NIM: P07220119050
Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain.
Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel
dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat,
dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Berikut ini adalah macam – macam kelenjar endokrin dan fungsinya:
1. Kelenjar Hipotalamus
Hipotalamus merupakan jenis kelenjar endokrin yang terletak di bawah otak besar atau
celebrum yang mempunyai fungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Hipotalamus ini mengeluarkan releasing hormon yang mempunyai fungsi untuk merangsang
kelenjar hipofisis yang berguna bagi tubuh manusia.
Kelenjar pituitari, atau hipofisis, adalah kelenjar produsen hormon-hormon tertentu yang
bertindak sebagai pengedali berbagai aspek tubuh manusia. Hormon yang diproduksi oleh
hipofisis membantu mengatur pertumbuhan, tekanan darah, produksi dan pembakaran energi,
dan berbagai fungsi organ tubuh lainnya. Kelenjar ini sering dijuluki “kelenjar master” karena
hormon yang disekresi olehnya mengatur fungsi kelenjar lain juga. Hormon-hormon ini dapat
diproduksi baik dari depan (anterior) atau bagian belakang (posterior) dari kelenjar tersebut.
Namun, penting untuk dipahami bahwa kelenjar pituitari bekerja sendirian untuk menjalankan
fungsi tubuh. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari bertindak sebagai pembawa pesan
dari dan ke banyak sel yang berbeda dalam tubuh. Sebelum kelenjar pituitari memproduksi
hormon, otak akan mengirimkan sinyal dari hipotalamus sebagai pusat komunikasi antar
kelenjar. Setelah itu, kelenjar tersebut akan mulai memproduksi yang kemudian bertindak
sebagai sinyal bagi kelenjar lain dan organ tubuh untuk mengatur fungsi mereka.
Hormon dari bagian depan kelenjar, atau dikenal sebagai Lobus Anterior:
Hormon dari bagian belakang kelenjar pituitari, atau dikenal sebagai Lobus Posterior:
Hormon anti diuretik (ADH): Hormon ini merangsang ginjal untuk meningkatkan
penyerapan air dalam darah, mengurangi jumlah air yang keluar dalam urin.
Oksitosin: Oksitosin biasanya memengaruhi proses persalinan dan kondisi tubuh ibu
setelah melahirkan, seperti produksi ASI.
3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar
ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk
mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas
tubuh terhadap hormon lainnya.
Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol.]
Triiodotironin (T3)
Tiroksin (T4)
Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir bersama darah
dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.
Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin (Hipotiridisme), maka tubuh
akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika
terlalu banyak (Hipertiroidisme), tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan
berat badan akan berkurang.
4. Kelanjar Paratiroid
5. Kelenjar Adrenal
Adapun kelenjar adrenal ini terletak di bagian atas setiap ginjal. Setiap kelenjar tersebut
tersusun atas dua bagian, yaitu korteks dan juga medula.
Fungsi bagian korteks
1. Fungsi mineralokortikoid
Mineralokortikoid adalah hormon steroid yang bertanggung jawab untuk menjaga natrium, dan
menjaga keseimbangan garam dan air dalam tubuh. Mineralokortikoid primer dikenal sebagai
aldosteron, dan disekresikan oleh zona glomerulosa (lapisan terluar) dari korteks adrenal.
Hormon steroid ini merupakan bagian dari sistem renin-angiotensin (RAS) atau renin
angiotensin aldosteron-sistem (Raas). Ini adalah sistem hormon yang mengatur tekanan darah
dan keseimbangan cairan dalam tubuh. Umumnya, renin diproduksi oleh ginjal ketika kelebihan
garam dan air akan dihilangkan dari tubuh. Renin memicu produksi angiotensin, yang pada
akhirnya merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon aldosteron. Penurunan
tekanan darah arteri juga merangsang sekresi renin.
2. Fungsi glukokortikoid
Glukokortikosteroid adalah kelas lain dari hormon steroid yang memainkan peran penting
dalam mengatur metabolisme glukosa. Glukokortikosteroid diproduksi di fasikulata zona
korteks adrenal, contohnya adalah kortisol.
Kortisol bertanggung jawab untuk mengatur metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Kortikosteroid memainkan peran penting dalam mengatur respon inflamasi tubuh.
Kortikosteroid dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, dan dapat digunakan sebagai
agen penekan kekebalan. Sekresi dikendalikan oleh hormon adrenokortikotropik (ACTH) yang
disekresi oleh kelenjar hipofisis.
3. Fungsi gonadokortikoid
Gonadokortikoid atau steroid androgenik disekresikan oleh zona retikularis atau lapisan
terdalam dari korteks adrenal. Androgen adalah hormon seks laki-laki, dan memfasilitasi
pengembangan karakteristik seksual sekunder pada pria. Mereka memainkan peran penting
dalam perkembangan organ seks laki-laki selama perkembangan embrio.
Sejumlah kecil hormon wanita juga diproduksi oleh korteks adrenal. Namun, efek dari steroid
androgenik disekresikan oleh korteks adrenal dapat tertutupi oleh jumlah yang lebih besar dari
testosteron dan estrogen yang disekresi oleh masing-masing testis dan ovarium.
1. Epinefrin
Baik epinefrin dan norepinefrin yang bersama-sama disebut katekolamin, dan mereka
dilepaskan oleh kelenjar adrenal dalam respon terhadap stres fisik atau mental. Epinefrin, juga
dikenal sebagai adrenalin, memainkan peran penting dalam konversi glikogen menjadi glukosa,
dan dengan demikian, meningkatkan tingkat gula darah. Hal ini diperlukan oleh tubuh untuk
menjaga kelancaran pasokan darah ke otak dan otot.
Hal ini juga dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, dan mengendurkan otot-
otot polos pada paru-paru dan saluran pencernaan. Hormon ini melebarkan arteri kecil jantung,
paru-paru, ginjal, dan otot-otot. Semangat, stres fisik dan mental, dan gangguan emosional
memicu sekresi hormon ini, yang mempersiapkan tubuh kita untuk respon ‘fight or flight’
disebut juga ‘melawan atau lari.
2. Norepinefrin
Seiring dengan epinefrin, norepinefrin juga mengaktifkan mekanisme untuk respon ‘melawan
atau, dengan meningkatkan kewaspadaan dan gairah. Ketika disuntikkan sebagai obat,
norepinefrin atau noradrenalin dapat memiliki efek konstriktif pada arteri koroner. Hal ini
menyebabkan pembuluh darah kecil pada ginjal, sistem pencernaan, dan kulit mengerut. Ini
memfasilitasi pergerakan makanan melalui sistem pencernaan dan meningkatkan keringat. Hal
ini juga merangsang pelepasan glukosa dan aliran darah ke otot-otot.
6. Kelenjar Pankreas
Adapun kelenjar pankreas ini terdapat dalam pulau – pulau hangerlandas. Kelenjar ini terdiri
atas dua tipe, yaitu alpa dan juga beta. Adapun fungsi dari kelenjar jenis ini adalah untuk
menghasilkan atau memproduksi hormon glucagon dan juga hormon insulin. Fungsi kelenjar
endokrin pada pankreas adalah mengeluarkan hormon, yaitu hormon insulin dan hormon
glukagon. Kedua hormon ini berperan dalam mengatur kadar glukosa atau gula dalam darah.
Hormon insulin akan mengikat glukosa dari darah untuk dibawa ke berbagai jaringan di dalam
tubuh, agar bisa digunakan sebagai energi. Hormon insulin ini juga penting bagi hati, karena
membantu hati menyerap glukosa dan menyimpannya sebagai glikogen. Glikogen berguna
sebagai cadangan energi saat tubuh membutuhkan energi ekstra. Saat glukosa dalam darah
terlalu rendah, hormon glukagon yang akan memecah kembali glikogen di hati menjadi glukosa
Sesuai dengan namanya, kelenjar gonad merupakan kelenjar yang mempunyai fungsi untuk
menghasilkan kelenjar hormon kelamin. Untuk wanita, gonad ini terletak pada bagian ovarium,
sedangkan pada pria gonad ini terletak pada bagian testis.
Sesuai dengan namanya, kelenjar ovarium ini mempunyai fungsi sebagai kelenjar yang
memproduksi sel – sel kelamin. Selain itu, kelenjar kelamin ini juga berfunsi sebagai pemberi
sifat kewanitaan. Sifat lewanitaan maksudnya adalah pinggul yang membesar, perkembangan
glandula mamae, bahu sempit, pertumbuhan payudara, dan lain sebagianya.
Fungsi utamanya juga sebagai penghasil sel – sel kelamin, misalnya saja seperti sperma. Selain
itu mempunyai fungsi sebagai penghasil hormon testosterone. Jika kelenjar ini tidak dapat
bekerja dengan baik, maka proses pembuahan pada sel telur akan mengalami kendala.