation dan Word of


Mouth Terhadap Minat Beli Konsumen

Dibuat oleh :

MN274 – Richard Jeremy


DAFTAR ISI

Abstract ………………………………………………………………………. 3
Research Problem ……………………………………………………………. 4
Literature Review ……………………………………………………………. 5
Methodology …………………………………………………………………. 9
Result and Discussion ………………………………………………………...
Implication ……………………………………………………………………
Conclusion ……………………………………………………………………
References …………………………………………………………………… 11
Appendix …………………………………………………………………….. 13
ABSTRACK
BAB I

RESEARCH PROBLEM

Di era digital sekarang, banyak media yang berkembang baik untuk bersosialiasi
atau bisnis. Sesuai dengan perkembangan atau kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi yang membuat perkembangan internet semakin berkembang.
Indonesia termasuk salah satu negara teraktif di media sosial, menurut hasil
penelitian GlobalWebIndex pada 2019 dalam laman bbc.com, saat ini pengguna
internet di indonesia perharinya akan aktif sekitar 195 – 204 jam. Diantara mereka
rata-rata berusia 16-24 tahun, saat ini media sosial banyak digunakan sebagai
media penggerak perekonomian bagi para pengusaha (Yasundari, 2016:209).
Media sosial yang paling populer diantaranya adalah Facebook, Instagram

Perkembangan pada era digital saat ini menyebabkan persaingan usaha tidak
hanya menonjolkan kualitas produk yang dimiliki saja, tapi perusahaan harus
mengikuti perkembangan jaman media pemasarannya. Pesatnya perkembangan
internet menyebabkan perusahaan menjadi memasarkan produknya melalui
jejaring sosial daripada melalui iklan di televisi

Instagram adalah salah satu alat pemasaran yang paling banyak digunakan saat
ini. Fitur aplikasi yang ada pada instagram mampu menghubungkan banyak orang
dimanapun kapanpun seperti fitur explore yang memunculkan berbagai tautan
foto dan video. Fitur yang ditonjolkan instagram adalah dengan menggunakan
hashtag, caption, dan tag pada tautan yang diunggah. Umumnya, penyebaran
secara visual adalah cara baru yang dipakai untuk memvisualisasikan sebuah
produk karena memberi kemudahan penerimaan pesan bagi konsumen

Awal memulai bisnis, biasanya banyak orang lain masih awam atau tidak tau
tentang produk yang kita tawarkan, sehingga penjualan kurang bagus. Dari situ
biasanya pemilik bisnis akan memikirkan cara bagaimana supaya produk
diketahui orang banyak, sampai akhirnya menggunakan instagram sebagai media
pemasarannya

Kesuksesan usaha disebabkan oleh pemilihan dan keberhasilan strategi yang


dilakukan. Seperti kebanyakan orang yang menggunakan instagram sebagai media
untuk memperkenalkan produk dan menarik perhatian konsumen. Hanya dengan
mengunggah foto-foto menarik, celebrity endorse, harga terjangkau serta repost
foto dari pembeli dan video singkat dapat menarik konsumen untuk membeli
produk tersebut. Alasan inilah yang membuat peneliti ingin mengetahui lebih jauh
lagi tentang strategi apa yang membuat minat beli konsumen meningkat
BAB II

LITERATURE REVIEW

Kehadiran teknologi internet dan sosial media yang dilakukan untuk


menggerakkan massa dalam perubahan sosial, yang dapat diamati dengan
menggunakan teori AIDA yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009: 186).
AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) merupakan formula yang paling sering
digunakan untuk membantu perencanaan suatu iklan secara menyeluruh, dan
formula itu dapat diterapkan pada suatu iklan. Perencanaan ini yang terdiri atas
(Attention), membuat ketertarikan produk (Interest), membuat keinginan untuk
memiliki produk (Desire), dan mengajak pelanggan untuk melakukan tindakan
dalam pembelian produk (Action).

Metode Perusahaan menggunakan media sosial dengan maksud memasarkan


produk atau jasanya, memberikan informasi tertentu kepada konsumen dan
mempromosikan produk yang dihasilkannya. Media sosial digunakan sebagai alat
komunikasi pemasaran untuk meningkatkan kesadaran konsumen terhadap
produk, meningkatkan image produk, dan berakhir pada peningkatan penjualan
(Kotler dan Keller, 2016). Minat beli merupakan suatu tindakan yang dilakukan
konsumen sebelum mengambil keputusan pembelian suatu produk.

Variabel independent variabel dependent


Instagram Orientation Minat Beli Konsumen
- Content Effectiveness
- Celebrity Endorse
- Price Word Of Mouth

variable moderation

Gambar 1 Theoretical Framework Model


Content Effectiveness
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris, yaitu effective yang berarti berhasil, atau
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Paramitha (2015) mengungkapkan
bahwa “Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
telah tercapai, makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi
efektivitasnya”.

Menurut Gunelius (2011:59-62) Konten yang menarik menjadi landasan strategi


dalam melakukan pemasaran media sosial. Konten yang dibuat harus menarik
serta harus mewakili kepribadian dari sebuah bisnis agar dapat dipercaya oleh
target konsumen.

Konsumen akan lebih sering untuk mencari foto ataupun video mengenai produk
yang akan dibeli. Informasi visual dinilai lebih unggul dibandingkan dengan
informasi verbal, sebab lebih mudah diingat oleh konsumen. Seseorang akan
tertarik apabila produk yang diiklankan dengan foto, video, ataupun gambar
produk yang akan dijual.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa content effectiveness melalui


instagram berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Maka dari itu
hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut

H1: Content Effectiveness berpengaruh positif terhadap Minat Beli Konsumen

Celebrity Endorse
Shimp (2003:460) berpendapat bahwa celebrity endorser adalah menggunakan
artis sebagai bintang iklan di mediamedia, mulai dari media cetak, media sosial,
maupun media telivisi. Sementara itu Celebrity Endorser dalam Instagram sering
dikenal di Instagram sebagai sebutan bagi mereka yang dipercaya untuk
membawakan produk produk yang dijual secara online melalui akun instagram
yang mereka miliki. Karakteristik sumber pesan merupakan aspek yang harus
diperhatikan dalam proses komunikasi karena efek pesan yang diterima
komunikan dapat dipengaruhi oleh kredibilitas komunikator

Celebrity endorsement merupakan bagian yang terpenting dari sebuah strategi


promosi kampanye pemasaran suatu produk. Harapan dari pengguna celebrity
endorsement adalah image atau kualitas seberitis akan berpindah kepada produk
dan merangsang penjualan, Leslie (2011:272)

Selanjutnya, hasil studi dari Nurcahya (2014) menjelaskan bahwa celebrity


endorse mempengaruhi keputusan pembelian. Semakin baik celebrity endorse
yang digunakan dalam mengiklankan sebuah produk maka semakin tinggi
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian terkait komunikasi pemasaran

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa celebrity endorse melalui instagram


berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Maka dari itu hipotesis yang
diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut

H2: Celebrity Endorse berpengaruh positif terhadap Minat Beli Konsumen

Price
Menurut Hassan (2014:521) harga merupakan segala bentuk biaya moneter yang
dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan
sejumlah kombinasi dari barang berserta pelayanan dari suatu produk. Bagi
perusahaan penetapan harga merupakan cara untuk membedakan penawarannya
dari para pesaing.

Kotler dan Keller (2012:410), menyatakan harga harus mencerminkan nilai


konsumen bersedia membayar harga dibandingkan harus mencerminkan hanya
biaya pembuatan produk atau memberikan layanan. Artinya harga merupakan
sejumlah uang yang dibutuhkan atau ditukarkan ke konsumen untuk mendapatkan
atau memiliki suatu barang yang memiliki manfaat serta penggunaannya

Hal ini didukung berdasarkan penelitian terdahulu oleh Nasution (2014) dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: Harga berpengaruh positif terhadap minat
beli

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa affordable prices melalui instagram


berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Maka dari itu hipotesis yang
diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut

H3: Price berpengaruh positif terhadap Minat Beli Konsumen


Word Of Mouth
Menurut Kotler dan Keller (2009:512), Word Of Mouth adalah Kegiatan
pemasaran melalui perantara orang ke orang baik secara lisan, tulisan, maupun
lewat alat komunikasi elektronik yang terhubung internet yang didasari oleh
pengalaman atas produk atau jasa.

Word of mouth (WOM) adalah tindakan pelanggan memberikan informasi kepada


orang lain pelanggan dari satu orang ke pemasaran tradisional lainnya, WOM
memiliki potensi cara membentuk sikap pelanggan dan persepsi tentang suatu
merek dan itu hebat pengaruh adopsi produk (Charo, Sharma, Shaikh, Haseeb,
dan Sufya, 2015).

Hasil penelitian dari (Charo et al, 2015) menyebutkan bahwa Word of Mouth
memiliki signifikansi, potensi dan keduanya memiliki dampak langsung dan tidak
langsung pada pembelian

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Word of Mouth berpengaruh


signifikan terhadap Minat Beli Konsumen. Maka dari itu hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4:Pengaruh variabel Content Effectiveness, Celebrity Endorse, Price terhadap


Minat Beli Konsumen dimoderasi oleh variabel Word of Mouth

Minat Beli Konsumen


Mehta (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen
untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan
pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian.

Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens (1999) terdapat dua faktor yang
mempengaruhi minat beli seseorang dalam proses pengambilan keputusan
pembelian, yaitu situasi tidak terduga (unexpected situation) dan sikap terhadap
orang lain (respect to others).

Hasil penelitian dari Madahi dan Sukati (2012) mengatakan bahwa minat beli
terjadi ketika setelah seseorang melihat barang tertentu, pasti orang akan
memikirkan apakah layak untuk dibeli.
BAB III

METHODOLOGY

3.1 Desain Penelitian


Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adala metode kuantitatif,
dengan jenis penelitian asosiatif. Dengan penggunaan unit analisis yaitu
konsumen, dengan time horizon cross-sectional. Desain penelitian dijelaskan pada
tabel 3.1 sebagai berikut

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Metode
Tujuan Penelitian Unit Time
Skala Keterangan
Penelitian Pendekatan Pengumpulan Analisis Horizon
Data
T1 Kuantitatif Kuesioner Konsumen Likert cross- Untuk
(Content sectional mengetahui
effectiveness apakah
) Content
Effectiveness
mempengaruhi
Minat Beli
Konsumen
T2 Kuantitatif Kuesioner Konsumen Likert cross- Untuk
(Celebrity sectional mengetahui
Endorse) apakah
Celebrity
Endorse
mempengaruhi
Minat Beli
Konsumen

T3 Kuantitatif Kuesioner Konsumen Likert cross- Untuk


(Price) sectional mengetahui
apakah Price
mempengaruhi
Minat Beli
Konsumen
T4 Kuantitatif Kuesioner Konsumen Likert cross- Untuk
(Word of sectional mengetahui
Mouth) apakah Word
of Mouth
mempengaruhi
Minat Beli
Konsumen

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian


3.2.1. Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan apa saja jenis dan
indikator dari variabel variabel yang ada dalam penelitian ini, dari jenis dan
indikator tersebut barulah dapat ditentukan pertanyaan pertanyaan untuk membuat
kuesioner guna pengujian hipotesis statistik menggunakan aplikasi Statistical
Product & Services Solution (SPSS). Penjelasan lebih lanjut tentang
operasionalisasi variabel dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala


Content Effectiveness 1. Empathy Likert (1-5)
(X1) 2. Persuasion
3. Impact
4. Communication
Celebrity Endorse 1. Visibility Likert (1-5)
(X2) 2. Credibility
3. Attraction
4. Power
Price 1. Harga terjangkau Likert (1-5)
(X3) 2. Product
3. Environment
4. Service
Word of Mouth 1. Persuasive Likert (1-5)
(X4) 2. Information
3. Recommendation
Minat Beli Konsumen 1. Layanan Service Likert (1-5)
(Y) 2. Prioritas
3. Harapan dan
Ekspektasi
4. Achievement

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data


3.3.1 Sumber Data
Menurut (Sugiono, 2012) pengertian dari sumber data yaitu dilihat dari suatu
sumbernya, data dari penelitian dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data sumber primer merupakan sumber data yang langsung
memberikan data atau informasi tersebut kepada pengumpul data, sedangkan data
sekunder yaitu sumber data yang tidak secara langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Didalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
3.3.1.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari suatu objek penelitian.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pengisian suatu
kuesioner terhadap individu yang pernah berbelanja di Instagram.

3.3.1.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang dapat diperoleh dari literatur, jurnal, atau
artikel yang bersifat teoritis dan faktual yang berhubungan dengan topik
penelitian yang dibahas.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan di sebar secara online,
responden juga memiliki kriteria sebelum mengisi kuesioner tersebut yang
pertama ialah responden wajib pernah berbelanja di instagram. yang kedua
responden memiliki umur diatas 17 tahun. Data tersebut nanti akan diconvert
kedalam bentuk excel dan dirangkum sesuai dengan syarat untuk bisa di uji dalam
SPSS.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian


Menurut Sabar dalam (Nurdin & Hartati, 2019) “populasi adalah keseluruhan
subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau
studi populasi atau study sensus.”

Sedangkan sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang
sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya.
Pada penelitian kali ini terdapat sampel sebanyak 100 responden, dan teknik
pengambilan sampel yang peneliti lakukan ialah Non-probability Sampling. Non-
probability Sampling adalah metode pengambilan sampel secara random atau
acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi
diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel
penelitian. (Sumberpengertian.id, 2018)

Metode pengambilan sampel yang peneliti lakukan menggunakan metode


Purposive Sampling. Purposive Sampling (Sekaran & Bougie, 2016) adalah
metode penelitian dengan menggunakan kriteria tertentu dalam pengambilan
sampel.

3.5 Subjek dan Objek Penelitian


3.5.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian dari penelitian ini yaitu individu yang pernah berbelanja di
instagram berusia 17 tahun keatas
3.5.2 Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu content
effectiveness, celebrity endorse, price, word of mouth, dan minat beli
konsumen.

3.6 Metode Analisis


3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1.1. Uji Validitas
Pengertian validitas menurut Sudjana adalah ketepatan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang harus dinilai.

Kriteria pada Uji Validitas adalah sebagai berikut: Instrumen valid, jika r-
hitung = r-tabel dan Instrumen tidak valid jika r-hitung < r-tabel. Tentukan
kategori validitas instrumen yang acuannya pada pengklasifikasian validitas
adalah sebagai berikut:
· 0,80 < rxy 1,00 validitas sangat baik (sangat tinggi)
· 0,60 < ryx 0,80 validitas baik (tinggi)
· 0,40 < rxy 0,60 validitas cukup (sedang)
· 0,20 < rxy 0,40 validitas kurang (rendah)
· 0,00 < rxy 0,20 validitas jelek (sangat rendah)
· rxy 0,00 tidak valid

Untuk menghitung validitas alat ukur yang digunakan ialah menggunakan


rumus Pearson Product Moment, rumusnya sebagai berikut:

Keterangan:
· SX : Jumlah skor item X
· SY : Jumlah skor total (seluruh item)
· N : Jumlah responden
3.6.1.2. Uji Reliabilitas
Pengertian reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat
ukur yang memiliki konsistensi jika pengukuran yang dilakukan dengan alat
ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes, merupakan tingkat
konsistensi suatu tes, adalah sejauh mana tes dapat dipercaya untuk
menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah meskipun diteskan
pada situasi yang berbeda.

Sebuah tes dianggap memiliki reliabilitas yang baik apabila memiliki


karakteristik sebagai berikut:
 Reliabilitas merupakan milik dari satu set nilai tes bukan milik tes itu
sendiri, artinya suatu tes dikatakan baik apabila dapat menghasilkan skor
yang cukup akurat, apabila tes tersebut diberikan pada kelas tertentu,
maka bisa juga menghasilkan skor yang cukup konsisten bila diberikan
pada kelas yang berbeda atau ketika diberikan pada kelas yang sama pada
waktu yang berbeda.
 Suatu tes dikatakan reliable jika dua buah tes dilakukan pada jarak waktu
yang berbeda dan menunjukkan skor yang tidak jauh berbeda.
 Reliabilitas dapat dinyatakan untuk dua atau lebih pengukuran
independen yang diperoleh dari tes yang sama untuk setiap anggota
kelompok. (Riadi, 2017)

3.6.2 Uji Asumsi Klasik


Dalam penelitian ini, asumsi klasik yang digunakan yaitu uji heterokedastisitas,
uji normalitas, dan uji multikolinieritas. Agar kita dapat mengetahui apakah model
regresi tersebut baik atau tidak.

3.6.2.1 Uji Normalitas


Menurut (Ghozali, 2013) didalam model regresi uji normalitas memiliki
tujuan yaitu untuk mengetahui apakah disetiap variabel berdistribusi normal
atau tidak. Definisi yang sama dari uji normalitas yakni untuk menguji suatu
variabel apakan nilai residual yang diperoleh dari regresi memiliki distribusi
normal atau tidak. didalam uji normalitas nilai residual yang berdistribusi
normal merupakan model regresi yang baik (Priyatno,2012). Uji normalitas
ini dilakukan untuk menguji suatu variabel dengan mengamsumsikan nilai
dari residual mengikuti distribusi normal dan jika asumsi ini tidak dilakukan
maka uji statistik menjadi tidak valid. Uji normalitas dengan grafik
menggunakan program spss 20 dengan analisis grafik yaitu Normal
Probability Plot. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas:
1. Jika data yang diperoleh menyebar dari garis diagonal serta garis tersebut
mengikuti diagonal atau grafik histogramnya, maka hal ini menunjukan
bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan model regresi memenuhi
asumsi normalitas.

2. Jika data yang diperoleh menyebar jauh dari diagonal serta tidak mengikuti
garis diagonal atau grafik histogramnya, maka hal ini menunjukan bahwa data
yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.

3.6.2.2 Uji Multikoliniearitas


Uji Multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
yaitu tidak terjadi korelasi diantara variabel independen tersebut. Menurut
(Priyatno, 2010) Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika nilai matrik
korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,5 maka dapat diketahui bahwa data
yang akan dianalisis bebas dari multikolinieritas. Setelah itu jika nilai VIF
terdapat dibawah 10 dan nilai dari toleransi mendekati angka 1, dapat
dijelaskan kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat
multikolinieritas. Pengujian ada atau tidaknya gejala multikolinieritas
dilakukan dengan melihat nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat
pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor).

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas


Menurut (Priyatno 2010) uji Heteroskedastisitas adalah metode yang
bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain didalam model regresi, Didalam uji ini
jika pola titik titik membentuk suatu pola tertentu dan merata maka terjadi
heteroskedastisitas, tetapi jika pola titik titik tidak membentuk pola yang jelas
dan menyebar diatas atau dibawah angka 0 pada sumbu Y maka bisa
dikatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

3.6.3 Analisa Regresi Berganda


Menurut (Budiwanto, 2017) “Teknik analisis regresi dua predictor pada dasarnya
tidak berbeda dengan analisis regresi satu prediktor. Teknik analisis regresi dua
prediktor untuk memprediksi variable kriterion oleh dua variabel prediktor.
Persyaratan dalam analisis regresi dua prediktor sama dengan analisis regresi satu
prediktor. Agar variable prediktor dapat digunakan untuk memprediksi variabel
kriterion, persyaratan yang harus dipenuhi adalah variabel prediktor harus
mempunyai koefisien relasi yang signifikan dengan variabel kriterion. Analisis
Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari
satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat.

3.6.4 Uji Hipotesis


3.6.4.1. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel
dependen.
Hipotesis:
 H0 yaitu, variabel independen (Content Effectiveness, Celebrity Endorse,
dan Price) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (minat
beli konsumen).
 Ha yaitu, variabel independen (Content Effectiveness, Celebrity Endorse,
dan Price) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
(minat beli konsumen).
Dasar pengambilan keputusan
 T tabel > T hitung, maka H0 diterima
 T tabel < T hitung, maka H0 ditolak
(dimas123, 2016)

3.6.4.2. Uji F
Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel indepenen
(bebas) mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (terikat).
Hipotesis:
 H0, adanya pengaruh antara variabel independen dengan variabel
dependen
 Ha, tidak ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel
dependen

Dasar pengambilan keputusan Uji F, ada 2 cara dalam pengambilan


keputusan Uji F:
Membandingkan nilai signifikan(sig)
 Jika sig < 0,05 maka H0 diterima
 Jika sig > 0,05 maka H0 ditolak

Membandingkan dengan nilai F hitung dengan F tabel


 Jika F hitung > F tabel, maka H0 diterima
 Jika F hitung < F tabel, maka H0 ditolak
(Raharjo, spssindonesia, 2019)
REFERENCES

Ardy SuwitoWibowo, R. H. (2017). STRATEGI PEMASARAN ADIDAS ORIGINALS MELALUI


INSTAGRAM UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELI. Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Volume 6, Nomor 4, 1 - 11.
Atika, A. K. (2016). THE EFFECT OF ELECTRONIC WORD OF MOUTH, MESSAGE SOURCE
CREDIBILITY, INFORMATION QUALITY ON BRAND IMAGE AND PURCHASE INTENTION.
Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 20, Nomor 1, 94 - 108.

Diana Fitri Kusuma, M. S. (2018). Strategi Pemanfaatan Instagram Sebagai Media


Komunikasi Pemasaran Digital Yang Dilakukan Oleh Dino Donuts. Jurnal Manajemen
Komunikasi, Volume 3, No. 1, 18 - 33.

Joesyiana, K. (2018). PENGARUH WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN KONSUMEN PADA MEDIA ONLINE SHOP SHOPEE DI PEKANBARU. Jurnal
Valuta Vol. 4 No 1, 71 - 85.

Jovita, D. R. (2017). MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI SARANA PROMOSI UNTUK


MENINGKATKAN MINAT BELI KONSUMEN. Jurnal Bisnis Terapan, Volume 01, Nomor
01, 25 - 32.

Komang Ayu Pradnya Indrawati, I. N. (2017). EFEKTIVITAS IKLAN MELALUI MEDIA


SOSIAL FACEBOOK DAN INSTAGRAM SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PEMASARAN DI
KRISNA OLEH-OLEH KHAS BALI. Jurnal Analisis Pariwisata Vol. 17 No. 2, 78 - 83.

M. Abdul Malik Zuhri, L. C. (2019). PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM


SEBAGAI MEDIA PROMOSI LIBRARY BASED COMMUNITY (STUDI KASUS KOMUNITAS
PERPUSTAKAAN JALANAN SOLO @Koperjas). 1 - 10.

Nur Faiz Andrianto, E. S. (2016). PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN BRAND IMAGE
PADA PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN. Management Analysis Journal 5 (2) , 104 - 109.

PENGARUH KUALITAS PRODUK, H. D. (2019). Nico Rifanto Halim, Donant Alananto


Iskandar. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT Vol.4,
No.3, 415 - 424.
Pin Luarn, H.-H. L. (2003). A CUSTOMER LOYALTY MODEL FOR E-SERVICE CONTEXT.
Journal of Electronic Commerce Research, VOL. 4, NO. 4,, 156-167.

Rahima, P. ( 2018). Pengaruh Celebrity Endorser di Media sosial instagram dalam


promosi produk hijab terhadap minat beli konsumen (Studi kasus pada akun instagram
@wiriamaeazzahra ). Seminar Nasional dan Call for Paper: Manajemen, Akuntansi dan
Perbankkan, 50 - 60.

Superwiratni. (2018). Pengaruh Celebrity Endorsement Terhadap Keputusan Menginap


Di Cottage Daarul Jannah. The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Vol.
8, No. 2, 99 - 110.

Wisnu Pamenang, H. S. (2016). ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KEPUASAN


PELANGGAN DAN WORDS OF MOUTH TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN
(Studi Kasus Pada Produk Kerupuk Ikan Lele UKM Minasari Cikaria. Jurnal Sains
Pemasaran Indonesia, Vol 15, No 3, 206 - 211.

Yuli Priyanti, F. S. (2017). MINAT BELI KONSUMEN TOKO SEPATU BATA DIPASAR RAYA
PADANG DILIHAT DARI SIKAP DAN IKLAN. Jurnal Pundi, Vol. 01, No. 02, 87 - 96.

Anda mungkin juga menyukai