Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan


Praktek Kerja lapangan adalah salah satu mata kuliah yang wajib diikuti dan
merupakan bagian dari kurikulum Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari. Penulisan laporan praktek Kerja
Lapangan wajib dilakukan sebagai syarat akademis dari mata kuliah tersebut dan
merupakan syarat untuk menyusunn Tugas Akhir dan Skripsi.
Untuk dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan disyaratkan harus memperoleh
jumlah satuan kredit semester (SKS) minimal 100 SKS. Tahap Praktek Kerja
Lapangan yang harus dilakukan oleh mahasiswa minimal selama 2 bulan kerja.
Dengan persyaratan tersebut mahasiswa telah mendapatkan bekal untuk menjalani
Praktek Kerja Lapangan ini.
Praktek Kerja Lapangan dimaksudkan untuk menambah pengetahuan mahasiswa
dalam praktik kerja, dalam hal ini adalah penerapannya di lapangan. Pada Praktek
Kerja Lapangan ini, proyek yang ditinjau adalah Belanja Pemeliharaan Jalan,
Jembatan, Irigasi, Sungai & Jaringan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Dengan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan agar mahasiswa
Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari Banjarmasin dapat lebih mengerti dan memahami berbagai masalah yang
ditemui dilapangan saat pelaksanaan proyek dan dapat memecahkan masalah tersebut.
Praktek Kerja Lapangan ini juga sebagai pelengkap dari ilmu yang telah didapatkan
pada bangku kuliah. Tujuan dari kerja praktek lapangan ini, antara lain :
1. Membantu mahasiswa memahami pengertian Praktek Kerja Lapangan,
beradaptasi, serta berkompetesi dengan bekerja secara maksimal, serta
membantu siswa dalam memahami etika, tata tertib, dan variasi lokasi Praktek
Kerja Lapangan.
2. Untuk mendapatkan pengalaman serta pengetahuan tentang metode
pelaksanaan suatu proyek, data-data dan spesifikasi yang diperlukan dalam
suatu proyek.
3. Memberikan latihan kepada mahasiswa untuk sikap siap mental dalam
menghadapi tantangan dunia nyata pada lingkungan kerja.
4. Untuk memahami dan membandingkan antara metode pelaksanaan yang
spesifik dengan metode pelaksanaan secara teoritis yang didapat pada
perkuliahan, sehingga didapat pengetahuan yang lebih luas di luar perkuliahan
yang membuka cakrawala dan wawasan berpikir mahasiswa.
5. Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama mengikuti
perkuliahan, dan diharapkan dapat menghadapi masalah yang ditemui di
lapangan dengan penyelesaian secara tepat, sistematis dan terpadu serta dapat
membuat suatu perbandingan antara teori dan praktek di lapangan yang diolah
dalam bentuk laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan, dimana pelaksanaan
di lapangan merupakan aplikasi dari teori yang didapat di bangku kuliah.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama Praktek Kerja
Lapangan adalah sebagai berikut:
1. Prosedur mendapatkan suatu proyek melalui proses pengadaan/lelang yang
akan dijadikan objek Praktek Kerja Lapangan.
2. Mengetahui teknik atau metode pelaksanaan, yaitu dengan pengamatan
langsung di lapangan dalam proses pembangunan suatu proyek.
3. Melakukan absensi kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dibuktikan dengan
presentasi kehadiran yang diketahui oleh dua unsur penanggung jawab
kegiatan diantara tiga unsur yaitu pemilik pekerjaan, pelaksana pekerjaan
dankonsultan pengawas.
4. Asistensi kegiatan Praktek Kerja Lapangan dengan Dosen pembimbing yang
telah ditunjuk oleh Koordinator Praktek Kerja Lapangan.
5. Membuat laporan tertulis kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
6. Mengikuti ujian wawancara setelah semua hal diatas telah dilalui.
1.3 Pembatasan Masalah
Menurut surat perintah Kerja Praktek No : 1181/UNISKA-FATEK/A.15/VII/2019
atas nama Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al-Banjari, memutuskan untuk melaksanakan Kerja Praktik yang dilaksanakan selama
2 (dua) bulan terhitung mulai tanggal 15 September 2020 sampai dengan 15 November
2020.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada Praktek Kerja Lapangan pada
Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai & Jaringan adalah
sebagai berikut :
1. Prosedur mendapatkan suatu proyek yang akan dijadikan objek Praktek Kerja
Lapangan.
2. Mengetahui teknik dan metode pelaksanaan pekerjaan bangunan pintu air,
yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan.
3. Pengumpulan data-data yang berkaitan dengan proyek yang ditinjau.
4. Pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan.

1.4 Sistematika Penulisan Laporan


Penyusunan Praktek Kerja Lapangan ini berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
dan data-data yang diperoleh dari pemilik pekerjaan, pelaksana pekerjaan, konsultan
perencana dan konsultan pengawas, ditambah literatur-literatur yang dapat menunjang
penulisan.
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Proyek adalah seluruh rangkaian kegiatan yang dikerjakan dalam waktu terbatas
dimana menggunakan sumber daya tertentu. Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan,
Jembatan, Irigasi, Sungai & Jaringan, ini merupakan proyek milik Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Selatan Bidang Sumber Daya Air.
Hal yang mendasari tujuan dari proyek ini, yaitu :
1. Pada tahun 2019 telah terjadi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang
cukup panjang dengan ditetapkannya status Tanggap Darurat Karhutla oleh
Gubernur Kalimantan Selatan.
2. Di saat kemarau puncak, hanya sumber air dari saluran daerah Irigasi Riam
Kanan yang berasal dari buangan PLTA Ir. P. Moh. Noor atau Waduk Riam
Kanan yang masih tersedia yang digunakan untuk membasahi areal kebakaran.
3. Pada tahun 2019 Tim Satgas Karhutla Provinsi Kalimantan Selatan melalui
Danrem 101 Antasari dan Kapolda Kalsel memerintahkan untuk menjebol
saluran sekunder daerah Irigasi Riam Kanan untuk membasahi areal sekitar
Guntung Damar Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru dan sangat efektif
menjaga kelancaran penerbangan di Bandara.
4. Sesuai arahan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan perlunya bangunan/ pintu
air permanen untuk mensuplesi air irigasi ke area kebakaran hutan dan lahan di
sekitar bandara agar setiap tahun tidak ada lagi penghentian operasi bandara
karena kabut asap karhutla.
2.2 Lokasi Proyek
Adapun lokasi dari Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai
& Jaringan ini berada di 3 (tiga) titik lokasi yaitu di Kelurahan Guntung Damar, Desa
Cindai Alus, dan Desa Penggalaman.
Dibawah ini adalah gambar dari lokasi proyek :

Lokasi
proyek

Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek (Sumber Google Map)

2.3 Data Proyek


2.3.1 Data Umum
Adapun data umum dari Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai
& Jaringan ini sebagai berikut :
1. Kegiatan : Normalisasi Saluran Drainase sekitar Bandara
Syamsuddin Noor
2. Pekerjaan : Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai
Dan Jaringan
3. Nomor Kontrak : 610/018/SDA/PDA-SKPD/2020
4. Tanggal : 13 Agustus 2020
5. Nilai Kontrak : Rp. 2.425.378.359,00
6. Penyedia : PT. DIANG PUTRA ANDHIKATAMA
7. Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender
8. Waktu Pemeliharaan : 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalende
2.3.2 Data Teknis
Lingkup pekerjaan pada pelaksanaan proyek Belanja Pemeliharaan Jalan,
Jembatan, Irigasi, Sungai & Jaringan, yaitu : Pekerjaan Persiapan; Pekerjaan
Penerapan SMKK; Pekerjaan Saluran Suplesi; Pekerjaan Pintu Air; dan Pekerjaan
Pipa.
1. Pekerjaan Persiapan
Untuk pekerjaan persiapan terdiri dari pemasangan papan proyek termasuk
pekerjaan pengukuran lokasi yang akan dikerjakan.

Gambar 2.2 Pemasangan papan proyek

2. Pekerjaan Saluran Suplesi


Untuk pekerjaan saluran suplesi ialah menggunakan u-ditch 60x80 K-250

Gambar 2.3 U-Ditch 60x80 K-250


U-Ditch adalah nama dari produk beton precast hasil olahan yang dicetak
menggunakan moulding besi dengan getaran tinggi dan diproduksi di pabrik khusus.
U-Ditch dibuat untuk kepentingan saluran air (drainase), secara fisik umumnya
berbentuk huruf U.
Secara fisik memiliki pada ujung masing-masing memiliki sambungan
menggunakan plat joint (Plat embeded dan sambungan but joint atau male female)
dimana pada bagian pertemuan sambungannya cukup diberikan mortar sebagai
penutup nat. U Ditch sebagai material konstruksi pada saluran drainase yang memiliki
banyak keuntungan dalam pemakaiannya mulai dari durabilitas hingga efisiensi biaya.

Fungsi U-ditch
Saluran air u ditch telah ditetapkan sebagai media penyaluran air drainase oleh
Badan Standar Nasional Indonesia. Saluran air u ditch merupakan saluran air terbuka
yang bisa diaplikasikan di berbagai bidang elektro si saluran yang sedang dibutuhkan
karena bentuk yang dimiliki oleh u ditch sendiri.
Dibawah ini merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi oleh saluran u ditch
berdasarkan standar nasional Indonesia (SNI) :
1. Dapat mengalirkan dan juga menyerap air hujan kedalam tanah dengan volume
yang cukup besar merupakan sebuah keharusan bagi saluran u ditch. Hal
tersebut karena supaya tidak menimbulkan genangan air di atas permukaan
tanah.
2. Proses produksi dari u ditch sendiri haruslah sesuai dengan standar SNI dan
tidak boleh mempunyai cacat di bagian permukaan produk sehingga produk
tersebut bisa bekerja secara optimal.

Klasifikasi U-ditch
Jika dilihat berdasarkan tempat pengaplikasiannya, maka saluran u ditch diproduksi
dengan beragam jenis beton precast antara lain yaitu :
 Light Duty
Light duty sendiri merupakan tipe saluran yang pada umumnya diaplikasikan
di daerah yang digunakan untuk suatu jalan atau pijakan bagi para pejalan kaki.
 Heavy Duty
Heavy duty adalah saluran air u ditch yang biasanya diaplikasikan di daerah
yang dilalui kendaraan biasa dan juga kendaraan yang memiliki beban berat.

Adapun alat berat yang digunakan pada pekerjaan ini berdasarkan pengamatan
dilapangan, antara lain :
a. Excavator
Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan
mengangkut suatu material (tanah, batubara, pasir, dan lain-lain). Excavator
berfungsi sebagai alat membantu dalam pelaksanaan pekerjaan saluran suplesi,
salah satunya adalah membantu menggali tanah dan memasang u-ditch di
lokasi. Berikut ini adalah gambar excavator :

Gambar 2.4 Excavator

Adapun Data Teknis U-ditch dicantumkan lebar, tinggi, dan tebal U-ditch seperti
dibawah ini :
Lebar : 60 cm
Tinggi : 80 cm
Tebal : 10 cm
b. Dump Truck
Dump Truck merupakan alat berat yang muatannya dapat dikosongkan tanpa
penanganan. Dump Truck digunakan untuk mengangkut urukan tanah.
Dibawah ini adalah gambar dari Dump Truck :

2.4 Tata Cara Pelelangan / Tender


Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi tentunya mempunyai proses-proses
administrasi proyek dimana hal itu dilakukan sebelum proyek diturunkan sampai
selesainya serah terima proyek tersebut dilaksanakan, salah satunya harus
menyelesaikan proses pengadaan kontrak. Proses ini dilakukan agar memperoleh
penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan, baik secara administrasi maupun
teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu melakukan proses lelang.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 untuk pengadaan Barang/Jasa
pemerintah, penetapan pelaksanaan pengadaan pada Bab Satu ketentuan umum pasal
1 menjelaskan pengertian pengadaan Barang/Jasa oleh Kementrian/ Lembaga/
Perangkat Daerah yang di biayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan. Pengadaan Barang/Jasa dalam
Peraturan Presiden ini antara lain meliputi :
1. Barang
2. Pekerjaan Konstruksi
3. Jasa Konstruksi
4. Jasa Lainnya.
Menurut Keputusan Presiden pada Bab Lima tentang Persiapan Pengadaan
Barang/Jasa menjelaskan pengertian tentang Metode pemilihan Penyediaan
Barang/Jasa Konstruksi terdiri atas :
1. E-Purchasing
E-Purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog
elektronik.
2. Pengadaan Langsung
Pengadaan langsung barang/jasa adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
penyedia barang/jasa yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah)
3. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia
barang/jasa dalam keadaan tertentu.
4. Tender Cepat
Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara rinci dan
pelaku usaha telah terkualifikasi dalam sistem informasi kinerja penyedia.
5. Tender
Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/jasa
dengan cara mengundang penyedia untuk mempresentasikan harga dan
kualitas yang dibutuhkan.
Adapun tahapan tender berdasarkan aplikasi LPSE (Layanan Pengadaan
Secara Elektronik) yang dikembangkan oleh LKPP (Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) adalah sebagai berikut :
1. Pengumuman Pascakualifikasi
Paket lelang keluar di aplikasi LPSE dan penyedia barang/jasa boleh
mendaftar untuk mengikuti (menjadi peserta) dalam lelang tersebut. Tahap ini
berlangsung selama tujuh hari dimulai saat paket lelang keluar di aplikasi.
2. Pengambilan Dokumen Pemilihan
Peserta dapat mengunduh dokumen pemilihan yang berisi informasi paket
dan syarat-syarat pelelangan melalui aplikasi LPSE. Peserta berkesempatan
untuk memahami dokumen tersebut, sehingga apabila ada catatan-catatan
penting dapat dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan tender
(aanwijzing). Tahap ini berlangsung selama tujuh hari dimulai saat paket lelang
keluar di aplikasi.
3. Pemberian Penjelasan Tender (Aanwizjing)
Apabila ada peserta yang tidak memahami isi dari dokumen pemilihan,
maka dipersilahkan untuk bertanya kepada panitia lelang, sehingga panitia
lelang dapat memberikan penjelasan mengenai tender tersebut. Tahap
pemberian penjelasan ini hanya diadakan satu hari dengan waktu pertemuan
selama tiga jam.
4. Pengajuan Dokumen Penawaran
Pada tahap ini, peserta mengirimkan dokumen kualifikasi melalui aplikasi
SIKAP (Sistem Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa) untuk mengisi data-
data perusahaan, dimana data-data tersebut hanya dapat diubah melalui
aplikasi SIKAP, sehingga data-data tersebut akan singkron dengan data-data
yang nantinya diterima di aplikasi LPSE. Kemudian mengirimkan dokumen
penawaran yang berisi hasil perhitungan analisa harga satuan, metode
pekerjaan, time schedule, dan lain sebagainya ke aplikasi LPSE dengan
bantuan aplikasi APENDO, yaitu aplikasi untuk melakukan proses
penggabungan dokumen elektronik (file asli) jika jumlahnya lebih dari satu,
kompresi dan menyandi (encryption) file asli, dan memiliki keluaran satu file
sandi berekstensi yang mengandung identitas penyedia barang/jasa dan
identitas paket lelang yang diikuti. Tahap ini berlangsung selama enam hari.
5. Pembukaan Dokumen Penawaran
Panitia lelang menerima dan akan membuka dokumen-dokumen yang
sudah dikirimkan oleh peserta. Dokumen-dokumen tersebut akan disiapkan
untuk dievaluasi.
6. Evaluasi Administrasi,Kualifikasi, Teknis dan Harga.
Dokumen-dokumen yang sudah diterima akan dilakukan
pengevaluasiannya. Evaluasi menerapkan sistem gugur disetiap tahapannya.
Adapun tahapan evaluasi yang dimaksud terdiri dari :
a. Tahapan pertama, evaluasi administrasi, jangka waktu pelaksanaan
kelengkapan dokumen, surat penawaran, jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan, dan jaminan penawaran.
b. Tahapan kedua, evaluasi kualifikasi, yaitu pemeriksaan berdasarkan
pengisian formulir kualifikasi pada paket lelang yang diikuti, seperti surat
izin usaha, SKTU, SBU, SIUJK, memiliki NPWP, pelunasan kewajiban
pajak, tidak dalam daftar hitam (black list), pengalaman pekerjaan dan lain
sebagainya.
c. Tahapan ketika, evaluasi teknis, yaitu membandingkan pemenuhan
persyaratan teknis yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan, seperti :
1) Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan.
2) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan
3) Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal yang
disediakan.
4) Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan.
5) Personil inti yang akan ditempatkan secara penuh.
6) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan.
d. Tahapan keempat, evaluasiharga, yaitu evaluasi kewajaran harga apabila
harga penawaran lebih rendah dari 80% HPS, dengan ketentuan :
1) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi harga
upah, bahan dan peralatan dari harga satuan penawaran, sekurang-
kurangnya pada setiap mata pembayaran utama.
2) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefesien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam analisa harga satuan.
3) Harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk menghitung harga
penawaran yang dinilai wajar dan dapat dipertanggung jawabkan.
4) Harga penawaran dihitung berdasarkan volume yang ada dalam daftar
kuantitas/keluaran dan harga.
7. Pembuktian Kualifikasi
Pada tahap ini, panitia lelang melakukan pembuktian dokumen kualifikasi
kepada peserta yang sudah dinyatakan lulus evaluasi. Pembuktian dilakukan
dengan mendatangkan masing-masing peserta untuk membawa dokumen-
dokumen asli sehingga dapat dilakukan pengecekan dan pembuktian
keasliannya.
8. Penetapan Pemenang
Panitia lelang akan memutuskan pemenang berdasarkan harga penawaran yang
paling rendah dan memenuhi syarat administrasi maupun teknis sebagai
penyedia barang/jasa melalui Surat Penetapan Pemenang Tender.
9. Pengumuman Pemenang
Panitia lelang mengumumkan peserta yang dinyatakan sebagai pemenang
lelang di aplikasi LPSE.
10. Masa Sanggah
Pada tahap ini, peserta lain dapat menyanggah hasil keputusan panitia
lelang.
11. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
Pemilik proyek akan mengeluarkan Surat Penunjukan Penyadia Barang/jasa
(SPPBJ) kepada pemenang lelang.
12. Penandatanganan Kontrak
Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Tender dan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa maka akan dilakukan penandatanganan kontrak atau
perjanjian antara pemilik proyek dan penyedia barang/jasa.

Adapun pelaksanaan proses pelelangan pada proyek Belanja Pemeliharaan Jalan,


Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan ini adalah melalui metode pemilihan tender,
dengan keterangan sebagai berikut :
1. Kode Tender :
7883181
2. Nama Tender :
Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan
3. Rencana Umum Pengadaan :
a. Kode RUP : 25805096
b. Nama Paket : Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan
Jaringan
c. Sumber Dana : APBD
3. Tanggal Pembuatan :
19 Juni 2020
4. Tahap Tender Saat ini :
Tender Sudah Selesai.
5. Instansi :
Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Dinas PUPR Prov. Kalsel
6. Satuan Kerja :
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROV. KALSEL
BIDANG SUMBER DAYA AIR
7. Kategori :
Pekerjaan Konstruksi
8. Sistem Pengadaan :
Tender – Pascakualifikasi Satu File – Harga Terendah Sistem Gugur
9. Tahun Anggaran :
APBD 2020
10. Nilai Pagu Paket :
Rp 3.150.000.000,- (Tiga Miliyar Seratus Lima Puluh Juta Rupiah).
11. Nilai HPS Paket :
Rp 3.049.595.505,11 (Tiga Miliyar Empat Puluh Sembilan Juta Lima Ratus
Sembilam Puluh Lima Ribu Lima Ratus Lima koma Satu Satu Rupiah).
12. Jenis kontrak
a. Cara Pembayaran :
Harga Satuan
b. Lokasi Pekerjaan :
Kelurahan Guntung Damar, Desa Cindai Alus, Desa Penggalaman
c. Kualifikasi Usaha :
Perusahaan Non Kecil/ Menengah
13. Syarat Kualifikasi :
a. Persyaratan Kualifikasi Administrasi/Legalitas
b. Izin Usaha :
1) Jenis Izin :
Bidang Usaha/Sub Bidang Usaha/Klasifikasi/Sub Klasifikasi
2) IUJK :
Masih berlaku
3) SBU :
Kualifikasi M1 atau M2 Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air,
Pelabuhan, Dam, dan Prasarana Sumber Daya Air lainnya (SI001)
4) Memiliki NPWP
5) Telah Memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan 2019).
6) Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang
benar, tetap dan jelas berupa milik sendiri atau sewa.
7) Surat Pernyataan :
a. Yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan.
b. Yang bersangkutan berikut Pengurus Badan Usaha tidak sedang
dikenakan sanksi Daftar Hitam.
c. Yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang
dalam menjalani sanksi pidana.
d. Pimpinan dan pengurus Badan Usaha bukan sebagai pegawai
K/L/PD atau pimpinan dan pengurus Badan Usaha sebagai pegawai
K/L/PD yang sedang mengambil cuti diluar tanggungan Negara.
e. Pernytaan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum
dalam Dokumen Kualifikasi.
f. Pernyataan bahwa data kualifikasi yang diisikan dan dokumen
penawaran yang disampaikan benar, dan jika dikemudian hari
ditemukan bahwa data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan
ada pemalsuan maka Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan/Pimpinan Koperasi, atau Kepala Cabang, dari seluruh
anggota Kemitraan bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi
percantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan.
8) Tidak masuk dalam Daftar Hitam.
9) Dalam hal Peserta akan melakukan konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain harus mempunyai perjanjian
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
c. Persyaratan Kualifikasi Teknis :
Memiliki pengalaman pekerjaan
Memiliki pengalaman pekerjaan konstruksi sesuai dengan subklasifikasi
SBU yang diisyaratkan paling kurang 1 satu pekerjaan dalam kurun waktu
4 empat tahun terakhir, baik dilingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang baru
berdiri kurang dari 3 tiga tahun.
d. Persyaratan Kualifikasi Kemampuan Keuangan :
SKN/SKP
Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai paling kurang sama
dengan 10 perseratus dari nilai total HPS.
14. Peserta Tender :
47 Peserta.
Pada pelelangan proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi,
Sungai dan Jaringan dari 47 peserta yang mendaftar terdapat 7 peserta yang
memasukkan dokumen penawaran, diantaranya sebagai berikut:
1. PT. DIANG PUTRA ANDHIKATAMA dengan nilai penawaran Rp.
2.425.378.359,80
2. PT. ANGGUN TRY MANDIRI dengan nilai penawaran Rp.
2.508.874.933,68
3. PT. PUTRA ERLANGGA JAYA dengan nilai penawaran Rp.
2.440.740.492,35
4. PT. LESTARI ASI SEJAHTERA dengan nilai penawaran Rp
2.399.847.924,57
5. PT. MANDIRI RAJAWALI GROUP dengan nilai penawaran Rp.
2.256.789.641,73
6. PT. ARYA JAYA KARYA dengan nilai penawaran Rp. 2.252.325.826,15
7. WIJAYA SUKSES MULYA dengan nilai penawaran Rp.
2.682.134.356,00

Setelah dilaksanakan evaluasi dan koreksi dokumen penawaran dan dokumen


kualifikasi maka diperoleh hasil yang ditunjukan pada Tabel 2.1. Hasil Evaluasi
Dokumen Penawaran dan Dokumen Kualifikasi seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran dan Dokumen Kualifikasi


No Nama Peserta Harga Penawaran Hasil Keterangan
Evaluasi
PT. DIANG PUTRA Rp.2.425.378.359,80 Lulus
1
ANDHIKATAMA
PT. ANGGUN TRY Rp.2.508.874.933,68 Tidak
2
MANDIRI Lulus
PT. PUTRA Rp.2.440.740.492,35 Tidak Pakta Komitmen
3
ERLANGGA JAYA Lulus Keselamatan
Konstruksi
substansi
pernyataan yang
disyaratkan tidak
dipenuhi sesuai
ketentuan
Dokumen
Pemilihan
PT. LESTARI ASI Rp.2.399.847.924,57 Tidak Pakta Komitmen
4
SEJAHTERA Lulus Keselamatan
Konstruksi
substansi
pernyataan yang
disyaratkan tidak
dipenuhi sesuai
ketentuan
Dokumen
Pemilihan
PT. MANDIRI Rp.2.256.789.641,73 Tidak Pakta Komitmen
5
RAJAWALI Lulus Keselamatan
GROUP Konstruksi
substansi
pernyataan yang
disyaratkan tidak
dipenuhi sesuai
ketentuan
Dokumen
Pemilihan
PT. ARYA JAYA Rp.2.252.325.826,15 Tidak Hasil klarifikasi
6
KARYA Lulus kewajaran harga
tidak memenuhi
syarat
WIJAYA SUKSES Rp.2.682.134.356,00 Tidak Tidak dievaluasi
7
MULYA Lulus karena sudah di
dapat 3 (tiga)
penawaran
terendah yang
responsif
dokumen
pemilihan

Dari ketujuh perusahaan tersebut, didapatkan pemenang berdasarkan kewajaran


harga dan memenuhi syarat administrasi maupun teknis sebagai penyedia barang/jasa
yaitu PT. DIANG PUTRA ANDHIKATAMA sebagai pihak penyedia barang/jasa
dengan harga penawaran Rp.2.425.378.359,80
Dokumen kontrak pemenang peranan yang sangat penting bagi pelaksanaan dan
pembangunan proyek konstruksi, dokumen ini merupakan jembatan penghubung
antara cipta konseptual pemilik proyek dan kegiatan konstuksi fisik seperti yang
diharapkan oleh pemilik proyek. Dokumen kontrak merupakan suatu ketentuan yang
bersifat mengikat dan disetujui oleh rekanan dan pimpinan proyek, agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak di inginkan dan saring merugikan satu sama lainnya sehingga
dibuatlah suatu kesepakatan bersama antar kedua belah pihak yang terera dalam
dokumen kontrak.
Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Tender/Seleksi Nomor :
027//006/PPBJ/271/2020 tanggal 04 Agustus 2020, Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor : 610/217/SDA/DPUPR/2020 tanggal 06 Agustus 2020
yaitu:
Nama : IR. MASRAI ZULZAI SUBKHINEJAR, ST, MT
NIP : 19731228 199803 1 002
Jabatan : Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Prov. Kalsel sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran
Yang bertindak untuk dan atas nama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Provinsi Kalimantan Selatan selanjutnya disebut “Kuasa Pengguna Anggaran”
dengan:
Nama : H. AKHMAD RIDHA RAHMANI, SE
Jabatan : Direktur Utama
Alamat : Jl. H. Rahmah Bahran no. 60 Kandangan
Yang bertindak untuk dan atas nama PT. DIANG PUTRA ANDHIKATAMA
selanjutnya disebut “Penyedia”. Dalam melakukan suatu proyek konstruksi ada
beberapa pihak yang ikut terlibat seperti pimpinan proyek mewakili pemilik proyek
dan penyedia barang/jasa, dimana kedua belah pihak perlu melakukan suatu perjanjian
tertulis yang dapat diartikan bahwa pihak yang satu yakni pemborong mengikatkan
diri untuk dapat menyelesaikan pekerjaan proyek konstruksi untuk pihak lain dengan
harga perorangan yang telah disepakati bersama.
Adapun informasi kontrak kerja pada proyek Belanja Pemeliharaan Jalan,
Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan, yaitu:
1. Surat Perjanjian (Kontrak).
2. Surat penetapan pemenang lelang, termasuk semua dokumen yang disebut
didalamnya atau yang dilampirkan yang telah disetujui bersama.
3. Jaminan pelaksanaan.
4. Surat penawaran.
5. Dokumen penawaran :
a. Daftar upah, harga bahan dan peralatan.
b. Analisa harga satuan pekerjaan.
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Metode pelaksanaan
6. Gambar rencana.

2.5 Besar dan Sumber Dana


Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan ini
mempunyai nilai pagu paket sebesar Rp 3.150.000.000,00 yang kemudian dilakukan
tender, dimana dalam hal ini penawaran yang paling rendah dan memenuhi syarat
adalah pihak pemenang yaitu PT. DIANG PUTRA ANDHIKATAMA dengan nilai
kontrak sebesar Rp. 2.425.378.359,00 ( Dua Milyar Empat Ratus Dua Puluh Lima
Juta Tiga Ratus Tujuh Puluh Delapan Ribu Tiga Ratus Lima Puluh Sembilan Rupiah)
termasuk PPN 10%. Besaran uang muka diberikan paling tinggi sebesar 20% dari nilai
kontrak.
Sumber dana proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan
Jaringan ini bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2020. Bentuk pembayaran
presentasi pekerjaan telah diatur dalam Perpes 54 tahun 2010 Pasal 89 ayat 1, yaitu :
1. Sering dalam pekerjaan konstruksi disebut dengan laporan bulanan
(monthly certificate), maksudnya dalam pembayaran didasarkan atas kemajuan
pekerjaan per bulan yang dibuat dengan laporan bulanan.
Misal bulan ke satu, kemajuan perkerjaan mencapai 8%, maka dapat
dibayarkan senilai 8%. Bulan ke dua kemajuan pekerjaan mencapai 19%, maka
dapat dibayarkan senilai (19%-8%) = 11%. Sistem pembayaran bulanan, lebih
cocok digunakan untuk penyerapan anggaran.
2. Pembayaran Berdasarkan Tahapan Penyelesaian Pekerjaan (Termin)
Secara sederhana termin adalah sistem cicilan karena pembayarannya
secara bertahap. Olehy sebab itu ada istilah termin pertama, termin kedua, dan
seterusnya. Pembayaran akan dilakukan misal untuk termin pertama bila
kemajuan pekerjaan telah mencapai 20%. Bila belum mencapai 20%, belum
ada pembayaran.
3. Pembayaran Secara Sekaligus Setelah Penyelesaian Pekerjaan
Pembayaran akan dilakukan apabila pekerjaan selesai secara keseluruhan.
Sitem ini paling sedikit transaksi. Tetapi dalam rangka penyerapan anggaran,
sistem ini tidak mendukung manajemen kas.

Adapun bentuk pembayaran presentasi pekerjaan pada proyek ini, dilakukan


dengan cara pembayaran termin. Pembayaran termin dengan ketentuan dokumen
penunjang yang diisyaratkan untuk mengajukan tagihan pembayaran presentasi
pekerjaan sebagai berikut :
1. Laporan Harian.
2. Laporan Mingguan.
3. Laporan Bulanan.
4. Back Up Data MC (termasuk pemeriksaan laborotarium).
5. Foto Pelaksanaan Pekerjaan.

2.6 Organisasi Proyek


Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu
dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas pelaksanaan proyek
dengan cara tertentu. Organisasi proyek dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang
dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek
bisa tercapai.

2.6.1 Pemilik Proyek


Pemilik Proyek (Owner) adalah seseorang atau suatu badan usaha milik
pemerintah/swasta maupun pihak tertentu yang mempunyai ide, gagasan, dana, dan
menghendaki suatu pekerjaan dilaksanakan oleh pihak lain sehubung dengan
kepentingan atau hasil pekerjaan.
Hak dan kewajiban timbal-balik Kuasa Pengguna Anggaran dan Penyedia
dinyatakan dalam kontrak yang meliputi khususnya:
a. Kuasa Pengguna Anggaran mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh penyedia;
3. Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
4. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang
telah ditetapkan kepada penyedia;
b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang
telah ditentukan dalam kontrak;
2. Meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari Kuasa
Pengguna Anggaran untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
kontrak;
3. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Kuasa Pengguna
Anggaran;
4. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
5. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam kontrak;
6. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan Kuasa Pengguna Anggaran;
7. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam kontrak;
8. Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi
lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.

2.6.2 Manajemen Konstruksi


Manajemen konstruksi ialah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-aspek
manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat
diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam
memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Sebagai pelaksana pembangunan manajemen konstruksi memiliki berbagai peran.
Dalam hal ini peran manajemen konstruksi terbagi menjadi empat berdasarkan tahapan
pelaksanaannya yaitu:
1. Agency Construction Management “ACM”
Pada tahapan ini manajer konstruksi berperan sebagai koordinator
“penghubung” (interface” antara perancangan dan pelaksanaan serta antar
kontraktor. Manajemen konstruksi mulai dari fase perencanaan dimana pihak
pemilik membuat kontrak pada para kontraktor sesuai paket-paket pekerjaan
yang diperlukan.
2. Extended Service Construction Manajemen “ESCM”
Peran lain yang mungkin diberikan kepada manajemen kontraktor ialah
sebagai kontraktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik tujuan antara
kontraktor dan pihak manajemen. Pada bentuk yang lain, pihak manajemen
bergerak berdasarkan permintaan dari pihak ESCM atau kontraktor.
3. Owner Construction Management “OCM”
Dalam hal ini peran manajemen konstruksi profesional dikembangkan lagi
oleh pemilik. Sehingga pihak manajemen juga bertanggung jawab terhadap
manajemen proyek yang dilaksanakan.
4. Guaranted Maximum Price Construction Management “GMPCM”
Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor umum dari pada sebagai
wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan
konstruksi tetapi bertanggung jawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya
dan mutu. Sehingga pada peran ini manajemen bertindak sebagai pemberi kerja
terhadap para kontraktor “sub kontraktor”.
Fungsi Manajemen Konstruksi :
1. Perencanaan “Planning”
Fungsi perencanaan dari manajemen konstruksi ialah menentukan apa yang
harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Ini menyangkut pada
pengambilan keputusan terhadap beberapa pilihan-pilihan yang berkaitan pada
proses pembuatan konstruksi.
2. Mengorganisasi “Organizing”
Fungsi ini berkaitan dengan usaha manajemen untuk menetapkan jenis-jenis
kegiatan yang perlu dilakukan. Gunanya agar tugas atau kegiatan-kegiatan tadi
lebih mudah ditangani oleh bawahannya karena sudah terorganisir dengan
sangat baik.
3. Penempatan Orang “Staffing”
Fungsi ini meliputi usaha pengembangan dan penempatan orang-orang yang
tepat di dalam jenis-jenis pekerjaan yang sudah direncanakan awalnya.
4. Mengarahkan “Directing”
Fungsi lain dari manajemen konstruksi ialah directing atau biasa juga
disebut supervisi. Fungsi ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian
bimbingan kepada bawahan untuk pelaksanaan tugas yang sesuai perencanaan.
5. Mengontrol “Controlling”
Fungsi terakhir ialah controlling, fungsi ini berguna untuk menjamin
bahawa perencana bisa diwujudkan secara pasti. Proses kontrol pada dasarnya
selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi atau
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan menentukan langkah-langkah
yang perlu untuk dikoreksi.

Tugas Manajemen Konstruksi


Adapun tugas lain dari manajemen konstruksi secara garis besar diantaranya yaitu:
1. Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah sesuai dengan metode
konstruksi yang benar atau tidak.
2. Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan tiap item dari kontraktor
secara tertulis.
3. MK berhak menegur dan menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai
dengan kesepakatan.
4. Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang
konsultan perencana, wakil owner dan kontraktor.
5. Berhubungan langsung dengan owner atau wakil owner dalam menyampaikan
segala sesuatu di proyek.
6. Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner langsung.
7. Mengesahkan material yang akan digunakan apakah sesuai dengan spesifikasi
kontrak atau tidak.
8. Mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor dalam aspek mutu dan waktu

2.6.4 Pelaksana Proyek


Pelaksana adalah suatu badan hukum atau penawar yang memiliki klasifikasi dan
keahlian dalam pelaksanaan yang telah ditunjuk oleh pemilik atau pemimpin
proyek/pemimpin bagian proyek dan menandatangani kontrak untuk melaksanakan
pekerjaan.
Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan fasilitas dan sarana demi kelancaran pekerjaan;
2. Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik dan memenuhi
persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek;
3. Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya sesuia
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat;
4. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya sesuai
dengan surat perjanjian kontrak;
5. Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih dalam tanggung
jawab pelaksana;
6. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta peralatan yang
diperlukan pada saat pelaksana pekerjaan.
7. Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa pemeliharaan

2.7 Hubungan Kerja Dan Tanggung Jawab


Disetiap pengelolahan suatu proyek, pasti terdapat hubungan kerja antara pemilik
proyek, konsultan dan penyedia barang/jasa. Keterlibatan ketiga organisasi proyek
tersebut dalam suatu kerja sama yang baik diperlukan untuk mempersiapkan suatu
jadwal perkembangan semua jenis pekerjaan di lapangan.
Laporan kemajuan proyek, rekomendasi kelayakan konstruksi, ketersediaan bahan,
ketersediaan tenaga kerja, jangka waktu dan biaya untuk pembangunan proyek.

PEMILIK
PROYEK

KONSULTAN PENYEDIA
BARANG/JASA

Keterangan : Hubungan perintah

Hubungan konsultatif
Gambar 2.6 Diagram Alir Organisasi Proyek
Berdasarkan gambar diatas maka dapat kita simpulkan bahwa pemilik proyek
bertanggung jawab untuk mensukseskan proyek yang telah direncankan dan
ditetapkan dengan memberikan tugas kepada penydia barang/jasa dan konsultan untuk
merencakanakan dan mengawasi pekerjaan proyek.
Penyedia barang/jasa sebagai pihak yang memenangkan lelang mempunyai
tanggung jawab untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas dari pemilik proyek
yang sudah disepakati sebelumnya.
Kemudian konsultan sebagai pihak yang mempunyai tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas dari pemilik proyek berupa memproyeksikan keinginan owner ke
pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta melakukan pengawasan secara rutin selama
masa pelaksanaan pekerjaan proyek.
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Uraian Umum
Pada Bab ini akan dijelaskan tentang Pelaksanaan Proyek. Pelaksanaan Proyek
merupakan kegiatan untuk menghasilkan suatu konstruksi yang mencakup seluruh
aspek menyangkut kepentingan, guna mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Setelah perjanjian kontrak kerja maka pihak penyedia barang/jasa wajib untuk
melaksanakan pekerjaan di lapangan. Pekerjaan yang harus dilakukan, seperti
membuat perencanaan pelaksanaan pekerjaan, melengkapi semua dokumen yang
diperlukan, pengecekan di lapangan dan lain sebagainya. Tujuan pelaksanaan proyek
ini adalah mewujudkan keinginan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan waktu dan biaya yang sudah
disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.
Dalam pelaksanaan suatu proyek mempunyai tantangan utama yaitu mencapai
tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami
sebelumnya. Tantangan selanjutnya adalah bagai mana mengoptimasikan semua
sumber daya yang diperlukan dan mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.

3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Setiap penyedia barang/jasa yang ikut serta dalam pelelangan sudah pasti
menyiapkan dokumen penawaran yang didamnya memuat metode pelaksanaan. Oleh
sebab itu, ketika pemenang lelang sudah dinyatakan, maka pihak pemenang harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen penawaran yang menjadi bagian dari
kontrak kerja yang sudah disepakati.
Namun dalam pelaksanaan pekerjaan proyek juga diperlukan suatu metode
terobosan untuk menghadapi kendala-kendala yang dalam menyelesaikan pekerjaan
dilapangan. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan apabila dalam
pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide baru guna menyelesaikan suatu pekerjaan
yang tentunya ttetap disesuaikan dengan kontrak kerja.
3.2.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode pelaksanaan menjadi sangat terkait dengan kondisi lapangan dan jenis
proyek yang dikerjakan. Metode pekerjaan yang digunakan harus berdasarkan pada
lingkup pekerjaan yang ada di dalam kontrak kerja
Metode pelaksanaan sudah termuat dalam dokumen penawaran.
Adapun metode pekerjaan pada pelaksanaan proyek Belanja Pemeliharaan Jalan,
Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan, yaitu sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Papan Nama Proyek
Pembuatan papan nama proyek sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan
harus dipasang/ditempatkan pada lokasi yang dapat terlihat jelas disekitar lokasi
pekerjaan. Volume pekerjaan ini adalah 3,00 buah dan waktu pelaksanaan dijadwalkan
mulai dari Bulan ke-1 Minggu ke-1 sampai dengan Bulan ke-1 minggu ke-2.
Bahan/ Material Peralatan Personil Aspek K3
- Banner Plastik - Pick Up -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
- Cat -Pengawas Lapangan
- Kayu 5/7 - Petugas K3
- Paku - Pekerja/ Tukang
- Kepala Tukang

1.2 Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan


Mendatangkan alat-alat kerja yang akan digunakan dalam pekerjaan.
Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersiapkan paling lambat 3 hari
sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini:
1. Excavator : 2 unit
2. Alat Pancang (kepala babi) : 1 unit
3. Concrete Mixer : 4 unit
4. Alat Las + Butfussion : 1 buah
Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan
pada minggu akhir pekerjaan setelah pekerjaan selesai.
1.3 Pengukuran Uitzet Saluran
Pada pekerjaan ini dilakukan pengukuran atau uitzet di lokai pekerjaan.
Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran dimensi saluran. Pengukuran ini
dilakukan dengan menggunakan alat meteran dan waterpass sehingga didapat hasil
maksimal. Pengukuran dilakukan mengacu terhadap gambar kerja. Jika terdapat
perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenar di lapangan, maka yang
dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan Direksi. Selanjutnya melakukan
penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, akan mengajukan 3
(tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/ revisi pada satu lembar
gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki,
diajukan kembali gambar yang diminta Direksi untuk di revisi. Gambar tersebut akan
digambar kembali di kertas A3 dan setelah disetujui oleh Direksi, maka diserahkan
kepada direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar hasil rekamannya.
Waktu pelaksanaan dijadwalkan mulai dari bulan ke-1 minggu ke-1 sampai
dengan bulan ke-1 minggu ke-2.
Bahan/ Material Peralatan Personil Aspek K3
-Kayu Patok/ Galam -Waterpass -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Cat/Pylox -Meteran Rol -Pengawas Lapangan
-Petugas K3
-Pekerja/Tukang
-Juru Ukur

1.4 Pengukuran Uitzet Bangunan


Pada pekerjaan ini dilakukan pengukuran atau uitzet di lokasi pekerjaan.
Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran dimensi Bangunan Pintu Air.
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan alat meteran dan waterpass sehingga
didapat hasil yang maksimal. Pengukuran dilakukan mengacu terhadap gambar kerja.
Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenar di lapangan,
maka yang dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan Direksi. Selanjutnya
melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai dengan keadaan sebenarnya di
lapangan. Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, akan
mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah yang dipatok. Direksi akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/ revisi pada satu lembar
gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki,
diajukan kembali gambar yang diminta Direksi untuk di revisi. Gambar tersebut akan
digambar kembali di kertas A3 dan setelah disetujui oleh Direksi, maka diserahkan
kepada direksi gambar asli dan 3 (tiga) lembar hasil rekamannya.
Waktu pelaksanaan dijadwalkan mulai dari bulan ke-1 minggu ke-1 sampai
dengan bulan ke-1 minggu ke-2.
Bahan/ Material Peralatan Personil Aspek K3
-Kayu Patok/ Galam -Waterpass -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Cat/Pylox -Meteran Rol -Pengawas Lapangan
-Petugas K3
-Pekerja/Tukang
-Juru Ukur

2. Pekerjaan Penerapan SMKK


Untuk Rencana Keselamatan Konstruksi dilakukan penyiapan RK3K,
sosialisasi, dan promosi (spanduk/ banner K3), menyediakan alat pelindung kerja
(pembatas area), alat pelindung diri (topi pelindung, sepatu keselamatan, sarung
tangan, rompi keselamatan, dan body harmes), fasilitas sarana kesehatan (peralatan
K3), rambu-rambu (rambu peringatan) dan lain-lain (bendera K3). Pekerjaan ini
dilaksanakan agar dapat menghindari dan meminimalisasi kecelakaan pada saat
pelaksanaan suatu pekerjaan. Pekerjaan ini dilaksanakan selama 120 hari kalender
(selama pekerjaan berlangsung).

3. Pekerjaan Saluran Suplesi


3.1 Kisdam Saluran
Pekerjaan pemasangan kisdam dari terpal plastic atau susunan karung plastik/
bagor berisi pasir dilokasi hulu saluran guna keperluan pengeringan lokasi pelaksanaan
pekerjaan. Kisdam dibuat sepanjang tampang melintang saluran. Elevasi kisdam
sesuai dengan kebutuhan pada waktu pelaksanaan pekerjaan dengan persetujuan
direksi dan konsultan supervise. Apabila pengeringan belum maksimal maka dapat
dibantu dengan mesin pompa air.
Volume pekerjaan ini adalah 24,00 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan pada bulan
ke-1 minggu ke-3
Bahan/ material Peralatan Personil Aspek K3
-Karung plastik/ -cangkul -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
bagor -sekop -Pengawas Lapangan
-Tali rapia/ plastik -Petugas K3
-Tanah isi karung -Pekerja, Mandor

3.2 Galian Tanah Mekanis Excavator


Penggalian tanah untuk saluran harus dilakukan dengan kedalaman dan
penampang seperti tersebut dalam gambar, terkecuali ditetapkan lain oleh
direksi/pengawas. Penggalian tanah di daerah rawa/daerah sungai dengan alat berat
berupa Excavator harus mempergunakan landasan (matting) dari kayu yang kuat dan
mudah didapat di lokasi pekerjaan seperti batang kelapa, agar alat tidak amblas.
Penggalian tanah di dekat bangunan yang tidak dibongkar harus dilakukan dengan
hati-hati kalau perlu diadakan konstruksi penyangga untuk pengaman terhadap
kelongsoran. Kemiringan tebing harus dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi
kelongsoran, selain itu hasil buangan tidak boleh terlalu dekat dengan tebing saluran
yang digali dan harus sesuai dengan gambar atau petunjuk direksi/ pengawas.
Dalam pekerjaan galian termasuk juga pekerjaan pembersihan segala apa yang
terdapat di dalam galian tersebut, untuk tanah yang tidak terpakai sebagai bahan
timbunan dibuang ke tempat lain dan diatur sebaik-baiknya atas petunjuk direksi/
pengawas. Penggalian dan pekerjaan tanah untuk pekerjaan normalisasi sungai akan
dilakukan dengan alat mekanik excavator sebanyak 1 unit dan peralatan lainnya. Tanah
hasil galian diletakkan/ ditempatkan pada sisi/ tebing sungai (seperti gambar) dan
dibentuk menjadi tanggul (tebing sungai) diperkuat/dipadatkan, dirapihkan dan
disempurnakan dengan bucket sesuai petunjuk direksi/pengawas. Dalam hal pekerjaan
penggalian, pendalaman, lebar maupun panjang saluran tidak memenuhi ukuran-
ukuran yang telah ditentukan dalam gambar, maka pelaksana harus memperbaiki
sesuai petunjuk direksi/pengawas.
Volume pekerjaan ini adalah 4.500,00 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
pada bulan ke-1 minggu ke-4 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-2.
Bahan/ material Peralatan Personil Aspek K3
- -Excavator -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Pengawas Lapangan
-Petugas K3
-Operator Excavator
-Pembantu Excavator
-Pekerja, Mandor

3.3 Galian Tanah Manual


Pekerjaan galian tanah manual yang dilaksanakan berupa galian untuk saluran
dan hasil buangam yang tanahnya baik dimanfaatkan untuk tinbunan tanggul (polder).
Pekerjaan galian harus dilaksanakan sesuai dengan batas-batas, permukaan dan
dimensi sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau aras petunjuk direksi dan
konsultan supervisi. Tanah hasil galian ditempatkan sesuai dengan gambar desain atau
yang diperintahkan oleh direksi atau konsultan supervise, dirapihkan dan dibentuk.
Volume pekerjaan ini adalah 242,56 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
pada bulan ke-1 minggu ke-4 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-2.
Bahan/ material Peralatan Personil Aspek K3
- - cangkul - Pelaksana Lapangan - Pemakaian APD
- sekop - Pengawas Lapangan
- linggis -Petugas K3
- sundak -Pekerja, Mandor

3.4 Pancang Kayu Galam


Untuk pengadana cerucuk kayu galam didatangkan dari luar pekerjaan. Ukuran
kayu galam dengan diameter 10-12 cm. Untuk pemancangan cerucuk disediakan alat
untuk memancang tiang pancang galam yang sesuai dengan jenis tanah dan jenis tiang
pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman
yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa
kerusakan. Alat pancang yang digunakan berupa tripod tinggi 5 m, alat pancang
hummer 0,5 ton, dan alat penyambung tiang pancang dolken yang telah disetujui oleh
direksi dan konsultan supervise.
Volume pekerjaan ini adalah 1.000,00 m’ dan waktu pelaksanaan dijadwal dimulai
pada bulan ke-1 minggu ke-4 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-2
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Kayu galam -Tripod tinggi 5m -Pelaksana Lapangan -Pemakaian
dia 10-12cm -Alat pancang -Pengawas Lapangan APD
Hammer 0.5 ton -Petugas K3
-Alat penyambung -Operator
tiang pancang dolken -Pembantu Operator
-sundak -Pekerja
-Mandor

3.5 Bekisting Beton


Bekisting harus ditempatkan sedemikian sehingga tanda sambungannya pada
permukaan beton menjadi bagian dari sutu alignment yang lurus baik kea rah
horizontal maupun vertical, dengan sambungan antara permukaan masing-masing
bekisting harus halus. Semua bagian tepi dan pojok dari beton terbuka secara
permanen harus dipingul seperti ditunjukkan dalam gambar. Sebelum ditempatkan
adukan beton semua bekisting harus kaku, kencang, dan harus benar-benar bersih dari
semua potongan-potongan kayu, bubuk gergaji, debu, bongkaran mortar kering,
maupun benda-benda asing lainnya, dan bila ada kelebihan air harus disingkirkan.
Permukaan bekisting harus dilapisi dengan minyak atau lapisan lain yang
disetujui direksi/ konsultan sepervisi yang tidak akan meninggalkan warna pada beton.
Bekisting yang sudah ditinggalkan cukup lama dan sudah mulai kering harus dilabur
kembali permukaannya dengan oli seperti yang diarahkan oleh direksi/konsultan
supervisi. Bekisting untuk permukaan menerus dipasang untuk lapisan berikutnya
harus dijaga kekakuan dan kekedapannya untuk seluruh permukaan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kebocoran mortar dari adukan beton serta untuk menjaga
kelurusan bagian permukaannya. Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali harus
dirawat dalam keadaan yang mudah diperbaiki dan dibersihkan sebelum digunakan
kembali. Sampai pada umur beton mencukupi maka bekisting baru dapat dibongkar.
Volume pekerjaan ini adalah 4,80 m2 dan waktu pelaksanaannya dijadwalkan
pada bulan ke-2 minggu ke-3
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Multiplek -Pali -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Kasau 5/7cm -Gergaji -Pengawas Lapangan
-Paku 5cm dan 7cm -Meteran -Petugas K3
-Minyak Bekisting -Pekerja
-Tukang Kayu
-Kepala Tukang
-Mandor

3.6 Pekerjaan Besi Beton


Untuk penulangan, semua pembengkokandan pemotongan besi beton harus
mengikutio standar pelaksanaan yang telah disetujui dan berdasarkan atas gambar
yang telah disetujui. Besi beton harus diikat kuat-kuat pada posisinya secara teliti,
sehingga tidak bergerak bila dilakukan pengecoran beton ataupun bergeser akibat
penggetaran. Besi horizontal harus ditahan dengan blok beton precast atau kursi besi
yang ditempatkan sedemikian rupa, sehingga besi ini dapat dijaga tetap berada
ditempatnya dan berada pada elevasi yang benar.
Persilangan besi dan overlap batang besi harus diikat kuat-kuat dengan kawat
besi beton berdiameter tidak kurang dari 0,9mm. Tebal selimut beton minimum yang
diukur dari tulangan, harus antara 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) cm seperti yang
diperintahkan oleh direksi/ konsultan supervisi.
Volume pekerjaan ini adalah 124,72 Kg dan waktu pelaksanaan dijadwalkan pada
bulan ke-2 minggu ke-4.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Besi beton -Pembengkok besi -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-kawat beton/ -Pemotong besi -Pengawas Lapangan
bendrat -meteran -Petugas K3
-Pekerja, Tukang Besi
-Kepala Tukang
-Mandor
3.7 Pekerjaan Beton K-125
Pekerjaan cor beton dengan mutu K-125 sebagai lantai kerja dilaksanakan
setelah pekerjaan pancangan galam. Ketebalan lantai kerja sesuai gambar kerja atau
petunjuk direksi/ konsultan. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete
mixer/ molen.
Volume pekerjaan ini adalah 36,00 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan mulai dari
bulan ke-2 minggu ke-1 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-3
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Portland Cement -Concrete Mixer -Pelaksana Lapangan -Pemakaian
-Pasir beton -Pengawas Lapanga APD
-Kerikil -Petugas K3
-Air -Pekerja, Tukang Batu
-kepala tukang, mandor

3.8 Pekerjaan Beton K-250


Material cor beton K-250 menggunakan pengecoran ready mix yang
didatangkan dari PT. Perkasa Beton Abadi. Volume pekerjaan ini adalah 0,68 m3 dan
waktu pelaksanaan dijadwalkan pada bulan ke-3 minggu ke-1

3.9 Pekerjaan Beton U-ditch 60 x 80 K-250


Beton Pracetak U-Ditch yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi
dikirim ke lokasi dan stok di lokasi dekat pemasangan. Pemasangan beton pracetak U-
Ditch menggunakan excavator atau crane. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai
kerja berumur 1 hari. Pekerjaan nat spasi antar beton pracetak U-ditch ditutup
menggunakan spesi.
Volume pekerjaan ini adalah 510,00 buah dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
dari bulan ke-2 minggu ke-4 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-3.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-U-ditch -Truck Crane -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Excavator -Pengawas Lapangan
-Petugas K3
-Pekerja
-Kepala Tukang
-Mandor

3.10 Pekerjaan Beton Box Culvert 60 x 80 K-250


Beton pracetak box culvert yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi
dikirim ke lokasi dan stok di lokasi dekat pemasangan. Beton Pracetak Bo Culvert
yang sudah berumur lebih dari 7 hari dari fabrikasi dikirim ke lokasi dan stok di lokasi
dekat pemasangan. Pemasangan beton pracetak U-Ditch menggunakan excavator atau
crane. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur 1 hari. Pekerjaan nat
spasi antar beton pracetak U-ditch ditutup menggunakan spesi.
Volume pekerjaan ini adalah 30,00 buah dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
dari bulan ke-2 minggu ke-1 sampai dengan bulan ke-2 minggu ke-3.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Box Culvert -Truck Crane -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Pengawas Lapangan
-Petugas K3
-Pekerja
-Kepala Tukang
-Mandor
3.11 Timbunan Tanah Dipadatkan
Penimbunan dilakukan pada sisi bangunan U-Ditch dan Box Culvert, tanah
diambil dari luar proyek. Sebelum penimbunan tanah terlebih dahulu dibersihkan dari
kotoran. Tanah dihampar dan dipadatkan selapis demi selapis, setiap lapisan hamparan
yang telah dipadatkan diperiksa kepadatannya. Jika kepadatannya sudah cukup baru
ditimbun kembali untuk lapisan selanjutnya. Pada waktu menimbun tanah ditambah
ketebalannya guna menjaga adanya penyusutan yang timbul setelah tanah dipadatkan.
Tanah yang digunakan harus mendapat persetujuan direksi.
Volume pekerjaan ini adalah 250,00 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
dari bulan ke-2 minggu ke-1 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-3.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Tanah Urug -Stamper -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Pengawas Lapangan
-Petugas K3
-Pekerja
-Mandor

3.12 Pintu Sorong b = 0,60 h = 0,80


Pekerjaan pintu sorong baja, kerangka penghantar, alat pengangkat manual dan
bagian-bagian pendukung lengkap dengan perlengkapan yang perlu harus didesain,
diserahkan dan dipasang di lokasi. Pintu sorong harus dipergunakan untuk drainase air
dari wilayah pemukiman dan untuk mencegah aliran balik yang merusah dari air banjir
sungai. Ukuran pintu sorong yang akan dipasang sesuai dengan gambar kerja.
Volume pekerjaan ini adalah 1,00 unit dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
dari bulan ke-2 minggu ke-1 sampai dengan bulan ke-3 minggu ke-1.

4. Pekerjaan Pintu Air


4.1 Kisdam Sungai
Pekerjaan pemasangan kisdam dari terpal plastik atau susunan karung
plastik/bagor berisi pasir di lokasi hulu sungai guna keperluan pengeringan lokasi
pelaksanaan pekerjaan. Kisdam dibuat sepanjang tampang melintang sungai. Elevasi
kisdam sesuai dengan kebutuhan pada waktu pelaksanaan pekerjaan dengan
persetujuan direksi dan konsultan supervise. Apabila pengeringan belum maksimal
maka dapat dibantu dengan mesin pompa air.
Volume pekerjaan ini adalah 288,00 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
dari bulan ke-2 minggu ke-3 sampai dengan bulan ke-2 minggu ke-4.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Karung -cangkul -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
plastic/ bagor -sekop -Pengawas Lapangan
-tali rapia -Petugas K3
-tanah isi -Pekerja
karung -Mandor

4.2 Galian Tanah Mekanis Excavator


Penggalian tanah untuk saluran harus dilakukan dengan kedalaman dan
penampang seperti tersebut dalam gambar, terkecuali ditetapkan lain oleh
direksi/pengawas. Penggalian tanah di daerah rawa/daerah sungai dengan alat berat
berupa Excavator harus mempergunakan landasan (matting) dari kayu yang kuat dan
mudah didapat di lokasi pekerjaan seperti batang kelapa, agar alat tidak amblas.
Penggalian tanah di dekat bangunan yang tidak dibongkar harus dilakukan dengan
hati-hati kalau perlu diadakan konstruksi penyangga untuk pengaman terhadap
kelongsoran. Kemiringan tebing harus dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi
kelongsoran, selain itu hasil buangan tidak boleh terlalu dekat dengan tebing saluran
yang digali dan harus sesuai dengan gambar atau petunjuk direksi/ pengawas.
Dalam pekerjaan galian termasuk juga pekerjaan pembersihan segala apa yang
terdapat di dalam galian tersebut, untuk tanah yang tidak terpakai sebagai bahan
timbunan dibuang ke tempat lain dan diatur sebaik-baiknya atas petunjuk direksi/
pengawas. Penggalian dan pekerjaan tanah untuk pekerjaan normalisasi sungai akan
dilakukan dengan alat mekanik excavator sebanyak 1 unit dan peralatan lainnya. Tanah
hasil galian diletakkan/ ditempatkan pada sisi/ tebing sungai (seperti gambar) dan
dibentuk menjadi tanggul (tebing sungai) diperkuat/dipadatkan, dirapihkan dan
disempurnakan dengan bucket sesuai petunjuk direksi/pengawas. Dalam hal pekerjaan
penggalian, pendalaman, lebar maupun panjang saluran tidak memenuhi ukuran-
ukuran yang telah ditentukan dalam gambar, maka pelaksana harus memperbaiki
sesuai petunjuk direksi/pengawas.
Volume pekerjaan ini adalah 1.200,00 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
pada bulan ke-1 minggu ke-4 sampai dengan bulan ke-2 minggu ke-4
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-excavator -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Pengawas Lapangan
-Petugas K3
-Operator Excavator
-Pekerja
-Mandor

4.3 Galian Tanah Manual


Pekerjaan galian tanah manual yang dilaksanakan berupa galian untuk saluran
dan hasil buangam yang tanahnya baik dimanfaatkan untuk tinbunan tanggul (polder).
Pekerjaan galian harus dilaksanakan sesuai dengan batas-batas, permukaan dan
dimensi sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau aras petunjuk direksi dan
konsultan supervisi. Tanah hasil galian ditempatkan sesuai dengan gambar desain atau
yang diperintahkan oleh direksi atau konsultan supervise, dirapihkan dan dibentuk.
Volume pekerjaan ini adalah 267,11 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
pada bulan ke-2 minggu ke-4 sampai dengan bulan ke-3 minggu ke-1.
Bahan/ material Peralatan Personil Aspek K3
- - cangkul - Pelaksana Lapangan - Pemakaian APD
- sekop - Pengawas Lapangan
- linggis -Petugas K3
- sundak -Pekerja, Mandor

4.4 Pancang Kayu Galam


Untuk pengadaan cerucuk kayu galam didatangkan dari luar pekerjaan. Ukuran
kayu galam dengan diameter 10-12 cm panjang 4 meter. Untuk pemancangan cerucuk
disediakan alat untuk memancang tiang pancang galam yang sesuai dengan jenis tanah
dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada
kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan,
tanpa kerusakan. Alat pancang yang digunakan berupa tripod tinggi 5 m, alat pancang
hummer 0,5 ton, dan alat penyambung tiang pancang dolken yang telah disetujui oleh
direksi dan konsultan supervise.
Volume pekerjaan ini adalah 9.690,00 m’ dan waktu pelaksanaan dijadwal dimulai
pada bulan ke-3 minggu ke-1 sampai dengan bulan ke-3 minggu ke-2
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Kayu galam -Tripod tinggi 5m -Pelaksana Lapangan -Pemakaian
dia 10-12cm -Alat pancang -Pengawas Lapangan APD
Hammer 0.5 ton -Petugas K3
-Alat penyambung -Operator
tiang pancang dolken -Pembantu Operator
-sundak -Pekerja
-Mandor

4.5 Pekerjaan Geotekstil (Non Woven)


 Geotextill harus digelar secara melintang
 Setelah itu, geoteksil harus dihampar ditanah tanpa gelombang/kerutan.
Pada lahan yang luas geotekstil bisa dipasang fleksibel (melintang atau
memanjang)
 Geotekstil bisa dipotong terlebih dahulu ditempat yang
memungkinkan. Ini tujuannya untuk lokasi yang sulit dilakukan
pemotongan dan penyambungan.
 Penyambungan geoteksil yang satu dengan yang lain bisa dilakukan
dengan cara slaing melewati (overlap) atau dengan cara dijahit (sewn)
 Dengan metode overlap, jarak minimal adalah 30-100cm
 Penjahitan panel geotekstil bisa dilakukan dilapangan memakai mesin
jahit portable atau tenaga generator.
Volume pekerjaan ini adalah 242,00 m2 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan pada
bulan ke-3 minggu ke-2.

Bahan/ material Peralatan Personil Aspek K3


-Geotekstil - - Pelaksana Lapangan - Pemakaian APD
- Pengawas Lapangan
-Petugas K3
-Pekerja, Mandor

4.6 Bekisting Beton


Bekisting harus ditempatkan sedemikian sehingga tanda sambungannya pada
permukaan beton menjadi bagian dari sutu alignment yang lurus baik kea rah
horizontal maupun vertical, dengan sambungan antara permukaan masing-masing
bekisting harus halus. Semua bagian tepi dan pojok dari beton terbuka secara
permanen harus dipingul seperti ditunjukkan dalam gambar. Sebelum ditempatkan
adukan beton semua bekisting harus kaku, kencang, dan harus benar-benar bersih dari
semua potongan-potongan kayu, bubuk gergaji, debu, bongkaran mortar kering,
maupun benda-benda asing lainnya, dan bila ada kelebihan air harus disingkirkan.
Permukaan bekisting harus dilapisi dengan minyak atau lapisan lain yang
disetujui direksi/ konsultan sepervisi yang tidak akan meninggalkan warna pada beton.
Bekisting yang sudah ditinggalkan cukup lama dan sudah mulai kering harus dilabur
kembali permukaannya dengan oli seperti yang diarahkan oleh direksi/konsultan
supervisi. Bekisting untuk permukaan menerus dipasang untuk lapisan berikutnya
harus dijaga kekakuan dan kekedapannya untuk seluruh permukaan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya kebocoran mortar dari adukan beton serta untuk menjaga
kelurusan bagian permukaannya. Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali harus
dirawat dalam keadaan yang mudah diperbaiki dan dibersihkan sebelum digunakan
kembali. Sampai pada umur beton mencukupi maka bekisting baru dapat dibongkar.
Volume pekerjaan ini adalah 459,10 m2 dan waktu pelaksanaannya
dijadwalkan pada bulan ke-3 minggu ke-3 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-1
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Multiplek -Pali -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Kasau 5/7cm -Gergaji -Pengawas Lapangan
-Paku 5cm dan 7cm -Meteran -Petugas K3
-Minyak Bekisting -Pekerja
-Tukang Kayu
-Kepala Tukang
-Mandor

4.7 Perancah Beton


Perancah/ penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan yang baik untuk
menyangga bekisting sebelum menempatkan adukan beton dan harus dipertahankan
tidak terjadi goyangan akibat beban berat beton basah selama penyiraman atau beban-
beban yang lain. Pekerjaan ini dilaksanakan selama 30 hari kalender.
Volume pekerjaan ini adalah 207,39 m2 dan waktu pelaksanaannya dijadwalkan mulai
dari bulan ke-3 minggu ke-3 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-1.
Bahan/ material Peralatan Personil Aspek K3
-Kayu dolken - Palu - Pelaksana Lapangan - Pemakaian APD
diameter 10cm- - Gergaji - Pengawas Lapangan
12cm panjang 4m -Petugas K3
-Paku 5cm dan 7cm -Pekerja, Tukang Kayu
-Kepala Tukang, Mandor

4.8 Pekerjaan Besi Beton


Untuk penulangan, semua pembengkokandan pemotongan besi beton harus
mengikutio standar pelaksanaan yang telah disetujui dan berdasarkan atas gambar
yang telah disetujui. Besi beton harus diikat kuat-kuat pada posisinya secara teliti,
sehingga tidak bergerak bila dilakukan pengecoran beton ataupun bergeser akibat
penggetaran. Besi horizontal harus ditahan dengan blok beton precast atau kursi besi
yang ditempatkan sedemikian rupa, sehingga besi ini dapat dijaga tetap berada
ditempatnya dan berada pada elevasi yang benar.
Persilangan besi dan overlap batang besi harus diikat kuat-kuat dengan kawat
besi beton berdiameter tidak kurang dari 0,9mm. Tebal selimut beton minimum yang
diukur dari tulangan, harus antara 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) cm seperti yang
diperintahkan oleh direksi/ konsultan supervisi.
Volume pekerjaan ini adalah 17.717,96 Kg dan waktu pelaksanaan dijadwalkan mulai
dari bulan ke-3 minggu ke-3 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-1.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Besi beton -Pembengkok besi -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-kawat beton/ -Pemotong besi -Pengawas Lapangan
bendrat -meteran -Petugas K3
-Pekerja, Tukang Besi
-Kepala Tukang
-Mandor

4.9 Pekerjaan Beton K-125


Pekerjaan cor beton dengan mutu K-125 sebagai lantai kerja dilaksanakan
setelah pekerjaan pancangan galam. Ketebalan lantai kerja sesuai gambar kerja atau
petunjuk direksi/ konsultan. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete
mixer/ molen.
Volume pekerjaan ini adalah 12,10 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan pada bulan
ke-3 minggu ke-2.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Portland Cement -Concrete Mixer -Pelaksana Lapangan -Pemakaian
-Pasir beton -Pengawas Lapanga APD
-Kerikil -Petugas K3
-Air -Pekerja, Tukang Batu
-kepala tukang, mandor

4.10 Pekerjaan Beton K-250


Material/ bahan cor beton K-250 menggunakan pengecoran ready mix yang
didatangkan dari PT. Perkasa Beton Abadi. Pengecoran dilakukan secara tidak henti
terkecuali sampai pada titik yang dirasa aman. Volume pekerjaan ini adalah 164,05
m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan mulai dari bulan ke-4 minggu ke-1 sampai
dengan bulan ke-4 minggu ke-2.

4.11 Timbunan Tanah Dipadatkan


Penimbunan dilakukan pada sisi bagian kosong Banguna Pintu Air, tanah
diambil dari luar proyek. Sebelum penimbunan tanah terlebih dahulu dibersihkan dari
kotoran. Tanah dihampar dan dipadatkan selapis demi selapis, setiap lapisan hamparan
yang telah dipadatkan diperiksa kepadatannya. Jika kepadatannya sudah cukup baru
ditimbun kembali untuk lapisan selanjutnya. Pada waktu menimbun tanah ditambah
ketebalannya guna menjaga adanya penyusutan yang timbul setelah tanah dipadatkan.
Tanah yang digunakan harus mendapat persetujuan direksi.
Volume pekerjaan ini adalah 55,24 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
dari bulan ke-4 minggu ke-3 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-4.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Tanah Urug -Stamper -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
-Pengawas Lapangan
-Petugas K3
-Pekerja
-Mandor

4.12 Skot Balok Kayu Ulin


Pintu skot balok (stoplog) adalah balok kayu yang dapat dipasang pada alur
pintu/sponeng bangunan. Pintu ini berfungsi untuk mengatur muka air saluran pada
ketinggian tertentui. Bila muka air lebih tinggi dari pintu skot balok, akan terjadi aliran
di atas pintu skot balok tersebut.
Volume pekerjaan ini adalah 2,81 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai dari
bulan ke-3 minggu ke-4 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-1.

5. Pekerjaan Pipa
5.1 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Galvanis dia. 6”
 Pipa yang digunakan pada pekerjaan ini adalah pipa galvanis diameter 6”
 Pipa galvanis diletakkan pada penopang dari balok kayu ulin ukuran 10/10
 Penyambungan pipa galvanis setiap 1 batang (6 meter) menggunakan las.
 Pipa galvanis yang telah terpasang kemudian di ikatkan ke bantalannya
menggunakan klem penjepit dari besi plat dan dikencangkan dengan mur baut.
 Pekerjaan ini mengacu kepada gambar kerja atau sesuai petunjuk direksi.
Volume pekerjaan ini adlaah 60,00 m;’ dan waktu pelaksanaan dijadwalkan
dimulai dari bulan ke-3 minggu ke-2 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-2.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Pipa Galvanis -Tripod/ Tackel -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
dia. 6” -Handle Crane 2T -Pengawas Lapangan
-Butt Fussion -Petugas K3
-genset -Pekerja, Tukang Pipa
-Mandor
5.2 Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE dia. 6”
Pipa yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah pipa HDPE dia. 6”. Estimasi
waktu dari Purchasing Order sampai dengan produksi pipa adalah 2 minggu, setelah
pipa selesai di produksi selanjutnya surat penunjukan ekspedisi dikirimkan ke pabrik
agar pipa segera dikirimkan ke gudang Kontraktor Pelaksana. Untuk mobilisasi dari
gudang Pelaksana ke lokasi pekerjaan (tempat penumpukan pipa di lapangan)
menggunakan Dump Truck. Estimasi pengiriman dari pabrik sampai dengan ke lokasi
pekerjaan adalah 3 minggu. Jadi total waktu pengadaan pipa dan aksesories pipa
adalah 5 minggu. Setelah pipa dari pabrik telah sampa di lokasi, maka dilakukan proses
pemeriksaan barang oleh direksi dan konsultan pengawas.
Penyimpanan Pipa HDPE dapat dilakukan dengan menata pipa (menimbun)
dengan kerataan yang baik. Bebaskan tempat penyimpanan dari benda taja, karena
berpotensi mengganggu dasaran pipa. Agar pipa tidak langsunf komunikasi dengan
tanah, beri cagak dengan alas kusen sejajar minimal 1 meter, cara gundukan bisa
dijakani dengan cara limas dengan tinggi tidak lebih sari 1 meter ataupun buat
gundukan datar.
Material pipa yang akan dipasang harus sudah disetujui direksi, dan setelah
request untuk memulai pelaksanaan telah ditandatangani oleh direksi maka mulai
diturunkan pipa kedalam parit galian dengan batuan alat tripod crane. Semua pipa dan
perlengkapan lainnya harus diturunkan dengan hati-hati kedalam parit galian dengan
peralatan yang sesuai agar terhindar dari kerusakan. Setiap pipa yang telah dimasukkan
ke dalam parit harus langsung dipasang dan distel sambungannya kemudian di urug
dengan tanah bekas galian yang telah mendapatkan persetujuan direksi.
Semua ujung pipa yang terakhir harus ditutup sehingga kotoran tidak masuk
kedalam pipa. Perubahan arah perletakan pipa harus dilaksanakan penyambungan
aksesories begitu juga untuk percabangan harus dengan aksesories sesuai dengan
gambar dan intruksi direksi. Dan pada waktu perletakan pipa semua parit galian harus
kering dan bersih.
Semua pipa dan perlengkapan yang akan dipasang serta alat-alat bantu untuk
pemasangan pipa tersebut harus diperiksa dengan cermat dan hati-hati sesaat sebelum
pipa-pipa / perlengkapan pipa tersebut diturunkan pada lokasi yang akan dipasang.
Semua ujung pipa harus dipastikan lurus/ tidak bengkok. Jika terdapat ujung pipa yang
bengkok maka harus dipotong sesuai petunjuk teknis. Dan terakhir akan diperiksakan
lagi pada direksi sebelum pemasangan.
Pipa diturunkan setelah kedalaman galian mendapatkan persetujuan dari
direksi. Material pipa diperiksa kembali sebelum diturunkan. Penurunan pipa kedalam
lubang galian dilakukan dengan cara hati-hati, dilakukan dengan cara menurunkan satu
persatu. Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan alcohol dan dilap
menggunakan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak
sebelum pipa dipasang dan disambungkan.
Selama berlangsung perletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan di dalam pipa. Tindakan pencegahan akan
kami lakukan untuk menghindari benda asing masuk kedalam pipa saat pipa diletakkan
pada jalur pipa. Dan semua jalur pipa sewaktu meninggalkan pekerjaan harus ditutup
rapat dengan plastic diikat erat dengan karet / benen. Saat satuan panjang pipa dalam
galian, setiap pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa sebelumnya, pipa dipasang
dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempat
dengan bahan urugan dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung
pipa.
Penyambungan pipa HDPE menggunakan mesin las pipa HDPE (elding butt
fussion untuk diameter pipa 90-315 mm) sebanyak 1 unit. Metode penyambungan butt
fusion adlaahg proses termofusi yang melibatkan pemanasan secara bersama di kedua
ujungnya. Barulah kedua ujung tersebut ditempelkan dengan bantuan tekanan hidrolik
untuk membuat sambungan yang senyawa.
Pertama-tama memeriksa dan membersihkan pipa yang akan disambungkan
baik dalam maupun luar sehingga terbebas dari debu, kotoran dn lain-lain yang akan
mengurangi kekuatan sambungan pipa. Membersihkan ujung pipa dengan kain katun
atau kertas tisu yang sudah dibasahi dengan spiritus dan alcohol dan harus diperhatikan
agar tidak ada bulu-bulu kain yang menempel pada bagian yang akan di las/
disambung. Pasang ujung-ujung pipa pada alat penjepit/ klem penjepit dan kedua
ujung pipa dikencangkan sampai berada di posisi tepat. Kedua sisi permukaan / ujung
pipa diratakan dengan menggunakan alat serut elektri (scrapper) sehingga kedua ujung
pipa benar-benar rata dan bersih.
Panaskan plat pemanas sampai titik senyawa 225° ±5° C (diatur dengan
thermostat). Pasang plat pemanas yang telah dipanaskan diantara kedua belah ujung
pipa dengan jumlah tekanan 15 KPa untuk menarik sebatang pipa kea rah alat las
fusion. Tekan kedua ujung pipa denganh kekuatan sebesar 15 KPa sampai membentuk
bead. Kemudian tekan kembali kedua ujung pipa yang sudah dipanaskan di alat butt
fusion sampai hasil tekanan senyawa.
Volume pekerjaan ini adalah 1.000,00 m’ dan waktu pelaksanaan dijadwalkan
dimulai dari bulan ke-2 minggu ke-1 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-2.
Bahan/material Peralatan Personil Aspek K3
-Pipa HDPE -Tripod/ Tackel -Pelaksana Lapangan -Pemakaian APD
dia. 6” -Handle Crane 2T -Pengawas Lapangan
-Butt Fussion -Petugas K3
-genset -Pekerja, Tukang Pipa
-Mandor

5.3 Intake Pipa Galvanius


Unit intake ini dibuat untuk mengontrol/ mengendalikan kelancaran suplai air
ke tempat yang akan dialirkan. Pekerjaan ini mengacu kepada gambar kerja atau sesuai
petunjuk direksi.
Volume oekerjaan ini adalah 1,00 unit dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai
dari bulan ke-3 minggu ke-4 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-2.

5.4 Tiang Penyangga Pipa (Kayu Ulin)


Kayu yang digunakan ialah kayu ulin 10/10 dengan jarak 6 meter pertiang
penyanggan untuk menyangga pipa galvanis diameter 6” dan diberi klam pipa yang
terbuat dari besi plat lebar 3cm dan tebal 4mm dan dipasangkan di setiap titik tiang
penyangga. Pekerjaan ini mengacu pada gambar kerja atau sesuai petunjuk direksi.
Volume pekerjaan ini adalah 0,86 m3 dan waktu pelaksanaan dijadwalkan dimulai dari
bulan ke-3 minggu ke-2 sampai dengan bulan ke-4 minggu ke-2
3.2 Tahapan Pekerjaan
Adapun tahapan dari Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi,
Sungai dan Jaringan, ialah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pintu Air
1.1 Pembersihan Lokasi
Proses pembersihan sungai dari sampah-sampah atau benda-benda sebelum
pekerjaan dilakukan.

Gambar 3.1 Pembersihan sungai


1.2 Pembuatan Kistdam Sungai
Pemancangan galam untuk pembuatan kitsdam sungai

Gambar 3.2 Kitsdam Sungai


1.3 Pengukuran menggunakan alat waterpass
Untuk menentukan elevasi sungai maka menggunakan alat waterpass

Gambar 3.3 Pengukuran

1.4 Pemancangan Galam

Gambar 3.4 Pemancangan Galam


1.5 Pengurugan Pasir

Gambar 3.5 pengurugan pasir untuk lantai pintu air

1.6 Pemasangan Bekisting

Gambar 3.6 Pemasangan Bekisting


1.7 Pengecoran Lantai Bangunan Pintu Air

Gambar 3.7 Cor Lantai

1.8 Pengecoran Dinding Bangunan Pintu Air

Gambar 3.8 Cor Dinding


3.2 Tahapan Pekerjaan
Adapun tahapan dari Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi,
Sungai dan Jaringan, ialah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa
1.1 Pembersihan Lokasi
Proses pembersihan area dari benda-benda yang mengganggu.

Gambar 3.1 Pembersihan area pemasangan pipa

1.2 Menggali tanah


Penggalian tanah sepanjang 1.000 m

Gambar 3.2 Kitsdam Sungai


1.3 Pemasangan Pipa HDPE dia. 6”

Gambar 3.3 Pemasangan Pipa HDPE dia. 6”

1.4 Mengurug kembali setelah pemasangan Pipa

Gambar 3.4 Mengurug kembali tanah


3.2 Tahapan Pekerjaan
Adapun tahapan dari Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi,
Sungai dan Jaringan, ialah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Saluran Suplesi
1.1 Pembersihan Lokasi dan Menggali Saluran
Proses pembersihan area dan penggalian Saluran

Gambar 3.1 Menggali saluran menggunakan alat

1.2 Pengecoran lantai kerja K-125 untuk saluran u-ditch

Gambar 3.2 Pengecoran Lantai Kerja


1.3 Pemasangan U-ditch 60x80 K-250

Gambar 3.3 Pemasangan U-ditch 60x80 K-250

1.4 Perapihan area sekitar U-ditch

Gambar 3.4 Saluran U-ditch terpasang


3.3 Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)
K3 adalah bidang yang berhubungan dengan keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan manusia yang bekerja pada suatu proyek atau yang berada disekitaran
area proyek. Tujuan utama dari K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan.
K3 merupakan salah satu lingkup pekerjaan proyek Belanja Pemeliharaan Jalan,
Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan. Adapun penerapan K3 yang dilakukan oleh
penyedia barang barang/jasa berdasarkan pengamatan selama Praktek Kerja
Lapangan, yaitu sebagai berikut :
1. Mendaftarkan asuransi kerja kepada pada karyawan dan pekerjanya.
2. Membuat Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K) dan
melaksanakan sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
SMK3 merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan yang menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
guna mengendalikan resiko agar terciptanya tempat kerja yang aman, efesien,
dan produktif.
3. Memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengoperasian
setiap peralatan ditempat kerja dengan melakukan penilaian kelayakan serta
pengecekan Surat Izin Alat (SIA).
4. Setiap tenaga operator wajib memiliki Surat Izin Operator (SIO) dan Lisensi
K3 sesuai jenis dan kualifikasinya.
5. Mengharuskan para karyawan dan pekerja mengenakan Alat Pelindung Diri
(APD)
6. Menerapkan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas yang sudah termuat
dalam SMK3.
7. Menyediakan intruksi K3 di area proyek.
BAB IV
PENGENDALIAN PROYEK
4.1 Uraian Umum
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proyek. Pengendalian proyek dilakukan
agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performa yang ditetapkan
dalam rencana. Ada beberapa perbedaan antara perencanaan dan pengendalian, yaitu
perencanaan berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan, pengolokasian sumber
daya, pengantisipasian masalah, pemberian motivasi kepada pelaksana untuk
mencapai tujuan.
Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerja di lapangan atau biasa disebut
dengan monitoring (pengendalian mutu, waktu dan biaya) suatu media yang mampu
merangkum informasi secara tepat dan cepat agar dapat diketahui. Pada umumnya
pengendalian tersebut dipakai media jaringan kerja, curve s, spesifikasi teknis, gambar
rencana dan lain-lain. Media ini bermanfaat untuk memastikan menegnai kondisi,
kemajuan proyek, masalah-masalah yang ada serta keputusan dan tindakan yang
diambil.

4.2 Pengendalian Mutu


Pengendalan mutu adalah mengendalikan jalanya pelaksanaya proyek agar
mendapatkan mutu yang baik dan sesuai syarat yang ditentukan dalam kontrak kerja.
Penggunaan merial yang bermutu menjadikan suatu proyek menjadikan mutu yang
tinggi.
Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan,
penyedia barang/jasa sudah melakukan Design mix formula sebagai acuan untuk job
mix formula guna menjaga kesulitan dan mutu metrial sesuai dengan spesifikasi teknis,
sebelum dilakukanya pelaksanaan pekerja dilapangan.
Pada proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan
ini, ketika proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung, pengendalian mutu pekerjaan
tetap dilakukan untuk menjaga kualitas hasil pekerjaan yang akan dicapai. Misalnya
pada pelaksanaan pengecoran beton, dilakukan pengetesan/ uji slamp beton untuk
memastikan benar-benar sesuai mutu yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis.
4.3 Pengendalian Waktu
Dalam melaksanakan pekerjaan proyek apapun selain pengendalia mutu
pengendalian waktu juga merupakan hal yang sangat penting. Pengendalian waktu
dibutuhkan menjaga agar waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana waktu atau jadwal
pelaksanaan pekerjaan (time schedule) yang akan dilaksanakan.
Dibawah ini adalah gambar Time Schedule proyek Belanja Pemeliharaan Jalan,
Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan.
Adapun waktu pelaksanaan pada proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan,
Irigasi, Sungai dan Jaringan ini adalah 120 hari kalender. Oleh karena itu sangat
diperlukan pengendalian waktu agar pekerjaan dapat selesai sebagaimana waktu yang
telah ditentukan.
Selain itu dengan adanya time schedule, kita dapat mengontrol kemajuan pekerjaan
sehingga ada kterlambatan didalam pelaksanaanya, dapat diketahui dan diatasi segera.
Hal-Hal yang mempengaruhi pengendalian waktu, antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Bahan Material
Agar proyek dapat berjalan dengan lancar, sudah pasti persediaan harus siap
sehingga pekerjaan yang akan dilaksanakan bisa dilaksanakan.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja juga merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi waktu.
Tenaga kerja harus siap sedia turun kelapangan harus melaksanakan pekerjaan.
3. Peralatan Proyek
Peralatan proyek yang digunakan untuk pekerjaan harus didatangkan dan
sudah siap sebelum dimulainya pekerjaan tersebut.
4. Lokasi Proyek
Diperlukan menajemen pekerjaan yang strategis ketika mengadapi lokasi yang
berpindah-pindah sehingga perpindahan lokasi menjadi efektif dan efesien.
Kemajuan pekerjaan selalu bertambah, sehingga perlu untuk diketahui
kemungkinan adanya penyimpangan terhadap rencana, oleh kerna itu dilakukan
pengukuran pengukuran pada pekerjaan yang dilaksanakan. Hasil pengukuran
pekerjaan dituangkan dalam suatu laporan. Laporan ini terdiri dari laporan harian,
laporan mingguan dan laporan bulanan.
4.4 Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya merupakan proses pengololaan biaya proyek, yaitu
mengusahakan agar penggunaan dan pengeluaran biaya sesuai dengan perancanaan
berupa anggaran yang telah direncanakan pada dokumen penawaran yang sudah
termuat dalam kontrak kerja yang disepakati. Adapun nilai kontrak pada proyek
Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan adalah sebesar Rp.
2.425.378.359,00 (termasuk PPN 10%). Adapun rekap perhitungan Rencana
Anggaran Biaya ditunukan pada Tabel 4.1 Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga
seperti gambar dibawah ini :
Tabel 4.1 Rekapitulasi Daftar Kuantitas Dan Harga
No Uraian Pekerjaan Satua Volume Harga Jumlah
n Satuan Harga
(Rp) (Rp)
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Papan nama proyek bh 3,00 500.000,00 1.500.000,00
2 Mobilisasi dan demobilisasi peralatan ls 1,00 14.300.000,00 14.300.000,00
3 Pengukuran uitzet saluran m’ 3.000 2.800,00 8.400.000,00
4 Pengukuran uitzet bangunan ls 1,00 5.000.000,00 5.000.000,00

II PEKERJAAN PENERAPAN SMKK


1 Penerapan sistem manajemen
keselamatan konstruksi Ls 1,00 32.033.250,00 32.033.250,00
(SMKK)
III PEKERJAAN SALURAN SUPLESI
1 Kitsdam saluran M3 24,00 63.600,00 1.526.400,00
2 Galian tanah mekanis (excavator) M3 4.500,00 15.500,00 69.750.000,00
3 Galian tanah (manual) M3 242,56 84.600,00 20.520.576,00
4 Pancang kayu galam M’ 1.000,00 11.400,00 11.400.000,00
5 Bekisting beton M2 4,80 195.600,00 938.880,00
6 Pekerjaan besi beton Kg 124,72 15.200,00 1.895.744,00
7 Pekerjaan beton K-125 M3 36,00 1.032.000,00 37.152.000,00
8 Pekerjaan beton K-250 M3 0,68 1.109.500,00 754.460,00
9 Pekerjaan beton U-ditch 60x80 K-250 Bh 510,00 1.316.600,00 671.466.000,00
10 Pekerjaan beton box culvert 60x80 K-250 Bh 30,00 1.646.600,00 49.398.000,00
11 Timbunan tanah dipadatkan M3 250,00 305.300,00 76.325.000,00
12 Pintu sorong b=0,60 h=0,80 Unit 1,00 4.000.000,00 4.000.000,00

IV PEKERJAAN PINTU AIR


1 Kistdam sungai M3 288,00 248.400,00 71.539.200,00
Galian tanah mekanis (excavator) M3 1.200,00 15.500,00 18.600.000,00
2
Galian tanah (manual) M3 267,11 84.600,00 22.597.506,00
3 Pancang kayu galam M’ 9.690,00 11.400,00 110.466.000,00
4 Pekerjaan geotekstil (non woven) M2 242,00 35.500,00 8.591.000,00
5 Bekisting beton M2 459,10 195.600,00 89.799.960,00
6 Perancah beton M2 207,39 197.700,00 41.001.003,00
Pekerjaan besi beton Kg 17.717,96 15,200,00 269.312.992,00
7
Pekerjaan beton K-125 M3 12,10 1.032.000,00 12.487.200,00
8 Pekerjaan beton K-250 M3 164,05 1.109.500,00 182.013.475,00
9 Timbunan tanah dipadatkan M3 55,24 305.300,00 16.864.722,00
10 Skot balok kayu ulin M3 2,81 10.000.000,00 28.100.000,00

V PEKERJAAN PIPA
1 Pekerjaan dan pemasangan pipa galvanis
6” M’
Pengadaan dan pemasangan pipa HDPE 6” 60,00 382.600,00 22.956.000,00
Intake pipa galvanis M’ 1.000,00 283.200,00 283.200.000,00
Tiang penyangga pipa (kayu ulin) Unit 1,00 5.000.000,00 5.000.000,00
M3 0,80 10.000.000,00 8.000.000,00

VI PEKERJAAN LAIN-LAIN
Asbuilt drawing Ls 1,00 5.000.000,00 5.000.000,00
Dokumentasi dan pelaporan Ls 1,00 3.000.000,00 3.000.000,00

Dengan begitu pengendalian biaya identik dengan rencana anggaran biaya (RAB)
agar berbagai jenis kegiatan harus selalu dipantau dan dikendalikan guna terciptanya
hasil implementasi yang sesuai denganan anggaran. Rencana anggaran biaya
merupakan perancanaan anggaran terperinci biaya seluruh item pekerjaan, yang
didistribusikan sesuai dengan time scedhule yang telah ditetapkan.
Data-Data seperti gambar rencana, spesifikasi teknis, analisa sumberdaya dan
analisa harga satuan diperlukan dalam penyusunan rencana anggaran biaya.
BAB V
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Uraian Umum


Suatu pelaksanaan pekerjaan proyek biasanya akan berhadapan dengan berbagai
permasalahan dan seringkali tidak luput dari permasalahan tersebut. Banyak faktor
permasalahan itu terjadi dan ada berbagai macam jenis permasalahan yang bisa terjadi
dalam suatu proses peleksanaan pekerjaan.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai permasalahan yang dihadapi dalam suatu
pekerjaan proyek. Beberapa permasalahan dalam proses pelaksanaan pekerjaan
berkaitan dengan mutu, waktu, dan biaya dalam sebuah proyek.

5.2 Permasalahan Cuaca


Pekerjaan-Pekerjaan proyek yang dilakukan di alam terbuka tentunya sangat
dipengaruhi kondisi cuaca kondisi cuaca cerah maupun cuaca buruk keduanya
memiliki dampak yang berbeda untuk pekerjaan proyek.
Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Sebelum dilaksanakannya pekerjaan ada
baiknya terlebih dahulu dilakukan pempredeksian cuaca mulai data cuaca setempat
yang dapat diperoleh dari badan Meteorologi, Kalimatologi dan Geofisika (BMKG).
Pelaksanaan proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan
Jaringan ini bertetapan dengan pergantiannya musim panas dan musim hujan. Musim
hujan dimulai dari bulan Oktober hingga Desember.
Jadi, berdasarkan pengamatan dilapangan selama masa Peraktek Kerja Lapangan,
awal proyek bisa dikatakan cuaca cukup memungkinkan untuk melakukan pekerjaan.

5.3 Permasalahan Teknis Dalam Pelaksanaan


Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan ini,
memiliki permasalahan teknis dalam proses pelaksanaanya. Permasalahan Teknis
adalah permasalahan pengendalian mutu yang menyangkut hasil dari pekerjaan di
lapangan. Adapun masalah teknis yang didapati selama Praktek Kerja Lapangan
berlangsung adalah sebagai berikut :
Pada Pembangunan Pintu Air
Setelah proyek berjalan pada progress sekitar 70% di dapati hujan yang cukup
serius sehingga untuk pengecoran dinding bangunan pintu air mengalami
sedikit hambatan, namun dapat diatasi dengan membuat kistdam sungai yang
lebih kokoh.

5.4 Permasalahan Keterlambatan Pekerjaan


Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan ini
tidak mengalami keterlambatan permasalahan pekerjaan dalam proses pelaksanaanya,
adapun permasalahan hambatanpelaksanaan pekerjaan yang dipakai selama Praktek
Kerja Lapangan berlangsung adalah sebagai berikut :
1. Rusaknya Peralatan Pekerjaan
Peralatan seperti Excavator yang sempat mengalami kerusakan disebabkan
tanah lembek/ amblas setelah hujan beberapa hari namun segera ditangani oleh
Kontraktor Pelaksana
Walaupun proyek ini mengalami sedikit permasalahan pekerjaan dalam proses
pelaksanaannya, namun Kontraktor Pelaksana cepat tanggap dalam mengatasi
berbagai permasalahan sehingga semua lingkup pekerjaan yang termuat dalam kontrak
kerja sudah terlaksana sebelum terlewatnya kurun waktu pelaksanaan 120 hari
kalender.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan selama Praktek Kerja
Lapangan pada proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan
Jaringan, diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai kontrak sebesar Rp. 2.425.378.359,00 (termasuk PPN 10%). Besaran
uang muka diberikan paling tinggi sebesar 20% dari nilai kontrak. Dana proyek
ini bersumber dari APBD TA 2020.
2. Lingkup pekerjaan pelaksaan pada proyek Belanja Pemeliharaan Jalan,
Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan, yaitu Pekerjaan Persiapan; Pekerjaan
Penerapan SMKK, Pekerjaan Saluran Suplesi, Pekerjaan Pintu Air, Pekerjaan
Pipa, dan Pekerjaan Lain-lain.
3. Metode pekerjaan yang digunakan berdasarkan lingkup pekerjaan yang ada
didalam kontrak kerja.
4. Bentuk pembayaran presentasi pekerjaan pada proyek ini, dilakukan dengan
cara pembayaran termin dengan ketentuan dokumen penunjang yang
diisyaratkan untuk mengajukan tagihan pembayaran presentasi pekerjaan.

6.2 Saran
Adapun saran-saran yang kami berikan setelah selesai melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mahasiswa, yaitu :
a. Mahasiswa yang sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan hendaknya
lebih giat turun kelapangan dan sering bertanya pada penyedia barang/jasa
maupun konsultan pengawas.
b. Mahasiswa wajib mengatahui dan mengerti fungsi dari alat-alat yang
digunakan dalam proyek yang ditinjau.
c. Data-data yang diperlikan harus diperhatikan kelengkapanya untuk
mempermudah dalam pekerjaan laporan Praktek Kerja Lapangan.
2. Untuk Pelaksanaan Proyek, yaitu :
a. Tingkatkan lagi koordinasi antara pemilik proyek, konsultan pengawas dan
barang/jasa agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
b. K3 lebih diterapkan lagi dalam setiap pelaksanaan pekerjaan proyek.
Petugas k3 harus tegas dalam menegur dan menindak pekerjaan yang
memang tidak patuh atau menyepelekan prosudur dan ketentuan-ketentuan
dari k3 yang telah ditetapkan.
BAB VI

PENUTUP

Praktik kerja yang dilakukan mahasiswa selama 60 hari memberikan manfaat yang
banyak bagi mahasiswa baik itu ilmu, pengalaman serta pengetahuan tentang
Manajemen Konstruksi. Selama praktik kerja mahasiswa mampu memahami dan
mengerti bagaimana cara membandingkan ilmu dari teori pelajaran maupun ilmu di
lapangan dan juga mahasiswa mampu mengetahui lebih banyak tentang Manajemen
Konstruksi dalam sebuah proyek. Serta mahasiswa juga mampu memahami dan
mengerti permasalahan dan kondisi yang ada di lapangan khususnya masalah yang
dialami oleh MK. Beberapa kesimpulan dan saran yang dapat penulis berikan dalam
laopran ini adalah sebagai berikut :

6.1 Kesimpulan

1. Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan dibuat
untuk memberikan referensi yang nyaman, terjangkau dan memenuhi standart dari
kebutuhan masyarakat.

2. Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan sedikit
terlambat karena beberapa faktor yang dapat ditoleransi dan masih dapat dikejar
pelaksanaannya.

3. Proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan


melakukan pengecekan setiap hari yang dilakukan oleh pihak MK untuk mengontrol
kemajuan proyek.

4. Dalam pembangunan suatu proyek diperlukan keahlian dari tim menejemen


konstruksi untuk dapat mengendalikan mutu, waktu dan biaya agar dapat mencapai
target yang owner inginkan.

5. Diperhatikannya setiap tahap berjalannya proyek dari pihak MK (pengawas)


sehingga mengurangi kesalahan proyek yang tidak sesuai rencana.
6.2 Saran

1. Apabila terjadi keterlambatan pekerjaan maka pihak pelaksana harus melakukan


crash program untuk mengejar keterlambatan.

2. Sebaiknya pihak pengawas (MK) lebih tegas lagi dalam hal pengawasan,
monitoring, penilaian dan evaluasi pekerjaan agar hasil dari pekerjaan nantinya sesuai
dengan rencana.

3. Apabila terjadi hal-hal diluar rencana maka pihak pengawas (MK) harus berani
mengambil keputusan untuk meminimalisir kesalahan dari pekerjaan.

4. Sebaiknya pihak pengawas (MK) dan pihak pelaksana (kontraktor) lebih


komunikatif dalam hal pekerjaan agar tiap pekerjaan dapat terlaksana sesuai harapan
dan rencana.

Secara keseluruhan proyek Belanja Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai


dan Jaringan berjalan baik walaupun terdapat sedikit masalah yang dapat ditoleransi
dan diatasi.

Laporan Praktik Kerja Lapangan pada Paket Pekerjaan Belanja Pemeliharaan


Jalan, Jembatan, Irigasi, Sungai dan Jaringan ini sudah melaksanakan tugasnya dengan
baik. Penulis berharap agar laopran ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis
tetapi bagi rekan-rekan yang membaca laporan praktik kerja lapangan ini.

Anda mungkin juga menyukai