Anda di halaman 1dari 7

Ketidakseimbangan Sistem Sosial Penyebab Bencana Alam

KETIDAKSEIMBANGAN SISTEM SOSIAL


PENYEBAB BENCANA ALAM

Chairil N. Siregar

Abstract

Human beings have culture and with this, they can do any activities. However,
the enculturization has deviated; man cannot adapt with the culture system on the
social environment. This behavior has caused the nature phenomena evolve from the
God’s destiny.
As a civilized creature, man has done improper things, so it resulted in the
culture imbalance. The material culture has moved much further than the nonmaterial
culture; consequently, the natural disaster turn up.

Mekanisme alam semesta berdiri, duduk, makan, tidur dan segala


membuat bumi berputar pada porosnya aktivitas lain sehari-hari, di permukaan
sambil berjalan mengelilingi matahari sebuah benda yang bergerak 107 ribu
sebagai pusat orbit. Dengan putaran km/jam? Dan menurut perhitungan
yang ritmis itulah kehidupan para ilmuan, semua ini telah
berlangsung dengan baik. Berkat berlangsung selama lebih dari 5 miliar
putaran itu pula bumi menjadi hidup tahun!. Lantas mengapa mekanisme
dan kita ikut hidup dalam kehidupan istimewa yang mahadahsyat dan
itu, dengan sumber energi yang mahaterjaga itu masih menyisakan
memadai, udara dan atmosfer yang kisah tentang kehancuran-kehancuran
seimbang, suhu dan cuaca yang bisa alam? Apakah itu semacam reaksi
diadaptasi. Kalau putaran itu fisika yang memang harus terjadi
dihentikan 1 detik saja, semua benda di dalam fenomena ini? Atau malah
permukaan bumi, termasuk kita, akan karena ulah manusia, sebagai makhluk
terlempar berhamburan. Begitulah paling pandai yang hidup di muka
bumi, yang melesat tak kurang dari 107 bumi?
ribu km/jam di angkasa raya. Sebuah
kecepatan yang tiada bandingannya Dapatkah manusia memperkira-
dengan kendaraan tercepat apapun kan datangnya bencana alam? Jika
ciptaan manusia. dapat, mampukah kita mengatasinya?
Persoalan apa, kapan dan berapa
Bumi memang harus melesat besarnya suatu bencana alam bakal
dengan kecepatan sedahsyat itu untuk melanda menjadi teka-teki yang tidak
menyelesaikan satu putaran mengitari pernah berakhir.
matahari dalam setahun. Pernahkah
terbayangkan bahwa kita sedang
* KK – Ilmu Kemanusiaan, FSRD - ITB

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 183


Ketidakseimbangan Sistem Sosial Penyebab Bencana Alam

dapat memberi tekanan terhadap


sumber semburan, sehingga diharapkan
akan mengurangi semburan.

Namun beberapa tim


memberikan pendapat berbeda, ada
yang mengatakan pemberian tekanan
pada sumber semburan justru
memungkinkan semburan mencari
celah lain, sehingga semburan tetap
tidak dapat dihentikan. Selain itu,
Jika diamati memang ada ketahanan bola-bola beton itu masih
semacam reaksi fisika yang memang dipertanyakan. Apakah bola-bola itu
harus terjadi. Akan tetapi, itu semua akan tetap stabil bila dipanaskan pada
memiliki makna dan tujuan yang telah suhu di atas 110 derajat celsius.
ditetapkan oleh maha pencipta,
terjadinya reaksi fisika tersebut telah Solusi ini masih diragukan
didesain oleh maha pencipta tingkat keberhasilannya. Disini dapat
sedemikian teraturnya sehingga tidak diperhatikan bahwa jika bencana alam
menimbulkan bahaya bagi menusia. terjadi, masing-masing pakar
mengeluarkan berbagai teori yang
Sejak berabad lalu, manusia dianggapnya dapat meyelesaikan
dan alam bagaikan berpacu, siapa lebih masalah. Akan tetapi, kenyataannya
cepat bertindak. Namun, kekalahan jauh dari harapan, lumpur tetap saja
sering berpihak pada manusia keluar. Jika sudah terjadi seperti ini
walaupun sistem informasi yang siapa yang bertanggung jawab? PT
dirancang semakin maju, gempa bumi, Lapindo atau Pemerintah? Jika diamati
taufan, angin kencang, tornado, dari budaya nonmaterial, pejabat
kemarau panjang, banjir, gunung pemerintah terkesan terlampau mudah
berapi meletus, dan tsunami, tetap saja mengeluarkan izin operasi pengeboran
budaya bersifat material yang dimiliki di daerah yang dekat dengan
oleh manusia, masih gagal permukiman penduduk.
menyelamatkan manusia dari bencana
alam. Pemberian izin operasi akan
mempermudah untuk produksi dan
Contoh kejadian yang sedang tujuan akhirnya akan menambah
dihadapi masyarakat Sidoarjo yang pendapatan negara. Akan tetapi, apa
mengalami musibah lumpur PT yang terjadi dengan begitu mudahnya
Lapindo, sampai sekarang berbagai memberikan izin dan kurang ketatnya
upaya telah dilakukan para ahli, di pengawasan, ternyata dapat membawa
antaranya melalui budaya material dampak pada kerusakan lingkungan.
yang dimilikinya. Melalui upaya
memasukkan untaian bola-bola beton Pada uraian di atas tampak
dengan asumsi untaian bola tersebut bahwa budaya material lebih maju

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 184


Ketidakseimbangan Sistem Sosial Penyebab Bencana Alam

dibandingkan budaya nonmaterial, Malinowski (dalam Saifuddin : 2005)


tetapi hal itu tetap saja tidak dapat bahwa kebudayaan dan organisasi
mengatasi masalah yang timbul. Hal sosial adalah respons-respons terhadap
ini disebabkan budaya nonmaterial kebutuhan biologis dan psikologis.
terlampau jauh tertinggal dan tidak kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh
mampu mengejarnya. Hal itu beberapa respons kebudayaan yang
menyebabkan adanya ketidak- berbeda-beda.
seimbangan antara budaya material dan
nonmaterial, akibatnya timbul bencana Seperti diketahui kebutuhan
alam. individu yang satu dengan yang
lainnya kadang berbeda, begitu juga
Pada 26 Desember 2004, cara meresponnya. Ada yang ingin
tsunami melanda Aceh mengorbankan serba instan (ingin cepat) akibatnya
kira-kira 200.000 penduduk. Belum anomali, tetapi ada juga individu yang
sembuh luka di Banda Aceh, tsunami konformitas atau mengikuti aturan
Laut Selatan melanda Pantai Jawa yang telah ditetapkan. Individu yang
Barat dan Jawa Tengah. Sejumlah 92 ingin serba instan ini melakukan kerja
orang masih belum diketemukan sama dengan relasi-relasinya guna
setelah tsunami yang menelan korban merespon kebutuhan masing-masing.
jiwa 656 orang dan 45.000 penduduk
tinggal di tempat pengungsian. Keterkaitan antara manusia
yang memiliki kekuasaan atau yang
Kenyataan sekarang, fenomena lazim disebut pejabat dengan yang
alam terjadi di luar keteraturan yang lainnya berada dalam budaya yang
telah ditetapkan oleh Sang pencipta. saling menguntungkan. Di sisi lain ada
Hal ini disebabkan ulah makhluk yang sekelompok manusia dengan relasi-
memiliki budaya (budaya material relasinya tetap ingin mengikuti aturan
maupun nonmaterial), yaitu manusia. guna membangun kesejahteraan rakyat.
Karena berbudaya itulah manusia
melakukan aktivitas. Akan tetapi, ada
juga manusia yang dalam proses
berbudaya tersebut mengalami
deviants, artinya manusia yang tidak
dapat menyesuaikan dirinya dengan
sistem budaya pada lingkungan sosial
sekitarnya. Perilaku manusia seperti
inilah yang menyebabkan fenomena
alam keluar dari keteraturan. Hal ini
disebabkan manusia tidak dapat
mengendalikan keinginannya yang
selalu mengikuti hawa nafsu semata.

Hawa nafsu timbul karena


manusia memiliki kebutuhan. Menurut

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 185


Ketidakseimbangan Sistem Sosial Penyebab Bencana Alam

Kelompok masyarakat ini dengan penanaman kembali pohon dan


merupakan lawan dari kelompok kontrol yang ketat (misalnya, mana
masyarakat yang ingin memenuhi yang boleh ditebang dan mana yang
kebutuhannya secara instan atau di luar tidak boleh, serta batas wilayah yang
aturan yang telah ditetapkan, kedua diizinkan).
kelompok ini berada dalam sistem
sosial budaya yang sama. Seperti Dapat diperkirakan akibat
diketahui unsur-unsur sistem sosial tindakan penguasa tersebut
yang terdapat dalam suatu masyarakat menyebabkan terjadinya banjir, tanah
ada sepuluh, yaitu: longsor, atau berkurangnya populasi
binatang yang dilindungi. Kejadian ini
1) keyakinan, 2) perasaan, 3) tujuan, terjadi padabeberapa daerah dan
sasaran, atau cita-cita 4) norma, 5) banyak menelan koraban jiwa, rumah
kedudukan, peranan, 6) tingkatan atau dan peralatan hancur, serta banyak
pangkat 7) kekuasaan atau pengaruh 8) tanaman dan hewan yang mati.
sangsi 9) sarana atau fasilitas, 10)
tekanan dan ketegangan. Di sisi lain masyarakat yang
cinta terhadap lingkungan dan disiplin
Dalam sistem sosial budaya terhadap peraturan, tidak dapat
yang ada terdapat ketidakseimbangan memberikan banyak kontribusi, agar
dalam penerapannya. Hal ini dapat masalah tersebut tidak terjadi. Hal ini
dirasakan bila salah satu faktor lebih dapat dimengerti karena masyarakat
dominan dibandingkan faktor yang tersebut tidak memiliki kekuasaan dan
lainnya, faktor teknologi dan ekonomi pengaruh yang kuat. Ada ketidak-
lebih utama daripada faktor sosial, seimbangan antara apa yang dilakukan
sehingga terjadi ketidakseimbangan. penguasa terhadap alam, dengan yang
Keadaan tidak seimbang inilah yang dilakukan masyarakat yang cinta
menjadi salah satu penyebab terjadinya terhadap peraturan. Dampak dari
bencana alam. Fenomena ketidak- ketidakseimbangan inilah, yang
seimbangan ini dapat ditelusuri dari menyebabkan timbulnya bencana alam.
budaya penguasa yang ingin serba
instan atau ingin memperoleh hasil Banyak undang-undang dan
dengan cara di luar aturan yang telah peraturan terkesan tidak berkutik,
ditetapkan. Hal ini dilakukan oleh menghadapi maraknya perusakan hutan
penguasa guna memenuhi kebutuhan dan pencemaran lingkungan. Hal ini
dirinya dan relasi-relasinya. disebabkan kurangnya proses edukasi
pada masyarakat. Memberdayakan
Jika dilihat dari kenyataan masyarakat dengan memberikan
sehari-hari di lapangan, banyak pemahaman yang jelas, dan mudah
ditemukan penguasa yang memberikan tentang pentingnya kelestarian alam
izin kepada relasinya di luar peraturan bagi keberlangsungan hidup bersama
yang ada. Contohnya, banyak jauh lebih berguna daripada melibatkan
penguasa yang memberikan izin masyarakat sebagai tenaga kerja dalam
penebangan hutan yang tidak diikuti proses penghijauan hutan kembali, atau

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 186


Ketidakseimbangan Sistem Sosial Penyebab Bencana Alam

memperbanyak undang-undang yang Banjir itu tidak hanya melanda


ternyata tidak banyak berfungsi. masyarakat kelas menengah ke bawah,
khususnya mereka yang tinggal di
Pendidikan nilai bisa bantaran kali, melainkan juga orang-
diwujudkan dengan memberdayakan orang yang tinggal di perumahan-
kembali kearifan lokal yang ada. Kini perumahan elite seperti Kelapa Gading,
banyak tradisi dan adat istiadat lokal Pulo Mas, Green Ville, dan tempat-
yang sebenarnya kaya nilai-nilai tempat lainnya.
tentang hubungan harmonis antara
manusia dan alam tidak lagi populer. Tidak ada yang mau dipersalah-
Padahal, bencana alam bisa dicegah kan pada peristiwa banjir di Jakarta itu.
dan kerusakan alam bisa dihindari Penguasa mengatakan peristiwa ini
apabila manusia hidup berdampingan adalah fenomena alam, dilain pihak
secara baik dengan alam. masyarakat mengatakan penguasa yang
kurang peka terhadap bencana alam.
Belum terlupakan kepedihan
akibat peristiwa banjir diberbagai Jika kita lihat, ada masyarakat
daerah. Kota Jakarta adalah daerah yang memiliki budaya ’tempat sampah
yang paling parah dilanda banjir pada adalah seluas Pulau Jawa dan
awal tahun ini. Hampir 80 persen sepanjang sungai’. Untuk mengubah
Ibukota negara ini terendam air sejak budaya tersebut bukanlah pekerjaan
hujan deras menimpa Jakarta, 2 yang mudah, baik pada stratifikasi
Februari 2007 lalu. Beberapa wilayah sosial kelas atas, menengah, dan
seperti Kelapa Gading, Tanjung Priok, bawah. Masalah sampah memang
Grogol, beberapa perumahan di sudah menjadi masalah nasional, tetapi
Ciledug, tergenang air. jika tidak diatasi secara cepat akan
menyebabkan sungai menjadi dangkal
Dibandingkan tahun-tahun dan selokan menjadi mampet, yang
sebelumnya, banjir pada tahun 2007 ini akhirnya akan menimbulkan banjir.
merupakan banjir yang paling parah
dalam sejarah Jakarta. Banjir tersebut Untuk mengatasi masalah ini,
mengakibatkan kerugian material yang pihak pemerintah dapat melakukan dua
sangat besar akibat lumpuhnya pendekatan terhadap masyarakat,
kegiatan ekonomi, kegiatan belajar pertama secara persuasif dengan cara
mengajar pun terganggu. Banjir 2007 memberikan penjelasan agar kognitif
ini telah menelan korban lebih dari 31 dan afektifnya dapat berubah. Akan
orang. Ratusan ribu orang mengalami tetapi, pemerintah sudah sering
stres karena tidak mampu menerima melakukan pendekatan tersebut,
kerugian yang mereka derita. terutama pada masyarakat yang tinggal
di pinggir sungai agar tidak membuang
Banjir telah mampu meng- sampah, karena menyebabkan
hilangkan sekat-sekat sosial, yakni pendangkalan dan pada akhirnya
sekat antara orang kaya dan miskin, menyebabkan banjir.
antara penguasa dengan rakyatnya.

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 187


Ketidakseimbangan Sistem Sosial Penyebab Bencana Alam

Pendekatan secara persuasif ini agar menembak awan secara parsial,


tidak berhasil, terbukti sampah masih agar jatuhnya hujan tidak sekaligus,
berserakan, dan penduduk masih sehingga tidak menimbulkan banjir.
banyak yang tinggal di pinggiran Akan tetapi, hal ini ditolak oleh
sungai. Kegagalan pendekatan ini departemen tersebut, mungkin karena
sebenarnya karena tidak tepatnya anggaran yang terbatas atau masalah
strategi komunikasi yang digunakan. teknis yang tidak memungkinkan untuk
Hal ini tampak dari cara pendekatan dilakukannya saran tersebut. Akibatnya
petugas dalam memberikan dapat dirasakan oleh sebagian
penyuluhan pada masyarakat. Oleh penduduk Jakarta, yaitu banjir.
karena rasa tanggung jawab
masyarakat masih dirasa rendah, Dalam menghadapi berbagai
pemerintah tampaknya tidak sepenuh macam bencana alam tampaknya pihak
hati dalam melaksanakan tugasnya. Di pemerintah merasa bingung, dan tidak
sisi lain, karena ketidakseriusan tahu akan berbuat apa. Kesan yang
pemerintah menangani masalah ini, dapat ditangkap, pemerintah tidak
banyak masyarakat yang mengabaikan memiliki program kerja yang terencana
anjuran untuk tidak tinggal di pinggir dengan baik, sehingga terlihat seperti
sungai. frustasi dalam menghadapi berbagai
bencana alam tersebut.
Karena pendekatan pertama
tidak berhasil, akhirnya pemerintah Apa yang menyebabkan hal ini
melakukan pendekatan kedua yaitu bisa terjadi? Apakah kurangnya
secara otoriter. Namun, pendekatan ini pengetahuan untuk mengatasi bencana
sering tidak etis dan terkesan arogan, alam? Apakah kurang pengalaman
tidak jarang petugas di lapangan dalam mengantisipasi terhadap
mengalami konflik dengan masyarakat. datangnya bencana alam? Apakah
disebabkan pejabat pemerintah dengan
Melalui kedua pendekatan ini relasinya lebih mengutamakan budaya
pihak pemerintah ternyata gagal pula material, dibandingkan budaya
melakukan perubahan terhadap nonmaterial? Jika hal ini terbukti,
perilaku masyarakat. Hal ini terjadi maka terjadilah ketidakseimbangan
karena aktivitasnya tidak terprogram, yang akan berdampak kepada
dan tidak ditegakkannya hukum, kehidupan masyarakat.
sehingga masyarakat merasa tidak ada
masalah terhadap perilakunya. Salah satu upaya mengatasi hal
itu, sebaiknya pihak pemerintah, dalam
Koordinasi antarinstansi kurang hal ini penguasa, lebih arif dan
berjalan dengan baik, sedangkan iklim bijaksana dalam menyikapi per-
berganti terus, akan menjadi masalah masalahan yang terjadi sekarang ini,
saat musim penghujan tiba. Hal ini dan siap menerima kritik serta saran
pernah terjadi, pada salah satu intansi dari berbagai lapisan masyarakat.
pemerintah yang memberikan saran
teknis kepada salah satu departemen

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 188


Ketidakseimbangan Sistem Sosial Penyebab Bencana Alam

Dengan keterbukaan pihak Apakah kita mampu untuk


pemerintah terhadap kritikan dan saran melaksanakan gotong-royong dengan
masyarakat, diharapkan akan terwujud sesungguhnya? Apakah dengan
kerja sama yang harmonis, melalui budaya gotong-royong masyarakat
gotong-royong dalam menghadapi dapat terhindar dari bencana alam?
berbagai masalah, seperti apa yang
dikatakan Fathoni (2005) Manusia
tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi Daftar Pustaka
dikelilingi oleh komunitasnya,
masyarakatnya, dan alam semesta Fathoni A. 2005. Antropologi Sosial
sekitarnya. Budaya. Jakarta : Rineka Cipta.
Saifuddin F.A. 2005. Antropologi
Di dalam sistem makrosmos Kontemporer. Jakarta : Prenada
tersebut ia merasakan dirinya hanya Media.
sebagai suatu unsur kecil saja, yang Sulaiman. 1992. Ilmu Budaya Dasar.
ikut terbawa oleh proses peredaran Bandung : Eresco.
alam semesta yang mahabesar ini. Windede.Com; Bencana Alam atau
Dengan demikian, dalam segala aspek Bencana Manusia?, 4-01-2006.
kehidupannya, manusia pada
hakikatnya bergantung pada
sesamanya, terdorong oleh jiwa sama
rata sama rasa. Oleh karena itu, ia
harus berusaha untuk sedapat mungkin
memelihara hubungan baik dengan
sesamanya, terdorong oleh jiwa sama
rata sama rasa.

Dalam pandangan hidup seperti


itu, manusia akan memiliki arti penting
terhadap kehadiran manusia lainnya.
Gotong-royong antara penguasa
dengan masyarakat akan menghasilkan
suatu kinerja yang baik dalam
mengatasi bencana alam. Tidak
mungkin pemerintah dapat menyelesai-
kan semua permasalahan tanpa
didukung oleh masyarakat, begitu juga
sebaliknya.

Pada akhirnya, penulis masih


menyimpan pertanyaan yang
kemungkinan sulit untuk dijawab, yaitu
apakah masih ada budaya gotong-
royong di kalangan masyarakat kita?

Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, April 2007 189

Anda mungkin juga menyukai