Anda di halaman 1dari 146

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KONSELOR

ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN ACEH BARAT


PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TAHUN 2008

TESIS

Oleh

AMIRUDDIN
067012033/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KONSELOR
ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN ACEH BARAT
PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TAHUN 2008

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)


dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

AMIRUDDIN
067012033/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
Judul Tesis : PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA
KONSELOR ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN ACEH
BARAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TAHUN 2008
Nama Mahasiswa : Amiruddin
Nomor Pokok : 067012033
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing:

(Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp.A(K)) (drh. Hiswani, M.Kes)


Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)

Tanggal lulus : 04 Februari 2009

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
Telah diuji

Pada Tanggal : 04 Februari 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp.A(K)


Anggota : 1. drh. Hiswani, M.Kes
2. Dra. Jumirah, Apt, M.Kes
3. Dr. Ir. Evawani Y. Aritonang, M.Si.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
PERNYATAAN

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KONSELOR


ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN ACEH BARAT
PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TAHUN 2008

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Februari 2009

(Amiruddin)

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRAK

Hasil Survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2005, pencapaian


cakupan ASI eksklusif di perkotaan hanya 4%-12%, dan daerah pedesaan 4%-5%.
Pencapaian ASI eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2006 hanya 3%. Salah satu
penyebabnya yaitu masih rendahnya peran konselor dalam kinerja pencapaian ASI
eksklusif terkait karena kurangnya motivasi dalam melaksanakan tugas.
Jenis penelitian ini explanatory research yang bertujuan untuk menganalisis
pengaruh antara prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, dan gaji
terhadap kinerja konselor ASI eksklusif. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Aceh
Barat dengan sampel 67 konselor. Analisis data dilakukan menggunakan analisis
univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-square, dan analisis multivariat dengan uji
regresi logistik.
Hasil penelitian dengan analisis univariat seluruh variabel independen sebagian
besar kategori kurang baik, dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan
bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja konselor yaitu
tanggungjawab (p=0,007), pengembangan (p=0,029), kondisi kerja (p=0,045), status
(p=0,020), dan gaji (p=0,037). Variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja konselor ASI eksklusif adalah variabel prestasi (p=0,388). Variabel yang paling
besar pengaruhnya terhadap kinerja konselor ASI eksklusif yaitu variabel status dengan
nilai Exp(β) = 62,842.
Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat membuat pelatihan /
seminar untuk meningkatkan motivasi konselor. Diharapkan kepada Kepala Puskesmas
dan Kepala Rumah Sakit di Kabupaten Aceh Barat agar memberikan kesempatan kepada
konselor untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan atau mengembangkan
melalui pendidikan dan pelatihan tentang program ASI eksklusif.

Kata Kunci : Motivasi, konselor, ASI eksklusif, kinerja.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRACT

The result of survey carried out by Ministry of Health in 2005 showed that
coverage of exclusive breastfeeding in urban area was only 4%-12% and in rural area
was 4%-5%. The breastfeeding achievement at Aceh Barat District in 2006 only 3%.
One of the causes is the lacks of counsellor role in the exclusive breastfeeding which is
assumed their lack of motivation.
This explanatory study is aimed to analyze the influence of achievement,
responsibility, development, working condition, status, salary on the performance of
exclusive breastfeeding counsellor. This study was conducted in Aceh Barat District
with 67 counsellors as the samples. Data analysis were done by using univarate,
bivariate analysis using chi-square test, and multivariate analysis using logistic
regression test.
The result of the study with univariate analysis of independent variable most
unfavourable category, and multivariate analysis shows that variables which have
influence significantly on counsellor performance are responsibility (p=0,007),
development (p=0,029), working condition (p=0,045), status (p=0,020) and salary
(p=0,037). The variable which does not have influence significantly on the
performance of exclusive breastfeeding counsellor is achievement (p=0,388). The
variable which have biggest influence on the performance of exclusive breastfeeding
counsellor is status with value Exp (β) = 64,842.
It is also suggested to the head of Health Center and the Head of Hospital in
Aceh Barat District to give the chance to the counselors to continue their study to higher
education and or to improve their knowledge through training and education program on
exclusive breastfeeding.

Key words : Motivation, Counsellor, Exclusive Breastfeeding, Performance.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

Berkah dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul

“Pengaruh Motivasi Konselor Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di Kabupaten

Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008.”

Penulisan ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan

pendidikan Program Studi administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan, namun demikian penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak

dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

tidak terhingga kepada: Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp.A(K), selaku ketua Komisi

Pembimbing dan drh. Hiswani, M.Kes, selaku Pembimbing Kedua, yang penuh

perhatian, kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk

sepenuhnya, sehingga sampai selesainya penulisan tesis ini.

Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang turut membantu penyusunan tesis ini, terutama kepada :

1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Rektor Universitas Sumatera

Utara.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara Medan yang memberikan izin penulisan tesis ini.

3. Dr. Drs. Surya Utama, MS, Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Sekretaris Program Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

5. Dr. Ir. Evawani Y. Aritonang, M.Si, dan Dra. Jumirah, Apt, M.Kes, Komisi Penguji

atau Pembanding yang telah banyak memberikan arahan dan masukan demi

kesempurnaan penulisan tesis ini.

6. dr. T. Amir Hamzah, Sp.PD, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat beserta

jajarannya yang telah membantu dan memberikan izin penelitian.

7. Seluruh staf pengajar Program Studi Administrasi Kebijakan Kesehatan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan

yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.

8. Ayahanda, ibunda, kakanda, dan adinda yang tidak pernah berhenti memberikan

dukungan pada penulis, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

tidak terhingga karena berkat do’a dan restu mereka, penulis dapat menyelesaikan

pendidikan ini.

9. Teristimewa untuk istri dan ananda tercinta yang penuh pengertian, kesabaran,

pengorbanan dan do’a serta selalu memberikan motivasi pada penulis sehingga dapat

menyelesaikan pendidikan ini.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
10. Rekan-rekan satu angkatan khususnya Zainuddin, Decy Erni, Cut Ruhana, Marni,

Suarni Asmuni, yang telah memberikan masukan dan saran serta kritikan untuk

kesempurnaan tesis ini.

Akhirnya penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik

yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan

harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan

pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Februari 2009

Penulis

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP

Nama : AMIRUDDIN
Tempat/Tgl. Lahir : Cot Pluh, 21 Juli 1965
Agama : Islam
Status : Sudah Menikah
Jumlah anak : 2 orang.
Alamat : Jl. Keperawatan No. 28 Desa Suak Ribe Aceh Barat

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 1973-1979 : SD Negeri No. 2 Bubon
2. Tahun 1979-1982 : SMP Negeri Sama Tiga Aceh Barat
3. Tahun 1982-1985 : SPK Meulaboh Aceh Barat
4. Tahun 1991-1994 : Akper Depkes Palembang
5. Tahun 1999-2000 : Program D-IV Perawat Pendidik
Universitas Sumatera Utara
6. Tahun 2006-2009 : Pascasarjana USU Medan Program Studi Administrasi
Dan Kebijakan Kesehatan

RIWAYAT PEKERJAAN
1. Tahun 1985 – 1991 : Perawat Puskesmas Sama Tiga Aceh Barat
2. Tahun 1994 – 1999 : Guru SPK
3. Tahun 2000 – sekarang : Poltekkes Banda Aceh Prodi D-III Keperawatan
Meulaboh

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1. Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Permasalahan ......................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
1.4. Hipotesa .................................................................................. 8
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9


2.1. Motivasi ................................................................................ 9
2.2. Kinerja Konselor ASI Eksklusif ........................................... 15
2.3. Landasan Teoritis .................................................................. 37
2.4. Kerangka Konsep .................................................................. 38

BAB 3 METODE PENELITIAN .......................................................... 39


3.1. Jenis Penelitian ...................................................................... 39
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ............................... 39
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................. 40
3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................... 42
3.5. Variabel dan Definisi Operasional ........................................ 45
3.6. Metode Pengukuran .............................................................. 47
3.7. Metode Analisa Data ............................................................ 48

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................... 50


4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 50
4.2. Analisa Univariat .................................................................. 52
4.3. Analisa Bivariat .................................................................... 65
4.4. Analisis Multivariat (Regresi Logistik) ................................. 69

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN .......................................................................... 72
5.1. Karakteristik Responden ....................................................... 72
5.2. Pengaruh Motivasi Konselor Terhadap Kinerja Konselor
ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh
Darussalam Tahun 2008 ........................................................ 74

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 88


6.1. Kesimpulan ........................................................................... 88
6.2. Saran ..................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 90

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Jumlah Konselor di seluruh Puskesmas kecamatan (12


Kecamatan) Di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh
Darussalam Tahun 2007................................................................. 41

3.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ..................... 44

3.3. Aspek Pengukuran Karakteristik Responden................................. 47

3.4. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen) ......................... 48

3.5. Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) .......................... 48

4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Konselor di


kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam........ 52

4.2. Distribusi Prestasi Konselor Kabupaten Nanggroe Aceh


Darussalam Tahun 2008................................................................. 54

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab Konselor


Kabupaten Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008...... 56

4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengembangan Konselor


Kabupaten Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008...... 58

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kerja Konselor


Kabupaten Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008...... 60

4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Status Konselor Kabupaten


Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 ........................ 61

4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Gaji Konselor Kabupaten


Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 ........................ 63

4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Konselor ASI


Eksklusif Kabupaten Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Tahun 2008 .................................................................................... 65

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
4.9. Pengaruh Prestasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di
Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
tahun 2008...................................................................................... 66

4.10. Pengaruh Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Konselor ASI


Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam
tahun 2008...................................................................................... 66

4.11. Pengaruh Pengembangan Konselor Terhadap Kinerja Konselor


ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh
Darussalam tahun 2008.................................................................. 67

4.12. Pengaruh Kondisi Kerja Konselor Terhadap Kinerja Konselor


ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam tahun 2008 ........................................................ 68

4.13. Pengaruh Konselor Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
tahun 2008...................................................................................... 68

4.14. Distribusi Gaji Konselor Terhadap Kinerja Konselor ASI


Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Tahun 2008................................................................. 69

4.15. Hasil Uji Regresi Tahap Pertama Motivasi Konselor Terhadap


Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 ........................ 70

4.16. Hasil Uji Regresi Tahap Kedua Motivasi Konselor Terhadap


Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 ........................ 71

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Skema Motivasi Model 2 Faktor Herzberg ................................... 37

2.2. Kerangka Konsep........................................................................... 38

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Formulir Kuesioner ....................................................................... 93

2. Ujicoba Kuesioner (Validitas Dan Reliabilitas)............................. 98

3. Master Data Penelitian ................................................................... 99

4. Output SPSS................................................................................... 104

5. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Pascasarjana USU ............. 127

6. Surat Keterangan Izin Penelitian Lapangan dari Dinkes


Kabupaten Aceh Barat ................................................................... 128

7. Surat Keterangan Penyelesaian Penelitian dari Dinkes


Kabupaten Aceh Barat ................................................................... 129

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pola berfikir holistik sangat penting dalam penanganan berbagai masalah

kesehatan dikarenakan masalah kesehatan pada hakikatnya bukanlah disebabkan oleh

penyebab yang berdiri sendiri, tetapi mempunyai keterkaitan dengan beberapa faktor

yang saling berpengaruh. Kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan, pelayanan

kesehatan yang meliputi perawatan bidan serta sukarelawan yang dilatih sebagai

konselor serta gaya hidup dan lingkungan (Roesli, 2005).

Berdasarkan pendapat Claude S. George (1950) mengatakan bahwa motivasi

seseorang berkaitan dengan kebutuhan meliputi tempat dan suasana lingkungan kerja

sehingga konselor laktasi yang mengalami penurunan motivasi berakibat hasil kerja

yang tidak memuaskan dan mengakibatkan hasil pencapaian ASI eksklusif menurun

(Sidi, 2004).

Penurunan pencapaian ASI eksklusif ini akan berpengaruh pada lingkungan

pekerjaan yang akan berdampak pada motivasi kerja konselor di puskesmas. Motivasi

konselor akan berbeda antara satu konselor dengan konselor yang lainnya. Motivasi

kerja merupakan suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Dorongan

yang dimiliki oleh para konselor ini terkait dengan teori motivasi baik dalam diri

konselor maupun dari luar konselor itu sendiri. Berdasarkan defenisi motivasi

13
14

tersebut, motivasi merupakan faktor utama konselor melakukan segala pekerjaan

untuk mencapai hasil kerja yang optimal (Monica dan Eliana, 1998).

Peningkatan motivasi personal harus dilakukan untuk menjaga semangat kerja

sehingga tidak terjadi penurunan akibat dari kegiatan rutin. Pengamatan pada

motivasi personal harus dilakukan secara terus-menerus, dan merupakan tanggung

jawab atasan. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi pribadi yang memiliki

potensi dan motivasi tinggi (Winardi, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Juliani (2007) menunjukkan

kecenderungan perawat menyatakan bahwa motivasi yang diperoleh berada pada

kategori kurang (53,4%), hal ini memberi interpretasi bahwa tugas dan tanggung

jawab keprofesian perawat kurang. Motivasi bagi konselor merupakan aspek penting

yang dapat mempengaruhi kemampuan dan kualitas kerja yang akan dilaksanakan

dan diterima oleh ibu-ibu menyusui di puskesmas dimana hal ini berhubungan

dengan kinerja yang dimiliki oleh konselor

Praktek pelayanan yang dilakukan oleh petugas yang telah dilatih sebagai

konselor dan sarana pelayanan kesehatan banyak dipengaruhi oleh perilaku

pemberian ASI. Pada kebanyakan kasus, pemberian ASI segera (setengah jam)

setelah kelahiran bergantung pada pengetahuan dan komitmen petugas yang

membantu persalinan ibu. Pemberian ASI tidak semua dilakukan dalam waktu 30

menit setelah bayi lahir seperti dianjurkan. Hal ini merupakan kendala dalam

menggalakkan ASI eksklusif. Kendala lain adalah kecenderungan pelayanan petugas

kesehatan yang kurang menggembirakan terutama penanggung jawab ruang bersalin

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
15

yang belum mengupayakan agar ibu memberikan ASI pada bayi melainkan langsung

memberikan susu botol pada bayi (Depkes RI, 2000; Depkes RI, 2001).

Konseling merupakan satu kegiatan yang dilakukan untuk membantu petugas

kesehatan terutama untuk para bidan, perawat dan dokter dalam membantu ibu untuk

mendapatkan informasi dalam pemberian ASI. Keterampilan konseling tidak masuk

di dalam program pendidikan dokter, perawat dan bidan. Tujuan dilaksanakan

konseling ini adalah untuk melatih para tenaga kesehatan meningkatkan keterampilan

dasar pemberian ASI. Cara memberikan dukungan dan semangat ibu untuk

memberikan ASI eksklusif (WHO, 1993).

Promosi kesehatan/pendidikan ASI dilakukan secara aktif untuk melayani ibu-

ibu baik yang sedang menyusui serta ibu yang sedang hamil. Untuk mendukung

promosi ini dilakukan pendidikan dan pelatihan untuk para petugas kesehatan.

Program manajemen laktasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan

promosi tersebut. Kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 1977 melalui “Program

Laktasi” seperti yang dikemukakan oleh Naylor tahun 1983 bahwa program ini

mencakup bagian dari kesehatan ibu dan anak serta unit perawatan dari satu bagian

ruang rumah sakit yang bersangkutan. Program ini juga dilakukan oleh tim

manajemen laktasi yang terdiri dari seorang profesor dokter anak, perawat spesialis

anak, bidan, ahli gizi, perawat serta bidan-bidan yang ada di daerah (Soetjiningsih,

1997).

Masalah dalam pemberian informasi dan keterampilan ibu untuk memberikan

ASI pada bayi merupakan tanggung jawab dari semua petugas kesehatan untuk

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
16

memberikan informasi secara benar dan seluas-luasnya. Pemahaman sangat penting

dalam pemberian ASI karena tidak akan berhasil jika tidak diikuti dengan kemauan

ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan pada bayi (Roesli, 2008).

Pekan ASI Sedunia dilaksanakan mulai tahun 1992 dan dilaksanakan setiap

minggu pertama bulan Agustus pada tiap tahunnya untuk memperingati Innocenti

Declaration. Pelaksanaan Innocenti Declaration bertujuan untuk melindungi,

meningkatkan dan mendukung pemberian ASI eksklusif. Deklarasi ini ditandatangani

oleh pejabat-pejabat dari 30 negara termasuk Indonesia, bersama UNICEF dan WHO

di Florence Italia.

Hasil penelitian yang dilakukan Edmond 2006 dalam (Roesli, 2008) di

Inggris terhadap 11.000 bayi dipublikasikan di pediatrik didapatkan hasil jika bayi

diberi ASI segera setelah kelahiran yaitu diberi ASI satu jam setelah kelahiran maka

22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat terselamatkan dan jika bayi diberi ASI

setelah dua jam atau lebih dari dua jam kelahiran sampai dua puluh empat jam maka

tinggal 16% nyawa bayi di bawah 28 hari yang dapat diselamatkan. Deklarasi

Innocenti (Italia) dijadikan sebagai promosi perlindungan dan dukungan terhadap

penggunaan ASI, disepakati bahwa pencapaian ASI eksklusif adalah sebesar 80%

(Roesli, 2008).

Badan kesehatan dunia WHO menyatakan hanya 35% dokter dan 6% perawat

yang mengetahui refleks dari pembentukan ASI. Refleks pembentukan ASI

merupakan dasar dari pengelolaan untuk ibu yang menyusui (Soetjiningsih, 1997).

Penelitian yang dilakukan oleh Suroto-Hamzah (2001) terhadap para perawat dari 16

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
17

kota se-Jawa Barat mendapatkan 6% yang tahu akan komposisi ASI dibanding

dengan susu sapi, 16% yang menjawab dengan benar mengenai indikasi dan

kontraindikasi untuk menyusui, 25% yang mengetahui bahwa rawat gabung dan

menyusui tanpa jadwal akan meningkatkan penggunaan ASI.

Pemberian ASI sudah dikenal sejak dahulu dan manfaatnya pun sudah

diketahui dan dipahami, tetapi ternyata perkembangan zaman berdampak pada sikap

terhadap pemberian ASI. Ada kondisi dan situasi yang menyebabkan ibu tidak dapat

menyusui dengan baik dan benar, termasuk memberikan ASI eksklusif atau ASI saja

selama 6 bulan pertama sejak kelahiran bayi, dilanjutkan dengan ASI ditambah

dengan makanan pendamping, sampai bayi berusia 2 tahun. Penelitian menunjukkan

bahwa ibu terlalu cepat memberikan makanan pendamping ASI atau beralih ke susu

formula. Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu mudah putus asa, tidak memberikan

ASI lagi kalau ibu maupun bayi mengalami kesulitan dalam pemberian ASI. Hal ini

disebabkan ibu kurang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan dalam

pemberian ASI eksklusif seperti kurangnya pembekalan pengetahuan sebelum dan

setelah melahirkan (Sidi, 2004).

Dalam Profil Kesehatan Nasional Tahun 2004, Indonesia sebagai salah satu

Negara yang ikut menyepakati deklarasi Innocenti di Italia tahun 1992 telah

mencanangkan GNPP ASI (Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu

Ibu) dan PP-ASI (Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu) sebagai program nasional.

Data pada tahun 2004 menunjukkan bahwa sedikitnya 96% ibu menyusui anaknya

(BKKBN, 2005). Namun cakupan pemberian ASI yang tinggi saja tidaklah cukup

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
18

untuk mencapai ASI secara eksklusif, tetapi harus diikuti dengan pola pemberian ASI

yang sesuai dengan standar pemberian ASI.

Hasil Survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2005,

pencapaian ASI eksklusif di perkotaan hanya 4%-12%, dan daerah pedesaan 4%-5%.

Pencapaian ASI yang diberikan ibu dengan kriteria usia 5-6 bulan terdapat 1%-16%

dan pedesaan 2%-16% pencapaiannya. Jika dilihat standar pencapaian ASI eksklusif

yang ditargetkan dalam pembangunan nasional dan strategi nasional program

peningkatan cakupan pemberian ASI sebesar 80%. Hal ini membutuhkan penanganan

segera untuk peningkatan keberhasilan program ASI eksklusif (Depkes RI, 2005)

Untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam AKB 21/1000 kelahiran hidup

dan pencapaiannya pemberian ASI eksklusif hanya sebesar 5% (Profil Kesehatan

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2007).

Di Kabupaten Aceh Barat sejak tahun 2006 untuk meningkatkan pencapaian

ASI eksklusif sesuai dengan target nasional, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat

bekerja sama dengan WHO telah melatih petugas konselor laktasi dalam lima tahap

sebanyak 212 orang konselor yang tersebar di 13 puskesmas yang terdiri dari

Puskesmas Johan Pahlawan 20 orang, Puskesmas Samatiga 21 orang, Puskesmas

Kaway XVI 21 orang, Puskesmas Meuntulang 20 orang, Puskesmas Pante Cermin 20

orang, Puskesmas Meureubo 20 orang, Puskesmas Kuta Padang Layung 20 orang,

Puskesmas Drien Rampak 20 orang, Puskesmas Woyla 18 orang, Puskesmas Suak

Ribee 13 orang Puskesmas Woyla Barat 12 orang, Puskesmas Woyla Timur 4 orang

dan Puskesmas Sungai Mas 3 orang konselor (Profil Kesehatan Kabupaten Aceh

Barat, 2007).

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
19

Konselor yang dilatih untuk pencapaian ASI eksklusif tersebut adalah

perawat, dan bidan baik yang sudah PNS maupun yang honor yang bekerja di

puskesmas dalam dan Rumah Sakit yang ada dalam Kabupaten Aceh Barat (Dinas

Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, 2007).

Alasan pelatihan konselor laktasi di Kabupaten Aceh Barat adalah AKB 45

per 1000 kelahiran hidup tahun 2004, 35 per 1000 pada tahun 2005, dan 13 per 1000

kelahiran hidup tahun 2006 dan pencapaian program ASI eksklusif hanya 3% saja

(Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, 2007). Sedangkan pencapaian target

nasional adalah sebesar 80% (Depkes RI, 2003).

Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh para petugas kesehatan perawat

dan bidan yang sudah dilatih menjadi konselor laktasi diharapkan memiliki tanggung

jawab akan masalah yang dihadapi oleh para ibu-ibu yang menyusui dan yang akan

menyusui. Kesiapan dan pendidikan serta motivasi yang dimiliki oleh petugas

menentukan keberhasilan dari program manajemen laktasi ini. Motivasi dapat

menimbulkan semangat/dorongan kerja. Dorongan yang dimiliki oleh para konselor

ini terkait dengan motivasi baik dalam diri konselor maupun dari luar konselor itu

sendiri (Depkes RI, 2001).

Dari uraian tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh motivasi konselor terhadap kinerja konselor ASI eksklusif di

Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008. Hal ini

sesuai dengan program Departemen Kesehatan RI dalam upaya pelaksanaan program

ASI eksklusif.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
20

1.2. Permasalahan

Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kinerja konselor ASI eksklusif di

kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008.

1.3. Tujuan Penelitian

Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja konselor ASI eksklusif di

Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008.

1.4. Hipotesa

Ada pengaruh motivasi terhadap kinerja konselor ASI eksklusif Kabupaten

Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat sebagai bahan masukan

penambahan informasi mengambil langkah-langkah kebijakan mendatang

dalam rangka peningkatan pencapaian program ASI eksklusif

2. Peningkatan kerja para konselor dalam pelaksanaan tugas konselor

memberikan informasi tentang pemberian ASI eksklusif bagi ibu terutama

bagi ibu yang bekerja di luar rumah dan ibu yang tidak memiliki pengalaman

dalam memberikan ASI eksklusif untuk tumbuh kembang bayi.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motivasi

2.1.1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti “to move”

atau menggerakkan. Kata dasar motivasi adalah “motive” yang berarti dorongan,

sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Nawawi (1998) mendefenisikan

motivasi sebagai suatu kondisi yang mendorong atau menjadikan seseorang

mengerjakan pekerjaan secara sadar. Chung dan Meggison (dalam Gomes, 1999)

menjelaskan motivasi adalah perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi

berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan seseorang untuk mengerjakan satu

tujuan. Sementara itu, Robbin (dalam Muchlas, 1998) mendefenisikan motivasi

adalah sebagai kemampuan berjuang ke tingkat yang lebih tinggi menuju terjadinya

tujuan organisasi, dengan syarat tidak mengabaikan kemampuannya untuk

memperoleh kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan.

Defenisi motivasi yang lain adalah suatu proses psikologi. Namun demikian

bukan berarti bahwa motivasi adalah satu-satunya unsur yang bisa menjelaskan

adanya perilaku seseorang. Banyak unsur-unsur lain yang dapat menerangkan

terjadinya perilaku, dimana persepsi, kepribadian dan lingkungan adalah unsur-unsur

lain yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku tersebut (Miftah, 2003).

21
22

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi

kerja di perusahaan. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri

karyawan yang terarah atau tertuju organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan

yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerja

untuk mencapai kinerja maksimal (Mangkunegara, 2005).

2.1.2. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

3. Mempertahankan kestabilan karyawan

4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

5. Mengaktifkan pengadaan karyawan

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan

8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

2.1.3. Model Motivasi

Model motivasi berkembang dari teori klasik (tradisional) menjadi teori

modern, sesuai dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Model-

model motivasi ada tiga, yaitu :

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
23

1. Model tradisional yaitu mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar

bergairah kerjanya meningkat, perlu diterapkan system insentif semakin besar

produksi semakin banyak insentif yang diberikan kepada karyawan yang

berprestasi

2. Model hubungan manusia mengemukakan bahwa memotivasi bawahan agar

bergairah dalam pekerjaannya dengan mengakui kebutuhan social mereka dan

membuat mereka merasa berguna dan penting.

3. Model sumber daya manusia mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi oleh

banyak faktor, bukan hanya uang/barang atau keinginan terhadap pencapaian

kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.

Menurut model ini, karyawan cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang

baik.

2.2.4. Teori Motivasi

Teori-teori motivasi diklasifikasikan /dikelompokkan atas:

1. Teori Kepuasan (Content Theory) yang memusatkan dengan apa yang dimotivasi

2. Teori Motivasi Proses (Process Theory) yang memusatkan bagaimananya

motivasi.

3. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) yang menitikberatkan pada cara

dimana perilaku dipelajari (Malayu, 2005)

Berbeda dengan Handoko, pengelompokan teori motivasi menurut Nawawi

(1998) dibagi menjadi 2, yaitu teori isi yang berfokus pada “apa” yang mendorong

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
24

manusia melakukan kegiatan tertentu, dan teori proses yang berfokus pada

“bagaimana” mendorong manusia agar berbuat sesuatu termasuk dalam bekerja di

sebuah organisasi. Teori isi terdiri dari teori kebutuhan dari Abraham Maslow, teori

prestasi dari Davis McClelland (1961). Teori proses motivasi terdiri dari teori

penguatan, teori harapan dan teori tujuan sebagai motivasi.

2.1.4.1. Teori kebutuhan dari Abraham Maslow (1954)

Teori motivasi ini dikenal sebagai “Abraham Maslow hierarchy of needs”

dengan 5 tingkatan kebutuhan, yaitu :

1. Kebutuhan fisiologi

Menurut Maslow, kebutuhan fisik merupakan kebutuhan terendah yang harus

dipenuhi dahulu. Kebutuhan itu yaitu kebutuhan makan, perumahan dan seks.

2. Kebutuhan keamanan

Kebutuhan akan keamanan jiwa yang sewaktu bekerja dan aman akan harta yang

ditinggalkan sewaktu bekerja

3. Kebutuhan sosial

Kebutuhan sosial diwujudkan dalam perilaku keterlibatan emosional, rasa

memiliki dan dimiliki, penerimaan dan persahabatan.

4. Kebutuhan penghargaan

Termasuk faktor-faktor yang penghargaan internal seperti harga diri, otonomi dan

keberhasilan, dan faktor penghargaan eksternal seperti status, kekuasaan,

pengakuan dan perhatian.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
25

5. Aktualisasi diri

Dorongan untuk menjadi seseorang yang berarti dan mampu berbuat sesuatu

seperti pertumbuhan professional, pencapaian potensi tertentu dan pencapaian

kepuasan diri.

2.1.4.2. Teori dua faktor (teori motivasi Higiene) dari Frederick Herzberg (1959)

Pada teori dua faktor menunjukkan adanya 2 kelompok faktor yang

mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu faktor kepuasan (satisfaction

factors) atau motivator dan faktor bukan kepuasan (dissatisfies) sering disebut dengan

pemeliharaan atau hygienic factors.

Faktor yang mempengaruhi motivator adalah prestasi, pengakuan, pekerjaan

itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan, dan pengembangan potensi individu.

Sedangkan faktor higiene adalah terdiri dari kebijakan dan administrasi perusahaan,

mutu pengendalian teknis, kondisi kerja, hubungan kerja, status kerja, keamanan

kerja, kehidupan pribadi dan penggajian (Handoko, 1995).

2.1.4.3. Teori Prestasi dari David McClelland

McClelland dalam Handoko (1995) menemukan bahwa kebutuhan berprestasi

dapat dikembangkan pada orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi

berprestasi memiliki karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan yaitu:

1. Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi keterampilan, menyukai

suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil yang

dicapai.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
26

2. Menyukai kecenderungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi

resiko yang telah diperhitungkan.

3. Memiliki kebutuhan terhadap umpan balik apa yang dikerjakan.

4. Mempunyai keterampilan perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan

organisasi.

Teori McClelland (1961) ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada

kebutuhan Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengharuskan

seseorang untuk belajar agar menguasai keterampilan yang memungkinkan seseorang

mencapai prestasi.

2.1.4.4. Teori penguatan

Teori penguatan ini didasarkan oleh 2 prinsip yaitu : prinsip hukum ganjaran

dan prinsip respon dan rangsangan. Berdasarkan prinsip pertama seseorang akan

mengalami penguatan tingkah laku bila mendapat ganjaran positif/menyenangkan.

Seseorang yang merasa berhasil menunaikan pekerjaannya/kewajibannya dengan

sangat memuaskan, memperoleh dorongan positif untuk bekerja keras lagi di masa

yang akan datang sehingga meraih keberhasilan yang lebih besar dalam karir. Dalam

hal ini terlihat motivasi bersifat positif.

Sebaliknya jika seseorang kurang berhasil melakukan kewajibannya /

tugasnya maka mendapat teguran dari atasannya, teguran merupakan faktor yang

negatif oleh yang bersangkutan yang dijadikan dorongan untuk memperbaiki

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
27

kekurangan atau kesalahan sehingga di masa depan situasi kekurangberhasilan tidak

terulang kembali.

2.1.4.5. Teori pengharapan

Teori pengharapan ini dikenal dengan Vector Vroom (1971) dalam Muchlas,

(1998) dikatakan bahwa kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu

tergantung pengharapan, bahwa tindakan ini segera diikuti oleh sebuah hasil dan

tergantung pada daya tarik hasil tersebut kepada individu itu sendiri.

2.2. Kinerja Konselor ASI Eksklusif

2.2.1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah prestasi atau kemampuan yang dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan

sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan didalam

organisasi (Mangkunegara, 2000). Atribut individu, yang menentukan kapasitas

untuk mengerjakan sesuatu, yang meliputi faktor individu adalah kemampuan,

keahlian dan latar belajang serta demografi. faktor psikologis meliputi persepsi, sikap,

personality, pembelajaran dan motivasi.

Secara psikologis, kinerja pegawai terdiri dari kinerja potensi dan kinerja

realitas. Artinya, pegawai yang memiliki kinerja di atas rata-rata dengan pendidikan

atau pengetahuan memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
28

lebih mudah mencapai kinerja (prestasi) yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai

perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in

the right place, the right man on the right job) (Riduwan, 2008). Jadi dimensi dari

variabel kinerja pegawai adalah pengetahuan dan keterampilan.

Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996), variabel-variabel yang

mempengaruhi perilaku individual atau apa yang seseorang pekerja lakukan

(misalkan: dalam menghasilkan keluaran, menjual mobil, merawat mesin). Variabel

individual diklasifikasikan sebagai kinerja dan keterampilan, latar belakang, dan

demografis.

Dalam organisasi pelayanan kesehatan, sangat penting untuk memiliki

instrumen penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga profesional. Proses evaluasi

kinerja bagi profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk

meningkatkan kinerja organisasi (Ilyas, 2001).

Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja personil,

dilakukan pengkajian terhadap beberapa teori kinerja. Secara teoritis ada tiga

kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kinerja, yaitu: variabel individu,

variabel organisasi dan variabel psikologis. Ketiga variabel tersebut mempengaruhi

perilaku kerja yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja personel. Perilaku yang

berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan

yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas (Ilyas,

2001).

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
29

2.2.2. Konselor ASI Eksklusif

2.2.2.1 Pengertian Konselor ASI

Konselor ASI adalah orang yang dibekali keterampilan untuk membantu ibu

memutuskan apa yang terbaik untuknya dan menumbuhkan kepercayaan diri ibu

dalam memberikan ASI pada bayi (Siregar, 2004)

2.2.2.2. Konseling Pemberian ASI

Penyuluhan, bimbingan konseling pemberian ASI perlu diprogramkan oleh

rumah bersalin/rumah sakit, puskesmas sebagai bagian dari pelayanan kesehatan

untuk ibu dalam perawatan kehamilan, persalinan dan menyusui. Penyediaan

pojok konsultasi berupa klinik laktasi, membuka pelayanan informasi melalui

telepon, mendirikan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan Kader Kelompok

Pendukung ASI (KKP-ASI) adalah contoh kegiatan yang dapat mendukung

keberhasilan ibu dalam memberikan ASI pada bayi. Penyuluhan masyarakat

secara luas dengan menggunakan berbagai media maupun penjelasan di tempat-

tempat pelayanan kesehatan dan pusat-pusat kegiatan masyarakat lainnya

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya ASI

(Sidi, 2004).

1. Pokok-pokok dalam memberikan konseling ASI

Pokok-pokok yang perlu diperhatikan dalam memberikan konseling ASI

adalah sebagai berikut :

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
30

a. Konseling memerlukan kemampuan berdialog dalam komunikasi antar

pribadi, yang bersifat mendalam dan individual

b. Setelah konseling diharapkan mampu melihat diri dan situasi, memahami

kondisi dan kebutuhan, mampu memilih dan mengambil sikap dengan

pemahaman yang mendalam tentang segala konsekwensi dan resiko sehingga

lebih mantap dalam berperilaku

c. Untuk dapat memberi konseling petugas harus mampu mengenal klien

secara individual, meluaskan wawasan klien, untuk dapat

memberdayakan dirinya sehingga mampu memilih secara mandiri,

memutuskan dan mantap ketika menjalaninya (Soetjiningsih, 1997).

2. Kemampuan yang harus dimiliki oleh konselor ASI

Seorang konselor ASI harus mempunyai kemampuan dalam menjadi

konselor, yaitu :

a. Keterampilan melakukan komunikasi antar pribadi.

b. Pengetahuan tentang ASI dan segala faktor yang terkait dengan pemberian

ASI, baik secara medis/teknis, sosial budaya dan agama.

c. Memahami program Pemberian ASI yang dilakukan oleh berbagai pihak baik

dari kalangan pemerintah maupun masyarakat (Depkes RI, 2005).

3. Sikap petugas konseling (konselor) ASI

Sebagai seorang petugas konseling (konselor) ASI harus mempunyai sikap

sebagai berikut :

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
31

a. Menunjukkan perhatian

b. Bersikap ramah

c. Menerima klien seperti apa adanya

d. Menghargai pendapat klien dan lingkungannya

e. Memahami klien, tidak mencemooh, melecehkan atau memaksakan kehendak

sendiri

f. Menumbuhkan rasa percaya diri klien sehingga berani mengungkapkan

pikiran dan perasaannya, membahas bersama, mengambil keputusan sendiri

g. Memberikan informasi secara jelas dan benar

h. Memperoleh kepercayaan klien

i. Mampu menjaga kerahasiaan klien apabila diperlukan (Soetjiningsih, 1997).

2.2.2.3. Pelayanan Laktasi (Depkes RI, 2005)

Melalui pelayanan yang optimal dan berkesinambungan, program laktasi

tersebut meliputi :

1. Bimbingan prenatal merupakan dasar dari keberhasilan menyusui yang meliputi

pemeriksaan, perawatan payudara, dengan menggunakan media cetak sebagai

sarana untuk pendidikan bagi ibu-ibu yang menyusui

2. Pelayanan pasca natal yang rendah. Pelayanan ini meliputi pelayanan prenatal

yang terlatih untuk mendapat tambahan pendidikan berkala yang akan membina

ibu-ibu yang menyusui

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
32

3. Konsultasi per telepon selama 24 jam. Penanganan yang segera untuk ibu-ibu

yang mengalami masalah dalam pemberian ASI baik dengan telepon maupun

dengan bimbingan ke rumah-rumah

4. Evaluasi proses menyusui di klinik laktasi. Adanya pemeriksaan rutin untuk

klinik laktasi yang di dalamnya memiliki rujukan pada kasus-kasus yang sulit dan

memahami penyebab dan pengobatan penyakit

5. Konsultasi untuk NICU (Neonatal Intensive Care Unit) Untuk

mengkonprehensifkan program ini maka didukung oleh para petugas yang

berkompeten untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul

6. Pendidikan petugas kesehatan. Dampak dari program laktasi ini adalah tidak

hanya pada ibu-ibu tetapi juga terhadap petugas kesehatan lain. Timbulnya

kesadaran para petugas dalam peningkatan pengetahuan dasar mengenai filosofi

laktasi dan informasi untuk menunjang manajemen laktasi.

2.2.3. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

2.2.3.1. Pengertian

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya

diberi air susu ibu saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,

madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,

bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim sampai bayi berumur 6 bulan (Roesli,

2005).

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
33

2.2.3.2. Manfaat ASI Eksklusif

Manfaat pemberian ASI, khususnya ASI eksklusif bagi bayi, ibu, keluarga,

negara, bahkan dunia, sangat banyak untuk disebutkan satu per satu. Manfaat yang

terpenting bagi bayi antara lain :

1. ASI merupakan nutrisi (zat gizi) yang sesuai untuk bayi yang mengandung

lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, dan vitamin.

2. ASI mengandung zat protektif. Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita

penyakit, karena adanya zat protektif dalam ASI yaitu laktobasilus bifidus,

laktofrein, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi,

imunitas seluler, tidak menimbulkan alergi.

3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan. Waktu menyusu kulit bayi

akan menempel pada kulit ibu, kontak kulit yang demikian akan sangat besar

pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak.

4. Menyebabkan pertumbuhan yang baik. Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai

kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode

perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.

5. Mengurangi kejadian karies dentis. Insiden karies dentis pada bayi yang

mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena

kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur

menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan

menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
34

6. Mengurangi kejadian maloklusi. Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab

maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat

menyusu dengan botol dan dot (Sidi, 2004).

Selain manfaat bagi bayi, pemberian ASI juga bermanfaat bagi ibu, yaitu :

1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan.

2. Mengurangi terjadinya anemia

3. Menjarangkan kehamilan

4. Tidak merepotkan dan hemat waktu

5. Mudah digunakan (portable) dan praktis

6. Mempercepat proses pelangsingan badan si Ibu setelah melahirkan.

7. Menurunkan resiko terkena kanker payudara.

8. Menumbuhkan ikatan kasih sayang antara ibu dan anaknya (Roesli, 2005).

Selain manfaat di atas, pemberian ASI eksklusif juga dapat memberikan

manfaat bagi negara yaitu akan menghemat pengeluaran negara karena hal-hal

berikut :

1. Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui,

serta biaya menyiapkan susu.

2. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah mencret dan sakit saluran

nafas.

3. Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan.

4. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk

membangun negara.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
35

5. Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya

generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia (Sidi, 2004).

2.2.3.3. Komposisi ASI Eksklusif

Air susu mamalia (makhluk menyusui) spesifik spesies, yaitu disesuaikan

secara alamiah dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang secara khusus bagi bayi

setiap jenis mamalia. Karena, demikian khususnya sehingga komposisi, lokasi,

jumlah puting susu, dan frekuensi menyusui, semua diciptakan untuk

mengoptimalkan kelangsungan hidup dan tumbuh kembang turunan mamalia

tersebut. Demikian juga dengan air susu ibu yang telah disesuaikan dengan

kebutuhan bayi (Roesli, 2005).

ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok antara lain zat putih

telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat

kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan

seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan

biokimia yang sangat tepat ini tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia.

Komposisi yang terkandung dalam ASI selama ibu menyusui terbagi

menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti-infeksi dan

berprotein tinggi. Kolostrum merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
36

yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

pencernaan makanan bayi bagi makanan berikutnya.

b. ASI transisi (peralihan)

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum

menjadi ASI yang matang. Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar

karbohidrat dan lemak makin meningkat, dengan demikian maka volumenya

juga semakin meningkat.

c. ASI matang (mature)

ASI matang merupakan ASI yang dikeluarkan sekitar hari ke-14 dan seterusnya,

komposisinya relatif konstan (Alkatiri, 2003).

2.2.3.4. Peningkatan Pemberian ASI di Indonesia

Departemen Kesehatan telah menetapkan kebijakan-kebijakan untuk

mendukung pemberian ASI eksklusif enam bulan ditambah dengan pemberian

makanan pendamping ASI mulai umur 6 bulan sampai 2 tahun. United Nation

International Children Emergency Fund (UNICEF) memberi dukungan kepada

Departemen Kesehatan dan mitra kerja lainnya dalam hal :

1. Finalisasi kebijakan nasional mengenai pemberian makanan pada bayi dan

balita.

2. Peningkatan alokasi sumber daya, termasuk sumber daya manusia, pendanaan dan

pengorganisasian untuk pemberian makanan pada bayi dan balita

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
37

3. Memberikan motivasi kepada petugas kesehatan, fasilitas, serta lembaga-lembaga

profesi khususnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan bayi untuk tidak

mengedepankan kebutuhan komersial.

4. Melatih petugas kesehatan mengenai keterampilan konseling untuk pemberian

ASI dan MP-ASI

5. Revitalisasi gerakan rumah sakit sayang ibu/sayang bayi, supaya fasilitas

pelayanan kesehatan untuk persalinan memenuhi “sepuluh langkah untuk

keberhasilan menyusui”

6. Penegakan peraturan perundangan mengenai pengendalian pemasaran susu bayi

dan pengganti ASI, serta peraturan perundangan untuk memberi perlindungan

terhadap perempuan yang bekerja

7. Sosialisasi kebijakan mengenai pemberian makanan pada bayi dan balita dalam

keadaan darurat (Depkes RI, 2005).

2.2.3.5. Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Tentang ASI di Puskesmas

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002) dalam Strategi Nasional

Peningkatan Pemberian ASI Sampai Tahun 2005 menyatakan bahwa peningkatan

pemberian ASI yang meliputi pemberian ASI eksklusif, menganjurkan ibu menyusui

sampai bayinya berusia 2 tahun, dengan tidak membuang kolostrum. Hal tersebut

merupakan salah satu upaya dalam peningkatan sumber daya manusia. Target

pemerintah tahun 2005 adalah 80% ibu menyusui telah memberikan bayinya ASI

eksklusif.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
38

Untuk mencapai hal tersebut di atas Departemen Kesehatan RI (2002) telah

menyusun Strategi Nasional yang salah satu sasarannya adalah petugas kesehatan dan

masyarakat di wilayah kerja puskesmas. Tujuan umum dari kebijakan pemerintah

tentang ASI di Puskesmas adalah meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan

meneruskan pemberiannya sampai bayi berusia 2 tahun dengan pemberian secara

baik dan benar. Salah satu tujuan khususnya adalah meningkatkan petugas kesehatan

di tingkat puskesmas dalam melaksanakan manajemen laktasi dengan sasaran ibu-ibu

di wilayah kerja puskesmas. Kegiatan yang dilakukan adalah : 1) Menyusun petunjuk

pelaksanaan (juklak), 2) Melengkapi sarana dan prasarana, 3) Melakukan pembinaan,

dan 4). Melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 450/Menkes/SK/IV/2004 tanggal 07 April

2004 yaitu :

1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan

Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan

kepada semua petugas.

2. Melakukan pelatihan bagi petugas kesehatan dalam hal pengetahuan dan

keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.

3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan

penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur

2 tahun, termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
39

4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan yang

dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi sesar bayi disusui

setelah 30 menit ibu sadar.

5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan

menyusui meski ibu dipisahkan dari bayi atas indikasi medis.

6. Tidak memberikan makanan maupun minuman apapun selain ASI kepada bayi

baru lahir.

7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam

sehari.

8. Membantu ibu menyusui semua bayi tanpa pembatasan terhadap lama dan

frekuensi menyusui.

9. Tidak memberikan susu botol atau kompeng kepada bayi yang diberi ASI.

10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu

kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah sakit, rumah bersalin, sarana

pelayanan kesehatan lainnya.

Namun harus juga mendapat dukungan segenap masyarakat dan komitmen yang

sungguh-sungguh dari pemerintah maupun masyarakat itu sendiri terutama yang

dekat dengan ibu dalam kesehariannya seperti suami, mertua dan lain-lain

(Kresnawan, 2003). Keyakinan agama tertentu juga dapat berpengaruh seperti adanya

pemberian makanan kurma pada bayi baru lahir karena mengikuti sunah rasul. Mitos-

mitos yang berkembang beranggapan bahwa dengan menyusui akan mengurangi

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
40

keindahan tubuh si ibu karena payudara ibu menjadi kendor dan tubuh ibu menjadi

gemuk (Widodo, 2001)

2.2.3.6. Faktor-Faktor (Determinan) Yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pola menyusui (Kresnawan, 2003;

Depkes RI, 2005; Roesli, 2005; Soetjiningsih, 1997) dapat ditinjau dari 3 aspek

adalah :

1. Aspek genetik (faktor keturunan)

Faktor yang berasal dari dalam ibu sendiri termasuk di dalamnya umur

ibu, keadaan kesehatan ibu, paritas, pemakaian kontrasepsi, psikis ibu dan

pengetahuan (Soetjiningsih, 1997). Produksi ASI akan mengalami perubahan

pada kenaikan jumlah paritas walaupun tidak bermakna, dimana pada anak

pertama jumlah ASI sebanyak 580 ml per 24 jam, anak kedua 654 ml per 24 jam,

anak ketiga 603 ml per 24 jam, anak keempat 600 ml per 24 jam, anak kelima 506

ml per 24 jam dan anak keenam 524 ml per 24 jam (Alkatiri, 2003).

Selain itu pemakaian alat kontrasepsi dapat mempengaruhi produksi ASI,

khususnya jenis pil yang mengandung estrogen yang tinggi akan menurunkan

produksi ASI, oleh karenanya penggunaan kontrasepsi pada masa laktasi harus

menggunakan urutan prioritas mulai dari MOW (Metode Operasi Wanita) atau

MOP (Metode Operasi Pria) bila tidak ingin punya anak lagi. AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam rahim), suntikan depoprovera, susuk norplant, mini pil dan

menggunakan pil kombinasi bila ASI tidak dibutuhkan lagi atau setelah makanan

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
41

tambahan diperkenalkan pada bayi dan mengandung estrogen rendah

(Soetjiningsih, 1997, Pusdiknakes, 1993).

Keadaan psikis ibu juga sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui.

Ibu yang mengalami kecemasan akan lebih sedikit mengeluarkan ASI-nya

dibandingkan yang tidak. Ibu yang kurang percaya diri tidak yakin bahwa ia

mampu menyusui dengan baik adanya tekanan batin, takut kehilangan daya tarik

sebagai wanita kesemuanya ini dapat mempengaruhi kegiatan menyusui (Widodo,

2001).

Pengetahuan ibu termasuk keunggulan dalam pemberian ASI serta

kerugian yang akan ditimbulkan oleh susu formula yang diberikan pada bayi

melalui botol terutama sebelum bayi umur 4-6 bulan sehingga dapat memotivasi

mereka untuk memberi ASI. Dengan yang benar dan menguntungkan bagi bayi,

ibu dan keluarga. Waktu pemberian ASI pada bayi diperoleh rentang waktu yang

lama pada ibu yang mendapatkan pendidikan mengenai ASI, dan ditambah

dengan saran-saran dari petugas kesehatan (Roesli, 2005).

2. Aspek lingkungan

Faktor ekstrinsik terdiri dari faktor sosial budaya masyarakat yang dapat

berpengaruh terhadap pemberian ASI. Strata sosial seperti adanya lapisan-lapisan

di masyarakat yang digolongkan berdasarkan status ekonomi, kedudukan dan

pekerjaan semua ini dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif.

Adanya diskriminasi antara anak laki-laki dan perempuan yang berdampak pada

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
42

perolehan ASI, ibu lebih mengutamakan menyusui anak laki-laki dari pada anak

perempuan karena adanya budaya pengutamaan anak laki-laki (Roesli, 2000).

3. Aspek gaya hidup

Aspek ini merupakan salah satu dari perilaku yang tidak terlepas dari

lingkungan sosial budaya dan keadaan si ibu itu sendiri. Mengikuti teman atau

orang yang terkemuka yang memberikan susu botol, merasa ketinggalan jaman

jika menyusui bayinya adalah merupakan fenomena yang muncul di masyarakat.

Faktor-faktor lain yang memperkuat penggunaan susu botol adalah pengaruh

kosmetologi, gengsi supaya kelihatan lebih modern dan tidak kalah pentingnya

adalah pengaruh dari iklan (Widodo, 2001).

4. Aspek pelayanan kesehatan

Petugas kesehatan memegang peranan penting dalam menyukseskan

program ASI eksklusif. Kurangnya tenaga kesehatan dapat menyebabkan

kurangnya tenaga yang dapat menjelaskan dan mendorong tentang manfaat

pemberian ASI. Namun dapat pula sebaliknya justru petugas kesehatan memberi

penerangan yang salah dengan menganjurkan pengganti ASI dengan susu kaleng.

Kebijakan institusi yang tidak menyokong serta nasehat petugas kesehatan

yang bertentangan dan menghambat fisiologi laktasi adalah pencetus berakhirnya

laktasi. Ketidakacuhan tenaga kesehatan serta program institusi pemerintah yang

tidak terarah dan tidak mendukung adalah salah satu penyebab utama penurunan

penggunaan ASI. Informasi yang cukup dapat disampaikan melalui berbagai

media, namun akan lebih baik informasi ini berasal dari petugas kesehatan. Selain

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
43

itu pemberian ASI pertama setelah anak lahir akan mempengaruhi pemberian ASI

eksklusif. Tiga puluh menit setelah lahir anak sebaiknya langsung diperkenalkan

dengan ASI karena akan mempengaruhi produksi ASI disebabkan perangsangan

terbentuknya ASI (Sidi, 2004).

Semakin cepat dan sering rangsangan tersebut akan memperlancar

pengeluaran ASI. Diketahui bahwa bayi yang disusui tiga puluh menit setelah

dilahirkan atau sebelumnya akan memungkinkan untuk tidak memberikan

makanan pralaktal pada bayi. Tiga puluh menit pertama ini petugas kesehatan

penuh berada di sisi ibu dan bayi karena sangat menentukan (Widodo, 2001).

2.2.3.7 Manajemen Laktasi

Manajemen laktasi adalah tatalaksana yang dilakukan untuk menunjang

keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya dimulai pada antenatal, segera setelah

bayi lahir, neonatal dan post neonatal (Depkes RI, 2005).

2.2.3.7.1. Manajemen Laktasi yang Dilakukan pada Masa Antenatal

Pada masa ini, setiap ibu hamil datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk

periksa kehamilannya maka dilakukan manajemen laktasi dengan urutan sebagai

berikut :

a. Pemeriksaan kesehatan atau fisik yang dimulai dengan anamnesa.

b. Pemeriksaan kehamilan dimulai dengan anamnesa, dilanjutkan inspeksi, palpasi

dengan Leopold untuk dapat memperkirakan kehamilan, umur kehamilan, posisi

janin, letak janin, perkiraan kehamilan.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
44

c. Pemeriksaan payudara dilanjutkan perawatan, yang paling penting adalah puting

susu, untuk mempersiapkan menyusui apabila sudah melahirkan.

d. Melakukan pemantauan kenaikan berat badan (BB) dengan menimbang BB ibu

hamil, yang terpenting adalah kenaikan sebelum dan sesudah hamil sampai pada

trimester III. Selama trimester I terjadi kenaikan BB sebesar 0,7-1,4 kg tiap

minggu dan selama trimester I dan II kenaikan BB menjadi lebih banyak yaitu

0,35-0,4 kg seminggu. Selama kehamilan kenaikan BB sekitar 7-12 kg.

e. Diberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai ASI dan

kecukupan gizi. Mengenai ASI misalnya tentang manfaat ASI dan menyusui; cara

menyusui yang benar, manfaat rawat gabung, bahaya dari susu formula atau susu

botol. Mengenai gizi misalnya tentang makanan ibu hamil, agar memperhatikan

kecukupan gizinya dalam makanan sehari-hari, termasuk mencegah kekurangan

zat gizi besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu ditambah mulai kehamilan

trimester II sampai 1-2 porsi dari jumlah makanan pada saat sebelum hamil

(Depkes RI, 2001).

2.2.3.7.2. Manajemen Laktasi Saat Segera Setelah Bayi Lahir

Pelaksanaan manajemen laktasi pada masa ini adalah dalam waktu 30 menit

setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai kontak dengan bayi (skin

to skin) dan mulai menyusui bayi. Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka

terhadap rangsangan, selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu secara naluri. Peran

petugas di sini adalah membantu kontak ibu dengan bayi sedini mungkin untuk

memberikan rasa aman dan kehangatan.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
45

Sekresi ASI diharapkan akan semakin cepat dengan menyusukan lebih dini.

Sekresi ASI akan mudah dengan adanya rangsangan isapan mulut bayi secara refleks.

Ada dua refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan

refleks aliran. Kedua refleks ini bersumber dari perangsangan puting susu akibat

isapan bayi yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran. Tiga refleks yang lain yang

penting dalam mekanisme isapan bayi adalah refleks menangkap (on demand) karena

secara alamiah bayi akan mengatur kebutuhannya sendiri. Sewaktu bayi menyusu,

payudara akan memproduksi ASI lebih banyak, demikian halnya bayi yang lapar atau

bayi kembar sesuai dengan kebutuhan bayi. Semakin kuat daya isapnya semakin

banyak ASI diproduksi. Produksi ASI selalu berkesinambungan setelah payudara

disusukan, maka akan terasa kosong dan payudara melunak. Pada keadaan ini ibu

tetap tidak akan kekurangan ASI, karena ASI akan terus diproduksi asal bayi tetap

menghisap, ibu cukup makan dan minum serta adanya keyakinan mampu memberi

ASI pada anaknya. Dengan demikian ibu dapat menyusui bayi secara murni 6 bulan,

dan tetap memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun (Depkes RI, 2005).

2.2.3.7.3. Manajemen Laktasi Masa Neonatus

Masa neonatus yaitu masa sebulan (sekitar 28 hari) setelah bayi lahir.

Pelaksanaan manajemen laktasi masa neonatus adalah sebagai berikut :

a. Bayi hanya diberi ASI saja (ASI eksklusif) tanpa diberi minuman apapun.

b. Ibu selalu dekat dengan bayi atau rawat gabungan.

c. Menyusui tanpa ada jadwal atau setiap kali meminta (on demand)

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
46

d. Melaksanakan cara menyusui (melekatkan dan meletakkan) yang baik dan benar

e. Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus tetap

mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan agar produksi

ASI tetap lancar.

f. Ibu nifas diberi kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu kurang

dari 30 hari setelah melahirkan (Depkes RI, 2005).

2.2.3.7.4. Manajemen Laktasi Selanjutnya (Post Neonatal)

Manajemen laktasi selanjutnya adalah masa post neonatal pada masa setelah

30 hari bayi lahir. Menurut Departemen Kesehatan RI (2001), manajemen laktasi

selanjutnya meliputi :

a. Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu

hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau minuman lainnya.

b. Memperhatikan kecukupan gizi dan makanan ibu menyusui sehari-hari, dimana

pada saat menyusui, ibu perlu makanan sebanyak 1,5-2 kali lebih dari biasanya

(4-6 piring) dan minum rata-rata 10 gelas sehari (8-12 gelas/hari).

c. Cukup istirahat / tidur siang / berbaring 1-2 jam, menjaga ketenangan pikiran dan

menghindarkan ketenangan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak

terhambat.

d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang

keberhasilan menyusui.

e. Mengatasi bila ada masalah menyusui (payudara bengkak, bayi tidak mau

menyusu, puting lecet, dan lain-lain).

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
47

f. Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah berusia 6 bulan,

selain ASI berikan MP-ASI yang cukup, baik kualitas maupun kuantitas secara

bertahap.

2.2.3.7.5. Persiapan Psikologis

Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan sangat berarti,

karena keputusan atau sikap ibu yang positif harus sudah terjadi pada saat kehamilan

atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

Adat / kebiasaan / kepercayaan menyusui di daerah masing-masing, pengalaman

menyusui sebelumnya atau pengalaman menyusui dalam keluarga / kerabat,

pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan diinginkan atau tidak, dukungan dari

dokter / petugas kesehatan, teman atau kerabat dekat, terutama pada ibu yang baru

pertama hamil (Soetjiningsih, 1997).

Penyuluhan, siaran radio, televisi / video, artikel di majalah / surat kabar dapat

meningkatkan pengetahuan ibu, tapi tidak selalu dapat mengubah apa yang dilakukan

oleh ibu. Banyak ibu yang mempunyai masalah yang kadang tidak dapat diutarakan,

atau tidak dapat diselesaikan oleh dokter / tenaga kesehatan, karenanya seorang

dokter / tenaga kesehatan harus dapat membuat ibu tertarik dan simpati serta berusaha

mencari seseorang yang dekat atau berperan dalam kehidupan ibu, suami atau

anggota keluarga / kerabat yang lain. Dokter / tenaga kesehatan harus dapat

memberikan perhatian dan memperlihatkan simpatinya. Langkah-langkah yang harus

diambil dalam mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk menyusui adalah

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
48

mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam

menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah

proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninya, bila ada masalah maka

dokter / tenaga kesehatan akan menolong dengan senang hati (Sidi, 2004).

Peran dokter / tenaga kesehatan dalam mendukung ibu menyusui sangat

penting karena dapat memberikan dukungan psikologis pada ibu, sehingga ibu mau

dan mampu menyusui bayinya. Hal yang diberikan pada ibu untuk mendukung

psikologis ibu adalah :

a. Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan / formula.

b. Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman

menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lainnya.

c. Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain berperan dalam keluarga, ibu

harus dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya sehingga perlu

adanya pembagian tugas keluarga (Depkes RI, 2001).

Pelaksanaan manajemen laktasi tersebut dengan melakukan KIE pada ibu,

karena KIE merupakan salah satu bentuk pemberian informasi pada ibu yang

berkaitan dengan menyusui. Tujuan KIE pada pelaksanaan manajemen laktasi, adalah

agar ibu mempunyai bekal pengetahuan tentang menyusui,. Seperti mengetahui cara-

cara menyusui yang baik dan benar, tanda-tanda posisi menyusui yang benar,

mengeluarkan ASI dengan tangan, mengosongkan payudara dengan pompa, cara

menyimpan ASI di rumah, masalah-masalah yang dihadapi ibu menyusui dan cara

mengatasinya, serta gizi yang diperlukan pada saat menyusui (Depkes RI, 2005).

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
49

2.3. Landasan Teoritis

Menurut Hezberg (1959), keputusan manusia terdiri atas dua hal yaitu puas

dan tidak puas. Two Factor yaitu motivator, yang menghasilkan kepuasan kerja atau

perasaan positif. Hygiene. Di sini ada perasaan negatif atau ketidakpuasan kerja.

Menurut teori ini kita harus menciptakan dan meningkatkan faktor motivator dan

mengurangi faktor hygiene.

Terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan

karyawan, yaitu : kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, hubungan

dengan pengawas, kondisi kerja, gaji, hubungan dengan rekan kerja, kehidupan

pribadi, hubungan dengan bawahan, status dan keamanan.

Beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kepada karyawan yaitu

tercapainya tujuan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, pertanggungjawaban,

peningkatan, pengembangan.

Hygiene
Ketidakpuasan Kerja Tinggi Ketidakpuasan Kerja Rendah

Gaji dan keamanan, pengawas, lingkungan kerja,


Hubungan pribadi, kebijakan perusahaan

Motivator
Kepuasan Kerja Tinggi Kepuasan Kerja Rendah

Pencapaian, pengakuan, pekerjaan, tanggung jawab,


Kemajuan, perkembangan.

Gambar 2.1. Skema Motivasi Model 2 Faktor Herzberg

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
50

2.4. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, maka dapat disusun kerangka konsep sebagai

berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen


Motivator
a. Prestasi
b. Tanggung jawab
c. Pengembangan

Kinerja Konselor
MOTIVASI ASI Eksklusif

Higiene
a. Kondisi kerja
b. Status
c. Gaji

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat kita lihat bahwa faktor prestasi,

tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, gaji akan berpengaruh terhadap

kinerja konselor ASI eksklusif.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang menekankan penjelasan

variabel motivasi konselor meliputi : prestasi, tanggungjawab, pengembangan,

kondisi kerja, status, gaji terhadap kinerja konselor ASI eksklusif di Kabupaten Aceh

Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh

Darussalam dengan alasan bahwa di Kabupaten Aceh Barat capaian AKB 45 per

1000 kelahiran hidup tahun 2004, 35 per 1000 pada tahun 2005 dan 13 per 1000

kelahiran hidup tahun 2006 dan pencapaian program ASI eksklusif hanya 3% yang

tercapai (Dinkes Kabupaten Aceh Barat, 2007), sedangkan target nasional yaitu

sebesar 80% (Roesli, 2008) dan belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh

motivasi konselor terhadap kinerja konselor ASI eksklusif di Kabupaten Aceh Barat

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai Januari 2008 sampai dengan Februari

2009.

51
52

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat, bidan dan tenaga

sukarela yang dilatih menjadi konselor untuk melaksanakan konseling pada ibu

menyusui di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan

jumlah 212 orang petugas konselor.

3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple Random Sampling dan

besar sampel ditentukan dengan rumus (Gaspersz, 1991).

n= NZ2 P(1-P)
NG2 + Z2 P(1-P)

Keterangan

n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi (jumlah konselor 212 orang)
Z : Nilai derajat kepercayaan 95% adalah 1.96
P : Proporsi dari populasi, ditetapkan (P=0,5)
G : Penyimpangan sampel dari populasi (10%=0,1)

N = NZ2 P(1-P)
NG2 + Z2 P(1-P)

N = 212(1.96)2 0,5 (1- 0,5)


212(0,1)2 + (1,96)2 0,5 (1-0,5)

= 203,6048
3,0804

= 66,897 = 67 orang konselor

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
53

Dari rumus di atas diperoleh 67 orang konselor sebagai sampel penelitian.

Untuk mengambil jumlah sampel sebanyak 67 orang konselor dilakukan secara

proporsional sampel sebanding dengan jumlah populasi (Prasetyo B dan Jannah M.L,

2006) yang tersebar di 12 (dua belas) kecamatan yang ada di Aceh Barat Propinsi

Nanggroe Aceh Darussalam, dengan terlebih dahulu diketahui perbandingan jumlah

sampel yang dibutuhkan dengan jumlah populasi. Maka sampel pada masing-masing

kecamatan di Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Jumlah Konselor di seluruh Puskesmas kecamatan (12 Kecamatan)


Di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007

No Puskesmas Perhitungan Jumlah Sampel


1. Johan Pahlawan 20/212 x 67 6
2. Sama Tiga 21/212 x 67 7
3. Kawai XVI 21/212 x 67 7
4. Meuntulang 21/212 x 67 7
5. Pante Cermin 20/212 x 67 6
6. Meurebo 20/212 x 67 6
7. Kuta Padang Layung 20/212 x 67 6
8. Drien Rampak 20/212 x 67 6
9. Woyla 18/212 x 67 6
10. Suak Ribee 13/212 x 67 4
11. Woyla Barat 12/212 x 67 4
12. Woyla Timur 4/212 x 67 1
13. Sungai Mas 3/212 x 66 1
Jumlah 67
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam 2007

Jumlah sampel tiap puskesmas tersebut dari jumlah populasi yang ada

dilakukan secara dengan tabel angka acak yang tersebar di 13 (tiga belas) Puskesmas

di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
54

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan responden yang

perpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data yang tercatat pada Profil Dinas Kesehatan

Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner dilakukan ujicoba. Ujicoba

kuesioner penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Dengan jumlah responden sebanyak 15 orang konselor.

3.4.3.1. Uji Validitas

Uji validitas instrumen menurut Hidayat (2007) dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Pearson Product Moment untuk menghitung koefisien korelasi:

NΣXY − (ΣX )(ΣY )


Rhitung =
{NΣX 2
− (ΣX )
2
}{NΣY 2
− (ΣY )
2
}
Keterangan :

rhitung = Koefisien korelasi

ΣXi = Jumlah skor item

ΣYi = Jumlah skor total (item)

n = Jumlah responden

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
55

Selanjutnya untuk mengetahui thitung setiap butir pertanyaan dengan

menggunakan rumus uji t yaitu :

r (n − 2)
thitung =
(1 − r )
2

Keterangan :

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

Dari hasil ujicoba validitas kuesioner yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa seluruh kuesioner dinyatakan valid yaitu thitung > ttabel (1,782), dapat dilihat

pada Tabel 3.2.

3.4.3.2. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas.

Reliabilitas data setiap butir pertanyaan dicari dengan menggunakan rumus Spearman

Brown, yaitu :

2.rb
r11 =
1 + rb
Keterangan :
r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb = Korelasi product moment antarabelahan.
Dari hasil ujicoba reliabilitas kuesioner, seluruh kuesioner yang dibagikan

dinyatakan valid yaitu thitung > ttabel (0,576), dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
56

Tabel 3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

No Koefisien VALIDITAS RELIABILITAS


Pertanyaan Korelasi tHitung tTabel Keputusan tHitung tTabel Keputusan
1 0,505 2,111 1,782 Valid 0,671 0,576 Valid
2 0,506 2,112 1,782 Valid 0,672 0,576 Valid
3 0,616 2,819 1,782 Valid 0,762 0,576 Valid
4 0,748 4,065 1,782 Valid 0,855 0,576 Valid
5 0,669 3,245 1,782 Valid 0,801 0,576 Valid
6 0,538 2,306 1,782 Valid 0,700 0,576 Valid
7 0,640 3,003 1,782 Valid 0,780 0,576 Valid
8 0,663 3,187 1,782 Valid 0,796 0,576 Valid
9 0,703 3,569 1,782 Valid 0,825 0,576 Valid
10 0,501 2,088 1,782 Valid 0,667 0,576 Valid
11 0,541 2,322 1,782 Valid 0,702 0,576 Valid
12 0,588 2,623 1,782 Valid 0,740 0,576 Valid
13 0,655 3,129 1,782 Valid 0,791 0,576 Valid
14 0,536 2,292 1,782 Valid 0,698 0,576 Valid
15 0,487 2,010 1,782 Valid 0,655 0,576 Valid
16 0,519 2,193 1,782 Valid 0,683 0,576 Valid
17 0,716 3,699 1,782 Valid 0,834 0,576 Valid
18 0,538 2,306 1,782 Valid 0,700 0,576 Valid
19 0,572 2,516 1,782 Valid 0,728 0,576 Valid
20 0,481 1,978 1,782 Valid 0,649 0,576 Valid
21 0,717 3,715 1,782 Valid 0,835 0,576 Valid
22 0,699 3,530 1,782 Valid 0,823 0,576 Valid
23 0,784 4,568 1,782 Valid 0,879 0,576 Valid
24 0,709 3,630 1,782 Valid 0,830 0,576 Valid
25 0,756 4,175 1,782 Valid 0,861 0,576 Valid
26 0,844 5,675 1,782 Valid 0,915 0,576 Valid
27 0,918 8,364 1,782 Valid 0,957 0,576 Valid
28 0,736 3,930 1,782 Valid 0,848 0,576 Valid
29 0,603 2,728 1,782 Valid 0,752 0,576 Valid
30 0,770 4,363 1,782 Valid 0,870 0,576 Valid
31 0,510 2,139 1,782 Valid 0,675 0,576 Valid
32 0,450 1,821 1,782 Valid 0,621 0,576 Valid
33 0,500 2,084 1,782 Valid 0,667 0,576 Valid
34 0,584 2,598 1,782 Valid 0,737 0,576 Valid
35 0,514 2,161 1,782 Valid 0,679 0,576 Valid
36 0,501 2,087 1,782 Valid 0,667 0,576 Valid
37 0,491 2,032 1,782 Valid 0,658 0,576 Valid
38 0,632 2,940 1,782 Valid 0,774 0,576 Valid
39 0,819 5,151 1,782 Valid 0,900 0,576 Valid
40 0,735 3,908 1,782 Valid 0,545 0,576 Valid
41 0,571 2,513 1,782 Valid 0,727 0,576 Valid

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
57

Lanjutan Tabel 3.2.


No Koefisien VALIDITAS RELIABILITAS
Pertanyaan Korelasi tHitung tTabel Keputusan tHitung tTabel Keputusan
42 0,736 3,926 1,782 Valid 0,848 0,576 Valid
43 0,617 2,831 1,782 Valid 0,763 0,576 Valid
44 0,554 2,400 1,782 Valid 0,713 0,576 Valid
45 0,537 2,301 1,782 Valid 0,699 0,576 Valid
46 0,568 2,493 1,782 Valid 0,725 0,576 Valid
47 0,614 2,804 1,782 Valid 0,760 0,576 Valid
48 0,578 2,556 1,782 Valid 0,732 0,576 Valid

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1.Variabel Independen

3.5.1.1. Karakteristik

a. Umur adalah usia konselor yang dihitung dalam tahun dari tanggal lahir

konselor sampai saat dilakukan penelitian.

b. Jenis kelamin adalah perbedaan antara wanita dan pria yang dilihat secara

fisik dari konselor.

c. Pendidikan adalah latar belakang pendidikan formal konselor terakhir yang

pernah ditempuh.

d. Masa kerja adalah masa kerja konselor yang dimulai sejak bekerja di

tempat kerja sampai saat penelitian dilakukan.

e. Status adalah status kepegawaian konselor berdasarkan pegawai negeri sipil

(PNS) dan honorer.

3.5.1.2. Motivasi

a. Motivator adalah faktor pendorong bersifat intrinsik, yang bersumber dari

dalam diri konselor

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
58

b. Prestasi adalah hasil kerja yang dicapai konselor dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

c. Tanggung jawab adalah kewajiban konselor dalam pelaksanaan tugasnya

yang memuaskan.

d. Pengembangan adalah usaha yang dilakukan konselor untuk

meningkatkan kemampuannya secara teknis, teoritis, konseptual, dan

moral sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, melalui pendidikan dan latihan.

e. Higiene adalah faktor yang bersifat ekstrinsik yang bersumber dari luar

diri konselor.

f. Kondisi kerja adalah keadaan di tempat kerja konselor seperti rasa nyaman

tempat kerja, ventilasi yang cukup, penerangan lampu yang memadai dan

sarana lain yang ada.

g. Status adalah kebutuhan sosial yang diperoleh dari tugasnya sebagai

konselor.

h. Gaji adalah tarif yang diberikan untuk pembayaran dalam tugas sebagai

konselor.

3.5.2. Variabel Dependen

Kinerja konselor adalah pelaksanaan konseling yang dilakukan oleh konselor

pada ibu menyusui sesuai dengan uraian tugasnya.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
59

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen)

Aspek pengukuran variabel bebas adalah motivator yang meliputi prestasi,

tanggung jawab, pengembangan dan hygiene meliputi kondisi kerja, status dan gaji.

Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Karakteristik Responden

Indi- Skala
No Variabel Definisi Kategori Cara ukur
kator ukur
1 Karakteristik Ciri-ciri konselor
konselor dilihat dari umur,
pendidikan, masa
kerja dan status
a. Umur Usia konselor yang 1 a. 20-30 tahun Wawancara/ Interval
dihitung dalam tahun b. 31-40 tahun kuesioner
dari tanggal lahir c. 41-50 tahun
sampai dengan saat d. >50 Tahun
dilakukan penelitian
b. Jenis kelamin Perbedaan antara 1 a. Laki-laki Wawancara/ Nominal
wanita dan pria yang b. Perempuan kuesioner
dilihat secara fisik.
c. Pendidikan Latar belakang 1 a. SPK Wawancara/ Ordinal
pendidikan formal b. D-III Kepe- kuesioner
konselor terakhir yang rawatan
pernah ditempuh c. S-1 Kepera-
watan
d. Masa kerja Masa kerja konselor 1 a. 1-10 tahun Wawancara/ Interval
yang dimulai sejak b. 11-20 tahun kuesioner
bekerja di tempat kerja c. > 20 tahun
sampai saat penelitian
dilakukan.
e. Status Status kepegawaian 1 a. PNS Wawancara/ Nominal
konselor berdasarkan b. Honor kuesioner
pegawai negeri sipil
(PNS) dan honorer.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
60

Tabel 3.4. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen)

Jumlah Bobot Nilai Skala


No Nama Variabel Indikator
Kategori Alat ukur
Variabel ukur
1. Prestasi 8 1. Baik 17-24 Kuesioner Interval
2. Kurang baik 8-16
2. Tanggung jawab 8 1. Baik 17-24 Kuesioner Interval
2. Kurang baik 8-16
3. Pengembangan 8 1. Baik 17-24 Kuesioner Interval
2. Kurang baik 8-16
4. Kondisi kerja 8 1. Baik 17-24 Kuesioner Interval
2. Kurang baik 8-16
5. Status 8 1. Baik 17-24 Kuesioner Interval
2. Kurang baik 8-16
6 Gaji 8 1. Baik 17-24 Kuesioner Interval
2. Kurang baik 8-16

3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen)

Aspek pengukuran variabel dependen adalah kinerja konselor ASI eksklusif

yang ada pada program ASI eksklusif

Tabel 3.5. Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen)

Jumlah Bobot Nilai Skala


No Nama Variabel Indikator
Kategori Alat ukur
Variabel ukur
1. Kinerja 15 1. Baik 8-15 Kuesioner Interval
2. Kurang baik 0-7

3.7. Metode Analisa Data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan beberapa tahapan, yaitu uji

univariat, bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square, dan multivariate dengan

menggunakan regresi logistik untuk melihat seberapa kuat pengaruh motivasi

konselor (variable Independen) terhadap kinerja konselor ASI eksklusif (Variabel

Dependen). Uji logistik pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dengan bantuan

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
61

komputer program SPSS for Windows versi 15.00 dengan persamaan regresi sebagai

berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6

Keterangan :
Y = Variabel dependen (kinerja konselor ASI eksklusif)
α = Konstanta regresi logistik
β1 .. β6 = Koefisien regresi logistik variabel penelitian
X1 = Prestasi
X2 = Tanggungjawab
X3 = Pengembangan
X4 = Kondisi Kerja
X5 = Status
X6 = Gaji

Analisis univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel baik variabel

independen (prestasi, tanggungjawab, pengembangan, kondisi kerja, status, dan gaji)

maupun dependen (kinerja konselor ASI eksklusif) yang disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing

variabel independen (prestasi, tanggungjawab, pengembangan, kondisi kerja, status,

dan gaji) dengan variabel dependen (kinerja konselor ASI eksklusif) menggunakan

uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).

Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan seluruh variabel

independen secara bersama-sama yang signifikan pada uji bivariat dengan variabel

dependen (kinerja konselor ASI eksklusif) menggunakan uji regresi logistik.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten di

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Kabupaten ini terletak pada geografis

dengan luas wilayah 2.927,95 km2. Kabupaten Aceh Barat berbatasan dengan

Kabupaten Aceh Jaya dan Pidie di sebelah utara, Aceh Tenggara dan Nagan di

sebelah Timur, Samudra Indonesia di sebelah Barat dan Kabupaten Nagan Raya di

sebelah Selatan.

Daerah kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Sungai

Mas dari 11 Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat yaitu 864,777 Km2 atau

sebesar 29,53% dari total wilayah Kabupaten. Kemudian diikuti Kecamatan Kaway

XVI dengan luas 510,18 Km atau sebesar 17,42% dan Kecamatan Pante Cermin

seluas 490,25 Km (16,74%). Sedang 8 Kecamatan lagi masing-masing mempunyai

luas kurang dari 10% dari total luas Kabupaten Aceh Barat.

4.1.2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Barat sebelum tsunami sebanyak 176.586

jiwa yang terdiri dari laki-laki 87.570 jiwa dan perempuan 89.016 jiwa. Namun

setelah tsunami jumlah penduduk adalah 163.943 jiwa, berarti terdapat 12.643 jiwa

yang meninggal dunia/hilang akibat bencana gempa dan tsunami.

50
51

4.1.3. Kategori Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan di Kabupaten Aceh Barat ada 7 (tujuh) Kategori, meliputi

tenaga bidan, perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lain. Tenaga kesehatan dibagi

atas 3 unit kerja yaitu Puskesmas (termasuk Pustu, dan Polindes), Dinas Kesehatan

dan Rumah Sakit. Tenaga perawat dan bidan tersebar di Rumah Sakit, Puskesmas,

Pustu, Polindes dan Dinas Kesehatan. Tenaga kesehatan masih memerlukan

penambahan serta peningkatan mutu sumber daya manusia

4.1.4. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan puskesmas 12 unit, Pustu 26, dan Puskesmas 15 unit.

Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan telah memadai, namun masih diperlukan

upaya peningkatan kualitasnya.

4.1.5. Pendidikan Tenaga Kesehatan

Dari data profil Kesehatan Aceh Barat bahwa jumlah Sarjana Keperawatan di

Puskesmas 1 orang, Rumah sakit 2 orang Dinas Kesehatan Kabupaten 1 orang.

Tenaga Kesehatan yang latar belakang pendidikan D-III Perawat di puskesmas

berjumlah 23 orang, Rumah sakit 71 orang, dan Dinas Kesehatan berjumlah 6 orang.

Lulusan SPK di puskesmas 92 orang, Rumah Sakit 53 orang dan Dinas Kesehatan 5

orang. Lulusan D-III bidan berjumlah di puskesmas 9 orang, rumah sakit 6 orang dan

di Dinas Kesehatan tidak ada.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
52

4.2. Analisa Univariat

4.2.1. Karakteristik Responden

Responden berdasarkan umur sebagian besar berumur 20-30 tahun sebanyak

40 orang (59,7%), paling sedikit berumur >40 tahun yaitu 1 orang (1,5%). Seluruh

responden berjenis kelamin perempuan (100%). Tingkat pendidikan responden

sebagian besar adalah SPK sebanyak 48 orang (71,6%), selebihnya berpendidikan

Diploma III sebanyak 19 orang (28,4%). Sebagian besar masa kerja konselor 1-10

tahun sebanyak 41 orang (61,2%), sedangkan paling sedikit ≥ 21 tahun yaitu 1 orang

(1,5%). Status responden sebagian besar adalah PNS sebanyak 61 orang (91,0%),

selebihnya berstatus honor sebanyak 6 orang (9,0%).

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Konselor di


kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

No Kelompok Umur F %
1. 20- 30 tahun 40 59,7
2. 31- 40 tahun 26 38,8
3. > 40 tahun 1 1,5
Jumlah 67 100
No Jenis Kelamin f %
1. Perempuan 67 100%
Jumlah 67 100
No Pendidikan f %
1. SPK 48 71,6
2. Diploma III 19 28,4
Jumlah 67 100
No Masa Kerja f %
1. 1- 10 tahun 41 61,2
2. 11-20 tahun 25 25,0
3. ≥21 tahun 1 1,5
Jumlah 67 100
No Status f %
1. PNS 61 91,0
2. Honor 6 9,0
Jumlah 67 100

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
53

4.2.2. Faktor Motivator

Motivator merupakan dorongan bagi seseorang berperilaku tertentu untuk

mencapai keinginannya sehingga tercapai kesesuaian antara kebutuhan pribadi

dengan tujuan organisasi. Kesesuaian akan dapat menimbulkan sinergi dalam

mencapai kinerja organisasi. Motivator dalam hal ini meliputi : prestasi, tanggung

jawab, dan pengembangan

a. Prestasi

Variabel prestasi konselor yang diukur dalam penelitian ini meliputi

kebutuhan kenaikan jabatan, pengaruh jabatan terhadap semangat kerja, dukungan

untuk pencapaian prestasi, pemberian tugas memacu prestasi konselor, volume

pekerjaan dan standar prestasi yang jelas.

Dari hasil penelitian terhadap 67 konselor di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe

Aceh Darussalam tahun 2008 diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan

kadang-kadang kenaikan jabatan yang diperoleh berdasarkan prestasi sebanyak 58

orang (86,6%), paling sedikit menyatakan selalu sebanyak 3 orang (4,5%). Sebanyak

49 orang (73,1%) responden menyatakan kadang-kadang kenaikan jabatan

mempengaruhi semangat dalam bekerja, paling sedikit menyatakan tidak pernah dan

selalu masing-masing 9 orang (13,4%). Sebagian besar responden menyatakan

kadang-kadang prestasi yang diperoleh didukung oleh teman sejawat 45 orang

(67,2%), dan paling sedikit menyatakan selalu sebanyak 7 orang (10,4%). Sebagian

besar responden menyatakan kadang-kadang prestasi yang diperoleh didukung oleh

pimpinan sebanyak 41 orang (61,2%), paling sedikit menyatakan selalu sebanyak 8

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
54

orang (11,9%). Sebanyak 31 responden (46,3%) menyatakan kadang-kadang

mendapatkan pelatihan-pelatihan dari atasan untuk meningkatkan prestasi, dan yang

menyatakan selalu dan tidak pernah sama besarnya yaitu 18 orang (26,9%). Sebagian

besar responden menyatakan kadang-kadang prestasi dinilai dengan teliti dan benar

oleh atasan sebanyak 37 orang (55,2%), paling sedikit menyatakan tidak pernah

sebanyak 13 orang (19,4%). Sebanyak 39 responden (58,2%) menyatakan bahwa

dengan diberi tugas yang banyak oleh atasan, selalu memacu untuk berprestasi, paling

sedikit menyatakan tidak pernah sebanyak 7 orang (10,4%). Sebagian besar

responden menyatakan kadang-kadang prestasi dinilai berdasarkan standar penilaian

sebanyak 41 orang (61,2%), paling sedikit menyatakan selalu sebanyak 12 orang

(17,9%).

Jumlah dan persentase kategori prestasi konselor berdasarkan keseluruhan

pertanyaan faktor prestasi menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan

kategori berprestasi kurang baik yaitu 36 orang (53,7%), selebihnya dengan kategori

prestasi baik yaitu 31 orang (43,3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Prestasi Konselor Kabupaten Nanggroe Aceh Darussalam


Tahun 2008

No. Prestasi f %
1. Kurang Baik 36 53,7
2. Baik 31 46,3
Jumlah 67 100

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
55

b. Tanggung Jawab

Variabel tanggung jawab konselor yang diukur dalam penelitian ini adalah

meliputi dalam melaksanakan tindakan konselor tepat waktu sesuai dengan standar

perawatan kebutuhan dan batas kemampuan, pelayanan konselor langsung

berdasarkan proses kinerja konselor ASI Eksklusif dengan penuh tanggung jawab,

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab diberi sesuai dengan pendidikan.

Dari hasil penelitian terhadap 67 konselor di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe

Aceh Darussalam tahun 2008 diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan

selalu melaksanakan tugas-tugas berdasarkan tugas yang telah ditetapkan sebanyak

42 orang (62,7%), selebihnya menyatakan kadang-kadang sebanyak 25 orang

(37,3%). Sebagian besar responden menyatakan selalu memberikan konseling sesuai

dengan standar pencapaian ASI eksklusif sebanyak 32 orang (47,8%), paling sedikit

menyatakan tidak pernah sebanyak 4 orang (6,0%). Sebagian responden menyatakan

kadang-kadang melaksanakan pencapaian program sesuai kebutuhan dan batas

kemampuan sebanyak 42 orang (62,7%), paling sedikit menyatakan tidak pernah

sebanyak 12 orang (17,9%). Sebagian besar responden menyatakan kadang-kadang

bertanggungjawab terhadap kesalahan informasi yang disampaikan pada ibu

sebanyak 37 orang (55,2%), paling sedikit menyatakan tidak pernah sebanyak 12

orang (17,9%). Sebanyak 32 orang (47,8%) responden menyatakan kadang-kadang

ikut menjaga kebersihan, keamanan dan kenyamanan ruangan untuk konsultasi bagi

ibu-ibu yang berkunjung. Sebanyak 32 responden (47,8%) menyatakan selalu

melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal tugas yang diberikan, paling sedikit

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
56

menyatakan tidak pernah sebanyak 9 orang (13,4%). Sebanyak 44 orang (65,7%)

menyatakan kadang-kadang membantu menumbuhkan percaya diri ibu dalam

pemberian ASI, paling sedikit menyatakan tidak pernah sebanyak 4 orang (6,0%).

Sebanyak 41 orang (61,2%) menyatakan kadang-kadang memberikan contoh

pemberian ASI melalui media, dan paling sedikit menyatakan tidak pernah sebanyak

10 orang (14,9%).

Jumlah dan persentase kategori tanggungjawab konselor berdasarkan

keseluruhan pertanyaan tentang tanggungjawab menunjukkan bahwa pernyataan

responden sebagian besar dengan kategori tanggung jawab kurang baik yaitu 35

orang (52,2%), dan selebihnya kategori baik yaitu 32 orang (47,8%). Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab Konselor


Kabupaten Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

No. Tanggung Jawab f %


1. Kurang baik 35 52,2
2. Baik 32 47,8
Jumlah 67 100

c. Pengembangan

Variabel pengembangan yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi

konselor selalu mendapatkan informasi secara merata untuk menambah keterampilan

konselor, adanya pengawasan dalam tindakan konselor, memberikan kesempatan

untuk dipromosikan dalam kenaikan pangkat dan jabatan, kesempatan pelatihan

diberikan secara bergantian dan pelatihan diberikan pada tiap konselor, dan diberi

izin untuk mendapatkan pendidikan dalam peningkatan keterampilan konselor.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
57

Dari hasil penelitian terhadap 67 konselor di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe

Aceh Darussalam tahun 2008 diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan

kadang-kadang mempunyai kesempatan bersaing dengan rekan kerja sebanyak 34

orang (50,7%), paling sedikit menyatakan selalu sebanyak 16 orang (23,9%).

Sebagian besar responden menyatakan kadang-kadang sebanyak 49 orang (73,1%),

paling sedikit menyatakan tidak pernah 7 orang (10,4%). Sebanyak 37 responden

(55,2%) menyatakan kadang-kadang mendapatkan kesempatan untuk memperoleh

pengetahuan yang baru tentang ASI eksklusif. Sebagian besar responden (37 orang

(55,2%) menyatakan kadang-kadang mempunyai kemampuan dalam mencapai

kepuasan hasil kerja, paling sedikit menyatakan tidak pernah sebanyak 13 orang

(19,4%). Sebanyak 42 responden (62,7%) menyatakan kadang-kadang berbagi

informasi antar konselor dan tenaga medis, paling sedikit menyatakan tidak pernah

sebanyak 5 orang (7,5%). Sebagian besar responden menyatakan kadang-kadang

tugas-tugas konselor sesuai dengan pelatihan yang diterima sebanyak 39 orang

(58,2%), paling sedikit menyatakan tidak pernah dan selalu masing-masing 14 orang

(20,9%). Sebagian besar responden menyatakan kadang-kadang pelatihan yang

diberikan sesuai dengan kebutuhan di lapangan sebanyak 39 orang (58,2%), paling

sedikit menyatakan tidak pernah 8 orang (11,9%). Sebagian besar responden kadang-

kadang diberi izin melanjutkan pendidikan peningkatan keterampilan konselor

sebanyak 50 orang (74,6%), paling sedikit menyatakan selalu 8 orang (11,9%).

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
58

Jumlah dan persentase kategori pengembangan konselor berdasarkan

keseluruhan pertanyaan tentang pengembangan menunjukkan bahwa sebagian besar

pengembangan kurang baik yaitu 38 orang (56,7%), dan selebihnya kategori baik

yaitu 29 orang (43,3%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengembangan Konselor


Kabupaten Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

No. Pengembangan f %
1. Kurang baik 38 56,7
2. Baik 29 43,3
Jumlah 67 100

4.2.2. Faktor Higiene

Faktor higiene yaitu faktor dimana keputusan manusia terdiri atas dua hal

yaitu baik dan kurang baik. Hal ini juga tercermin pada konselor laktasi di Kabupaten

Aceh Barat tahun 2008 oleh sebab itu faktor Higiene yang dinilai dalam penelitian

ini adalah meliputi kondisi kerja, status dan gaji.

a. Kondisi Kerja

Variabel kondisi kerja yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi

tersedia fasilitas dan perlengkapan yang mendukung untuk melayani masyarakat,

keselamatan dan keamanan kerja terjamin, situasi lingkungan kerja baik dan

menyenangkan, alat-alat yang digunakan sesuai kebutuhan, dan peralatan dalam

kondisi baik.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
59

Dari hasil penelitian terhadap 67 konselor di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe

Aceh Darussalam tahun 2008 diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan

kadang-kadang fasilitas dan perlengkapan yang ada mendukung dalam tugas

sebanyak 46 orang (68,7%), paling sedikit menyatakan selalu sebanyak 10 orang

(14,9%). Sebagian besar responden menyatakan kadang-kadang fasilitas ruangan

kerja dalam keadaan baik dan nyaman sebanyak 35 orang (52,2%), paling sedikit

menyatakan tidak pernah sebanyak 12 orang (17,9%). Sebanyak 42 responden

(62,7%) menyatakan kadang-kadang terjalin hubungan baik sesama tim, paling

sedikit menyatakan tidak pernah 11 orang (16,4%). Sebagian besar menyatakan

kadang-kadang keselamatan dan keamanan kerja saya terjamin sebanyak 36 orang

(53,7%), paling sedikit menyatakan tidak pernah 14 orang (20,9%). Sebagian besar

responden menyatakan kadang-kadang dalam melaksanakan tugas, bekerjasama

dengan rekan sebanyak 35 orang (52,2%), paling sedikit menyatakan tidak pernah 8

orang (11,9%). Sebanyak 38 responden (56,7%) menyatakan kadang-kadang alat-alat

yang digunakan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, paling sedikit menyatakan

tidak pernah 14 orang (14,9%). Sebanyak 37 responden menyatakan kadang-kadang

perlengkapan dan peralatan yang digunakan dalam kondisi baik, paling sedikit

menyatakan tidak pernah dan selalu sebanyak 15 orang (22,4%).

Jumlah dan persentase kategori kondisi kerja konselor berdasarkan

keseluruhan pertanyaan tentang kondisi kerja menunjukkan bahwa sebagian besar

dengan kategori kurang baik yaitu 38 orang (56,7%), selebihnya kategori baik yaitu

29 orang (43,3%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
60

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kerja Konselor


Kabupaten Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

No. Kondisi kerja f %


1. Kurang baik 38 56,7
2. baik 29 43,3
Jumlah 67 100

b. Status

Variabel status yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi konselor

memiliki struktur organisasi, pengakuan atas tugas sebagai konselor, jabatan sesuai

jenjang pendidikan, beban kerja sesuai jabatan, bekerja sesuai peraturan pemerintah,

peningkatan jabatan sesuai pengembangan pendidikan, promosi jabatan, kesempatan

kenaikan jabatan.

Dari hasil penelitian terhadap 67 konselor di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe

Aceh Darussalam tahun 2008 diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan

kadang-kadang struktur organisasi memotivasi dalam menjalankan tugas sebagai

konselor sebanyak 44 orang (65,7%), paling sedikit menyatakan tidak pernah 10

orang (14,9%). Sebanyak 42 responden (62,7%) menyatakan kadang-kadang

mendapat pengakuan atas tugas sebagai konselor sebanyak 42 orang (62,7%), paling

sedikit menyatakan tidak pernah 9 orang (13,4%). Sebagian besar responden

menyatakan kadang-kadang jabatan sesuai dengan jenjang pendidikan sebanyak 43

orang (64,2%), dan paling sedikit menyatakan tidak pernah 8 orang (11,9%).

Sebanyak 43 responden (64,2%) menyatakan kadang-kadang beban kerja sesuai

dengan jabatan, paling sedikit menyatakan tidak pernah 5 orang (7,5%). Sebagian

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
61

besar responden menyatakan kadang-kadang menginginkan peningkatan jabatan

sesuai pengembangan pendidikan sebanyak 36 orang (53,7%), paling sedikit

menyatakan tidak pernah 12 orang (17,9%). Sebanyak 33 responden (49,3%)

menyatakan kadang-kadang mendapat kesempatan untuk promosi jabatan yang lebih

tinggi, paling sedikit menyatakan tidak pernah sebanyak 12 orang (17,9%). Sebanyak

38 responden (56,7%) menyatakan kadang-kadang kesempatan kenaikan jabatan

disesuaikan dengan prestasi, paling sedikit menyatakan selalu 10 orang (14,9%).

Jumlah dan persentase kategori status konselor berdasarkan keseluruhan

pertanyaan tentang status menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori kurang

baik yaitu 36 orang (53,7%), selebihnya kategori baik yaitu 31 orang (46,3%). Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Status Konselor Kabupaten


Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

No. Status f %
1. Kurang baik 36 53,7
2. baik 31 46,3
Jumlah 67 100

c. Gaji

Variabel gaji yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi besar gaji yang

diterima konselor sesuai dengan pekerjaan, gaji konselor sesuai waktu yang

ditentukan pembayarannya, besar gaji sesuai jenjang pendidikan, mendapat insentif

tambahan atas kerja ekstra, mendapatkan insentif setiap bulan, besar gaji memenuhi

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
62

kebutuhan hidup, peningkatan gaji diperhatikan pemerintah setempat, permasalahan

gaji yang diterima ditanggapi pada pihak puskesmas.

Dari hasil penelitian terhadap 67 konselor di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe

Aceh Darussalam tahun 2008 diperoleh bahwa sebagian besar menyatakan kadang-

kadang besar gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan sebanyak 59

orang (88,1%), paling sedikit menyatakan selalu 1 orang (1,5%). Sebanyak 38 orang

(56,7%) menyatakan kadang-kadang gaji sesuai waktu yang ditentukan

pembayarannya, paling sedikit menyatakan tidak pernah 12 orang (17,9%). Sebanyak

40 orang (59,7%) menyatakan kadang-kadang besar gaji sesuai dengan jenjang

pendidikan, paling sedikit menyatakan selalu 10 orang (14,9%). Sebanyak 36 orang

(53,7%) menyatakan kadang-kadang mendapat insentif tambahan atas satu prestasi

atau kerja ekstra, paling sedikit menyatakan tidak pernah 12 orang (17,9%). Sebanyak

32 orang (47,8%) menyatakan kadang-kadang mendapatkan insentif setiap bulan,

paling sedikit menyatakan tidak pernah 10 orang (14,9%). Sebagian besar responden

menyatakan kadang-kadang besar gaji dapat memenuhi kebutuhan hidup sebanyak 37

orang (55,2%), paling sedikit menyatakan tidak pernah 14 orang (20,9%). Sebanyak

40 orang (49,7%) menyatakan peningkatan gaji diperhatikan pemerintah setempat,

paling sedikit menyatakan tidak pernah 12 orang (17,9%). Sebagian besar responden

menyatakan kadang-kadang permasalahan gaji ditanggapi oleh pihak puskesmas /

atasan sebanyak 38 orang (56,7%), paling sedikit menyatakan tidak pernah 9 orang

(13,4%).

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
63

Jumlah dan persentase kategori gaji konselor berdasarkan keseluruhan

pertanyaan tentang gaji menunjukkan bahwa sebagian besar dengan kategori kurang

baik yaitu 35 orang (52,2%), dan selebihnya kategori baik yaitu 32 orang (47,8%).

Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Gaji Konselor Kabupaten


Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

No. Gaji f %
1. Kurang baik 35 52,2
2. Baik 32 47,8
Jumlah 67 100

4.2.4. Kinerja Konselor ASI Eksklusif

Seorang konselor ASI harus mempunyai kemampuan dalam menjadi konselor

yaitu : keterampilan melakukan komunikasi antar pribadi, pengetahuan tentang ASI

dan segala faktor yang terkait dengan pemberian ASI, baik secara medis/teknis, sosial

budaya dan agama. Seorang konselor juga harus menunjukkan perhatian, bersikap

ramah, menerima klien seperti apa adanya, menghargai pendapat klien dan

lingkungannya, memahami klien, tidak mencemooh, tidak melecehkan atau tidak

memaksakan kehendak sendiri, menumbuhkan rasa percaya diri klien sehingga berani

mengungkapkan pikiran dan perasaannya, membahas bersama, mengambil keputusan

sendiri. Konselor harus mempunyai kemampuan berdialog dalam komunikasi antar

pribadi yang bersifat mendalam dan individual, mampu memberikan informasi secara

jelas dan benar, memperoleh kepercayaan klien, mampu menjaga kerahasiaan klien

apabila diperlukan (Depkes RI, 2005).

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
64

Dari hasil yang diperoleh berdasarkan jawaban pada kuesioner kinerja

konselor ASI eksklusif menunjukkan bahwa sebagian besar konselor 52 orang

(77,6%) mampu berdialog / komunikatif dengan ibu menyusui. Sebanyak 45 konselor

(67,2%) menjalin hubungan saling percaya dengan ibu. Sebanyak 49 konselor

(73,1%) bertanya tentang keadaan dan permasalahan ibu dalam memberikan ASI.

Sebagian besar konselor mengajukan 1 atau 2 pertanyaan terbuka tentang menyusui

untuk memulai percakapan sebanyak 43 orang (64,2%). Sebanyak 43 konselor

(64,2%) memahami dan menguasai situasi, kondisi saat memberikan konseling.

Sebagian besar konselor mampu mengidentifikasi masalah dalam pemberian

konseling sebanyak 44 orang (65,7%). Sebanyak 36 konselor (53,7%) mampu

memberikan penyuluhan tentang kandungan gizi dalam ASI. Sebanyak 38 konselor

(56,7%) mampu memberikan penyuluhan tentang perawatan payudara. Sebagian

besar konselor mampu meningkatkan rasa percaya diri ibu dalam pemberian ASI

eksklusif sebanyak 37 orang (55,2%). Sebanyak 35 responden (52,2%) tidak melatih

ibu untuk memberikan ASI yang benar (memberi contoh posisi ibu dalam pemberian

ASI). Sebagian besar konselor menyarankan ibu untuk tidak memberikan makanan

selain ASI pada bayi hingga umur 6 bulan sebanyak 42 orang (62,7%). Sebanyak 44

orang (65,7%) konselor menyarankan ibu untuk terus memberikan ASI kapan saja,

tidak membatasi waktu pemberian makan pada bayi. Sebanyak 39 konselor (58,2%)

mengevaluasi hasil kegiatan konseling (mencatat riwayat menyusui). Sebagian besar

konselor menutup konseling dengan memberi salam pada ibu serta menentukan

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
65

jadwal pertemuan selanjutnya sebanyak 36 orang (53,7%). Sebanyak 37 konselor

(55,2%) tidak berbagi informasi sesama konselor dalam pelaksanaan program.

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang kinerja konselor, maka dapat

diketahui gambarannya seperti terlihat pada Tabel 4.8. bahwa sebagian besar dengan

kategori kurang baik yaitu 34 orang (50,7%), dan paling sedikit dengan kategori baik

yaitu 33 orang (49,3%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Konselor ASI Eksklusif


Kabupaten Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

No. Kinerja Konselor f %


1. Kurang Baik 34 50,7
2. Baik 33 49,3
Jumlah 67 100

4.3. Analisa Bivariat

4.3.1. Pengaruh Prestasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008

Dari hasil penelitian antara prestasi dengan kinerja konselor ASI eksklusif

dapat dilihat bahwa responden dengan prestasi baik sebagian besar kinerjanya juga

baik sebanyak 26 orang (83,9%), responden dengan prestasi kurang baik kinerjanya

juga kurang baik sebanyak 29 orang (80,6%). Hasil uji statistik Chi-square diperoleh

nilai significance p= 0,000<0,05, atau nilai X2hitung (27,661) > X2tabel (3,481), hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara prestasi kerja dengan

kinerja konselor ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam

tahun 2008.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
66

Tabel 4.9. Pengaruh Prestasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun
2008

Kinerja
Jumlah
Prestasi Kurang Baik Baik X2hitung p
(%)
f % f %
Kurang baik 29 80,6 7 19,4 36(100)
Baik 5 16,1 26 83,9 31(100) 27,661 0,000
Jumlah 34 50,7 33 49,3 67(100)

4.3.2. Pengaruh Tanggung jawab Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden dengan tanggungjawab

baik sebagian besar kinerjanya juga baik sebanyak 27 orang (84,4%), responden

dengan tanggungjawab kurang baik kinerjanya juga kurang baik sebanyak 29 orang

(82,9%). Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai significance p= 0,000<0,05,

atau nilai X2hitung (30,231) > X2tabel (3,481), hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara tanggung jawab dengan kinerja konselor ASI

Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008.

Tabel 4.10. Pengaruh Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Konselor ASI


Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam
tahun 2008

Kinerja
Jumlah
Tanggung jawab Kurang Baik Baik X2hitung p
(%)
f % f %
Kurang Baik 29 82,9 6 17,1 35(100)
Baik 5 15,6 27 84,4 32(100) 30,231 0,000
Jumlah 34 50,7 33 49,3 67(100)

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
67

4.3.3. Pengaruh Pengembangan Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden dengan pengembangan

baik sebagian besar kinerjanya juga baik sebanyak 22 orang (75,9%), responden

dengan pengembangan kurang baik kinerjanya juga kurang baik sebanyak 27 orang

(71,1%). Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai significance p= 0,000 <0,05,

atau nilai X2hitung (14,484) < X2tabel (3,481), hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pengembangan dengan kinerja konselor ASI

Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008.

Tabel 4.11. Pengaruh Pengembangan Konselor Terhadap Kinerja Konselor


ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh
Darussalam tahun 2008

Kinerja
Jumlah
Pengembangan Kurang Baik Baik X2hitung P
(%)
f % f %
Kurang baik 27 71,1 11 28,9 38(100)
Baik 7 24,1 22 75,9 29(100) 14,484 0,000
Jumlah 34 50,7 33 49,3 67(100)

4.3.3. Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan kondisi

kerja baik sebagian besar kinerjanya juga baik sebanyak 23 orang (79,3%), responden

yang menyatakan kondisi kerja kurang baik kinerjanya juga kurang baik sebanyak 28

orang (73,7%). Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai significance p= 0,000

<0,05, atau nilai X2hitung (18,481) > X2tabel (3,481), hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara kondisi kerja dengan kinerja konselor ASI Eksklusif

di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
68

Tabel 4.12. Pengaruh Kondisi Kerja Konselor Terhadap Kinerja Konselor ASI
Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam tahun 2008

Kinerja
Jumlah
Kondisi kerja Kurang Baik Baik X2hitung P
(%)
f % f %
Kurang Baik 28 73,7 10 26,3 38(100)
Baik 6 20,7 23 79,3 29(100) 18,481 0,000
Jumlah 34 50,7 33 49,3 67(100)

4.3.5. Pengaruh Status Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di Kabupaten


Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan status

baik sebagian besar kinerjanya juga baik sebanyak 28 orang (90,3%), responden yang

menyatakan status kurang baik kinerjanya juga kurang baik sebanyak 31 orang

(86,1%). Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai significance p= 0,000 <0,05,

atau nilai X2hitung (38,933) > X2tabel (3,481), hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara status dengan kinerja konselor ASI Eksklusif di

Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008.

Tabel 4.13. Pengaruh Konselor Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun
2008

Kinerja
Jumlah
Status Kurang Baik Baik X2hitung P
(%)
f % f %
Kurang Baik 31 86,1 5 13,9 36(100)
Baik 3 9,7 28 90,3 31(100) 38,933 0,000
Jumlah 34 50,7 33 49,3 67(100)

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
69

4.3.6. Pengaruh Gaji Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di Kabupaten


Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan gaji

baik sebagian besar kinerjanya juga baik sebanyak 29 orang (90,6%), responden yang

menyatakan gaji kurang baik kinerjanya juga kurang baik sebanyak 31 orang

(88,6%). Hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai significance p= 0,000 <0,05,

atau nilai X2hitung (41,948) > X2tabel (3,481), hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara gaji dengan kinerja konselor ASI Eksklusif di

Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008.

Tabel 4.14. Distribusi Gaji Konselor Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif
di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Tahun 2008

Kinerja
Jumlah
Gaji Kurang Baik Baik X2hitung P
(%)
f % f %
Kurang Baik 31 88,6 4 11,4 35(100)
Baik 3 9,4 29 90,6 32(100) 41,948 0,000
Jumlah 34 50,7 33 49,3 67(100)

4.6. Analisis Multivariat (Regresi Logistik)

4.6.1. Pengaruh Motivasi Konselor Terhadap Kinerja konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Untuk menganalisis pengaruh motivasi konselor terhadap kinerja konselor

ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam secara bersama-

sama digunakan analisis regresi logistik. Pada tahap awal, melakukan pemilihan

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
70

variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih atau yang

dianggap signifikan yaitu variabel yang mempunyai nilai signifikan pada uji bivariat.

Selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan Metode Enter untuk

mengidentifikasi faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap kinerja konselor

ASI Eksklusif. Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dimasukkan secara

bersama-sama, kemudian variabel yang memiliki nilai p-value >0,25 akan

dikeluarkan secara bertahap (backward selection).

Pada uji logistik tahap pertama ini yang mempunyai nilai signifikan <0,25

yaitu tanggungjawab, pengembangan, kondisi kerja, status, dan gaji. Sedangkan

variabel prestasi dikeluarkan karena mempunyai nilai signifikan p=0,388 >0,25.

Tabel 4.15. Hasil Uji Regresi Tahap Pertama Motivasi Konselor Terhadap
Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Variabel B p Exp(β)
Prestasi -1,549 0,388* 0,212
Tanggung Jawab 5,178 0,023 177,283
Pengembangan -5,567 0,023 0,004
Kondisi Kerja 3,357 0,035 28,693
Status 4,664 0,011 106,022
Gaji 3,174 0,041 23,898
* = Dikeluarkan secara bertahap (backward selection)

Setelah variabel prestasi dikeluarkan dari kandidat model, maka variabel yang

tanggungjawab, pengembangan, kondisi kerja, status dan gaji dilakukan uji logistik

tahap kedua. Dari hasil uji logistik tahap kedua menunjukkan bahwa variabel yang

berpengaruh paling dominan pada kinerja konselor ASI eksklusif (p<0,05) di

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
71

Kabupaten Aceh Barat adalah variabel status yaitu 62,842. Nilai ini bermakna bahwa

konselor dengan status baik semakin meningkat kinerjanya 62 kali dibandingkan

yang berstatus kurang baik.

Keseluruhan variabel yang dipergunakan dalam penelitian dapat memprediksi

besarnya pengaruh motivasi konselor terhadap kinerja konselor ASI eksklusif

sebesar 91,0% (overall percentage 91,0%), sedangkan 9,0% dipengaruhi oleh faktor

lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 4.16. Hasil Uji Regresi Tahap Kedua Motivasi Konselor Terhadap
Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Variabel B p Exp(β)
Tanggung Jawab 3,785 0,007 44,052
Pengembangan -5,104 0,029 0,006
Kondisi Kerja 3,101 0,045 22,212
Status 4,141 0,020 62,842
Gaji 3,091 0,037 21,991
Overall percentage = 91,0%.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian tentang karakteristik responden menunjukkan

bahwa sebagian besar responden berumur 20-30 tahun sebanyak 40 orang (59,7%),

berarti konselor belum mempunyai pengalaman yang memadai sebagai konselor,

karena konselor selain dituntut mempunyai pengetahuan yang baik tentang konseling

ASI eksklusif juga harus bijaksana dalam mengambil kepuasan, dan umumnya

semakin tua seseorang semakin bijaksana dalam menentukan keputusan yang baik

dan benar.

Mengacu pada hasil penelitian ini adalah bahwa konselor laktasi yang berusia

lebih tua cenderung lebih berpengalaman dan lebih dipercaya serta mampu

melaksanakan peran sebagai konselor dibandingkan konselor yang umumnya berusia

lebih muda. Pada usia tua tingkat kematangan dan kemampuan berfikir konselor pada

tahap yang lebih baik. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa usia muda sering

memiliki banyak tuntutan dan kebutuhan serta berbagai masalah yang sangat sensitif

terhadap berbagai masalah serta kurangnya pengalaman dalam kegiatan penyuluhan

sebagai konselor.

Sesuai dengan pendapat Handayani dkk (2006), bahwa usia konselor diantara

20-50 tahun merupakan umur yang mampu melaksanakan pelayanan secara optimal.

Pada usia ini tingkat keaktifan terkait dengan motivasi kerja yang tinggi dan positif,

lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, serta memiliki inovasi

dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat pengguna pelayanan kesehatan.

72
73

Jenis kelamin konselor seluruhnya perempuan yaitu 67 orang (100%), ini

berkaitan dengan kebudayaan masyarakat Aceh Barat yang masih memegang teguh

ajaran agama Islam. Pemberian ASI berkaitan dengan payudara, menyusui, dan hal

ini menurut masyarakat Aceh Barat masih tabu dibicarakan oleh orang yang berlainan

jenis kelamin. Urusan pemberian ASI adalah masalah perempuan, sehingga

perempuan dianggap lebih cocok menjadi konselor ASI eksklusif.

Dilihat dari tingkat pendidikan, belum cukup memadai karena sebagian besar

adalah dengan latar belakang SPK sebanyak 48 orang (71,6%), sedangkan yang

berpendidikan diploma III hanya 19 orang (28,4%). Masa kerja responden terbanyak

antara 1-10 tahun yaitu sebanyak 41 orang (61,2%), tentunya dengan masa kerja

tersebut masih kurang berpengalaman dalam menjalankan pekerjaan. Berdasarkan

status pekerjaan, sebagian besar responden berstatus PNS sebanyak 61 orang

(91,0%). Tetapi tidak hanya sekedar data di atas itu yang di butuhkan oleh

masyarakat dalam pelayanan sekarang ini dan umumnya lebih memandang

bagaimana petugas kesehatan bisa melayani dengan baik karena kesehatan

merupakan faktor psikologis.

Hal ini sesuai pendapat Wijono, (1999) yang menyatakan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan

adalah faktor sosio psikologis sedangkan pasien pada umumnya jarang berpikir

tentang arti dari pelayanan kesehatan tetapi masyarakat lebih memandang apakah

dokternya baik, apakah perawatnya ramah dalam memberikan pelayanan, apakah

tarifnya mahal dan apakah obatnya manjur.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
74

Berdasarkan teori, keberhasilan pelaksanaan manajemen laktasi tergantung

dari petugas kesehatan dan ibu yang melahirkan. Pelayanan kesehatan oleh petugas

kesehatan yang optimal harus dilakukan kepada semua yang membutuhkannya tanpa

terkecuali siapapun dia. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (1996) yang

menyatakan terwujudnya keadaan hidup sehat adalah kehendak semua pihak tidak

hanya oleh orang per orang, kelompok bahkan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan

keadaan sehat tersebut banyak hal yang diperlukan, salah satu diantaranya yang

dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan

kesehatan.

5.2. Pengaruh Motivasi Konselor Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Motivasi konselor dalam melakukan tugas konseling pada ibu bermacam-

macam. Motivasi dapat menggerakkan diri konselor agar mempunyai sikap mental

yang terarah untuk mencapai tujuan program ASI eksklusif. Sikap mental konselor

yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerja

untuk mencapai kinerja maksimal

Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk mencapai keinginannya

sehingga dalam kesesuaian antara kebutuhan pribadi dengan tujuan organisasi.

Kesesuaian akan dapat menimbulkan sinergi dalam mencapai kinerja organisasi. Hal

ini juga tercermin di pada Konselor di Kabupaten Aceh Barat tahun 2008 oleh sebab

itu motivasi yang dinilai dalam penelitian ini adalah menyangkut dua (2) aspek yaitu

motivator konselor meliputi: prestasi, tanggung jawab, dan pengembangan serta

faktor higienis yang meliputi: kondisi kerja, status dan gaji.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
75

5.2.1. Pengaruh Motivator Konselor Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif


di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

5.2.1.1. Pengaruh Prestasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di Kabupaten


Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Faktor motivator yang pertama adalah prestasi. Variabel prestasi konselor

yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi kebutuhan kenaikan jabatan,

pengaruh jabatan terhadap semangat kerja, dukungan untuk pencapaian prestasi,

volume pekerjaan dan standar prestasi yang jelas.

Uji regresi logistik menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

prestasi konselor terhadap kinerja konselor ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat

Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008, diperoleh nilai signifikan p= 0,388>0,05.

Sesuai dengan pendapat Maxwel (2004) bahwa motivasi diri akan

membangun semangat diri yang bertujuan untuk menjaga kestabilan serta tekad untuk

maju dan berprestasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Juliani (2007)

prestasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana

di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tetapi variasi prestasi kinerja perawat

pelaksana dapat dijelaskan karena adanya prestasi.

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Rohayati (2003) melakukan

penelitian tentang hubungan motivasi kerja terhadap kinerja perawat didapat adanya

hubungan prestasi dengan peningkatan kinerja.

Teori-teori prestasi menyatakan, bahwa motivasi berbeda-beda sesuai dengan

kekuatan kebutuhan seseorang akan berprestasi. Henry Murray (1938) merumuskan

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
76

kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan untuk melaksanakan tugas atau

pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi atau mengorganisasi objek-objek

fisikal, manusia atau ide-ide untuk melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin

dan independen mungkin sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala

mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu

menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui

penerapan bakat secara berhasil.

Winardi (2007) berpendapat bahwa orang-orang yang termotivasi untuk

berprestasi memiliki tiga macam ciri umum sebagai berikut : ciri yang satu adalah

sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas dengan derajat kesulitan moderat, kedua,

orang-orang yang berprestasi tinggi juga menyukai situasi-situasi di mana kinerja

mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri dan bukan karena faktor-faktor

lain, seperti keberuntungan / kemujuran. Karakteristik ketiga yang mengidentifikasi

mereka yang berprestasi tinggi adalah bahwa mereka menginginkan lebih banyak

umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan yang

berprestasi rendah.

Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar keinginan berprestasi

konselor masih rendah sehingga berdampak pada kinerjanya yang kurang baik. Ini

harus menjadi perhatian dari pihak atasan (pimpinan), untuk dicarikan solusi

meningkatkan prestasi para konselor. Dari jawaban kuesioner, terlihat bahwa

konselor menginginkan kenaikan jabatan yang diperoleh harus berdasarkan prestasi

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
77

kerja bukan karena adanya hubungan kekeluargaan, dan lainnya yang bertentangan

dengan hukum.

Bagi konselor yang mempunyai keinginan berprestasi maka orang tersebut

berusaha terus untuk meraih kesuksesan. Mereka yang berjiwa pantang menyerah

siap menghadapi hambatan yang ada di hadapannya dan menganggap bahwa

tantangan dalam bekerja merupakan peluang untuk berprestasi lebih tinggi lagi.

5.2.1.2. Pengaruh Tanggungjawab Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Variabel tanggung jawab konselor yang diukur dalam penelitian ini adalah

melaksanakan tugas tepat pada waktunya sesuai dengan tugas konselor dan batas

kemampuan yang dimiliki, pelayanan konselor langsung berdasarkan uraian tugas

konselor dengan penuh tanggung jawab, pelaksanaan tugas sesuai dengan jadwal

tugas yang diberikan, serta tugas dan tanggung jawab diberi sesuai dengan

pendidikan.

Uji regresi logistik menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

tanggung jawab terhadap kinerja konselor ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Barat

Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008, dengan nilai signifikan p=0,007<0,05.

Konselor dengan tanggungjawab baik sebagian besar kinerjanya juga baik, konselor

dengan tanggungjawab kurang baik kinerjanya juga kurang baik.

Tanggungjawab konselor dalam hal ini adalah tanggungjawab dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan, dan tanggungjawab dalam

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
78

pelaksanaan konseling pada ibu menyusui termasuk dalam penyiapan peralatan yang

dibutuhkan dalam konseling. Dari hasil penelitian, sebanyak 52,2% responden

kurang baik dalam hal tanggungjawab.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Juliani (2007) adanya pengaruh

tanggung jawab terhadap kinerja perawat pelaksana. Data deskriptif menunjukkan

bahwa tanggung jawab terbesar dari perawat pelaksana adalah pelaksanaan perawatan

untuk pasien.

Sesuai dengan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 450/Menkes/

SK/IV/2004 tanggal 07 April 2004 bahwa konselor (perawat/bidan yang ditunjuk

sebagai petugas) bertanggung jawab atas pelaksanaan program ASI eksklusif dengan

membuat 10 langkah pencapaian program ASI eksklusif.

Tanggungjawab konselor dalam melaksanakan konseling menguatkan

motivasi konselor untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Selain itu,

penyerahan tanggungjawab sesuai dengan kemampuan konselor oleh atasan akan

meningkatkan kemandirian konselor dalam pelaksanaan tugas. Kesiapan konselor

bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan, terutama atas kesalahan yang

dilakukannya akan meningkatkan kemampuan konselor dalam mengatasi masalah-

masalah yang muncul dalam konseling.

Menumbuhkan rasa percaya diri ibu dalam pemberian ASI merupakan salah

satu tanggungjawab konselor. Tanggungjawab tersebut akan menjadi sebuah

tantangan apakah setiap konselor mampu mencapai hasil yang telah dibebankan

padanya.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
79

5.2.1.3.Pengaruh Pengembangan Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Variabel pengembangan yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi

konselor selalu mendapatkan informasi secara merata untuk menambah keterampilan

konselor, adanya pengawasan dalam pelaksanaan tugas konselor, rumah sakit dalam

pengembangan keterampilan konselor memberikan kesempatan untuk dipromosikan

dalam kenaikan pangkat dan jabatan, kesempatan pelatihan diberikan secara

bergantian dan pelatihan diberikan pada tiap konselor, dan diberi izin untuk

mendapatkan pendidikan dalam peningkatan keterampilan konselor.

Uji regresi logistik menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

pengembangan dengan kinerja konselor ASI eksklusif di Kabupaten Aceh Barat

Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008 dengan nilai signifikan p=0,029<0,05. Dapat

dilihat bahwa konselor yang mendapatkan pengembangan dengan baik kinerjanya

juga baik, sedangkan konselor yang kurang mendapatkan pengembangan kinerjanya

juga kurang baik. Sesuai observasi menunjukkan lebih banyak konselor menyatakan

bahwa pengembangan kurang baik.

Sesuai dengan pendapat Sinamo (2002) bahwa suatu satuan kerja dalam

organisasi akan mampu mencapai sukses tertinggi apabila anggota dalam satuan kerja

atau organisasi tersebut memiliki daya inovasi yang kreatif yang berorientasi kepada

mutu dan kesempatan, serta kemauan yang terus-menerus belajar dan berubah untuk

meningkatkan kemampuan.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
80

Penelitian Anggraini (2007) mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian

ini yang mendapati bahwa pengembangan petugas rekam medis di Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar berpengaruh terhadap kinerja

petugas rekam medis.

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Sihotang (2006) yang

mendapati bahwa pengembangan perawat berpengaruh terhadap produktivitas kerja

perawat di Rumah Sakit Umum Doloksanggul.

Konselor sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam

menentukan pelaksanaan didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki

keterampilan yang jelas dalam keahliannya (Hidayat, 2004).


Surat keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 450/Menkes/SK/IV/2004 tanggal 07 April 2004 menerangkan bahwa
Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang secara
rutin dikomunikasikan kepada semua petugas. Melakukan pelatihan bagi petugas kesehatan dalam hal pengetahuan dan
keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
Pengembangan sebagai motivator konselor untuk meningkatkan kinerja adalah pengembangan dalam hal pendidikan
dan pelatihan. Banyak konselor yang menginginkan adanya kesempatan untuk berkembang baik pengetahuan dan
keterampilannya melalui pendidikan dan pelatihan, dilakukan secara bergiliran untuk setiap konselor, diadakan secara berkala
dan berkesinambungan sehingga kemampuan konselor meningkat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.

5.2.2. Pengaruh Faktor Higiene Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Faktor Higiene yaitu faktor dimana keputusan manusia terdiri atas dua hal

yaitu puas dan tidak puas. Hal ini juga tercermin di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe

Aceh Darussalam Tahun 2008. Oleh sebab itu faktor higiene yang dinilai dalam

penelitian ini adalah meliputi kondisi kerja, status dan gaji.

5.2.2.1.Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di


Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
81

Variabel kondisi kerja yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi

tersedia fasilitas dan perlengkapan yang mendukung untuk melayani pasien,

keselamatan dan keamanan kerja terjamin, situasi lingkungan kerja baik dan

menyenangkan, kemampuan bekerjasama antar sesame teman konselor, dan adanya

perhatian dari dinas kesehatan.

Uji regresi logistik menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

kondisi kerja dengan pelaksanaan tugas konselor ASI eksklusif di Kabupaten Aceh

Barat Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008 dengan nilai signifikan p=0,045<0,05.

Konselor yang menyatakan kondisi kerja baik sebagian besar kinerjanya juga baik,

konselor yang menyatakan kondisi kerja kurang baik kinerjanya juga kurang baik

Sesuai dengan observasi penelitian dan wawancara mendalam diketahui

bahwa sebagian besar menyatakan kondisi kerja kurang baik akibatnya kondisi

daerah yang masih belum pulih secara keseluruhan akibat bencana tsunami tahun

2004.

Sesuai dengan penelitian Ubaydillah dalam Anggraini (2007) mengatakan

bahwa rasa jenuh dan bosan terhadap pekerjaan terjadi apabila pekerjaan itu

monoton, merasa tidak bangga terhadap profesi atau pekerjaan, merasa kehilangan

gairah untuk mensyukuri pekerjaan.

Sejalan dengan penelitian Djokosoetono dalam Anggraini (2007) bahwa

kondisi kerja berinteraksi dengan dorongan untuk berkembang, perasaan tanggung

jawab terhadap hasil pekerjaan menghasilkan secara positif perasaan bahwa pekerjaan

berarti.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
82

Demikian juga penelitian Darmayanti dalam Anggraini bahwa motivasi dapat

pula diciptakan dengan mengadakan pengaturan kondisi kerja yang sehat. Hal ini

menimbulkan motivasi kerja sehingga keinginan seseorang untuk melakukan

pekerjaan dalam bentuk keahlian, keterampilan, tenaga dan waktunya untuk

melaksanakan pekerjaan.

Hasil penelitian yang berbeda dengan hasil penelitian ini yaitu penelitian

Sihotang (2007) yang mendapati bahwa iklim kerja tidak berpengaruh terhadap

produktivitas kerja perawat di Rumah Sakit Doloksanggul.

Menurut Arep dan Tanjung (2003) karyawan akan terdorong untuk

meningkatkan kualitas apabila adanya kesejahteraan pribadi, gaji dan pekerjaan

lainnya mendukung.

Kondisi kerja selain menggambarkan ketersediaan sarana dan prasarana

sebagai pendukung tugas-tugas, kondisi kerja terkait juga hubungan antarkelompok di

dalamnya, dimana hubungan-hubungan antarkelompok tidak selalu berjalan dengan

baik. Senantiasa dapat timbul kemungkinan konflik antarindividu dan konflik

antarkelompok. Konflik timbul apabila terdapat ketidaksesuaian paham pada sebuah

situasi sosial mengenai persoalan-persoalan substansi dan emosional individu

tersebut. Namun demikian, konflik-konflik substansial merupakan hal yang biasa di

dalam organisasi dan berpusat pada ketidakcocokan tentang tujuan-tujuan dan alat-

alat. Pandangan-pandangan yang berbeda tentang hal tersebut seperti tujuan-tujuan

kelompok dan tujuan-tujuan organisasi, alokasi sumber daya, pendistribusian

imbalan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur serta penugasan tugas-tugas

merupakan masalah yang setiap hari dihadapi. Sedangkan konflik-konflik emosional

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
83

mencakup perasaan marah, ketidakpercayaan terhadap konselor lainnya,

ketidaksenangan, perasaan takut, penolakan, dan benturan-benturan kepribadian.

Munculnya kondisi kerja yang demikian dapat menjadi hambatan motivasi konselor

untuk melakukan tugas-tugas dengan baik, karena konflik yang tidak dapat

diselesaikan dapat menurunkan produktifitas konselor.

Konselor mengharapkan adanya sarana dan prasarana yang memadai juga

terciptanya keselamatan dan kenyamanan tempat lingkungan bekerja sehingga

konselor dapat bekerja dengan tenang dan nyaman sehingga kinerja dapat meningkat.

Kondisi kerja ini juga meliputi kerjasama tim yang baik terutama dalam

melaksanakan tugas bersama, sehingga tujuan program ASI eksklusif dapat tercapai.

5.2.2.2.Pengaruh Status Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di Kabupaten


Aceh Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Variabel status yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi konselor

memiliki sertifikasi resmi, jabatan sesuai dengan jenjang pendidikan, peraturan kerja

telah ditetapkan rumah sakit jelas, mendapat kesempatan untuk posisi yang lebih

tinggi, dan kesempatan kenaikan jabatan disesuaikan dengan prestasi.

Uji regresi logistik menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan status

terhadap kinerja konselor ASI eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe Aceh

Darussalam tahun 2008 dengan nilai signifikan p=0,020<0,05. Variabel status

merupakan variabel yang paling berpengaruh dengan nilai exp.(β)=62,842

dibandingkan dengan variabel lainnya. Konselor yang menyatakan bahwa status baik

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
84

sebagian besar kinerjanya juga baik, responden yang menyatakan status kurang baik

kinerjanya juga kurang baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti melihat bahwa status konselor

di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam lebih banyak dalam

kategori kurang baik. Ini berkaitan dengan pendidikan konselor yang sebagian besar

adalah SPK, dan menginginkan kenaikan jabatan lebih tinggi sehingga tidak sesuai

dengan kemampuannya, dan menganggap bahwa statusnya sebagai konselor kurang

baik. Dari pertanyaan yang diajukan, sebagian besar responden menginginkan bahwa

beban kerja yang diberikan atasan disesuaikan dengan pendidikan yang dimilikinya.

Karena sering terjadi, beban pekerjaan diberikan pada orang yang tidak tepat jika

dilihat dari tingkat pendidikannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sihotang (2006), yang

mendapati adanya pengaruh yang signifikan status perawat dengan produktivitas

kerja perawat di Rumah Sakit Umum Doloksanggul.

Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2007),

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara status perekam medis

dengan kinerja rekam medis memberikan pelayanan pada pasien.

Konselor akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja karena adanya

pengakuan dari orang lain. Konselor dengan status yang baik akan termotivasi untuk

melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, melakukan pekerjaan dengan segala

daya untuk mencapai kesuksesan, bekerja berdasarkan rencana dan tujuan yang

realistis, menyelesaikan tugas-tugas menggunakan keterampilan untuk menguasai

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
85

bidang yang ditekuninya, melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan,

dan melakukan sesuatu yang lebih baik daripada orang lain.

5.2.2.3.Pengaruh Gaji Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh


Barat Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

Variabel gaji yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi besar gaji yang

diterima konselor sesuai dengan pekerjaan dan jenjang pendidikan, gaji konselor

sesuai waktu yang ditentukan pembayarannya, konselor mendapat insentif tambahan

atas satu prestasi atau kerja ekstra dan diberikan secara merata, permasalahan gaji

yang diterima dapat dilaporkan pada pihak rumah sakit, dan dilakukan penilaian pada

kerja yang dilakukan untuk mendapat pembedaan gaji atau barang, jasa atau konselor

kombinasi.

Uji regresi logistik menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan gaji

konselor dengan kinerja konselor ASI eksklusif di Kabupaten Aceh Barat Nanggroe

Aceh Darussalam tahun 2008, dengan nilai signifikan p=0,037 >0,05. Konselor yang

menyatakan gaji baik sebagian besar kinerjanya juga baik, responden yang

menyatakan gaji kurang baik kinerjanya juga kurang baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihotang

(2006) bahwa rendahnya motivasi perawat untuk melakukan pekerjaan akibat honor

yang didapat sedikit, terlihat dari perawat selalu terpikir untuk mendapatkan

pekerjaan di luar rumah sakit dalam mencukupi kebutuhan. Dalam penelitian ini

terlihat bahwa walaupun responden menyatakan bahwa gaji dalam kategori baik

namun dalam pelaksanaannya sebagai konselor laktasi dalam kategori kurang baik.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
86

Pada teori dua faktor dari Herzberg, gaji/upah dalam bentuk gaji pokok atau

salaries dapat mencegah timbulnya ketidakpuasan, tetapi, ia tidak dapat menyebabkan

timbulnya motivasi. Akan tetapi, walaupun pembayaran berdasarkan prestasi yang

diberikan sebagai imbalan-imbalan khusus untuk pekerjaan-pekerjaan yang

dilaksanakan dengan baik, dapat menyebabkan timbulnya kepuasan dan motivasi

yang meningkat.

Motivasi menjadi kekuatan pendorong bagi seseorang untuk prilaku tertentu,

adanya orientasi tertentu untuk tujuan tertentu dan adanya kebutuhan pribadi. Jadi

motivasi merupakan dorongan bagi seseorang berprilaku tertentu untuk mencapai

keinginannya sehingga tercapai kesesuaian antara kebutuhan pribadi dengan tujuan

organisasi. Kesesuaian akan dapat menimbulkan sinergi dalam mencapai kinerja

organisasi (Miftah, 2003).

Winardi (2007) berpendapat apabila individu mengharapkan imbalan-imbalan

intrinsik untuk kinerjanya, maka motivasi akan terpengaruh secara langsung serta

positif. Motivasi dapat pula terjadi apabila kepuasan-kepuasan kerja timbul karena

imbalan-imbalan intrinsik atau imbalan-imbalan ekstrinsik, yang dirasakan

dialokasikan secara adil. Apabila muncul ketidakadilan negatif yang dirasakan, maka

kepuasan akan rendah dan motivasi akan berkurang.

Berdasarkan hasil penelitian di atas menurut peneliti bahwa gaji yang

diperoleh konselor baik yang honorer maupun yang telah diangkat menjadi pegawai

negeri hendaknya diberi tambahan insentif agar konselor lebih termotivasi untuk

melaksanakan pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan lain di luar tugasnya. Konselor

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
87

menginginkan bahwa gaji yang diperolehnya dapat memenuhi kebutuhan hidup,

mengingat krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan dunia turut meningkatkan

inflasi, menaikkan harga kebutuhan sehari-hari, sehingga gaji yang diperoleh nilainya

menjadi kecil. Sebagian besar konselor mengharapkan adanya peningkatan gaji dari

pemerintah setempat, demikian juga adanya insentif atas kerja ekstra yang dilakukan

dalam melakukan konseling.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan tentang

pengaruh motivasi konselor terhadap kinerja konselor ASI eksklusif di Kabupaten

Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2008 dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan dari 6 (enam) variabel

independen yang digunakan, sebanyak 5 (lima) variabel independen mempunyai

pengaruh signifikan terhadap kinerja konselor ASI eksklusif yaitu tanggungjawab

(p=0,007), pengembangan (p=0,029), kondisi kerja (p=0,045), status (p=0,020),

dan gaji (p=0,037). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja konselor ASI eksklusif adalah variabel prestasi (p=0,388).

2. Secara statistik, variabel yang paling besar/dominan mempengaruhi kinerja

konselor ASI eksklusif di Kabupaten Aceh Barat adalah variabel status yaitu

62,842, sedangkan variabel yang paling kecil pengaruhnya adalah pengembangan

yaitu 0,006.

3. Keseluruhan variabel independen yang dipergunakan dalam penelitian dapat

memprediksi (menjelaskan) sebesar 91,0% terhadap kinerja konselor ASI

eksklusif, sedangkan 9% sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya.

88
89

6.2. Saran

1. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat diharapkan membuat

pelatihan kepada konselor ASI Eksklusif secara berkala untuk meningkatkan

motivasi konselor agar pencapaian ASI Eksklusif dapat lebih meningkat.

2. Kepada Kepala Puskesmas di Kabupaten Aceh Barat diharapkan

memperhatikan aspek motivasi konselor dengan memberikan kesempatan

kepada konselor untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau

mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan tentang program ASI

Eksklusif.

3. Kepada Konselor ASI Eksklusif agar memberikan penyuluhan secara berkala

kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk menggalakkan pemberian ASI

Eksklusif pada bayi di masyarakat Kabupaten Aceh Barat.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri, S., 2003, Kajian Imunoglobulin di Dalam ASI, pada Berbagai Status Gizi
Ibu Menyusui dan Tingkat Kesehatan Bayi yang Disusui, Airlangga
University Press, Surabaya.

Anggraini, S.S., 2007, Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun
2007, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Arep, I., dan Hendri T., 2004, Manajemen Motivasi, Grasindo, Jakarta.

Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi
IV, Rineka Cipta, Jakarta.

Depkes RI, 2001, Modul Pelatihan Manajemen Laktasi, Direktorat Bina Gizi
Masyarakat, Jakarta.

______, 2002, Strategi Nasional Peningkatan Penggunaan ASI Sampai Tahun


2005, Departemen Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan
Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, Jakarta.

______, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator
Propinsi Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat. Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1202/MENKES/SK/VIII/2003 .

______, 2005, Konseling Pemberian ASI-Bahan Bacaan Manajemen Laktasi,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, 2006, Profil Kesehatan Kabupaten Aceh
Barat, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat.

Dinas Kesehatan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Profil Kesehatan Nanggroe


Aceh Darussalam. Pemerintah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Hasibuan, H. M.S.P., 2005, Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan


Produktivitas, Bumi Aksara, Jakarta.

Hidayat, A.A.A., 2004, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid I, Salemba


Medika, Jakarta.

____________, Musrifatul U., 2006, Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan,


Salemba Medika, Jakarta.

90
91

____________, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Edisi
Pertama, Salemba Medika, Jakarta

Ilyas, Y. 2001. Kinerja (Teori, Penilaian dan Penelitian), Jakarta: Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Juliani, 2007. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di


Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007, Medan: Sekolah
Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

King, F.S., 2004, Menolong Ibu Menyusui Pedoman Praktis Bagi Para ibu dan
Petugas Kesehatan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kresnawan, 2003, Apa yang Anda Ketahui Tentang ASI, Cetakan Pertama,
Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mangkunegara, A.A.A.P, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Edisi I, Refika Aditama,


Jakarta.

Miftah, T., 2003, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Universitas
Gajah Mada, Rajawali Pers Citraniaga, Yogyakarta.

Muchlas, 1998, Motivasi dan Manajemen, Cetakan Kedua, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta,


Jakarta.

Nugroho, B.A. 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS,
ANDI, Yogyakarta.

Roesli, U., 2000, Mengenal ASI Eksklusif, Cetakan Kelima, Trubus Agriwidya,
Jakarta.

________, 2004, Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif, Makanan Pendamping dan
Imunisasi Lengkap, Trubus Agriwidya, Jakarta.

________, 2008, Panduan Praktis Menyusui, Puspa Swara, Jakarta.

Sihotang, B.F, 2006. Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Perawat Di


Rumah Sakit Umum Doloksanggul Tahun 2006, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Siagian, S.P., 2004, Teori Motivasi dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
92

Sidi, I.P.S., Rulina S., Sientje M., Sri D.B., Wirastari M., 2004, Bahan Bacaan
Manajemen Laktasi, Cetakan ke-2, Program Manajemen Laktasi
Perkumpulan Perinatologi Indonesia, Jakarta.

Sinamo, J.H., 2002., Etos Kerja 21, Etos Kerja Profesional di Era Digital Global,
Edisi 1, Darma Mahardika, Jakarta.

Singarimbun, M., Sofyan E., 2005, Metode Penelitian Survai, Cetakan 2, Pustaka
LP2ES Indonesia, Jakarta.

Siregar, M.A., 2004, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Oleh Ibu
Melahirkan, Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Soetjiningsih, 1997, ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.

Suharjo, B., 2008, Analisis Regresi Terapan Dengan SPSS, Edisi I, Graha Ilmu,
Jakarta

Tunggal, A.W., 2002, Tanya Jawab Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik,
Harvarindo, Jakarta.

Widodo, S., 2001, Menyusui Bagi Bayi Anda, Dian Rakyat, Jakarta.

Winardi, 2007, Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Rajawali Press,


Jakarta.

Wiratha I Made, 2006, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis,
Andi, Yogyakarta.

Word Health Organization (WHO), 1993, Pelatihan Konselor Laktasi, Jakarta.

Zuidah, 2006, Pengaruh Strategi Universal Precaution, Perawat Terhadap Tindakan


Pasang Kateter Dalam Mencegah Nosokomial ISK di Rumah Sakit Haji
Medan, Tesis, Medan.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
93

FORMULIR KUESIONER

PENGARUH MOTIVASI KONSELOR TERHADAP KINERJA KONSELOR


ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN ACEH BARAT PROPINSI NANGGROE
ACEH DARUSSALAM TAHUN 2008

PETUNJUK
1. Jawablah pertanyaan yang diajukan pada Saudara dengan sebenar-benarnya,
sesuai dengan apa yang diketahui dan apa yang Saudara lakukan.
2. Apapun jawaban saudara tidak mempengaruhi pekerjaan Saudara akan tetapi
jawaban yang benar sangat diperlukan dalam penelitian ini.
3. Partisipasi Saudara sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran penelitian ini
yang ke depannya diharapkan bermanfaat bagi pencapaian program ASI
Eksklusif.

IDENTITAS RESPONDEN
Nomor responden : ................. (diisi oleh peneliti)

1. Umur : .................Tahun

2. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki, ( ) Perempuan

3. Pendidikan : ( ) Sarjana (S1) ( ) D-III ( ) SPK

4. Masa Kerja : ................. Tahun

5. Status : ( ) PNS ( ) Honor

6. Tanggal Pengisian : ...............................................

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
94

PERTANYAAN
Berilah tanda checklist (9) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia di sebelah
pertanyaan sesuai dengan apa yang Saudara Lakukan, kriteria memiliki Skala mulai 1
s/d 3 menurut skala kepentingannya.
SL = Selalu
K = Kadang-kadang
TP = Tidak Pernah

Jawaban
No Pernyataan Skor
SL K TP
1. FAKTOR MOTIVATOR
A. Prestasi
1. Kenaikan jabatan saya peroleh berdasarkan prestasi
saya.
2. Kenaikan jabatan mempengaruhi semangat saya
dalam bekerja.
3. Prestasi saya didukung oleh teman sejawat.
4. Prestasi saya dapat didukung oleh pimpinan.
5. Saya mendapatkan pelatihan-pelatihan dari atasan
untuk meningkatkan prestasi saya.
6. Prestasi saya dinilai dengan teliti dan benar oleh
atasan.
7. Dengan diberi tugas yang banyak oleh atasan,
memacu saya untuk berprestasi.
8. Prestasi saya dinilai berdasarkan standar penilaian
prestasi konselor.

B. Tanggung jawab
1. Saya melaksanakan tugas-tugas berdasarkan tugas
yang telah ditetapkan.
2. Saya memberikan konseling sesuai dengan standar
pencapaian ASI eksklusif.
3. Saya melaksanakan pencapaian program ASI
eksklusif sesuai dengan kebutuhan dan batas
kemampuan.
4. Saya bertanggungjawab terhadap kesalahan
informasi yang saya sampaikan pada ibu.
5. Saya ikut menjaga kebersihan, keamanan dan
kenyamanan ruangan untuk konsultasi bagi ibu-ibu
yang berkunjung

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
95

Jawaban
No Pernyataan Skor
SL K TP
6. Saya melaksanakan tugas sesuai dengan jadwal tugas
yang diberikan.
7. Saya membantu menumbuhkan percaya diri ibu
dalam pemberian ASI.
8. Saya memberikan contoh-contoh teknik pemberian
ASI melalui media.
C. Pengembangan
1. Saya mempunyai kesempatan untuk bersaing dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan rekan
kerja.
2. Saya diberi dukungan/dorongan oleh atasan dalam
pengembangan keterampilan konselor
3. Saya mendapatkan kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan yang baru tentang ASI eksklusif.
4. Saya mempunyai kemampuan dalam mencapai
kepuasan hasil kerja.
5. Saya berbagi informasi antar konselor dan tenaga
medis.
6. Tugas-tugas sebagai konselor sesuai dengan
pelatihan yang saya terima.
7. Pelatihan diberikan kepada saya sesuai dengan
kebutuhan di lapangan.
8. Saya diberi izin melanjutkan pendidikan peningkatan
keterampilan konselor
2. FAKTOR HIGIENE
A. Kondisi Kerja
1. Fasilitas dan perlengkapan yang ada mendukung
tugas-tugas saya.
2. Fasilitas ruangan kerja saya dalam keadaan baik dan
nyaman.
3. Terjalin hubungan baik sesama tim.
4. Keselamatan dan keamanan kerja saya terjamin.
5. Situasi lingkungan kerja saya baik dan
menyenangkan
6. Dalam melaksanakan tugas, saya bekerjasama
dengan rekan.
7. Alat-alat yang saya gunakan sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
96

Jawaban
No Pernyataan Skor
SL K TP
8. Perlengkapan dan peralatan yang saya gunakan
dalam kondisi baik.
B. Status
1. Struktur organisasi di tempat kerja memotivasi saya
dalam menjalankan tugas sebagai konselor
2. Saya mendapat pengakuan atas tugas saya sebagai
konselor
3. Jabatan saya sesuai dengan jenjang pendidikan saya
4. Beban kerja saya sesuai jabatan saya.
5. Saya bekerja sesuai dengan peraturan kerja telah
ditetapkan pemerintah.
6. Saya menginginkan peningkatan jabatan sesuai
pengembangan pendidikan.
7. Saya mendapat kesempatan untuk promosi jabatan
yang lebih tinggi.
8. Kesempatan kenaikan jabatan saya disesuaikan
dengan prestasi saya.
C. Gaji
1. Besar gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan.
2. Gaji saya sesuai waktu yang ditentukan
pembayarannya.
3. Besar gaji saya sesuai dengan jenjang pendidikan.
4. Saya mendapat insentif tambahan atas satu prestasi
atau kerja ekstra.
5. Saya mendapatkan insentif setiap bulan.
6. Besar gaji saya dapat memenuhi kebutuhan hidup.
7. Peningkatan gaji saya diperhatikan pemerintah
setempat.
8. Permasalahan gaji yang saya terima ditanggapi pada
pihak puskesmas.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
97

FORMAT PENILAIAN KINERJA KONSELOR ASI EKSKLUSIF


0 = Bila tidak dikerjakan sama sekali
1 = Pernah melakukan 1 kali, perlu bimbingan dan supervisi lebih lanjut.
2 = Pernah melakukan lebih 1 kali, perlu bantuan dan supervisi seperlunya.
3 = Kompeten, hampir tidak membutuhkan bantuan dan perlu supervisi minimal
4 = Kompeten, tidak perlu bantuan dan dapat membantu / mengajarkan ke yang lain
Skor
No Hal-hal yang Dinilai
0 1 2 3 4
1. Mampu berdialog / komunikatif dengan ibu
menyusui.
2. Melengkapi format catatan ASI eksklusif
3. Menunjukkan perhatian pada klien.
4. Memahami dan menguasai situasi, kondisi saat
memberikan konseling.
5. Memahami kebutuhan ibu menyusui saat
konseling..
6. Mampu mengidentifikasi masalah dalam
pemberian konseling.
7. Saling berbagi informasi sesama konselor dalam
pelaksanaan program
8. Mampu memberikan penyuluhan tentang teknik
pemberian ASI.
9. Mampu memberikan penyuluhan tentang
perawatan payudara.
10. Mampu meningkatkan rasa percaya diri ibu dalam
pemberian ASI eksklusif.
11. Membantu ibu yang menyusui sesegera mungkin
dapat memberikan ASI untuk bayi
12. Melatih ibu untuk memberikan ASI yang benar
13. Menyarankan ibu untuk tidak memberikan
makanan selain ASI pada bayi
14. Menyarankan ibu untuk terus memberikan ASI
kapan saja, tidak membatasi waktu pemberian
makan pada bayi
15. Mengevaluasi hasil kegiatan konseling.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
98

FORMAT PENILAIAN KINERJA KONSELOR ASI EKSKLUSIF

Penilaian
No Indikator Penilaian
Ya Tidak
1. Mampu berdialog / komunikatif dengan ibu menyusui
(memberi salam, tersenyum)
2. Menjalin hubungan saling percaya dengan ibu (menyentuh
punggung ibu)
3. Bertanya tentang keadaan dan permasalahan ibu dalam
memberikan ASI.
4. Mengajukan 1 atau 2 pertanyaan terbuka tentang menyusui
untuk memulai percakapan.
5. Memahami dan menguasai situasi, kondisi saat memberikan
konseling (memberi jawaban yang tepat sesuai pertanyaan
ibu).
6. Mampu mengidentifikasi masalah dalam pemberian
konseling (menjelaskan permasalahan ibu dengan detail).
7. Mampu memberikan penyuluhan tentang kandungan gizi
dalam ASI (memberikan contoh-contoh makanan yang
dapat meningkatkan produksi air susu ibu, seperti daun
katuk, telur, bayam merah, dan lain-lain)
8. Mampu memberikan penyuluhan tentang perawatan
payudara (membersihkan payudara, memasase payudara).
9. Mampu meningkatkan rasa percaya diri ibu dalam
pemberian ASI eksklusif (memuji ibu apa yang sudah
benar dilakukan dalam pemberian ASI).
10. Melatih ibu untuk memberikan ASI yang benar (memberi
contoh posisi ibu dalam pemberian ASI).
11. Menyarankan ibu untuk tidak memberikan makanan selain
ASI pada bayi hingga umur 6 bulan.
12. Menyarankan ibu untuk terus memberikan ASI kapan saja,
tidak membatasi waktu pemberian makan pada bayi
13. Mengevaluasi hasil kegiatan konseling (mencatat riwayat
menyusui)
14. Menutup konseling dengan memberi salam pada ibu serta
menentukan jadwal pertemuan selanjutnya.
15. Saling berbagi informasi sesama konselor dalam
pelaksanaan program

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
99

FORMAT PENILAIAN KINERJA KONSELOR ASI EKSKLUSIF


0 = Bila tidak dikerjakan sama sekali
1 = Pernah melakukan 1 kali, perlu bimbingan dan supervisi lebih lanjut.
2 = Pernah melakukan lebih 1 kali, perlu bantuan dan supervisi seperlunya.
3 = Kompeten, hampir tidak membutuhkan bantuan dan perlu supervisi minimal
4 = Kompeten, tidak perlu bantuan dan dapat membantu / mengajarkan ke yang lain
Skor
No Hal-hal yang Dinilai
0 1 2 3 4
16. Mampu berdialog / komunikatif dengan ibu
menyusui.
17. Melengkapi format catatan ASI eksklusif
18. Menunjukkan perhatian pada klien.
19. Memahami dan menguasai situasi, kondisi saat
memberikan konseling.
20. Memahami kebutuhan ibu menyusui saat
konseling..
21. Mampu mengidentifikasi masalah dalam
pemberian konseling.
22. Saling berbagi informasi sesama konselor dalam
pelaksanaan program
23. Mampu memberikan penyuluhan tentang teknik
pemberian ASI.
24. Mampu memberikan penyuluhan tentang
perawatan payudara.
25. Mampu meningkatkan rasa percaya diri ibu dalam
pemberian ASI eksklusif.
26. Membantu ibu yang menyusui sesegera mungkin
dapat memberikan ASI untuk bayi
27. Melatih ibu untuk memberikan ASI yang benar
28. Menyarankan ibu untuk tidak memberikan
makanan selain ASI pada bayi
29. Menyarankan ibu untuk terus memberikan ASI
kapan saja, tidak membatasi waktu pemberian
makan pada bayi
30. Menyediakan buku konseling untuk mengontrol
apakah ibu dapat menjalankan ASI eksklusif
31. Membuat format kemajuan ibu menyusui
32. Evaluasi dilakukan terus menerus.
33. Mencatat permasalahan yang dihadapi untuk diatasi
sesegera mungkin dalam mencapai program

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
100
103

Keterangan Pada Master Data :


Umur :
1 = 20-30 tahun
2 = 30-40 tahun
3 = >40 tahun

Jenis Kelamin :
1 = Laki-laki
2 = Perempuan

Pendidikan :
1 = SPK
2 = Diploma
3 = Sarjana

Masa Kerja :
1 = 1-10 tahun
2 = 11-20 tahun
3 = ≥ 21 tahun

Status Pekerjaan :
1 = PNS
2 = Honor

Prestasi, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kondisi Kerja, Status, Gaji


1 = Tidak Pernah
2 = Kadang-kadang
3 = Selalu / Sering

Kategori Prestasi, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kondisi Kerja, Pengakuan,


Gaji
1 = Baik
2 = Kurang baik

Kinerja Konselor
0 = Tidak
1 = Ya

Kategori Kinerja Konselor


1 = Baik
2 = Kurang baik

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
101

Tabel Frekuensi

umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 tahun 40 59.7 59.7 59.7
31-40 tahun 26 38.8 38.8 98.5
>40 tahun 1 1.5 1.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid perempuan 67 100.0 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SPK 48 71.6 71.6 71.6
D-3 19 28.4 28.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

masa kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-10 tahun 41 61.2 61.2 61.2
11-20 tahun 25 37.3 37.3 98.5
>20 tahun 1 1.5 1.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

status

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 61 91.0 91.0 91.0
honorer 6 9.0 9.0 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
102

prestasi-1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 6 9.0 9.0 9.0
kadang-kadang 58 86.6 86.6 95.5
selalu 3 4.5 4.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

prestasi-2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 9 13.4 13.4 13.4
kadang-kadang 49 73.1 73.1 86.6
selalu 9 13.4 13.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

prestasi-3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 15 22.4 22.4 22.4
kadang-kadang 45 67.2 67.2 89.6
selalu 7 10.4 10.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

prestasi-4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 18 26.9 26.9 26.9
kadang-kadang 41 61.2 61.2 88.1
selalu 8 11.9 11.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
103

prestasi-5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 18 26.9 26.9 26.9
kadang-kadang 31 46.3 46.3 73.1
selalu 18 26.9 26.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

prestasi-6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 13 19.4 19.4 19.4
kadang-kadang 37 55.2 55.2 74.6
selalu 17 25.4 25.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

prestasi-7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 7 10.4 10.4 10.4
kadang-kadang 21 31.3 31.3 41.8
selalu 39 58.2 58.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

prestasi-8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 14 20.9 20.9 20.9
kadang-kadang 41 61.2 61.2 82.1
selalu 12 17.9 17.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
104

prestasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 31 46.3 46.3 46.3
kurang baik 36 53.7 53.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

tanggung jawab-1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kadang-kadang 25 37.3 37.3 37.3
selalu 42 62.7 62.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

tanggung jawab-2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 4 6.0 6.0 6.0
kadang-kadang 31 46.3 46.3 52.2
selalu 32 47.8 47.8 100.0
Total 67 100.0 100.0

tanggung jawab-3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 12 17.9 17.9 17.9
kadang-kadang 42 62.7 62.7 80.6
selalu 13 19.4 19.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
105

tanggung jawab-4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 12 17.9 17.9 17.9
kadang-kadang 37 55.2 55.2 73.1
selalu 18 26.9 26.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

tanggung jawab-5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 16 23.9 23.9 23.9
kadang-kadang 32 47.8 47.8 71.6
selalu 19 28.4 28.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

tanggung jawab-6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 9 13.4 13.4 13.4
kadang-kadang 38 56.7 56.7 70.1
selalu 20 29.9 29.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

tanggung jawab-7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 4 6.0 6.0 6.0
kadang-kadang 44 65.7 65.7 71.6
selalu 19 28.4 28.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
106

tanggung jawab-8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 10 14.9 14.9 14.9
kadang-kadang 41 61.2 61.2 76.1
selalu 16 23.9 23.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

tanggung jawab

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 32 47.8 47.8 47.8
kurang baik 35 52.2 52.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

pengembangan-1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 17 25.4 25.4 25.4
kadang-kadang 34 50.7 50.7 76.1
selalu 16 23.9 23.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

pengembangan-2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 7 10.4 10.4 10.4
kadang-kadang 49 73.1 73.1 83.6
selalu 11 16.4 16.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
107

pengembangan-3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 14 20.9 20.9 20.9
kadang-kadang 37 55.2 55.2 76.1
selalu 16 23.9 23.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

pengembangan-4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 13 19.4 19.4 19.4
kadang-kadang 37 55.2 55.2 74.6
selalu 17 25.4 25.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

pengembangan-5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 5 7.5 7.5 7.5
kadang-kadang 42 62.7 62.7 70.1
selalu 20 29.9 29.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

pengembangan-6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 14 20.9 20.9 20.9
kadang-kadang 39 58.2 58.2 79.1
selalu 14 20.9 20.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
108

pengembangan-7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 8 11.9 11.9 11.9
kadang-kadang 39 58.2 58.2 70.1
selalu 20 29.9 29.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

pengembangan-8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 9 13.4 13.4 13.4
kadang-kadang 50 74.6 74.6 88.1
selalu 8 11.9 11.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

pengembangan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 29 43.3 43.3 43.3
kurang baik 38 56.7 56.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

kondisi kerja-1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 11 16.4 16.4 16.4
kadang-kadang 46 68.7 68.7 85.1
selalu 10 14.9 14.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
109

kondisi kerja-2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 12 17.9 17.9 17.9
kadang-kadang 35 52.2 52.2 70.1
selalu 20 29.9 29.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

kondisi kerja-3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 11 16.4 16.4 16.4
kadang-kadang 42 62.7 62.7 79.1
selalu 14 20.9 20.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

kondisi kerja-4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 9 13.4 13.4 13.4
kadang-kadang 45 67.2 67.2 80.6
selalu 13 19.4 19.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

kondisi kerja-5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 14 20.9 20.9 20.9
kadang-kadang 36 53.7 53.7 74.6
selalu 17 25.4 25.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
110

kondisi kerja-6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 8 11.9 11.9 11.9
kadang-kadang 35 52.2 52.2 64.2
selalu 24 35.8 35.8 100.0
Total 67 100.0 100.0

kondisi kerja-7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 10 14.9 14.9 14.9
kadang-kadang 38 56.7 56.7 71.6
selalu 19 28.4 28.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

kondisi kerja-8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 15 22.4 22.4 22.4
kadang-kadang 37 55.2 55.2 77.6
selalu 15 22.4 22.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

kondisi kerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 29 43.3 43.3 43.3
kurang baik 38 56.7 56.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
111

status-1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 10 14.9 14.9 14.9
kadang-kadang 44 65.7 65.7 80.6
selalu 13 19.4 19.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

status-2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 9 13.4 13.4 13.4
kadang-kadang 42 62.7 62.7 76.1
selalu 16 23.9 23.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

status-3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 8 11.9 11.9 11.9
kadang-kadang 43 64.2 64.2 76.1
selalu 16 23.9 23.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

status-4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 5 7.5 7.5 7.5
kadang-kadang 43 64.2 64.2 71.6
selalu 19 28.4 28.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
112

status-5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 9 13.4 13.4 13.4
kadang-kadang 44 65.7 65.7 79.1
selalu 14 20.9 20.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

status-6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 12 17.9 17.9 17.9
kadang-kadang 36 53.7 53.7 71.6
selalu 19 28.4 28.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

status-7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 12 17.9 17.9 17.9
kadang-kadang 33 49.3 49.3 67.2
selalu 22 32.8 32.8 100.0
Total 67 100.0 100.0

status-8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 19 28.4 28.4 28.4
kadang-kadang 38 56.7 56.7 85.1
selalu 10 14.9 14.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
113

status

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 31 46.3 46.3 46.3
kurang baik 36 53.7 53.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

gaji-1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 7 10.4 10.4 10.4
kadang-kadang 59 88.1 88.1 98.5
selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 67 100.0 100.0

gaji-2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 12 17.9 17.9 17.9
kadang-kadang 38 56.7 56.7 74.6
selalu 17 25.4 25.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

gaji-3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 17 25.4 25.4 25.4
kadang-kadang 40 59.7 59.7 85.1
selalu 10 14.9 14.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
114

gaji-4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 12 17.9 17.9 17.9
kadang-kadang 36 53.7 53.7 71.6
selalu 19 28.4 28.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

gaji-5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 10 14.9 14.9 14.9
kadang-kadang 32 47.8 47.8 62.7
selalu 25 37.3 37.3 100.0
Total 67 100.0 100.0

gaji-6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 14 20.9 20.9 20.9
kadang-kadang 37 55.2 55.2 76.1
selalu 16 23.9 23.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

gaji-7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 12 17.9 17.9 17.9
kadang-kadang 40 59.7 59.7 77.6
selalu 15 22.4 22.4 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
115

gaji-8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak pernah 9 13.4 13.4 13.4
kadang-kadang 38 56.7 56.7 70.1
selalu 20 29.9 29.9 100.0
Total 67 100.0 100.0

gaji

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 32 47.8 47.8 47.8
kurang baik 35 52.2 52.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 15 22.4 22.4 22.4
ya 52 77.6 77.6 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 22 32.8 32.8 32.8
ya 45 67.2 67.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 18 26.9 26.9 26.9
ya 49 73.1 73.1 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
116

pelaksanaan-4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 24 35.8 35.8 35.8
ya 43 64.2 64.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 24 35.8 35.8 35.8
ya 43 64.2 64.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 23 34.3 34.3 34.3
ya 44 65.7 65.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 31 46.3 46.3 46.3
ya 36 53.7 53.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 29 43.3 43.3 43.3
ya 38 56.7 56.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
117

pelaksanaan-9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 30 44.8 44.8 44.8
ya 37 55.2 55.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 35 52.2 52.2 52.2
ya 32 47.8 47.8 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 25 37.3 37.3 37.3
ya 42 62.7 62.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 23 34.3 34.3 34.3
ya 44 65.7 65.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 28 41.8 41.8 41.8
ya 39 58.2 58.2 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
118

pelaksanaan-14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 31 46.3 46.3 46.3
ya 36 53.7 53.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan-15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 37 55.2 55.2 55.2
ya 30 44.8 44.8 100.0
Total 67 100.0 100.0

pelaksanaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 33 49.3 49.3 49.3
kurang baik 34 50.7 50.7 100.0
Total 67 100.0 100.0

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
119

Tabel Silang

prestasi * pelaksanaan Crosstabulation

pelaksanaan
baik kurang baik Total
prestasi baik Count 26 5 31
% within prestasi 83.9% 16.1% 100.0%
% of Total 38.8% 7.5% 46.3%
kurang baik Count 7 29 36
% within prestasi 19.4% 80.6% 100.0%
% of Total 10.4% 43.3% 53.7%
Total Count 33 34 67
% within prestasi 49.3% 50.7% 100.0%
% of Total 49.3% 50.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 27.661b 1 .000
Continuity Correctiona 25.144 1 .000
Likelihood Ratio 30.008 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
27.249 1 .000
Association
N of Valid Cases 67
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.
27.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
120

tanggung jawab * pelaksanaan Crosstabulation

pelaksanaan
baik kurang baik Total
tanggung baik Count 27 5 32
jawab % within tanggung jawab 84.4% 15.6% 100.0%
% of Total 40.3% 7.5% 47.8%
kurang baik Count 6 29 35
% within tanggung jawab 17.1% 82.9% 100.0%
% of Total 9.0% 43.3% 52.2%
Total Count 33 34 67
% within tanggung jawab 49.3% 50.7% 100.0%
% of Total 49.3% 50.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 30.231b 1 .000
Continuity Correctiona 27.601 1 .000
Likelihood Ratio 33.059 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
29.780 1 .000
Association
N of Valid Cases 67
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.
76.

pengembangan * pelaksanaan Crosstabulation

pelaksanaan
baik kurang baik Total
pengembangan baik Count 22 7 29
% within pengembangan 75.9% 24.1% 100.0%
% of Total 32.8% 10.4% 43.3%
kurang baik Count 11 27 38
% within pengembangan 28.9% 71.1% 100.0%
% of Total 16.4% 40.3% 56.7%
Total Count 33 34 67
% within pengembangan 49.3% 50.7% 100.0%
% of Total 49.3% 50.7% 100.0%

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
121

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 14.484b 1 .000
Continuity Correctiona 12.668 1 .000
Likelihood Ratio 15.085 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
14.268 1 .000
Association
N of Valid Cases 67
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.
28.

kondisi kerja * pelaksanaan Crosstabulation

pelaksanaan
baik kurang baik Total
kondisi baik Count 23 6 29
kerja % within kondisi kerja 79.3% 20.7% 100.0%
% of Total 34.3% 9.0% 43.3%
kurang baik Count 10 28 38
% within kondisi kerja 26.3% 73.7% 100.0%
% of Total 14.9% 41.8% 56.7%
Total Count 33 34 67
% within kondisi kerja 49.3% 50.7% 100.0%
% of Total 49.3% 50.7% 100.0%

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
122

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 18.481b 1 .000
Continuity Correctiona 16.422 1 .000
Likelihood Ratio 19.496 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
18.205 1 .000
Association
N of Valid Cases 67
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.
28.

status * pelaksanaan Crosstabulation

pelaksanaan
baik kurang baik Total
status baik Count 28 3 31
% within status 90.3% 9.7% 100.0%
% of Total 41.8% 4.5% 46.3%
kurang baik Count 5 31 36
% within status 13.9% 86.1% 100.0%
% of Total 7.5% 46.3% 53.7%
Total Count 33 34 67
% within status 49.3% 50.7% 100.0%
% of Total 49.3% 50.7% 100.0%

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
123

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 38.933b 1 .000
Continuity Correctiona 35.935 1 .000
Likelihood Ratio 44.143 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
38.352 1 .000
Association
N of Valid Cases 67
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.
27.

gaji * pelaksanaan Crosstabulation

pelaksanaan
baik kurang baik Total
gaji baik Count 29 3 32
% within gaji 90.6% 9.4% 100.0%
% of Total 43.3% 4.5% 47.8%
kurang baik Count 4 31 35
% within gaji 11.4% 88.6% 100.0%
% of Total 6.0% 46.3% 52.2%
Total Count 33 34 67
% within gaji 49.3% 50.7% 100.0%
% of Total 49.3% 50.7% 100.0%

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
124

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 41.948b 1 .000
Continuity Correctiona 38.839 1 .000
Likelihood Ratio 48.078 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
41.322 1 .000
Association
N of Valid Cases 67
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.
76.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
125

Regresi Logistik Tahap 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Predicted

pelaksanaan Percentage
Observed baik kurang baik Correct
Step 0 pelaksanaan baik 0 33 .0
kurang baik 0 34 100.0
Overall Percentage 50.7
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant .030 .244 .015 1 .903 1.030

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step Variables prestasi 27.661 1 .000
0 tanggungjawab 30.231 1 .000
pengembangan 14.484 1 .000
kondisi_kerja 18.481 1 .000
status_p 38.933 1 .000
gaji 41.948 1 .000
Overall Statistics 49.748 6 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 68.891 6 .000
Block 68.891 6 .000
Model 68.891 6 .000

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
126

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 23.975a .642 .857
a. Estimation terminated at iteration number 7 because
parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Predicted

pelaksanaan Percentage
Observed baik kurang baik Correct
Step 1 pelaksanaan baik 30 3 90.9
kurang baik 2 32 94.1
Overall Percentage 92.5
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
prestasi -1.549 1.795 .745 1 .388 .212
1 tanggungjawab 5.178 2.279 5.160 1 .023 177.283
pengembangan -5.567 2.448 5.171 1 .023 .004
kondisi_kerja 3.357 1.589 4.461 1 .035 28.693
status_p 4.664 1.832 6.480 1 .011 106.022
gaji 3.174 1.556 4.161 1 .041 23.898
Constant -14.261 4.152 11.796 1 .001 .000
a. Variable(s) entered on step 1: prestasi, tanggungjawab, pengembangan, kondisi_kerja, status_
p, gaji.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
127

Regresi Logistik Tahap 2

Classification Tablea,b

Predicted

pelaksanaan Percentage
Observed baik kurang baik Correct
Step 0 pelaksanaan baik 0 33 .0
kurang baik 0 34 100.0
Overall Percentage 50.7
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step 0 Constant .030 .244 .015 1 .903 1.030

Variables not in the Equation

Score df Sig.
Step Variables tanggungjawab 30.231 1 .000
0 pengembangan 14.484 1 .000
kondisi_kerja 18.481 1 .000
status_p 38.933 1 .000
gaji 41.948 1 .000
Overall Statistics 49.601 5 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.
Step 1 Step 68.106 5 .000
Block 68.106 5 .000
Model 68.106 5 .000

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
128

Model Summary

-2 Log Cox & Snell Nagelkerke


Step likelihood R Square R Square
1 24.761a .638 .851
a. Estimation terminated at iteration number 7 because
parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Predicted

pelaksanaan Percentage
Observed baik kurang baik Correct
Step 1 pelaksanaan baik 29 4 87.9
kurang baik 2 32 94.1
Overall Percentage 91.0
a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


Step
a
tanggungjawab 3.785 1.400 7.308 1 .007 44.052
1 pengembangan -5.104 2.339 4.762 1 .029 .006
kondisi_kerja 3.101 1.550 4.003 1 .045 22.212
status_p 4.141 1.776 5.436 1 .020 62.842
gaji 3.091 1.484 4.336 1 .037 21.991
Constant -13.956 3.926 12.639 1 .000 .000
a. Variable(s) entered on step 1: tanggungjawab, pengembangan, kondisi_kerja, status_p, gaji.

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008
129

Amiruddin : Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Konselor ASI Eksklusif Di Kabupaten Aceh Barat Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008, 2009
USU Repository © 2008

Anda mungkin juga menyukai