Anda di halaman 1dari 11

e-ISSN : 2540-961

p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Studi Fenomenologi : Pelaksanaan Komunikasi SBAR pada saat Timbang


Terima di Bangsal Bedah dan Interne RSUP Dr. M. Djamil Padang

Phenomenology Study: The Implementation of SBAR Communication during


the Weighing and Acceptance in the Surgical and Internal Ward
of RSUP Dr. M. Djamil Padang

Sandra Hardini1, Harmawati2, Fatma Sri Wahyuni3


1.
Mahasiswa Program Studi S2, Fakultas Keperawatan , Universitas Andalas,
2.
STIKES Syedza Saintika Padang
3.
Fakultas Ilmu Farmasi, Universitas Andalas, Indonesia.
Email : sandra.hardini1958@gmail.com

ABSTRAK
Peningkatan komunikasi efektif merupakan sasaran keselamatan pasien yang kedua. Komunikasi
efektif menggunakan teknik SBAR merupakan kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
berkomunikasi antar petugas kesehatan. Kesalahan komunikasi menjadi tiga penyebab utama
centimental event . Angka kejadian tidak diharapkan (KTD) 0,003% (SPM 0 %) di RSUP Dr. M.
Djamil Padang. Tujuan penelitian ini adalah mengekplorasi pengalaman perawat melaksanakan
komunikasi SBAR pada saat timbang terima (handover) di di bangsal Bedah dan Interne RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan desain penelitian
kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan sampling yang digunakan snowball
sampling dan cara pengambilan data ke partisipan melalui wawancara mendalam/ indept interview.
Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Analisa data denganmetode collaizi. Hasil
penelitian 1) Pelaksanaan komunikasi SBAR pada saat timbang terima sudah optimal 2) Waktu
pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang terima, 3) Pelaksanaan komunikasi SBAR pada saat
timbang terima dilakukan di nurse station dan ruang pasien, 4) Perawat merasakan manfaat yang baik
dalam menggunakaan komunikasi SBAR, 5) harapan perawat terhadap pelaksanaan komunikasi
SBAR saat timbang terima agar selalu diterapkan dan di tingkatkan, 6) Faktor pendukung dalam
komunikasi SBAR berupa adanya SPO, pembekalan dan sosialisasi 7) Hambatan dalam
melaksanakan komunikasi SBAR saat timbang terima berupa kondisi pasien yang berubah – ubah dan
kendala waktu. Saran sebagai pelaksanaan komunikasi SBAR di lakuakan disetiap timbang terima
walupun tanggal merah dan dilakukan setiap shift, sebaiknya timbang terima dilakukan di konter
perawat dan ruangan rawat pasien dengan menjaga privasi pasien rawatan. Memanfaatkan
Komunikasi SBAR dalam pelaporan lisan

Kata kunci: Komunikasi SBAR; Timbang Terima

ABSTRACT

The Effective communication improved a second target of patient safety. Effective communication
used a technique SBAR communication techniques was the framework provided to communicate
between health workers. Misscommunication was causes centimental events . In RSUP Dr. M. Djamil
Padang the centimental events was 0,003 % (0 % ) .The purpose of this research explorated
experience of nurse weared SBAR communication at the handover surgeon and interne department
in RSUP Dr.M.Djamil. This study used descriptive approach with the design and phenomenology.
Qualitative research approach mean techniques of sampling used snowball sampling with indepth
interviews. The Participants in this study were 6 people. The analysts data was collaizy method. The

53
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

research results are 1 ) Applied sbarcommunication 2 ) the time of implementation communication


SBAR 3) implementation of the communication SBAR was nurse station and patient rooms , 4 ) the
benefit of SBAR communication , 5 ) nurses have hoped implementation of the SBAR communication,
6 SBAR comunication 7 ) the weigh of SBAR communication. the sugests of the research will the
hospital open recruirment news staff, hive them workshop abaout patient safety.

Keywords: SBAR communication ;handover


PENDAHULUAN Survey awal yang dilakukan didapatkan pada
pagi hari pelaksanaan komunikasi SBAR pada saat
Keselamatan pasien merupakan salah timbang terima sudah baik dimana perawat pertama
satu komponen kritis dari manajemen mutu perawat berkumpul di konter perawat, disini
pelayanan rumah sakit yang dapat memberikan disampaikan kondisi pasien bagaimana situasi pasien
kontribusi dalam peningkatan mutu saat ini (disebutkan nama, umur, hari rawatan
diantaranya penerapan alat ukur, peran dan keberapa harinya, diagnosis medis. Perawat
kerja sama tim dan para ahli. JCI dan WHO menyebutkan riwayat pasien dan selanjutnya
telah mengidentifikasi dan mempelajari menyampaikan assesment dimana disampaikan
pengkajiannya dan dilanjutkan intervensi apa saja
berbagai masalah keselamatan pasien dan
yang akan diberikan dan mana yang diganti mana
mencari solusi berupa sistem rencana yang di stop. Kegiatan beranjut ke ruang pasien, di
tindakan keselamatan pasien (The Joint ruang pasien perawat menjelaskan bahwa sat ini
Commission, 2017). mereka sedang pergantian dinas dan menyampaikan
Sasaran keselamatan pasien sesuai siapa perawat selanjutnya, perawat mencek kondisi
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik pasien, nama, diagnosis medis, riwayat pasien,
Indonesia nomor 11 tahun 2017 pasal 5 ayat pengkajian dan intervensi yang akan di terima pasien.
(5) meliputi : (1) mengidentifikasi pasien Lain hal nya malam dan tanggal merah terkadang
dengan benar, (2) meningkatkan komunikasi perawat overan di konter perawat, tidak turun ke
efektif, (3) meningkatkan keamanan obat- ruangan, saat perawat shift selanjutnya ada yang
obatan yang harus diwaspadai, (4) lokasi, menanyakan tentang kondisi pasien lebih detail dan
prosedur dan pasien pembedahan dengan terapi yang didapat salah satu pasien, perawat
benar, (5) mengurangi risiko infeksi akibat sebelumnya hanya menjawab baca yang di buku dan
perawatan dan mengurangi risiko cedera lebih fokus ke situationnya pasien. Hasil observasi
pasien akibat jatuh (Karacı, Arıkan, Yüksel, & yang didapatkan bahwa belum semua pasien
Özkaya, 2017). dibacakan dari buku pasien
Menurut WHO (2016) penyebab yang Tujuan penelitian ini mengekplorasi pengalaman
berhubungan dengan medication errors salah perawat melaksanakan komunikasi SBAR pada saat
satunya adalah tidak bagusnya komunikasi timbang terima (handover) di bangsal Bedah dan
antara tenaga kesehatan profesional dan Interne RSUP Dr. M. Djamil Padang.
pasien. Hal ini berdampak pada keselamatan
pasien di rumah sakit. JCI 2012 menyatakan
METODOLOGI PENELITIAN
bahwa 80% medication errors berhubungan Penelitian ini menggunakan pendekatan
dengan miscomunication antara pelayan
deskriptif dengan desain penelitian kualitatif dan
kesehatan (Nguyen, 2016).
pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam
RSUP Dr. M. Djamil Padang
penelitian ini yang memenuhi kriteria partisipan yang
merupakan RS yang telah melakukan
dipilih sebagai berikut : perawat yang melakukan
akreditasi KARS internasional dengan bintang
komunikasi SBAR saat timbang terima, bersedia
6. Realisasi program kerja bidang pelayanan menjadi partisipan dengan memberikan persetujuan,
keperawatan di RSUP Dr. M. Djamil Padang memahami bahasa Indonesia dan mampu
tahun (2016) salah satunya menyatakan angka
menceritakan pengalaman menggunakan komunikasi
kejadian tidak diharapkan di RSUP Dr. M.
SBAR. Pengambil dengan teknik snowball sampling
Djamil Padang (KTD) 0,003% (SPM 0 %),
dan didapatkan 6 orang partisipan. Uji keabsahan
kepuasan pasien 86.46% (SPM 90%).
data dalam penelitian kualitatif meliputi uji,
credibility, transferability, dependability dan

54
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

confirmability, Agar data dalam penelitian “……Kalau misalnya itu : memperkenalkan diri
kualitatif dapat dipertanggungjawabkan terus abis itu kami menjelaskan tentang keadaan
sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji pasienya (P4)
keabsahan data.
“…..Kami melakukanya dengan menyampaikan
HASIL kondisi pasien saat ini, itukan S nya tu lalu
masalah keperawatan yang dialami pasien,
1. Tema 1) Pelaksanaan komunikasi SBAR biasanya kalau pasien baru banyak namanya
pada saat timbang terima sudah optimal barukan (P5)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pelaksanaan timbang terima dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode SBAR saat timbang terima sudah pengaplikasian komunikasi SBAR saat timbang
terima dengan menjelaskan B/background sudah
dilaksanakan cukup baik di bangsal Bedah
dilaksanakan cukup baik, yang diungkapan oleh tiga
dan Interne RSUP Dr. M. Djamil Padang, orang partisipan sebagai berikut :
terungkap dari dua pernyataan partisipan “….kalo misalnya disaat overan seperti itu paling
sebagai berikut : dak terlalu dibahas lagilah tentang riwayatnya
“…., misal 1 pasien ni kitakan ada di karnakan pasien itu kan sudah rawatan beberapa
ruangan ini, 1 pasien ini kita overkan hari…(P4)
kepada shift yang berikutnya kita bilang
lah SBAR, kepada shift berikut misal shift “…... semua riwayat pasien, apalagi kan
dua, …. Dalam satu kali timbang terima pasiennyakan baru rujukan dari RS seperti
ada 2 shift ….” (P1) RSUD tentang semua riwayat
pasienya”………(P5)
“…proses pelaksanaanya pengoperkan
kondisi pasien, situasi pasien, “….. Riwayat pasien ya riwayat semuanya apa
diagnosa…… untuk timbang terima karena sajalah.”………(P6)
disitukan sudah kami jelaskan kan
semuanya kondisi pasien, nama pasien Hasil penelitian menunjukkan bahwa
identitas pasien, keluhan, riwayat,
pengaplikasian komunikasi SBAR saat timbang
assesmen pasien dan kemudian tindak
terima dengan menjelaskan A/ assesment kurang
lanjut rekomendasi terima pasien dari
untuk timbang terima shift selanjutnya optimal yang diungkapkan oleh dua orang
…..” (P2) partisipan sebagai berikut :
“…..itu kalau assesment contohnya kayak gini a
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mm kesadaran pasien komposmentis, tekanan
darahnya, nadi, pernapasan, suhu, lengkap-
pengaplikasian komunikasi SBAR saat
lengkapnya lah disampaikan.”……… (P5)
timbang terima dengan menjelaskan
situation sudah baik, diungkapkan oleh “….Kalau asesmennya kita masukan lah tu TTV
empat orang partisipan sebagai berikut : nya (tanda-tanda vital), kesadaranya apa,
“…proses pelaksanaanya pengoperkan nyerinya kalau ada ya skala berapa disini
kondisi pasien, situasi pasien, lengkap semuanya semua sistem tubuh lah :
diagnosa…… (P2) pernapasannya, kardionya, persyarafanya,
kemihnya, pencernaanya, kulinya, otot dan
“…..Kita melihat kondisi pasien saat tulang.”………(P6)
timbang terima. Kendalanya tukan apa
namanya kondisi pasien, kendalanyakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kondisi pasien berubah-berubah trus
pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang
menyampaikan situasi awal tu, S nya
sering berubah-rubah kan kadang kondisi terima dengan menjelaskan R/rekomendasi
pasien tiba - tiba drop sebelumnya (P3) sudah dilaksanakan baik, yang diungkapankan
oleh tiga orang partisipan :

55
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

“…… kami menjelaskan tentang keadaan 3. Tema 3) Pelaksanaan komunikasi SBARpada


pasienya a trus terapinya apa terapi yang saat timbang terima dilakukan nurse station dan
diberikan trus apa terapi lanjutan yang ruang pasien
akan diberikan”………(P4)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat
“…... Kalau R nya ya, misal intervensi, pelaksanaan terima sudah tepat dilakukan, yang
intervensi apalagi yang akan kita lakukan diungkapkan oleh lima partisipan yaitu:
mana yang lanjut mana yang intervensi “….Kalo kita timbang terima kita di nurse
baru ini terkait lagi yang di atas seperti station kemudian ke ruangan pasien , di
kondisi pasien ”……… (P5) ruangan pasien tetap tetap SBAR kalo kita
timbang terima pershift keluarga pasien kita
“….. Rekomendasinya seperti apa yang suruh keluar ….” (P1)
sudah dilakukan, apa yang perlu
dilanjutkan, apa yang perlu diganti terkait “…..Biasanya sebelum kami turun ke kamar
intervensi keperawatanya. Ya gitulah pasien kami overan dulu di konter dijelaskan
dalam pelaksanaanya.”………(P6) dulu timbang terimanya jelaskan dulu riwayat
2. Tema 2) Waktu pelaksanaan komunikasi tindak lanjuknya dijelaskan dulu pasien di
SBAR adalah saat timbang terima kontre baru secara di jelaskan ringkasnya di
tempat pasien di depan pasien menjaga privasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien….. menyampaikan semua di depan
salah satu waktu pelaksanaan komunikasi pasien kan kadang kadang ada dua pasien
SBAR adalah pada saat timbang terima dalam satu kamar privasi pasien yang satu ikut
sudah dilaksanakan dengan baik, terdengar dengan pasien yang disebelahnya.
Menurut saya itu baik-baik saja maksudnya kan
diungkapankan oleh semua partisiapan
dari pada tahu pula pasien lain rahasia
yaitu : dia…….” (P2)
peneliti kepada partisipan yang
diungkapankan oleh semua partisiapan
“…Kalau ke pasien di ruangan pasien tapi ada
yaitu :
juga tu di luar overan dulu juga overan status
“Komunikasi SBAR kami laksanakan kalau misalnya overan pasien langsung di bed
pada saat timbang terima, serah terima pasien ….” P 4
saat pershift…… Kapan dilaksanakan ya
saat pergantiang shift sama pelaporan
“….Kami timbang terima di konter ini kalau
dokter… (P1)
sudah di rungan pasien data-data penting aja
karena ya kami menjaga privasi pasien karena
“Komunikasi SBAR kami lakukan saat
kan ada pasien lain disana dan
timbang terima…” (P2)
keluarganya…..” (P 5)
“Di ruangan ini setiap timbang terima “……Kami timbang terima di nurse station ini
dilakukan komunikasi SBAR setiap
sudah itu kami turun ke rungan pasien tapi
pergantian shift….” (P3)
yang kami sebutkan data-data penting saja lagi
karena menjaga keprivasian pasien kita lagi
“Komunikasi SBAR kami laksanakan saat
karena kan ada pasien lain ditambah lagi ada
mmm…. serah terima, saat mengoperkan
keluarganya…..”( P 6)
pasien…….” (P4)
Salah satu partisiapan menyatakan kalau mereka
“Kami melaksanakan komunikasi SBAR timbang terima langsung ke bed dikarenakan ruang
seringnya saat serah terima…..” (P5)
pasien dan konter nyaris bersatu. seperti yang
diungkapankan salah satu partisipan, yaitu :
“Disini kami komunikasi SBAR salah
“….diruangan ini pasien menyatu, kita turun
satunya saat kami operan di pergantian
langsung ke bed pasiennya itu kan itu jarak
shift…..” (P6)
konter kita ke bed sangat dekatkan…..” (P3)

56
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

“…..Kalau saya merasa lebih lengkap dengan


4. Tema 4) Manfaat menggunakaan komunikasi SBAR ini ya, tercakup
komunikasi SBAR yang dirasakan oleh kesemuanya”…… (P 5)
perawat
“…..Kalau saya merasa lebih akurat dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SBAR yang dipakai, selain itu hal hal yang
pemanfaatan komunikasi SBAR untuk terkait dengan pasien ada di sana sampai saat
meningkatkan komunikasi yang baik dan lebih ini menurut saya komunikasi ini lebih baik
efektif, sistematik dan sesuai standar, yang digunakan walaupun terkadang ada kendala-
diungkapankan oleh tiga orang partisipan : kendala tapi ya wajarlah ya”…… (P 6)
“…….Kalau komunikasi SBAR saat ini
yang saya rasakan menjadi efektif kita ,
5. Tema 5) harapan perawat terhadap pelaksanaan
pasiennya jadi jelas, jelas situasi pasien,
komunikasi SBAR saat timbang terima agar
riwayatnya, hasil pengkajianya dan
selalu ditingkatkan dan digunakan,
rekomendasinya pokoknya jelaslah
semuanya”…… (P 2)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berharap
agar Komunikasi SBAR agar selalu ditingkatkan,
“Komunikasi SBAR ini kalau yang saya
yang dingkapkan oleh tiga partisispan hasil
rasakan sangat efektiflah dalam kita
menunjukan bahwa :
penyampaian lebih terstruktur dia”……
“……….Harapannya ya teknik komunikasi
(P 3)
SBAR ini selalu ditingkatkan karena dengan
menggunakan teknik ini semua pelayanan akan
“…..Komunikasi SBAR saat timbang
lebih bagus , komunikasi SBAR ini sangat
terima anu sudah cukup efektif
sangat efektif ”……. (P 1)
manfaatnya”…… (P4)
“……….Harapan teknik komunikasi SBAR ini
salah seorang partisipan menyatakan
selalu ditingkatkan kita dak salah sudah cukup
bahwa ini sudah sesuai standar karena diminta
lama juga sudah makai komunikasi ini dan
dalaam akreditasi, yaitu:
terasa lebih dapat semuanya dan semogalah
komunikasi SBAR ini dapat ditingkatkan oleh
“…akreditasi juga meminta seperti itu
kita semuanya karena dengan menggunakan
menggunakan SBAR dalam akrediasi
teknik ini semua pelayanan akan lebih terkontrol
teknik SBAR selalu ditanyakan kan
dia, komunikasi SBAR ini sangat sangat
apalagikan, semua penguji pembimbing
efektif”……. (P 3)
selalu menanyakan, kita menggunakan
buku ceklist menggunakan komunikasi
“….Saya harapanya bisa ditingkatkan lagi
SBAR…”(P1)
teman teman perawat semangat
melaksanakannya ini.”……. (P 5)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemanfaatan komunikasi SBAR untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berharap
meningkatkan efisien saat pelaporan sudah
agar komunikasi SBAR selalu diterapkan yang
cukup baik. Hal ini terungkap :
dingkapkan oleh dua partisispan hasil menunjukan
bahwa:
“……Timbang terima dengan komunikasi
“….harapanya saya komunikasi isi bisa di pakai
SBAR bermanfaat informasi yang kita
perawat kalau bisa setiap kita operan, transper
terima akurat, lebih gampang dan
pasien ya karna apa, komunikasi ini
efisien,”…… (P 1)
menjelaskan keadaan pasien cukup
terperinci”……. (P 4)
Manfaat komunikasi SBAR ini lebih
lengkap dan akurat tentang pasien, seperti
“………Harapan saya semua kita jika operan
yang dingkapkan dua orang partisipan berkut
atau lainya seperti memindahkan pasien dari
ini yaiu :
ruangan lain komunikasi ini kita selalu

57
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

terapkan dan juga profesi lain agar yang dilakukan oleh peneliti kepada partisipan seperti
nantikan kita meminimalkan kesalahan pernyataan berikut sebagai berikut:
kesalahan karena kitanya yang P 1 : “……….biasanya kita dikumpulkan di
miskomunikasi.”……. (P 6) ruangan meeting para koordinator khusus
koordinator…….”
Hasil penelitian menunjukkan pemakaian
komunikasi SBAR sudah dilaksanakan hasil Adanya sosialisasi yang dilakukan terkait
menunjukan bahwa : komunikasi SBAR yang disampaikan oleh lima orang
“……….Harapnyaaaaa dalam partisipan yang terungkap dalam hasil wawancara
komunikasi SBAR, kayaknya pas aja, mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada
dalam penyampaian kita suudah partisipan sebagai berikut:
memakai SBAR, dalam pencatatan buku P 1 : “……….kepala unit tersebut akan
laporan kita juga sudah memakai SBAR menginformasikan lagi kepada bawahannya
juga kan, sudah memakai SBAR sistem berantai”…….
semua”……. (P 2)
P 2 : “……….Sosialisasi komunikasi SBAR
ada rasanya dari atas kalau dari ruangan
6. Tema 6) faktor pendukung dalam
perawat perwakilan 1 untuk seperti aaa
pelaksanaan komunikasi SBAR berupa
workshop atau apalah tu nantikan teman yang
SPO, pembekalan dan sosialisasi
perwakilan dari sini yang mensosialisasikan
keruangan masing-masing soalnya dak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mungkinkan semua perawat dikumpulkan
dukungan sosialisasi komunikasi SBAR kesana, yang ikut workshop karu juga ada,
sudah baik yang mengungkapan bahwa perwakilan perawat ruangan juga ada yang
adanya memiliki panduan/ modul dan SPO dianggap mampu untuk menjelaskan kembali
sebanyak lima orang partisipan hasil kepada teman-teman soalnya kalo katim aja
menunjukan bahwa kan katim bergilir dak tetap”…….
“……….kita selalu ada SPO dan ada
atauran yang berlaku karena membuat P 3 : “……….Sosialisasi dari atas…. Kita ada
SBAR harus ada panduan, panduan kita sosialisasi, workshop udah lama lah, yang
juga ada, ee”……. (P 1) dulu yang terbaru dak ada doh. Cuman kita
sosialisasi SBARkan anu masuk dalam
“………., SPO modulnya nya ada ada akreditasi udah lamu. Sejak akreditasi 2012
biasa ada kalo ga dikonter kalo ga di sudah lama harus SBAR. Kita sosialisasi
ruang karu. SBAR sudah lama ”……. (P terus, terus-menerus. ”…….
4)
P 4 : “……….Sosialisasi dari atas itu ada ada
“……….diruangan kami ada dokumentasinya berupa blanko SBAR nya
pertinggalnya ya seperti modul, SPO serah terimanya,”…….
ada, semua ada karnakan itu masuk
dalam akreditasi ”……. (P 6) P 6: “……….adalah sosialisasinya itu sejak
tahuan berapa lagi, dah lama juga lah sejak
“……….Ya ada, udah lama juga dulu akreditasi yang 2000 berapa ya kalau dak
lagi. Ya kami ada SPO dikasi dapat dari salah yang 2012 lah tah 2013 pokoknya itu lah.
bidang ”……. (P 5) Sosialisasi, kalau di atas juga diperagakan
dulu lagi, diruangan kami ada pertinggalnya
“…SPO ada SPO timbang ya seperti modul, SPO ada, semua ada
terima…”(P3) karnakan itu masuk dalam akreditasi ”…….

Salah satu partisipan manyatakan bahwa 7. Tema 7) Hambatan dalam melaksanakan


adanya pembekalan yang diberikan terkait komunikasi SBAR saat timbang terima.
komunikasi SBAR hasil wawancara mendalam

58
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


kendala pelaksanaan ada dikarenakan kendala dan salah seoarang partisipan tidak merasakan
waktu yang terlambat, yang diungkapkan oleh kendala karena penyampaian dengan komunikasi
tiga orang partisipan hasil sebagai berikut: SBAR tidak memakan waktu yang terungkap dalam
pernyataanya sebagai berikut :
“……Hambatanya ya terkadang teman “………Sampai saat ini rasanya tidak ada
yang dinas selanjutnya agak lama kendala. Mmm rasanya kendala ndak ada
datang …… kesulitan yang apa kali sih komunikasi SBAR itu kan dalam penyampaian
ga ada.…”(P5) aaaaa tidak memakan waktu lama di diiii
ruangan pasien ……”(P2)
“………Terkadang ada molornya
tergantung shift sesudahnya….Faktor
penghambat gak ada, sebenarnya apa aa PEMBAHASAN
kendalnya misalnya kadang teman telat
datang tapi ini jarang- jarang terjadi Studi Fenomenologi : Pelaksanaan Komunikasi
…”(P3) SBAR pada saat Timbang Terima di Bangsal
Bedah dan Interne RSUP Dr. M. Djamil Padang
“…apalagi kalau kita yang dinas siang 2019
misalnya yang kurang kan ada telat 1. Tema 1) Pelaksanaan komunikasi SBAR
sedikit…”(P6) pada saat timbang terima sudah optimal

Sedangkan dua orang partisipan Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa,
menyatakan bahwa kendala di lapangan saat pelaksanaan timbang terima dengan komunikasi
kondisi urgent dan berubah-ubah pada pasien, SBAR sudah optimal. Pengaplikasian komunikasi
yang dinyatakan sebagai berikut : SBAR saat timbang terima dengan menjelaskan
“….kondisi pasien berubah-berubah trus S/situation sudah baik. Pelaksanaan komunikasi
menyampaikan situasi awal tu, S nya SBAR saat timbang terima dengan menjelaskan
sering berubah-rubah kan kadang kondisi B/background cukup dikarenakan terkadang tidak
pasien tiba - tiba drop sebelumnya, pas di terlalu dibahas kalau pasiennya sudah rawatan
backgroundnya aa trus kita bikin beberapa hari. Pengaplikasian komunikasi SBAR saat
sebelumnya dak ada kondisi pasien kayak timbang terima dengan menjelaskan A/ assesment
gitu terjadi perubahan kondisi apalagi sudah dilaksanakan tetapi kurang optimal.
diruangan ini apakah perbaikan atau Pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang terima
perburukan……………”(P3) dengan menjelaskan R/rekomendasi dilaksanakan
“………jika ada yang ada yang urgent, cukup baik.
terus mendadak lagi sibuk yang bisa Komunikasi SBAR dapat meningkatkan
dikatakan inti – intinya aja, jadi SBAR keselamatan pasien yang dirawat di fasilitas
SBAR semuanya enggak ga lengkap, pelayanan kesehatan, perawat dan tenaga kesehatan
asesmennya saja ……”(P1 lain harus mampu dan terampil menerapkan sasaran
keselamatan pasien. Menurut Rockville, et al (2016)
Disisi lain adanya kendala waktu jika menyatakan bahwa timbang terima merupakan suatu
kunjungan ramai dan adanya tugas tambahan, yang penting dalam perawat atau merawat pasien.
seperti yang diungkapkan dua orang (Sorra, Gray, & Streagle, 2016)
partisispan berikut ini : Penelitian kualitatif oleh Chaboyer W, Mc
“…cumakan terhambat oleh waktu Murray A, Wallis M yang dilakukan di enam bangsal
…… pasien lagi rame ha itu bisa pada dua rumah sakit untuk menggambarkan
memperpanjang waktu aaa ……”(P4) berbagai struktur, proses dan persepsi saat bedside
“…Hambatanya kadang kadang handovers dalam keperawatan. Total rinciannya
makan waktu … kadang – kadang sebanyak 532 bedside handovers diobservasi dan 34
teman ni ada tugas lain … kami yang interviews yang dilakukaan pada perawat. Hasil yang
tinggal bagi tugas aja lagi … Ya didapat adalah meningkatkan akurasi dan penyedia
berpandai pandai aja …”(P6) layanan dan mempromosikan patient centred care.

59
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

Meskipun berpindah ke bedside handovers


tidak normal, hal ini mencerminkan Hasil penelitian tema ketiga Pelaksanaan
pendekatan dengan patient centred (Chaboyer, komunikasi SBAR dilakukan nurse station dan ruang
McMurray, & Wallis, 2010). pasien sudah tepat.
Komunikasi efektif dengan pendekatan Pelaksanaan timbang terima dapat juga
SBAR mudah diingat dan praktis untuk dilakukan di ruang perawat kemudian dilanjutkan
komunikasi atau percakapan. SBAR tersusun dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu
sebagai berikut: S = Situation; B = (Tutiany, Lindawati, Krisanti, 2017).
Background; A = Assessment; R = Penelitian yang dilakukan oleh Faisal dkk
Recommendation (Nursalam, 2015) (2018) yang melakukan pendampingan hand over
pasien komunikasi SBAR pada perawat ruang interne
I RSUD Barru. Petugas dinas pagi ke petugas siang
2. Tema 2) Waktu pelaksanaan
melakukan diskusi di ruang nurse station terkait hal-
komunikasi SBAR adalah saat timbang
hal yang belum dimengerti oleh perawat dinas
terima
selanjutnya dan hand over dilakukan di ruang pasien
(Fatimah & Rosa, 2016)
Hasil penelitian tema kedua waktu
Menurut Nursalam (2015) bahwa: dilaksanakan
pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang
tepat waktu pada saat pergantian dinas yang
terima sudah tepat
disepakati. Timbang terima dilakukan didekat pasien.
Kemenkes RI bahwasanya komunikasi SBAR
Bila ada informasi yang mungkin membuat klien
dilakukan saat serah terima pasien (antar shift
terkejut sebaiknya jangan dibicarakan didekat klien
keperawatan, perpindahan pasien antar unit
tetapi diruang perawat (Nursalam, 2015).
kerja). Saat petugas melaporkan kondisi pasien
kepada dokter penanggung jawab pasien 4.
(DPJP). Melaporkan : kondisi pasien yang Tema 4) Manfaat menggunakaan komunikasi
kritis, pemeriksaan penunjang dengan hasil SBAR yang dirasakan oleh perawat
nilai kritis, kondisi pasien yang mendapat
pengobatan dan memerlukan pengawasan Hasil penelitian tema empat perawat merasakan
khusus, kondisi pasien yang memerlukan manfaat dalam menggunakan komunikasi SBAR
monitoring ketat (Tutiany, Lindawati, Krisanti, sudah cukup baik.
2017) Selain dari pemanfaatan komunikasi SBAR
Menurut penelitian Wahyuni (2014) untuk meningkatkan komunikasi yang baik dan lebih
menyatakan bahwa komunikasi SBAR efektif efektif, sistematik dan sesuai standar sesuai, manfaat
dalam peningkatan mutu overan jaga yang komunikasi SBAR juga untuk untuk meningkatkan
bermanfaat membantu perawat daam efisien, akurasi saat pelaporan.
mengidentifikasi area pelayanan sehingga Manfaat Komunikasi SBAR (Stewart, 2017)
kesinambungan dalam melakukan asuhan :a) pemanfaatan komunikasi SBAR untuk
keperawatan dapat berjalan dengan baik dan menciptakan bahasa yang umum untuk
dapat meningkatkan keselamatan pasien berkomunikasi sebagai kunci informasi dalam
(Wahyuni.R, 2014). perawatan pasien. b) pemanfaatan komunikasi SBAR
Timbang terima merupakan komunikasi untuk meningkatkan confidence dari komunikator
yang terjadi pada saat perawat melakukan dan komunikan saat saat pelaporan handoff. c)
pergantian shift dan memiliki tujuan yakni Pemanfaatan komunikasi SBAR untuk meningkatkan
mengkomunikasikan informasikan tentang effisiensi, efikasi dan akurasi saat pelaporan handoff.
keadaan pasien pada asuhan keperawatan d) Pemanfaat komunikasi SBAR untuk meningkat
sebelumnya. Informasi yang disampaikan persepsi tentang komunikasi yang baik dan efektif
perawat cenderung memiliki risiko tinggi anatara petugas dan mempromosikan budaya
terhadap kesalahan informasi yang berdampak keselamatan pasien di pelayanan kesehatan
pada keselamatan pasien (Sorra et al., 2016) (Eberhardt, 2014).
Menurut hasil penelitian Ting, et al (2017)
3. Tema 3) Pelaksanaan komunikasi budaya teamwork, budaya safety, job satisfaction dan
SBARpada saat timbang terima dilakukan kondisi kerja secara signifikan terjadi meningkatan
nurse station dan ruang pasien setelah post intervention surveys dibandingkan

60
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

dengan preintervention surveys. Penelitian ini Komunikasi SBAR mendapatkan dukungan


juga menyatakan bahwasanya teknik seperti : sosialisasi, panduan, SPO dan pembekalan.
komunikasi SBAR yang digunakan saat Dukungan merupakan sumber-sumber yang
handover adalah alat komunikasi yang disediakan orang lain terhadap individu yang dapat
digunakan oleh perawat obsetri dan mempengaruhi kesejahteraan individu bersangkutan
komunikasi ini meningkatkan sikap perawat (Cahyadi, 2012).
dalam meningkatkan keselamatan pasien di Penelitian yang dilakukan Febrina, W,. Stevani, R
bangsal obsetri (Ting, Peng, Lin, & Hsiao, (2018) didapatkan hasil (p value 0.094) tidak dapat
2017) hubungan antar pengetahuan perawat terhadap
Komunikasi dengan ketidaklengkapan pelaksanaan timbang terima sesuia SPO (Wiwit
informasi yang terjadi pada proses serah Febrina, 2018). Penelitian lain Kesrianti, A, M,.
terima pasien dan akan berakhir dengan Noor, N. B,. Maidin, A. (2017) hasilnya variabel
kejadian yang tidak diharapkan (KTD). kepemimpinan berhubungan dengan pelaksanaan
handover ( p value = 0,000) (Kesrianti, Noor, &
1. Tema 5) harapan perawat terhadap Maidin, 2017)
pelaksanaan komunikasi SBAR saat Tangiable support dimana adanya SPO, modul,
timbang terima agar selalu pembekalan dan sosialisasi tentang komunikasi
ditingkatkan dan digunakan SBAR. Hal tersebut dapat meningkatan psikomotor
perawat dalam meningkatkan budaya kerja dalam
Hasil penelitian didapatkan harapan- melakukan asuhan keperawatan sehingga
harapan perawat terhadap komunikasi SBAR, meningkatan keselamatan paasien. Sesuai ang di
pada tema lima harapan perawat terhadap sampaikan Joint Commision International (JCI)
pelaksanaan komunikasi SBAR saat timbang 2017. (The Joint Commission, 2017)
terima agar selalu ditingkatkan dan diterapkan.
Sejak 2012 JCI merekomendasikan 1. Tema 7) Hambatan dalam melaksanakan
standar komunikasi SBAR untuk meninkatkan komunikasi SBAR saat timbang terima.
efektifitas komunikasi yang bisa di gunakan
saat handoff . SBAR merupakan kerangka Penelitian tema ke tujuh hambatan dalam
acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang melaksanakan komunikasi SBAR saat timbang
memerlukan perhatian atau tindakan segera terima.
(Nursalam, 2015) Perawat yang bertanggung jawab terhadap
Penelitian yang dilakukan Manser, pasien melaporkan langsung kepada perawat
T.,Foster, S., Flin. R& Patey (2013) hasil penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan
penelitian adalah penilaian yang diberikan saat kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan
handover yang meningkatkan kualitas timbang dan kejelasan rencana keperawatan (Tutiany,
terima secara menyeluruh (SBAR) dan Lindawati, Krisanti, 2017). Menurut Nursalam
merekomendasikan dalam timbang terima (2015) timbang terima dipimpin oleh penanggung
menggunakan SBAR untuk meningkatkan jawab klien / perawat primer, diikuti oleh semua
komunkasi perawat di ruang ICU. perawat yang telah dan akan dinas. Adanya unsur
Menggunakan komunikasi SBAR perlu bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab,
diterapkan dan dialaksanakan pada saat informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
timbang terima dapat membantu perawat sistematik dan menggambarkan kondisi klien pada
dalam berkomunikasi antar perawat yang saat ini serta kerahasiaan klien (Nursalam, 2015)
dapat meningkatkan kepercayaan dalam tim, Penelitian yang dilakukan Horwitz, L. I., Dombroski,
yang akhirnya dapat berdampak pada J., Murphy, T.e., Farnan, J. M., Johnson, J. K&
keselamatan pasien yang dapat mengurangi Arora, V.M (2013) perawat yang masa kerjanya > 5
insiden keselamatan pasien tahun berarti perawat dibandingkan dengan yang < 5
tahun, perawat yang berpengalaman berpengaruh
terhadap komunikasi saat handover. Penelitian
2. Tema 6) faktor pendukung dalam
yang dilakukan Kurnawati, I, D., (2013) dengan
pelaksanaan komunikasi SBAR berupa
hasil adanya korelasi antara masa kerja
SPO, pembekalan dan sosialisasi
dengan jobengagement (p value 0,000) (Dien et al.,

61
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

2013). Semakin lama seseorang Kesrianti, A. M., Noor, N. B., & Maidin, A. (2017).
bekerja suatu tempat (semakin lama Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
mengabdikan diri ke perusahaan tersebut). Komunikasi Pada Saat Handover Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin, 13.
KESIMPULAN DAN SARAN
Nguyen, P. K. (2016). A DNP Project Submitted to
Perawat melakukan timbang terima the Faculty of the In the Graduate College, 0–
dengan komunikasi SBAR dengan 18.
menjelaskan situasi pasien, riwayat pasien dan
terkadang tidak dijelaskan jika pasien rawatan Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan (5th
sudah beberapa kali. perawat melakukan ed.). Jakarta: Salemba Medika.
timbang terima di konter perawat dan ruangan
pasien, informasi yang disampaikan saat Report, C., Karacı, M., Arıkan, E. E., Yüksel, Ö. H.,
dirung pasien yang penting saja guna menjaga & Özkaya, O. (2017). Henoch-Schonlein
privasi pasien. Manfaat komunikasi sebar aitu Purpura in A Patient with Behcet ’ s Disease
meningkatkan akurasi informasi yang Presenting with Penile Ulcer. Arch Pediatr,
disampaikan, efisien, dan sesuai dengan yang J118(DOI:10.29011/2575-825X. 100018), 0–4.
diminta akreditasi. Dukungan dalam https://doi.org/10.29011/2575-825X.
pelaksanaanya berupa adanya : SPO,
pembekalan, sosialisasi. Kendala yang ditemui Sorra, J., Gray, L., & Streagle, S. (2016). AHRQ
terkait waktu dan kondisi di lapangan. Hospital Survey on Patient Safety Culture:
User’s Guide. AHRQ Publication (Vol. 9).
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1007/s10763-009-9174-y
Chaboyer, W., McMurray, A., & Wallis, M.
(2010). Bedside nursing handover: A Stewart, K. R. (2017). SBAR, Communication, and
case study. International Journal of Patient Safety: An Integrated Literature
Nursing Practice, 16(1), 27–34. Review. MEDSURG Nursing, 26(5), 297–305.
https://doi.org/10.1111/j.1440- Retrieved from
172X.2009.01809.x http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=t
rue&db=ccm&AN=125833257&site=ehost-live
Dien et al., 2013. (2013). 基因的改变NIH
Public Access. Bone, 23(1), 1–7. The Joint Commission. (2017). Sentinel event alert:
https://doi.org/10.1038/jid.2014.371 Inadequate handoff communication. The Joint
Commission, (58), 1–6. Retrieved from
Eberhardt, S. (2014). Improve handoff https://www.jointcommission.org/sentinel_even
communication with SBAR. Nursing, t_alert_58_inadequate_handoff_communication
44(11), 17–20. s/
https://doi.org/10.1097/01.NURSE.0000
454965.49138.79 Ting, W. H., Peng, F. S., Lin, H. H., & Hsiao, S. M.
(2017). The impact of situation-background-
Fatimah, F. S., & Rosa, E. M. (2016). assessment-recommendation (SBAR) on safety
Efektivitas Pelatihan Patient Safety; attitudes in the obstetrics department.
Komunikasi S-BAR pada Perawat dalam Taiwanese Journal of Obstetrics and
Menurunkan Kesalahan Pemberian Obat Gynecology, 56(2), 171–174.
Injeksi di Rumah Sakit PKU https://doi.org/10.1016/j.tjog.2016.06.021
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.
Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, Tutiany, Lindawati, Krisanti, P. (2017). Manajemen
2(1), 32. Keselamatan Pasien (2017th ed.). Jakarta.
https://doi.org/10.21927/jnki.2014.2(1).3
2-41 Wahyuni.R. (2014). Efektifitas pelatihan komunikasi
S-BAR dalam meningkatkan mutu operan jaga

62
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


H

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 10 Nomor 2 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

(handover) di bangsal wardah RS PKU


Muhammadiyah Yokyakarta Unit II.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Wiwit Febrina, Y. & S. R. (2018). REAL in


Nursing Journal ( RNJ ). Pengetahuan
Perawat Terhadap Pelaksanaan
Timbang Trima Pasien, 1(1), 1–8.

63

Anda mungkin juga menyukai