Anda di halaman 1dari 1

DARURAT SAMPAH POPOK

Di indonesia sampah menjadi masalah di dalam masyarakat. Terutama di kota mojokerto, sampah
popok menjadi masalah yang belum bisa teratasi sampai saat ini, oleh karena itu dibentuk tim khusus
untuk mengatasi persoalan tersebut.

Sebagian besar sampah popok tersebut berasal dari sampah warga perkotaan dan juga berasal dari
kota lain seperti Kediri dan Jombang yang cenderung lebih banyak menggunakan popok instan dan
membuangnya di aliran sungai Brantas.

Sampah popok merupakan permasalahan yang serius karena bahan dari sampah popok sangat sulit
terurai, gel yang terkandung dalam sampah popok merupakan zat yang berbahaya bagi lingkungan
terutama air.

Jika masalah ini di biarkan dapat beresiko terhadap keamanan jembatan sekaligus akan
mengganggu ekosistem di wilayah tersebut sehingga daerah sungai yang dipenuhi sampah popok
merupakan zona rawan. Padahal pelarangan pembuangan sampah sudah jelas di atur dalam UU pasal
21B perda yang berbunyi "setiap orang atau badan dilarang membuang dan menumpuk sampah di jalan,
jalur hijau, taman, sungai dan tempat - tempat lain yang dapat merusak keindahan dan kebersihan
lingkungan". Namun, faktanya masih banyak yang membuang sampah sembarangan terutama di sungai-
sungai.

Dengan hal ini, pemerintah daerah dan tokoh masyarakat di harapkan melakukan kerja bakti di
sekitar sungai sehingga para warga tidak lagi membuang sampah di sekitar sungai yang dapat
menimbulkan bencana.

Pemerintah juga harus dengan tegas memberikan sanksi kepada orang yang tidak bertanggung
jawab tersebut seperti yang di atur dalam pasal 61 ayat 1 yakni ancaman pidana kurungan paling singkat
10 hari dan paling lama 60 hari atau denda paling sedikit Rp. 100.000 dan paling banyak Rp. 20 juta.

Anda mungkin juga menyukai