RESUME ORDE BARU - Annisa Kartika Sari - 18MIPA7 - 07
RESUME ORDE BARU - Annisa Kartika Sari - 18MIPA7 - 07
Orde baru merupakan zaman dimana Negara Indonesia dipimpin oleh Jenderal
Soeharto selama 32 tahun. Zaman ini memiliki sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Diawali dari sidang umum MPR 1967, Jenderal Soeharto diangkat oleh MPRS menjadi
presiden menggantikan Soekarno dengan pertimbangan bahwa beliau berhasil menumpas
perlawanan G30SPKI.
Zaman orde baru ini membawa Indonesia mencapai stabilitas ekonomi dan politik
nasional. Presiden Soeharto juga memberikan peran sosial politik cukup besar bagI ABRI
terutama AD. Sehingga pada masa orde baru ini Indonesia berhasil meyakinkan beberapa
negara untuk berinvestasi. Tidak hanya ABRI, Golkar juga digandeng sebagai kendaraan
politik pada masa orde baru.
Pada masa ini prioritas utama ada pada penegakan kekuatan pemerintahan pusat
atas birokrasi dan militer yang terbagi dan dipolitisir, pemerintah juga melakukan langkah
sentralisasi hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, akibatnya kekuatan
pemerintahan pusat sangat dominan.
Propaganda in dikeluarkan Presiden Soeharto denga tujuan membentuk citra baik dan
meraih simpati rakyat. Tidak hanya itu propaganda yang disebar melalui slogan-slogan ini
memiliki tujuan supaya masyarakat turut andil dalam mendukung program dan kebijakan
yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Dengan perantara media massa seperti media cetak
dan siaran TVRI semua propaganda dapat cepat diterima oleh masyarakat.
Contoh slogan propaganda yang bermunculan pada masa orde baru yaitu "Ayo
nyoblos Golkar!" Slogan ini merupakan propaganda politik untuk mendongkrak suara Golkar
pada pemilu 1977. Lalu ada "Orde Baru adalah orde pembangunan", "Dua Anak Cukup",
dan"KB, listrik dan koran"
Dengan demikian pada dasarnya tujuan Orde Baru dan program-programnya adalah
untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang
sejahtera.
Perkembangan Partai Politik Pada Masa Orde Baru 1966-1998)
Annisa Kartika Sari
18 MIPA 7 / 07
Lahirnya partai politik menandai era kebangkitan nasional. Pada pemilu 1955, muncul
empat partai besar yakni Masyumi, PNI, NU dan PKI. Namun dalam pelaksanaanya
partai-partai tersebut tidak berjalan sesuai dengan harapan, sehingga pada masa demokrasi
terpimpin ruang gerak partai tersebut dipersempit.
Pada masa orde baru keberadaan partai politik sangat dikecam masyarakat karena
terlalu mementingkan ideologi serta kepentingan masing-masing pihak. Pada masa itu juga
PKI dibubarkan dan menandai dimulainya suatu usaha pembinaan terhadap partai-partai
politik.
Usaha pembinaan terhadap partai politik dalam masa Orde Baru ini terwujudnya
perampingan parpol sebagai wadah aspirasi warga masyarakat. Hingga pada akhirnya tahun
1973 pengelompokan partai menjadi:
Pada akhir masa orde baru terjadi transfer kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada
B.J. Habibie yang membawa beberapa perubahan yang berarti pada sistem politik Indonesia,
perubahan ini terlihat dari adanya transformasi sistem politik Indonesia ke arah yang lebih
demokratis.
Pada masa pemerintahan B.J. Habibie atau masa reformasi masyarakat diberi
keleluasaan untuk mendirikan partai politik dengan ideologi yang beragam sehingga
masyarakat umum lebih bebas dalam menyalurkan aspirasinya.