PENJELASAN UMUM
.1 Perijinan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah:
Pekerjaan pengurusan IMB, UKL/UPL dan perijinan lain yang
diperlukan dan dipersyaratkan.
Penyambungan daya listrik.
Pasal .02.
TEMPAT PROYEK
Pekerjaan ini dilaksanakan di lokasi Desa Purwosari Rt 2/Rw1, Kecamatan
Patebon, Kabupaten Kendal.
Pasal .03
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pasal 04.
PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan galian pondasi, sloof, sesuai
dengan gambar rencana.
Pengadaan material bahan pengisi dan mengangkutnya ke dalam lapangan
serta menimbunnya di daerah lapangan dengan pemadatan yang cukup
seperti dicantumkan dalam syarat syaratnya.
Persyaratan pekerjaan tersebut minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pembongkaran dan memindahkan semua hal yang mungkin menghalangi
jalannya pekerjaan.
b. Melindungi benda-benda berharga yang berada di lapangan dan benda-
benda berfaedah lainnya.
c. Pengeringan dan pengontrolan drainase.
d. Penggalian dan penimbunan (untuk penimbunan dengan tanah urug).
e. Pemadatan, dengan dibuktikan tes Standar Proctor di laboratorium.
f. Pemindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing.
g. Menyediakan material-material pengisi yang baik.
h. Anti rayap pada dasar galian pondasi, urugan kembali serta urugan tanah.
2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Pemeriksaan Lapangan (Aanwijzing Lapangan)
Pemborong harus mengadakan pemeriksaan dan pengecekan langsung ke
lapangan guna menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan bahan
yang kelak akan dijumpainya dan keadaan lapangan sekarang yang nanti
mungkin akan mempengaruhi jalannya pekerjaan.
e. Bahan Pengisi
1. Bahan pengisi harus cukup baik, yaitu bahan yang telah disetujui
oleh Pengawas Lapangan yang diambil dari daerah lapangan atau
bahan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan yang diambil
dari daerah di luar Lapangan pekerjaan, dan merupakan bahan yang
kaya akan tanah berbatu kerikil (granular soil).
2. Bahan tersebut harus bebas dari akar-akar bahan-bahan organis,
barang-barang bekas/sampah-sampah.
Pasal 05.
PEKERJAAN PONDASI DANGKAL
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi
meliputi:
Pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding, pondasi talud, saluran,
jembatan dan lain-lain.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan Gambar-
gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus
mengadakan pengukuran-pengukuran untuk asas pondasi seperti pada
gambar konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Pengawas
Lapangan.
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada
perbedaan gambar-gambar dari Konstruksi dengan gambar-gambar
Arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar
lapis pasir (sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah
jelek, maka perlu konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan
pengarahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah
2x10 cm.
d. Lebar penggalian di sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah,
dengan menghindari Kelongsoran.
e.Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stamper atau vibro roller
hingga mencapai kepadatan 95% Standar Proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan
lapis tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka
galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang
dan dipadatkan hingga kepadatan 95% atas beban Pemborong.
g. Setelah galian pondasi selesai segera dilakukan anti rayap.
4. Pengurugan Kembali
a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.
b. Lapisan sirtu di bawah pondasi harus dipadatkan dengan vibro
Roller/Stemper hingga mencapai kepadatan minimal 95%.
c. Pengurugan kembali dengan tanah :
1. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat
persetujuan dari Pengawas.
2. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting,
puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan.
3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi
komponen-komponen yang kecil terlebih dahulu.
4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max 20 cm lapis
jadi) dengan vibro/stemper dengan memperhatikan kadar air
tanah sehingga memperoleh kepadatan minimal 95%.
5. Setelah urugan kembali selesai dilakukan/diberi anti rayap.
5. Pelaksanaan Pondasi
a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering.
b. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan
beton dalam buku spesifikasi ini dan gambar pondasi.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan
harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi.
d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu
kali, dengan catatan:
1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
2. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortar.
e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan
M.E, jika ada kelainan / ketidak cocokan harus dikonsultasikan
dengan Perencana.
Pasal 06.
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan ini ialah : sesuai gambar.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan
tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS
dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek
ini.
2. Galian tanah pondasi
a. Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang
tercantum di dalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan
lama, akar pohon-pohon yang terdapat di bagian pondasi yang akan
dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas pipa saluran
yang tidak dipakai harus disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-
kabel listrik, telepon dan lain-lainnya yang masih digunakan maka
secepatnya memberitahukan kepada Pengawas atau perencana/instansi
yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata
penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
Kontraktor harus mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-
bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang
sesuai dengan spesifikasi pondasi.
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut
bebas dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi oleh alat-alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air
(bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan
dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi
selapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat.
Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan Pengawas, baik
mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas
galian tersebut.
3. Lantai kerja
Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata,
lapisan dasar dari beton (plat concrete 1 : 3 : 5) supaya dibuat sebagai lantai
kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm. Di bawah lantai kerja diberi
lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 5 cm atau sesuai
gambar.
4. Kualitas Beton
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan semua, K - 250 Kg/cm2
menurut SK SNI T15199103 dan sebagai tulangan adalah besi dengan
U24 untuk besi dia < 12 mm dan U32 untuk besi diameter 16 mm ke
atas.
b. Beton yang digunakan harus dites mutunya dari benda uji dengan
persyaratan sesuai dengan SK SNI T15199103.
c. Besi beton yang digunakan harus dites sesuai ketentuan.
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang
berlaku.
5. Pekerjaan Pondasi Plat
a. U m u m
Peraturan Umum yang digunakan adalah Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang
belum terjangkau dapat digunakan peraturan-peraturan, seperti ASTM,
ACI SKSNI T-16-1991-03, PBI 1971 dan peraturan lainnya yang
relevan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syaratsyarat:
Pada SK SNI T15199103 & PBI 1971
Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat
dan tidak cacat (retakretak, mengelupas, luka dan
sebagainya)
Mempunyai penampang yang sama rata.
Disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan di atas harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Besi beton yang digunakan adalah dengan U24 untuk diameter <
12 mm dengan tegangan leleh minimum 2.400 kg/cm2 dan
dengan U32 untuk diameter 16 mm dengan tegangan leleh
minimum 3.200 kg/cm2.
4. Besi beton harus berasal satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber
besi beton tersebut untuk pekerjaan Konstruksi.
5. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton
yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
Direksi. Batang percobaan diambil di bawah kesaksian Direksi
berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis
percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak
kurang dari 100 cm.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat
bilamana dipandang perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya
percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar
dan mendapat persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton
satu dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton,
diikat dengan teguh, tidak menggeser selama pengecoran beton
dan bebas dari tanah.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitas,
tidak sesuai dengan spesifikasi harus segera dikeluarkan dari
site. Setelah menerima instruksi tertulis dari Direksi, dalam
waktu 2x24 jam.
c. Beton
1. Umum
Kekuatan beton untuk pondasi plat dan Sloof adalah dengan K =
250 kg/cm2 menurut SK SNI T15199103 dengan deviasi
standar sebesar 40 kg/cm2 Beton harus merupakan bahan yang
kuat dan tahan terhadap bahan-bahan berbahaya (sperti asam
dan garam) karena terletak di dalam tanah.
Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak
berair. Selama pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang
ada harus terus menerus dipompa untuk mencegah rusaknya
adukan beton akibat air dari luar.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971
dan SK SNI T15199103.
Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk
penyambungan batang-batang tulangan 40 kali diameter
tulangan ( 40 d ).
2. Pengecoran beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat
pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran kotoran
atau bahan lain dari luar.
Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan
Direksi, baik mengenai nama perusahaan, alamat maupun
kemampuan alat-alatnya.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin harus mendapat
persetujuan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ke tempat pekerjaan.
Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan
mendapat persetujuan tertulis oleh Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus
(continue) tanpa berhenti untuk keseluruhan dari seluruh
1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal
pengecorannya.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak
dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari
suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendapan
agregat.
Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama
pengecoran berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak acuan maupun posisi tulangan.
Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator untuk
menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga
menyebabkan kebocoran-kebocoran melalui acuan dan
lain-lain harus dihindarkan.
3. Curing dan perlindungan atas beton
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses
pengerasan terhadap matahari, pengeringan oleh angin,
hujan atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah
selama 10 hari dengan menyemprotkan air atau
menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas,
curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton
karena kelalaian ini.
6. Pondasi mesin-mesin
Pekerjaan ini diselenggarakan oleh Kontraktor Sipil, dengan petunjuk-
petunjuk dari Pengawas dan kerja sama dengan Kontraktor/Sub Kontraktor
lainnya. Semua harus mendapat persetujuan Perencana/Pengawas.
7. Pekerjaan Sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton dengan
mutu K = 250 kg/cm2 dan besi beton U24 untuk dia < 12 mm dan U 32
untuk dia 16 mm keatas. Besi-besi harus ditempatkan seperti pada gambar
detail. Selesai pekerjaan sloof, tanahnya harus ditimbun dan dipadatkan
sampai peil yang diperlukan.
8. Pekerjaan Stek Kolom
Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :
Besi stek kolom harus memenuhi syarat spesifikasi.
Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada
waktu sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof.
Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai
pekerjaan sloo
Pasal 07.
PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis
pekerjaan yang tercantum dalam Pasal-Pasal buku RKS ini
.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja
serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-
gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
c. Jika diperlukan dapat mengusulkan konstruksi dengan kombinasi
beton Pra cetak atau selurus sistem konstruksi dengan beton Pra
cetak.
2. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SK SNI T15199103 terutama yang menyangkut
pekerjaan beton struktur.
3. Bahan-bahan Yang Digunakan
a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland
Cement jenis II menurut NI 8, memenuhi S.400 menurut
Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement
Indonesia.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan
tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila di pasaran tidak
diperoleh semen dari merk yang telah dipilih dan telah
digunakan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen
yang sudah digunakan harus disertai jaminan dari Pemborong
yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa
mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang
digantikannya.
5. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk
harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
b. Aggregates
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
SK SNI T15199103, terdiri dari :
1. Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh melebihi
4% berat pasir beton.
2. Koral atau crushed stone (agregat kasar) :
Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Dimensi
maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi
beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
Khusus untuk pekerjaan beton, di luar lapis pembesian
yang berat batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi
baik.
Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet)
digunakan split pecah/giling mesin.
c. Besi beton
Besi beton yang digunakan ialah : besi beton ulir mutu fy = 320 MPa,
untuk diameter lebih besar atau sama dengan 16 mm dan fy = 240
MPa untuk diameter lebih kecil dari 13 mm.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka
disamping adanya sertifikat untuk setiap jenis diameter dari pabrik,
juga harus dimintakan sertifikat dari laboratorium baik pada saat
pendatangan secara periodik minimal 2 contoh percobaan tarik
(stressstrain) dan atau untuk setiap 20 ton besi. Untuk pemotong
tulangan tidak boleh mempergunakan alat pemanas (las), pemotongan
dengan alat gunting atau besi cutter atau gergaji besi.
d. Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari merk
setara Super Plastet SR (kedap air) dan plastet no. 2 untuk beton biasa.
Namun sebelumnya Kontraktor diwajibkan mengajukan analisis kimia
serta test dan juga bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.
4. Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan
a. Pengiriman dan penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai
dengan jadwal pelaksanaan.
b. Penyimpanan Semen.
1. Semen harus didatangkan & disimpan dalam kantung/zak yang
utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam
zak.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung
dari pengaruh cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas
dari tanah.
3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada
bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat
ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian
yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen.
4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan
semen dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kualitas
beton yang dihasilkan harus sesuai dengan yang diminta
perencana.
c. Penyimpanan Besi Beton
1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan
kayu sehingga bebas dari tanah (20 cm).
2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing
lainnya.
6. Pemasangan Pipa-pipa
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.
7. Kualitas Beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah dengan K
= 250 kg/cm2, Sedang beton praktis dengan K = 175 kg/cm2.
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam SK SNI T15199103.
b. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya untuk
memenuhi kualitas beton ini dengan memperlihatkan data-data
pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan Trialmix.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan
yang disebut dalam SK SNI T15199103.
d. Pada masa permulaan pembetonan Pemborong harus membuat
minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat
diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan benda-benda uji
harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan
pembetonan.
e. Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas
beton yang dibuat, laporan tersebut harus disahkan oleh Pengawas
lapangan, laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga
karakteristiknya.
f. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm
maximum 12,5 cm.
Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
1. Beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan
(beton) (bekesting).
2. Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan di atas kayu yang rata
atau plat beton.
3. Cetakan di isi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia.
16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti
peluru).
4. Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan
harus masuk dalam satu lapis yang di bawahnya.
5. Setalah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat
perlahanlahan dan diukur penurunannya (slumpnya).
g. Pengujian kubus atau silinder percobaan harus dilakukan di
laboratorium yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
h. Perawatan kubus atau silinder percobaan tersebut adalah dalam pasir
basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya
dalam udara terbuka.
i. Jika dianggap perlu, maka Pemborong harus mengadakan percobaan
silinder umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan-ketentuan hasilnya tidak
boleh kurang 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat
tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton ditempat dengan cara-
cara yang ditentukan dalam SK SNI T15199103 dengan biaya
ditanggung Pemborong.
j. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik
terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
k. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya separasi
komponen-komponen beton.
l. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator.
8. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan,
sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SK SNI
T15199103.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat
sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
9. Penggantian Besi
a. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar
sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau
pendapatnya mengalami kekeliruan, kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka :
1. Pemborong dapat menambah ekstra besi dengan tidak
mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya
hal ini diberitahukan kepada Pengawas Lapangan untuk sekedar
informasi.
2. Jika hal tersebut di atas akan dimintakan oleh Pemborong
sebagai kerja tambah, maka penambahan tersebut hanya dapat
dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari Perencana dan
disetujui Pemberi Tugas.
3. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka
perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan
tertulis dari Perencana.
Mengajukan usul dalam rangka kejadian di atas adalah juga
merupakan kewajiban bagi Pemborong.
c. Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat :
1. Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.
2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera
dalam gambar.
3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang
dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.
d. Toleransi Besi :
Pasal 08.
PEKERJAAN WATER PROOFING
1. Bagian-Bagian Yang Perlu Diberi Lapisan Kedap Air
Lapisan kedap air harus dipasang pada tempat tempat :
Lantai ruang toilet, plat beton atap, plat beton kanopi, talang beton, talang ,
leufel beton, serta tempat-tempat lain yang diperkirakan akan selalu
berhubungan dengan air dan tanah.
2. Bahan Kedap Air Yang Digunakan
a. FOSROC.
b. Bahan waterproofing yang digunakan harus mempunyai
jaminan/garansi tertulis dari pabrik selama 5 tahun.
3. Syarat Pelaksanaan
a. Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan cara pemasangannya harus sesuai dengan
petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
b. Bidang permukaan beton yang akan diberi waterproofing haruslah
kering dan bersih dari kotoran-kotoran, lubang-lubang dan celah-celah
harus ditambal dengan adukan/acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan
harus diratakan dengan grinda dahulu.
c. Pekerjaan yang disebut dalam point 2 tersebut harus disetujui dahulu
oleh Pengawas Lapangan /Konsultan Perencana sebelum pemasangan
lapisan kedap air dilaksanakan.
d. Kalau terdapat pipa-pipa konduit atau benda-benda lain yang
menembus lapisan kedap air atau jika drain lantai keluar dari bidang
waterproofing, maka pada keliling benda-benda yang sudah terpasang
itu harus diberi Flashing.
e. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang vertikal
yang mengelilingi lantai toilet, lantai janitor, plat beton atap, hingga
setinggi 20 cm dari permukaan bidang tersebut.
f. Hasil akhir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu
lapisan dengan permukaan yang rata / tidak bergelombang serta tidak
berlubang-lubang atau bercelah-celah pada sambungan-sambungannya
ataupun keretakan-keretakan lainnya yang mungkin bisa menimbulkan
kebocoran.
4. Pengujian Terhadap Pekerjaan Waterproofing :
a. Pemborong harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan-
pekerjaan waterproofing yang telah dilaksanakan.
b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air ke atas bidang yang
akan diuji tersebut hingga mencapai ketinggian 5 cm, kemudian
dilihat hasilnya selama 3 x 24 jam.
5. Perbaikan Pekerjaan :
Setiap permukaan waterproofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara-
cara yang dianjurkan oleh pabrik. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Apabila ada
pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan waterproofing tersebut,
maka kerusakan perbaikan finishing tersebut harus segera diperbaiki.
6. Syarat Pemeliharaan:
Pemborong harus menjaga pekerjaan waterproofing yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan kerusakan.
Pasal 09.
PEKERJAAN RANGKA KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi pengukuran bentang ring balok tumpuan di
lapangan (sebelum fabrikasi kuda-kuda), desain kuda-kuda,
pembuatan kuda-kuda (fabrikasi) di workshop dengan alat sambung
pen dan nagel, pengangkutan (delivery) kuda-kuda dan kebutuhan
bahan di lapangan, dan pemasangan seluruh rangka kuda-kuda
sampai siap dipasangi bahan penutup atap sesuai dengan Surat
Kontrak Kerja, serta pemasangan struktur pengaku yang terdiri dari:
1). Ikatan angin
b. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda dilakukan di workshop.
c. Pekerjaan pemasangan rangka atap meliputi struktur rangka kuda-
kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat) dan angkur ke ring
balok berupa dynabolt, connector antara kuda-kuda dengan top
plate, pekerjaan struktur pengaku (bracing) dan pekerjaan reng
sesuai kebutuhan jenis penutup atap rencana.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk rangka kuda-kuda, struktur pengaku
dan reng adalah kayu.
b. Bentuk kuda-kuda kayu, terdiri dari :
1). Tiang kuda-kuda menggunakan kayu dengan dimensi 8/12.
2). Balok tarik menggunakan kayu dengan dimensi 8/15.
3). Kaki kuda-kuda menggunakan kayu dengan dimensi 8/12.
4). Balok kunci menggunakan kayu dengan dimensi 8/12.
5). Balok sokong menggunakan kayu dengan dimensi 8/12.
6). Balok jepit menggunakan kayu dengan dimensi 2x6/12.
c. Alat sambung kuda-kuda kayu berupa pen dan nagel.
e. Alat sambung (connector) kuda-kuda kayu ke struktur pendukung
top plate menggunakan angkur, yang berfungsi untuk menahan
beban vertikal dan horisontal.
f. Pemasangan angkur top plate/murplat ke ring balok beton
menggunakan dynabolt, yang dipasang setiap jarak tertentu sesuai
kebutuhan.
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan bahan kayu yang digunakan untuk
rangka kuda-kuda dan bahan lain terkait harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar desain yang telah dihitung dengan computer
menggunakan software atau peraturan (Code) rujukan yang berlaku.
b. Perakitan kuda-kuda dilakukan di workshop.
c. Penanganan, penyimpangan, pengiriman dan pemasangan kuda-
kuda harus dilakukan dengan cara tertentu untuk menghindari
kerusakan kuda-kuda.
d. Pihak Kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur ring balok
penopang kuda-kuda dengan kondisi rata air (waterpass level).
e. Pihak Kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan
hal tersebut, pihak Konsultan Perencana Struktur berhak untuk
meminta informasi mengenai reaksi perletakan kuda-kuda baja
ringan.
f. Penanganan dan pemasangan kuda-kuda harus sesuai berdasarkan
gambar layout kuda-kuda, gambar detail bracing, serta gambar
detail pelaksanaan.
g. Penahanan kuda-kuda ke top plate / murplat menggunakan alat
sambung multi grip untuk menahan gaya vertikal dan horisontal.
Top plate/murplate harus diangkur ke struktur ring balok tumpuan
kuda-kuda dengan Dynabolt.
h. Pemasangan bracing rangka atap harus dipasang secara benar sesuai
desain sehingga sistem rangka atap dapat bekerja secara bersama-
sama (as an integral structure).
i. Semua detail sambungan harus dipasang sesuai dengan gambar.
j. Pemasangan reng sesuai jenis penutup atap yang dipakai sesuai
dengan Surat Kontrak Kerja.
4. Jaminan Struktural
a. Jaminan yang dimaksud adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka
atap, meliputi kuda-kuda, struktur pengaku dan reng.
b. Kekuatan rangka atap dijamin dengan kondisi sesuai Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan
seperti yang tercantum pada “Cold forned code for structural steel”
(Australian Standar/New Zealand Stabdard 4600:1995) dengan
desain kekuatan structural berdasarkan “Dead and Live Loads and
Load Combinations” (Australian Standar 1170.1 Part 1) dan “Wind
Loads” (Australian Standar 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup
berdasarkan ketentuan “Screw-Selft drilling-for the building and
construction industries” (Australian Standar 3566).
5. Lampiran hasil uji mutu bahan kayu
a. Hasil uji kuat tarik kayu dari Laboratorium.
6. Gambar Pabrik (Shop Drawing)
Apa yang diberikan adalah gambar kerja (working drawing). Gambar Pabrik
(shop drawing) yang terperinci harus dibuat oleh Kontraktor secara teliti
dengan memperhatikan working drawing yang diberikan dan harus
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan/Perencana lebih dahulu sebelum
dilaksanakan.
Pasal 10.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP, LISTPLANK
1. Lingkup Pekerjaan Dan Ketentuan Umum
a. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
b. Pekerjaan meliputi pembuatan penutup atap, listplank, bangunan.
2. Penutup Atap
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap, bubungan nok,
gording dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini : Pekerjaan
konstruksi, atap, pekerjaan kerangka kayu, lisplank kayu.
b. Bahan-bahan
1. Bahan rangka kayu bengkirai.
2. Penutup menggunakan genteng keramik
3. Bubungan atap dari bahan yang sama satu produksi Bubungan
atap/pertemuan-pertemuan lainnya, harus khusus dari produksi
yang sama dengan atapnya, begitupun warnanya. Bentuknya
harus teratur menurut fungsi penempatannya, dipasang pada
kedudukannya harus memakai baut/paku pewarna khusus yang
dikeluarkan pabrik pembuatnya agar sesuai dengan warna
atapnya
Pasal 11.
PEKERJAAN PASANGAN
1. Jenis Pasangan dan Penggunaannya
a. Pasangan batu kali untuk pondasi, sedangkan pasangan bata merah
dan bagian lain seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.
b. Pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada dalam
bangunan ini seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.
Pasangan bata merah trasram untuk dinding-dinding ruang toilet,
dinding-dinding luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti
ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.
2. Jenis Adukan Yang Digunakan
a. Adukan biasa dengan campuran 1Pc : 5Pasir.
Digunakan untuk seluruh pasangan pondasi batu kali, dan bata merah.
b. Adukan trasram dengan campuran 1Pc : 3 Pasir.
Digunakan untuk dinding ruang toilet, seluruh dinding luar bangunan
dan bagianbagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
c. Adukan khusus dengan campuran 1Pc : 2Ps.
Digunakan untuk pasangan bata merah mulai dari ujung atas balok
pondasi beton (sloof) sampai 30 cm di atas lantai dasar, serta
digunakan dalam pemasangan keramik.
5. Contoh-contoh Bahan
Sebelum memulai pekerjaan pasangan, Pemborong terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan (Batu kali, Bata
merah, kerikil, split dan lain-lain). Bahan yang digunakan untuk pekerjaan
ini harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan/Perencana.
6. Syarat Pemasangan
a. Pemasangan batu kali untuk pondasi.
1. Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk,
ukuran dan ketinggian yang diminta sesuai dengan gambar
rencana.
2. Pasangan Bata merah.
Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan
ketinggian sesuai gambar rencana.
Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/jarak : 1
cm, diberi dasar adukan pengikat dengan baik.
Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan di satu bagian
setinggi lebih dari 1 meter.
Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk
bagian-bagian dinding kecuali untuk bagian dinding yang
terpaksa harus menggunakan potongan, potongan yang
diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak boleh lebih kecil
dari 1/2 bata merah.
b. Perlindungan
Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan
terkena udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi
perlindungan dengan penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang
memadai.
c. Perawatan
Dinding pasangan batu bata dan pasangan batu kali harus dibasahi
terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
d. Angkur dan pengikat
Setiap hubungan antara dinding bata merah dengan permukaan beton,
harus diberi angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran
dan diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton yang
berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang
sesuai agar adukan dinding dapat melekat.
e. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus
benar-benar verikal, datar, rata, tidak melengkung atau
begelombang.
f. Kolom Beton/Tulangan Praktis
Untuk dinding dengan luasan 10 m2 diharuskan pelaksanaan dengan
perkuatan kolom beton praktis dengan tulangan pokok 4 diameter 12
dan begel diameter 8 jarak 15 cm.
Pasal 12.
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja
yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai
dengan gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang
akan dipasang, khususunya untuk diseleksi kualitas, warna, tesktur,
bahan lantai untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen/Sub
Kontraktor kepada Pemilik Proyek untuk setiap masing-masing
penggunaan bahan lantai dengan jangka waktu jaminan 5 (lima) tahun.
d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1 Pekerjaan lantai keramik.
2. Pekerjaan beton rabat motif.
Masing-masing pekerjaan lantai tersebut di atas uraiannya adalah sebagai berikut :
2. Pekerjaan Lantai Keramik
a. Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk ruang tamu, teras, kamar
mandi dan lain-lain.
b. Data-data Teknis Bahan
Bahan : Keramik Platinum.
Ukuran : 20/20, 30/30, 40/40 dengan ketebalan 7 mm,
Toleransi ukuran <1% & penyerapan air tidak lebih dari 1%.
Jenis : Keramik Single Firing HEAVY DUTY.
Warna : Harus sesuai dengan petunjuk Direksi
Lapangan atau Pemilik Proyek.
c. Keramik dan yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian
yang gompal, retak maupun cacat.
d. Pekerjaan pemasangan lantai keramik bisa dimulai dan dilaksanakan
apabila Pemborong telah membawa contoh-contoh keramik yang telah
disetujui.
e. Sebelum pemasangan keramik untuk toilet (lantai dasar), terlebih
dahulu dipasang pasir urug, setebal 5 cm, tanah telah dipadatkan,
selanjutnya dibuat lantai kerja tebal 5 cm campuran 1:3:5.dan di lapisi
pasir lagi setebal 5 cm.
f. Pemotongan keramik harus dilakukan dengan menggunakan mesin
potong, bekas potongan harus digerinda dan diampelas sampai halus
dan rata. Perlu dihindari pemotongan keramik yang < 1/2 x
lebar/panjang ukuran standar.
g. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih
(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
h. Adukan pasangan/pengikat dengan adukan campuran 1Pc:3Ps.
i. Bahan pengisi adalah grout semen berwarna yang sesuai dengan
warna keramik yang digunakan.
j. Apabila hasil pemasangan keramik tidak rapi, tidak membentuk garis
lurus, retak dan hasil bergelombang, Pemborong harus
mengganti/mengulangi pekerjaan dengan biaya ditanggung sendiri
oleh Pemborong.
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang sudah terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban
selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari
pekerjaan lain.
Pasal 13.
PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerja
yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai
gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding
yang akan dipasang, khususnya untuk menentukan warna, tesktur
yang akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.
c. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari produser Sub
Pemborong kepada Pemilik Proyek untuk setiap penggunaan bahan
dinding dengan jangka waktu jaminan minimum 5 tahun.
d. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi
pekerjaan dinding dilapis keramik dan dinding dicat.
Pekerjaan dinding bagian luar bangunan (eksterior) meliputi pekerjaan
dinding plesteran cat.
2. Pekerjaan Dinding Keramik
a. Persyaratan Bahan
1. Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis dinding pada
ruang toilet lantai dasar dan lantai 2 adalah bahan keramik
produksi Asia Tile atau setara dengan ukuran 20 x 25 cm, jenis
single firing heavy duty.
Pemilihan warna ditentukan kemudian oleh pemilik proyek atau
oleh Direksi lapangan.
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia NI19,
PVBB 1970 dan PUBI 1982.
3. Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari
Direksi Lapangan, setelah diseleksi mengenai kualitas bahan,
warna, tekstur dan bahan tidak boleh rusak, maupun cacat.
4. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Direksi Lapangan.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik
dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi
1Pc :3Ps, diaduk baik memakai larutan supercement, jumlah
pemakaian adalah 10% dari berat semen yang dipakai dengan
tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan perekat khusus,
dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan
dinding seperti tertera pada gambar.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
warna, motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gempal
atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
untuk itu, sesuai petunjuk pabrik pembuat.
4. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus
direndam air sampai jenuh.
5. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan
gambar.
6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa
ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu
dengan Perancang/Direksi Lapangan sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
7. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar
harus benar-benar lurus, siar arah horisontal pada dinding yang
berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus.
8. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar
sebesar 35 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua
garis tegak lurus.
Siar-siar keramik harus diisi dengan bahan pengisi siar sehingga
membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya
boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk
keramik seperti "Gol Getter" buatan Johnson Wax.
10. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan
supergrout.
Pasal 14.
PEKERJAAN PLAFOND/LANGIT-LANGIT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan plafond/langit-langit ini adalah
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan pemasangan langit-langit, yang tertera sesuai
menurut Gambar Kerja & RKS.
b. Pekerjaan langit-langit meliputi :
Pekerjaan langit-langit gypsum dengan rangka kayu dan list gypsum.
Pasal 15.
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR
1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan
tenaga, peralatan, bahan untuk pemasangan semua fixtures pada ruang
dan toilet.
b. Bahanbahan :
Floor drain : SAN EI
Wastafel : TOTO.
Kran : SAN EI
Kloset duduk : CE 6 / CE 7
c. Pemasangan
1. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh
pada tempat-tempat yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi
angkur dan mur baut yang sesuai.
2. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti
metode pelaksanaan yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya
dan gambar kerja.
3. Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari
dari benturan-benturan, serta dalam keadaan terpasang harus
benar-benar bersih dari goresan-goresan maupun kotoran-
kotoran.
4. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran
dan tiles dilaksanakan.
d. Pekerjaan Pasangan antara lain :
1. Bak air mandi
Untuk pekerjaan pemasangan bak air mandi keseluruhan
yang ditentukan dari pasangan, digunakan pasangan batu
merah 1Pc : 3Ps dilapis ubin keramik 20/25 Asia Tile,
bentuk ukuran, penempatan harus sesuai dengan rencana
gambar.
Persyaratan pemasangan :
Untuk pemasangan batu merah harus sesuai dengan
persyaratan seperti uraian terdahulu juga pemasangan ubin
keramik harus dengan persyaratan yang sama.
Penggunaan bak air mandi di luar ketentuan-ketentuan
dalam bab ini akan diatur/dijelaskan kemudian.
2. Pekerjaan Zink put / Septictank
Pekerjaan pembuatan harus dengan bentuk ukuran dan
cara pelaksanaan sesuai dengan rencana gambar.
Pasal 16.
PEKERJAAN PENGECATAN
6. Pengecatan tembok :
Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam.
a. Persiapan :
Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat
pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian
dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai
proses pengkristalan/ pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan
sebagainya. Perbaiki retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan
mengering.
b. Pelaksanaan
Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari
pabrik pembuat.
7. Pengecatan Kayu :
a. Persiapan :
Biarkan kayu mengering sebaik mungkin bersihkan permukaan dari
debu, kotoran dan sebagainya. Biarkan permukaan mengering sebaik
mungkin, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan
lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam.
Bila pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas
sampai proses pengkristalan/pengapuran tersebut berhenti.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan
sebagainya. Perbaiki retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan
mengering.
b. Pelaksanaan
Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari
pabrik pembuat.
8. Keahlian :
a. Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang
yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini.
b. Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi di tempat
tersebut selama pekerjaan dilaksanakan.
c. Pemborong utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik
dan harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-
urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar (Under coats) sampai
dengan pengecatan akhir (finishing coats).
d. Pekerjaan pengecatan dianjurkan untuk dikerjakan oleh tenaga-tenaga
dari mana cat tersebut diproduksi atau ke painting khusus.
e. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pengawas
dan pabrik pembuat cat tersebut serta mendapat persetujuan
Pengawas.
9. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeriharaan :
a. Setelah pekerjaan pengecatan selesai, Pemborong harus menyimpan
sejumlah cat yang terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan-
perbaikan yang dikehendaki selama masa pemeliharaan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya (final), Pemborong
harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas cat-cat untuk finishing
menurut jumlah-jumlah sesuai daftar berikut ini.
b. Jumlah yang dikehendaki untuk tiap warna yang dipakai
Pasal 17.
PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DAN LAIN-LAIN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
b. Meliputi Pekerjaan :
1. Kosen pintu dan jendela kayu dan jendela kaca.
2. Pintu kayu dan pintu kaca.
2. Pekerjaan daun Pintu Panil Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi semua pekerjaan seperti memasak, memahat, menyetel,
membuat lidah-lidah, spony dan lain-lain pekerjaan yang
diperlukan untuk menyambung kayu dengan baik.
2. Menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-paku dan
lain-lain untuk keperluan pelaksanaan.
a. Bahanbahan
1. Bahan kayu Kamper kualitas cat.
2. Pintu panil dengan rangka tepi kayu Kamper, finish cat.
3. Pengikat berupa paku mur, baut, sekrup dan lain-lain harus
digalvanisir sesuai dengan NI5 Bab. VI.
b. Pelaksanaan
1. Harus dilakukan pengukuran di tempat pemasangan. Bila
terdapat kelainan-kelainan agar segera dilaporkan kepada
Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan perubahan-
perubahannya.
2. Pemborong harus membuat gambar rencana pembuatan untuk
dimintakan persetujuannya lebih dahulu dari Direksi Lapangan.
3. Di atas kosen pintu dan jendela, harus dipasang balok beton
bertulang (latei).
a. Bahan-bahan
Semua pintu menggunakan peralatan kunci merk Fino, untuk
komponen sebagai berikut :
Lockcase
Cylinder
Handle
Back Plate
Engsel (Butt Hinges)
Handle pengunci daun jendela kaca interlock
c. Persyaratan Bahan
1. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi Teknis Bila
terjadi perubahan atau penggantian "hardware" akibat dari
pemilihan merk, Pemborong wajib melaporkan hal tersebut
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu
harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
3. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan
pintunya.
4. Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data
yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan
atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan standar
spesifikasi pabrik.
d. Contoh-contoh
1. Setelah pekerjaan diberikan, Pemborong harus menyerahkan
daftar alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk
meminta persetujuan Direksi Lapangan seperti daftar
perlengkapan pintu terlampir.
2. Daftar tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut : No.
referensi, Nama barang, Nama Produsen dan No. katalog dari
yang diusulkan berikut data mengenai kekuatan engsel,
kekuatan ayun dan lain-lain.
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari
plat alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm.
Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap
anak kunci.
e. Pekerjaan Engsel
Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu
merk lokal, warna standar, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk
setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna
yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul
maksimal 20 kg.
f. Persyaratan Pelaksanaan
Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah
pintu. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari
permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.
Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan
lantai.
Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer
harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah
ditentukan oleh Pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai,
Pemborong wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
5. Pekerjaan Kaca
a. Penggunaan :
Seluruh penggunaan kaca eksterior kecuali ada ketentuan lain
menggunakan jenis Ryben 5 mm ex Asahi Mas / setara, dengan
pemasangan sesuai dengan kebutuhan atau rencana gambar. Khusus
pada pintu utama digunakan kaca tebal 8 mm, sedang kaca lain-
lainnya dengan ketebalan 5 mm, sedangkan pada kaca jendela dalam
menggunakan kaca ryben 5 mm.
b. Bahan :
Kaca harus standar dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya
seperti disebutkan dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan
tidak ada bintik-bintik / noda-noda lainnya.
c. Membersihkan dan memperbaiki :
1. Semua kaca yang selesai dipasang harus diberi tanda silang
dengan kertas ditempel dengan lem. Hal tersebut dimaksud
untuk menghindari benturan-benturan akibat salah masuk.
2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke I, kaca
harus dibersihkan, yang retak/pecah atau gores-gores harus
diganti dengan yang baru.
6. Railling tang
1. Dikerjakan untuk seluruh railling tangga sesuai dengan rencana
gambar, sedang bentuk, ukuran dan cara pelaksanannya sesuai dengan
spesifikasi teknis.
2. Persyaratan pelaksanaan harus betul-betul kuat, rapi .
3. Bahan yang dipergunakan adalah stainless steel sesuai gambar.
Pasal 18.
KETENTUAN UMUM
1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan
Elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
1. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain :
Instalasi listrik dan penangkal petir.
• TDR dari Jateng
• SIKA/SPI dari PLN Jateng
Instalasi Air/Plumbing.
• TDR dari Jateng
• Ijin Kerja dari PDAM Jateng
2. Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan
Instalasi Mekanikal dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
Ketentuan Umum ini
Uraian dan Ketentuan teknis
Gambar-gambar bestek
Ketentuan administrasi
Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis maupun
lisan.
Pasal 19.
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan
commisioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan
lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji
dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi
penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
Panel.
Panel pembagi utama
Sub panel
Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
Kabel.
Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN.
Kabel pembagi dari MDP ke panel.
Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency lightning).
Pentanahan.
b. Testing dan Commissioning.
Pasal 20.
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan
utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh instalasi plumbing yang
lengkap dan baik serta diuji dengan seksama & siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari :
a. Alat-alat Sanitair :
Closet
Meja cuci tangan (washtafel)
Floor Drain
Floor Clean Out (type lantai)
b. Sistem Air Bersih
Pemipaan air bersih dari saluran PDAM langsung di distribusikan ke lantai
dasar dan lantai 2.
c. Sistem Air Kotor dan Air
Bekas
Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, sampai ke septicktank dan resapan.
Dan zink, (bak cuci piring) dan floor drain sampai ke saluran primer / saluran air kota
(sungai).
d. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
e. Pipa Air Hujan :
Pemipaan dari atap gedung sampai selokan air hujan.
Selokan air hujan.
0 Sistem air bersih dan kotor:
Sistem air bersih :
Pipa
Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 class
medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS.
Fitting T6
o Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized maleable
iron 150 spi, screw type.
Valve.
o Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan
bronze 150 spi, screw end, untuk valve 3 keatas
dipergunakan sekualitas cast iron 150 spi, flanged and ex
KITAZAWA.
Sistem air kotor dan air bekas
Pemipaan air kotor/air bekas dan vent di sini dipergunakan bahan-bahan
sebagai berikut :
• Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Wavin Klas AW,
dengan sambungan lem.
• Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan
merk pipa. Belokan pada saluran utama harus menggunakan long radius
bend.
• Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
• Semua Junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali untuk
vent.
Talang air hujan & Saringan
Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
• Untuk pipa dipergunakan pipa PVC klas AW Wavin atau setara
• untuk fitting digunakan PVC klas AW Wavin atau setara.
Saringan talang dapat dipesan dengan bahan besi cor atau dibuat dengan
menggunakan pipa galvanized sesuai gambar.
c. Persyaratan pemasangan
Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horisontal maupun vertikal.
Semua pemasangan harus rapi dan baik.
Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung dan
penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa
tidak melentur.
Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan. Pemborong harus minta
persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang menembus
bangunan.
Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah ± 2 % ke arah zink put.
Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/di atas pasir
sehingga kemiringan dapat rata.
Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian
yang sama.
d. Pengujian
Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian
kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan
baik, memenuhi persyaratan sbb. :
. Tekanan uji Waktu Pen.bahan
max. uji
• Instalasi air bersih 8 kg/ cm2 24 jam 5 % air
• Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air
Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian
terhadap sistem dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8 jam
terus menerus tanpa mengalami kerusakan.
Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda tangani Konsultan
Pengawas.
Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan kepada
Pemborong Plumbing.
e. Disinfeksi
Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari seluruh
instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada Pemilik.
Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada sistem pipa
dengan metode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.
Setelah 16 jam sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar
chlorine menjadi tidak lebih 0,2ppm.
f. Pembersihan
Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran. Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok sehingga bersih dan
mengkilap.
Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat
dengan warna berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya. Untuk
ini Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik.
Pasal 21.
PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT YANG DIGUNAKAN
Pasal 22.
PEKERJAAN LAIN-LAIN :
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan
ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Pemborong.
3. Dokumen pelaksanaan, Gambar, RKS, BQ, Berita acara aanwijzing merupakan dokumen
yang saling melengkapi.
4. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka
segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu
sendiri.
5. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak
dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan.
6. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini akan
dijelaskan dalam Aanwijzing.
Kendal, 11 November 2013
Perencana, Pejabat Pembuat Komitmen
ARSITEKTUR
1. Penutup Atap Genteng Jatiwangi
2. Lantai Keramik 40/40 Platinum
3. Lantai Keramik 40/40 anti selip Platinum
4. Lantai Keramik 20/20, 30/30 Platinum
5. Dinding Keramik 20/25 Platinum
6. Plafond Gypsum t=9mm rangka Jaya Board
kayu
7. List Plafond Gypsum Jaya Board
8. Sanitair TOTO
9. Cat Eksterior ICI weathershield
10. Cat Interior ICI
11. Cat Kayu/Besi ICI
12. Kaca Interior Asahimas setara
13. Assesoris Pintu FINO
14. Assesoris Jendela FINO
15. Kran San ei
16. Floor Drain San ei
MEKANIKAL / ELEKTRIKAL
1. Panel / MCB Merlin Gerin
2. Kabel Kabelindo
3. Lampu Philip
4. Armateure Lampu LOMM
5. Stop Kontak / Saklar National
6. Pompa Grundfos
7. Pipa air bersih GIP PPI
8. Pipa PVC & Fitting PVC Wavin
9. Pipa Galvanis PPI
STRUKTUR
Mutu Beton K-250 kg/cm2 memenuhi
1. syarat – syarat PBI 71, dan
SK SNI T – 15 - 1991 - 03
Semen PC Portland cement jenis II
2. ( sesuai NI 8 - 1972 atau
type I ASTM memenhi S400)
3. Besi beton U 24 < Ø 12 mm dg fy =
240
mpa U 32 > Ø 16 mm dg
4. Kuda – kuda Kayu fy = 320 mpa
Kayu bengkirai
5. Pasir Sesuai syarat SKSNI T–15–
1991-03
6. Kricak Dimensi max 2,5 cm sesuai
syarat SKSNI T–15–1991-03