Laporan KP
Laporan KP
DISUSUN OLEH
Fitriana Maharani Fatchur Rochim
NIM. 06171033
PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya
sehinggakami dapat menyelesaikan laporan kerja praktik yang berjudul :
“Analisa Pengaruh Lama Waktu Terhadap Pembentukan Martensit
Menggunakan Arang Daun Pisang dengan Pack Carburizing Terhadap
Material Baja ASTM A36”
Laporan kerja praktik ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
untuk menyelesaikan Program Sarjana Studi Teknik Material dan Metalurgi,
Jurusan Ilmu Kebumian dan Lingkungan, Institut Teknologi Kalimantan (ITK)
Balikpapan. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Jatmoko Awali, S.T.,M.T. selaku Koordinator Program Studi
Teknik Material dan Metalurgi Jurusan Ilmu Kebumian dan Lingkungan
ITK.
2. Bapak Andromeda Dwi Laksono, S.T,.M.Sc. selaku Koordinator Kerja
Praktik Program Studi Teknik Material dan Metalurgi Jurusan Ilmu
Kebumian dan Lingkungan ITK.
3. Bapak Ainun Zulfikar, S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing.
4. Bapak Hizkia Alpha , S.T.,M. Sc selaku Dosen Pembimbing Lapangan.
5. Kak Cholisin Arufi Yani, S.T. selaku kakak tingkat yang membantu kami
6. Ade Apriliyana, Susi Solekah, dan Jane Varingga selaku rekan kerja
praktik.
7. Keluarga serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tugas
kerja praktik ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan kerja praktik ini masih jauh dari
sempurna, karena itu kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun.
Semoga kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
i
ANALISA PENGARUH LAMA WAKTU TERHADAP
PEMBENTUKAN MARTENSIT MENGGUNAKAN ARANG
DAUN PISANG DENGAN PACK CARBURIZING TERHADAP
MATERIAL BAJA ASTM A36
INTISARI
Pada industri otomotif, baja menjadi salah satu bahan baku yang sangat
dibutuhkan, dimana kekerasan merupakan sifat yang sangat dipertimbangkan
dalam pembuatan komponen mesin yang sering terjadi gesekan apabila kekerasan
yang rendah mengakibatkan kegagalan seperti keausan, deformasi dan sobek.
Diperlukan peningkatan kekerasan permukaan baja namun tangguh pada bagian inti
nya, yaitu karburisasi. Material yang akan digunakan ialah ASTM A36 dan
memanfaatkan sumber karbon dari daun pisang kering. Tujuan dari penelitian ialah
Untuk mengetahui pengaruh waktu tahan karburisasi terhadap struktur mikro dan
pembentukan martensit pada baja ASTM A36, dan untuk mendapatkan solusi agar
dapat terjadi pembentukan martensit pada baja ASTM A36. Penelitian
menggunakan variasi waktu tahan karburisasi 4, 5 dan 6 jam pada temperatur 950
C. Metode yang digunakan ialah karbonisasi daun pisang kering, pack carburizing,
dan uji struktur mikro. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 0,95% C pada
spesimen waktu tahan 4 jam, menjadi 1,03% C pada 5 jam dan 1,10% C pada 6 jam
dari raw material sebesar 0,29% C. Adanya peningkatan struktur pearlite, hal ini
disebabkan semakin lamanya waktu tahan karburisasi maka semakin banyak
karbon yang dapat berdifusi ke material maka semakin meningkat pula struktur
pearlite dari raw material.
Kata kunci :
Baja ASTM A36, Martensit, Pack Carburizing, Struktur Mikro, Waktu tahan
Karburisasi.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
INTISARI ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan Umum ...........................................................................................1
1.3 Tujuan Khusus...........................................................................................2
1.4 Manfaat Kerja Praktik ...............................................................................2
BAB 2 TUGAS KHUSUS ....................................................................................4
2.1 Pendahuluan ..............................................................................................4
2.1.1 Latar Belakang ...................................................................................4
2.1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................5
2.1.3 Tujuan Tugas Khusus ........................................................................5
2.1.4 Manfaat ..............................................................................................6
2.2 Tinjauan Pustaka .......................................................................................7
2.2.1 Perlakuan Panas .................................................................................7
2.2.2 Surface Hardening (Kekerasan Permukaan)......................................7
2.2.3 Karburisasi .........................................................................................7
2.2.4 Baja ASTM A36 ................................................................................9
2.2.5 Daun Pisang .....................................................................................10
2.2.6 Energizer ..........................................................................................10
2.2.7 Pengujian Metalografi ......................................................................11
2.2.8 Penelitian Terdahulu ........................................................................11
2.3 Metodologi ..............................................................................................14
2.3.1 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................14
2.3.2 Metodologi Penelitian ......................................................................15
2.3.3 Perancangan Penilitian .....................................................................17
2.4 Hasil dan Pembahasan .............................................................................18
2.5.1 Analisis Data ....................................................................................18
2.5.2 Pembahasan......................................................................................22
2.5 Kesimpulan dan Saran Tugas Khusus .....................................................25
2.5.1 Kesimpulan ......................................................................................25
2.5.2 Saran ................................................................................................25
2.6 Daftar Pustaka .........................................................................................26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.10 Struktur mikro TP dengan perbesaran (A) 50 kali dan (B) 100 kali
............................................................................................................................... 18
Gambar 2.11 Struktur mikro spesimen As-Quench waktu tahan 4 jam (A) bagian
permukaan, (B) bagian tepi, perbesaran 10 kali, dan (C) bagian inti dengan
perbesaran 100 kali............................................................................................... 19
Gambar 2.12 Struktur mikro spesimen As-Quench waktu tahan 5 jam (D) bagian
permukaan, (E) bagian tepi, perbesaran 10 kali, dan (F) bagian inti dengan
perbesaran 100 kali............................................................................................... 20
Gambar 2.13 Struktur mikro spesimen As-Quench waktu tahan 6 jam (G) bagian
permukaan, (H) bagian tepi, perbesaran 10 kali, dan (I) bagian inti dengan
perbesaran 100 kali................................................................................................ 21
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
1
4. Mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan profesi
melalui membantu penelitian, penerapan ilmu, dan pengamatan teknik yang
diterapkan di kampus.
2
• Memberikan kesempatan bagi mahasiswa ITK Balikpapan untuk
mengembangkan diri, mengasah kemampuan akademik, etos kerja, dan
sikap profesional.
• Membantu mahasiswa dalam memberikan wadah untuk kerja praktik
dikarenakan COVID-19.
3
BAB 2
TUGAS KHUSUS
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Latar Belakang
4
menggunakan alternative lain. Seperti penelitian yang dilakukan ini telah
menggunakan daun kering pisang, hal ini dikarenakan pohon pisang sangat mudah
ditemukan di Indonesia, dengan kondisi iklim yang sangat cocok tumbuhnya pohon
pisang. Pohon pisang yang sudah tumbuh besar memiliki daun besar dan lebar yang
mudah mengering. Daun-daun yang tua, kering dan terserang penyakit dipangkas
atau dibuang supaya tanaman sehat dan mencegah penularan penyakit. Limbah
Daun Pisang Kering ini tidak digunakan secara ekonomis, hanya digunakan sebagai
pakan ternak maupun pupuk alami di tanah (Pereira, 2010). Untuk mengatasi
masalah ini, sampah dedaunan dapat diolah menjadi serbuk arang, hal ini dilakukan
sebagai alternatif pemanfaatan sumber daya alam hayati sebagai media karburisasi.
5
2.1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pemanfaatan limbah organik Daun Pisang Kering dan menambah nilai
ekonomis Daun Pisang Kering.
2. Dapat memberikan informasi tentang pengaruh waktu tahan karburisasi
terhadap struktur mikro pada baja ASTM A36.
6
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Perlakuan Panas
2.2.3 Karburisasi
Karburasi dicapai dengan memanaskan baja pada suhu di bidang fasa
austenit homogen di lingkungan sumber karbon yang sesuai. Karburasi
menghasilkan permukaan yang keras dan dibandingkan dengan dimensinya yang
seringkali dangkal pada komponen yang relatif lunak ketika struktur mikro
7
permukaan baja dengan kandungan inti karbon meningkat dengan proses
karburisasi dan ditransformasikan menjadi martensit.
Perlakuan ini mengarah pada pembentukan gradien kekerasan dan distribusi
tegangan sisa dengan tegangan tekan pada struktur mikro permukaan karena
perubahan volume selama transformasi martensitik. Waktu karburasi tergantung
pada kedalaman difusi yang diinginkan. Proses yang digunakan diklasifikasikan
menurut sumber karbonnya dalam pack carburizing (senyawa padat), salt bath
carubizing (sumber karbon cair), dan karburasi gas dan plasma (sumber karbon
berbentuk gas). Pack carburizing juga menghasilkan atmosfir gas, yang berarti
bahwa fenomena karburasi gas pada hakikatnya juga berlaku untuk pack
carburizing (Totten, 2007).
8
Gambar 2.2 Skema Proses Pack Carburizing (Negara, 2016)
Material SS 400 / JIS G3101 / ASTM A36 setara dengan DIN: ST 37-2 dan
ASTM: A283C adalah baja ringan dimana komposisi kimianya hanya karbon (C),
Mangan (Mn), Silikon (Si), Sulfur (S) dan Posfor (P). Biasanya digunakan untuk
aplikasi baja struktural seperti jembatan, tangki minyak, dan lain-lain. Baja ASTM
A36 dengan kandungan kadar karbon rendah, bahan ini tidak dapat dikeraskan.
Bahan ini hanya dapat dikeraskan melalui pengerasan permukaan seperti
karburisasi dan nitridasi, dimana permukaan dapat mencapai 500 Brinell (sekitar
50 HRC) pada kedalaman permukaan 10 hingga 20 mikron tergantung pada proses
(Ahmad, 2015).
9
2.2.5 Daun Pisang
Pada daun pisang memiliki sekitar 26% selulosa, 17% hemiselulosa dan
25% lignin, sedangkan komposisi kulit pisang mentah berdasarkan analisis dinding
sel (% berat kering) yaitu: 37,52% hemiselulosa, 12,06% selulosa, 7,04% lignin
(Bilba, 2005). Selulosa dan lignin berperan dalam hal pembentukan kristalit arang
dari atom karbon, selama proses karbonisasi pada lignin terjadi penguraian struktur
kimia yang mirip dengan pola spectrum karbonisasi selulosa (Pari, 2004).
Proses karbonisasi umumnya dilakukan pada suhu berkisar 300-800 oC. Jika
suhu yang digunakan lebih rendah dari 300 oC maka karbonisasi yang terjadi tidak
maksimal sedangkan apabila melebihi dari 800 oC maka pori-porinya mengalami
kerusakan dan arang tersebut akan berubah menjadi abu. Saat proses karbonisasi,
pada suhu 100-200 oC akan terjadi reaksi endotermis yang mengakibatkan
terurainya bahan organik yang mudah menguap selanjutnya pada 225-275 oC akan
menjadi reaksi eksotermis sehingga lignoselulosa akan terurai. Untuk Karbonisasi
kulit pisang dengan temperatur pirolisis 400 C selama 1,5 jam.
2.2.6 Energizer
10
Barium Carbonat (BaCO3) merupakan zat pengaktif (energizer) yang
ditambahkan kedalam media karburasi pada penelitian ini yang digunakan untuk
mempercepat proses carburising. yang digunakan sebagai aktifator dicampur
dengan arang dengan perbandingan 4 : 1 atau sebanyak 20-25%. Bahan aktifator
dibutuhkan agar proses penambahan karbon dari media ke baja dapat berlangsung
dalam keadaan gas. Campuran ini bersama spesimen dimasukkan kedalam kotak
baja untuk selanjutnya dilakukan proses carburizing (Panjaitan, 2015).
11
Nama dan
No Tahun Hasil
Publikasi
1 Abidah, 2019. Bahan : Arang tempurung kelapa yang digunakan dalam
proses carburizing adalah 250 gram dan 20% BaCO3.
Metode : metode yang digunakan ialah metode pack
carburizing dengan memakai waktu hold selama 1 – 2 jam
dan variasi temperature 845 oC dan 955 oC, Kemudian di
quenching dengan media air. Sesudah proses carburizing
dilakukan pengujian kekerasan rockwell dan foto struktur
mikro.
Hasil : Hasil pengujian kekerasan, semakin tinggi
temperatur dan holding time semakin keras permukaan
material SS400, serta struktur mikro yang banyak terbentuk
adalah fase martensit.
12
variasi perbedaan perbandingan dengan Karbon 90, 80 dan
70%wt dan CaCO3 10, 20 dan 30%wt
Metode :. Kemudian variasi temperature dengan 800 dan
950 OC selama 5 jam, dan terakhir di Quenching dengan
media oli. Dilanjutkan dengan Rotating Bending Test,
observasi dengan SEM (scanning electron microscope),
untuk mengetahui kekuatan fatik dan struktur mikro benda
uji.
Hasil : Carburizing agent dengan komposisi 30% PMSP dan
70% TWC memberikan peningkatan angka kekerasan
permukaan tertinggi tetapi kekuatan fatik terendah.
Penyebabnya adalah pembentukan perlit di permukaan
semakin meningkat, karburasi pada kemasan pada
temperatur 950 OC dan waktu perendaman selama 5 jam.
13
2.3 Metodologi
2.3.1 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.
1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penilitian ialah sebagai berikut
Muffle furnace 1 Unit
Propane furnace 1 Unit
Mesin uji kekerasan 1 Unit
Mikroskop optik 1 Unit
Mesin uji komposisi 1 Unit
Tang penjepit 1 Buah
Timbangan Digital 1 Unit
Timbangan analitik 1 Unit
Kotak karburisasi 1 buah
Ayakan 100 mesh 2 Buah
Penggaris 1 Buah
Gerinda 1 Unit
Kain flanel 1 buah
Termokopel 1 unit
Gergaji besi 1 buah
Alu dan Mortar 1 buah
Tabung propane kosong 3 buah
Wadah pendinginan 3 buah
2. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah sebagai berikut.
Daun Pisang Kering 1,8 kg
Karburiser Daun Pisang Kering 600 gram
Energizer BaCO3 150 gram
Baja ASTM A36 10 Buah
HNO3 2 ml
Alkohol 95% 100 ml
Autosol Secukupnya
14
Amplas (grade 80-2000) 50 buah
Oli SAE 40 9 liter
15
5. Proses pemanasan dilakukan secara bertahap hingga mencapai
temperatur karburisasi 950 C, dibutuhkan waktu 1 jam untuk mencapai
temperatur tersebut, kemudian diberikan waktu tahan selama 4, 5 dan 6
jam dengan menggunakan muffle furnace di Laboratorium Teknik Kimia
ITK, Balikpapan.
16
2.3.3 Perancangan Penilitian
Studi Literatur
Uji Metalografi
Selesai
17
2.4 Hasil dan Pembahasan
2.5.1 Analisis Data
Pada penelitian ini, telah dilakukan pengujian struktur mikro pada spesimen
tanpa perlakuan (TP) dan spesimen karburisasi setelah proses Quenching (As-
Quench) yang dihasilkan sebagai berikut.
Ferrit
Ferrit
Pearlit
Pearlit
A 50 m B 20 m
Gambar 2.10 Struktur mikro TP dengan perbesaran (A) 50 kali dan (B) 100
kali
Hasil pengujian struktur mikro baja ASTM A36 tanpa perlakuan
berdasarkan gambar 2.10 (A) dimana struktur mikro yang terbentuk pada
spesimen berupa Ferrit dan Pearlite, dengan Ferrite daerah yang berwarna
terang sebanyak 67,838 % area dan Pearlite ditunjukkan dengan daerah
berwarna gelap sebanyak 32,162 % area. Kemudian pada Gambar 2.10 (B)
ferrit memiliki 75,561 % area dan pearlite memiliki 24,439 % area.
18
2. Pengujian Struktur Mikro pada As-Quench
Arah difusi
Pearlite
Pearlite
ferrit
ferrit
A 10 m
B 100 m
Pearlite
Widmanstatten
C 10 m
Gambar 2.11 Struktur mikro spesimen As-Quench waktu tahan 4 jam (A) bagian
permukaan, (B) bagian tepi, perbesaran 10 kali, dan (C) bagian inti dengan
perbesaran 100 kali.
Selanjutnya, untuk hasil pengujian struktur mikro As-Quench pada Gambar
2.11 A menunjukkan struktur mikro permukaan spesimen waktu tahan 4 jam,
dengan dimana ferrit memiliki 51,765 % area sedangkan pearlite memiliki 48,235
% area. Kemudian pada Gambar 2.11 B menunjukkan struktur mikro ferrit dan
pearlite pada bagian tepi material. Ferrit ditunjukkan pada daerah terang, dan
pearlite ditunjukkan pada daerah gelap. Dapat dilihat pada bagian tepi ini
diperoleh struktur ferrit yang lebih mendominasi, dimana ferrit memiliki 52,440
% area sedangkan pearlite memiliki 47,56 % area. Kemudian dapat dirata-ratakan
untuk gambar 2.11 A dan B menjadi pada ferrit didapatkan 52% dan pada perlite
didapatkan sebesar 48%.
Gambar 2.11 C menunjukkan struktur mikro bagian inti material terdapat
pearlite dengan 44,651 % area yang ditunjukkan pada daerah berwarna gelap dan
19
Widmanstatten Ferrit yang lebih dominan dengan 55,349 % area ditunjukkan
dengan daerah yang seperti jarum (needlelike). Struktur ini biasanya merupakan
hasil dari struktur awal mikro dengan ukuran butir austenit yang sangat kasar
(ASM, 2004).
Arah difusi
Pearlite
Pearlite
ferrit
ferrit
D 10 m E 100 m
pearlit
Widmanstatten
F
10 m
Gambar 2.12 Struktur mikro spesimen As-Quench waktu tahan 5 jam (D) bagian
permukaan, (E) bagian tepi, perbesaran 10 kali, dan (F) bagian inti dengan
perbesaran 100 kali.
Gambar 2.12 D terdapat struktur mikro pada spesimen variasi waktu tahan
5 jam yaitu ferrit dengan 36,029 % area dan pearlite yang memiliki 63,971 % area
pada bagian permukaan material. Dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan % area
pearlite seiring dengan bertambahnya waktu tahan karburisasi. Gambar 2.12 E
merupakan struktur mikro bagian tepi material, terdapat ferrit yang memiliki
41,771 % area dan pearlite yang memiliki 58,229 % area. Bagian tepi ini juga
mengalami kenaikan % area pearlite karena semakin lama waktu karburisasi
semakin banyak karbon yang dapat berdifusi. Jika dirata-ratakan untuk 2.12 D
dan E menjadi pada ferrit didapatkan 36% dan pada pearlite didapatkannya 64%.
20
Selantjutnya, untuk gambar 2.12 F merupakan stuktur mikro bagian inti material,
terdapat ferrit dengan 52,935 % area dan pearlite yang memiliki 47,065 % area.
Hal ini membuktikan bahwa bagian inti material kekerasannya lebih rendah
dibandingkan bagian tepi dan permukaan material.
Arah difusi
Pearlite
Pearlite
Ferrit
Ferrit
G 10 m H 100 m
Pearlite
Widmanstatten
I 10 m
Gambar 2.13 Struktur mikro spesimen As-Quench waktu tahan 6 jam (G) bagian
permukaan, (H) bagian tepi, perbesaran 10 kali, dan (I) bagian inti dengan
perbesaran 100 kali.
Gambar 2.13 G menunjukkan struktur mikro pada bagian permukaan
material waktu tahan 6 jam, terdapat kenaikan % area pearlite dari waktu tahan 4
dan 5 jam, yaitu 77,396 % area sedangkan ferrit memiliki 22,604 % area. Gambar
2.13 H terdapat pearlite dengan 76,098 % area dan ferrit dengan 23,902 % area
pada bagian tepi material. Kemudian gambar 2.13 G dan H dirata-ratakan menjadi
pada ferrit 22% dan untuk pearlite sebesar 77% Sedangkan pada bagian inti
material pada Gambar 2.13 I terdapat pearlite dengan 43,789 % area dan ferrit
dengan 56,211 % area.
21
2.5.2 Pembahasan
Dapat dilihat Gambar 2.10 A dan B untuk hasil pengujian struktur mikro
dari spesimen tanpa perlakuan untuk Fasa ferrit (rendah karbon) lebih mendominasi
dibandingkan pearlite, membuktikan bahwa baja ASTM A36 relatif lunak.
Kandungan Fasa Ferrit Dan Pearlite
90% 77%
80%
64%
70% 56,21%
55,35% 52,93%
Presentase
60% 52%
44,65% 47,07% 43,79%
50%
40% 48% 36%
30% 22%
20%
10%
0%
4 jam 5 jam 6 jam
holding time
22
struktur pearlite ini akan berkurang seiring dengan kedalaman material dari tepi
ke inti, sehingga diperoleh kekerasan yang lebih rendah dibandingkan
bagian permukaan material (Suherman, 2001). Hasil uji metalografi ini juga
sesuai dengan hasil uji komposisi material, dimana semakin lama waktu tahan,
semakin banyak pula terbentuk pearlite dan semakin tinggi pula kadar karbon
nya.
Setelah didapatkan hasil data pengujian metalografi dan telah ditentukan
mengenai seberapa banyak ferrit dan pearlite setiap material yang di uji, kemudian
dilakukan perbandingan dengan jurnal pada (Abidah, 2019) yang dimana terdapat
perbedaan pada hasil uji metalografinya pada mikrostrukturnya pada gambar 2.3
yang memiliki martensit didalamnya dengan perbedaan waktu dan temperature,
dimana pada jurnal yang di bandingkan memakai waktu 1 – 2 jam dan temperature
845 oC dan 955 oC tetapi dapat mempunyai martensit didalam mikrostrukturnya.
Hal dapat terjadi dengan biasanya semakin tinggi temperatur pemanasan semakin
keras baja tersebut. Hal ini dikarenakan semakin tinggi temperatur pemanasan,
austenit yang terbentuk semakin banyak dan dengan waktu penahanan yang cukup
pada temperatur tersebut, austenit semakin homogen. Austenit inilah yang
memungkinkan dapat bertransformasi menjadi martensite pada saat dilakukan
pendinginan cepat. (Fatoni,2016)
23
memiliki perbedaan pada energizer menggunakan Pinctada maxima shell
(cangkang tiram mutiara) yang memiliki kandungan CaCO3 dan karbon
menggunakan arang kayu jati dan perbedaan perbandingan dengan Karbon 70%
dan CaCO3 30%.
Terdapatnya persamaan dalam struktur mikro walaupun penggunaan
energizer dan karbon yang berbeda tetap menjadi unsur untuk factor percepatannya
proses difusi karbon ke dalam baja sehingga dapat membentuk struktur pearlite
lebih banyak dengan kadar yang berbeda dan menjadikan spesimen ini menjadi
lebih keras dari sebelumnya dan juga di pengaruhi oleh terjadinya proses
pendinginan yang cepat sehingga dapat merubah sifat fisis dari pada baja. (Alkarim,
2019)
24
2.5 Kesimpulan dan Saran Tugas Khusus
2.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan kerja praktik ini ialah sebagai
berikut.
1. pengaruh waktu tahan karburisasi terhadap struktur mikro pada baja ASTM
A36 ialah semakin lamanya waktu tahan karburisasi, akan lebih banyak
terbentuk struktur pearlite.
2. pengaruh waktu tahan karburisasi terhadap pembentukan martensit pada
baja ASTM A36 ialah dikarenakan semakin tinggi temperatur pemanasan,
austenit yang terbentuk semakin banyak dan dengan waktu penahanan yang
cukup pada temperatur tersebut, austenit semakin homogen dan dapat
bertransformasi menjadi martensite yang seragam dengan waktu difusi yang
lama pada saat dilakukan pendinginan cepat.
3. Solusi agar dapat terjadi pembentukan martensit pada baja ASTM A36 ialah
dengan tingginya temperature pemanasan dan waktu penahanan karburisasi
sehingga martensit dapat terbentuk pada saat dilakukan pendinginan yang
cepat.
2.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk laporan praktik ini ialah sebagai berikut.
1. Untuk melakukan penelitian dengan lebih teliti dalam proses quenching
serta proses melakukan uji metalografi.
25
2.6 Daftar Pustaka
Abidah, Aidha Faizatul, Novi Sukma Drastiawati. (2019), “Analisis SS400 Hasil
Carburizing Media Arang Tempurung Kelapa-BaCO3 Dengan Variasi
Temperatur Pemanasan Dan Holding Time Ditinjau Dari Pengujian Kekerasan
Dan Struktur Mikro”. Jurnal Teknik Mesin.Volume 07 Nomor 02 Tahun 2019,
1-8.
Adinata, restu. (2013), “Pemanfaatan Limbah kulit pisang sebagai karbon aktif”
Fakultas Teknologi Industri – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran”
Afriany, Reny, Asmadi, Siti Zahara Nuryanti. (2017), “Analisa Pengaruh Variasi
Katalis BaCO3, NaCO3 dan CaCO3 Pada Proses Karburasi Baja Karbon
Sedang Dengan Pendinginan Tunggal”. Jurnal Ilmiah “TEKNIKA” Fakultas
Teknik Universitas IBA.
Ahmad, J. K. (2015), “Carburizing of Steel. International Journal of Materials
Science and Applications” 4(2),11.
Alkarim, Prayoga Afdill. (2019), “Pengaruh Ukuran Karbon Dan Variasi Unsur
Katalis Pada Proses Pack Carburizing Karbon Rendah Terhadap Struktur
Mikro, Case Depth, Dan Nilai Kekerasan” Surabaya : Tugas Akhir Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.
ASM Handbook. (1991), “Heat Treating Volume 4” © ASM International.
ASM Handbook. (1993), “Properties and Selection: Irons, Steels, and High-
Performance Alloys Volume 1” © ASM International.
ASM Handbook. (2004), “Metallography and Microstructures Volume 9” © ASM
International.
Darmo, Sujita, Yesung Allo Padang, I Kade Wiratama. (2019), “Fatigue Strength
of Low Carbon Steel SS400 on Pack Carburizing Treatment with Pinctada
Maxima Shell Powder Energizer”. Mataram : International Journal of Advances
in Scientific Research and Engineering (ijasre), Vol 5 (12).
Davis, Joseph R. (2002), “Surfaca Hardening of Steels : Understanding the Basics”.
United of States : ASM International.
Fatoni, Zulkarnain. (2016), “Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Sifat Kekerasan
Baja Paduan Rendah Untuk Bahan Pisau Penyayat Batang Karet”. Jurnal
Desiminasi Teknologi, Vol.4 Nomor 1.
26
Hadi, Syamsul. (2016). “Teknologi Bahan”. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.
Hamzah, Sadat, Muhammad., Muhammad, Iqbal. (2008), “Peningkatan ketahanan
aus baja karbon rendah dengan metode carburizing” Jurnal SMARTek, Vol. 6,
No. 3, 169 – 175.
Han , R. D., K. H. Hu, B. Rolfe, E. Pavlina. (2016), “A Research on Selective
Carburization Process of Low Carbon Steel”. Australia : La Trobe University.
Lathkin, Y. (1965), “Enginering Physical Metallurgy” Moscow : Foreign
Languange Publishing House.
Negara, Dewa Ngakan Ketut Putra . (2016), “Efektifitas Carburizer dari Sumber
Karbon Berbeda Pada Proses Pack Carburizing”. Bali : Jurnal METTEK
Volume 2 No 1 (2016) pp 5 – 10.
Oktadinata, Herry. (2016), “Pengaruh Temperatur Pada Pembentukan Baja Karbon
Rendah ASTM A36 Untuk Aplikasi Hanger Rod”. Bekasi : Jurnal Imiah Teknik
Mesin, Vol. 4, No.2 Universitas Islam.
Panjaitan, Aspan. (2015). ”Pengaruh bahan baku arang aktif pada proses
carburizing terhadap sifat mekanis baja bohler EMS-45 untuk center dead
mesin bubut”, Jurnal Ilmiah “MEKANIK” Teknik Mesin ITM, Vol. 1 No. 2: 88-
97.
Pari, G. (2004). “Kajian struktur arang aktif dari serbuk gergaji sebagai adsorben
emisi formaldehida dengan logis”, Disertasi sekolah Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Pereira, Andre L.S. (2010), “Characterization of lignocellulosic materials extracted
from the banana pseudostem” Universidade Federal do Ceara
Rasyid, Syaharuddin. (2019), “Teknologi Pengolahan Logam”. Yogyakarta :
Deepublish Publisher.
Suherman, wahid. (2001), “Perlakuan Panas”. Jurusan Teknik Mesin: Insititut
Teknologi Surabaya.
Totten, George E., Rafael Colas. (2007), “Failure Analysis of Heat Treated Steel
Components” Unite of States : ASM International.
27
LAMPIRAN
28
FOTO KEGIATAN
29
30
31
32
33
34