Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MATA KULIAH PSIKOTERAPI: RET

DEWI ANGGITA PUTRI


11516893
4PA88

Diingatkan sholat oleh  Saya sudah dewasa, Marah = 80%  Apakah rasional marah Marah = 0%
orangtua saya. Seringkali tidak perlu diingatkan seperti ini karena merasa
ketika saya sudah wudhu. lagi. tidak perlu diingatkan
 Biasanya saya justru lagi? Padahal orang
Dalam kasus ini, saya merasa malas apabila dewasa pun sering lupa.
diingatkan oleh: Ibu saya. diingatkan. Mungkin beliau
 Apakah Ibu saya juga mengingatkan karena
sholat atau sudahkah tahu saya sering
beliau sholat? Saya melupakan hal penting
jarang melihat beliau (barang/kegiatan).
sholat dan sangat  Beliau mengingatkan
menyebalkan apabila untuk kebaikan saya
diingatkan sholat oleh sendiri.
orang seperti itu.  Beliau sudah sholat
Kesannya seperti lebih dahulu sebelum
hipokrit (munafik). saya, atau sedang tidak
 Ibu saya ingin dibilang sholat.
taat agama padahal tidak  Masa iya ibu saya ingin
terlalu. dibilang taat agama?
Apa hubungannya
mengingatkan anak
sholat dengan taat
agama? Lebih masuk
akal apabila beliau
mengingatkan saya
karena saya pelupa.
 Mengingat kalau terus
marah sholatnya bisa
jadi tidak khusyuk.
Keluarga (orang tua/  Charger yang dipinjam Marah = 60%  Apakah charger Marah = 5%
saudara) mengambil, pasti rusak, tidak Kaget = 20% handphone saya benar- Kaget = 0%
memindahkan atau memakai sempurna lagi. Charger benar rusak? Mana
barang berharga saya tanpa handphone tertentu tidak buktinya?
izin saya. seharusnya dipakai  Charger itu pasti akan
untuk men-charger kembali ke tangan saya,
Dalam kasus ini, barang handphone lain karena keluarga saya masih
yang dimaksud adalah bisa konslet. Charger punya etika dan akan
charger handphone. saya bisa saja hilang dan mengembalikan barang
tidak dapat kembali lagi setelah pinjam.
ke tangan saya.  Saya memang tidak
 Saya belum rela punya cadangan, tapi
kehilangan charger saya pun bisa meminjam
handphone saya, saya charge pada anggota
tidak punya cadangan keluarga saya yang lain
untuk menggantikannya. yang memiliki merk
 Melanggar privasi yang handphone sama.
saya miliki.  Pada saat ingin
 Meminjam barang meminjam charger saya
harusnya dengan etika sedang tidak berada di
izin ke pemilik. rumah dan anggota
 Berani sekali mereka keluarga saya butuh
pinjam barang saya buru-buru. Yang
seenaknya bahkan ketika meminjam tidak ingat
mereka tahu saya orang untuk meminta izin
yang mudah marah. susulan ketika saya
sudah pulang, misalnya
dengan “Mbak, tadi aku
pinjem charger-nya lupa
bilang”.
 Keluarga pun tahu saya
pemarah tapi karena
memang sangat butuh
terpaksa pinjam tanpa
izin pada saya
sebelumnya.
Ada orang yang berisik di  Adik saya sengaja ingin Marah = 75%  Adik saya bukan ingin Marah = 10%
kamar saya ketika saya mengganggu konsentrasi mengganggu konsentrasi
sedang melakukan ibadah saya, supaya sholat saya saya. Dia tidak sengaja
sholat. tidak khusyuk dan menyetel video di saat
pahala yang saya volume handphone-nya
Dalam hal ini, orang yang dapatkan tidak sebanyak maksimal, dia tidak
biasanya menimbulkan suara ketika saya khusyuk. ingat sebelumnya
berisik adalah: Adik saya  Adik saya membenci menaikkan volume
yang berusia 12 tahun. saya makanya dia tidak handphone hingga
ingin saya sholat dengan maksimal. Ini pun dapat
baik dan dapat pahala dibuktikan dengan
banyak. perilaku adik saya yang
tergesa-gesa
menurunkan volume
handphone-nya.
 Adik saya tidak
membenci saya. Dia
mungkin belum tahu
perbedaan pahala ketika
sholat khusyuk dan
tidak, karena belum
diajarkan oleh guru
agamanya.
 Adik saya belum
diajarkan oleh gurunya
bahwa untuk dapat
sholat dengan khusyuk,
kita butuh ketenangan,
oleh karena itu
sebaiknya tidak berisik
apabila ada orang lain
sedang sholat. Kalau pun
sudah diajarkan, tidak
cukup diulang oleh
gurunya sehingga tidak
melekat di ingatan.
Ada anggota keluarga yang  Ayah saya sengaja ingin Marah = 60%  Ayah saya lupa menutup Marah: 20%
masuk ke kamar saya dan membuat saya kesal Cemas = 30% pintu kembali, mungkin Cemas: 0%
keluar tanpa menutup pintu karena beliau tahu saya karena usianya yang
dengan rapat. benci pintu kamar yang sudah setengah abad dan
terbuka lebar atau tidak semakin bertambah.
Dalam kasus ini, anggota ditutup rapat sehingga Beliau seringkali tidak
keluarga yang dimaksud menyisakan celah. ingat hal-hal kecil dan
adalah: Ayah saya.  Ayah saya tidak peduli spele.
dengan keinginan saya,  Ayah saya tidak
tidak peduli juga dengan memperhatikan
kepribadian saya. keinginan saya karena
 Beliau hanya peduli tidak mengingat seperti
segala sesuatunya apa kepribadian saya.
mudah untuk beliau. Beliau tidak ingat pada
 Saya merasa terekspos kebiasaan saya yang
karena orang-orang selalu menutup pintu
dapat melihat saya lewat kamar ketika di rumah
celah pintu. dan hampir tidak pernah
membukanya kecuali
ingin keluar kamar.
 Ayah saya pun tidak
mengerti seperti apa
perasaan “terekspos”
ketika pintu kamar
dibuka. Karena bukan
dari latar belakang
pendidikan ilmu sosial,
mungkin beliau kurang
memahami perasaan-
perasaan seperti ini,
padahal menurut saya
penting untuk menjaga
kesehatan mental saya
sendiri, dan agar saya
merasa betah berada di
rumah.
Saya diganggu saat sedang  Ibu saya sengaja agar Cemas = 40%  Ibu saya bukannya Cemas = 10%
main game DoTA 2, saya kalah dalam game. Marah = 25% sengaja agar saya kalah Marah = 5%
misalnya karena  Ibu saya tidak suka saya Bimbang = 25% dalam game DoTA 2, Bimbang = 0%
dimintatolongi sesuatu. menikmati waktu luang tapi beliau sangat
dengan bermain game. membutuhkan bantuan
Dalam kasus ini yang Beliau tidak menyayangi saya saat itu.
seringkali mengganggu saya saya.  Ibu saya bukan
adalah: Ibu saya.  Ibu saya menganggap membatasi hobi saya,
hobi bermain game saya beliau hanya berharap
jelek dan tidak saya dapat bantu
seharusnya dimiliki meringankan sedikit
perempuan. pekerjaan rumah beliau
 Ibu saya ingin saya mengingat usia beliau
menyumbangkan energy yang hampir setengah
saya untuk dua hal saja: abad.
Kuliah dan membantu  Saya berpikir apabila
pekerjaan beliau di saya memutuskan untuk
rumah. bantu Ibu dahulu, player
 Game online lain tidak mungkin
berlangsung real-time. langsung mencela
Tidak dapat di-pause apabila saya
lama, player lain tidak memberikan alasan logis
mau kompromi dengan mengapa game harus di-
masalah di luar game. pause. Saya tidak perlu
Apabila saya cemas karena, siapa
meninggalkan game tahu, player lain cukup
untuk membantu Ibu, baik dan mau kompromi.
saya akan dimaki-maki Saya pun tidak perlu
oleh player lain, saya cemas karena saya
akan dapat report karena tinggal berusaha
tidak becus dan akan semaksimal mungkin
kalah. Saya takut agar dapat
mengecewakan tim saya. memenangkan game.
Saya cemas akan hal-hal Dengan begitu saya
seperti ini. tidak akan
mengecewakan tim.
Terus-menerus  Mereka sengaja agar Marah = 95%  Mereka sangat Marah = 5%
dimintatolongi untuk saya tidak fokus membutuhkan bantuan
melakukan pekerjaan rumah mengerjakan tugas. saya pada saat itu karena
ketika sedang mengerjakan  Mereka egois, tidak ada lagi orang lain
tugas kuliah. mementingkan yang bisa
kepentingan sendiri dimintatolongi.
Dalam hal ini, yang padahal saya juga  Mereka sangat
seringkali meminta tolong memiliki kepentingan mengandalkan saya,
adalah: Ibu dan adik saya. pribadi. Bahkan mereka mereka tahu saya selalu
tidak bantu mengerjakan berusaha untuk
tugas kuliah saya. menyelesaikan
 Mereka membenci saya. pekerjaan rumah dengan
Buktinya mereka terus- baik, sehingga hasilnya
terusan mengganggu pun maksimal.
kegiatan saya. Mereka  Saya adalah anak
tidak peduli bagaimana perempuan pertama di
jadinya tugas saya keluarga, salah satu
asalkan keperluan tugas saya adalah bantu
mereka tereselesaikan. meringankan pekerjan
rumah Ibu saya, dan
membantu adik saya
apabila dia mengalami
kesulitan dalam
menyelesaikan
pekerjaan rumah
bagiannya.
 Dari mana saya dapat
pikiran bahwa meminta
tolong pada saya berarti
membenci saya? Masa
iya? Apa buktinya?
 Saya pikir saya masih
punya cukup banyak
waktu untuk
menyelesaikan tugas
kuliah saya.
Kasur saya digunakan  Kasur menurut saya Marah = 70%  Ibu saya tidak terlalu Marah = 5%
(dipakai untuk adalah bagian dari Kecewa = 25% mengerti konsep privasi, Kecewa = 10%
rebahan/tidur) atau sekedar privasi saya yang tidak dan tidak paham bahwa
disentuh sembarangan oleh boleh disentuh apabila apabila kasur saya
anggota keluarga saya. tidak ada izin dari saya disentuh orang lain, hal
sendiri. Menyentuhnya itu berarti melanggar
Dalam kasus ini, yang sering berarti melanggar hak batas toleransi yang saya
melakukannya adalah: Ibu privasi saya dan berarti miliki.
saya. juga Ibu saya tidak  Saya sering
menghormati hak saya memperingati beliau,
sebagai makhluk sosial. tapi mungkin beliau lupa
 Saya sering karena jarak dari satu
memperingati beliau peringatan dengan
soal hal ini, kenapa peringatan lain biasanya
beliau terus-terusan tidak berdekatan,
lupa? Bukankah ini makanya tidak melekat
berarti beliau tidak dalam ingatan.
peduli pada keinginan  Bukan berarti Ibu saya
saya? Apa ini berarti tidak menyayangi saya,
beliau tidak menyayangi buktinya walaupun
saya sebagai anaknya? beliau terus-terusan lupa
 Kasur saya pasti kotor hal ini, beliau tidak lupa
atau jadi tidak rapi dengan hal lain
apabila disentuh beliau, mengenai saya,
yang berarti apabila saya contohnya menutup
ingin memakai kasur pintu kembali setelah
tersebut, saya harus keluar dari kamar saya.
membersihkan dan  Kasur saya belum tentu
merapikannya dahulu. kotor, seingat saya Ibu
Hal ini merepotkan, saya saya adalah orang yang
tidak suka. selalu menjaga
kebersihan diri dan
barang di sekitarnya.
Pun terkadang, beliau
merapikan kembali
kasur saya setelah pakai.
Saat saya pulang ke rumah  Sudah sangat lapar tapi Marah = 50%  Mungkin sebelum saya Marah = 20%
dan sudah lapar, tapi tidak tidak ada makanan di Sedih = 30% pulang Ibu saya sedang Sedih = 10%
ada makanan di rumah rumah rasanya ingin Kecewa = 15% sibuk dengan pekerjaan Kecewa = 5%
karena Ibu saya belum mengamuk dan rumah lain seperti
masak atau belum beli. membanting meja mencuci baju dan
makan. menggosok baju. Dan
 Orangtua saya (terutama beliau adalah asisten
Ibu saya) tidak peduli kerja Ayah saya jadi
pada saya, apalagi well- mungkin saja beliau
being saya. Beliau tidak sedang membantu Ayah
memperhatikan saya perihal
kebutuhan saya. Pun pekerjaannya.
kalau ke luar rumah saya  Ibu saya bukannya tidak
tidak diberi uang jajan menyayangi saya, tapi
banyak, seadanya. beliau tidak tahu kapan
Beliau tidak menyayangi saya akan pulang dari
saya, hanya menyayangi kampus karena jadwal
kakak laki-laki saya. saya tidak regular setiap
Buktinya setiap kakak hari sama seperti kakak
saya mau pulang ke saya yang bekerja di
rumah, selalu tersedia kantor, makanya ibu
nasi dan lauk pauk saya tidak bisa
lengkap di meja makan. menyiapkan nasi dan
Nasi pun saya yang lauk sebelum saya
masak untuk kakak saya pulang.
karena disuruh beliau.  Saya pikir ibu belum
Sementara ketika saya siapkan nasi dan lauk
pulang tidak ada apa- karena tidak ada yang
apa. bantu beliau menyiapkan
 Ibu sering bilang sebelum saya pulang.
“makan yang benar kalo Karena sampai sore hari,
di kampus” tapi di ibu saya di rumah
rumah tidak sendirian. Anggota
menyediakan makanan keluarga saya yang lain
jadinya seperti hipokrit. pergi antara kerja, kuliah
atau sekolah.
Teman sekelas saya tidak  Mereka menganggap Sedih = 50%  Teman-teman saya Sedih = 5%
memperhatikan ketika saya presentasi saya tidak Cemas = 30% bukannya menganggap Cemas = 0%
sedang presentasi di depan bagus atau presentasi saya tidak
kelas membosankan. Apakah bagus atau
teknik penyampaian membosankan. Melihat
saya kurang? Adakah dari wajah-wajah
materi yang salah mereka yang tidak
penyampaiannya? tenang, sepertinya
Apakah salah tulis di mereka sedang berusaha
PPT yang saya buat? menyelesaikan PPT
 Mereka membenci saya milik mereka sendiri
dan berharap presentasi sebelum giliran mereka
saya cepat selesai. Saya tampil di depan. Karena
cemas, saya harus buru- sibuk dengan hal itu,
buru menyelesaikan mereka tidak bisa
presentasi ini sebelum memperhatikan
mereka tambah presentasi saya terlalu
membenci saya. lama. Mungkin selesai
jam pelajaran nanti
mereka akan meminta
maaf pada saya karena
tidak terlalu
memperhatikan, sebab
sibuk dengan bagian
masing-masing.
Biasanya mereka minta
maaf seperti itu.
 Saya pun pernah berada
di posisi mereka, panik
menunggu giliran saya
maju dan masih
berusaha menyelesaikan/
memahami materi
presentasi saya sendiri,
jadi tidak perlu sedih
atau cemas.
Teman saya tidak bisa  Apakah saya salah Cemas = 85%  Mungkin sebenarnya dia Cemas = 5%
dikontak atau lama dalam meminta tolong pada ingin sekali membantu
merespon ketika saya orang ini? Apakah dia saya, akan tetapi dia
membutuhkan bantuannya, tidak suka pada sedang menjalani urusan
padahal saya selalu permintaan saya? Pada yang lebih penting dari
available ketika dia butuh pertanyaan saya? Apa membalas chat.
saya. saya keterlaluan? Misalnya urusan
Apakah pertanyaan yang organisasi kampus atau
Dalam kasus ini, saya butuh saya ajukan terlalu komunitas sebagaimana
bantuan teman untuk personal? Apakah saya dia pernah memberitahu
menjawab pertanyaan yang ada salah kata dalam saya bahwa dia adalah
jawabannya sangat saya menyampaikan? Apakah anggota komunitas Earth
butuhkan, akan tetapi teman saya terkesan tidak Hour Indonesia.
tersebut lama dalam sopan? Saya cemas. Mungkin urusan ini
merespon chat LINE dari  Sepertinya teman saya berjalan sepanjang hari
saya. jadi membenci saya. sehingga dia tidak
Saya tidak seharusnya memiliki waktu untuk
menanyakan hal itu. Dia membalas chat yang
pasti menganggap saya kurang penting.
tidak sopan dan tidak  Mungkin karena saking
pentin. Dia pasti tidak banyaknya chat yang dia
ingin lagi berhungan terima, chat dari saya
dengan saya. tenggelam di chat list
sehingga akhirnya dia
lupa membalas chat dari
saya.
 Mungkin setelah dia
tidak sibuk dia akan
membalas chat saya.
Pun apabila memang dia
anggap saya kurang
sopan, saya percaya
hubungan kami tidak
akan kandas hanya
karena satu kesalahan
saya.

Anda mungkin juga menyukai