PROPOSAL (Revisi)
PROPOSAL (Revisi)
Oleh:
NOFI ANGGRAENI
NIM : 25010112120093
Pembimbing:
Dina Rahayuning P STP., M.Gizi
Drs. Ronny Aruben, MA
DAFTAR ISI.................................................................................................i
DAFTAR TABEL..........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rumusan Masalah..............................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................5
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Susu Ibu (ASI)........................................................................7
1. Pengertian ASI........................................................................7
2. Komposisi ASI.........................................................................7
3. Macam-macam ASI.................................................................9
4. ASI Eksklusif...........................................................................10
5. Manfaat ASI Eksklusif..............................................................11
6. Faktor-faktor Terkait Pemberian ASI.......................................13
B. Laktasi.........................................................................................22
1. Pengertian Laktasi...................................................................22
2. Manajemen Laktasi.................................................................22
3. Motivator ASI...........................................................................27
C. Peraturan Tentang ASI Eksklusif.................................................28
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Motivator ASI..............29
1. Faktor Pemudah......................................................................30
2. Faktor Pemungkin...................................................................31
3. Faktor Penguat........................................................................33
E.Teori Lawrence Green..................................................................33
F. Kerangka Teori............................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep........................................................................37
B. Jenis dan Rancangan Penelitian.................................................38
C. Subjek Penelitian.........................................................................38
D. Definisi Istilah..............................................................................38
E. Sumber Data Penelitian...............................................................40
F. Instrumen Penelitian....................................................................41
G. Pengumpulan Data Penelitian.....................................................41
H. Pengolahan dan Analisis Data....................................................42
I. Validasi Data.................................................................................43
J. Tahap-tahap Penelitian................................................................43
K. Jadwal Penelitian.........................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN KUESIONER
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.(1) Bayi belum memliki sistem pencernaaan yang
sempurna sehingga jenis makanan yang dikonsumsi oleh bayi harus
disesuaikan dengan kondisi tubuh bayi. ASI yang spesifik untuk manusia
dapat memudahkan zat gizi yang terkandung pada ASI dicerna oleh bayi.(2)
Pemberian ASI merupakan bentuk ungkapan kasih sayang seorang ibu
kepada bayinya dan dapat mempengaruhi kualitas hidup bayi dimasa yang
akan datang. Pembangunan manusia dimasa depan dimulai dengan
pembinaan anak masa sekarang, untuk mempersiapkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dimasa yang akan datang, maka anak
perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya.(3) Banyak manfaat dari pemberian
ASI, yaitu bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan.
Selain itu bayi mendapatkan zat-zat imun serta perlindungan dan
kehangatan melalui kontak dari kulit ke kulit dengan ibunya. ASI juga dapat
menghemat pengeluaran karena tidak perlu membeli susu, selain itu
manfaat ASI juga dapat mencegah alergi, terganggunya pernapasan, diare,
obesitas pada anak, dan masih banyak manfaat lain dari ASI.(4)
UNICEF dan WHO telah merekomendasikan pemberian ASI secara
eksklusif, yaitu tidak memberikan bayi makanan dan minuman lain, termasuk
air putih selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin, serta ASI perah)
dari bayi lahir hingga berusia enam bulan dan dapat dilanjutkan sampai
berumur dua tahun.(5),(6) Indonesia sendiri telah membentuk program ASI
eksklusif dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2012 yang berisikan tentang pemberian Air Susu Ibu eksklusif. (7) Dalam
Pasal 2 PP Nomor 33 Tahun 2012 berisikan tentang pengaturan pemberian
ASI eksklusif bertujuan menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan
ASI eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan.(8)
Menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013, proses mulai
menyusui terbanyak terjadi pada 1-6 jam setelah kelahiran sebesar 35,2%
dan kurang dari 1 jam (Inisisasi Menyusu Dini) sebesar 34,4%, sedangkan
proses mulai menyusui terendah terjadi pada 7-23 jam setelah kelahiran
yaitu sebesar 3,7%.(9) Sementara itu, berdasarkan profil kesehatan Indonesia
tahun 2014, pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia
sebesar 52,3%, dimana target pemberian ASI eksklusif tahun 2014 sebesar
80% , sedangkan tahun 2015 sebesar 55,7% dari target renstra 2015 adalah
39% dan tahun 2016 pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar
29,5% mengalami penurunan dari tahun 2015.(9) Kemudian, untuk pemberian
ASI eksklusif di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 mencapai persentase
60% dari target nasional yang telah ditetapkan sebesar 80%. (10) Tahun 2015
mencapai 56,1% untuk pemberian ASI ekslusif dari target renstra 2015
sebesar 39% dan pada tahun 2016 persentase pemberian ASI eksklusif
sebesar 42,7%, mengalami penurunan dari tahun 2015.(9) Pemberian ASI
eksklusif di Kabupaten Kendal berdasarkan data yang bersumber dari rekap
laporan ASI eksklusif Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal tahun 2015
sebesar 71,07%, capaian tersebut belum memenuhi target nasional yaitu
77%.(11) Pada tahun 2016, capaian pemberian ASI eksklusif Kabupaten
Kendal sebesar 69,1%, terjadi penurunan dari tahun 2015.(12)
Persentase ibu menyusui ASI eksklusif masih tergolong rendah, hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu contohnya adalah
kurangnya pengetahuan tentang ASI eksklusif dan kurangnya motivasi
dalam memberikan ASI eksklusif sehingga kesadaran ibu untuk memberikan
ASI eksklusif kepada anaknya masih kurang. Pengetahuan tentang ASI
eksklusif berperan penting dalam pemberian ASI eksklusif, pernyataan ini
didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nova
Rachmaniah tahun 2014 bahwa ada hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan praktik pemberian ASI
eksklusif, dimana ibu yang berpengetahuan buruk banyak yang tidak
memberikan ASI eksklusif pada bayinya, sedangkan ibu yang
berpengetahuan baik banyak yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
(13)
Motivasi juga sangat penting dalam pemberian ASI eksklusif, pernyataan
ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Vitari
Aprihastiwi, bahwa ada hubungan antara motivasi dengan perilaku ibu dalam
pemberian ASI eksklusif.(14) Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah
dalam meningkatkan pemberian ASI eksklusif, salah satunya yaitu
menghimbau masyarakat untuk ikut berperan serta dalam meningkatkan
cakupan ASI eksklusif, yaitu dengan memberdayakan kader untuk menjadi
motivator ASI yang mendukung perempuan supaya memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya. Sesuai dengan Pasal 3 PP Nomor 33 tahun 2012
bahwa pemerintah bertanggung jawab dalam program pemberian ASI
eksklusif yaitu membina, mengawasi, serta mengevaluasi pelaksanaan dan
pencapaian program pemberian ASI eksklusif di fasilitas pelayanan
kesehatan, satuan pendidikan kesehatan, tempat kerja, tempat sarana
umum, dan kegiatan di masyarakat.(15)
Motivator ASI merupakan salah satu program atau kegiatan yang dapat
mendukung keberhasilan ibu dalam memberikan ASI pada bayi secara
eksklusif. Motivator ASI adalah seseorang yang telah lulus pelatihan oleh
lembaga yang memiliki kompetensi sehingga memiliki kemampuan untuk
dapat memberikan penjelasan dan nasihat tentang arti pentingnya ASI bagi
ibu maupun bayinya.(16) Di Kabupaten Kendal sendiri telah dilakukan
pelatihan kader untuk menjadi motivator ASI dalam rangka meningkatkan
capaian ASI eksklusif. Dalam pelatihan motivator ASI, Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal memberikan alat peraga seperti boneka dan memberikan
materi-materi tentang ASI eksklusif untuk membantu dan mendukung
motivator ASI dalam memberikan motivasi kepada ibu menyusui. Kader yang
mengikuti pelatihan motivator ASI diwakili dari semua kader di wilayah kerja
puskesmas yang ada di Kabupaten Kendal. Dinas Kesehatan Kabupaten
Kendal menaungi 30 puskesmas dan berdasarkan laporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal, wilayah kerja Puskesmas Kendal II memiliki angka
capaian ASI yang cenderung menurun dibandingkan dengan wilayah kerja
puskesmas lain.(11)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal diketahui capaian pemberian ASI eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Kendal II mengalami penurunan yaitu pada tahun 2014
dan tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 41,14%.(11) Pada tahun 2016
capaian ASI di wilayah kerja Puskesmas Kendal II sebesar 41,67%, terjadi
peningkatan sedikit dari tahun 2015. Dari studi pendahuluan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa di wilayah kerja Puskesmas Kendal II capaian ASI
eksklusif masih rendah, untuk itu peneliti menganggap perlu untuk dilakukan
sebuah penelitian guna mengetahui peran motivator ASI dalam pemberian
motivasi ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kendal II Kabupaten
Kendal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis melakukan wawancara pendahuluan
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal yang telah memberikan pelatihan
motivator ASI kepada masyarakat khususnya kader. Namun, dalam
keberjalanannya capaian ASI eksklusif di Kabupaten Kendal masih tergolong
rendah dan belum mencapai target.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal menaungi 30 puskesmas dan
berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, wilayah kerja
Puskesmas Kendal II memiliki angka capaian ASI yang cenderung menurun
dibandingkan dengan wilayah kerja puskesmas lain. Wilayah kerja
Puskesmas Kendal II dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan
sebesar 41,14% dan tahun 2016 capaian ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Kendal II sebesar 41,67%, terjadi peningkatan sedikit dari tahun
2015. Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran motivator ASI dalam
pemberian motivasi ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kendal II
Kabupaten Kendal Tahun 2017?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan Peran Motivator ASI dalam Pemberian Motivasi ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kendal II Kabupaten Kendal Tahun
2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan motivator ASI tentang ASI eksklusif,
manajemen laktasi, kebijakan/ peraturan pemberian ASI, dan masalah
yang dialami ibu saat menyusui.
b. Mendeskripsikan sikap motivator ASI tentang pemberian ASI eksklusif
dan pemberian motivasi ASI eksklusif.
c. Mendeskripsikan praktik motivator ASI dalam pemberian motivasi ASI
eksklusif.
d. Mendeskripsikan motivasi motivator ASI dalam pemberian motivasi
ASI eksklusif.
e. Mendeskripsikan pelatihan motivator ASI dari Dinas kesehatan.
f. Mendeskripsikan media yang digunakan motivator ASI dalam
pemberian motivasi ASI eksklusif.
g. Mendeskripsikan akses/ keterjangkauan motivator ASI dalam
pemberian motivasi ASI eksklusif.
h. Mendeskripsikan imbalan sebagai motivator ASI.
i. Mendeskripsikan dukungan keluarga motivator ASI dalam pemberian
motivasi ASI eksklusif.
j. Mendeskripsikan dukungan teman/ sesama motivator ASI dalam
pemberian motivasi ASI ekslusif.
k. Mendeskripsikan dukungan pemegang kebijakan terhadap motivator
ASI dalam pemberian ASI eksklusif.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan
a. Memberikan informasi mengenai peran motivator ASI dalam
pemberian motivasi ASI eksklusif.
b. Memberikan masukan untuk perbaikan dan pembelajaran dalam upaya
peningkatan ASI eksklusif.
2. Bagi Puskesmas
Sebagai masukan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan khususnya dalam pemberian ASI eksklusif.
3. Bagi Motivator ASI
Memberikan informasi mengenai peran motivator ASI dan sebagai
masukan untuk perbaikan dalam pemberian motivasi ASI eksklusif.
4. Bagi Ibu Menyusui/ Masyarakat
Memberikan informasi sehingga dapat mengetahui peran motivator ASI
dalam pemberian motivasi ASI eksklusif.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Lingkup Materi
Materi dalam penelitian ini berisikan tentang gambaran peran motivator
ASI dalam pemberian motivasi ASI eksklusif.
2. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini termasuk dalam lingkup kesehatan masyarakat dengan
penekanan pada ilmu Kesehatan Ibu dan Anak.
3. Lingkup Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.
4. Lingkup Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terlibat dalam peran
motivator ASI dalam pemberian motivasi ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Kendal II, Kabupaten Kendal.
5. Lingkup Lokasi
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kendal II, Kabupaten
Kendal.
6. Lingkup Waktu
Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober-Nopember 2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Laktasi
1. Pengertian Laktasi
Laktasi adalah bagian terpadu dari proses reproduksi yang
memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan
dasar biologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Komponen yang
terkandung dalam ASI sebagai nutrisi untuk pertumbuhan dan
perlindungan pertama terhadap infeksi. Proses pembentukan air susu
merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan hipotalamus dan
perlindungan payudara yang telah dimulai saat fetus sampai pada pasca
persalinan.(24), (27)
Menyusui adalah terbaik untuk bayi karena ASI mudah dicerna dan
memberikan gizi dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi,
menyusui lebih nyaman dan lebih murah daripada susu formula dan ASI
selalu siap pada suhu yang stabil dengan temperatur tubuh.(28)
2. Manajemen Laktasi(24), (25), (29)
Manajemen laktasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya yang
dilakukan dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamilan, pada saat proses
persalinan sampai keluar rumah sakit, dan pada saat menyusui
selanjutnya sampai anak usia 2 tahun.
Keunggulan ASI masih perlu ditunjang dengan cara pemberian ASI
yang benar, misalnya pemberian segera setelah lahir, pemanfaatan
kolustrum, dan pemberian makanan tambahan setelah usia enam bulan.
Diperlukan usaha-usaha yang benar supaya setiap ibu dapat menyusui
sendiri.
a. Teknik menyusui
Seorang ibu dan bayinya mungkin akan mengalami berbagai
masalah hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya
sederhana, seperti misalnya cara menaruh bayi pada payudara ketika
menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan puting terasa nyeri, dan
masih banyak masalah lain. Terlebih pada minggu pertama setelah
persalinan seorang ibu lebih peka dalam emosi. Untuk itu seorang ibu
membutuhkan seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat
bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya
terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam kehidupannya
atau yang disegani, seperti suami, keluarga terdekat, atau kelompok-
kelompok pendukung ASI, dan dokter/tenaga kesehatan.
Seorang dokter atau tenaga kesehatan yang berkecimpung dalam
bidang laktasi seharusnya mengetahui bahwa meskipun menyusui
merupakan proses yang alamiah, namun untuk mencapai keberhasilan
menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui
yang benar.
b. Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal, karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila
bayi menangis, bukan karena sebab lain misalnya karena kencing atau
karena ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat
dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam
lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi
tidak memiliki jadwal yang teratur dalam menyusu, namun akan
mempunyai pola teratur setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tidak dijadwal, sesuai kebutuhan bayi, akan
mencegah banyak masalah yang mungkin timbul. Menyusui pada
malam hari sangat berguna bagi ibu yang bekerja, karena dengan
sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI dan
dapat juga mendukung keberhasilan menunda kehamilan.
Setiap kali menyusui sebaiknya digunakan kedua payudara dan
diusahakan sampai payudara terasa kosong untuk menjaga
keseimbangan besarnya kedua payudara. Setiap menyusui dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama menyusui
sebaiknya ibu menggunakan BH yang dapat menyangga payudara,
namun tidak terlalu ketat.
c. Pengeluaran ASI
Apabila ASI berlebihan sampai keluar memancar, maka sebelum
menyusui sebaiknya dikeluarkan terlebih dahulu untuk menghindari
bayi tersedak atau enggan menyusu. Pengeluaran ASI juga dilakukan
pada ibu bekerja yang akan meninggalkan ASI bagi bayinya di rumah,
ASI yang merembes karena payudara penuh pada bayi yang
mempunyai masalah mengisap, misalnya pada bayi BBLR (Berat Bayi
Lahir Rendah), menghilangkan bendungan atau memacu produksi ASI
saat ibu sakit dan tidak dapat langsung menyusui bayinya.
Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara:
1) Pengeluaran ASI dengan tangan
Cara ini lazim digunakan karena tidak banyak membutuhkan sarana
dan lebih mudah.
a) Tangan dicuci sampai bersih.
b) Siapkan cangkir/gelas bertutup yang telah dicuci dengan air
mendidih.
c) Payudara dikompres dengan kain handuk yang hangat dan
dimasase dengan telapak tangan dari pangkal ke arah kalang
payudara, ulangi pemijatan ini pada sekitar payudara secara
merata.
d) Dengan ibu jari di sekitar kalang payudara bagian atas dan jari
telunjuk pada sisi yang lain, lalu daerah kalang payudara ditekan
ke arah dada.
e) Daerah kalang payudara diperas dengan ibu jari dan jari telunjuk,
jangan menekan puting karena dapat menyebabkan rasa
nyeri/lecet.
f) Ulangi tekan-peras-tekan-peras-lepas, pada awalnya ASI tidak
keluar namun setelah beberapa kali maka ASI akan keluar.
g) Gerakan ini diulang pada sekitar kalang payudara pada semua
sisi supaya yakin ASI telah diperas dari semua segmen
payudara.
2) Pengeluaran dengan pompa
Apabila payudara bengkak atau terbendung dan puting susu
terasa nyeri, maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan
pompa payudara. Pompa dapat digunakan jika ASI benar-benar
penuh, tetapi pada payudara yang lunak akan lebih sukar. Ada 2
macam pompa yang dapat digunakan, yaitu pompa listrik dan
pompa tangan, yang biasa digunakan adalah pompa tangan.
Cara pengeluaran ASI dengan pompa payudara:
a) Tekan bola karet untuk mengelaurkan udara.
b) Ujung leher tabung diletakkan pada payudara dengan puting
susu tepat di tengah dan tabung benar-benar melekat pada kulit.
c) Bola karet dilepas, sehingga puting susu dan kalang payudara
tertarik ke dalam.
d) Tekan dan lepas beberapa kali, sehingga ASI akan keluar dan
terkumpul pada lekukan penampung pada sisi tabung.
e) Setelah selesai dipakai atau akan dipakai, maka alat harus dicuci
bersih dengan menggunakan air mendidih. Bola karet sukar
dibersihkan, oleh karenanya bila memungkinkan lebih baik
pengeluaran ASI dengan menggunakan tangan.
d. Penyimpanan ASI
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan
syarat, bila disimpan:
1) Di udara terbuka/bebas : 6-8 jam
2) Di lemari es : 24 jam
3) Di lemari pendingin/beku : 6 bulan
ASI yang telah didinginkan bila akan digunakan tidak boleh direbus,
karena kualitasnya akan menurun yaitu unsur kekebalannya. ASI
tersebut cukup didiamkan beberapa saat di suhu kamar agar tidak
terlalu dingin atau dapat pula direndam di dalam wadah yang berisi air
panas. Masih belum ada penelitian yang membuktikan apakah dengan
direndam pada air panas tersebut merusak zat-zat yang terdapat pada
ASI atau tidak.
e. Pemberian ASI perasan
Perlu diperhatikan pada pemberian ASI yang telah dikeluarkan
adalah bagaimana cara pemberianya pada bayi. Jangan memberikan
ASI dengan botol/dot, karena akan menyebabkan bayi “bingung
puting”. Berikan pada bayi dengan menggunakan cangkir atau sendok,
sehingga jika bayi saatnya ibu menyusui langsung bayi tidak menolak
menyusu.
Pemberian dengan menggunakan sendok biasanya kurang praktis
dibandingkan dengan menggunakan cangkir, namun untuk
meminimalisir tersedak atau muntah, maka lebih baik ASI diberikan
menggunakan sendok. Cara pemberian ASI dengan menggunakan
cangkir:
a) Ibu atau yang memberi minum bayi duduk dengan memangku bayi.
b) Pegang punggung bayi dengan lengan.
c) Letakkan cangkir pada bibir bawah bayi.
d) Lidah bayi berada di atas pinggir cangkir dan biarkan bayi mengisap
ASI dari dalam cangkir.
e) Beri sedikit waktu istirahat setiap kali bayi menelan.
Tidak dianjurkan mengggunakan empongan, karena penggunaan
empongan secara rutin akan mengakibatkan masalah laktasi, seperti
bayi menjadi malas minum. Selama di rumah sakit atau tempat
bersalin, ibu sebisa mungkin sudah dapat melakukan semua teknik
menyusui dengan benar, untuk itu peran dokter atau petugas
kesehatan sangat penting, selain itu adanya motivator ASI juga sangat
membantu dan dapat menjadi motivasi ibu dalam menyusui yang
benar.
3. Motivator ASI
a. Pengertian motivator ASI
Motivator ASI merupakan salah satu program atau kegiatan yang
dapat mendukung keberhasilan ibu dalam memberikan Asi pada bayi
secara eksklusif. Motivator ASI adalah seseorang yang telah lulus
pelatihan oleh lembaga yang memiliki kompetensi sehingga memiliki
kemampuan untuk dapat mmemberikan penjelasan dan nasihat
tentang arti pentingnya ASI bagi ibu maupun bayinya. (16)Sama halnya
dengan konselor ASI, seorang motivator ASI juga harus memiliki
kemampuan dalam memberikan motivasi kepada ibu menyusui
khususnya di masyarakat, yaitu:(29)
1) Keterampilan melakukan komunikasi antar pribadi
2) Pengetahuan tentang ASI dan segala faktor yang terkait dengan
ASI
3) Memahami program pemberian ASI di kalangan masyarakat
Sikap yang harus dimilki oleh seorang motivator ASI:(25)
1) Menunjukkan perhatian
2) Bersikap ramah
3) Memberikan informasi yang jelas
4) Menumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri pada ibu menyusui
5) Menghargai ibu menyusui, tidak mencemooh, memaksakan
kehendak sendiri
Syarat untuk menjadi motiavor ASI:(30)
1) Berasal dari wilayah yang sama dengan wilayah sasaran
aktivitasnya.
2) Berusia sebaya dengan kebanyakan ibu menyusui di wilayah
tersebut.
3) Sedang menyusui atau memiliki pengalaman menyusui, atau belum
pernah menyusui namun mendukung praktik menyusui.
4) Berniat dan bersedia menjadi motivator ASI atas kehendak sendiri.
5) Bersedia melaksanakan peran-peran sebagai motivator ASI secara
sukarela.
6) Mendapat dukungan penuh dari keluarga.
7) Telah menjalankan secara penuh pelatihan khusus menjadi
motivator ASI.
8) Bersedia meluangkan waktu untuk untuk melaksanakan perannya.
9) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
untuk menjalankan perannya.
b. Peran dan materi pelatihan motivator ASI
Peran dari motivator ASI yang pertama adalah memandu
pertemuan kelompok pendukung untuk ibu menyusui (KP-Ibu), peran
motiavator ASI selanjutnya adalah mendampingi ibu melahirkan
melalui kunjungan rumah. Minggu-minggu pertama ibu baru
melahirkan membutuhkan dukungan, baik secara teknis, moral
maupun emosional, karena masa-masa ini merupakan masa yang sulit
bagi ibu. Motivator ASI disarankan melakukan kunjungan rumah dua
kali dalam dua minggu pertama setelah ibu kembali ke rumah.(30)
Materi yang diberikan pada pelatihan motivator ASI adalah:(31)
1) ASI eksklusif
2) Kebijakan pemberian ASI
3) Cara kerja menyusui
4) Bayi menolak menyusui
5) Bayi menangis
6) Kesulitan menyusui
7) ASI keluar sedikit
8) Kondisi payudara
c. Praktik
Tingkatan-tingkatan praktik antara lain persepsi, respon terpimpin,
mekanisme serta adaptasi. Dalam persepsi, mengenal dan memilih
berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
merupakan praktik tingkat pertama sedangkan respon terpimpin, dapat
melakukan kegiatan sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
contoh merupakan indikator praktik tingkat dua. Untuk mekanisme
artinya apabila seseorang telah melakukan kegiatan dengan benar dan
tanpa paksaan maka sudah mencapai praktik tingkat ketiga sedangkan
adaptasi adalah praktik yang sedang berkembang dengan baru,
artinya suatu itu sudah telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut.
d. Motivasi
Motif atau motivasi berasal dari kata Latin moreve yang berarti
dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku.
Motivasi inilah yang mendorong seseorang berperilaku untuk
mencapai tujuan. Motivasi terjadi karena adanya kebutuhan seseorang
yang harus segera beraktivitas mencapai tujuan. Motivator ASI yang
mau memberikan motivasi ASI eksklusif tidak hanya dipengaruhi oleh
motivasi, tapi juga dipengaruhi faktor lain, seperti pengetahuan,
pendidikan, sosial budaya, kepercayaan, dan fasilitas.(36)
2. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)
a. Pelatihan motivator ASI dari Dinas Kesehatan
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang
menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana pegawai
non managerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis
dalam tujuan terbatas.(37) Pelatihan merupakan upaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia terutama untuk
mengambangkan kemampuan dan intelektual dan kepribadian
manusia.(33)
Pelatihan motivator ASI merupakan sarana penting dalam
peningkatan pengetahuan dan keterampilan motivator ASI dalam
memberikan motivasi ASI eksklusif. Motivator ASI yang terampil akan
sangat membantu dalam melaksanakan tugasnya saat memberikan
motivasi ASI eksklusif, sehingga informasi dan pesan-pesan tentang
ASI akan dapat disampaikan dengan mudah disampaikan kepada
masyarakat khususnya ibu menyusui.(38)
b. Media/ alat peraga
Media berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan
atau informasi kesehatan. Kemudahan dalam memperoleh informasi
dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
Dengan adanya media ini, motivator ASI akan lebih mudah dalam
memberikan motivasi ASI eksklusif kepada ibu menyusui, sehingga
diharapkan ibu menyusui lebih termotivasi dalam memberikan ASI
eksklusif karena tahu akan menfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi
dan dirinya.(18)
c. Akses/ keterjangkauan
Akses disini dimaksudkan pada akses geografis, yaitu faktor-faktor
yang berhubungan dengan tempat yang memfasilitasinya atau
menghambat pemanfaatan, ini ada hubungan antara lokasi pelayanan
dan lokasi responden yang dapat diukur dengan jarak, waktu tempuh
atau biaya tempuh. Peningkatan akses yang dipengaruhi oleh
berkurangnya jarak, waktu tempuh ataupun biaya tempuh mungkin
mengakibatkan peningkatan pelayanan yang berhubungan dengan
keluhan-keluhan ringan. Dengan kata lain, pemakaian pelayanan
preventif lebih banyak dihubungkan dengan akses geografis daripada
pemakaian pelayanan kuratif sebagaimana pemanfaatan pelayanan
pelayanan umum dibandingkan dengan pelayanan spesialis. Semakin
hebat suatu penyakit atau keluhan dan semakin canggih atau semakin
khusus sumber daya dari pelayanan, semakin berkurang pentingnya
atau berkurang kuatnya hubungan antara akses geografis dan volume
pemanfaatan pelayanan.(39)
d. Imbalan/ penghargaan
Imbalan adalah segala sesuatu yang diterima oleh individu sebagai
balas jasa terhadap kerja/ pengabdian yang telah dilakukan. Imbalan
sangat penting bagi individu atau organisasi karena merupakan
pencerminan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya
manusia. Jenis imbalan adalah imbalan langsung berupa upah dan
imbalan pelengkap non financial berupa perlindungan ekonomis
terhadap bahaya, pemberian fasilitas seperti program rekreasi,
pemberian pakaian sergam, bonus.(33)Apresiasi dan penghargaan
merupakan faktor yang memfasilitasi tumbuhnya peran serta.(40)
Seseorang akan termotivasi karena suatu imbalan sehingga orang
tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya seorang motivator ASI
memberikan motivasi ASI eksklusif kepada ibu menyusui karena
motivator akan mendapatkan imbalan, seperti mengikuti pelatihan-
pelatihan yang berkaitan dengan motivator ASI. Imbalan yang positif ini
akan semakin memotivasi motivator untuk menjalankan tugasnya
sebagai motivator.(18)
3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
a. Dukungan keluarga
Dukungan adalah bentuk keberadaan, kesediaan, kepedulian dari
orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai, dan menyayangi
kita.(41) Dukungan keluarga, seperti suami, orang tua, dan anak sangat
penting dalam mempengaruhi perilaku motivator ASI dalam
memberikan motivasi ASI eksklusif kepada ibu menyusui. Dukungan
dari keluarga cenderung lebih diperhatikan oleh seorang motivator ASI.
(42)
b. Dukungan teman
Dukungan adalah bentuk keberadaan, kesediaan, kepedulian dari
orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai, dan menyayangi
kita.(41) Dukungan tidak hanya dari keluarga, teman/ sesama motivator
juga berperan penting dalam memberikan dukungan atau motivasi
kepada motivator ASI, karena dengan adanya dukungan dari teman
membuat motivator ASI lebih semangat dalam menjalankan tugasnya
karena mendapat banyak dukungan tidak hanya dari keluarga,
melainkan dari sesama teman.
c. Dukungan pemegang kebijakan
Dukungan adalah bentuk keberadaan, kesediaan, kepedulian dari
orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai, dan menyayangi
kita. Dukungan pemegang kebijakan disini adalah dukungan dari pihak
yang memberikan pelatihan motivator ASI. Dukungan yang diberikan
dari pemegang kebijakan membangkitkan rasa percaya diri motivator
ASI dalam memberikan motivasi ASI eksklusif kepada ibu menyusui.(42)
Faktor Pemudah:
Pengetahuan motivator ASI
Sikap motivator ASI
Praktik motivator ASI
Motivasi motivator ASI
Kepercayaan motivator ASI Karakteristik
Keyakinan motivator ASI Motivator ASI
Faktor Pemungkin:
Pelatihan motivator ASI dari Peran Motivator ASI
Dinas Kesehatan dalam Pemberian
Media/ informasi Motivasi ASI
Akses/ keterjangkauan Eksklusif
Imbalan/ reward sebagai
motivator ASI
Faktor Penguat:
Dukungan keluarga
Dukungan teman/ sesama
motivator ASI
Dukungan pemegang
kebijakan
Gambar 2.1 Kerangka Aplikasi Teori Lawrence Green dalam penelitian
gambaran peran motivator ASI dalam pemberian motivasi ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Kendal II, Kabupaten Kendal(43)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Faktor Pemudah:
Pengetahuan motivator ASI tentang ASI
eksklusif, manajemen laktasi, kebijakan/
peraturan pemberian ASI, dan masalah yang
dialami ibu saat menyusui
Sikap motivator ASI tentang ASI eksklusif dan
pemberian motivasi ASI eksklusif Karakteristik
Praktik motivator ASI dalam pemberian Motivator ASI:
motivasi ASI eksklusif Umur motivator
Motivasi motivator ASI dalam pemberian ASI, pendidikan
motivasi ASI eksklusif motivator ASI,
pekerjaan
motivator ASI
Faktor Pemungkin:
Pelatihan motivator ASI dari Dinas Kesehatan Peran Motivator
Media/ informasi dalam pemberian motivasi ASI dalam
ASI eksklusif Pemberian
Akses/ keterjangkauan dalam pemberian Motivasi ASI
motivasi ASI ekslusif Eksklusif
Imbalan/ reward sebagai motivator ASI
Faktor Penguat:
Dukungan keluarga terhadap motivator ASI
Dukungan teman/ sesama motivator ASI
Dukungan pemegang kebijakan terhadap
motivator ASI
C. Subjek Penelitian
Sasaran atau informan dalam penelitian studi kualitatif gambaran peran
motivator ASI dalam pemberian motivasi ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Kendal II tahun 2017, yaitu:
1. Informan utama: motivator ASI di wilayah kerja Puskesmas Kendal II yang
telah mengikuti pelatihan motivator ASI dengan bukti kepemilikan
sertifikat berjumlah 5 orang.
2. Informan triangulasi: ibu yang memiliki bayi umur 6-12 bulan yang sudah
selesai ASI eksklusif dan sudah diberi motivasi ASI eksklusif oleh
motivator ASI, baik yang berhasil ASI eksklusif maupun tidak berhasil ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kendal II dan pihak yang terlibat
dalam pelatihan motivator ASI, yaitu dari pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal.
D. Definisi Istilah
Tabel 3.1 Definisi Istilah
No Istilah Pengertian
1 Motivator ASI Seseorang yang telah lulus pelatihan
oleh lembaga yang memiliki kompetensi
yang dibuktikan dengan kepemilikikan
piagam sehingga memiliki kemampuan
untuk dapat memberikan penjelasan dan
nasihat tentang arti pentingnya ASI bagi
ibu maupun bayinya.(16)
2 Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui oleh
informan tentang ASI eksklusif,
manajemen laktasi, kebijakan/ peraturan
pemberian ASI, dan masalah yang
dialami ibu saat menyusui.(33)
3 Sikap Sikap adalah perasaan, pikiran, dan
kecenderungan seseorang yang kurang
lebih bersifat permanen mengenal
aspek-aspek tertentu dalam
lingkungannya. Pernyataan informan/
reaksi dan tanggapan tentang ASI
eksklusif dan pemberian motivasi ASI
eksklusif.(35)
4 Praktik Pelaksanaan secara nyata yang
dilakukan motivator ASI dalam
pemberian motivasi ASI eksklusif.
5 Motivasi Pernyataan dalam diri informan/
dorongan untuk memberikan atau tidak
memberikan motivasi ASI eksklusif.(36)
6 Media/ informasi Sesuatu yang digunakan motivator ASI
sebagai alat bantu untuk menyampaikan
informasi dalam memberikan motivasi
ASI eksklusif.(18)
7 Pelatihan motivator ASI Suatu proses yang diikuti dalam rangka
meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan mengenai tugasnya
sebagai motivator ASI.(38)
8 Akses/ keterjangkauan Akses/keterjangkauan adalah mudah
atau sulitnya motivator ASI dalam
memberikan motivasi ASI eksklusif.
Keterjangkauan dipengaruhi oleh lokasi,
jarak, dan kondisi tempat.(39)
9 Imbalan Segala sesuatu yang didapatkan dalam
bentuk materi maupun non materi
selama berperan serta sebagai motivator
ASI.(18)
10 Dukungan keluarga Suatu proses hubungan antara motivator
ASI dengan keluarganya yang di
dalamnya terdapat penyampaian
informasi baik secara verbal maupun
non verbal serta terdapat tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap
anggotanya.(41)
11 Dukungan teman/ Suatu proses hubungan antara motivator
sesama motivator ASI ASI dengan temannya yang di dalamnya
terdapat penyampaian informasi baik
secara verbal maupun non verbal serta
terdapat tindakan dan penerimaan
teman sesama motivator.(41)
12 Dukungan pemegang Suatu ucapan atau tulisan dari pihak
kebijakan yang berwenang dalam memberikan
pelatihan motivator ASI.(42)
13 Peran motivator ASI Tingkah laku sesuai dengan
kedudukannya sebagai motivator ASI
dalam memberikan motivasi kepada ibu
menyusui untuk memberikan ASI
eksklusif kepada bayi.(30)
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber dari data yang kita butuhkan. Sumber data sekunder diharapkan
dapat berperan membantu menungkapkan data yang diharapkan.(45) Data
sekunder dalam penelitian ini meliputi data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Kendal, Puskesmas Kendal II, buku, jurnal, dan
data-data yang diakses melalui media internet.
F. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan wawancara penelitian ini, dibutuhkan alat-alat yang
mendukung dalam melakukan wawancara agar didapatkan jawaban yang
maksimal dari narasumber, diantaranya adalah:
1. Pedoman wawancara
Penulis diharuskan membaca pedoman wawancara agar tidak
meenyimpang dari tujuan penelitian dan proses wawancara menjadi lebih
terarah dan proses penyusunan hasil wawancara dapat sesuai dengan
teori yang berkaitan.
2. Alat tulis
Alat tulis yang harus dipersiapkan saat melakukan wawancara terdiri dari
pulpen/pensil dan tip-ex/penghapus.
3. Alat perekam
Penting digunakan agar jawaban yang tidak tertulis dapat didengarkan
ulang lewat rekaman, sehingga jawaban akan sesuai dengan apa yang
dijawab oleh narasumber.
4. Kamera
J. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahapan dalam studi kualitatif ini mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Tahap Pra-Lapangan
a. Menyusun rancangan penelitian.
b. Memilih tempat penelitian.
c. Melakukan pengurusan tentang perijinan ke tempat penelitian dan
menjajagi sekaligus menilai keadaan tempat penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
a. Observasi lapangan.
b. Menyiapkan instrumen untuk menjadi bahan menyusun bab hasil
penelitian dan membaca tentang persoalan etika dalam lapangan
ketika melakukan penelitian dari sumber-sumber yang ada, seperti
buku dan internet.
c. Melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara
mendalam kepada narasumber.
3. Tahap Analisis Data
a. Mereduksi data yaitu memilih data-data yang dianggap penting untuk
disampaikan dengan cara mengkategorikan.
b. Penyajian data dalam bentuk naratif atau menceritakan hasil
wawancara mendalam.
c. Menganalisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari lapangan yang kemudian dilakukan
verifikasi.
d. Menarasikan hasil dari penyusunan data yang telah dilakukan
sehingga dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini.
K. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian ini disusun guna sebagai acuan waktu peneliti agar
penelitian dapat dilakukan sesuai target waktu yang telah ditetapkan.
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Jadwal Bulan
Kegiatan Jan Fab Mar Okt Nop Des
Studi
Pendahuluan
Pembuatan
Proposal
Seminar
Proposal
Penelitian
Pengolahan
dan Analisis
data
Seminar
Hasil
Sidang
BAB IV
HASIL PENELITIAN
B. Karakteristik Informan
1. Informan Utama
Informan utama penelitian ini adalah kader di wilayah kerja
Pusekesmas Kendal II yang telah mengikuti pelatihan motivator ASI di
Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Karakteristik Informan Utama
Angkatan
Kode Umur Pendidikan
No Pekerjaan Pelatiahan
Informan (Tahun) Terakhir
ke-
1 IU 1 50 SMA IRT Ke-1
2 IU 2 52 SMA IRT Ke-1
3 IU 3 50 SMA IRT Ke-1
4 IU 4 49 SMA IRT Ke-2
5 IU 5 51 SMA IRT Ke-2
2. Informan Triangulasi
Informan Triangulasi penelitian ini terdiri 11 informan dimana 10
informan merupakan ibu yang mempunyai anak 6-12 bulan dan sudah
pernah diberi motivasi ASI eksklusif oleh motivatior ASI, baik yang
berhasil ASI eksklusif maupun yang tidak berhasil ASI eksklusif,
sedangkan 1 informan lainnya merupakan pihak yang terlibat dalam
pelatihan motivator ASI di Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, yaitu
Kepala Sie Gizi dan Kesga.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Karakterististik Informan Triangulasi
Praktik
Kode Umur Pendidikan Umur
No Pemberian Pekerjaan
Informan (Tahun) Terakhir Anak
ASI
Informan
ASI Ibu
Triangulasi 12
1 29 S1 eksklusif 6 Rumah
Masyarakat bulan
bulan Tangga
(ITM 1)
ASI
Ibu
12 eksklusif
2 ITM 2 32 SMP Rumah
bulan hanya 1
Tangga
bulan
ASI Ibu
10
3 ITM 3 30 SMK eksklusif 6 Rumah
bulan
bulan Tangga
ASI Ibu
11
4 ITM 4 26 SMA Ekskluisf 6 Rumah
bulan
bulan Tangga
ASI Ibu
8
5 ITM 5 21 SMK eksklusif 6 Rumah
bulan
bulan Tangga
Ibu
11 ASI Ekskluif
6 ITM 6 24 SMP Rumah
bulan 6 bulan
Tangga
ASI Ibu
9
7 ITM 7 32 SMA eksklusif 6 Rumah
bulan
bulan Tangga
ASI Ibu
8
8 ITM 8 28 SMA eksklusif 6 Rumah
bulan
bulan Tangga
ASI Ibu
12
9 ITM 9 34 SMA eksklusif 6 Rumah
bulan
bulan Tangga
ASI
10 eksklusif Karyawan
10 ITM 10 23 SMK
bulan hanya 2 Swalayan
bulan
Kasie Gizi
Informan
dan Kesga
Triangulasi
11 51 S1 - - Dinkes
Pemerintah
Kabupate
(ITP 1)
n Kendal
2) Sikap
a) Sikap informan tentang pemberian ASI eksklusif
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
utama mengenai pandangan pemberian ASI eksklusif
didapatkan bahwa seluruh informan sepakat bahwa
pemberian ASI eksklusif adalah hal yang penting.
Kotak 2a
Pertanyaan: Bagaimana pendapat anda tentang pemberian
ASI eksklusif? Setuju atau tidak setuju, dan mengapa?
“Sangat setuju mbak, soalnya ASI kan penting, mudah
didapat dan bersih mbak” (IU 1)
“Yo setuju mbak, manfaate banyak, gizinya lengkap” (IU 2)
“Sangat setuju mbak, buat kesehatan bayi” (IU 3)
“Setuju sekali, saya sebagai kader itu seneng mbak kalau
masyarakatnya ngasih ASI” (IU 4)
“Sangat setuju mbak, bagus buat kekebalan tubuh” (IU 5)
3) Praktik
a) Praktik sebagai motivator ASI
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
utama mengenai praktik sebagai motivator ASI didapatkan
bahwa seluruh informan utama memberikan motivasi ASI
kepada ibu menyusui.
Kotak 3a
Pertanyaan: Kegiatan apa yang anda lakukan sebagai
motivator ASI?
“Ngasih motivasi mbak ke ibu-ibu yang baru melahirkan
supaya bayinya dikasih ASI eksklusif” (IU 1)
“Ibu kan sebagai kader di posyandu sebagai motivator ASI,
ibu selalu ngasih tahu ke ibu hamil dan ibu menyusui tentang
ASI supaya mereka pada ngasih ASI eksklusif” (IU 2)
“Menyampaikan motivasi ASI di posyandu, di PKK, di kader-
kader dan datang ke rumah-rumah” (IU 3)
“Menganjurkan ibu hamil dan ibu menyusui mendukung ASI
eksklusif, bayinya dikasih ASI eksklusif” (IU 4)
“Berkunjung ke rumah-rumah mbak, ada catatannya juga tapi
saya sering lupa bawa bukunya jadi jarang tak catet, ngasih
motivasi ASI di posyandu juga” (IU 5)
4) Motivasi
a) Motivasi dalam pemberian motivasi ASI eksklusif
Berdasarkan wawancara mendalam dengan informan
utama mengenai motivasi dalam pemberian motivasi ASI
eksklusif didapatkan bahwa seluruh informan menjawab ASI
penting dan sebagai ibadah dalam memberikan motivasi ASI
eksklusif.
Kotak 4a
Pertanyaan: Apa yang mendorong anda untuk memberikan
motivasi ASI eksklusif?
“Pertama saya ingin berbuat baik untuk wilayah saya biar
maju, dengan ASI anak menjadi sehat” (IU 1)
“ASI penting, saya juga kadang ikut pelatihan juga jadi
menyampaikan apa yang sudah dikasih, untuk ibadah juga”
(IU 2)
“ASI itu sangat bagus mbak, sangat banyak manfaatnya,
sebagai ladang ibadah saya juga” (IU 3)
“Saya ikhlas mbak untuk ibadah, saya juga tahu ASI itu baik
banyak manfaatnya ciptaan Allah bukan manusia” (IU 4)
“ASI itu sangat penting mbak walaupun saya tidak punya
anak tapi saya coba ngasih tahu ke orang lain pentingnya
ASI, untuk bekal akhirat juga” (IU 5)
b. Faktor Pemungkin
1) Pelatihan dari Dinas Kesehatan
a) Pelatihan motivator ASI dari Dinas Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
utama mengenai pelatihan motivator ASI dari Dinas
Kesehatan didapatkan bahwa seluruh informan utama
menjawab pernah mengikuti satu kali pelatihan motivator ASI
dari Dinas Kesehatan.
Kotak 1a
Pertanyaan: Apaka anda pernah mengikuti pelatihan mtiavator
ASI dari Dinas Kesehatan? Jika pernah, berapa kali mengikuti
pelatihan motivator ASI?
“Pernah sekali mbak” (IU 1)
“Sekali mbak untuk pelatihan motivator ASI” (IU 2)
“Dulu ikut pelatihan sekali, pelatihannya 3 hari” (IU 3)
“Pernah mbak. Sekali” (IU 4)
“Pelatihan di Dinas Kesehatan pernah, baru satu kali” (IU 5)
3) Akses/ keterjangkauan
a) Informasi ibu menyusui
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama
didapatkan bahwa seluruh informan mengetahui ada tidaknya
ibu menyusui yang akan diberi motivasi ASI eksklusif dari
posyandu, selain itu dari lingkungan sekitar, baik dari warga
maupun kelurahan, sebagian informan memberikan motivasi
ASI eksklusif tidak hanya pada saat si ibu sudah melahirkan
namun saat ibu masih hamil juga diberikan motivasi ASI
eksklusif.
Kotak 3a
Pertanyaan: Bagaimana anda dapat mengetahui ada tidaknya
ibu menyusui yang akan diberikan motivasi ASI eksklusif?
“Posyandu, dari kelas ibu hamil, dari lingkungan sekitar” (IU 1)
“Kita tahunya dari warga kadang kan ada yang bilang si A
baru melahirkan, dari kelurahan, posyandu” (IU 2)
“Dari warga sekitar, dari posyandu” (IU 3)
“Posyandu mbak kan pada ikut posyandu, saya juga ngasih
tahu ke orang hamil, tidak harus sudah lahiran baru dikasih
motivasi” (IU 4)
“Saya sering ke kelurahan mbak tanya aktif kesana, dari
posyandu, dari teman-teman kader lain, saya aktif nyari tahu
mulai dari ibu hamil sebisa mungkin dikasih motivasi mbak”
(IU 5)
2. Informan Triangulasi
2a. Ibu yang mempunyai anak 6-12 bulan dan sudah pernah diberi
motivasi ASI eksklusif oleh motivatior ASI, baik yang berhasil ASI
eksklusif maupun yang tidak berhasil ASI eksklusif.
a. Faktor Pemudah
1) Pengetahuan
a) Pengetahuan informan tentang ASI eksklusif
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
triangulasi mengenai ASI ekslusif didapatkan bahwa seluruh
informan dapat menjelaskan pengertian ASI eksklusif.
Kotak 1a
Pertanyaan: Apa yang anda ketahui tentang ASI eksklusif?
“Pemberian ASI selama 6 bulan pertama setelah melahirkan
tanpa dikasih makanan lainnya” (ITM 1)
“ASI nganti 6 bulan rak mbak” (ITM 2)
“Menyusui sampai 6 bulan tanpa dikasih susu formula jadi
cuman ASI” (ITM 3))
“Pemberian susu alamiah dari ibu buat anaknya sampai 6
bulan” (ITM 4)
“Menyusui bayi baru lahir sampai umur 6 bulan, khusus ASI
ndak dikasih apa-apa” (ITM 5)
“ASI yang diberikan 0-6 bulan tanpa dikasih makanan apapun”
(ITM 6)
“Setau saya ASI yang diberikan dari lahir 0-6 bulan dilanjut
sampai 2 tahun” (ITM 7)
“Memberikan ASI kepada anak sampai 6 bulan tanpa
makanan lain” (ITM 8)
“Pemberian hanya ASI saja 0-6 bulan” (ITM 9)
“ASI yang diberikan 0-6 bulan” (ITM 10)
2) Sikap
a) Sikap informan tentang pemberian ASI eksklusif
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
triangulasi mengenai pandangan pemberian ASI eksklusif
didapatkan bahwa seluruh informan sepakat bahwa pemberian
ASI eksklusif adalah hal yang sangat penting.
Kotak 2a
Pertanyaan: Bagaimana pendapat anda tentang pemberian
ASI eksklusif?
“Penting banget mbak karena banyak manfaatnya” (ITM 1)
“Bagus ketimbang susu formula” (ITM 2)
“Sangat penting mbak, bagus untuk anak” (ITM 3)
“Menurut saya penting untuk kedekatan anak dan ibu” (ITM 4)
“Buat saya sendiri bagus ya mbak karena biar anak sehat
ndak gampang sakit” (ITM 5)
“Sangat bagus untuk kesehatan anak” (ITM 6)
“Sangat penting, manfaatnya banyak” (ITM 7)
“Penting sekali apalagi ASI yang keluar pertama katanya
sangat bagus” (ITM 8)
“Penting kan sangat dianjurkan untuk bayi” (ITM 9)
“Penting tapi tak tinggal kerja jadi ya disambung susu formula”
(ITM 10)
3) Praktik
a) Praktik pemberian ASI eksklusif
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
triangulasi mengenai praktik pemberian ASI eksklusif
didapatkan bahwa 8 dari 10 informan melakukan praktik
pemberian ASI eksklusif samapi bayi berusia 6 bulan,
sedangkan 2 informan tidak memberikan ASI eksklusif.
Kotak 3a
Pertanyaan: Apakah bayi diberikan makan selain ASI selama
enam bulan?
“Ndak mbak” (ITM 1)
“Tak kasih maem umur sebulan, kurang marem nek cuman
ASI” (ITM 2)
“Cuman ASI” (ITM 3)
“Ndak” (ITM 4)
“Ndak cuman ASI aja” (ITM 5)
“Ndak mbak” (ITM 6)
“Cuman tak kasih ASI aja ndak tak kasih apa-apa” (ITM 7)
“Ndak mbak” (ITM 8)
“Ndak dikasih apa-apa kecuali ASI” (ITM 9)
“Tak sambung susu formula soale ditinggal kerja” (ITM 10)
4) Motivasi
a) Motivasi dalam memberikan ASI eksklusif
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
triangulasi mengenai motivasi dalam memberikan/ tidak
memberikan ASI eksklusif didapatkan 8 dari 10 informan
menjawab bahwa ASI memiliki banyak manfaat, selain itu
beberapa informan menambahkan pemberian ASI eksklusif
juga lebih praktis serta ekonomis. 1 informan menjawab tidak
memberikan ASI eksklusif karena bayinya menangis terus
beranggapan tidak kenyang kalau hanya diberi ASI sehingga
memberikan MPASI saat bayi usia 1 bulan, sedangkan 1
informan lainnya menjawab tidak memberikan ASI eksklusif
dikarenakan bekerja dan tidak memiliki alat pendingin jika
harus memerah ASI.
Kotak 4a
Pertanyaan: Apa yang mendorong anda untuk memberikan/
tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi?
“Karena sudah tahu manfaatnya buat bayi buat saya juga
banyak manfaatnya, lebih praktis, hemat” (ITM 1)
“Anaknya nangis terus jadi tak maemi, kurang marem nek
cuman ASI” (ITM 2)
“Manfaat ASI banyak mbak, hemat juga” (ITM 3)
“Sudah tahu ASI penting sama banyak manfaatnya jadi
keinginan diri sendiri tambah yakin” (ITM 4)
“Banyak manfaate” (ITM 5)
“Bagus buat anak sama banyak manfaat juga buat ibu” (ITM 6)
“Banyak manfaat buat anak buat kesehatan” (ITM 7)
“Untuk kesehatan anak biar ndak gampang sakit, irit juga
mbak” (ITM 8)
“Sejak dikasih motivasi saya jadi lebih semangat ngasih ASI
ke anak saya soalnya kan tambah ilmu tahu manfaat ASI buat
anak buat saya juga kan dianjurkan pemerintah juga” (ITM 9)
“Saya kerja jadi tak kasih susu formula, diperah ndak ada
kulkas” (ITM 10)
b. Faktor Pemungkin
1) Keberadaan motivator ASI
a) Pengaruh adanya motivator ASI terhadap pemberian ASI
eksklusif
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
triangulasi mengenai pengaruh keberadaan motivator ASI
dalam memberikan/ tidak memberikan ASI eksklusif
didapatkan bahwa 8 dari 10 informan menjawab berpengaruh
dalam praktik pemberian ASI eksklusif. 2 informan lain
menjawab berpengaruh hanya saja ada kendala dalam
memberikan ASI sehingga tidak bisa memberikan ASI secara
eksklusif.
Kotak 1a
Pertanyaan: Menurut anda, apakah keberadaan motivator ASI
mempengaruhi anda dalam memberikan/ tidak memberikan
ASI eksklusif kepada bayi?
“Pengaruh mbak, nambah ilmu” (ITM 1)
“Pengaruh sakjane tapi anak kan nangis terus kurang marem
jadi dimaemi” (ITM 2)
“Pengaruh sekali mbak, jadi tambah tahu tentang ASI” (ITM 3)
“Pengaruh mbak, saya jadi tambah semangat ngasih ASI biar
anak sehat” (ITM 4)
“Pengaruh mbak dikasih wejangan-wejangan jadi tambah tahu
jadi tambah yakin ngasih ASI” (ITM 5)
“Mempengaruhi juga mbak kan ngasih motivasi nambah ilmu
jadi kita tambah semangat” (ITM 6)
“Pengaruh mbak, kita sudah dikasih tahu tentang ASI jadi
tambah ilmu tambah seneng ngasih ASI buat anak” (ITM 7)
“Pengaruh sekali mbak, pengetahuan tambah” (ITM 8)
“Sangat berpengaruh mbak, yang tadinya ndak tahu jadi tahu
jadi tambah semangat biar anak dikasih ASI eksklusif” (ITM 9)
“Ngaruh ndak ngaruh si mbak, soalnya posisi saya kerja mau
diperah ndak ada kulkas” (ITM 10)
c. Faktor Penguat
1) Dukungan keluarga dalam pemberian ASI eksklusif
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
triangulasi mengenai dukungan keluarga dalam pemberian ASI
eksklusif didapatkan bahwa 8 informan mendapat dukungan dari
suami dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya. 2 informan lainnya menjawab keluarga tidak
mempermasalahkan jika bayi tidak diberi ASI eksklusif.
Kotak 1a
Pertanyaan: Apakah anda mendapatkan dukungan dari keluarga
(suami, orang tua, anak, dll) dalam memberikan ASI eksklusif
kepada bayi? Jika iya, apa bentuk dukungan yang anda
dapatkan?
“Keluarga tentu mbak, terutama suami selalu memberikan
semangat” (ITM 1)
“Suami sama mertua ndak masalah anak dikasih makan umur
sebulan” (ITM 2)
“Alhamdulillah suami, keluarga mendukung, mereka senang anak
tidak dikasih susu formula” (ITM 3)
“Iya, keluarga, suami semua mendukung” (ITM 4)
“Suami dan keluarga” (ITM 5)
“Suami selalu mendukung ndak pernah protes” (ITM 6)
“Iyalah mbak, semua keluarga termasuk suami saya” (ITM 7)
“Suami dan ibu saya selalu mendukung alhamdulillah” (ITM 8)
“Semua mendukung” (ITM 9)
“Semuanya ndak masalah dikasih susu formula, penginnya ASI
tapi gimana lagi ndak ada kulkas” (ITM 10)
2b. Pihak yang terlibat dalam pelatihan motivator ASI di Dinas Kesehatan
Kabupaten Kendal, yaitu Kepala Sie Gizi dan Kesga.
a. Faktor Pemudah
1) Pengetahuan
a) Pengetahuan informan tentang ASI eksklusif
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
triangulasi didapatkan bahwa informan memiliki pengetahuan
yang baik, informan juga seorang konselor ASI sehingga
pengetahuan dan ilmunya tentang ASI sangat baik.
Kotak 2a
Pertanyaan: Apa yang anda ketahui tentang ASI eksklusif?
“ASI eksklusif yaitu pemberian ASI mulai dari lahir sampai usia
6 bulan tanpa diberikan makanan tambahan, selain vitamin
maupun obat-obatan, itupun jika sangat diperlukan dan
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, pemberian ASI
dapat dilanjutkan sampai usia 2 tahun” (ITP 1)
2) Sikap
a) Alasan informan memberikan pelatihan motiavator ASI
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
triangulasi didapatkan bahwa kepedulian pemerintah dalam
mempromosikan ASI eksklusif yaitu dengan mengikutsertakan
masyarakat yaitu kader supaya masyarakat lebih sadar akan
pemtingnya dan manfaat ASI eksklusif.
Kotak 2a
Pertanyaan: Apa alasan pihak Dinas Kesehatan memberikan
pelatihan motivator ASI
“Alasan kami memberikan pelatihan motivator ASI kepada
para kader di masyarakat yaitu supaya masyarakat, disini
kader turut serta membantu dalam memberikan motivasi
kepada masyarakat khususnya ibu menyusui untuk
memberikan ASI eksklusif kepada bayi, dengan begitu
masyarakat menjadi lebih sadar pentingnya dan manfaat ASI
eksklusif serta dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif
yang masih rendah” (ITP 1)
c. Faktor Penguat
a) Pengawasan Dinas Kesehatan terhadap motivator ASI
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan
triangulasi didapatkan bahwa belum ada pengawasan/ evaluasi
secara langsung yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan
kepada motivator ASI dalam menjalankan tugas.
Kotak 2a
Pertanyaan: Adakah pengawasan/ evaluasi yang dilakukan pihak
Dinas Kesehatan kepada motivator ASI dalam menjalankan
tugasnya?
“Kami dari pihak Dinas Kesehatan memang belum ada evaluasi
ataupun pengawasan secara langsung, kami mengevaluasi dari
laporan cakupan ASI eksklusif setiap tahunnya, kami menghimbau
kepada pihak puskesmas untuk memberikan pengawasan secara
langsung kepada motivator ASI dalam menjalankan tugas” (ITP 1)
D. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk melihat kesesuaian dan fasilitas
pada saat pelatihan motivator ASI. Berikut merupakan tabel hasil observasi
pelatihan motivator ASI di Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal:
Keadaan
No Informasi
Ada Tidak
1 Ada surat kebijakan/ surat
√
keputusan pelatihan motivator ASI
2 Ada surat tugas untuk peserta
√
pelatihan motivator ASI
3 Ada materi yang diberikan pada
√
saat pelatihan motivator ASI
4 Ada media/ alat peraga yang
diberikan pada saat pelatihan √
motivator ASI
5 Ada sertifikat/ piagam pelatihan
√
motivator ASI
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini dilakukan wawancara mendalam pada 5 informan
utama dan 11 informan triangulasi. Karakteristik informan utama dalam
penelitian ini adalah kader di wilayah kerja Pusekesmas Kendal II yang telah
mengikuti pelatihan motivator ASI di Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
Motivator ASI di wilayah kerja Puskesmas Kendal II berjumlah 5 orang. 3
informan mengikuti pelatihan angkatan pertama dan 2 informan lainnya
mengikuti pelatihan angkatan kedua. Masing-masing informan memiliki
karakteristik sebagai berikut: informan utama (IU 1, IU 2, IU 3, IU 4, IU 5)
berumur 50 tahun, 52 tahun, 50 tahun, 49 tahun, dan 51 tahun. Pendidikan
terakhir 5 informan utama (IU 1, IU 2, IU 3, IU 4, IU 5) adalah SMA. Pekerjaan
5 informan utama (IU 1, IU 2, IU 3, IU 4, IU 5) adalah ibu rumah tangga.
Karakteristik informan triangulasi dalam penelitian ini terdiri dari 11
informan dimana 1 informan adalah pihak yang terlibat dalam pelatihan
motivator ASI di Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, yaitu Kepala Sie Gizi
dan Kesga. 10 informan triangulasi lainnya merupakan ibu yang mempunyai
anak 6-12 bulan dan sudah pernah diberi motivasi ASI eksklusif oleh
motivatior ASI, baik yang berhasil ASI eksklusif maupun yang tidak berhasil
ASI eksklusif.
Masing-masing informan triangulasi memiliki karakteristik sebagai berikut:
informan triangulasi (ITP 1) berumur 51 tahun, pendidikan terakhir S1,
pekerjaan adalah Kasie Gizi dan Kesga Dinkes Kabupaten Kendal. 10
informan triangulasi lainnya (ITM 1, ITM 2, ITM 3, ITM 4, ITM 5, ITM 6, ITM 7,
ITM 8, ITM 9, ITM 10), ITM 1 berumur 29 tahun, pendidikan terakhir S1, umur
anak 12 bulan, ASI eksklusif, pekerjaan ibu rumah tangga. ITM 2 berumur 32
tahun, pendidikan terakhir SMP, umur anak 12 bulan, ASI eksklusif 1 bulan,
pekerjaan ibu rumah tangga. ITM 3 berumur 30 tahun, pendidikan terakhir
SMK, umur anak 10 bulan, ASI eksklusif, pekerjaan ibu rumah tangga. ITM 4
berumur 26 tahun, pendidikan terakhir SMA, umur anak 11 bulan, ASI
eksklusif, pekerjaan ibu rumah tangga. ITM 5 berumur 21 tahun, pendidikan
terakhir SMK, umur anak 8 bulan, ASI eksklusif, pekerjaan ibu rumah tangga.
ITM 6 berumur 24 tahun, pendidikan terakakhir SMP, umur anak 11 bulan,
ASI eksklusif, pekerjaan ibu rumah tangga. ITM 7 berumur 32 tahun,
pendidikan terakhir SMA, umur anak 9 bulan, ASI eksklusif, pekerjaan ibu
rumah tangga. ITM 8 berumur 28 tahun, pendidikan terakhir SMA, umur anak
8 bulan, ASI eksklusif, pekerjaan ibu rumah tangga. ITM 9 berumur 34 tahun,
pemdidikan terakhir SMA, umur anak 12 bulan, ASI eksklusif, pekerjaan ibu
rumah tangga. ITM 10 berumur 23 tahun, pendidikan terakhir SMK, umur anak
10 bulan, ASi eksklusif 2 bulan, pekerjaan karyawan swalayan.
C. Observasi Lapangan
Observasi lapangan dilakukan untuk melihat kesesuaian dan fasilitas
pada pelatihan motivator ASI di Kabupaten Kendal. Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan, pelatihan motivator ASI yang telah dilakukan
sudah baik, dimana dalam pelaksanaannya sudah diputuskan dan ada
kebijakan dalam pelaksanaan pelatihan motivator ASI, selain itu untuk para
peserta juga telah mendapat surat tugas dari pihak puskesmas untuk
mengikuti pelatihan motivator ASI, selain itu para peserta pelatihan motivator
ASI juga diberi alat peraga, serta materi yang akan disampaikan pada saat
pemberian motivasi ASI eksklusif, dengan adanya alat peraga dapat
membantu motivator ASI dalam menjalankan tugasnya, selain itu para
peserta juga mendapatkan piagam telah mengikuti pelatihan motivator ASI
guna sebagai tanda bahwa mereka telah mengikuti pelatihan motivator ASI
dan mereka harus bertanggungjawab dengan tugasnya sebagai motivator
ASI.
Hanya saja untuk alat peraga sendiri belum semua peserta mendapatkan
dikarenakan kendala dari pihak Dinas Kesehatan yang memang belum bisa
sepenuhnya menyediakan alat peraga sebagai media motivator ASI dalam
menjalankan tugasnya dalam memberikan motivasi ASI eksklusif kepada
masyarakat dikarenakan keterbatasan Dinas Kesehatan dalam perihal
pendanaan yang masih kurang.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi peran
motivator ASI dalam pemberian motivasi ASI eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Kendal II:
1. Pengetahuan
Pengetahuan informan tentang ASI eksklusif, manfaat pemberian ASI
eksklusif bagi bayi, manfaat pemberian ASI eksklusif bagi ibu,
manajemen laktasi, peraturan pemerintah yang mengatur pemberian ASI
eksklusif, dan masalah yang biasa ibu menyusui alami dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan yang dimiliki informan utama maupun informan
triangulasi sudah baik karena dari seluruh pertanyaan yang diberikan,
informan utama maupun informan triangulasi dapat menjawab dengan
baik dan benar walaupun ada beberapa beberapa pertanyaan yang
jawabannya masih kurang namun hanya sedikit dari apa yang sudah
dijawab dengan benar.
2. Sikap
Sikap informan utama tentang pemberian ASI eksklusif, alasan
memberikan motivasi ASI eksklusif, dan bentuk dukungan yang penting
bagi motivator ASI dalam memberikan motivasi ASI eksklusif dapat
disimpulkan bahwa sikap yang dimiliki informan utama yaitu sikap positif
berbanding lurus dengan dengan pengetahuan yang dimiliki informan.
Sikap informan triangulasi tentang pemberian ASI eksklusif, alasan
memberikan/ tidak memberikan ASI eksklusif, dan sikap informan
tentang adanya motivator ASI dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
sikap yang dimiliki informan triangulasi juga sikap positif hanya ada
informan triangulasi yang memiliki sikap kurang posisif karena tidak
memberikan ASI eksklusif. Pada dasarnya pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting dan berpengaruh
pada sikap seseorang.
3. Perilaku
Praktik positif informan utama mengenai pemberian motivasi ASI
eksklusif yang diberikan kepada ibu menyusui dan frekuensi memberikan
motivasi ASI kepada setiap ibu menyusui, serta kendala yang dihadapi
selama menjadi motivator ASI dalam menjalankan tugas dan cara
mengatasinyasangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif
yang telah didapatkan sebelumnya. Begitu pula dengan informan
triangulasi mengenai praktik pemberian ASI eksklusif dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar informan telah menunjukkan praktik positif yang
dilakukan informan dalam pemberian ASI eksklusif, hal ini berbanding
lurus dengan pengetahuan dan sikap yang dimiliki informan, namun
masih ada informan yang tidak menunjukkan praktik positif dengan tidak
memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
4. Motivasi
Keterlibatan dan dukungan orang-orang terdekat dalam pemberian
motivasi ASI eksklusif kepada motivator ASI serta keterlibatan dan
dukungan orang-orang terdekat dalam pemberian ASI eksklusif akan
meningkatkan rasa percaya diri motivator serta ibu menyusui. Seluruh
informan baik informan utama maupun informan triangulasi menjawab
mendapatkan motivasi dari suami, keluarga, maupun orang-orang di
lingkungannya, baik tetangga maupun teman, selain itu informan juga
mendapat motivasi dari diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi
bisa datang dari dalam individu maupun dari luar individu.
5. Pelatihan motivator ASI dari Dinas Kesehatan
Seluruh informan utama telah mengikuti pelatihan motivator ASI,
dalam pelatihan motivator ASI para motivator mendapat materi tentang
ASI, mulai dari manfaat ASI, masalah pada saat menyusui, cara
memerah ASI dan penyimpanannya, peraturan menyusui, dan cara serta
posisi menyusui yang benar. Seluruh informan merasa cukup terhadap
pelatihan yang telah diberikan sebagai bekal motivator dalam
menjalankan tugas.
6. Media/ alat peraga
Dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan media/ alat peraga,
seluruh informan baik informan utama maupun informan triangulasi dapat
membantu dalam praktik pemberian motivasi ASI eksklusif maupun
praktik pemberian ASI eksklusif. Media digunakan untuk menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat,
perhatian, dan kemauan motivator ASI dalam memberikan motivasi ASI
eksklusif maupun kemauan ibu menyusui dalam praktik pemberian ASI
eksklusif.
7. Akses/ keterjangkauan
Hampir seluruh informan utama berpendapat bahwa informan
mendapat informasi mengenai ibu menyusui maupun ibu hamil dari
posyandu, maupun lingkungan sekitar atau data keluarahan. Seluruh
informan berpendapat akses menuju target yang akan diberi motivasi
ASI eksklusif mudah dijangkau, dapat dengan berjalan kaki maupun
memakai kendaraan bermotor.
8. Imbalan/ penghargaan
Imbalan adalah segala sesuatu yang diterima oleh individu sebagai
balas jasa terhadap kerja/ pengabdian yang telah dilakukan. Seluruh
informan utama berpendapat bahwa informan tidak pernah mendapat
imbalan sebagai motivator ASI. Imbalan disini dapat berbentuk materi
maupun non materi.
9. Dukungan keluarga dan lingkungan
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar informan baik informan
utama maupun informan triangulasi telah mendapat dukungan yang baik
dari keluarga maupun lingkungan. Hanya saja 2 informan triangulasi
kurang mendapat dukungan keluarga dalam praktik pemberian ASI
eksklusif.
10. Dukungan pemegang kebijakan
Dalam wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan seluruh
informan menjawab tidak mendapatkan dukungan dari pemegang
kebijakan, pemegang kebijakan disini adalah Dinas Kesehatan, Dinas
Kesehatan hanya memberikan dukungan pelatihan motivator ASI,
sesudah dilaksanakan pelatihan tidak ada bentuk dukungan lain yang
diberikan pihak Dinas Kesehatan kepada motivator ASI dalam
menjalankan tugasnya
B. Saran
1. Bagi motivator ASI
a. Motivator ASI tetap semangat memberikan motivasi ASI eksklusif ke
masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya ASI eksklusif.
b. Motivator ASI lebih gencar memberikan penyuluhan dan menyalurkan
ilmu kepada kader yang belum mengikuti pelatihan motivator ASI
supaya para kader lebih aktif membantu motivator ASI dalam
memberikan motivasi ASI eksklusif.
c. Motivator ASI bekerja sama dengan pihak masyarakat, baik kelurahan,
RT, RW, dan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam menjalankan tugas
sebagai motivator ASI supaya selalu didukung dalam praktik
pemberian motivasi ASI eksklusif.
2. Bagi ibu menyusui
a. Ibu menyusui yang sudah diberi motivasi ASI eksklusif supaya
mengaplikasikan ilmu yang sudah diberikan oleh motivator ASI melalui
praktik pemberian ASI eksklusif.
b. Ibu menyusui menyalurkan ilmu yang sudah diberikan oleh motivator
ASI kepada orang-orang di sekelilingnya supaya selalu didukung
dalam praktik pemberian ASI eksklusif.
3. Bagi Dinas Kesehatan
a. Dinas Kesehatan supaya melakukan pengawasan langsung terhadap
motivator ASI dalam menjalankan tugasnya.
b. Dinas Kesehatan memberikan penyuluhan dan advokasi mengenai
motivator ASI kepada masyarakat supaya masyarakat lebih
mengetahui adanya motivator ASI.
c. Dinas Kesehatan lebih memberikan perhatian kepada para motivator
ASI supaya motivator ASI lebih semangat dan lebih giat dalam
menjalankan tugasnya.
d. Dinas Kesehatan memperbaiki apa yang masih kurang dan lebih
meningkatkan penyelenggaraan pelatihan motivator ASI.
DAFTAR PUSTAKA
X1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2011. Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur; 2011.
13. Nova R. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Dengan Tindakan
ASI Eksklusif. 2014;
14. Vitari A. Hubungan Motivasi Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Yogyakarta. 2015;
17. Jane M, Britten J, Karen H. Menyusui: Cara Mudah, Praktis, dan Nyaman.
Jakarta: Arcan; 2011.
18. Sitorus IA. Faktor-faktor Yang Menghambat Ibu Tidak Memberikan ASI
Eksklusif Pada Bayi 0-6 bulan di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut
Sei Tuan. 2014;
19. Prasetyono SD. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press; 2009.
20. Nuraini. 33 Rahasia Sehat Ibu Hamil, Menyusui, Bayi dan Balita. Jakarta:
Hifest Publishing; 2009.
22. Roesli U. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda;
2008.
25. Soetjiningsih. Seri Gizi Klinik: ASI, Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: EGC; 1997.
26. Evelin, Djamaludin N. Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Jakarta: PT.
Wahyu Media; 2010.
34. Meliono I, dkk. MPKT Modul I. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI; 2007.
36. Tri RW. Ilmu Perilaku Untuk Perawat. Jakarta: CV.Sagung Seto; 1999.
37. Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya; 2009.
Lampiran 1.
Kendal, 2017
Responden
( )
Lampiran 2.
PEDOMAN WAWANCARA INFORMAN UTAMA
Lampiran 3.
PEDOMAN WAWANCARA INFORMAN TRIANGULASI
Ditujukan untuk ibu yang memiliki bayi umur 6-12 bulan dan sudah diberi
motivasi ASI eksklusif oleh motivator ASI, baik yang berhasil ASI eksklusif
maupun tidak berhasil ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kendal II
Tanggal Wawancara :
Nama Narasumber :
Lama Wawancara :
Lampiran 4.
PEDOMAN WAWANCARA INFORMAN TRIANGULASI
Ditujukan untuk pihak yang terlibat dalam pelatihan motivator ASI, yaitu
dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
Tanggal Wawancara :
Nama Narasumber :
Lama Wawancara :
Lampiran 5.
OBSERVASI PENELITIAN
(Pelatihan Motivator ASI)
Keadaan
No Informasi
Ada Tidak
1 Ada surat kebijakan/ surat
keputusan pelatihan motivator ASI
2 Ada surat tugas untuk peserta
pelatihan motivator ASI
3 Ada materi yang diberikan pada
saat pelatihan motivator ASI
4 Ada media/ alat peraga yang
diberikan pada saat pelatihan
motivator ASI
5 Ada sertifikat/ piagam pelatihan
motivator ASI
Lampiran 6.
DOKUMENTASI