Nim: 2031811014
Semester 5
ADAPTASI DAN KONSEKUENSI DARI EVOLUSI SISTEM RACUN
Bisa ular menjadi subjek penelitian terutama pada reftil, serangga dan siput kerucut. Sistem
racun diperkirakan berevolusi secara konvergen, lebih dari 2900 spesies menggunakan racun
sebagai bentuk pertahanan. Ikan mengirimkan racun dari struktur seperti duri, gigi/taring. Venom
pada duri terdapat dari sirip punggung, dada, panggul dan sirip dubur. Pada ikan pari terdapat
pada bagian ekor. Morfologi racun ikan biasanya berhubungan dengan beberapa bentuk kelenjar
racun terletak di daerah di dekat duri. Duri biasanya memiliki alur anterolateral racun bergerak
dari dasar tulang belakang ke ujung dengan cara hipodermik.
Dilihat pada filogenetik dari famili ikan yang berbisa yaitu pada keluarga monognathidae,
Acytus spp., Blennidae, Uranoscopidae, Scorpaenirormes, Acanthuriformes, Batrachoididae,
Siluriformes dan Chondrichthyes.
Contoh struktur morfologi bisa pada ikan yaitu terdapat padaa tulang punggung chimera
bergerigi, tulang belakang ekor ikan pari bergerigi, tulang dada ikan lele bergerigi, gigi taring
bertaring, duri punggung dan operkular ikan kodok, duri punggung dan tulang punggung ikan
weeverfish, duri punggung, dada dan panggul dari gurnard bertengger dan duri punggung dan
dubur degan kelenjar racun pada ikan batu.
faktor ekologi dapat menjelaskan cara kerja diversifikasi dan dapat membantu kita
memahami bagaimana faktor-faktor ini dapat menyebabkan keragaman fenotip dan
spesiasi. Hipotesis mengidentifikasi pertahanan kimiawi sebagai faktor yang
meningkatkan diversifikasi dan spesiasi. Namun, sangat sedikit penelitian yang telah
dilakukan mengenai hal ini mengenai racun
Menerapkan metode perbandingan filogenetik pada taksa ikan berbisa berpotensi
menyoroti betapa pentingnya pengembangan sistem ini dari perspektif ekologis.
Memahami bagaimana suatu sifat berevolusi dalam skala luas selanjutnya dapat
mengarah pada pengenalan tentang bagaimana dan mengapa sistem kompleks ini
berevolusi dalam rentang waktu evolusioner yang lebih lama. Selanjutnya, hubungan
antara diversifikasi dan kepunahan sangat membutuhkan lebih banyak penelitian.
Dengan mempelajari ekologi evolusi racun, kita dapat mulai melintasi garis
disiplin dalam toksinologi dengan lebih percaya diri. Memahami bagaimana racun telah
berevolusi dalam skala ekologi akan memungkinkan kita untuk lebih memahami tujuan
dan fungsi racun pada tingkat biokimia dan genetik. Sistem racun adalah fenotipe
terintegrasi yang terdiri dari banyak komponen dengan fungsi yang saling terkait di
berbagai tingkat organisasi, dari molekul beracun individu hingga sistem pengiriman
morfologis yang kompleks dan dari adaptasi perilaku hingga warna dan pola aposematik
dan mimetik. Studi tentang sistem seperti itu dalam kelompok besar seperti ikan adalah
jalan yang menjanjikan untuk memajukan pemahaman kita tentang taksa berbisa dan
evolusinya.
Nama: hirditia kurnia
Nim: 2031811014
Semester 5