Organisasi Jasa
Organisasi Jasa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor berdirinya perusahaan jasa adalah kebutuhan manusia yang tidak
terbatas selain barang yang berwujud manusia juga perlu pelayanan yang dapat
memuaskan kebutuhan hidupnya. Dalam proses pengendaliannya, sektor jasa mempunyai
karakteristik yang relatif berbeda dibanding sektor manufaktur. Sistem pengendalian
manajemen yang akan dibahas adalah dikhususkan pada organisasi jasa profesional
(konsultan hukum, pengacara, akuntansi dan profesi sejenis), rumah sakit, nirlaba
(yayasan), pemerintah dan organisasi dagang (agen, distributor, pengecer).
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Pada tahun 1997 dikarenakan terjadinya krisis ekonomi yang melanda beberapa
negara termasuk indonesia banyak sektor industri dan perdagangan yang mengalami
kerugian dan bahkan banyak pula yang terpaksa gulung tikar. Dalam tuntutannya setiap
perusahaan di minta untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan baik dalam
perencanaannya maupun pengendaliannya.
Menurut Phillip Kotler (Lupiyoadi 2006 : 6): “Jasa adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu”.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa organisasi jasa merupakan sebuah kelompok yang
memiliki tujuan yang bekerja atas dasar yang bersifat intangible untuk mencapai suatu
tujuan.
Saat ini banyak berkembang organisasi yang memberikan jasa sebagai produknya,
seperti pendidikan (sekolah), perbankan, konsultan hukum, notaris, pengacara, akuntan,
rumah sakit, organisasi dagang (agen, distributor, reseller). Kerja sektor jasa telah tumbuh
lebih dari dua kali lipat pertumbuhan sektor manufaktur yang membutuhkan wawasan
yang lebih mengenai sistem pengendalian manajemen bagi organisasi jasa.
1. Karakteristik
Perusahaan jasa tidak dapat menilai kualitas produk sampai pada saat jasanya
diserahkan, dan sering kali penilaian tersebut bersifat subjektif. Misalnya kualitas
pendidikan, kualitas pendidikan adalah hal yang sulit untuk diukur sehingga
hanya beberapa Organisasi pendidikan yang memiliki sistem pengendalian
kualitas formal.
c) Padat Karya
d) Organisasi Multi-Unit
2. Sejarah Perkembangan
1. Karakterístik Khusus
a) Sasaran
b) Profesional
Output dari organisasi profesional tidak dapat diukur dengan ukuran fisik,
seperti unit, ton, atau galon. Seseorang dapat mengukur jumlah pasien yang
dilayani oleh seorang dokter dalam satu hari, dan bahkan dapat
mengklasifikasikan pasien – pasien tersebut berdasarkan jenis keluhannya, tetapi
tidak dapat disamakan dengan jumlah atau kualitas layanan yang diberikan oleh
dokter tersebut. Yang terbaik yang dapat diukur adalah efisiensi dokter tersebut
dalam menangani pasiennya, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan
pekerja yang santai dan pekerja keras. Pendapatan yang diperoleh adalah salah
satu ukuran output di beberapa organisasi profesional, tetapi angka moneter ini,
paling-paling hanya berkaitan dengan kuantitas jasa yang diberikan, namun bukan
kualitasnya (meskipun kualitas yang buruk tercermin dalam pendapatan yang
berkurang dalam jangka panjang).
d) Ukuran Kecil
Kantor organisasi profesional biasanya relatif kecil dan berlokasi pada satu
tempat ssaja. Manajer puncak pada organisasi ini bisa mengawasi dan memotivasi
pegawainya secara langsung dan pendekatan pribadi saja, sehingga kebutuhan
untuk sistem pengendalian manajemen bukanlah merupakan hal yang mendesak..
e) Pemasaran
Dalam perusahaan Jasa, komponen modal kerjanya yang berupa persedian barang
dagangan persediaan barang dagang praktis tidak ada implikasinya, kualitas output
berwujud jasa sulit dikendaliakan dan sekarang semakin dipahami bahwa mutu
merupakan perjuangan yang tak berkesudahan, serta dianggap bahwasanya antara
Tingkat Kembali Investasi (ROI) dan mutu merupakan bagian yang salng terkait.
Secara pengendaliannya pengembangan dan pengendalian adalah hal yang menjadi
tujuan dalam pengendalian organisasi jasa, diantaranya adalah :
Untuk mencapai tujuan diatas, maka organisasi jasa dapat mengacu kepada
pengendalian sebagai berikut :
a) Penentuan Harga
d) Pengendalian Operasi
a) Karakteristik Khusus
1. Aktiva Moneter
4. Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang sekuritas
diatur oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi ini
diperlukan, beberapa aturan ini melarang praktik usaha tertentu dan aturan
akuntansi khusus lainnya berbeda dari akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Untuk keputusan tertentu, pengaruh baik akuntansi GAAP maupun akuntansi
pada regulasi tersebut harus dipertimbangkan.
a) Karakteristik Khusus
2. Produk Baru
3. Risiko
1. Hubungan tarif dan jangka waktu deposito terhadap tarif dan jangka waktu
pinjaman
2. Volume deposit
3. Kerugian pinjaman
4. Biaya
5. Pendapatan bersama
6. Harga transfer
a) Karakteristik Khusus
Produk dari perusahaan sekuritas adalah tidak tampak, dan mutunya sulit
diukur. Isi kualitas prinsipnya adalah kemampuan professional perusahaan.
Sikap langganan terhadap perusahaan terutama dipengaruhi oleh penilaian
mereka tentang professional yang biasa berhubungan dengan mereka
Banyak sekuritas dan komoditi yang didaftarkan pada bursa-bursa dunia yang
masing-masing wilayah mempunyai zona waktu yang berbeda. Oleh
karenanya perusahaan sekuritas menjalankan usaha perdagangan 24 jam per
hari. Setiap trader mempunyai sebuah buku yang menunjukkan posisi
perubahan pada masing-masing sekuritas dimana ia bertanggung jawab. Setiap
trader juga mempunyai layer computer yang menunjukkan informasi tentang
perkembangan seluruh dunia yang mungkin saja mempengaruhi harga.
Pengembangan dan pemeliharaan system informasi pada perusahaan sekuritas
merupakan fungsi yang sangat penting.
Organisasi perawatan kesehatan terdiri atas rumah sakit, klinik, dan organisasi
kedokteran yang serupa; organisasi pemeliharaan kesehatan; panti wreda dan rumah
perawatan; organisasi pelayanan rumah; dan laboratorium medis adalah beberapa di
antaranya. Meskipun kesemuanya memiliki hampir semua karakteristik dari organisasi
nirlaba, banyak di antaranya yang merupakan perusahaan berorientasi laba.
1. Karakteristik Khusus
d) Profesional
Loyalitas utama profesional adalah kepada profesi dan bukan kepada organisasi.
Para manajer departemental biasanya adalah profesional yang fungsi manajemeya
hanya bersifat paruh waktu; kepala bedah melakukan pembedahan. Secara
historis, para dokter cenderung memberikan tekanan yang relatif kecil terhadap
pengendan biaya.
Karena pergeseran dalam bauran produk dan karena peningkatan kuantitas serta biaya
peralatan baru, proses perencanaan strategis di rumah sakit adalah penting. Proses
penyusunan anggaran tahunan adalah secara konvensional. Sejumlah besar informasi
tersedia dengan cepat untuk pengendalian aktivitas operasi. Kinerja keuangan
dianalisis dengan membandingkan pendapatan dan beban aktual dengan anggaran,
dengan mengidentifikasikan varians-varians penting, dan mengambil tindakan yang
sesuai atas varians-varians tersebut.
G. ORGANISASI NIRALABA
1. Karakteristik Khusus
Suatu organisasi nirlaba perlu memperoleh laba yang memadai, secara rata-rata, guna
menyediakan dana untuk modal kerja dan untuk mengantisipasi kemungkinan yang
tidak diinginkan. Dalam pelaksanaannya organisasi perawat dan kesehatan memiliki
karakteristik sebagai berikut :
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang paling berguna dalam suatu
organisasi nirlaba, sama seperti didalam bisnis. Tetapi, angka laba bersih
diinterpretasikan secara berbeda dalam kedua jenis organisasi tersebut. Dalam
suatu bisnis yang sudah menjadi aturan umum yang mana semakin besar laba
semakin baik kinerjanya. Dalam organisasi nirlaba, laba bersih secara rata-rata
sebaiknya hanya sedikit diatas nol. Laba bersih yang besar memberikan tanda
bahwa organisasi tersebut tidak memberikan pelayanan bagi yang diharapkan oleh
pihak-pihak yang memasok sumber daya. Begitu pula sebaliknya yang dialami
organisasi nirlaba, jika laba bersih menunjukan keadaan yang minus maka akan
mengakibatkan kerugian bagi aktivitasnya.
b) Modal Kontribusi
Hanya ada satu perbedaan besar antara tranksaksi akuntansi pada suatu bisnis
dengan tranksaksi pada suatu organisasi nirlaba, yaitu tranksaksi yang berkaitan
dengan bagian ekuitas dari neraca. Perusahaan bisnis mempunyai tranksaksi
dengan pemegang saham – penerbitan saham dan pembayaran dividen yang tidak
dimiliki oleh organisasi nirlaba. Organisasi nirlaba menerima modal kontribusi,
yang hanya sedikit dimiliki oleh bisnis. Terdapat dua kategori utama dari modal
kontribusi yaitu pabrik dan sumbangan. Pabrik meliputi kontribusi gedung, dan
peralatan sedangakan sumbangan terdiri dari pemberian yang donornya
berkeinginan agar jumlah pokoknya tetap utuh selamanya. Organisasi nirlaba juga
mempunyai dua laporan keuangan. Yang pertama adalah laporan yang berkaitan
dengan aktifitas operasi organisasi dan laporan yang kedua adalah yang berkaitan
dengan modal kontribusi.
c) Akuntansi Dana
a. Dana umum atau dana operasi, yang berkaitan erat dengan sekelompok
akun operasi
b. Dana operasional dan dana sumbangan, yang merupakan aktiva modal
kontribusi dan ekuitas dan;
c. Dana lain yang bertujuan khusus
d) Pengelolaan
Manajer pusat lebih cenderung membelanjakan apa saja yang diperoleh dalam
anggaran, meskipun jumlah yang dianggarkan tersebut lebih tinggi daripada yang
ditentukan. Sebaliknya mereka dapat membatasi pengeluaran yang memiliki
pengembalian yang sangat bagus hanya karena pengeluaran tersebut tidak
termasuk dalam anggaran.
BAB III
KESIMPULAN
Organisasi jasa keuangan memiliki karakteristik khusus: aktiva moneter, jangka waktu
transaksi, imbalan dan resiko, serta teknologi. Organisasi perawatan kesehatan memiliki
karakteristik khusus: masalah sosial yang sulit, perubahan dalam bauran penyedia layanan,
pembayar pihak ketiga, profesional, dan pentingnya pengendalian kualitas. Proses
pengendalian manajemen dilakukan dengan membandingkan kinerja keuangan dianalisis
dengan pendapatan dan beban aktual dengan anggaran, dengan mengidentifikasikan varians-
varians penting, dan mengambil tindakan yang sesuai atas varians-varians tersebut.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. and Vijay Govindarajan. Manajemen Control System. Jakarta: Salemba
Empat, 2009 ;
Abdul Halim, Achmad Tjahjono dan Muh Fakri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen,
Yogyakarta, UPP STIM YKPN, 2009;