Anda di halaman 1dari 13

PERILAKU ORGANISASI

" Perilaku Persepsi Atribut, Emosi & Stres Terhadap Kinerja Karyawan dalam Perilaku
Organisasi ’’

DISUSUN OLEH :

Wining Auliani C 201 17 184

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia, dan ridha-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan teman
Persepsi atribut, emosi dan Stres yang berjudul“Pengaruh Persepsi Atribut,,Emosi dan Stres
Terhadap Kinerja Karyawan dalam Perilaku Organisasi”. Adapun tujuan pembuatan makalah
ini adalah sebagai salah satu tugas Individu pada mata kuliah “Perilaku Organisasi”.
Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen
pembimbing serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah
ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang terkait.
Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa.

Palu, 30 Maret 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................................................1
1. Pengertian Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres terhadap kinerjakaryawan
dalam perilaku organisasi ?.................................................................................................1
2. Faktor yang Mempengaruhi Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres terhadap
kinerja karyawan dalam perilaku organisasi?.....................................................................1
3. Hal-hal apa saya yang menyebabkan Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres
terhadap kinerja karyawan dalam perilaku organisasi?......................................................1
4.Bagaimana Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres terhadap kinerja karyawan
dalam perilaku organisasi?..................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN..........................................................................................................2
1.1 Pengertian Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres terhadap kinerja karyawan
dalam perilaku organisasi.......................................................................................................2
1.2 Faktor yang mempengaruhi Persepsi atribut,Emosi dan stres terhadap kinerja karyawan
dalam perilaku organisasi.......................................................................................................3
1.3 Hal-hal yang menyebabkan Persepsi atribut,Emosi dan stres terhadap kinerja karyawan
dalam perilaku organisasi ......................................................................................................5
2.4 Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres terhadap kinerja karyawan dalam perilaku
organisasi................................................................................................................................7
BAB III. PENUTUP...................................................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara Etimologis, persepsi berasal dari bahasa Inggris perception yang berarti
penglihatan, tanggapan, daya memahami/ menanggapi. Persepsi merupakan suatu
proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungannya. Sedangkan atribusi merupakan beberapa faktor kompleks yang masuk
dalam persepsi. Atribusi mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab
perilaku orang lain atau dirinya sendiri.
Faktor di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan ketegangan pada diri
seseorang antara lain masalah administrasi, tekanan yang tidak wajar untuk
menyesuai¬kan diri dengan pekerjaan dan situasi kerja, struktur birokrasi yang tidak
tepat, sistem manajemen yang tidak sesuai, perebutan kedudukan, persaingan yang
semakin ketat untuk memperoleh kemajuan, anggaran yang terbatas, perencanaan
kerja yang kurang baik, jaminan pekerjaan yang tidak pasti, beban kerja yang semakin
bertambah dan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pekerjaan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres terhadap kinerjakaryawan
dalam perilaku organisasi ?
2. Faktor yang Mempengaruhi Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres terhadap
kinerja karyawan dalam perilaku organisasi?
3. Hal-hal apa saya yang menyebabkan Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres
terhadap kinerja karyawan dalam perilaku organisasi?
4. Bagaimana Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres terhadap kinerja karyawan
dalam perilaku organisasi ?
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Pengaruh Persepsi Atribut, emosi dan stres terhadap kinerja karyawan
dalam perilaku organisasi

Persepsi menurut Stephen P. Robbins adalah proses dimana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikanarti bagi lingkungan
mereka. Menurut manahan, persepsi adalah gambaranseseorang tentang suatu obyek
yang menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi. Jadi persepsi dapat diartikan
sebagai suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indera merekaagar memeberi makna kepada lingkungan. Namun apa
yang merupakan persepsiseseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena
perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu
sendiri,maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam Persepsi adalah proses yang
digunakan individu untuk mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka
memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian, apa yang dipersepsikan
seseorang dapat berbeda dari kenyataan obyektif. Tidak selalu berbeda, namun sering
terdapat ketidaksepakatan.an dalam perilaku organisasi . Teori atribusi dikemukakan
untuk mengembangkan penjelasan mengenai cara-cara kita menilai orang secara
berlainan, bergantung pada makna apa yang akan kita kaitkan pada perilaku tertentu.
Mengelola emosi dalam rangka meningkatkan kinerja individu dan organisasi
mutlak diperlukan dalam suatu organisasi baik itu organisasi. Karena itu amatlah penting
bagi kita untuk memahami “apa itu emosi”, apa itu kinerja, bagaimana mengelola
emosi dan apa manfaatnya bagi relasi dalam hubungan dengan peningkatan kinerja
suatu organisasi. Pada dasarnya stress merupakan sebuah tekanan yang terjadi pada diri
seorang individu baik itu berupa beban pekerjaan dan lainnya dan membuat individu
tersebut merasa terbebani dan keberatan untuk menyelesaikan berbagai kewajibannya.

Dalam kenyataannya pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seseorang tidak


sistematis seperti proses yang dikemukakan sebelumnya. Keputusan individu dalam
organisasi biasanya dilakukan untuk permasalahan-permasalahan yang tidak kompleks.
Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu
nilai individu, kepribadian, kecenderungan dalam pengambilan resiko dan kemungkinan
ketidakcocokan.
Persepsi merupakan fungsi penting bagi individu dalam membuat keputusan (decission
making) karena persepsi mejadi landasan bagi individu untuk meyusun identifikasi,
analisa, serta menyimpulkan suatu objek atau subjek yang dipersepsikan.
1.2 Faktor yang mempengaruhi Persepsi atribut,Emosi dan stres terhadap kinerja
karyawan dalam perilaku organisasi
a. Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi persepsi dalam perilaku organisasi, yaitu :

 Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan
sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif,
kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. Kebutuhan atau
motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan mempunyai pengaruh yang
kuat pada persepsi mereka.
 Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk
cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan akan
dipersepsikan secara bersama-sama pula.
 Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita
yang berparas lumayan mungkin tidak akan terlalu ‘terlihat’ oleh laki-laki bila ia
berada di mall, namun jika ia berada dipasar, kemungkinannya sangat besar bahwa
para lelaki akan memandangnya.

b. Faktor yang mempengaruhi Atribut dalam perilaku organisasi

 Keturunan
Faktor yang ditentukan sejak lahir (Ukuran fisik, daya tarik wajah, jenis kelamin,
temperamen)
 Lingkungan
Kebudayaan dimana kita dibesarkan (keluarga, teman, dan kelompok sosial)
 Situasi
Tuntuntan beragam dari situasi yang berbeda menimbulkan aspek yang berbeda pada
kepribadian seseorang.

c. Faktor yang mempengaruhi Emosi terhadap kinerja Karyawan dalam perilaku


organisasi,yaitu

 Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan
faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-
aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
 Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
1. Komponen Afektif
merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat
kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.
2. Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
3. Komponen Konatif
Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
 Faktor Situsional
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional.
Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.
Faktor-faktor situasional ini berupa:
1. faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim
2. faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
3. faktor temporal, misal keadaan emosi
4. suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara teknologi
5. faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial
individu
6. lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
7. stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

d. Faktor Yang mempengaruhi Stres terhadap kinerja Karyawan dalam Perilaku Organisasi

1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh
pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor
lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu
ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya
penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman
terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat.
Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian seseorang dan
pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan
dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang
digunakannya.
2. Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu
role demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational
leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
 Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi
akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang
ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.
 Interpersonal Demands
Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi.
Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan
lainnya akan dapat menyeba bkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan
kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan
menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan
karyawan lainnya.
 Organizational Structure
Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut
dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau
peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam
organisasi.
 Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam
suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins,
2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau
menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan
karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau
menekankan pada hal pekerjaan saja. faktor organisasi di atas juga akan menjadi
batasan dalam mengukur tingginya tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu
sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-kondisi suatu pekerjaan atau masalah
yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu dalam mencapai suatu
kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana semuanya itu
berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai sesuatu
yang tidak pasti tapi penting (Robbins, 2001:563).
3. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga,
masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan
pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada
pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam
pekerjaan seseorang. wSedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana
seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan
keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya.
Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat
menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang
tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan
harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang

1.3 Hal-hal Yang menyebabkan Pengaruh Persepsi Atribut,emosi dan Stres terhadap
kinerja karyawan dalam perilaku organisasi
Semata-mata karena perilaku manusia didasarkan pada persepsi mereka
mengenai apa realitas yang ada, bukan mengenai realitas itu sendiri. Dunia seperti
yang dipersepsikan adalah dunia yang penting dari segi perilaku. Kemudian Salah
satu penemuan lebih menarik dari teori atribusi adalah bahwa terdapat kekeliruan atau
bias yang mendistorsi atribusi. Misalnya cukup banyak bukti yang mengungkapkan
bahwa ketika membuat pertimbangan atau penilaian mengenai perilaku orang lain,
maka kita mempunyai kecenderungan untuk meremehkan pengaruh faktor eksternal
dan melebih-lebihkan pengaruh faktor internal atau faktor-faktor pribadi. Ini disebut
kekeliruan atribusi mendasar dan dapat menjelaskan mengapa manajer penjualan
cenderung menghubungkan kinerja buruk agen penjualannya dengan kemalasan
bukannya dengan deretan produk inovatif pesaing
Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong semangat kerja. Motivasi
dan etos kerja dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan masyarakat,
budaya dan nilai-nilai agama yang dianut seseorang.Mengelola emosi berarti
memahami kondisi emosi dengan situasi yang sedang kita hadapi. Emosi merupakan
hasil dari interaksi antara pikiran, perubahan fisiologis dan perilaku. Dengan
demikian, mengelola emosi dapat dilakukan dengan mengelola faktor-faktor yang
terkait dalam interaksi yang menyebabkan timbulnya emosi. Patricia Patton
menjelaskan beberapa cara dalam hal kita mengelola emosi
Kinerja setiap orang juga tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk
pengorganisasian, penyediaan sarana dan pra-sarana kerja, pemilihan teknologi,
kenyamanan lingkungan kerja serta kondisi dan syarat kerja. Pengorganisasian
dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi setiap unit/badan dan setiap orang
tentang sasaran yang harus dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
sasaran tersebut. Disamping itu setiap orang perlu memiliki dan memahami uraian
jabatan dan tugas yang jelas. Demikian juga penyediaan sarana dan alat kerja
langsung mempengaruhi kinerja setiap orang. Penggunaan peralatan dan teknolongi
maju sekarang ini bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja, akan tetapi
untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kerja. Kondisi kerja mencakup
kenyamanan lingkungan kerja, aspek keselamatan dan kesehatan kerja, syarat-syrat
kerja, sistem penggajian dan jaminan sosial serta kemampuan dan keharmonisan
hubungan antar karyawan. Syarat-syarat kerja memuat hak dan kewajiban karyawan
serta kewenangan dan kewajiban manajemen akan memberikan kepastian bagi
karyawan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggungjawab.
Stress yang dialami oleh seseorang biasanya selalu berkonotasi negatif karena
akan mengalami suatu kontra produktif. Stress sendiri dapat juga membantu proses
mengingat yang dialami dalam jangka pendek dan tidak terlalu kompleks. Stress bisa
meningkatkan glukosa yang menuju ke otak, yang memberikan energi lebih kepada
neuron. Hal dapat mendorong untuk meningkatkan pembentukan dan pengembalian
ingatan. Di sisi lain jika stress dilakukan secara terus menerus, akan menyebabkan
terhambatnya pengiriman glukosa ke otak yang mengakibatkan rendahnya daya
ingat manusia.
2.4 Pengaruh Persepsi Atribut,Emosi dan Stres Terhadap Kinerjakaryawan dalam
perilaku Organisasi
Persepsi seseorang tentang sumber nasibnya diistilahkan sebagai lokus kendali
(dari eksternal atau internal). Contohnya: Seseorang yang bekerja di kantor, jika orang
tersebut mempunyai locust of control internal, maka tanpa dilihat pun ia akan bekerja
keras. Sebaliknya, jika eksternal maka ia harus diawasi maka baru akan bekerja. Persepsi
seseorang tentang sumber nasibnya diistilahkan sebagai lokus kendali (dari eksternal atau
internal). Contohnya: Seseorang yang bekerja di kantor, jika orang tersebut mempunyai
locust of control internal, maka tanpa dilihat pun ia akan bekerja keras. Sebaliknya, jika
eksternal maka ia harus diawasi maka baru akan bekerja.
Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala
stress yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stress dapat juga membantu
atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah atau merusak prestasi kerja. Secara
sederhana hal ini berarti bahwa stress mempunyai potensi untuk mendorong atau
mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stress yang dialami
oleh karyawan tersebut .
Teori persepsi adalah persepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda
dengan persepsi terhadap objek mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para
ahli berkaitan dengan cara membuat penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang
adalah teori atribusi : teori yang mengarahkan bagaimana kita mengamati perilaku
individu dan mencoba menentukan apakah masalah tersebut ditimbulkan secara internal
ataueksternal
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas kita bisa mengetahui bahwa Pengaruh Persepsi Atribut
Emosi dan Stres yaitu Saling berkaitan yang masing-masing faktor nya tersebut
mempengaruhi tingkat kinerja karyawan dalam perilaku Organisasi

B. Saran
Sebagai karyawan dapat mengontrol dan mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi agar pikiran tidak terganggu agar emosinya tidak terjadi ataupun berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Triana, K., Rahmi, T., & Putra, Y. (2015). Pengaruh Persepsi Atribut,emosi dan Stres
terhadap kinerja karyawan dalam perilaku organisasi, 3(1), 18.

Wartono, T. (2017). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan, 4(2), 55.

Anda mungkin juga menyukai