Menejemen Portofolioi
Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat
pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko
dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio
menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian.
Teori portofolio adalah pendekatan investasi yang diprakarsai oleh Harry M.
Makowitz (1927) seorang ekonom lulusan Universitas Chicago yang telah memperoleh
Nobel Prize di bidang ekonomi pada tahun 1990. Teori portofolio berkaitan dengan
estimasi investor tehadap ekspektasi risiko dan return, yang diukur secara statistik untuk
membuat portofolio investasinya. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset
ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat
dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected
return dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-aset
yang dikombinasi tersebut (“Harry Max Markowitz”) Pada prakteknya para pemodal
pada sekuritas sering melakukan diversifikasi dalam investasinya dengan
mengkombinasikan berbagai sekuritas, dengan kata lain mereka membentuk portofolio.
Menurut Husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini
menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi
dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak
sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang
ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko, pola
kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya.
Dalam kenyataannya akan sulit membentuk portofolio yang terdiri dari semua
kesempatan investasi, karena itu biasanya dipergunakan suatu wakil (proxy) yang terdiri
dari sejumlah besar saham atau indeks pasar. Contohnya di Bursa Efek Jakarta yang
menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Indeks LQ45.
Dalam pembentukan portofolio, investor berusaha memaksimalkan pengembalian
yang diharapkan dari investasi dengan tingkat resiko tertentu yang dapat diterima.
Portofolio yang dapat mencapai tujuan diatas disebut dengan portofolio efisien. Untuk
membentuk portofolio yang efisien, perlu dibuat beberapa asumsi mengenai perilaku
investor dalam membuat keputusan investasi. Asumsi yang wajar adalah investor
cenderung menghindari resiko (risk averse). Investor penghindar resiko adalah investor
yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan pengembalian diharapkan yang sama
dan resiko berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat resiko yang lebih
rendah. Jika investor memiliki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio
yang paling optimal akan dipilihnya.
Alexander, Sharpe dan Bailey (1993: 144-145) membedakan tiga jenis sikap
investor terhadap risiko, yaitu:
1. Menghindari risiko (Risk Averse)
Investor yang cenderung menghindari investasi yang berisiko dan cenderung
memilih investasi yang kurang mengandung risiko.
2. Suka menghadapi risiko (Risk Seeker)
Investor yang cenderung memilih investasi yang mengandung risiko.
3. Acuh terhadap risiko (Risk Neutral)
Investor yang tidak terlalu peduli pada jenis investasi mana yang akan diambil.
Dengan adanya beberapa jenis sikap investor dalam menghadapi risiko, maka
pengambilan sebuah keputusan investasi surat berharga yang dilakukan oleh investor
akan sangat dipengaruhi oleh sikap yang dimilikinya dalam menghadapi risiko. Apabila
seorang investor memiliki sikap menghindari risiko, maka investor tersebut akan
memilih investasi yang berisiko rendah. Demikian sebaliknya, apabila seorang investor
memiliki sikap suka menghadapi risiko, maka investor tersebut akan memilih investasi
yang berisiko tinggi.
F. Alokasi Aset
Proses untuk membagi dana ke dua portofolio yang terdiri dari kelompok aset yang
berbeda (yaitu portofolio yang terdiri dari saham dan portofolio yang terdiri dari
obligasi) disebut alokasi aset. Dalam tahap ini ditaksir tingkat keuntungan dan deviasi
standar untuk portofolio yang optimal, baik portofolio yang terdiri dari saham maupun
yang terdiri dari obligasi, dan koefisien korelasi antar portofolio tersebut. Dengan
demikian dapat ditentukan berbagai portofolio yang terdiri dari kombinasi kedua
portofolio tersebut. dengan memperhatikan preferensi risiko pemodal, dipilihlah
portofolio yang terdiri dari kombinasi portofolio saham dan portofolio obligasi.
Proses alokasi aset terdiri atas tahapan:
Manajemen mungkin memilih alokasi antara portofolio saham dengan portofolio obligasi
relative tidak berubah dari waktu ke waktu. Tetapi komposisi saham dan obligasi pada
masing-masing portofolio yang dirubah dari waktu ke waktu. Sebaliknya dapat juga
dilakukan bahwa komposisi sekuritas individual pada masing-masing portofolio relative
tidak berubah, tetapi alokasi antar portofolio yang dirubah. Misalnya pada saat kondisi
pasar diperkirakan akan membaik, diputuskan untuk mengalokasikan dana yang lebih
besar pada portofolio saham dan sebaliknya. Dengan demikian masalah timing
dipertimbangkan dalam pemilihan portofolio.
Masalah yang dihadapi dalam penggantian sekuritas dalam portofolio tersebut adalah
biaya transaksi, dan kemungkinan mencari pembeli atau penjual sekuritas yang ingin
diganti. Apabila nilai sekuritas yang akan diganti cukup besar, maka biaya transaksi juga
akan cukup besar. Disamping itu bagaimana dampaknya terhadap harga sekuritas yang
akan dijual dalam jumlah yang cukup besar. Apakah tidak menimbulkan tekanan harga
sehingga akan memperbesar biaya penggantian sekuritas.
Dengan demikian salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memutuskan apakah
pergantian memang diperlukan ataukah tidak adalah dengan melakukan analisis biaya
dan keuntungan. Apabila biaya (yang terdiri dari biaya transaksi, penurunan harga
sekuritas yang akan dijual, dan kenaikan harga sekuritas yang akan dibeli) masih lebih
kecil dari keuntungan yang diharapkan, penggantian tersebut dapat dulakukan. Apabila
yang sebaliknya, revisi portofolio mungkin perlu ditunda dulu.
F. Nominal Return :
Total return yang hanya mengukur perubahan nilai investasi tetapi tidak menyesuaikan
dengan tingkat inflasi.
Ket :
nr : Nominal Return
rr : Pengembalian Sebenarnya
expinf : Tingkat inflasi yang diharapkan
H. Real Return
Total return yang mengukur perubahan nilai investasi dengan myesuaikan tingkat inflasi
Ket :
IF : Tingkat Inflasi
Return adalah keuntungan atau kerugian bersih atas investasi selama periode waktu
tertentu, biasanya dinyatakan sebagai persentase dari investasi awal.
Contoh :
Inflation = 3 %
Tax = 15%
Nominal Return
= (1,700/1,500) – 1
= 0.1333 or 13.33%
= (13.33% - 3%)
= 10.33 %
= 13.33% * (1 - 15%)
= 11.33% - 3%
= 8.33% * 1500
= $ 124.95
Return investasi yang positif tetapi lebih kecil daripada besaran inflasi periodik akan
mengakibatkan total kekayaan investor bertambah secara nominal tetapi berkurang
secara riil. Secara umum, return riil adalah return nominal dikurangi tingkat inflasi. Agar
daya beli tidak berkurang, return nominal dari sebuah investasi harus melebihi tingkat
inflasi. Menghitung return nominal untuk periode tunggal seperti satu semester atau satu
tahun relatif mudah karena kita cukup mengurangi investasi akhir dengan investasi awal
dan hasilnya dibagi dengan investasi awal. Penghitungan return nominal menjadi tidak
sederhana lagi untuk investasi lebih dari satu periode dan menjadi lebih rumit lagi jika
selama periode itu ada penambahan atau pengambilan uang. Untuk multi periode dan
jumlah dana disetor yang berubah-ubah, sedikitnya ada tiga konsep return yang perlu
diketahui seorang investor yaitu:
1. return berdasarkan waktu – aritmetik,
2. return berdasarkan waktu – geometrik, dan
3. return berdasarkan uang.
a) Return Aritmatik : mengukur tingkat pertumbuhan rata – rata untuk periode
waktu tertentu. Rata-rata aritmatika adalah jumlah deret angka dibagi dengan
hitungan deret angka itu.
n
1
A= ∑ a i=¿ a 1+a 2+…+
n i=1 n
an
¿
Ket :
a : return
n : periode
ex 1 :
Periode 1 = 100 %
Periode 2 = - 50 %
Arithmetic :
Geometric :
(2.0) (0.5)1/2 – 1 = 0%
ex 2
Year 1 = 90 %
Year 2 = 10 %
Year 3 = 20 %
Year 4 = 30 %
Year 5 = - 90 %
Arithmetic
= 13.64 %
Geometric
= 1.934 – 1
= 9.34 %
R pi −R f
T pi = +…
❑ pi
Ket:
Tpi : Indeks Treynor portofolio i
Rpi : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio i
Rf : Rata-rata bunga investasi bebas risiko
pi : Beta portofolio
Rpi – Rf : Premi risiko portofolio
Ket:
Spi : Indeks Sharpe portofolio i
Rpi : Rata-rata tingkat pengembalian portofolio I
Rf : Rata-rata bunga investasi bebas risiko
SDpi : Standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio I
Rpi-Rf : Premi risiko portofolio i
L. Beta2
Untuk identifikasi kinerja portofolio yang superior. Beta menghubungkan kovariansi aset
dengan portofolio pasar ke dalam varian portofolio pasar.
Beta adalah ukuran risiko relatif atau risiko relatif saham individu terhadap portofolio
pasar terhadap semua saham
i
Charles p. jones, investasi prinsip dan konsep
ii
Tandelilin, Eduardus. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
iii
Jogiyanto, teori portofolio dan analisis investasi
iv
Shiddiq N. Rahardjo. Portofolio Management & Evaluation