Oleh
Getulius Palentino
NPM.192510062
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi seluruh pekerja rumah sakit (Kepmenkes
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal di semua tempat kerja, khususnya tempat
yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai
karyawan paling sedikit 10 orang (Tarwaka, 2014). Sejalan dengan itu, maka rumah
sakit termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai potensi bahaya yang
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh
kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya
pencegahan kecelakaan akibat kerja (KAK) dan penyakit akibat kerja (PAK) yang
investasi jangka panjang yang memberi keuntungan berlimpah pada masa yang akan
datang.
Salah satu pelayanan medik spesialis penunjang di rumah sakit ialah radiologi
(Permenkes Nomor 56, 2014). Radiologi ini memanfaatkan sinar X untuk keperluan
Nomor 8, 2011). Sinar X merupakan jenis radiasi pengion yang dapat memberikan
manfaat dan juga paparan radiasinya dapat merusak atau merubah sel-sel dan jaringan
bahkan kematian (Wibowo dkk,2013). Interaksi sinar radiasi dengan sel-sel tubuh
manusia akan menyebabkan terjadinya berbagai reaksi kimia. Hal ini dikenal dengan
dengan efek somatik/non somatik dan efek genetik/stokastik. Apabila jumlah energi
radiasi yang diserap atau diterima (dosis) melebihi dosis ambang (Threshold Limit
Value) dapat terjadi efek deteminisik. Pada tingkat yang lebih rendah radiasi dapat
seperti: anemia, leukimia, dan leukopeni yaitu menurunnya jumlah leukosit (dibawah
normal atau <6.000 m3). Pada manusia dewasa, leukosit dapat dijumpai sekitar 7.000 sel
per microliter darah (Guyton dan Hall, 1997 dalam Mayerni dkk, 2013). Darah putih
keselamatan merupakan hal yang penting sehingga dapat memperkecil risiko akibat
kerja di instalasi radiologi dan dampak radiasi terhadap pekerja radiasi. Untuk mencegah
hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan aspek manajemen keselamatan radiasi
Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, setiap orang atau badan yang akan
memanfaatkan tenaga nuklir seperti tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion
wajib memiliki izin pemanfaatan tenaga nuklir dan memenuhi persyaratan keselamatan
persyaratan proteksi radiasi; (3) persyaratan teknik; dan (4) verifikasi keselamatan yang
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M.Th.Djaman merupakan salah satu rumah
sakit di Kabupaten Sanggau. Rumah sakit ini juga memiliki beberapa fasilitas
radiologi. Instalasi radiologi ini merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang
menggunakan sinar x.
B. Rumusan Masalah
radiasi yang dapat berdampak pada kesehatan pekerja radiasi. Salah satu cara mencegah
dan meminimalisir radiasi yang diterima adalah dengan adanya system manajemen
keselamatan radiasi, rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kerja sebagai upaya perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja
4. Bagi Peneliti