TUGAS :
SUTIK
A. LATAR BELAKANG
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.
Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan
seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari
benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga
dan masyarakat. (Gillies, 1989).
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas
khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber
– sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien,
keluarga dan masyrakat
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem
terbuka dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan
berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu
sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol
dan mekanisme umpan balik. Input dari proses manajemen keperawatan
antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses dalam
manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas
dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset. Kontrol
yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget
dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang
standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial,
audit keperawatan, survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.
Program pendidikna profesi Ners khususnya pada stase manajemen
keperawatan merupakan suatu kegiatan belajar yang memberikan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah melaksanakan Praktek manajemen Keperawatan,
Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan prinsip – prinsip Manajemen
Keperawatan dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP), secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap
kepemimpinan yang professional serta langkah - langkah Manajemen
Keperawatan.
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek Kepemimpinan dan
Manajemen peserta mampu :
a. Melaksanakan pengkajian masalah kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan di Ruang Flamboyan Lantai 2
b. Melaksanakan analisa masalah kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan di Ruang Flamboyan Lantai 2
c. Menyusun analisa dengan menggunakan metode Hanlon (PEARL) dan
menemukan proiritas masalah sesuai dengan kebutuhan Ruang
Flamboyan Lantai 2
d. Menyusun perencanaan untuk menyelesaikan masalah yang
ditemukan berdasarkan prioritasnya.
e. Melaksanakan atau mengimplementasikan rencana yang telah
disusun.
f. Mengevaluasi hasil kegiatan yang dilakukan
B. Organizing
Organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk
menghimpun semua sumber data yang dimiliki oleh organisasi dan
memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
Elemen pengorganisasian meliputi:
1. Struktur organisasi.
Masing-masing organisasi memiliki struktur formal dan informal yang
menentukan alur kerja dan hubungan timbal balik antar pribadi. Struktur
formal direncanakan dan dipublikasikan, untuk informal tidak
C. Actuating
Actuating (directing, commanding, coordinating) atau penggerakan adalah
proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja
secara optimal dan melakukan tugas- tugasnya sesuai dengan ketrampilan
yang mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya yang tersedia.
Elemen penggerak meliputi:
1. Memberi motivasi.
Motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang member kontribusi
pada tingkat komitmen seseorang, hal ini termasuk factor yang
menyebarkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia
dalam arah tekad tertentu ( Stoner, Freman 2008 ).
2. Sistem Klasifikasi Pasien
System klasifikasi pasien adalah metode pengelompokan pasien menurut
jumlah dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Didalam
kebanyakan system klasifikasi pasien dikelompokkan sesuai dengan
ketergantungan mereka pada pemberi perawatan atau sesuai dengan
waktu pemberian perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk
memberikan perawatan tujuan setiap system klasifikasi pasien adalah
untuk mengkaji pasien dan menghargai masing-masing angkanya
mengukur volume usaha yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
perawatan pasien.
3. Ketenagaan Keperawatan dan Pasien
a. Jenis perawatan
Menurut Douglas, 2012 pada suatu pelayanan profeional, jumlah
tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat
D. Kontroling
1. Definisi
Controlling (pengawasan, monitoring) adalah proses untuk
mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
Fungsi pengawasan merupakan fungsi yang terahkir dari fungsi manajemen
lainnya., terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengawasaan
dan pengendalian, standart keberhasilan selalu harus dibandingkan dengan
hasil yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan
atau penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi
secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi. Kegiatan fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisien penggunaan sumber
daya dapat lebih berkembang dan efektivitas tugas-tugas staf untuk
mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.
2. Peran leader shift dalam controling
a. Mendorong staf untuk aktif terlibat dalam pengawasan mutu pelayanan
kesehatan
b. Mengkomunikasikan secara jelas standart yang diharapkan terhadap staf
c. Mendorong dan memotivasi standart tertinggi untuk kualitas maksimal
dengan menyediakan standart keamanan minimum.
d. Mengimplementasikan pengawasan mutu secara proaktif dan reaktif.
d. Misi
1. Melaksanakan dan Memberikan Pelayanan Kesehatan Paripurna
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan Sistem Manajemen
3. Meningkatkan sarana dan prasarana.
4. Memperjuangkan Hak Karyawan dan meningkatkan kesejahteraan
A. INPUT
1. Man
a. Tenaga Kesehatan
Tenaga Keperawatan
No Klasifikasi Pendidikan Jumlah
1. Perawat D III 7
2. Perawat S1 Ners 3
3. SI Kep 1
4. Perawat DIV 1
3 Cleaning Service 1
b. Struktur Organisasi
Bagan terlampir.
Inden kamar
Tabel 1
Tabel Tingkat Ketergantungan Pasien
Tingkat Ruang Teratai
Hari I Hari II Hari III Rata-rata
ketergantungan
Minimal 2 2 2 2
Intermediet/ 1 1 1 1
3. Methods
a. Metode dalam Pemberian Asuhan Keperawatan pada Pasien
Metode keperawatan yang digunakan di Ruang Flamboyan
Lantai 2 menggunakan metode tim. Metode tim adalah
pengorganisasian pemberian pelayanan keperawatan oleh
sekelompok perawat terhadap sekelompok pasien. Metode ini
memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih bermutu
karena setiap pasien berhak menerima pelayanan terbaik dan setiap
perawat berhak menerima bantuan dalam melakukan tugasnya.
Seorang perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7 hari
per minggu. Dalam pelaksanaannya, metode tim terdiri dari kepala
b. Pendokumentasian Askep
Pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Flamboyan
Lantai 2 sudah efektif karena sudah terdapat form asuhan
keperawatan mulai dari assesment, diagnosa, analisa data, kriteria
hasil sampai rencana tindakan keperawatan sesuai dengan kondisi
pasien. Kelebihan sistem ini, perawat bisa bekerja lebih cepat
karena tidak memerlukan banyak waktu untuk melakukan
pendokumentasian, sedangkan kelemahan sistem ini adalah tidak
semua hal yang ditemukan pada pasien tersedia dalam checklist.
Lembar dokumentasi keperawatan yang tersedia di ruangan antara
lain:
1) Lembar assesment beserta diagnosa keperawatan, tujuan
dan kriteria hasil serta rencana keperawatan.
2) Lembar catatan keperawatan dan catatan perkembangan.
3) Lembar resume keperawatan
4) Lembar formulir pasien pulang/meninggal
5) Lembar survey infeksi nosokomial (INOS)
6) Lembar infeksi luka operasi (ILO)
Berikut proses dokumentasi dari hasil observasi:
1) Lembar assesment pasien sudah dalam bentuk checklist
dengan form yang detail.
Lembar assesment sebagian besar belum diisi lengkap.
2) Diagnosa keperawatan, kriteria hasil dan rencana sudah terisi
sesuai dengan kondisi pasien.
Diagnosa keperawatan yang diangkat disesuaikan dengan
keluhan utama klien, namun untuk pemantauan diagnosa
keperawatan apakah diagnosa tersebut sudah teratasi atau
d. Ronde Keperawatan
Hasil wawancara dengan kepala ruang pada tanggal 13 - 14
Agustus 2018, kegiatan ronde keperawatan jarang dilakukan
karena kurangnya sumber daya tenaga keperawatan dan
kurangnya sumber informasi mengenai ronde keperawatan.
e. Cara Memperkenalkan Ruangan FLAMBOYAN 2 kepada Pasien
Setiap ada pasien baru, belum semua petugas
mengorientasikan pasien pada lingkungan sekitar Ruang
Flamboyan Lantai 2, misalnya memberitahukan fasilitas-fasilitas
yang disediakan di Ruang Flamboyan Lantai 2, perawat dan dokter
Dokter
Keluarga Persetujuan
keluarga Keluarga sepakat
Farmasi/Apotek
Obat diletakkan
Perawat Pasien
di loker pasien
No Nama Jumlah
1 Kursi perawat 5
2 Oksigen reguler flow meter 2
3 Termometer 2 aksila
4 Almari buffet 2
5 Tabung pemadam/APAR 3
6 Oksimetri 2
7 Bak instrumen kecil 1
8 Tensimeter 2
9 kulkas 2
10 Kipas angin 5
11 Gluco test 1
12 bengkok 2
13 Stetoskop 1
14 Heating set 3
15 Almari pasien 22
16 EKG 1
17 Meja kerja 2
18 Tromol besar 1
19 Troly 1
20 Pesawat telepon 1
21 Ambubag 1
22 hecting AFF set 2
23 Gunting verban 1
24 Suction set 1
25 Timbangan badan 1
26 Siryng pump 1
27 Troly injeksi 3
28 Lampu baca foto 1
29 Meja komputer 1
30 Komputer (komplit) 1
31 Meja perawat counter 1
32 Kursi besi 2
33 brankart 3
34 Koursi roda 2
2) Ruang Tindakan
a) 1 almari loker perawat
b) 1 almari alat tenun
c) 1 tikar dan 1 karpet untuk tempat solat
d) 1 dispenser
e) 1 troly
f) Medikasi set
Ruang tindakan berfungsi sebagai ruang istirahat
perawat/ruang ganti.
3) Kamar mandi
a) 1 kamar mandi pegawai di luar nurse station dan 1 kamar
mandi di ruang tindakan.
b) 2 kloset duduk,
c) 2 bak mandi permanen
d) 2 gayung
5. Machine
Machine adalah segala masalah yang terkait dengan aspek peralatan,
mesin maupun physical tools. Machine yang terdapat di Ruang
Flamboyan Lantai 2 antara lain:
a. Buku operan/timbang terima
B. PROSES
1. Planning
a. Visi dan Misi RSUD. DR. R. Soetijono Blora
Visi
Sebagai Pusat rujukan dan pelayanan kesehatan masyarakat Blora
dan sekitarnya yang didukung oleh sumber daya manusia yang
professional.
Misi
1) Melaksanakan dan memberikan pelayanan kesehatan paripurna.
2) Meningkatkan sumber daya manusia dan system manajemen.
3) Meningkatkan Sarana dan Prasarana.
4) Memperjuangkan hak karyawan dan meningkatkan kesejahteraan.
b. Motto
Motto rumah sakit adalah:
“Sahabat Karib dikala sakit Sahabat dekat dikala sehat”
c. Tujuan Ruang Flamboyan Lantai 2
1) Meningkatkan kepercayaan pasien, keluarga dan masyarakat
terhadap pelayanan
2) Meningkatkan profesionalisme SDM melalui pendidikan formal
ataupun non formal
d. Perencanaan Harian dan Bulanan
Di Ruang Flamboyan Lantai 2 terdapat kegiatan harian, mingguan,
bulanan dan tahunan.
1) Harian
4) Tahunan
a) Inventaris Alat
Inventaris alat dilakukan setiap ada pembelian sarana dan
prasarana. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap akhir tahun.
b) Pembuatan Program Kerja Tahunan
b. Sistem Penjadwalan
Jadwal dinas perawat di Ruang Flamboyan Lantai 2 dibagi menjadi
3 shift yaitu :
Shift Jumlah Katim dan Perawat Pelaksana
Pagi Karu, Wakaru, 1 orang katim dan 2 orang perawat
pelaksana shift
Sore 1 kashift dan 2 orang perawat pelaksana
Malam 1 kashift dan 2 orang perawat pelaksana
C. OUTCOME
1. Dokumentasi Keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Flamboyan
Lantai 2 cukup efektif, di ruangan sudah disediakan form asuhan
keperawatan efektif mulai dari assesment, diagnosa, kriteria hasil
sampai rencana tindakan keperawatan sehingga perawat tinggal
melakukan cek list sesuai dengan kondisi pasien. Kelebihan sistem ini,
perawat hanya memerlukan waktu singkat untuk menentukan diagnosa
serta Intervensi yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang terjadi pada klien berdasarkan dengan pengkajian
yang dilakukan kepada paisen baru, sedangkan kelemahan sistem ini
adalah tidak semua masalah keperawatan yang ditemukan ada pada
pasien ditemukan pada lembar chek list.
Lembar dokumentasi keperawatan yang tersedia di ruangan antara
lain:
a. Lembar pengkajian beserta diagnosa keperawatan, tujuan dan
kriteria hasil serta rencana keperawatan.
b. Lembar catatan keperawatan dan catatan perkembangan.
c. Lembar resume keperawatan
d. Lembar formulir pasien pulang/meninggal
e. Lembar survey infeksi nosokomial
Berikut proses dokumentasi dari hasil observasi terhadap ruangan:
a. Lembar pengkajian pasien sudah dalam bentuk checklist dengan
form yang sudah dilengkapi dengan masalah keperawatan serta
rencana keperawatan yang perlu dilakukan.
Lembar pengkajian sebagian belum diisi lengkap serta Sebagian
perawat mengisi lembar pengkajian chek list tidak berdasarkan
pengkajian langsung kepada pasien. Masalah keperawatan yang
ditegakkan tidak sesuai dengan kondisi pasien sehingga ketika
muncul masalah baru yang muncul pada klien setelah dirawat di
RS tidak ditambahkan di lembar pengkajian.
b. Diagnosa keperawatan, kriteria hasil dan rencana sudah terisi
tetapi ada yang belum sesuai dengan kondisi pasien
Diagnosa yang dimunculkan hanya berdasarkan pengkajian awal
saat pasien masuk. Diagnosa yang muncul selama pasien dirawat
di RS tidak ditambahkan lagi dalam lembar diagnosa. Sehingga
B. METHODE
1. MAKP-METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
a. RS Dr. R. Soetijono Blora memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
b. Metode keperawatan yang digunakan di Ruang Flamboyan Lantai 2 menggunakan
metode tim yang telah diatur dalam protap penugasan tenaga keperawatan dari RS
Dr.R. Soetijono Blora.
c. Berdasarkan wawancara pada ketiga katim menyatakan bahwa peran sebagai katim
belum optimal karena kasus yang ada multisystem sehingga managemen kasus tidak
bisa focus dan program yang harus dilaksanakan banyak dengan ketenagaan yang
terbatas sehingga peran katim bisa merangkap menjadi perawat pelaksana.
d. Berdasarkan observasi, peran katim hanya bisa dilaksanakan pada pagi hari
2. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
a. Pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Flamboyan Lantai 2
menggunakan metode checklist form asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosa, kriteria hasil sampai rencana tindakan keperawatan
b. Terdapat dokumentasi catatan perkembangan sampai dengan evaluasi
menggunakan SOAP serta resume keperawatan menjelang pasien pulang
c. Adanya lembar dokumentasi keperawatan yang tersedia di ruangan antara lain:
lembar resume keperawatan, lembar formulir pasien pulang/meninggal, lembar
survey infeksi nosokomial dan format discharge planning
d. Hasil wawancara dengan kepala ruang pada tanggal 13 - 14 Agustus
2018didapatkan data bahwa terdapat prosedur tetap tentang pelayanan dan
administrasi yang ditetapkan oleh Bidang Keperawatan RSUD Dr. R. Soetijono Blora .
3. DISCHARGE PLANNING
a. Tersedianya lembar resume keperawatan untuk pasien pulang
b. Adanya kemauan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien/ keluarga
c. Adanya surat control obat
4. RONDE KEPERAWATAN
a. Bidang keperawatan dan ruangan mendukung adanya ronde keperawatan
b. Ada kebijakan penatalaksanaan ronde keperawatan
c. Ada kerangka acuan ronde keperawatan
5. DESENTRALISASI OBAT
a. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolaan desentralisasi obat
b. Kepala ruang mendukung desentralisasi obat.
a. Adanya buku injeksi di Ruang Flamboyan Lantai 2
b. Adanya lembar control obat setiap pasien
c. Berdasarkan observasi sudah terdapat alur pemberian dan penerimaan obat yang
tercantum dalam buku daftar pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan terapi yang sesuai advice dokter.
6. TIMBANG TERIMA
a. Berdasarkan observasi, kepala ruang memimpin timbang terima setiap pagi.
b. Adanya laporan jaga setiap shift.
c. Timbang terima merupakan kegiatan rutin harian yang telah dilaksanakan.
.
D. MACHINE
1. Terdapat alat-alat teknologi pendukung pendokumetasian berupa computer
sebanyak1 buah
2. Terdapat 1 telpon sebagai penghubung atau komunikasi dengan instalasi lain
3. Terdapat buku timbang terima yang dapat menginformasikan tentang identitas
pasien, diagnose medis, farmakoterapi, kondisi pasien, dan program tindakan
B. METHODE
1. MAKP-METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
a. Berdasarkan wawancara pada katim menyatakan bahwa peran sebagai katim belum
optimal karena kasus yang ada multisystem sehingga managemen kasus tidak bisa
focus dan program yang harus dilaksanakan banyak dengan ketenagaan yang
terbatas sehingga peran katim bisa merangkap menjadi perawat pelaksana.
b. Berdasarkan observasi, peran katim hanya bisa dilaksanakan pada pagi hari
sedangkan pada sore dan malam hari tidak bisa dilaksanakan.
2. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
a. Berdasarkan observasi pendokumentasian asuhan keperawatan
1) Lembar pengkajian sebagian besar belum diisi lengkap.
2) Diagnosa keperawatan yang diangkat disesuaikan dengan keluhan utama klien,
namun untuk pemantauan diagnosa keperawatan apakah diagnosa tersebut
3. DISCHARGE PLANNING
a. Keterbatasan waktu perawat untuk memberikan penkes
b. Pemberian penkes dilakukan secara lisan saja
c. Pendokumentasian discharge planning belum optimal
4. RONDE KEPERAWATAN
a. Hasil wawancara dengan kepala ruang kegiatan ronde keperawatan jarang dilakukan
dengan alasan kurangnya pengetahuan tentang pelaksanaan kegiatan ronde.
5. DESENTRALISASI OBAT
a. Berdasarkan observasi, belum optimalnya penatalaksanaan supervisi terhadap
sentralisasi obat.
b. Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sehingga pengaturan obat
pada loker pasien belum tertata.
c. Belum tersedianya petunjuk penataan obat dalam loker pasien
6. TIMBANG TERIMA
a. Berdasarkan observasi, isi dan materi timbang terima belum berfokus pada masalah
keperawatan
b. Berdasarkan observasi, isi dan materi timbang terima antara lain identitas pasien,
diagnosa medis, program yang akan dilaksanakan, intervensi yang sudah dan belum
dilaksanakan.
c. Berdasarkan observasi, timbang terima dilakukan di nurse station dan tidak
berkeliling ke pasien
C. MATERIALS
III. OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 yang sedang praktik manajemen keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa STIKES dengan perawat klinik
3. Adanya kerjasama yang baik antara institusi STIKES dengan RS Dr. R. Soetijono Blora
4. Terdapat peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan
5. Adanya kesempatan dari kepala ruang untuk mengadakan ronde keperawatan pada
perawat dan masiswa praktik
C. DIRECTING
1. Reward yang disampaikan untuk pegawai di FLAMBOYAN 2 adalah berupa financial
echievement dan kenaikan pangkat berdasarkan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerja) yang meliputi kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab, ketaatan, kejujuran,
kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan
2. Pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai FLAMBOYAN 2 diterapkan dengan
peringatan dan pertimbangan ulang pemberian nilai dalam DP3. Sistem control untuk
menghindari pelanggaran dan bolos kerja adalah bagi pegawai yang terlambat masuk
dinas atau tidak masuk dinas adalah dengan sistem pemberitahuan kepada kepala
ruang dan surat izin keterangan dokter
3. Motivasi kerja pegawai diberlakukan sistem reward yang dinilai dan diusulkan oleh
kepala ruangan kepada kepala bidang keperawatan
4. menyatakan bahwa iklim kerja yang dirasakan perawat di Ruang Flamboyan Lantai 2
IV. THREATENED
1. Menurunnya Kinerja perawat tanpa adanya supervise yang optimal dari kepala ruang
2. Belum berlakunya system reward and phunisment yang diterapkan secara konsisten
yang dapat mempengaruhi motivasi perawat dalam bekerja
2. Material
a. Berdasarkan observasi terdapat papan identitas pasien, tetapi
belum terdapat papan program yang mempermudah kerja
perawat.
b. Sebagian besar belum ada tulisan (label) yang menunjukkan isi
dalam almari.
c. Hasil observasi di Ruang Flamboyan Lantai 2 didapatkan
bahwa tidak terdapat perbedaan ruang pasien antara pasien
lakin – laki dan perempuan.
Berdasarkan skoring masalah, kurang optimalnya penataan alat dan ruang mempunyai skor tertinggi yaitu 2016, sehingga masalah
ini menjadi prioritas utama dalam penyelesaian masalah. Prioritas kedua yaitu Kurang optimalnya pelaksanaan metode tim.
Prioritas ketiga adalah kurang optimalnya pelaksanaan timbang terima pasien.
Kurang optimalnya Tercapainya 1. Perawat datang Karu, katim, 1. Pembentukan tim 1. Evaluasi struktur:
pelaksanaan pelaksanaan tepat waktu saat perawat perawat sebagai role a. Terbentuk poster
timbang terima timbang terima pergantian shift pelaksana model alur timbang terima
pasien pasien yang 2. Membentuk 1 tim Ruang 2. Sosialisasi tentang b. Terbentuk 1 tim
optimal ditandai perawat untuk Flamboyan penerapan sebagai role model
dengan kriteria menjadi role Lantai 2 RSUD pelaksanaan timbang 2. Evaluasi proses:
hasil : model Dr. R. Soetijono terima melalui role a. Kegiatan sosialisasi
1. Perawat pelaksanaan Blora model tentang penerapan
mampu timbang terima 3. Membuat bagan alur timbang terima
melakukan 3. Melakukan timbang terima pasien dapat dilaksanakan
timbang terima publikasi alur yang dipublikasikan oleh role model.
dalam waktu timbang terima melalui poster b. Kegiatan publikasi
30 menit per 4. Terbentuk kesepakatan alur timbang terima
tim tentang pelaksanaan dapat dilaksanakan
2. Perawat timbang terima pada 3. Evaluasi hasil:
Manajemen 1. Penataan alat 1. Menyusun alat Karu, katim, 1. Sosialisasi tentang 1. Evaluasi struktur:
penataan alat dan dapat tersusun sesuai tempat perawat labeling lemari tempat Konsultasi rencana
ruang yang kurang rapi sehingga dan labelingnya. pelaksana dan alat-alat. program penataan
sistematis memudahkan 2. Bersama-sama mahasiswa yang 2. Implementasi penataan peralatan medis disetujui
proses perawat menata praktik di Ruang trolly tindakan medikasi. oleh kepala ruang,
pencarian jika trolly tindakan Flamboyan 3. Menyediakan papan mempersiapkan labeling
sewaktu-waktu medikasi yang Lantai 2 RSUD program klien untuk trolly tindakan dan
dibutuhkan. siap digunakan. Dr. R. Soetijono 4. Memberikan labeling dokumentasi.
2. Trolly tindakan 3. Sosialisasi Blora dan sosialisasi pada 2. Evaluasi proses:
medikasi yang penggunaan Klien dan keluarga klien tentang Karu, katim, perawat
dimiliki oleh lemari klien yang keluarga klien penggunaan lemari pelaksana dan praktikan
setiap tim benar klien yang benar. mahasiswa terlibat
tertata rapi 4. Menyediakan dalam implementasi.
Waktu dan
Masalah Program Sasaran Evaluasi Dukungan Hambatan
Tempat
Kurang 1. Merumuskan Kepala bidang 1. Evaluasi struktur: 1. Kasi Keperawatan, Perumusan formula
optimalnya formula keperawatan, 27/08/2018 Mempersiapkan formulasi Karu optimalisasi tenaga
pelaksanaan optimalisasi bidang mutu Tempat: optimalisasi tenaga FLAMBOYAN 2 kerja memerlukan
metode tim tenaga pelayanan, Ka. Ruang keperawatan di Ruang memberikan pengkajian lebih
keperawatan di Instalasi Rawat Flamboyan Flamboyan Lantai 2 arahan saran dan mendalam dalam hal
Ruang Flamboyan Inap Lantai 2 2. Evaluasi proses: kritik selama tanggung jawab dan
Lantai 2. FLAMBOYAN 2 Kegiatan diskusi antara diskusi formulasi tanggung gugat
2. Melakukan diskusi Karu, katim, mahasiswa dengan pihak optimalisasi perawat, hak pasien
terbuka mengenai perawat Kasi Keperawatan, Kepala tenaga kerja terhadap pelayanan
formulasi pelaksana Ruang Ruang Flamboyan Lantai 2, Ruang Flamboyan dan sistematika
optimalisasi Flamboyan Lantai Katim serta Kepala Shift Lantai 2 yang disepakati.
tenaga 2 RSUD Dr. R. mengenai formulasi 2. Kasi Keperawatan,
keperawatan di Soetijono Blora optimalisasi tenaga Kepala ruang,
Ruang Flamboyan keperawatan Ruang Katim serta Ners
Lantai 2. Flamboyan Lantai 2 dapat Educator (NE)
3. Melakukan diskusi terlaksana. memberikan
Kurang 1. Penerapan Karu, Katim dan Ruang 1. Evaluasi Stuktur: 1. Kepala ruang dan 1. Hambatan waktu,
optimalnya timbang terima perawat Flamboyan a. Peralatan yang terdiri ketua tim dimana
pelaksanaan (operan jaga) pelaksana di Lantai 2 dari: bagan alur timbang mendukung penuh kedatangan
timbang terima keliling Ruang 18 Agustus terima sudah dibuat semua program pegawai saat
pasien a. Membuat Flamboyan Lantai 2018 b. Adanya buku operan yang telah pergantian dinas
bagan alur 2 RSUD yang digunakan sebagai direncanakan. belum tepat
timbang terima Dr. R.Soetijono media timbang terima 2. Adanya dukungan waktu
pasien yang Blora oleh mahasiswa STIKES dari kepala bidang 2. Kurangnya
dipublikasikan MUH.KUDUS pengawasan mutu evaluasi
diskusi 2. Evaluasi Proses: layanan pelaksanaan
b. Melakukan a. Mahasiswa melakukan keperawatan. timbang terima.
kegiatan kegiatan sosialisasi 3. Adanya supervisi 3. Komitmen yang
Manajemen 1.Pemberian labelling Karu, Katim, Ruang 1.Ealuasi struktur 1. Pihak Karu telah 1. Banyaknya pihak
penataan alat pada almari alat. Perawat Flamboyan a. Rencana program sudah meng-acc program yang terlibat
dan ruang 2.Pemberian labelling pelaksana, Lantai 2 selesai dibuat dan yang direncanakan (coass, praktikan,
yang kurang pada almari pasien mahasiswa RSUD Dr.R. dikonsultasikan dengan 2. Seluruh staf RS residen, dan
optimal. di setiap kamar praktik, coass Soetijono kepala ruang, pembimbing Dr.R.Soetijono Blora perawat) membuat
pasien. dan residen, serta Blora, klinik tiga hari sebelum kooperatif dan aktif sosialisasi program
pasien dan Tanggal implementasi. dalam pelaksanaan kurang merata
keluarganya. 27 - 28 b. Waktu pelaksanaan program sehingga dalam
Agustus program telah sesuai 3. Pasien dan keluarga pelaksanaan-nya
2018 dengan rencana yang pasien kooperatif kurang terealisasi
dibuat. dalam penataan dengan optimal.
2.Evaluasi proses barang-barang pada
a. Pelaksanaan labeling alamari pasien
dilakukan oleh mahasiswa sesuai label
profesi STIKES MUH panduan.
KUDUS selama 3 hari.
b. Sosialisasi dan kontrak
2. Penataan dan Karu, Katim, Ruang 1.Evaluasi struktur 1. Kepala ruang telah 1. Tempat spoelhook
pembersihan Perawat Flamboyan a. Rencana program sudah memberikan ijin bergabung dengan
tempat spoelhoek pelaksana, dan Lantai 2 selesai dibuat dan untuk pelaksanaan tempat alat
3.Menyediakan papan Perawat Ruang Ruang NI 1. Evaluasi struktur 1. Pihak Karu telah 1. Banyaknya
Kurang optimalnya 1. Timbang terima dilakukan √ Pagi : Kepala Ruang dan ketua tim
pelaksanaan timbang oleh semua tim pada setiap Sore dan Malam : Ketua Shift
terima pasien pergantian shift
2. Pengoptimalan isi timbang √
.
terima dengan
menambahkan masalah
keperawatan yang masih
muncul serta intervensi yang
belum dan yang sudah
dilakukan secara umum
dengan catatan tercukupinya
jumlah ketenagaan
3. Efesiensi waktu dan tenaga √
pada timbang terima tanpa
pengulangan pemberian
informasi program yang
sama pada preconference
5. Mensosialisasikan alur √
timbang terima sesuai
dengan standar melalui
pemasangan poster alur
timbang terima.
Manajemen penataan alat 1. Pemberian labeling dan √ Kepala ruang, ketua tim dan
dan ruang yang kurang penyusunan alat keperawatan perawat pelaksana
sistematis sesuai tempat dan
labelingnya
Kepala Ruang
Pada bab ini akan dibahas hasil praktik manajemen keperawatan diRuang
Flamboyan Lantai 2 yang dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2017
A. EVALUASI PROSES
Praktek belajar lapangan managemen merupakan proses
pengejawantahan pemahaman keilmuan dari berbagai teori atau pendapat
para ahli yang didapat melalui proses belajar dari perkuliahan. Pengalaman
belajar lapangan managemen keperawatan harus dimiliki oleh semua calon
tenaga kesehatan terutama oleh mahasiswa keperawatan pada jenjang
strata satu ( S1) sehingga mahasiswa Stikes Muhammadiyah Kudus wajib
menyelesaikan praktek keperawatan managemen sebanyak 3 SKS. Proses
pembelajaran lapangan tersebut dilaksanakan dengan beberapa tahapan
yaitu :
a. Persiapan lapangan
Persiapan dilakukan berdasarkan buku pedoman praktek. Setelah
terjun dilapangan yaitu di Ruang Flamboyan Lantai 2, diberikan
pengarahan dan orientasi tentang struktur program dan metode kerja
selama berada dilahan praktek, selain itu didapatkan beberapa hal :
1) Pelaksanaan tindakan keperawatan belum sesuai SOP.
2) Frekuensi pelaksanaan supervise dalam pendokumentasian belum
optimal.
3) Penetapan diagnosa keperawatan dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan belum sesuai dengan keluhan pasien pada
saat itu.
4) Selama ini dokumentasi keperawatan berisikan advise (nasehat)
dokter dan tindakan keperawatan mandiri, tetapi belum semua
tindakan didokumentasikan. Asuhan keperawatan tidak
dilaksanakan secara lengkap segera setelah pasien datang bahkan
kadang-kadang dilengkapi waktu pasien mau pulang. Sehingga
evaluasi dan catatan perkembangan pasien belum terlihat, yang
berakibat pada pendokumentasian yang kurang optimal.
5) Ronde keperawatan belum dilaksanakan secara optimal di Ruang
Flamboyan Lantai 2
B. EVALUASI HASIL
1. Evaluasi Hasil Supervisi pelaksanaan metode tim
Evaluasi hasil supervisi pelaksanaan tim yang dilakukan pada
tanggal 20 Maret didapatkan hasil bahwa Metode keperawatan yang
digunakan di Ruang Flamboyan Lantai 2 menggunakan metode tim.
Metode tim adalah pengorganisasian pemberian pelayanan
keperawatan oleh sekelompok perawat terhadap sekelompok pasien.
Metode ini memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih
bermutu karena setiap pasien berhak menerima pelayanan terbaik dan
setiap perawat berhak menerima bantuan dalam melakukan tugasnya.
Seorang perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7 hari per
minggu. Dalam pelaksanaannya, metode tim terdiri dari kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim. Pada sift sore dan sift malam ketua sift yang
berperan sama seperti ketua tim memiliki 2 perawat pelaksana shift.
Ketua tim yang berjaga pada pagi hari dan ketua sift yang berjaga pada
sore dan malam hari bertanggungjawab kepada kepala ruang,
sedangkan perawat pelaksana bertanggungjawab pada ketua tim dan
ketua sift. Jadi pada pagi hari jumlah perawat yang bertugas ada 5
perawat yaitu kepala ruang, wakil kepala ruang, 1 ketua tim dan 2
perawat pelaksana, sedangkan pada sore hari ada 1 ketua sift dan 2
perawat pelaksana serta pada malam hari ada 1 ketua sift dan 2
perawat pelaksana. Keterbatasan tenaga perawat menyebabkan
pembagian perawat di ketiga sift tidak merata.
Selama mahasiswa praktek di Ruang Flamboyan Lantai 2, mahasiswa
melakukan Kegiatan diskusi antara dengan pihak Kasi Keperawatan,
Kepala Ruang Flamboyan Lantai 2, Katim serta Kepala Shift mengenai
formulasi optimalisasi tenaga keperawatan Ruang Flamboyan Lantai 2
dapat terlaksana
BAB VI
PENUTUP
1. Kegiatan pre dan post conference sudah menjadi kegiatan rutin yang
dilakukan oleh perawat di Ruang Flamboyan Lantai 2 setiap pergantian
shift, namun kegiatan timbang terima tidak diikuti dengan
pendokumentasian yang lengkap.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA