PENDAHULUAN
Lokasi
proyek
Fungsi U-ditch
Saluran air u ditch telah ditetapkan sebagai media penyaluran air drainase oleh
Badan Standar Nasional Indonesia. Saluran air u ditch merupakan saluran air terbuka
yang bisa diaplikasikan di berbagai bidang elektro si saluran yang sedang dibutuhkan
karena bentuk yang dimiliki oleh u ditch sendiri.
Dibawah ini merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi oleh saluran u ditch
berdasarkan standar nasional Indonesia (SNI) :
1. Dapat mengalirkan dan juga menyerap air hujan kedalam tanah dengan volume
yang cukup besar merupakan sebuah keharusan bagi saluran u ditch. Hal
tersebut karena supaya tidak menimbulkan genangan air di atas permukaan
tanah.
2. Proses produksi dari u ditch sendiri haruslah sesuai dengan standar SNI dan
tidak boleh mempunyai cacat di bagian permukaan produk sehingga produk
tersebut bisa bekerja secara optimal.
Klasifikasi U-ditch
Jika dilihat berdasarkan tempat pengaplikasiannya, maka saluran u ditch diproduksi
dengan beragam jenis beton precast antara lain yaitu :
Light Duty
Light duty sendiri merupakan tipe saluran yang pada umumnya diaplikasikan
di daerah yang digunakan untuk suatu jalan atau pijakan bagi para pejalan kaki.
Heavy Duty
Heavy duty adalah saluran air u ditch yang biasanya diaplikasikan di daerah
yang dilalui kendaraan biasa dan juga kendaraan yang memiliki beban berat.
Adapun alat berat yang digunakan pada pekerjaan ini berdasarkan pengamatan
dilapangan, antara lain :
a. Excavator
Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan
mengangkut suatu material (tanah, batubara, pasir, dan lain-lain). Excavator
berfungsi sebagai alat membantu dalam pelaksanaan pekerjaan saluran suplesi,
salah satunya adalah membantu menggali tanah dan memasang u-ditch di
lokasi. Berikut ini adalah gambar excavator :
Adapun Data Teknis U-ditch dicantumkan lebar, tinggi, dan tebal U-ditch seperti
dibawah ini :
Lebar : 60 cm
Tinggi : 80 cm
Tebal : 10 cm
b. Dump Truck
Dump Truck merupakan alat berat yang muatannya dapat dikosongkan tanpa
penanganan. Dump Truck digunakan untuk mengangkut urukan tanah.
Dibawah ini adalah gambar dari Dump Truck :
PEMILIK
PROYEK
KONSULTAN PENYEDIA
BARANG/JASA
Hubungan konsultatif
Gambar 2.6 Diagram Alir Organisasi Proyek
Berdasarkan gambar diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pemilik proyek
bertanggung jawab untuk mensukseskan proyek yang telah direncankan dan
ditetapkan dengan memberikan tugas kepada penydia barang/jasa dan konsultan untuk
merencakanakan dan mengawasi pekerjaan proyek.
Penyedia barang/jasa sebagai pihak yang memenangkan lelang mempunyai
tanggung jawab untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas dari pemilik proyek
yang sudah disepakati sebelumnya.
Kemudian konsultan sebagai pihak yang mempunyai tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas dari pemilik proyek berupa memproyeksikan keinginan owner ke
pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta melakukan pengawasan secara rutin selama
masa pelaksanaan pekerjaan proyek.
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Uraian Umum
Pada Bab ini akan dijelaskan tentang Pelaksanaan Proyek. Pelaksanaan Proyek
merupakan kegiatan untuk menghasilkan suatu konstruksi yang mencakup seluruh
aspek menyangkut kepentingan, guna mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Setelah perjanjian kontrak kerja maka pihak penyedia barang/jasa wajib untuk
melaksanakan pekerjaan di lapangan. Pekerjaan yang harus dilakukan, seperti
membuat perencanaan pelaksanaan pekerjaan, melengkapi semua dokumen yang
diperlukan, pengecekan di lapangan dan lain sebagainya. Tujuan pelaksanaan proyek
ini adalah mewujudkan keinginan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan waktu dan biaya yang sudah
disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.
Dalam pelaksanaan suatu proyek mempunyai tantangan utama yaitu mencapai
tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami
sebelumnya. Tantangan selanjutnya adalah bagai mana mengoptimasikan semua
sumber daya yang diperlukan dan mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
5. Pekerjaan Pipa
5.1 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Galvanis dia. 6”
Pipa yang digunakan pada pekerjaan ini adalah pipa galvanis diameter 6”
Pipa galvanis diletakkan pada penopang dari balok kayu ulin ukuran 10/10
Penyambungan pipa galvanis setiap 1 batang (6 meter) menggunakan las.
Pipa galvanis yang telah terpasang kemudian di ikatkan ke bantalannya
menggunakan klem penjepit dari besi plat dan dikencangkan dengan mur baut.
Pekerjaan ini mengacu kepada gambar kerja atau sesuai petunjuk direksi.
Volume pekerjaan ini adlaah 60,00 m;’ dan waktu pelaksanaan dijadwalkan
dimulai dari bulan ke-3 minggu ke-2 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-2.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Pipa Galvanis -Tripod/ Tackel -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
dia. 6” -Handle Crane 2T -Pengawas Lapangan
-Butt Fussion -Petugas K3
-genset -Pekerja, Tukang Pipa
-Mandor
5.2 Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE dia. 6”
Pipa yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah pipa HDPE dia. 6”. Estimasi
waktu dari Purchasing Order sampai dengan produksi pipa adalah 2 minggu, setelah
pipa selesai di produksi selanjutnya surat penunjukan ekspedisi dikirimkan ke pabrik
agar pipa segera dikirimkan ke gudang Kontraktor Pelaksana. Untuk mobilisasi dari
gudang Pelaksana ke lokasi pekerjaan (tempat penumpukan pipa di lapangan)
menggunakan Dump Truck. Estimasi pengiriman dari pabrik sampai dengan ke lokasi
pekerjaan adalah 3 minggu. Jadi total waktu pengadaan pipa dan aksesories pipa
adalah 5 minggu. Setelah pipa dari pabrik telah sampa di lokasi, maka dilakukan proses
pemeriksaan barang oleh direksi dan konsultan pengawas.
Penyimpanan Pipa HDPE dapat dilakukan dengan menata pipa (menimbun)
dengan kerataan yang baik. Bebaskan tempat penyimpanan dari benda taja, karena
berpotensi mengganggu dasaran pipa. Agar pipa tidak langsunf komunikasi dengan
tanah, beri cagak dengan alas kusen sejajar minimal 1 meter, cara gundukan bisa
dijakani dengan cara limas dengan tinggi tidak lebih sari 1 meter ataupun buat
gundukan datar.
Material pipa yang akan dipasang harus sudah disetujui direksi, dan setelah
request untuk memulai pelaksanaan telah ditandatangani oleh direksi maka mulai
diturunkan pipa kedalam parit galian dengan batuan alat tripod crane. Semua pipa dan
perlengkapan lainnya harus diturunkan dengan hati-hati kedalam parit galian dengan
peralatan yang sesuai agar terhindar dari kerusakan. Setiap pipa yang telah dimasukkan
ke dalam parit harus langsung dipasang dan distel sambungannya kemudian di urug
dengan tanah bekas galian yang telah mendapatkan persetujuan direksi.
Semua ujung pipa yang terakhir harus ditutup sehingga kotoran tidak masuk
kedalam pipa. Perubahan arah perletakan pipa harus dilaksanakan penyambungan
aksesories begitu juga untuk percabangan harus dengan aksesories sesuai dengan
gambar dan intruksi direksi. Dan pada waktu perletakan pipa semua parit galian harus
kering dan bersih.
Semua pipa dan perlengkapan yang akan dipasang serta alat-alat bantu untuk
pemasangan pipa tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati sesaat sebelum
pipa-pipa / perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang akan dipasang.
Semua ujung pipa harus dipastikan lurus/ tidak bengkok. Jika terdapat ujung pipa yang
bengkok maka harus dipotong sesuai petunjuk teknis. Dan terakhir akan diperiksakan
lagi pada direksi sebelum pemasangan.
Pipa diturunkan setelah kedalaman galian mendapatkan persetujuan dari
direksi. Material pipa diperiksa kembali sebelum diturunkan. Penurunan pipa kedalam
lubang galian dilakukan dengan cara hati-hati, dilakukan dengan cara menurunkan satu
persatu. Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan alcohol dan dilap
menggunakan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak
sebelum pipa dipasang dan disambungkan.
Selama berlangsung perletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan di dalam pipa. Tindakan pencegahan akan
kami lakukan untuk menghindari benda asing masuk kedalam pipa saat pipa diletakkan
pada jalur pipa. Dan semua jalur pipa sewaktu meninggalkan pekerjaan harus ditutup
rapat dengan plastic diikat erat dengan karet / benen. Saat satuan panjang pipa dalam
galian, setiap pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa sebelumnya, pipa dipasang
dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempat
dengan bahan urugan dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung
pipa.
Penyambungan pipa HDPE menggunakan mesin las pipa HDPE (elding butt
fussion untuk diameter pipa 90-315 mm) sebanyak 1 unit. Metode penyambungan butt
fusion adlaahg proses termofusi yang melibatkan pemanasan secara bersama di kedua
ujungnya. Barulah kedua ujung tersebut ditempelkan dengan bantuan tekanan hidrolik
untuk membuat sambungan yang senyawa.
Pertama-tama memeriksa dan membersihkan pipa yang akan disambungkan
baik dalam maupun luar sehingga terbebas dari debu, kotoran dn lain-lain yang akan
mengurangi kekuatan sambungan pipa. Membersihkan ujung pipa dengan kain katun
atau kertas tisu yang sudah dibasahi dengan spiritus dan alcohol dan harus diperhatikan
agar tidak ada bulu-bulu kain yang menempel pada bagian yang akan di las/
disambung. Pasang ujung-ujung pipa pada alat penjepit/ klem penjepit dan kedua
ujung pipa dikencangkan sampai berada di posisi tepat. Kedua sisi permukaan / ujung
pipa diratakan dengan menggunakan alat serut elektri (scrapper) sehingga kedua ujung
pipa benar-benar rata dan bersih.
Panaskan plat pemanas sampai titik senyawa 225° ±5° C (diatur dengan
thermostat). Pasang plat pemanas yang telah dipanaskan diantara kedua belah ujung
pipa dengan jumlah tekanan 15 KPa untuk menarik sebatang pipa kea rah alat las
fusion. Tekan kedua ujung pipa denganh kekuatan sebesar 15 KPa sampai membentuk
bead. Kemudian tekan kembali kedua ujung pipa yang sudah dipanaskan di alat butt
fusion sampai hasil tekanan senyawa.
Volume pekerjaan ini adalah 1.000,00 m’ dan waktu pelaksanaan dijadwalkan
dimulai dari bulan ke-2 minggu ke-1 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-2.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Pipa HDPE -Tripod/ Tackel -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
dia. 6” -Handle Crane 2T -Pengawas Lapangan
-Butt Fussion -Petugas K3
-genset -Pekerja, Tukang Pipa
-Mandor
V PEKERJAAN PIPA
1 Pekerjaan dan pemasangan pipa galvanis
6” M’
Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE 6” 60,00 382.600,00 22.956.000,00
Intake pipa galvanis M’ 1.000,00 283.200,00 283.200.000,00
Tiang penyangga pipa (kayu ulin) Unit 1,00 5.000.000,00 5.000.000,00
M3 0,80 10.000.000,00 8.000.000,00
VI PEKERJAAN LAIN-LAIN
Asbuilt drawing Ls 1,00 5.000.000,00 5.000.000,00
Dokumentasi dan pelaporan Ls 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00
Dengan begitu pengendalian biaya identik dengan rencana anggaran biaya (RAB)
agar berbagai jenis kegiatan harus selalu dipantau dan dikendalikan guna terciptanya
hasil implementasi yang sesuai denganan anggaran. Rencana anggaran biaya
merupakan perancanaan anggaran terperinci biaya seluruh item pekerjaan, yang
didistribusikan sesuai dengan time scedhule yang telah ditetapkan.
Data-Data seperti gambar rencana, spesifikasi teknis, analisa sumberdaya dan
analisa harga satuan diperlukan dalam penyusunan rencana anggaran biaya.
BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
6.2 Saran
Adapun saran-saran yang kami berikan setelah selesai melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mahasiswa, yaitu :
a. Mahasiswa yang sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan hendaknya
lebih giat turun kelapangan dan sering bertanya pada penyedia barang/jasa
maupun konsultan pengawas.
b. Mahasiswa wajib mengatahui dan mengerti fungsi dari alat-alat yang
digunakan dalam proyek yang ditinjau.
c. Data-data yang diperlikan harus diperhatikan kelengkapanya untuk
mempermudah dalam pekerjaan laporan Praktek Kerja Lapangan.
2. Untuk Pelaksanaan Proyek, yaitu :
a. Tingkatkan lagi koordinasi antara pemilik proyek, konsultan pengawas dan
barang/jasa agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
b. K3 lebih diterapkan lagi dalam setiap pelaksanaan pekerjaan proyek.
Petugas k3 harus tegas dalam menegur dan menindak pekerjaan yang
memang tidak patuh atau menyepelekan prosudur dan ketentuan-ketentuan
dari k3 yang telah ditetapkan.
BAB VI
PENUTUP
Praktik kerja yang dilakukan mahasiswa selama 60 hari memberikan manfaat yang
banyak bagi mahasiswa baik itu ilmu, pengalaman serta pengetahuan tentang
Manajemen Konstruksi. Selama praktik kerja mahasiswa mampu memahami dan
mengerti bagaimana cara membandingkan ilmu dari teori pelajaran maupun ilmu di
lapangan dan juga mahasiswa mampu mengetahui lebih banyak tentang Manajemen
Konstruksi dalam sebuah proyek. Serta mahasiswa juga mampu memahami dan
mengerti permasalahan dan kondisi yang ada di lapangan khususnya masalah yang
dialami oleh MK. Beberapa kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan dalam
laopran ini adalah sebagai berikut :
6.1 Kesimpulan
1. Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan dibuat
untuk memberikan referensi yang nyaman, terjangkau dan memenuhi standart dari
kebutuhan masyarakat.
2. Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan sedikit
terlambat karena beberapa faktor yang dapat ditoleransi dan masih dapat dikejar
pelaksanaannya.
2. Sebaiknya pihak pengawas (MK) lebih tegas lagi dalam hal pengawasan,
monitoring, penilaian dan evaluasi pekerjaan agar hasil dari pekerjaan nantinya sesuai
dengan rencana.
3. Apabila terjadi hal-hal diluar rencana maka pihak pengawas (MK) harus berani
mengambil keputusan untuk meminimalisir kesalahan dari pekerjaan.