416 1212 1 PB
416 1212 1 PB
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
ABSTRAK
Peningkatan komunikasi efektif merupakan sasaran keselamatan pasien yang kedua. Komunikasi
efektif menggunakan teknik SBAR merupakan kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
berkomunikasi antar petugas kesehatan. Kesalahan komunikasi menjadi tiga penyebab utama
centimental event . Angka kejadian tidak diharapkan (KTD) 0,003% (SPM 0 %) di RSUP Dr. M.
Djamil Padang. Tujuan penelitian ini adalah mengekplorasi pengalaman perawat melaksanakan
komunikasi SBAR pada saat timbang terima (handover) di di bangsal Bedah dan Interne RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan desain penelitian
kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan sampling yang digunakan snowball
sampling dan cara pengambilan data ke partisipan melalui wawancara mendalam/ indept interview.
Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Analisa data denganmetode collaizi. Hasil
penelitian 1) Pelaksanaan komunikasi SBAR pada saat timbang terima sudah optimal 2) Waktu
pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang terima, 3) Pelaksanaan komunikasi SBAR pada saat
timbang terima dilakukan di nurse station dan ruang pasien, 4) Perawat merasakan manfaat yang baik
dalam menggunakaan komunikasi SBAR, 5) harapan perawat terhadap pelaksanaan komunikasi
SBAR saat timbang terima agar selalu diterapkan dan di tingkatkan, 6) Faktor pendukung dalam
komunikasi SBAR berupa adanya SPO, pembekalan dan sosialisasi 7) Hambatan dalam
melaksanakan komunikasi SBAR saat timbang terima berupa kondisi pasien yang berubah – ubah dan
kendala waktu. Saran sebagai pelaksanaan komunikasi SBAR di lakuakan disetiap timbang terima
walupun tanggal merah dan dilakukan setiap shift, sebaiknya timbang terima dilakukan di konter
perawat dan ruangan rawat pasien dengan menjaga privasi pasien rawatan. Memanfaatkan
Komunikasi SBAR dalam pelaporan lisan
ABSTRACT
The Effective communication improved a second target of patient safety. Effective communication
used a technique SBAR communication techniques was the framework provided to communicate
between health workers. Misscommunication was causes centimental events . In RSUP Dr. M. Djamil
Padang the centimental events was 0,003 % (0 % ) .The purpose of this research explorated
experience of nurse weared SBAR communication at the handover surgeon and interne department
in RSUP Dr.M.Djamil. This study used descriptive approach with the design and phenomenology.
Qualitative research approach mean techniques of sampling used snowball sampling with indepth
interviews. The Participants in this study were 6 people. The analysts data was collaizy method. The
53
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
54
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
confirmability, Agar data dalam penelitian “……Kalau misalnya itu : memperkenalkan diri
kualitatif dapat dipertanggungjawabkan terus abis itu kami menjelaskan tentang keadaan
sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji pasienya (P4)
keabsahan data.
“…..Kami melakukanya dengan menyampaikan
HASIL kondisi pasien saat ini, itukan S nya tu lalu
masalah keperawatan yang dialami pasien,
1. Tema 1) Pelaksanaan komunikasi SBAR biasanya kalau pasien baru banyak namanya
pada saat timbang terima sudah optimal barukan (P5)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pelaksanaan timbang terima dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode SBAR saat timbang terima sudah pengaplikasian komunikasi SBAR saat timbang
terima dengan menjelaskan B/background sudah
dilaksanakan cukup baik di bangsal Bedah
dilaksanakan cukup baik, yang diungkapan oleh tiga
dan Interne RSUP Dr. M. Djamil Padang, orang partisipan sebagai berikut :
terungkap dari dua pernyataan partisipan “….kalo misalnya disaat overan seperti itu paling
sebagai berikut : dak terlalu dibahas lagilah tentang riwayatnya
“…., misal 1 pasien ni kitakan ada di karnakan pasien itu kan sudah rawatan beberapa
ruangan ini, 1 pasien ini kita overkan hari…(P4)
kepada shift yang berikutnya kita bilang
lah SBAR, kepada shift berikut misal shift “…... semua riwayat pasien, apalagi kan
dua, …. Dalam satu kali timbang terima pasiennyakan baru rujukan dari RS seperti
ada 2 shift ….” (P1) RSUD tentang semua riwayat
pasienya”………(P5)
“…proses pelaksanaanya pengoperkan
kondisi pasien, situasi pasien, “….. Riwayat pasien ya riwayat semuanya apa
diagnosa…… untuk timbang terima karena sajalah.”………(P6)
disitukan sudah kami jelaskan kan
semuanya kondisi pasien, nama pasien Hasil penelitian menunjukkan bahwa
identitas pasien, keluhan, riwayat,
pengaplikasian komunikasi SBAR saat timbang
assesmen pasien dan kemudian tindak
terima dengan menjelaskan A/ assesment kurang
lanjut rekomendasi terima pasien dari
untuk timbang terima shift selanjutnya optimal yang diungkapkan oleh dua orang
…..” (P2) partisipan sebagai berikut :
“…..itu kalau assesment contohnya kayak gini a
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mm kesadaran pasien komposmentis, tekanan
darahnya, nadi, pernapasan, suhu, lengkap-
pengaplikasian komunikasi SBAR saat
lengkapnya lah disampaikan.”……… (P5)
timbang terima dengan menjelaskan
situation sudah baik, diungkapkan oleh “….Kalau asesmennya kita masukan lah tu TTV
empat orang partisipan sebagai berikut : nya (tanda-tanda vital), kesadaranya apa,
“…proses pelaksanaanya pengoperkan nyerinya kalau ada ya skala berapa disini
kondisi pasien, situasi pasien, lengkap semuanya semua sistem tubuh lah :
diagnosa…… (P2) pernapasannya, kardionya, persyarafanya,
kemihnya, pencernaanya, kulinya, otot dan
“…..Kita melihat kondisi pasien saat tulang.”………(P6)
timbang terima. Kendalanya tukan apa
namanya kondisi pasien, kendalanyakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kondisi pasien berubah-berubah trus
pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang
menyampaikan situasi awal tu, S nya
sering berubah-rubah kan kadang kondisi terima dengan menjelaskan R/rekomendasi
pasien tiba - tiba drop sebelumnya (P3) sudah dilaksanakan baik, yang diungkapankan
oleh tiga orang partisipan :
55
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
56
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
57
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
terapkan dan juga profesi lain agar yang dilakukan oleh peneliti kepada partisipan seperti
nantikan kita meminimalkan kesalahan pernyataan berikut sebagai berikut:
kesalahan karena kitanya yang P 1 : “……….biasanya kita dikumpulkan di
miskomunikasi.”……. (P 6) ruangan meeting para koordinator khusus
koordinator…….”
Hasil penelitian menunjukkan pemakaian
komunikasi SBAR sudah dilaksanakan hasil Adanya sosialisasi yang dilakukan terkait
menunjukan bahwa : komunikasi SBAR yang disampaikan oleh lima orang
“……….Harapnyaaaaa dalam partisipan yang terungkap dalam hasil wawancara
komunikasi SBAR, kayaknya pas aja, mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada
dalam penyampaian kita suudah partisipan sebagai berikut:
memakai SBAR, dalam pencatatan buku P 1 : “……….kepala unit tersebut akan
laporan kita juga sudah memakai SBAR menginformasikan lagi kepada bawahannya
juga kan, sudah memakai SBAR sistem berantai”…….
semua”……. (P 2)
P 2 : “……….Sosialisasi komunikasi SBAR
ada rasanya dari atas kalau dari ruangan
6. Tema 6) faktor pendukung dalam
perawat perwakilan 1 untuk seperti aaa
pelaksanaan komunikasi SBAR berupa
workshop atau apalah tu nantikan teman yang
SPO, pembekalan dan sosialisasi
perwakilan dari sini yang mensosialisasikan
keruangan masing-masing soalnya dak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mungkinkan semua perawat dikumpulkan
dukungan sosialisasi komunikasi SBAR kesana, yang ikut workshop karu juga ada,
sudah baik yang mengungkapan bahwa perwakilan perawat ruangan juga ada yang
adanya memiliki panduan/ modul dan SPO dianggap mampu untuk menjelaskan kembali
sebanyak lima orang partisipan hasil kepada teman-teman soalnya kalo katim aja
menunjukan bahwa kan katim bergilir dak tetap”…….
“……….kita selalu ada SPO dan ada
atauran yang berlaku karena membuat P 3 : “……….Sosialisasi dari atas…. Kita ada
SBAR harus ada panduan, panduan kita sosialisasi, workshop udah lama lah, yang
juga ada, ee”……. (P 1) dulu yang terbaru dak ada doh. Cuman kita
sosialisasi SBARkan anu masuk dalam
“………., SPO modulnya nya ada ada akreditasi udah lamu. Sejak akreditasi 2012
biasa ada kalo ga dikonter kalo ga di sudah lama harus SBAR. Kita sosialisasi
ruang karu. SBAR sudah lama ”……. (P terus, terus-menerus. ”…….
4)
P 4 : “……….Sosialisasi dari atas itu ada ada
“……….diruangan kami ada dokumentasinya berupa blanko SBAR nya
pertinggalnya ya seperti modul, SPO serah terimanya,”…….
ada, semua ada karnakan itu masuk
dalam akreditasi ”……. (P 6) P 6: “……….adalah sosialisasinya itu sejak
tahuan berapa lagi, dah lama juga lah sejak
“……….Ya ada, udah lama juga dulu akreditasi yang 2000 berapa ya kalau dak
lagi. Ya kami ada SPO dikasi dapat dari salah yang 2012 lah tah 2013 pokoknya itu lah.
bidang ”……. (P 5) Sosialisasi, kalau di atas juga diperagakan
dulu lagi, diruangan kami ada pertinggalnya
“…SPO ada SPO timbang ya seperti modul, SPO ada, semua ada
terima…”(P3) karnakan itu masuk dalam akreditasi ”…….
58
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
Sedangkan dua orang partisipan Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa,
menyatakan bahwa kendala di lapangan saat pelaksanaan timbang terima dengan komunikasi
kondisi urgent dan berubah-ubah pada pasien, SBAR sudah optimal. Pengaplikasian komunikasi
yang dinyatakan sebagai berikut : SBAR saat timbang terima dengan menjelaskan
“….kondisi pasien berubah-berubah trus S/situation sudah baik. Pelaksanaan komunikasi
menyampaikan situasi awal tu, S nya SBAR saat timbang terima dengan menjelaskan
sering berubah-rubah kan kadang kondisi B/background cukup dikarenakan terkadang tidak
pasien tiba - tiba drop sebelumnya, pas di terlalu dibahas kalau pasiennya sudah rawatan
backgroundnya aa trus kita bikin beberapa hari. Pengaplikasian komunikasi SBAR saat
sebelumnya dak ada kondisi pasien kayak timbang terima dengan menjelaskan A/ assesment
gitu terjadi perubahan kondisi apalagi sudah dilaksanakan tetapi kurang optimal.
diruangan ini apakah perbaikan atau Pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang terima
perburukan……………”(P3) dengan menjelaskan R/rekomendasi dilaksanakan
“………jika ada yang ada yang urgent, cukup baik.
terus mendadak lagi sibuk yang bisa Komunikasi SBAR dapat meningkatkan
dikatakan inti – intinya aja, jadi SBAR keselamatan pasien yang dirawat di fasilitas
SBAR semuanya enggak ga lengkap, pelayanan kesehatan, perawat dan tenaga kesehatan
asesmennya saja ……”(P1 lain harus mampu dan terampil menerapkan sasaran
keselamatan pasien. Menurut Rockville, et al (2016)
Disisi lain adanya kendala waktu jika menyatakan bahwa timbang terima merupakan suatu
kunjungan ramai dan adanya tugas tambahan, yang penting dalam perawat atau merawat pasien.
seperti yang diungkapkan dua orang (Sorra, Gray, & Streagle, 2016)
partisispan berikut ini : Penelitian kualitatif oleh Chaboyer W, Mc
“…cumakan terhambat oleh waktu Murray A, Wallis M yang dilakukan di enam bangsal
…… pasien lagi rame ha itu bisa pada dua rumah sakit untuk menggambarkan
memperpanjang waktu aaa ……”(P4) berbagai struktur, proses dan persepsi saat bedside
“…Hambatanya kadang kadang handovers dalam keperawatan. Total rinciannya
makan waktu … kadang – kadang sebanyak 532 bedside handovers diobservasi dan 34
teman ni ada tugas lain … kami yang interviews yang dilakukaan pada perawat. Hasil yang
tinggal bagi tugas aja lagi … Ya didapat adalah meningkatkan akurasi dan penyedia
berpandai pandai aja …”(P6) layanan dan mempromosikan patient centred care.
59
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
60
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
61
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
2013). Semakin lama seseorang Kesrianti, A. M., Noor, N. B., & Maidin, A. (2017).
bekerja suatu tempat (semakin lama Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
mengabdikan diri ke perusahaan tersebut). Komunikasi Pada Saat Handover Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin, 13.
KESIMPULAN DAN SARAN
Nguyen, P. K. (2016). A DNP Project Submitted to
Perawat melakukan timbang terima the Faculty of the In the Graduate College, 0–
dengan komunikasi SBAR dengan 18.
menjelaskan situasi pasien, riwayat pasien dan
terkadang tidak dijelaskan jika pasien rawatan Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan (5th
sudah beberapa kali. perawat melakukan ed.). Jakarta: Salemba Medika.
timbang terima di konter perawat dan ruangan
pasien, informasi yang disampaikan saat Report, C., Karacı, M., Arıkan, E. E., Yüksel, Ö. H.,
dirung pasien yang penting saja guna menjaga & Özkaya, O. (2017). Henoch-Schonlein
privasi pasien. Manfaat komunikasi sebar aitu Purpura in A Patient with Behcet ’ s Disease
meningkatkan akurasi informasi yang Presenting with Penile Ulcer. Arch Pediatr,
disampaikan, efisien, dan sesuai dengan yang J118(DOI:10.29011/2575-825X. 100018), 0–4.
diminta akreditasi. Dukungan dalam https://doi.org/10.29011/2575-825X.
pelaksanaanya berupa adanya : SPO,
pembekalan, sosialisasi. Kendala yang ditemui Sorra, J., Gray, L., & Streagle, S. (2016). AHRQ
terkait waktu dan kondisi di lapangan. Hospital Survey on Patient Safety Culture:
User’s Guide. AHRQ Publication (Vol. 9).
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1007/s10763-009-9174-y
Chaboyer, W., McMurray, A., & Wallis, M.
(2010). Bedside nursing handover: A Stewart, K. R. (2017). SBAR, Communication, and
case study. International Journal of Patient Safety: An Integrated Literature
Nursing Practice, 16(1), 27–34. Review. MEDSURG Nursing, 26(5), 297–305.
https://doi.org/10.1111/j.1440- Retrieved from
172X.2009.01809.x http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=t
rue&db=ccm&AN=125833257&site=ehost-live
Dien et al., 2013. (2013). 基因的改变NIH
Public Access. Bone, 23(1), 1–7. The Joint Commission. (2017). Sentinel event alert:
https://doi.org/10.1038/jid.2014.371 Inadequate handoff communication. The Joint
Commission, (58), 1–6. Retrieved from
Eberhardt, S. (2014). Improve handoff https://www.jointcommission.org/sentinel_even
communication with SBAR. Nursing, t_alert_58_inadequate_handoff_communication
44(11), 17–20. s/
https://doi.org/10.1097/01.NURSE.0000
454965.49138.79 Ting, W. H., Peng, F. S., Lin, H. H., & Hsiao, S. M.
(2017). The impact of situation-background-
Fatimah, F. S., & Rosa, E. M. (2016). assessment-recommendation (SBAR) on safety
Efektivitas Pelatihan Patient Safety; attitudes in the obstetrics department.
Komunikasi S-BAR pada Perawat dalam Taiwanese Journal of Obstetrics and
Menurunkan Kesalahan Pemberian Obat Gynecology, 56(2), 171–174.
Injeksi di Rumah Sakit PKU https://doi.org/10.1016/j.tjog.2016.06.021
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.
Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, Tutiany, Lindawati, Krisanti, P. (2017). Manajemen
2(1), 32. Keselamatan Pasien (2017th ed.). Jakarta.
https://doi.org/10.21927/jnki.2014.2(1).3
2-41 Wahyuni.R. (2014). Efektifitas pelatihan komunikasi
S-BAR dalam meningkatkan mutu operan jaga
62
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
S
EH
A
S EKO L
AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
63