Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS ABDURRAB PEKANBARU

FAKULTAS : Psikologi
NAMA : Anggraeni Dian Pustita Sari
NIM : 1873201002
JURUSAN : Psikologi
SEMESTER : VA
NAMA DOSEN : Drs. M Yunus, S.Psi, M.Si

I. Jawablah dengan singkat

1. Coba jelaskan pengertian, manfaat, tujuan psikologi hukum?


Pengertian : Kata psikologi sering disebut ilmu jiwa, berasal dari bahasa Yunani psyche artinya jiwa dan
logos berarti ilmu. Dengan demikan psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari kejiwaan
atau ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, atau sebab tingkah laku manusia yang
dilatarbelakangi oleh kondisi jiwa seseorang atau secara singkat dapat diartikan sebagai studi mengenai
proses perilaku dan proses mental. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungan dengan lingkungan. Tingkah laku berupa yang
tampak ataupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun tidak disadari.
Rahayu (2003) mendifinisikan psikologi hukum, dalam persepekif ilmu sosial, sebagai bentuk pelayanan
psikologi yang dilakukan dalam hukum, meliputi :
Psikologi hukum meliputi legal isu
Psikologi meliputi aspek perilaku manusiadalam proses hukum
Psikologi hukum sebagai suatu pendekatan yang menakankan deteriman-determinan manusia dari
hukum, termasuk dari perundangan-perundangan dan putusan hakim
Psikologi hukum adalah suatu kajian tentang sifat,fungsi, dan perilaku hukum dari pengalaman mental
dari individu dalam hubungannya dengan berbagai fenomena hukum
Psikologi hukum merupakan cabang metode studi hukum yang masih muda, karena lahir dari tuntutan
dan kebuthan
Psikologi hukum, untuk memahami hukum dari sudut pandang psikologi
Manfaat Psikologi Hukum :
1. MENERAPKAN HUKUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEADAAN PSIKOLOGIS
2. PERILAKU MENYESUAIKAN KETERTIBAN DAN KETENTRAMAN YANG MENJADI TUJUAN
UTAMA DARI HUKUM
3. SEBANYAK MUNGKIN MENGHINDARI PENGGUNAAN KEKERASAN DALAM PENEGAKAN
HUKUM
4. MEMANTAPKAN PELAKSAAN FUNGSI PENEGAKAN HUKUM DENGAN CARA LEBIH
MENGENAL DIRI DAN LINKGUNGANNYA
5. MENENTUKAN BATAS-BATAS PENGGUNAAN HUKMEMBERIKAN ISI ATAU PENAFSIRAN YANG
TEPAT PADA KAIDAH HUKUM SERTA PENGERTIANNYA
6. SEBAGAI SARANA PEMELIHARAAN DAN PENCIPTAAN KEDAMAIAN

Tujuan :
1. Memahami perilaku manusia dalam sistem peraadilan akan meningkatkan pemahaman tentang
individu secara umum
2. Ilmu psikologi dalam bidang hukum digunakan untuk memperbaiki sistem hukum dan menaikkan
kualitas keadilan.

2. Coba jelaskan aplikasi pendekatan psikologi terhadap ilmu hukum?


“Psikologi dan hukum adalah suatu bidang lmu yang relatif mudah.Secara konseptual memiliki cakupan
luas, bidang ini mencakup pendekatan-pendekatan yang berbeda-beda terhadap psikologi. Setiap
subdivisi dari psikologi umum, telah mendukung penelitian tentang berbagai isu hukum, mencakupi
masalah-masalah yang bersifat:
a. Pendekatan psikologi terhadap profesi hukum, dimana memiliki pendekatan neorobiologi,
pendekatan prilaku, pendekatan kognitif, pendektan psikoanalitik, pendekatan fenomenalogis, untuk
profesi hukum harus memahami semua pendekatan tersebut agar dapat memahami masalah hukum
yang terjadi kepada seseorang.
b. Tugas pendekatan psikologis terhadap hukum, pendekatan psikologi bertugas menghilangkan
kesaksian nilai hukum dangan menetapkan keajengan pernyataan yang telah di buat mengenai sesuatu
yang membentuk duania ini dengan metode yang akurat yang dilakukandengan proses metode ilmia
yang di bentuk melalui : labortory experimentation, fieid experimentatin, contralled naturalistc
observation, metode klinis.
a. Kognitif (contohnya: kesaksian saksi mata), proses dalam menentukan atau cara berfikir individu
dalam menyelasaikan permasalahan.
b. Pengembangan (contohnya: kesaksian anak-anak),
c. Sosial (contohnya: perilaku dewan juri),
d. Klinis (contohnya: penilaian tentang kompetensi
seseorang)
e. Biologi (contohnya: polygraph), dan
f. Psikologi pengorganisasian industrial (contohnya:
godaan seksual dalam tempat kerja).

Dalam Ilmu :
a. The method of tenacity- yaitu metode keuletan terhadap kajian psikologi hukum
b. The method of authority- yaitu sebuah metode otoritas terhadap kajian psikologi hukum
c. The a priori method – yatu sebuah metode prioritas dalam kajian psikologi hukum
d. The method of science – sebuah metode sains dalam kajian psikologi hukum
e. Metode experimental – adalah sebuah metode yang di lakukan melalui experimen
f. Metode rebilitas - adalah sebuah metode yang menggunakan pengukuran terhadap kebenaran
dalam kajian psikologi hukum tersebut.

Kedudukukan Psikologi dalam Hukum :

Psikologi dalam hukum (psychologi in law) mencakup tentang keadilan.


Psikologi dan hukum (psychology and law)
Psikologi hukum (psychology of law)
Psikologi forensik (forensic psychology)
Psikologi hukum pidana (criminal psychology)
Neuroscience and law

3. Coba jelaskan metode kajian psikologi hukum?


Tipe
Psikologi forensik terdiri atas 3 tipe dasar yaitu, hukum kriminal,hukum sipil,dan hukum preventif
Bidang
3 bidang psikologi forensik :
-psychology in law : aplikasi praktis psikologi dalam bidang hukum
- psychology and law : meliputi oenelitian individu yang berkaitan dengan hukum
-psychology of law : hubungan hukum dan psikologi lebih abstrak, hukum sbagai perilaku
Kegiatan
Menjadi saksi ahli
Menilai dalam kasus kriminal
Menilai kasus-kasus madani
Memperjuangkan hak untuk memberi atau menolak pengobatan bagi seseorang
Memprediksi bahaya yang mungkin berkaitan dengan seseorang
Memberikan treatment sesuai kebutuhan
Dan lain lain Kemampuannya untuk mengetes di pengadilan, refprmulasi penemuan psikologi kedalam
bahasa legal pengadilan, dan menyedikan informasi pada personel legal

4. Coba jelaskan pengertian, manfaat, tujuan psikologi forensik?

Kata forensik berasal dari bahasa Yunani, :


Forensis = debat/perdebatan

Cabang ilmu psikologi yang mempresentasikan interaksi dan penggabungan ilmu psikologi
dengan sistem hukuk
Ilmu pengetahuan yang digunakan untuk membantu proses penegakan keadilan melalui proses
penerapan ilmu atau sains
Penelitian dan teori psilkologi yang berkaitan dengan efek dari faktor kognitif,afektif,dan perilaku
terhadap proses hukum

Ilmu forensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah hukum


Ilmu forensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah teknis
Ilmu forensik yang menangani tindak kriminal sebagai masalah manusia

Manfaat :
1. Mengetahui tindak kejiwaan pelaku pidana
Melalui psikologi forensik, kondisi kejiwaan pelaku tindak pidana bisa diketahui lebih rinci. Ini adalah
fungsi yang sangat membantu untuk mengetahui apakah pelaku mengalami gangguan kejiwaan atau
tidak. Terkadang ada pula pelaku tindak pidana yang memanipulasi dirinya sedemikian rupa
sehingga terlihat mengalami gangguan jiwa untuk terhindar dari tuntutan. Oleh karenanya, psikologi
forensik bisa membantu dalam mengidentifikasi bagaimana kondisi seseorang sesunguhnya.
2. Membantu pendekatan psikis pada proses penyidikan
Pendekatan secara psikis bisa dilakukan melalui psikologi forensik. Kita bisa melihat bagaimana
pelaku tindak pidana kadang-kadang tidak mau kooperatif dengan memberikan keterangan yang
berbelit-belit. Kita bisa juga mempelajari mengenai ciri pendekatan dalam psikologi komunikasi. Yang
jelas, psikologi forensik dapat membantu proses penyidikan ini melalui pendekatan-pendekatan
tertentu sehingga pelaku tindak pidana bisa menjelaskan kejadian yang dilakukan dengan sebenar-
benarnya.
3. Memberi masukan dalam proses penyidikan
Proses penyidikan yang berlangsung bisa juga merujuk pada masukan dari psikologi forensik. Ini
artinya, langkah-langkah apa saja yang perlu ditempuh bisa dibantu melalui faktor dari psikologi
forensik. Penyidikan yang sistematis dan teratur diharapkan dapat menemukan data yang akurat
serta faktual.
4. Menemukan kejanggalan-kejanggalan psikis
Sebagaimana telah dijelaskan dalam poin awal, seseorang bisa saja memanipulasi dirinya untuk
menghindari tuntutan. Oleh karenanya, peran psikologi forensik dalam penyidikan tindak pidana
salah satunya adalah untuk menemukan kejanggalan tersebut. Apakah seseorang berbohong atau
tidak juga bisa dilakukan melalui pendekatan psikologi forensik.
5. Mengungkap motif pelaku tindak pidana
Psikologi forensik dapat mengungkap motif dari pelaku tindak pidana. Ini dilakukan terutama untuk
mengetahui apa alasan sebenarnya seseorang melakukan kejahatan. Motif tindak pidana ini
kemudian yang bisa menjadi dasar untuk pemberian hukuman yang tepat kepada seseorang
tersebut. Contoh paling mudah adalah, pernyataan menyesal dari seseorang bisa saja meringankan
hukuman. Namun pernyataan tersebut akan diiringi dengan pembuktian psikologi forensik bahwa
rasa penyesalan pelaku memang benar-benar ada.

Tujuan : membantu penegak hukum mengungkap suatu kasus, sehingga hasil telaah psikologis yang
dilakukan nantinya diberikan kepada penegak hukum dalam bentuk rekomendasi.

Anda mungkin juga menyukai