Tugas Besar Konstruksi Baja 2 - Jembatan Pelat Girder

BAB I
JEMBATAN PELAT GIRDER
Desain jembatan merupakan sebuah kombinasi kreasi seni, ilmu alam, dan teknologi.
Desain konseptual merupakan langkah awal yang harus di ambil perancang untuk
mewujudkan dan menggambarkan jembatan untuk menentukan fungsi dasar dan tampilan,
sebelum dianalisa secara teoritis dan membuat detail-detail desain. Proses desain
termasuk pertimbangan faktor-faktor penting seperti pemilihan sistem jembatan, material,
proporsi, dimensi, pondasi, estetika dan lingkungan sekitarnya. Perencanaan jembatan secara
prinsip dimaksudkan untuk mendapatkan fungsi tertentu yang optimal. Dalam pembahasan
tugas ini, kami mendesain jembatan girder baja atau yang sering juga disebut jembatan
berdinding penuh.
Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti
lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang
melintang tidak sebidang dan lain-lain.
Jembatan besi dan baja pertama kali di bangun di Inggris, yaitu sekitar tahun 1781,
konstruksinya masih menirukan konstruksi jembatan batu yang bentuknya melengkung,
Jembatan gelagar pelat (plate girder bridge), atau sering juga disebut jembatan
dinding penuh, tersusun dari 2 (dua) atau lebih gelagar, yang terbuat dari pelat-pelat baja
dan baja siku yang diikat dengan paku keling atau di las. Panjang bentang berkisar 30
meter sampai dengan 90 meter.
Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

Pada bangunan gedung baja, plate girder dipakai untuk balok yang mendapat beban
yang berat, bentang-bentang besar ataupun pada balok pendukung crane dan sebagainya.
Plate Girder sebenarnya adalah “balok tinggi”, yang mempunyai ukuran hc / tw > λr
atau badan balok ramping.

Lantai kendaraannya biasanya komposit dengan balok memanjang yang terbuat dari
beton bertulang dan disatukan dengan penghubung geser (Shear Connector).

BAB II
DETAIL STRUKTUR JEMBATAN
2.1. Model Jembatan

Pada tugas besar Konstruksi Baja 2, kami memilih jembatan dengan panjang 40
meter. Jembatan tersebut memiliki trotoar setebal 0.20 meter, tebal plat lantai 0.25 meter,
panjang railing 40 meter, dan tebal perkerasan 7 centimeter. Lebar plat jalan dari jembatan
tersebut adalah 9 meter, yang terdiri dari lebar trotoar 1 meter (bagian kanan dan kiri jalan)
dan lebar perkerasan 7 meter.
Direncanakan jembatan ini memiki 5 girder dengan jarak yang berbeda beda mulai
dari bagian pinggir 0.50 m, lalu 2.00 m, dan 11 diafragma dengan jarak 4m
Jembatan plat girder bentang ekonomisnya adalah 12 – 24 meter, maka dirancang
jarak pilar dari kepala jembatan sebesar 20 meter dan memiliki tinggi 8 meter. Pilar diletakan
pada tengah bentang.
Seperti gambar terlampir

2.2. DataTeknis Jembatan
• Mutu baja : BJ – 41
• Fy : 250 MPA
• E : 200000 Mpa
• F’c : 30 Mpa
• Tebal aspal : 7 cm
• Tebal pelat : 25 cm
• Tebal trotoar : 20 cm
• Beban Lajur : 9 KN/m²
• Beban garis : 49 KN/m
• Beban orang : 5 KN/m²
• Air hujan : 3 cm
• BI aspal : 22 KN/m³

• BI beton : 24 KN/m³
• Tinggi railing : 1m
• Jumlah railing : 2 buah
• Jarak antar diafragma : 4m
• Railing : Ø luar 10 cm ; Ø dalam 9 cm
Detail Railing
A = ¼ .  . (D-d)
D 9 cm
= ¼ . 3,14 . (0,12 m - 0,092m)
= 1,49 . 10-3 m2 D 10 cm
Detail Tiang
D 10 cm
A = ¼ .  . (D-d)2
= ¼ . 3,14 . (0,122 m-0,12 m) D 12 cm
= 3,46.10-3
BAB III
PERANCANGAN FLOOR DECK

3.1. Data danGambar Floor Deck
• F’c = 30 Mpa
• Lx =4m
• Ly =2m
• Tebal deck = 1 mm
• Fy deck = 5500 kg/cm2
• BJ beton = 2400 kg/m3
• qll pekerja = 100 kg/m2 x 1 = 100kg/m =1 KN/m
• qll(kendaraan) = 9 KN/m2 x 4m = 36 KN/m
• qll(orang) = 5 KN/m2 x 4m = 20 KN/m
• Tebal lantai = 250 mm
• Menggunakan floordeck tipe smartdeck

3.2. Tahap I ¿
Dipikul Beban Dipikul Oleh Smartdeck ¿
3.2.1 Menghitung Modulus Section Floordeck
1 = 122,5 mm
2 = (960 - 122,5 . 4) / 4 = 117,5 mm
3 = 51,06 mm
Statis Momen terhadap sisi bawah

ƩM =0
= 4 . 117,51 . 51 + 8 . 51,06 . 51/2 + (960 - (4 . 122,5)) . 0
= (960 + 8 . 51,06) x ẏ
ẏ = 25 mm
Sx = (4 . 117,5 . 1 . (51-25)) + (8 . (51,06 – 25,03) . 1 . (51 - 25) / 2

= 14253 mm3 = 14,253 cm3
3.2.2 Menghitung Momen Perlu
 Beban mati
Qdl = berat beton + berat smartdeck
Berat beton = 517,248 kg/m
Berat smartdeck = 10,38 kg/m
 Beban Hidup
qll pekerja = 100 kg/m2 x 1 m = 100kg/m

 Qu = 1,1 qdl (smartdeck) + 1,3 qdl (beton) + 1,8 qll pekerja
= 685,64 kg/m
0,5 2 2 2 2 0,5
m m m m m m
Mu+ = 1,7 KNm= 170 kgm

Mu- = 2,6 KNm= 260 kgm
Cek daerah Mu+(lapangan)

Mp = fy . Sx . 2
= 5500 . 14,253 . 2
= 156783 kgcm = 1567,83 kgm
Mu+ = 170 kgm < 0,9 . 1567,83 kgm
=1411,05 kgm (oke)
Cek daerah Mu-(tumpuan)

Mp = fy . Sx . 2
= 5500 . 14,253 . 2
= 156783 kgcm = 1567,83 kgm
Mu- = 260 kgm < 0,9 . 1567,83 kgm
=1411,05 kgm (oke)

3.3 Tahap II ( Komposit )
3.3.1 Beban yang Bekerja
 Ec = 4700√30 = 25742,96 Mpa

 Es = 200000 Mpa
 n = Es/Ec= 7,77
 Dead Load
Berat smartdeck = ((0,1175 . 4) + (0,1225 . 5) + (0,05106 . 8)) . 7850kg/m3
= 10,38 kg/m
Berat pelat beton = (0,96 . 0,25 . 2400) - (4 . 0,00612)
= 517,25 kg/m
qdl = 527,63 kg/m
 Super Dead Load

Air hujan = 10 kn/m3 . 0,03 m . 4 m = 1,2 KN/m
Perkerasan = 22 kN/m3 . 0,07 m . 4 m = 6,16 KN/m
Trotoar = 24 kN/m3 . 0,20 m. 4 m = 24 KN/m
Tiang = 78,5 kN/m3 . 1 m . (3,46.10-3) . 4 buah = 1,086 KN
Railing = (1,49.10-3) m2 . 4m . 78,5 kN/m3 . 2buah = 0,93572 KN
qsdl(lajur) = 7,36 KN/m

qsdl(trotoar) = 24 KN/m
Psdl (tiang+railing) = 2,02172 KN

 Live load
Kendaraan = 9 KN/m2 . 4m = 36 KN/m
Orang = 5 KN/m2 . 4m = 20 KN/m
Mu+ = 20,6KNm = 2060 kgm

Mu- = 32,35 KNm = 3235 kgm

3.3.2 Statis momen terhadap sisi bawah
ƩM =0
(960 x 225) (25+75)
=( 960+ 8. 51,06 ) . 1. 25+ .
n 2
( 960 x 225)
=( 960+ 8. 51,06 ) . 1+ . ẏa
n
Ẏa = 132,22 mm
960 x(250−132,22) (250−132,22)

Sx = .
n 2
= 857029,12 mm3
= 857,029 cm3
Cek daerah Mu+(lapangan)

Mp = fy . Sx . 2
= 5500 . 857,029 . 2
= 9427319 kgcm
= 94273,19 kgm
Mu+ = 2060 kgm < 0,9 . 94273,19 kgm

= 84845,87 kgm (oke)
Cek daerah Mu-(tumpuan)

Mp = fy . Sx . 2
= 5500 . 857,029 . 2
= 9427319 kgcm
= 94273,19 kgm
Mu- = 3235 kgm < 0,9 . 188546,38 kgm

= 169691,74 kgm (oke)

BAB IV
PERANCANGAN DIAFRAGMA
4.1. Pembebanan
4.1.1. Dead Load

((0,1175 . 4)+(0,1225 .5)+( 0,05106 .8))m . 0,001 m .7850 kg /m3
Berat smartdeck = =
0,96 m x 4 m
43,25 kg/m
Berat pelat beton = (0,25 - 0,025)m . 4m . 2400kg/m3 = 2160 kg/m
4.1.2. Super Dead Load

Air hujan = 10 KN/m3 . 0,03 m . 4 m = 1,2 KN/m
Perkerasan = 22 KN/m3 . 0,07 m . 4 m = 6,16 KN/m
Trotoar = 24 KN/m3 . 0,2 m. 4 m = 19,2 KN/m
Tiang = 78,5 KN/m3 . 1 m . (3,46.10-3) . 4 buah = 1,086 KN
Railing = (1,49.10-3) m2 . 4m . 78,5 kN/m3 . 2buah = 0,93572 KN
qsdl(lajur) = 7,36 KN/m

qsdl(trotoar) = 19,2 KN/m
4.1.3. Live load

Kendaraan = 9 KN/m2 . 4m = 36 KN/m
Orang = 5 KN/m2 . 4m = 20 KN/m
4.1. Momen pada Diafragma

Perhitungan Momen didapatkan dari SAP, yaitu :
4.2.1 Momen akibat dead load plat

MDL pelat beton = 8,198 kNm
4.2.2 Momen akibat dead load plat
MDL dek = 0,164 kNm
4.2.3 Momen Akibat Live Load

MLL = 13,63 kNm
4.2.4 Momen Akibat Super Dead Load
MSDL = 3,41 kNm
4.3. Kombinasi Beban

Mu = 1,3 . MDL plat +1,1 MDL dek + 2 . MSDL + 1,8 . MLL

= 40,559 kNm
= 40559000 Nmm
4.4. Preliminary Design Diafragma

Mu 40559000
Zx= = =180262mm 3=180,262 cm3
ϕfy 0.9 ∙250
4.5. Profil Baja yang akan Digunakan pada Diafragma

H = 248 mm Ix = 3540 cm4 IWF
248 x
B = 124 mm Iy = 255 cm4 124
Tw = 5 mm ix = 10,4 cm
Tf = 8 mm iy = 2,79 cm 2
4
r = 12 mm Sx = cm³ 8
A = cm2 Zx = 8242,59 cm³
Berat = 25,7 kg/m h = 208 mm
1
4.6. Cek Local Buckling( Kekompakan Penampang) 2
4
4.6.1 Web
¿ h=H−¿2∙ t f −2 ∙ r ¿ 248−¿2∙ 8−2 ∙ 12=208
h 208
⋋= = =41.6 mm
tw 5
1680 1680
⋋ p= = =106.2525
√ fy √250
2550 2550
⋋ r= = =161.27
√ fy √ 250
Maka ⋋ <⋋ p (Kompak)
4.6.2 Sayap/flens
b 124
⋋= = =7.75 mm
2∙ t f 2 ∙ 8

170 170
⋋ p= = =10.751
√ fy √250
370 370
⋋ r= = =27.578
√ fy−fr √ 250−70
Maka ⋋ <⋋ p (Kompak)
Mn = Mp
¿ fy ∙ z
kN
¿ 250 4
∙ 319 , 35. 103
mm
¿ 79837 , 5 .103 Nmm
4.7. Cek Lateral Buckling
Lb=4 m ; L p=1.39 m ; Lr =4.1 m Jadi L p < Lb < Lr

S = 285 cm3
M r=S (fy−fr)
N N
¿ 285 cm3 (250 2
−70 )
mm mm2
N
¿ 285 cm3 (180 )
mm 2
N
¿ 285 .10 3 mm 3 . 180
mm2
¿ 51300 .103 Nmm
termasuk be ntang menengah , makanilai Mn sebagai berikut
Lr −Lb
[
M n=C b M r + ( M p – M r )
{ Lr −L p }]

[
¿ 1 51300 x 103 + ( 79837.5 x 103 – 51300 x 103 ) { 4100−4000
4100−1390 }]
¿ 52353044.28 Nmm=52.353× 106 Nm m
4.8. Bandingkan Nilai Mn dengan Mp

Mn<M p
52.353 ×106 Nmm ¿ 79,8375 x 106 Nmm

Mn<M p
4.9. Momen Akibat Dead Load Profil

MDL profil = 0,0975 kNm
4.10. Bandingkan Mu Terhadap ∅ Mn

M u sebenarnya =40559000 Nmm+ 1,1 Mdl profil
= 40559000 Nmm+1,1(97500 Nmm)
¿ 40,67 × 106 Nmm
⊘ M n=0.9 ∙ 523,53 ×106 Nmm
¿ 47.117739 × 106 Nmm
M u <⊘ M n
40,67 × 106 Nmm< 47,118 ×106 Nmm(Aman)
Mu 40,67 ×106 Nmm

Ratio= = =0.78 (Oke)
M n 52,353× 106 Nmm
BAB V

PERANCANGAN PELAT GIRDER
5.1 . Menghitung Gaya Dalam
5.1 .1 Pembebanan padaGirder Tengah

 Dead Load
Pelat = (0,25 - 0,025)m . 2m . 2400kg/m3 = 1080 kg/m
Berat smartdeck =
((0,1175 . 4)+(0,1225 .5)+( 0,05106 .8))m .0,001m .7850 kg /m3

0,96 m .2 m
= 21,625 kg/m
Berat diafragma = 25,7 kg/m . 2m = 51,4 kg/m
Berat girder (asumsi) = 22 KN/m
 SDL
Air hujan = 10 kn/m3 . 0,03 . 2 m = 0,6 kn/m
Perkerasan = 22 kN/m3 . 0,07 m . 2m = 3,08 kN/m
 Live load
Beban kendaraan = 9 KN/m2 . 2m = 18 kN/m
5.1.2 Pembebanan padaGirder Samping

 Dead Load
Pelat = (0,25-0,025)m . 1,5m . 2400kg/m3 = 810 kg/m
Berat smartdeck =
((0,1175 . 4)+(0,1225 .5)+(0,05106 .8))m . 0,001 m .7850 kg /m3 . 15 m

0,96 m
= 16,22 kg/m
Berat diafragma = 25,7 kg/m x 1,5m = 38,55 kg/m
Berat girder (asumsi) = 22 KN/m

 SDL
Air hujan = 10 KN/m3 . 0,03 m . 0,5 m = 0,15KN/m
Perkerasan = 22 KN/m3 . 0,07 m . 0,5 m = 0,77 KN/m
Trotoar = 24 KN/m3 . 0,2 m. 1 m = 4,8 KN/m
Tiang = 78,5 KN/m3. 1 m .(3,46.10-3) . 4 bh = 1,086 KN
Railing = (1,49.10-3) m2 . 78,5 kN/m3 . 2 bh = 0,234 KN
 Live load
Beban kendaraan = 9 KN/m2 x 0,5m = 4,5 kN/m
Pejalan kaki = 5 kN/m2 x 1m = 5 kN/m2
MuGirder Samping

MuGirder Tengah

Mu = 4779,2721 kNm
= 47792721 Nmm
Vu=972,238 kN =972238
Jarak antar diafragma=4000 mm
5.2 . Menentukan Dimensi Girder

B = 900 mm
d = L/10 = 20000/10 = 2000 mm
hw = d – 2 tf = 2000 – 2. 22 = 1956 mm
Tf = 22 mm
Fyf = 410 mm
Fyw = 410 mm
Fy = 410 mm
E = 200000 Mpa
a (Jarak stiffener) = 1500 mm
Berat girder (asumsi) = 22 kNm

5.3 . Pe rhitungan Tebal Badan
hw 2550
> λr λr=
tw √ fy
h. √ fy 1956 . √ 410
tw< = =15 , 53 mm
2550 2550
a 1500
= =0,767
h 1956
a a E
Untuk 0,74 ≤ ≤ 1, Maka ≤ 7,07
h tw fy √
a 1500
tw> =
E 200000
7,07 .
√ fy
7,07 .
√ 410
tw >9,606 mm
Diambil t w =15 mm
h
Syarat Pelat Girder : >λ
tw r
h 1956
= =130,4
tw 15
2550
λr= =125,936
√ 410
130,4 > 125,936 OK!
5.4 . Cek Berat Sendiri Girder terhadap Asumsi
Mu 2
γ At=7,84 .10−5 . 3 18 .
βw=130,4
√ ∅ 2 . Fcr . β w

477927212
√
= 7,84 . 10−5 . 3 18 .
0,9 2 .410 .130,4
= 16,601 N/mm
Berat Gird er per m=16,601< 22 ( Asumsi ) OK !
5.5 . Penentuan Lebar Sayap

Mu 47792721
Af = = =5959,489 mm2
fy . h 410 . 1956
Digunakan :
b f =900 mm
A f =bf . tf =900 . 22=19600
A f =19600>5959,489 O k !
5.6 . kontrol Kuat Lentur Nominal
a . Berdasarkan Faktor KelangsinganTebal Pelat Sayap(Tekuk Lokal)
bf 900
λG = = =20,454
2.t f 2. 22
λ p = 0,38 . E =0,38 . 200000 =8,393

√
fy 410 √
4 4
ke= = =035
h 1956
√ √ tw 15
λ r = 1,35 . ke . E =1,35 . 0,35 . 200000 =17,647

√ fy √
410
λG > λr
2
fy λr 410 17,647 2
Maka Fcr= .
2 λG
= ( )
2
.
20,454 (
=152,584 Mpa )

b. Cek Local Buckling
L=Jarak antara gelagar melintang
¿ 4000 mm
ht =Tinggi pelat badan yang terjadi tekan
¿ 326 mm
A' =Luas penamp ang yang mengalami tekan
= bf . tf +tw . ht=900 .22+15 . 326=24690 mm2
I yy = ( 121 .tf .bf )+( 121 . hw2 . tw )=( 121 . 22. 900 )+( 121 . 1956
3 2 3
2
. 22 )
2
¿ 13366775063 mm 4
Iyy 13366775063
rt=
√ √ A'
=¿
24690
=232,685 ¿
Flens
L 4000
λG = = =17,191
rt 232,685
E 200000
λ p=1,76
√ fy
=1,76
√
410
=¿ 38,872 ¿
λ r = 4 , 4 . E =4,4 . 200000 =97,180

√
fy 410√
λG < λ p

Maka Fcr=¿ Fy = 410 Mpa
Web
λ p = 1680 = 1680 =82,97

√
fyw 410 √
λ r = 2550 = 2550 =125,936
√
fyw 410 √
hw 1956
λ= = =130,4
tw 15
λ> λr
λ> λ p “PELAT GIRDER
5.7. Cek Kuat Lentur

Komponen A Ix d Ix+A.d^2
Web 9354413520 9354413520
Flens 19800 989 19366795800
Flens 19800 989 19366795800
Ix tot = 48088005120 mm4
Ix total 48088005120
Sx=
d = 2000 = 48088005,12
2 2
aw=hw × tw=1956 ×15=29340 mm 2
af =tf × bf =22 ×900=19800 mm 2
aw 29340
ar = = =1,482
af 19800
ar hw 2550
kg=1− [ 1 200+300 ar ][ −
tw √ fcr ]
<1
1,482 1956 2550

¿ 1−
[ 1200+ ( 300 ×1,482 ) 15 ][
−
√410
<1
]
¿ 0.996<1 ok

Mn=Kg× S × Fcr
¿ 0.996 × 48088005,12× 410=19636769864 N . mm=19636,769864 kNm
ɸMn =0.9 ×19636,769864=17673,09288 kNm
Mu 4779,2721
Rasio= = =0,24
Mn 19636,77
Mu < ∅ Mn
4779,2721 < 17673,09288 OK !
5.8. Cek Kuat Geser
Stiffener dipasang tiap jarak a

5
5 ¿ 5+ =13,502
kn=5+ 1500 2
¿¿
1956 ( )
kn ∙ E 13,502 ∙200000
λp=1.10 ∙
√ fy √
=1.10 ∙
41 0
=89,2719
kn ∙ E 13,502 ∙200000
λr=1.37∙
√ fy √
=1.37 ∙
41 0
=111,1841
h 1956
= =130,4 >111,1841( perlu pasang stifners)
tw 15
Rumus A
kn . E 13,502. 200000
C v =1,1
√ fy
h
=1,1
√
410
1956
=0,685
tw 15
Rumus B

Kn. E 1 13,502. 200000 1
v=1,5 . . =1,5 . . =0,581
C fy h 2
410 1956 2
tw ( ) 15 ( )
Kn . E 13,502 .200000
C V =1,37
√ fy
=1,37
√
410
=111,184
0.9 . A w . Kn . E 0,9 . 29340 .13,502 .200000

V n= 2
= =4193,514 kN
1956 2
( twh ) ( 15 )
Atau
(1−Cv )
V n=0.6 . fy . A w . Cv+
[ √
1,15 . 1+ ()a
h
2
]
(1−111,184)
[
¿ 0.6 . 410 . 29340. 111,184+
1,15 . 1+
√ ( 1500
1956
2
) ]
= 6280,235 kN
∅ V n=0.9 . 4193,514=3774,134 kN
V u=972,238 KN < ∅ V n=3774,134 KN OK !
5.9 . Interaksi antara Lentur dan Geser

Mu Vu
+0,625 ≤ 1,375
∅ Mn ∅ Vn
4779,2721 972,238
+0,625 ≤ 1,375
17673,09288 3774,1627
0,4314 ≤ 1,375
OK !
5.1 0 . Perancangan Stiffener

a . Stiffener penumpu beban Ru
Ru=Vu=972,238 kN
Dimensi perletakan : N . x
N=300mm
x=250 mm
k =tf =22 mm
RU −∅ Rb ≤ A s . Fy
Rb ditentukan oleh:
−Lentur pelat sayap
Rb=6,25 . tf 2 . fy =1240,25 KN
−Kuat Leleh pada Pelat Badan :

Rb=( 2,5 k + N ) . fy .tw=2183,25 KN
−Kuat Tekuk Pelat Badan :

d
x< 250 < 1000 OK!
2
N
<0,2 0,15 < 0,2 OK!
d
1,5
N tw E . fy .tf
2
Rb =0,39 tw 1+3 [ ( )( ) ] √
d tf tw
=1206,121364 kN
−Kuat Tekuk Lateral Pelat Badan :

h
tw
<2,3
L
bf
¿ 29,34< 2,3:tidak perludi kontrol terhadap tekuk lateral
−Kuat Lentur Pelat Badan :

24,08 2
Rb = tw √ E . fy .
h
Rb = 25,08286129 KN
Nilai Rb diambil yang terkecil = 25082,86129 N

∅ Rb=0,9∗25082,86=22574,57516 N
Ru−∅ Rd ≤ As . Fy
As 1 > = 2316,252256 mm2
Digunakan Stiffener di kedua sisi dengan dimensi :

bs = 300 mm
ts = 30 mm
As 2 = 18000 mm2
As2 >As1
As2=18000 mm2 > As1=2316,25 mm2 OK!
Kontrol Lebar Stiffener :

bf tw
bs > − = 300 > 292,5 OK!
3 2
Kontrol Tebal Stiffener :

tf
ts>
2
30>11 OK !
bs E
ts
<0,56
fy √
= 10 < 12,3 OK!

5.1 1. kontrol Stiffener dalam menerima gaya aksial
A' =tw . 12tw +2 . A stiffener =15 . 12. 15+2 .18000=38700 mm 2
1 1
I xx = . ts .b 3= . 30.( ( 300.2 ) +15)3=581520937,5 mm 4
12 12
I xx 581520937,5
r x=
√ √A'
=
38700
=¿ 122,58 ¿
Lk fy 1369,2 410
λc =
rx π √
. = .
√
E 122,58 . π 200000
=0,1609
dimana Lk=0,7 .h=0,7 . 1956=1369,2
fy
Syarat=Ru≤ ∅ A ' .
ω
fy 410
Ru=vu=972238 N ≤ ∅ A ' . = 0,85 . 38700.
ω 1,0163
972238 N ≤ 13270638,59 N OK!
5.1 2. Penentuan dimensi Stiffener yang tidak menerimabebean Ru

(didaerah lapangan)
Luas Stiffener :

As t>0,5 D . Aw ( 1−Cv ) ¿
4000> 0,5 1. 29340 ( 1−0,581 ) ¿
Ast = 4000 mm2 > As= 1845,234 mm2 OK!
dicoba :
D = 1 (untuk sepasang pengaku)
Aw = 29340 mm2
Cv = 0,581
As > = 1845,234 mm2
bst = 200 mm (lebar stiffener)
tst = 20 mm (tebal stiffener)
Cek Kekakuan Minimum Is:
a 1500
Jika = = 0,7669
h 1956
Maka I st ≥ 0,75. h . tw 3
0,75 . h .tw 3=0,75. 1956 . 153=4951125
1 1
I st = tst . bst 3= 30 .3003 =67500000
12 12
Maka 67500000 ≥ 495112 OK !

BAB VI
PERANCANGAN SHEAR CONNECTOR
6.1 Detail Profil

B = 900 mm
H = 2000 mm
Tw = 15 mm
Tf = 22 mm
hw = 1956 mm
Fy = 410 Mpa
Fu = 550 Mpa
E = 200000 Mpa
Jarak antar balok = 2000 mm
Tebal plat lantai = 225 mm
Menggunakan mutu beton f’c 30 Mpa
Menggunakan mutu baja BJ-55
A profil = (hw . tw) + (2 . tf . B)

= (1956 . 15) + (2 . 22 . 900) = 68940 mm2
6.2 Cek Kekompakan Penampang

 Flens
b 900
= =20,45
2tf 2 x 22

170
λ= =8,40
√ 410
 Web
h 1956
= =130,40
tw 15
1680
λ= =82,97
√ 410
6.3 . Menentukan Nilai B efektif
Be = 1/5 x L balok = 1/5 x 20 m =4m
Be = jarak antar balok =2m
Be = 2 x 6 x tebal plat = 2 x 6 x 0.225 m = 2,7 m
Jadi diambil B efektif =2m
6.4 . Menentukan PNA

• Asumsi PNA berada di dalam plat
As x fy 68940 x 100 x 410
a= = =55422,35 mm> 225 mm
0.85 x f c x b 0.85 x 30 x 2 x 1000
'
Ternyata PNA berada di luar plat lantai
• Asumsi PNA berada di dalam flens

Acs = lebar profil . X = 900X

F ts = F cc + F cs
(A profil – Acs) . fy = (0,85 . f’c . b eff . hc) + (Acs . fy)
(68940 – 900x) . 410 = (0,85 . 30 . 2000 . 225) + (900x .410)
28265400 – 369000x = 11475000 + 369000x
16790400 = 738000x
x = 22,75 mm

x = 22,75 mm > 22 mm (t flens)
Ternyata asumsi salah, PNA berada di luar flens

• Asumsi PNA berada di dalam web
Acs = (lebar flens x tf) + {15 x ( X – 22)}
= (900 x 15) + (15x – 330)
= 13170 + 15x

F ts = F cc + F cs
(A profil – Acs) x fy = (0,85 . f’c . b eff . hc) + (Acs . fy)
[68940 – (13170 + 15x)] . 410 = (0,85 . 30 . 2000 . 225) + [(13170 + 15x) .
410]
28265400 – 5399700 – 6150x = 11475000 + 5399700 + 6150x
22865700 – 6150x = 16874700 + 6150x
x = 487,07 mm (dihitung dari bawah plat)
Jadi PNA berada di 487,07 mm dari bawah plat lantai
6.5 Mencari Titik Berat

Y1 = tf/2 = 15/2 = 7,5 mm
Y2 = h/2+tf = 1956/2 + 15 = 993 mm
Y3 = tf/2 + h + tf = 15/2 + 1956 + 15 = 1978,5 mm

A1=A3 = tf x B = 15 x 900 = 13500 mm2
A2 = h x tw = 1956 x 22 = 43032 mm2
( Y 1 x A 1 ) + ( Y 2 x A 2 )+(Y 3 x A 3)
Ý =
A 1+ A 2+ A 3
(7,5 x 13500 )+ ( 993 x 43032 ) +(1978,5 x 13500)
¿
13500+ 43032+ 13500
= 993 mm
h” = (t profil – PNA – X total )+ ( ½ . PNA)

= (2000 – 487,07 – 993) + ( ½ x 487,07)
= 763,465 mm

h’ = (t profil – PNA – X total ) + 487,07 + ( ½ . t plat)
= (2000 – 487,07 – 993)+ 487,07 + ( ½ x 225)
= 1119,5 mm
6.6 . Menghitung Kuat Momen

Mpl = (Fcc . h’ ) + ( Fcs . h” )
= (0,85 . f’c . B eff . hc . h’ ) + (Acs . fy profil . h” )
= (0,85 . 30 . 2000 . 225 . 1119,5) + (20475 . 410 . 763,465)
= 1,926x1010Nmm = 192553,6 kNm
φMn = 0,85 . Mpl = 0,85 . 192553,6 = 163670,6 kNm
6.7 . Menentukan Shear Connector

Kuat geser shear connector bentuk paku
D shear connector = 20 mm
Qc = 0,5 . Asc . √ f ' c . Ec ≤ Asc . Fu

Qc = 0,5 . (¼ . 3.14 . 202) . √ 30 .¿ ¿ ≤ ( ¼ . 3,14 . 202) . 550
= 138041,5 ≤ 172787,6
Qc = 138041,5 N = 138,041 kN
6. 8. Menentukan Gaya≥ser Horizontal(Vh)

Ts = (A profil – Acs ) . fy
= (68940 – 20475) . 410
= 19870650 N
= 19870,65 kN
Tcc + Tcs = (0.85 . f’c . beff . hc) + (Acs . fy)

= (0.85 . 30 . 2000 . 225 ) + ( 20475 . 410 )
= 19869750 N
= 19869,75 kN
6.9 Menentukan Jumlah Shear Connector

Vh 19869,75 kN
n= = =143,9 150 buahuntuk setengah bentang
Qc 138,041 kN
6.10 . Menentukan Jarak Shear Connector

• Arah transversal
4 . Dsc = 4 . 20 mm = 80 mm

• Arah longitudinal
Jarak minimum = 6 . Dsc = 6 . 20 mm = 120 mm
Jarak maksimum = 8 . t plat = 8 . 225 mm = 1800 mm
Panjang girder = 20000 mm

1
. L girder
X perlu = 2 10000
= =66,67
n shear connector 150
Jadi, digunakan jarak longitudinal (1 baris) = 60 mm
BAB VII
PERANCANGAN PILAR
7.1 . Data Teknis

 Ukuran Profil Diafragma = 248 . 124 . 5 . 8 Ix = 3540 cm4
 Direncanakan Pilar profil : IWF 400.400.13.21
− H : 400 mm − Ix : 66600 cm4
− B : 400 mm − Iy : 22400 cm4
− tw : 13 mm − ix : 17,5 cm
− tf : 21 mm − iy : 10,1 cm
− r : 22 mm − Sx : 3330 cm3
− A : 218,7 cm2 − Zx : 3672,35 cm3
− Berat : 172 kg/m
 Panjang Pilar : 800 cm
 Lebar Pilar : 800 cm
 Mutu Baja : BJ – 41
 Fy : 250 MPa
Gambar Rencana Pilar

7.2 . Men ghitung Momen dan Aksial
Momen diakibatkan dari beban gravitasi. Berdasarkan perhitungan software
SAP telah didapatkan MUterkecil, MUterbesar dan Aksial terbesar. Hal ini dapat
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
MUx terkecil = 0,0216 KNm

MUxterbesar = 0,0438 KNm
Muy terkecil = 0,38 KN

Muy terbesar = 0,42 KN
Aksial Terbesar=1874,9 KN

Geser = 0,268 kN
7.3 . Menghitung Harga Konstanta Tekuk

Ic
ε( )
Lc
GA =
IB
ε( )
LB
66600 66600
G =
A
( 200
. 5 )+ (
300
. 10 )
=1,35
3540 3540 66600
( 50 . 2)+( 200 .4)+( 200 . 8)
GB = Tumpuan Jepit
=1
Maka telah didapatkan nilai Kc = 1.39
berdasarkan table RSNI 2005
7.4 . Kontrol Kekuatan Kolom

L K =K c . L=1,39 .800=1112cm

LK 1112
λ x= = =63,54<140
i x 17,5
L K 1112
λ y= = =110,099 <140
i y 10,1
Digunakan λ terbesar ¿ 110,099
π 2 E A π 2 200000 .218,7 . 100

P e 1= = =3561,326 kN
λr 2 110,099 2
λx Fy 110,099 2 250
√ √
2
λ c= = =1,24 λ c <1,5
π E π 200000
1 1
ω= λ
= 2=1,89 2
0,66 0,661,24
c
Ag. Fy 21870 . 250

P n= = =2888,982 KN
ω 1,89
Pu 1875
= =0. 76>0.2
∅ c P n 0.85 .2888,982
Pu 8 M Ux M Uy
Pakai rumus +
[ +
∅ c Pn 9 ∅ b M nx ∅ b M ny
≤1
]
m1 0,02
C mx =0.6+0.4 ( )
m2
=0.6+ 0.4
0,04 ( )
=0,76
C mx 0,76
δ bx = =¿ =1,61>1
Pu 1875
1−
( ) Pe 1
1− (
3561,326 )
M Ux =Mu . δ bx =0,04 . δbx =0,08 kN
m1 0,38
C my =0.6+0.4 ( )
m2
=0.6+ 0.4
0,42 ( )
=0,96
C my 0,96
δ by = = =2,03>1
Pu 1875
1−
( ) ( Pe 1
1−
3561,326 )

M Uy =Mu . δ by=0,42. δ by =0,85 kN
7.5 . Kontrol penampang

Penampang Profil :
1. Untuk Sayap
b 170 400 170
≤ < 9,524 <10,752
2t f √ Fy 2.31 √ 250
Penampang profil u ntuk sayap
KOMPAK Maka M nx =M px
2. Untuk badan
Pu 1875
= =0.76> 0.125 (lihat table SNI)
∅ c Pn 0.85. 2888,982
h 500 Pu 665
≤
t w √ Fy [
. 2,33 . >
∅ Pn √ Fy]
3134 500 1875 665
13
≤
√ 250 [
. 2,33 .
0.85 .2888,982
>
√250 ]
24,154 < 56,26 > 42,058
24,154 < 56,26
Penampang profil untuk badan KOMPAK

Maka M nx =M px
7.6 . Kontrol Lateral Buckling
800
Jarak p enahan lateral ( Lb )= =267 cm
3
Ditengah pilar ada penyokong lateral ( Lp )
E 200000
Lp=1,76 .iy .
√ fy √
=1,76 . 10,1.
250
=502,781 cm
Lb < Lp Maka bentang pendek
7.7 . Menghitu ng Momen Nominal

Mnx = fy . Zx

= 250 . 3672,35 Nmm
= 918,088 KNm
Mny = fy . Zy
= 250 . 1120 Nmm
= 280 KNm
7.8 . Persamaan Interaksi

Pu 1875
= =0. 76>0,2
∅ c Pn 0.85. 2888,982
Pu 8 Mu x Mu y
Maka : + . ( +
φ c Pn 9 ∅ b Mnx ∅ b Mny
≤1 )
1875 8 0,080252 0,85
+ . ( +
0.85 .2888,982 9 0,9 . 918,088 0,9 .280
≤1 )
0.77 ≤ 1 OK !
Jadi profil WF 400 x 400 dapat digunakan !

BAB VIII
BASE PLATE
8 .1 . Data Teknis
 Ukuran Profil Kolom = WF 400 . 400 . 13 . 21
 Bj – 41  Fu 510 Mpa
 Fy 725 Mpa  F’c 30 Mpa
8 .2 . Menghitung Mu , Pu dan Vu
Berdasarkan perhitungan software SAP telah didapatkan MU, VU, dan PU.
Mu = 0.42 KNm
Pu = 1874,857 KN
Vu = 0,26 KN
8 .3 . Menentukan Dimensi Baseplate
Digunakan = base plate ukuran 600 X 600 mm

pedestal ukuran 600 X 600 mm
Dimensi pedestal ( A2 ) = 600 X 600 = 360.000 mm2
Dimensi base plate ( A1) = 600 X 600 = 360.000 mm2
A2 360000
F pp=0,6 . 0,85 . F ' c .
√ A1 √
=0,6 . 0,85 .30 .
360000
=15,3 Mpa
F pp=0,6 . 1,7 . F ' c .=0,6 . 1,7 . 30=30,6 Mpa

Diambil fpp terkecil = 15,3 Mpa

7.4 . Cek Tegangan
Fc1,2 =
Pu
±
Mu . ( N2 ) ≤ fpp
B. N 1
. B . N3
12
FC1 =
1874857
+
4600 . ( 6002 ) =5,2 < 15,3 OK !
600 .600 1 3
.600 . 600
12
FC2 =
1874857
−
4600 . ( 6002 ) =5,19< 15,3 OK !
600 .600 1
. 600 .600 3
12
7.5 . Menentukan Dimensi m dan n

N −0,95 d
m =
2
600−0,95 . 400
=
2
= 110 mm
B−0,80 bf
n =
2
600−0,80 . 400
=
2
= 140 mm
7.6 . MenentukanTebal Pelat

fc1 . N 5,2. 600
a= = =300,672 mm
fc 1+fc 2 5,2+5,2
fc 1( a−m) 5,2(300,672−110)
fcx= = =3,31mm
a 300,672
1 1
M pl = . Fcx .m 2 + ( Fc 1−Fcx )
2 3

1 1
¿ .3,31 . 1102 + . ( 5,2−3,31 )
2 3
¿ 27729,73 N
4 . Mpl 4 .27729,73
Tp=
√ ∅ fy
=
√ 0,9 . 250
=22,2 mm
7.7 . Menentukan Kekuatan Angkur

D angkur = 30 mm *Ag = 1/4πd2
n = 6 buah = 706,858 mm2
Fy = 250 Mpa *Ae = 0,75 Ag
Fu = 410 Mpa = 530,144 mm2
N a 600 300,672
X1 = − = − =199,776 mm
2 3 2 3
m a 110 300,672
X2 = N− − =600− − =444,776 mm
2 3 2 3
Mu−(Pu . X 1) 420000−(1874,857 .199,776)

Tu = = =−841232 N
X2 444,776
Tu ≤ ∅b . Ag . Fy . n/2 = 0,90 . 314,16 . 725 . (6/2) = 1383675 N OK

Tu ≤ ∅v . Ae . Fu . n/2 = 0,75 . 530,144 . 510 . (6/2) = 608340 N OK

7.8 . Menentukan Panjang Angkur
Tu ≤ ∅ π Ld D fcl n/2
Tu 841232
Id= = =724,27 mm
∅ π D Fcl . n/2 0.75 . π .30 . √ 30 .10 /2
7.9 . Menentukan Kuat Geser

Vu ≤ 0,75 Fu . Ab . n
0,26 ≤ 1622240 KN OK
7.10 .Cek InteraksiGeser dan Uplift

Vu Vu
Tu+ Tu+
η η
<¿ <1
∅ Rn 0,75 . Fu . An .n
260
841232+
0,7 0,52 < 1 OK!
<1
0,75 .510 . 706,858. 6

Pemodelan SAP

Tugas Besar Konstruksi Baja 2 - Jembatan Pelat Girder

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Tugas Besar Konstruksi Baja 2 - Jembatan Pelat Girder

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

BAB I

JEMBATAN PELAT GIRDER

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

2.1. Model Jembatan

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

3.2.1 Menghitung Modulus Section Floordeck

Statis Momen terhadap sisi bawah

Sx = (4 . 117,5 . 1 . (51-25)) + (8 . (51,06 – 25,03) . 1 . (51 - 25) / 2

3.2.2 Menghitung Momen Perlu

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

Mu+ = 1,7 KNm= 170 kgm

Cek daerah Mu+(lapangan)

Cek daerah Mu-(tumpuan)

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

3.3.1 Beban yang Bekerja

 Ec = 4700√30 = 25742,96 Mpa

qdl = 527,63 kg/m

 Super Dead Load

qsdl(lajur) = 7,36 KN/m

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

Mu+ = 20,6KNm = 2060 kgm

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

960 x(250−132,22) (250−132,22)

Cek daerah Mu+(lapangan)

Mu+ = 2060 kgm < 0,9 . 94273,19 kgm

Cek daerah Mu-(tumpuan)

Mu- = 3235 kgm < 0,9 . 188546,38 kgm

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

4.1.1. Dead Load

Berat pelat beton = (0,25 - 0,025)m . 4m . 2400kg/m3 = 2160 kg/m

4.1.2. Super Dead Load

qsdl(lajur) = 7,36 KN/m

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

4.1.3. Live load

4.1. Momen pada Diafragma

4.2.1 Momen akibat dead load plat

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

MDL dek = 0,164 kNm

4.2.3 Momen Akibat Live Load

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

4.2.4 Momen Akibat Super Dead Load

MSDL = 3,41 kNm

4.3. Kombinasi Beban

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

4.4. Preliminary Design Diafragma

4.5. Profil Baja yang akan Digunakan pada Diafragma

Maka ⋋ <⋋ p (Kompak)

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

Maka ⋋ <⋋ p (Kompak)

4.7. Cek Lateral Buckling

Lb=4 m ; L p=1.39 m ; Lr =4.1 m Jadi L p < Lb < Lr

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

¿ 52353044.28 Nmm=52.353× 106 Nm m

4.8. Bandingkan Nilai Mn dengan Mp

52.353 ×106 Nmm ¿ 79,8375 x 106 Nmm

4.9. Momen Akibat Dead Load Profil

Konstruksi Baja 2 – Jembatan Pelat Girder Page 17

4.10. Bandingkan Mu Terhadap ∅ Mn

¿ 47.117739 × 106 Nmm