MEDIA BERMAIN COGNITF DEVELOPMENT IN EARLY AGE CHILDREN THROUGH PLAYING MEDIA
Muh Imron Rosyadi
Stit Al-Hikmah Bumi Agung Way Kanan Imron87@gmail.com Abstract This study aims to determine the process and learning outcomes as an effort to improve children's cognitive development through fishing play media for group B children in Miftahul Huda Kindergarten, East OKU Regency. This type of research is Classroom Action Research (CAR). This study uses Kemmis and Mc Taggart designs. Each cycle consists of four stages: planning, implementing actions, observing, and reflecting. The subjects of the study were children of group B kindergarten Miftahul Huda. Data collection techniques are done through observation, interviews and documentation studies. The collected data were analyzed descriptively qualitatively and quantitatively. The results showed the cognitive development of children before the action was still in the category began to develop namely 58.55%; the results of the first cycle research reached 69.62% in the developing category and the second cycle reached 80.99% in the highly developed category; the use of playing fishing media has a very good effect shown by the cognitive development of children who experience very good development compared to before the action Keywords: Cognitive, Play Media Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran sebagai upaya meningkatkan perkembangan kognitif anak melalui media bermain memancing pada anak kelompok B di TK Miftahul Huda, Kabupaten OKU Timur. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan desain Kemmis dan Mc Taggart. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Miftahul Huda. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan kognitif anak sebelum tindakan masih dalam kategori mulai berkembang yakni 58,55%; hasil penelitian siklus I mencapai 69,62% dalam kategori berkembang dan siklus II mencapai 80,99% dalam kategori sangat berkembang; penggunaan media bermain memancing mempunyai dampak sangat baik ditunjukkan dengan perkembangan kognitif anak yang mengalami perkembangan sangat baik dibandingkan sebelum tindakan Kata kunci: Kognitif, Media Bermain
1 2
Pendahuluan perkembangan kognitif menjadi perhatian
Perkembangan berbagai aspek anak karena berhubungan dengan keterampilan, memori, bahasa dan kemampuan berjalan secara holistik, tidak terjadi secara terpisah dan dipengaruhi oleh berbagai memecahkan masalah. Perkembangan kognitif adalah perubahan yang terjadi faktor internal dan eksternal. Faktor dalam berpikir, kecerdasan dan bahasa internal adalah berbagai aspek anak untuk memberikan alasan sehingga perkembangan yang dimiliki anak, faktor anak dapat mengingat, menyusun strategi eksternal adalah keluarga, guru, dan secara kreatif, berpikir bagaimana cara berbagai sumber belajar yang lainnya. dapat memecahkan masalah dan dapat Anak sejak lahir sampai usia 6 tahun merupakan pondasi awal bagi menghubungkan kalimat menjadi pertumbuhan dan perkembangan anak pembicaraan yang bermakna (meaningfull) (Sujiono, 2014, p.1.7). selanjutnya. Pada usia ini pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak Perkembangan kognitif usia 3 terjadi sangat pesat. Sekalipun Tuhan telah sampai 6 tahun berada pada tahap memberikan potensi bawaan pada anak, praoperasional yaitu (1) Menggunakan lingkungan memberikan sikap, simbol, dimana anak tidak harus kontak kepribadian dan pengembangan sensorimotor dengan objek. Anak dapat pembelajaran anak. membayangkan objek atau orang tersebut Setiap anak bersifat unik yang memiliki sifat yang berbeda dengan yang terlahir dengan potensi yang berbedabeda, sebenarnya; (2) Memahami identitas, memiliki kelebihan, bakat dan minat dimana anak memahami bahwa perubahan yang terjadi tidak merubah karakter sendiri-sendiri yang perlu dikembangkan ilmiah; (3) Memahami sebab akibat, melalui proses pendidikan. Bentuk pendidikan untuk anak usia empat sampai dimana anak memahami bahwa suatu peristiwa ada sebabnya, (4) Mampu enam tahun adalah pendidikan Taman Kanak-kanak yang merupakan pendidikan mengklasifikasi, anak mengelompokkan pada jalur pendidikan formal. Undang- objek, orang, suatu peristiwa ke dalam kategori yang bermakna, (5) Memahami Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang angka, dimana anak dapat menghitung Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 dan memahami angka Karakteristik menyatakan bahwa “Pendidikan anak usia perkembangan kognitif tahap pra- dini adalah suatu upaya pembinaan yang operasional antara lain: mengelompokkan ditujukan kepada anak sejak lahir sampai benda yang memiliki persamaan, dengan usia enam tahun yang dilakukan menghitung 1-20, mengenal bentuk-bentuk melalui pemberian rangsangan pendidikan sederhana, memahami konsep makna untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar berlawanan, mampu membedakan bentuk anak memiliki kesiapan dalam memasuki lingkaran atau persegi dengan objek nyata pendidikan lebih lanjut” (Pusat Kurikulum atau gambar, memasangkan dan Direktorat PAUD, 2007, p.5). menyebutkan benda, mencocokkan bentuk-bentuk sederhana, Salah satu aspek kemampuan dasar mengklasifikasikan angka, tulisan, buah anak yang perlu dikembangkan yang akan dan sayur, mengenal huruf kecil dan besar, sangat berpengaruh terhadap mengenal warna-warna. (Sujiono, 2014, pertumbuhan dan perkembangan pada p.2.16). aspek lain adalah perkembangan kognitif. Mena & Eyer (2009, p.175) mengemukakan Perkembangan kognitif sangat Penelitian ini bertujuan untuk penting dan sangat diperlukan bagi anak mengetahui proses dan hasil pembelajaran karena (1) mengembangkan daya sebagai upaya meningkatkan persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, perkembangan kognitif anak melalui didengar dan dirasakan agar anak dapat media bermain memancing. Media memahami dan menerima dengan baik, (2) bermain memancing dapat meningkatkan melatih ingatannya pada peristiwa dan perkembangan kognitif anak karena (1) kejadian yang pernah dialaminya, (3) bersifat konkret, anak dapat melihat benda mengembangkan pemikirannya untuk secara nyata dalam bentuk tiruan sehingga menghubungan satu peristiwa dengan anak tidak salah dalam membayangkan peristiwa yang lain, (4) menalar apa yang bentuk suatu benda, (2) meningkatkan sedang terjadi baik proses alamiah kemampuan anak dalam mengenal sebab (spontan) maupun proses ilmiah akibat, (3) hasil memancing anak mengenal (percobaan), (5) memecahkan persolan perbedaan ukuran, mengklasifikasi, hidup yang dihadapinya agar dapat membilang 1-10 dan mencocokkan menolong dirinya sendiri, (6) memahami bilangan dengan lambang. berbagai simbol yang tersebar di Penelitian ini diharapkan lingkungan sekitarnya (Sujiono, 2014, mempunyai manfaat teoritis yaitu hasil p.1.25). penelitian diharapkan dapat memberikan Penggunaan media bermain akan sumbangan ilmiah berupa data hasil lebih efektif, lebih menarik, penelitian dengan teori perkembangan menyenangkan, mudah diikuti dan kognitif untuk usia 5-6 tahun khususnya dipahami karena bermain merupakan tentang peningkatan perkembangan wahana belajar dan anak mendapatkan kognitif melalui media bermain pengalaman sehingga potensi yang memancing.Manfaat praktis bagi anak dimiliki dapat berkembang. Mulyasa (2014, untuk (1) meningkatkan perkembangan p.191) mengatakan ketika bermain, anak kognitif mengenai mengenal sebab akibat mengungkapkan keinginan, pemikiran, tentang lingkungan, membedakan konsep perasaan, dan menjelajahi lingkungannya, berat ringan, mengklasifikasikan benda serta menjalin hubungan sosial dan berdasarkan ukuran, konsep bilangan, dan mengembangkan kemampuan sosial, lambang bilangan dengan menggunakan kognitif, spiritual, moral, emosional secara media bermain memancing dan (2) bersamaan. memberikan pengalaman belajar yang unik dan menarik dengan menggunakan media Piaget mengemukakan bahwa yang konkret sehingga anak terlibat bermain merupakan kebutuhan anak, langsung dalam proses pembelajaran. dapat menimbulkan rasa senang, memberikan kesempatan untuk Metode Penelitian bereksplorasi, menemukan dan Penelitian ini merupakan Penelitian menggunakan benda-benda yang ada di Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom sekitarnya, mengekspresikan perasaan, Action Research(CAR). PTK bercirikan berkreasi dan belajar secara menyenangkan perbaikan terus menerus sehingga serta mendapatkan pengetahuan baru. kepuasan peneliti menjadi tolak ukur Dengan proses bermain, pembelajaran berhasilnya siklus tersebut. Penelitian menjadi sangat menyenangkan bagi anak. tindakan kelas melalui proses yang (Wijaya, 2009, p.1.31). dinamis dan saling melengkapi dengan 3 4
beberapa tahapan: perencanaan (planning), guru kelas untuk menyempurnakan
pelaksanaan tindakan (action), observasi tindakan selanjutnya. Kegiatan refleksi (observation), dan refleksi (reflection). dilakukan setiap akhir kegiatan Pada tahap perencanaan, peneliti pembelajaran menggunakan media berkolaborasi dengan guru kelas bermain memancing. Penelitian ini melakukan perencanaan penelitian sebagai dilaksanakan pada bulan Desember 2015 berikut: (a) menyiapkan Rencana Kegiatan sampai Mei 2016 bertempat di TK Miftahul Harian (RKH) yang berisi tentang materi Huda, Kabupaten OKU Timur. Subjek kegiatan pembelajaran, (b) menyiapkan penelitian tindakan kelas ini anak media pembelajaran yang akan digunakan kelompok B1 TK Miftahul Hudatahun yaitu media bermain memancing, (c) pelajaran 2015/2016 berjumlah 23 anak (9 menyiapkan lembar observasi sebagai laki-laki dan 14 perempuan). Dipilih anak pedoman penilaian untuk melihat kelompok B1 karena dari hasil observasi peningkatan perkembangan kognitif anak. dan wawancara perkembangan kognitif Pelaksanaan tindakan dilaksanakan anak kelompok B1 belum maksimal. Dari berdasarkan perencanaan. Pelaksanaan 23 anak, 14 anak perkembangan kognitif bersifat fleksibel artinya tindakan siap belum maksimal dari aspek mengenal diubah sesuai kondisi yang ada sebagai sebab akibat tentang lingkungan, usaha kearah perbaikan dan siklus akan membedakan konsep berat ringan, dihentikan ketika indikator sudah tercapai. mengklasifikasikan benda berdasarkan ukuran, konsep bilangan, dan lambang Guru sebagai pelaksana dan bilangan. peneliti mengamati dan mengevaluasi. Pelaksanaan tindakan berpedoman pada Hasil Penelitian dan Pembahasan RKH yang telah dipersiapkan oleh guru Peneliti melihat hasil pra siklus yang dan peneliti. Pelaksanaan tindakan dilakukan pada kelompok B1 TK Miftahul dilaksanakan tiga tahap yaitu: kegiatan Huda, Kabupaten Cilacap tingkat awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. pencapaian perkembangan kognitif anak Peneliti mengobservasi perkembangan usia 5-6 tahun mulai berkembang tetapi kognitif saat proses pembelajaran sedang pada umumnya tingkat pencapaian berlangsung dan memberi skor pada butir perkembangan kognitif anak belum amatan dengan menggunakan lembar optimal. Proses kegiatan pembelajara observasi yang telah disusun. Hal-hal yang masih berpusat pada guru, menggunakan diamati peneliti mengenai mengenal sebab LKA, hafalan dan belum menggunakan akibat tentang lingkungan, mengklasifikasi media. Hal ini memuat anak kurang berdasarkan ukuran (mengenal besar antusias dan kurang tertarik mengerjakan kecil), konsep ukuran berat ringan dengan tugas yang diberikan guru, belum ada menggunakan timbangan, membilang hasil interaksi antara anak dan guru, bahkan ada pancingan, mencocokkan bilangan dengan yang bermain sendiri, mengajak berbicara lambang bilangan. teman, menganggu teman dan keluar Selama observasi peneliti juga masuk ruangan sehingga situasi kelas mendokumentasikan proses pembelajaran menjadi tidak kondusif. yang berlangsung, untuk mengetahui Proses kegiatan pembelajaran aktivitas anak selama pembelajaran menggunakan media bermain memancing Refleksi untuk mengkaji semua tindakan merupakan hal yang baik untuk dilakukan yang telah dilaksanakan berdasarkan data karena hasil yang diperoleh berdasarkan yang telah terkumpul, dievaluasi bersama teori dan penelitian dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak sesuai memancing akan (a) mendorong rasa ingin tahapan perkembangan bila dibandingkan tahu tentang apa yang anak lihat, dengar proses kegiatan pembelajaran dengan dan rasakan, (b) pembelajaran yang menggunakan LKA, bersifat hafalan dan menjemukan dan membosankan akan belum menggunakan media. Pengunaan hilang, (c) anak terlibat secara langsung media bermain memancing dalam proses dan aktif menemukan pengalaman untuk kegiatan pembelajaran sebagai upaya mengintegrasikan dalam kehidupan nyata, meningkatkan motivasi keingintahuan dan (d) anak dapat melakukan percobaan, pemahaman anak dalam mengenal sebab memahami sesuatu, membangun akibat tentang lingkungan, pengertian sendiri dan menemukan mengembangkan konsep jumlah, pengalaman yang bermakna, (e) mengenal memasangkan jumlah dengan lambang hubungan sebab akibat, membedakan bilangan, memilih dan mengelompokkan konsep berat ringan, mengklasifikasikan benda-benda yang mempunyai kesamaan, benda berdasarkan ukuran, mengenal mengembangkan keterampilan konsep bilangan dan lambang bilangan. membandingkan sesuai ukuran dan bentuk Perkembangan kognitif anak di TK menjadi menyenangkan dan menarik Miftahul Huda Kabupaten Cilacap dapat karena dengan menggunakan media ditingkatkan melalui media bermain bermain memancing anak merasa sedang memancing. Hal tersebut dapat dilihat dari bermain bukan sedang belajar. peningkatan yang dialami dalam penelitian Guru harus melibatkan anak secara yang dilakukan peneliti dari sebelum fisik dan mental dalam berpikir reflektif tindakan, siklus I dan siklus II. Hasil dengan membimbing, memotivasi dan penelitian menunjukkan bahwa memberikan rangsangan kepada anak agar perkembangan kognitif anak di setiap dapat melakukan percobaan, memahami indikator dapat meningkat setelah sesuatu, membangun pengertian sendiri melakukan tindakan. Peningkatan dan menemukan pengalaman yang perkembangan kognitif anak sebelum bermakna sehingga pengalaman dan tindakan dalam kategori mulai pengetahuan anak dapat diintegrasikan berkembang yaitu mencapai 58,55%. Pada dalam kehidupan nyata serta potensi yang siklus I terjadi peningkatan sehingga dimiliki anak dapat berkembang secara menjadi 69,62% dalam kategori optimal dan lebih baik serta mencapai berkembang. Pada siklus II meningkat lagi indikator yang telah ditetapkan. menjadi 80,99% dalam kategori sangat berkembang. Simpulan Saran Proses pembelajaran menggunakan media bermain memancing yaitu: (1) Guru Guru hendaknya dalam kegiatan berinteraksi untuk mengetahui pembelajaran menggunakan media kemampuan anak mengenal sebab akibat pembelajaran yang tepat, menarik, tentang lingkungan, (2) Anak bermain menyenangkan dan bervariasi agar anak memancing, hasil pancingan diklasifikasi tertarik, berminat dan antusias saat dan ditimbang kemudian dihitung berapa kegiatan pembelajaran; guru hendaknya jumlah ikan-ikanan yang besar dan yang dalam kegiatan pembelajaran melakukan kecil, mengambil kartu angka untuk interaksi dan melibatkan anak secara mencocokan bilangan dengan lambang optimal pada kegiatan nyata agar anak bilangan. Pembelajaran melalui bermain mendapatkan pengalaman langsung dari 5 6
proses pembelajaran; guru sebaiknya kurikulum 2013 PAUD taman
melanjutkan menggunakan media yang kanak-kanak. telah digunakan saat peneliti melakukan Mena, J.G., & Eyer, D.W. (2009). Infants, penelitian dalam proses pembelajaran toddlers, and caregivers. New York, untuk meningkatkan perkembangan NY: McGraw-Hill. kognitif anak. Penelitian yang serupa dilakukan peneliti berikutnya hendaknya Mulyasa. H.E (2014). Manajemen PAUD. menggunakan pendekatan dan materi Bandung: PT Remaja Rosdakarya. yang berbeda. Feldman, P. O. (2009). Human Daftar Pustaka development perkembangan Benson, A., & Odera, F. (2013). Selection manusia edisi 10. (Alih bahasa: and use of media in teaching Brian Marswendy). Jakarta: Kiswahili language in secondary Salemba Humanika. schools in Kenya. International Huang, R (2013). What can children learn Journal of Information and through play? Chinese parents’ Communication Technology perspective of play and learning in Research. Vol. 3, No. 1, Januari early childhood education. School 2013. of Education Journal. Vol. 1 No. 1. Diakses tanggal 20 Desember 2015. Diakses tanggal 18 Agustus 2016. Bernard, S & Olivia, N.S. (1994). Santrock, J.W. (2007). Perkembangan anak Right from the start: Teaching jilid 1 (child development) (alih children ages three to eight. Boston: bahasa: Mila Rahmawati & Anna Allyn and Bocon. Kuswanti). Jakarta : Erlangga. Brewer, J.A. (2007). Introduction to early Sujiono, Y.N. (2014). Metode childhood education. Boston: pengembangan kognitif. Tangerang Pearson Allyn and Bacon. Selatan: Universitas Terbuka. Dimyati, J. (2013). Metodologi penelitian Pusat Kurikulum Direktorat Pendidikan pendidikan dan aplikasinya pada Anak Usia Dini Universitas Negeri PAUD. Bandung: Kencana. Jakarta. (2007). Kerangka dasar Goldstein, J. (2012). Play in children’s pendidikan anak usia dini. development, health and well- Departemen Pendidikan Nasional. Wijaya, being. Utrecht: Utrecht University. W.D. (2009) Kurikulum pendidikan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak anak usia dini. Jakarta: Universitas Indonesia Kabupaten Cilacap Terbuka. (2015). Pedoman pengembangan