Anda di halaman 1dari 8

Nama : Gladissela Agma Nadia

NIM : 17321919
Pendidikan Matematika

INSTRUMEN OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Karakteristik merupakan ciri khas yang dimiliki oleh setiap orang pada diri mereka
masing-masing. Setiap manusia memiliki ciri khas atau karakter yang berbeda-beda yang
mampu membedakan mereka satu sama lain. Begitu pula dengan peserta didik, setiap peserta
didik mempunya karakter dalam belajar yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang harus
belajar dengan mendengarkan musik maupun peserta didik yang hanya bisa belajar dengan
keadaan lingkungan yang sangat hening. Sebagai seorang pembimbing, mengetahui karakter
peserta didik yang dibimbingnya merupakan suatu kunci keberhasilan dalam melaksanakan
pembelajaran. Untuk itu, sebelum melakukan proses pembelajaran pembimbing melakukan
persiapan untuk menoptimalkan pembelajaran yang akan dilakukan. Pembimbing melakukan
observasi kepada peserta didik terkait dengan beberapa hal, salah satunya adalah kendala
yang mereka alami saat pembelajaran. Ada 5 peserta didik yang di observasi. Kelima peserta
didik tersebut merupakan peserta didik SMA/SMK/MA sederajat yang berdomisili di daerah
lingkungan pembimbing. Ada 4 peserta didik yang duduk di kelas XI dan 1 peserta didik
yang sudah memasuki kelas XII. Peserta didik-peserta didik tersebut berasal dari berbagai
sekolah yang berbeda-beda. Dalam proses observasi kelima peserta didik menceritakan
berbagai pengalaman belajar yang mereka dapatkan di sekolah. Secara keseluruhan seluruh
peserta didik sudah mempunyai dasar yang cukup baik dalam penguasaan materi, hanya saja
terkait pembelajaran yang dilakukan secara online mereka merasa penyampaian materi dari
guru dinilai kurang bisa maksimal utamanya pada materi-materi dengan tingkat kesulitan
yang cukup tinggi. Bahkan, salah satu peserta didik dari kelas XI mengatakan bahwa tidak
jarang materi yang sebenarnya mudah terasa lebih rumit dalam pembelajaran online ini. Salah
satu materi yang dikeluhkan oleh peserta didik adalah mengenai materi barisan dan deret.
Pada dasarnya mereka sudah memahami secra umum tentang materi ini. Namun, dikarenakan
latihan soal yang masih minim mereka merasa terkendala dengan variasi-variasi soal yang
beragam. Karena kepanikan mereka melihat variasi soal yang baru justru membuat mereka
yang sudah menguasai materi menjadi tidak fokus dan akhirnya tidak bisa mengerjakan
dengan baik. Mereka sering membuat kesalahan-kesalahan dalam proses perhitungan yang
seharusnya hal tersebut bisa diminimalir.
Untung saja dalam pembelajaran pembimbing sudah menyiapkan bahan ajar dan media
dengan baik. Dalam pembuatan bahan ajar dan media tersebut pembimbing telah
empertimbangkan karakteristik dari setiap peserta didik yang dibimbing berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Pada sat proses pembelajaran peserta didik
menyimak dengan baik materi yang diberikan. Peserta didik yang sudah menguasai materi
tersebut bisa kembali mengulas ingatannya dengan bahan ajar yang diberikan oleh
pembimbing. Ketika pembelajaran disekolah peserta didik mendapatkan materi dari
penjelasan guru dan juga LKS, namun disini pembimbing memberikan inovasi media
pembelajaran yang baru. Sehingga peserta didik yang sudah mempunyai modal dasar dalam
menguasai materi dengan baik tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelajaran. Peserta
didik juga memberikan respon yang baik dengan mengutarakan beberapa pertanyaankepada
pembimbing. Meski tidak banyak yang mereka tanyakan, namun dari respon yang diberikan
mereka tertarik dengan media pembelaajran yang diberikan oleh pembimbing. Peserta didik-
peserta didik tersebut baru pertama kali mendapatkan pembelajaran dengan media tersebut
sehinga review materi yang diberikan bisa diterima dan mendapatkan tanggapan yang baik
dari peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat juga dari minat peserta didik yang mempelajari
kembali materi yang diberikan meskipun bukan pada jam bimbingan.
Meski peserta didik memberikan respon yang baik pembimbing mengalami beberapa
kendala dalam melangsungkan pembelajaran. Karakteristik peserta didik yang cenderung
individual membuat pembimbing terkendala dalam melakukan pembelajaran secara
kelompok. Dengan ebrbagai pendekatan yang telah dilakukan kepada peserta didik, secara
garis besar mereka kurang nyaman apabila belajar dengan teman yang belum mereka kenal
dengan baik. Banyak pernyataan yang mereka sampaikan yang pada intinya peserta didik-
peserta didik tersebut memberikan penolakan apabila pembelajaran dilakukan secara
berkelompok. Bahkan ada 2 peserta didik kelas XI yang tidak bisa mengikuti pembelajaran
secara offline dikarenakan lingkungan mereka ada yang sudah terdampak COVID-19
sehingga dari orang tua maupun lingkungan mereka memberikan pencegahan untuk
meminimalisir kegiatan diluar rumah. Setelah berkoordinasi dan dengan mempertimbangkan
banyak hal semua kendala yang muncul dalam proses pembelajaran dapa ditemukan solusi
terbaik. Peserta didik yang merasa keberatan dengan pembelajaran secara berkelompok
ahirnya pembiming memberikan bimbingan secara individu kepada mereka dan juga untuk 2
peserta didik yang tidak bisa melakukan pemeblajran secara offline pembimbing
memeberikan pembelajaran secara onlone kepada mereka melalui aplikasi Zoom. Meskipun
pada awal kegiatan pemeblajaran ini akan dimulai sudah ditemui beberapa permasalahan,
satu demi satu semua bisa ditemukan jalan keluarnya. Bahkan ketika proses pembelajaran
sudah berlangsung salah satu peserta didik yang sudah menyepakati untuk menjalankan
bibingan secara individu akhirnya terpaksa harus diganti dengan peserta didik lain. Hal
tersebut dikarenakan peserta didik yang sulit dihubungi dan juga kesepakatan waktu
bimbingan antara peserta didik dan pembimbing yang tidak menemui titik temu. Meski pada
awalnya sudah dicoba dengan berbagai pendekatan agar peserta didik tersebut mau untuk
melakukan bimbingan namun semuanya tidak berhasil dan dengan terpaksa peserta didik
tersebut digantikan dengan peserta didik lainnya.
Berbagai kendala tersebut tak lepas dari keberagaman karakteristik dari peserta didik.
Setiap peserta didik adalah individu yang unik. Unik karena mereka memiliki potensi dan
kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Menentukan cara mengatasi
kesulitan belajar peserta didik pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik ini
memberikan gambaran bagi para guru, dari sisi mana potensi peserta didik, kelemahannya
dapat dibantu atau ditumbuhkan dan kelebihan apa yang perlu mendapat perhatian untuk
dikembangkan. Jika dinilai dari sudut pandang upaya mengidentifikasi karakteristik individu
peserta didik yang diamati terdapat beberapa aspek, yaitu dilihat dari aspek fisik, sosial-
emosional, dan moral-spiritual. Secara keseleluruhan dinilai dari aspek fisik kondisi kelima
peserta didik terlihat baik. Lalu, apabila dilihat dari aspek sosial-emosional peserta didik
cenderung bersikap individual sehingga dalam kondisi tertentu mereka sulit untuk diajak
bernegosiasi seperti halnya dalam pemilihan waktu maupun hal lainnya. Ada pula peserta
didik yang mempunyai sifat cuek dan sedikit berbicara, bahkan waktu pembelajaran mereka
cenderung pasif. Namun, kelima peserta didik memiliki kemampuan memahami materi
dengan sangat baik mereka memperhatikan dan mengikuti instuksi dari pembimbing. Mereka
juga memiliki ingatan yang cukup baik, sehingga dalam mengulas materi tidak perlu waktu
yang lama. Secara moral-spiritual kelima peserta didik dalam melakukan interaksi mereka
menggunakan bahas seperti dengan teman sebaya. Hal tersebut juga menjadi salah satu
strategi dari pembimbing agar mereka tidak merasa canggung dan bisa memberikan respon
terhadap apa yang disampaikan oleh pembimbing. Meski bahasa yang digunakan tidak formal
seluruh peserta didik tahu batasan-batasan mereka, ada kalanya untuk bercanda dan ada
kalanya untuk serius. Dibalik keberagaman karakteristiknya mereka tetap menjunjung sopan
santun dan sikap saling menghargai.
INSTRUMEN ANALISIS PLP 3 LATIHAN PEMBELAJARAN

Pengenalan Lapangan Persekolahan atau PLP merupakan kegiatan praktik mengajar


mahapeserta didik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Di Universitas Muhammadiyah
Ponorogo. Dalam praktik kegiatan tersebut mahapeserta didik secara langsung terjun ke
masyarakat untuk melakuka bimbingan terhadap peserta didik-peserta didik yang ada pada
daerah mereka sesuai dengan kebijkan PLP yang ebrlaku. Pada kegiatan tersebut mahapeserta
didik mendapatkan pengalaman dalam mengelola pembelajaran di daerahnya masing-masing.
Mahapeserta didik dimbimbing untuk dapat mengimplementasikan perangkat pembelajaran
yang telah disusun dan dipersiapkan dalam proses pembelajaran, mahapeserta didik dituntut
tidak hanya mampu menguasai materi saja namun juga harus memiliki keterampilan-
keterampilan dalam mengelola pembelajaran secara menyeluruh . selain itu, kemampuan
dalam menganalisis karakteristik peserta didik yang dibibing juga menjadi salah satu
tantangan dalam penyelenggaraan pembelajaran tersebut. Program PLP memiliki banyak
manfaat baik itu untuk mahapeserta didik itu sendiri, fakultas, masyarakat, maupun sekolah.
Mahapeserta didik peserta PLP dalam pelaksanaan kegiatan ini mereka mampu
mengmplementasikan teori-teori yang selama ini sudah mereka dapatkan di perkuliahan,
mereka juga mendapatkan pengalaman berharga untuk terjun langsung mengimplementasikan
rancangan pembelajaran yang telah mereka buat sendiri. Selain itu kegiatan tersebut memiliki
manfaat bagi Fakultas pula, yaitu dengan adanya kegiatan ini dapat menciptkan hubungan
kerjasama dengan masyarakat yang saling memeberikan dampak positif. Serta tak hanya bagi
mahapeserta didik dan fakultas saja yang mendapakan manfaat, masyarakat dan sekolah juga
terkena dampak positif dari kegiatan PLP ini, mereka memperoleh informasi terkait
perkembangan kebijakan di dunia pendidikan dan juga turut serta dalam menyiapkan calon
guru yang profesional.
Dalam kegiatan ini mahapeserta didik selaku pembimbing menyiapkan segala keperluan
yang akan dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Dimulai dari menyiapkan RPP, bahan ajar,
hingga media pembelajaran yang akan digunakan. Dalam menyiapkan keperluan tersebut
banyak hal yang harus dipertimbangkan dan menjadi perhatian, mengingat peserta didik
memiliki keberagaman karakteristik dan tipe belajar. Untuk itu sebelum pembelajaran dimulai
pembimbing melakukan observasi terlebih dahulu kepada kelima peserta didik yang
dibimbing untuk mengetahui sejauh mana kemampuan yang mereka miliki dan juga
mengetahui kendala apa saja yang mereka alami dalam belajar. Dari hasil observasi kemudian
pembimbing menentukan metode pembelajaran apa yang sesuai untuk peserta didik,
pembimbing juga harus mempertimbangkan media yang dibuat apakah bisa diterima oleh
seluruh peserta atau tidak. Pembelajaran dilakukan selama 4 kali pertemuan. Pertemuan
pertama peserta didik mampu memahami materi dengan baik namun peserta didik mudah
bosan yang artinya media pembelajaran ataupun proses pembelajarannya tidak membuat
peserta didik tertarik. Mengaca dari pengalaman tersebut pembimbing mengubah media
pembelajaran yang digunakan, awal mulanya pembimbing menggunakan media power point
dirubah menjadi menggunakan Quiziz. Pertemuan kedua dengan media yang sudah
mengalami perubahan, minat peserta didik dalam belajar mulai meningkat. Bahan ajar yang
dibuat rupanya baru pertama kali peserta didik temui, sehingga peserta didik merasa
mendapatkan pengalaman belajar baru. Tidak sampai disitu, inovasi-inovasi dalam setiap
pembelajaran terus diberikan kepada peserta didik, baik itu dari metode yang digunakan
maupun media yang dipilih untuk pembelajarn. Disetiap pertemuan peserta didik mengalami
peningkatan motivasi belajar peserta didik jika dibandingkan diawal pertemuan sudah terlihat
menunjukkan perkembangan. Meski anggapan matematika sulit belum sepenuhnya hilang
dari mereka, namun minat mereka untuk belajar matematika semakin meningkat bila dilihat
dari mereka yang memanfaatkan media pembelajaran yang sudah dibuat untuk belajar
kembali diluar jam bimbingan. Kendala yang peserta didik alami juga semakin dapat
diminimalisir dengan strategi yang digunakan oleh pembimbing.
Tidak hanya dari pemilihan metode yang tepat yang menjadi tolak ukur keberhasilan
dalam pembelajaran. Saat mempelajari matematika peserta didik cenderung kurang
bersemangat, anggapan bahwa matematika itu sulit membuat mereka kehilangan motivasi
dalam belajar. Sebagai seorang pembimbing kemampuan untuk meningkatkan motivasi dalam
belajar peserta didik merupakan suatu hal yang penting. Dalam hal ini penting bagi
pembimbing untuk mengetahui karakteristik peserta didik yang mereka pembimbing. Kelima
peserta didik yang dibimbing secara keseluruhan mereka kurang memiliki motivasi belajar
yang baik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pembimbing melakukan pendekatan
secara personal kepada peserta didik. Dalam proses pembelajaranpun pembimbing tidak
menggunakan bahas yang formal karena ketika pembimbing menggunakan bahasa yang
formal itu akan membuat peserta didik menjadi kurang nyaman dan justru motivasi belajar
mereka semakin menurun. Pilihan menggunakan bahasa non fomrla dianggap yang paling
tepat agar mereka merasa nyaman dan merasa seperti belajar dengan teman sendiri. Selain itu,
dibantu dengan dukungan media pembelajaran yang bergamam dari setiap pertemuan akan
membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik dari hari ke hari. Meski pada awalnya
peserta didik memiliki motivasi yang kurang, secara umum di setiap pertemuan kelima
peserta didik menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
Selain dukungan dari komponen-komponen dalam pembelajaran yang tak kalah penting
dan menjadi prioritas adalah bagamana seorang pembimbing mampu menguasai materi
dengan baik. Pembimbing sudahmendapatkan bekal yang cukup baik itu dari pengalaan
belajar maupun dari mata kuliah yang sudah pernnah ditempuh. Hal tersebut menjadi fondasi
dasar pembimbiing dalam melaksanakan dan mempersipakan pembelajaran. Materi yang
disipakan tentu saja sudah dipelajari dengan baik oleh pembimbing tidak hanya dari proses
pembuatan bahan ajar tersebut tapi juga sebelum melakukan pembelajaran pembimbing
kembali mengulas materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. pertanyaan yang
dolantarkan oleh peserta didik mampu dijawab dengan baik oleh pembimbing bahkan
beberapa soal yang menjadi kendala bagi peserta didik mampu dikuasai dengan baik. Ada
beberapa materi yang disampaikan kepada peserta didik, salah satunya adalah mengenai
materi barisan dan deret aritmatika serta geometri, materi busur lingkaran, dan juga sistem
persamaan linear dua variabel. Semua materi diolah dengan baik dan disajikan dengan media
yang menarik sehingga pembelajarn berlangsung dengan lancar dan memebrikan dampak
positif bagi peserta didik.
Kaitannya dengan media pembelajaran yang digunakan pembimbing selain menggunakan
buku atau LKS dari peserta didik sebagai pegangan pembimbing juga menyiapkan beberapa
media pembelajaran. Media yang disiapkan pembimbing sangatlah fleksibel untuk digunakan
peserta didik karena mereka bisa dengan mudah membawa bahkan mempelajarainya
dimanapun dan kapanpun mereka mau. Ada beberpaa bahan ajar yang dibuat, yaitu berupa
power point, geogebra classroom, quiziz, dan juga kahoot. Media pembelajaran power point
digunakan oleh pembimbing untuk memrikan review materi kepada peserta didik. karena
mereka tidak perlu materi yang terlalu mendalam dalam media power point ini pembimbing
menyajikanmateri dengan lebih ringkas namun tetap mudah dipahami oleh peserta didik.
selain menggunakan power point untuk menambahkan variasi pembelajaran pembimbing
menggunakan media geogebra classroom, dalam penggunaannya fungsi geogebra mampu
memudahkan peserta didik dalam belajar matematika sepeti halnya dalam menentukan grafik
pada suatu persamaan. Selain itu, peserta didik mampu membuka classroom tersebut dengan
mudah melalui browser tanpa harus mendownload aplikasi. Mereka hanya membutuhkan
kode kelas yang tentu saja pembimibing akan berikan. Manfaat lain yang diperoleh adalah
pembimbing mamp memantau riwayat peserta didik yang berkunjung di classroom mereka,
semua riwayat peserta didik yang melihat materi atau bahkan mengerjakan soal-soal yang ada
bisa dilihat dan diamati oleh pembimbing. Variasi pembelajaran melalui quiziz dan juga
kahoot yang masih asing bagi peserta didik mampu menjadi magnet dan daya tarik bagi
peserta didik untuk belajar. Media-media yang dibuat telah memunculkan motivasi belajar
bagi peserta didik. Kebergaman media membuat peserta didik tidak sabar menunggu media
apa lagi yang akan diberikan kepada mereka dipertemuan selanjutnya.
Satu yang pasti, dalam kegiatan PLP ini banyak hal yang tidak hanya peserta didik yang
mendapatkan tapi juga pembimbng. Pengalaman dalam terjun langsung untuk mengajar
merupakan pengalaman yang sangat berharga. Pengalaman ini semakin membuka pemikiran
dan memunculkan banyak inovasi-inovasi baru yang sebelumnya tidak terpikirkan. Selain itu,
sebagai seorang pembimbing yang tidak hanya menyampaikan materi tapi juga harus bisa
menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu hal yang menarik mengingat peserta didik
yang memiliki karakteristik yang beragam tentu saja akan menghadirkan kisah yang berbeda-
beda pula. Dari sini kemampuan penguasaan materi, pembuatan RPP, pemilihan media dan
banyak hal disini benar-benar teruji. Ketika dahulu saat menempuh mata kuliah merasa tidak
ada permasalahan berbeda ketika implementasi dilakukan. Banyak permasalhan-permasalahan
tak terduga datang baik itu dari peserta didik maupun dari segi teknis. Dalam hal ini melatih
bagimana kemampuan dalam memecahkan masalah. Dalam memecahkan masalah tentu saja
tidak hanya diri sendiri yang dipikirkan tapi juga harus mempertimbangkan dari peserta didik.
Modal public speaking yang baik saja tidak cukup, tapi bagaimana dengan kemampuan public
speaking yang sudah dikuasai mampu menguasai pembelajaran dengan baik itu menjadi tugas
yang tidak mudah. Yang jelas pengalaman dalam kegiatan ini sangat memberikan kesan dan
manfaat yang sagat mendalam.
Dalam proses pembelajaran ini pembimbing juga belajar dari banyak hal. Banyak kendala
baru yang dihadapi utamanya karena saat ini sedang masa pandemi. Salah satu peserta didik
yang awalnya sudah setuju dan mau melakukan pembelajaran tiba-tiba menolak dan tidak bisa
dihubungi, padahal kala itu persiapan pembelajaran sudah mulai dilaksanakan. Sudah
berbagai upaya dan pendekatan dilakukan tapi tidak kunjung ada titik temu sedangkan waktu
terus berjalan. Tidak mudah untuk mencari peserta didik pengganti didaerah sini, setelah
mencari informasi dan mencoba untuk berkoordinasi akhirnya peserta didik pengganti
berhasil didapatkan dan pembelajaran dapat berlangsung. Kendala pertama sudah teratasi
bukan berarti berhenti sampai disitu saja karena ternyata kendala baru hadir lagi. Kelima
peserta didik memiliki kecenderungan sikap individualis yang menyebabkan pembelajaran
tidak bsia dilakukan secara berkelompok. Dengan berbagai alasan yang mereka utarakan
seperti halnya karena pandemi ataupun karena waktu yang tidak menemui kesepakatan
menjadi alasan mereka untuk tidak belajar secara kelompok. Mau tidak mau setelah
memprtimbangkan berbagai hal akhirnya pembelajaran dilakukan secara individu meski harus
memakan waktu lebih lama dari seharusnya. Baru pembelajaran akan berlangsung ternyata 2
peserta didik kelas XI hampir saja tidak mau melakukan pembelajaran dikarenakan didaerah
tempat tinggal mereka ada yang terindikasi COVID !9. alasan yang tidak bsia untuk ditolak
tapi bukan berarti tidak ada solusi. Dengan koordinasi yang dilakukan pembimbing dengan
dosen akhirnya pembelajaran kedua peserta didik tersebut dilakukan secara online melaui via
zoom. Lagi-lagi hal tersebut menjadi tugas tambahan bagi pembimbing dari segi bahan ajar
dan media pembelajaran harus dipersiapkan dengan benar-benar matang. Meski kendala sili
berganti menghampiri satu persatu berhasil terpecahkan dan pembelajaran dapat berlangsung
dengan lancar dan semoga bisa memberikan manfaat untuk banyak orang utamanya untuk
kelima peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai