Anda di halaman 1dari 191

PASAL 1

JENIS PEKERJAAN

1. Adapun paket yang akan dilaksanakan adalah:


Pekerjaa : Belanja Modal Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Kanker
n
Lokasi : Jl. Bay Pass Ngurah Rai No. 548 Sanur Kauh Denpasar

2. Untuk kelancaraan pelaksanaan rekanan harus menyediakan:


a. Tenaga kerja / tanaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Alat - alat bantu seperti mesin pengaduk beton, pompa air, alat-alat pengangkut dan peralatan
lain yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan tepat pada waktunya.
d. Pelaksana wajib menyiapkan rambu-rambu lalu lintas serta rambu peringatan yang mudah
dilihat oleh pengguna jalan. Kemudian diharapkan agar melaporkan kegiatan pada Instansi
terkait.

1
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Situasi atau Lokasi


a. Lokasi proyek adalah UPT RSUD Bali Mandara dengan alamat Jl. Bay Pass Ngurah Rai No. 548
Sanur Kauh. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya
waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama
mengenai kondisi struktur dan atap gedung tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.

2. Air dan Daya


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
- Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai
jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti
minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan
konstruksi.
- Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan
lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup
terjamin.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal
petir sementara untuk keselamatan.

3. Penyediaan Kantor Kontraktor, Los dan Halaman Kerja, Gudang dan Fasilitas Lain
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara

2
(tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air. Kontraktor harus
membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut.
Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los
kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

4. Kantor Pengawas (Direksi Keet)


Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara
beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan
yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran 16 m2
b. Konstruksi : rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood
tidak usah dicat, atap asbes gelombang
c. Fasilitas : air dan penerangan listrik
d. Furnitur : - 8 meja kerja 1/2 biro dan 10 kursi
- 2 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm,
- dan 10 kursi
- 2 unit meja gambar beserta peralatannya
- 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm
- 1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya.Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Kontraktor dapat menggunakan
Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.

5. Keselamatan dan kesehatan Kerja Pekerjaan Konstruksi


Alat keselamatan kerja umumnya dikenal diperusahaan dengan sebutan alat pelindung diri
(APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) secara umum, alat keselamatan kerja dan alat
pelindung diri yang standar dan harus dikenakan oleh semua orang pelaku industri konstruksi
adalah sebagai berikut :
a.sarung tangan (hand gloves) sesuai kebutuhan jenis kerjanya.

b. Sepatu safety (safety shoes/boots),


c. helm pelindung (helmet),

d. dust masker (pelindung pernafasan),


e.disposable ear plug

f. kaca mata pelindung (safety glasses).

3
Secara khusus pun, Alat-alat keselamatan kerja diciptakan menyesuaikan kebutuhan
pekerjanya, serta jenis pekerjaan yang dilakukan. Beberapa contoh pekerjaan dan alat
keselamatan kerja yang biasa dibutuhkan, sebagai berikut :
a. Welder atau tukang las yang melakukan pengelasan (welding). Yang utama dibutuhkan adalah
alat pelindung mata dari percikan bunga api hasil proses pengelasan. Berupa safety glasses.
Namun juga harus dilengkapi pula dengan google (kaca mata yang khusus dirancang untuk
welder) dan face shield (perisai pelindung wajah) saat melakukan pengelasan.
b. Scaffolder pembuat perancah bangunan (scaffolding) yang biasa kerja di ketinggian. Alat
utama yang paling  dibutuhkan adalah alat pelindung jatuh atau full body harness. Dalam
perkembangannya alat pelindung jatuh ini dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan,
maka ada pula alat pelindung diri yang bernama safety line, lanyard, atau static line harness.
c. Blaster yang melakukan blasting (penyemprotan) mesin blasting semisal ketika melakukan
sand blasting pada material logam yang berkarat. Seorang blaster rawan terhadap bahaya
gangguan kesehatan pernapasan. Maka yang dibutuhkan adalah peralatan yang menunjang
masalah pernapasan tersebut, seperti dust masker; respirator dan cartridge. Cartridge
berfungsi sebagai obat penetral bantuan pernafasan pada saat menggunakan respirator.
d. Operator yang menjalankan semua peralatan bergerak. Baik kendaraan bergerak maupun
mesin yang mempunyai motor penggerak. Operator biasanya rawan terhadap potensi bahaya
kebisingan (buzzy area). Sehingga yang dibutuhkan oleh operator selain safety glasses juga alat
pelindung telinga atau ear plug. Ada beberapa jenis ear plug yang didesain sesuai kebutuhan
operator. Seperti ear plug yang standar (masa pakai 3 bulanan), disposable ear plug (sekali
pakai). Lalu ada juga ear muff yang dapat melindungi hingga sekian decibel derajat kebisingan.
e. Painter yang bekerja melakukan pengecatan (painting). Semua fungsi panca indera pada
seorang painter wajib dilindungi. Dari mata, hidung, mulut dan kulit. Seorang painter
membutuhkan face shield pula yang dilengkapi dengan plastic film ataupun plastic painting
untuk menghindari pengembunan pada safety glasses yang dikenakan. Otomatis painter  pasti
juga memerlukan safety glasses. Selain itu yang dibutuhkan juga adalah dust masker, serta
respirator lengkap dengan sepasang cartridgenya. Satu lagi yang dibutuhkan seorang painter
adalah disposable overall  (baju kerja sekali pakai) untuk menghindari kontak langsung antara
kulit dan material yang digunakan untuk mengecat. Bisa berupa cat, tiner, maupun zinc dan
chrome yang kadang-kadang terkandung di dalam cat.
f. Electrician atau pekerja di bidang kelistrikan. Dalam menunaikan tugasnya selain dibantu tool-
tool khusus seorang pekerja listrik, maka alat keselamatan kerja atau alat pelindung diri yang
dibutuhkan adalah safety glasses dan sarung tangan khusus yang dapat meredam sengatan

4
listrik.  Serta sepatu safety dari karet untuk mencegah adanya kontak pendek arus listrik yang
besar kemungkinannya terjadi.

6. Pagar Sementara
Kontraktor harus memasang pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi
yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut :
a. Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara.
b. Tinggi pagar minimum 2,1 m.
c. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk lancarnya
pekerjaan.
d. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman secukupnya di
sekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan bangunan dari atas
yang membahayakan baik pekerja maupun aktivitas lain di sekitar bangunan.
e. Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan perbaikan-
perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.

7. Papan Nama Proyek


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong
dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat.
Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di
halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

8. Pembersihan Halaman
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan
harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan
bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak
diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

5
9. Permukaan Atas Lantai (Peil)
a. Peil 0,00 Bangunan Gedung Rumah Sakit Kanker diambil dari tanah asal pada site yang
ditentukan pada gambar.
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-lain harus
mengambil patokan dari peil  0,00 tersebut.

10. Papan Bangunan (Bouwplank)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm yang
utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm
dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian
atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian
permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan
berlangsung.

11. Pembersihan Halaman


a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan
harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan
bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak
diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

6
PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. Pekerjaan Tanah
1.1 Pembentukan Permukaan Tanah (Grading)
a. Tanah halaman Bangunan Gedung Rumah Sakit Kanker dibentuk sesuai rencana tapak antara
lain jalan, parkir, gate pintu masuk, dan halaman sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian
permukaan seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading)
dan pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan dengan peralatan-peralatan yang
memadai dan dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku.
b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil galian atau didatangkan dari
luar proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-
tumbuhan. Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 20 cm,
dan dipadatkan dengan menggunakan stamper dan timbris.
c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan di atasnya harus
dibuang dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm, khususnya pada daerah
bangunan sampai dengan 3 m disekelilingnya.
d. Tanah bekas galian dan leveling harus dikeluarkan dari lingkungan tapak.

1.2 Urugan Tanah


a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan
peninggian halaman. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak
lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
b. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-pipa dan lain-
lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.
c. Bahan timbunan yang dlpakal adalah Tanah bekas galian (lokal), Limestone, Pasir Batu (Sirtu)
atau Pasir urug darat yang memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan. Lokasi sumber
jenis bahan timbunan tersebut di atas harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Tanah bekas galian pada umumnya boleh di pakai lagi untuk bahan timbunan,
kecuali apabila tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan timbunan dan
harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.

7
d. Semua bahan timbunan, harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, baik mengenal
kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dlbawa atau digunakan dl dalam
lokasi pekerjaan.
e. Bahan timbunan yang mengandung tanah organis, akar-akaran sampah dan lain-lain tidak
boleh dipergunakan untuk timbunan. Bahan-bahan sepeiti ini harus dipindahkan dan harus
ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
f. Bahan-bahan timbunan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri paling
lambat 3 x 24 jam.

1.3 Jaminan Mutu


a. Bahan timbunan sebelum dikirim ke lokasi harus di test di laboratorium untuk diketahui
kadar air optimumnya, yang dimanfaatkan sebagai dasar menentukan jenis, ukuran serta
berat dari alat yang paling sesuai dipergunakan untuk pemadatan tersebut.
b. Setiap lapisan pengurugan harus di test kepadatannya dengan metoda Sand Cone. Lokasi
serta jumlah pengarnbilan contoh material/ sample harus dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
c. Segala biaya yang ditimbulkan untuk pengujian-pengujian ini dan perbaikan atas hasil
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.4 Penghamparan dan Pemadatan Timbunan


a. Lapisan tanah lunak (Lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum
pekerjaan penimbunan dimulai. Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus
dikeringkan dan dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang bersifat menggangu.
b. Sebelum penimbunan kembali lubang Pondasi, harus disemprotkan obat anti rayap jenis
Wazary ex Sumitomo Japan maupun perlengkapan lain, sudah ditebar/dipasang sebelum
dilakukan penimbunan.
c.Penghamparan timbunan tanah, Limestone atau Sirtu harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapisan maksimum 20 (dua puluh) cm, kemudian dipadatkan dengan alat
mekanis.
d. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan, penempatan dan pemadatan bahan-
bahan timbunan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang
tidak cukup.

8
e. Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai untuk
pemadatan bahan timbunan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan.
f. Tidak boleh dilakukan penimbunan atau pemadatan selama hujan deras. Jika permukaan
lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus membuat alur-alur pada
bagian teratas untuk mengeringkan sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan
kembali.
g. Pengurugan dengan tanah kering harus dilakukan lapis demi lapir, yang sama ketebalannya
untuk tiap-tiap lapis dan tidak lebih tebal dari 200 mm setiap lapisannya sebelum
dipadatkan. Setiap lapis dari pengurugan tanah kering ini harus dipadatkan sampai sekurang
kurangnya menjadi 90% dari kepadatan kering maksimum menurut Modified Proctor Test
(ASTM D 1557). Bahan urug yang tidak dapat dipadatkan harus disingkirkan dan diganti
dengari material yang baru. Test untuk menguji hasil pemadatan akan dilaksanakan oleh
Direksi sesuai dengan spesifikasi berikut ini :
- Untuk pemadatan tanah kering, kepadatan maksimum pada kandungan
kelembaban harus ditentukan berdasarkan standard ASTM D-1557. (hasil test pengujian
harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan lebih lanjut)
- Untuk pemadatan tanah kering ditempat, kepadatannya harus ditentukan berdasarkan
ASTM D-1556. (hasil test pengujian harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk
mendapat persetujuan lebih lanjut)
h. Metode pemadatan kering harus dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut ini :
- Tanah urug dihamparkan secara merata lapis demi lapis, dengan ketebalan masing
masing lapis sebelum dipadatkan tidak melebihi 150 mm.
- Semua bongkahan harus dihancurkan dan dicampur dengan cara dipotong, dibajak atau
dengan cara lain yang serupa sehingga terdapat lapisan tanah yang seragam baik
ketebalan masing masing lapisannya maupun kepadatannya. Setiap lapisan tanah urug
harus sama jenis bahannya, kepadatannya dan kandungan kelembabannya sebelum
mulai dipadatkan Sebelum pemadatan, kelembaban tanah urug harus dijaga dalam
batas ± 2% kelembaban optimum seperti yang ditetapkan dalam ASTM D-1557.
Kelembaban ini lebih disukai yang cenderung mengarah ke keadaan yang lebih basah
untuk jenis tanah yang mudah berkembang.
- Tanah urug yang kelembabannya melebihi standard yang ditentukan, harus dikeringkan
dengan cara mengaduk, membajak, mencampur atau dengan cara lain yang sama dan

9
apabila ada tanah urug yang kelembabannya tidak mencukupi harus disiram dengan air
sehingga kelembaban mencapai batas standard yang ditentukan.
- Selama pemadatan, keseragaman jenis tanah di permukaan harus dijaga agar dapat
diperoleh hasil pemadatan yang merata.
- Setiap lapisan harus dipadatkan sesuai dengan kepadatan yang ditentukan dan diperiksa
dengan alat test yang sesuai di lapangan sebelum dilakukan pemadatan berikutnya. Jika
tanah urug tersebut tidak mencapai kepadatan yang ditentukan, maka pemadatan
tanah urug ini harus diulang kembali atau tanah urugnya diganti dan metode
pemadatannya diganti dengan cara lain yang sesuai untuk mencapai standard
kepadataan yang diinginkan.
- Pengujian (test) disetiap lapisan harus terus menerus dilakukan sampai hasil test
menunjukkan adanya metode pelaksanaan yang benar dan mencapai kepadatan
pengurugan yang secara konsisten dapat diterima dan dapat dipakai terus. Lapisan
berikutnya harus diperiksa pada tempat tempat tertentu untuk melihat apakah
pengurugan yang dilakukan selalu memenuhi kriteria yang ditentukan. (hasil test
pengujian harus diserahkan kepada pengawas lapangan untuk mendapat persetujuan
lebih lanjut)
- Apabila hasil test menunjukkan adanya pelaksanaan pengurugan yang tidak benar, test
secara terus menerus, sebagai tambahan dan test untuk memperbaiki keadaan harus
dilakukan. Pengujian secara terus menerus untuk setiap lapisan harus dilaksanakan jika
terjadi perubahan pada metode kerja atau jenis tanah urug.
- Tanah hasil sisa pengurugan harus dibuang ke tempat yang telah ditentukan dan
dipadatkan sehingga permukaan tanah menjadi sama dengan permukaan tanah yang
ada sebelumnya.

1.5 Benda-Benda yang Ditemukan


Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung, terutama pada saat
pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.

1.6 Urugan Pasir


a. Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah saluran-saluran, bak-bak kontrol dan di bawah
pasangan lantai bangunan.
b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari
ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah dalam
keadaan padat).

10
2. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan

2.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang dibutuhkan,
bahan dan semua pasangan batu bata ringan dan partisi pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
a. Pasangan batu bata ringan
b. Adukan
c. Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.
Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

2.2. Standar / Rujukan


a. American Society for Testing and Materials (ASTM)
b. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
c. Standar Nasional Indonesia (SNI)

2.3. Prosedur Umum


a. Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat bata ringan disusun ½ bata,
meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata ringan harus
disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm. Semen harus dikirim dalam
kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama pabrik serta merek dagangnya.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

2.4. Bahan - Bahan


a. Bata Ringan
Batu bata ringan yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk lokal yang disetujui
Direksi pengawas. Syarat batu bata ringan harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
NI-10 dan PUBI 1982. Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara Citicon atau
Hebel ukuran tebal 10 cm, 8,8 buah per m2. Kontraktor harus menunjukkan contoh
terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Konsultan MK berhak menolak bata ringan
yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari
tempat pekerjaan.

11
b. Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata
ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan. tipe I harus
memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-1995, seperti MU-380 atau setara.
Standar daya sebar ± 1 m3 / zak=40kg. Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur,
di atas permukaan yang keras, bukan langsung di atas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai
mengeras tidak boleh digunakan kembali. Adukan dan plesteran untuk pasangan batu bata
ringan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis. Semen instan yang digunakan harus
berasal dari satu merek dagang.
c. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata ringan, yaitu : sloof, kolom praktis
dan ring balok. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis,
ringbalok) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil. Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri
yang terbaik (Indocement, Semen Gresik, Tiga Roda atau produk setara yang mempunyai
kualitas standar konstruksi. Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat
organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari
kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
d. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.

2.5. Pelaksanaan Pekerjaan


Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masing-
masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
a. Sloof, kolom praktis dan ring balok.
Ukuran rangka penguat dinding bata ringan (non struktural) :
- Jenis pondasi yang digunakan merupakan jenis pondasi Slab dengan basement.
- Kolom praktis 15 x 15 cm untuk dinding bata ringan, ringbalok dan balok latei 10x10 untuk
dinding bata ringan. Kolom praktis dan ringbalok diplester sekaligus sehingga mencapai
tebal 10 cm untuk dinding bata ringan. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan
lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik. Pemasangan
bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga tidak ada air
adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami proses
pengerasan.
b. Pasangan Bata Ringan

12
Bata ringan yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
Tidak diperkenankan memasang batu bata ringan:
- Yang ukurannya kurang dari setengahnya
- Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
- Setiap luas pasangan dinding bata ringan mencapai 12 m2 harus dipasang beton
praktis (kolom, dan ring balok)
Bata ringan dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus. Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi
setiap jarak 40 cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata ringan di atas
kusen harus dibuat balok latei 10/10. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam
arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela di sekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk.

c. Perawatan dan Perlindungan.


Pasangan batu bata ringan harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari setelah
didirikan. Pasangan batu bata ringan yang terkena udara terbuka, selama waktu – waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok. Siar atau
celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding atau dinding
dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.

d. Plesteran dan Pengacian.


Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

3. Pekerjaan Partisi
Dinding Partisi Pemisah Toilet
Bahan yang digunakan adalah panel solid phenolic berkualitas tinggi yang diperuntukan untuk
daerah basah / tingkat kelembaban tinggi setara produk Archi Cubicles.
Spesifikasi bahan sebagai berikut :
a. Panel : Penolic Board thick 12 mm, Height 1,95 m
( 1.83 m Board + 0.12 Pedestal)
b. Finishing Board : High Pessure Laminates (HPL)
c. Hardware
 Color : Nylon/Stainless Steel
 Pedestel : # A 201 SS Adjustable Support
Feet size 13mm x120 mm

13
 Lock : # P166 Thum turn indicator latch
 Hinge : # P150 Gravity Hinge
 Door Handle : # P155 Door Knops
 Dress Hook : # P152 Coat Hook
d. Aluminium Fittings Clear Anodized : A800 Heavy – Duty Head Rail
- A806 “H” wall channel 1830 mm length / pc
- A804 doorjamb 1830 length / pc
e. Hardware yang digunakan adalah yang disyaratkan oleh pembuat panel kompartemen toilet

4. Pekerjaan Adukan, Plesteran dan Acian


4.1 lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

4.2 Standar / Rujukan


a. American Society for Testing and Materials (ASTM)
b. American Concrete Institute (ACI)
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
e. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)

4.3 Prosedur Umum


a. Contoh Bahan.
Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada MK untuk disetujui terlebih
dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang
memadai, dan bebas dari benda – benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200
mm agar tidak berhamburan.

4.4 Bahan - Bahan


a. Adukan dan Plesteran Dibuat di tempat.
- Semen instan khusus plesteran siap pakai

14
Semen Instan tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-1995,
seperti MU-301 atau setara. standar daya sebar ±1.9 m2 / zak=40kg/ tebal aplikasi 10
mm. Kebutuhan air 6,0-6,5 liter/ sak 40kg
Semen instan yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
- Semen Portland
Semen portland tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-1995,
seperti Semen Indocement, Semen Padang, Tiga Roda atau yang setara.
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang
- Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya lekat
harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti Super Cement, Febond SBR, Cemecryl,
Barra Emulsion 57 atau yang setara.
b. Adukan dan Plesteran Siap Pakai.
- Adukan dan Plesteran Khusus Pasangan Batu Bata Ringan.
Adukan khusus untuk pemasangan bata harus terdiri dari bahan semen, pasir silika
dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi untuk meningkatkan kepadatan, dan
bahan tambahan yang larut air, yang dicampur rata dalam keadaan kering sehingga
adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-
301 buatan PT Cipta Mortar Utama.
- Acian Khusus.
Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan semen,
tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur rata dalam keadaan
kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya menambahkan air dalam jumlah
tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta Mortar Utama. Standar daya sebar ± 20 m2 /
zak=40kg/ tebal aplikasi 1,5 mm. Kebutuhan air 12,5 - 13,5 liter/ sak 40kg.
c. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya
semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26
dan / atau disetujui Konsultan MK.

4.5 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.
Campurkan air sebanyak 6,0-6,5 liter dengan MU-301 ( ukuran 1 zak = 40kg) sebagai bahan
pelesteran. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan

15
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk penggunaan dari
pabrik pembuat. Daya sebar menggunakan MU-380 pada bidang dinding bata ringan: ± 1
m² / sak 40 kg / tebal aplikasi 10 mm.
b. Pencampuran.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat pencampur yang
disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian ditambahkan sejumlah
air dan pencampuran dilanjutkan kembali. Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan
waktu pencampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian. Adukan yang tidak
digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah pencampuran tidak diijinkan digunakan.
c. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.
Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus bersih, bebas
dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang mengganggu.
Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan instalasi listrik dan
air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran telah terlindung di bawah atap.
Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu. Bidang
permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah
dikerok sedalam 10 mm dan dibersihkan.
d. Pemasangan.
Plesteran Batu Bata Ringan.
- Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan pembersihan
selesai.
- Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang plesteran dibagi – bagi
dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos – kelos sementara dari bambu.
- Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan menggunakan
kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
- Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya, permukaan dinding
baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan tidak kepingan – kepingan kayu
yang tertinggal dalam plesteran.
- Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan akan dilapis
dengan bahan lain.
- Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
- Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan dengan bukaan
dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat dengan

16
menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak
diperkenankan membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.
Plesteran Permukaan Beton.
- Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan, dibersihkan dari bagian
– bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian diplester.
- Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak, lumur dan
sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
- Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran selesai
dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air.
- Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak, tidak tegak lurus
dan sebagainya harus diperbaiki.
e. Ketebalan Adukan dan Plesteran.
Tebal adukan dan / atau plesteran 10 – 25 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
f. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran menjadi
rata, halus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bag yang retak dan setelah
plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul. . Pengacian harus diratakan
dengan menggunakan jidaran untuk memperoleh hasil acian dinding yang rata, tebal acian
yang dianjurkan adalah 1,5 mm-3,0 mm tergantung dari kerataan dasar permukaaannya,
hasil acian tidak perlu digosok dengan menggunakan kertas semen, amplas atau sejenisnya.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu menyiram
bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang – kurangnya dua kali setiap
harinya.
g. Pemeriksaan dan Pengujian.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap waktu
harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat mengambil contoh
pada bagian yang telah diselesaikan. Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus
diperbaiki dan dikerjakan dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan
dari Pemilik Proyek.

5. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela


5.1 keterangan

17
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu dan
jendela dengan bahan-bahan dari kayu dan aluminium, termasuk menyediakan bahan, tenaga
dan peralatan untuk pekerjaan ini.

5.2 Standar dan Rujukan


5.2.1 Standar Nasional Indonesia (SNI)
a. SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur.
5.2.2 British Standard (BS)
a. BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration
b. BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration
c. BS 5368 (Part 3) – Structural Performance
5.2.3 American Architectural Manufactures Association (AAMA).
a. AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Alumunium
5.2.4 Japanese Industrial Standard (JIS)
a. JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Alumunium Extrusi
b. JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk Alumunium

5.3 Prosedur Umum

5.3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis


1) Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe kayu, pelapisan,
warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui
sebelum pengadaan bahan ke lokasi pekerjaan.
2) Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk Konsultan MK
atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian dan sertifikat dari pabrik pembuatnya.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
a. Ketebalan lapisan,
b. Keseragaman warna,
c. Berat,
d. Karat,
e. Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/ m2 untuk masing-masing tipe.
f. Ketahanan terhadap udara minimal 15 m3/jam,
g. Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m 2.

5.3.2 Spesifikasi Teknis


1) Dimensi : 4” x 1 ¾“ (untuk kusen pintu untuk jendela dan grill)
2) Tebal profil alumunium : 1.35 mm (minimal)

18
3) Ultimate strength : 28.000 pci
4) Yield strength : 22.000 pci
5) Shear strength : 17.000 pci
6) Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 18 mikron
dengan warna sesuai dengan gedung A, B dan C yang telah dilaksanakan.

5.3.3 Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.


5.3.4 Gambar Detail Pelaksanaan.

1) Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan rangka dan
bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh pekerjaan, harus disiapkan oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
2) Semua dimensi harus diukur di lokasi pekerjaan dan ditunjukkan dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.
3) Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir penyetelan semua
pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan pekerjaan yang tercakup dalam
Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.

5.3.5 Pengiriman dan Penyimpanan


1) Pekerjaan aluminium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan Gambar Kerja,
bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
2) Segera setelah didatangkan, pekerjaan alumium dan kelengkapan harus ditumpuk dengan
baik di tempat yang bersih dan kering dan dilindungi terhadap kerusakan dan gesekan,
sebelum dan setelah pemasangan.Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari
ceceran adukan, plesteran, cat dan lainnya.

5.3.6 Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun setelah pekerjaan yang
rusak dengan biaya Kontraktor.

5.4 Bahan – bahan


5.4.1 Kusen Alumunium
1) Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah dari jenis
alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan ATSM B221 M, dalam
bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized minimal 16

19
mikron yang diberi lapisan warna akhir polish snolok di pabrik dalam warna sesuai Skema
warna yang ditentukan kemudian.
2) Tebal profil minimal 1,3 mm, seperti merek ALEXINDO, atau yang setara dengan ukuran 4”
x 1 ¾“ untuk kusen pintu dan untuk kusen jendela dan bentuk sesuai Gambar Kerja.
Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis profil yang nanti disetujui.
3) kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan perlengkapan
standar dari pabrik pembuatan.

5.4.2 Alat Pengencang dan Aksesori.


1) Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan
pemasangan kepala tertanam untuyk mencegah reaaksi elektronik antara alat
pengencang dsan komponen yang dikencangkan.
2) Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
3) Penahan udara dari bahan vinyl.
4) Bahan penutup sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

5.4.3 Kaca dan Neoprene/Gasket.


1) Kaca untuk pintu dan jendela kayu dan aluminum harus memenuhi ketentuan.
2) Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca pekerjaan Kayu harus
memenuhi ketentuan.
3) Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219
4) Bahan : EPDM
5) Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca

5.4.4 Perlengkapan pintu dan jendela


Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan.

5.4.5 Sealant Dinding (Tembok)


Bahan : Single komponen
Type : Silicone Sealant

5.5 Pelaksanaan Pekerjaan


5.5.1 Fabrikasi
1) Pekerjaan fabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum Gambar Detail
Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas Lapangan.
2) Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran aktual
dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.

20
5.5.2 Pemasangan
1) Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai acuan dan
contoh untuk pemasangan berikutnya.
2) Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen. Bila suatu
sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-sambungan tersebut
harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut
dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterimanya.
3) Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
4) Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi dengan
angkur pada jarak setiap 500mm.
5) Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan harus dilindungi dengan
cat transparan atau lembaran plastik.
6) menimbulkan reaksi elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
7) Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
8) Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan sebelum
pelaksanaan anokdisasi.
9) Pemasangan kaca pada profil kayu harus dilengkapi dengan Gasket atau sealant.
10) Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan memenuhi
ketentuan.
11) Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan memenuhi
ketentuan.
12) Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela, boleh dibawa kelapangan/ halaman
pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar mencapai tahap pemasangan kusen,
pintu dan jendela.
13) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
14) Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan rata,
serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
15) Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari goresan-
goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
16) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan serta persyaratan teknis
yang benar.
17) Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi “sealant”.

21
6. Pekerjaan Daun Pintu, Jendela dan Kaca
6.1 lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-
bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

6.2 Standar / Rujukan


Standar Nasional Indonesia (SNI).
6.3 Prosedur Umum

6.3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis.


Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji
kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

6.3.2 Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan data teknisnya.
Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung sehingga terhindar
dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak diinginkan.

6.4 Bahan – bahan


1) Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar dan
ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan
SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe Indoflot buatan Asahimas atau
yang setara. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
2) Kaca Tahan Panas/Tempered Glass.
Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara dipanaskan
sampai temperatur sekitar 700oC dan kemudian didinginkan secara mendadak dengan
seprotan udara secara merata pada kedua permukaannya, seperti tipe Temperlite dari
Asahimas atau yang setara. Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.
3) Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat dan dari
kualitas baik seperti Miralux dari adari Asahimas atau yang setara.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja

6.5 Pelaksanaan Pekerjaan

22
6.5.1 Umum.
a. Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran yang
mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan besarnya toleransi harus
diukur di tempat oleh Kontraktor berdasarkan ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut
akan dipasang, atau menurut petunjuk dari Pengawas Lapangan, bila dikehendaki lain.
b. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca, ketebalan kaca
dan kualitas kaca.
c. Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
d. Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
e. Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang pekerjaannya.

6.5.2 Pemasangan Kaca.


a. Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
- Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
- Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
- Kedalaman celah minimal 16mm.
- Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau -1,5mm.
- Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang digunakan.
b. Persiapan Permukaan.
- Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan bagian-
bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka dapat bergerak
dengan baik.
- Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci atau
tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
- Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai petunjuk pabrik.
- Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan lapisan
bahan kimia yang berasal dari pabrik.
c. Neoprene/Gasket dan Seal.
Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
Neoprene/Gasket yang sesuai. Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan
daun pintu dan jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.
d. Pemasangan Cermin.

23
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop penutup
stainless steel. Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin
terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
e. Penggantian dan Pembersihan.
Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih, tidak
ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

7. Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci


7.1. lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan
pengunci pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau
Spesifikasi Teknis.

7.2. Standar / Rujukan


Standar dari Pabrik Pembuat.

7.3. Prosedur Umum


1) Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang akan
dipakai harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui, sebelum dibawa ke lokasi
proyek.
2) Pengiriman dan Penyimpanan
Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam kemasan asli dari
pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas dalam
kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.
3) Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

7.4. Bahan - Bahan

7.4.1. Umum

24
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik, buatan
pabrik yang dikenal dan disetujui. Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang
memiliki nilai kelembapan lebih dari 70%. Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung
dan pengunci yang didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
7.4.2. Alat Penggantung dan Pengunci.
a. Rangka Bagian Dalam.
 Umum.
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali pintu kaca dan pintu KM/WC) harus
sama atau setara dengan merek Solid, Dekson atau HIS dengan sistem Master Key
model U handle.
Semua kunci harus terdiri dari :
a. Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan nikel stainless steel atau kuningan
dengan 2 kali putar, dengan 3 (tiga) buah anak kunci.
b. Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop di atas plat yang terbuat dari bahan
nikel stainless steel hair line.
c. Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja lapis seng
dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis bahan daun pintu (besi,
kayu atau alumunium), yang dilengkapi dengan lidah siang (latch bolt), lidah malam
(dead bolt), lubang silinder, face plate, lubang untuk pegangan pintu dan dilengkapi
strike plate.
d. Alat penggantung atau kunci untuk jenis pintu atau jendela dalam kondisi khusus
disesuaikan dengan penyedia jasa yang memiliki kompetensi.
 Kunci dan Pegangan Pintu KM/WC.
a. Kunci pintu KM/WC harus sesuai atau setara dengan merek Solid, Dekson atau
IHS, dan terdiri dari :
b. Selot pengunci di atas pelat dibagian sisi dalam pintu, dengan indikator merah/biru
di bagian sisi luar pintu.
c. Hendel bentuk gagang di atas pelat.
d. Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang untuk selot
pengunci dan hendel, face plate dan strike plate.
b. Engsel.
 Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu tipe ayun dengan bukaan satu arah,
harus dari tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing berukuran 102mm x 76mm x 3mm,
seperti tipe SELL 0007 buatan Solid, Dekson, atau IHS.

25
 Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk semua daun
jendela harus dari tipe friction stay dari ukuran yang sesuai dengan ukuran dan berat
jendela. Produk Solid, KEND, atau IHS. Engsel tipe kupu-kupu dengan Ball Bearing untuk
jendela berukuran 76mm x 64mm x 2mm, produk Kend, Solid, atau IHS.
c. Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu produk Solid, Dekson,
atau IHS.
d. Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari jenis spring knip
produk Solid, Dekson, atau IHS.
e. Grendel Tanam / Flush Bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam produk Solid, Dekson, atau IHS.
f. Gembok.
Gembok produk Solid, Dekson, IHS atau setara dalam warna solid brass untuk pintu-pintu
pelayanan atau sesuai petunjuk dalan Gambar Kerja.
g. Penahan Pintu (Door Stop).
Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding harus dari tipe
pemasangan di lantai produk Solid, Dekson, atau IHS.
h. Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hinge atau semi frame less menggunakan handle buka
setara produk Dorma, Solid, Dekson, atau IHS.
i. Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel hair
line finish, kecuali bila ditentukan lain.
j. Perlengkapan Lain.
Door closer : eks Dorma, Cisa atau setara Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
 Airtight - PEMKO S2/S3
 Fireproof - PEMKO S88
 Smokeproof - PEMKO S88
 Soundproof - PEMKO 320 AN
 Weatherproof - PEMKO S2/S3
Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :

26
 Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2
 Untuk lantai marmer - Modrtz 7053
7.5. Pelaksanaan Pekerjaan
7.5.1. Umum.
a. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan persyaratan
serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
b. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapi pada tempatnya, untuk
menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
c. Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua) buah engsel dan
setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu harus dilengkapi dengan 1
(satu) buah hak angin, sedangkan daun jendela dengan friction stay harus dilengkapi
dengan 1 (satu) buah alat pengunci yang memiliki pagangan.
d. Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah engsel.
e. Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder, hendel/pelat,
kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
f. Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan bingkai
bawah pemegang pintu kaca.

7.5.2. Pemasangan Pintu.


a. Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
b. Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu dan engsel
bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu, sedang engsel tengah
dipasang diantar kedua engsel tersebut.
c. Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel), pelat penutup
muka dan pelat kunci.
d. Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang slot tanam
sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

7.5.3. Pemasangan Jendela.


a. Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan
engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik
pembuatnya dalam Gambar Kerja.
b. Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan friction stay
yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik
pembuatnya.

27
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang diinginkan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus dilengkapi dengan sebuah
pengunci.

8. Pekerjaan Logam Arsitektur


8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja, seperti yang
tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
a. Pengerjaan Huruf nama bangunan:
- “INSTALASI KANKER TERPADU” pada bagian drop off depan bangunan.
- “PEMERINTAH PROVINSI BALI” pada bagian tampak barat bangunan.
- “RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALI MANDARA” pada bagian tampak timur
bangunan.
b. Lambang Pemerintah Provinsi Bali dan Logo RSUD Bali Mandara pada tampak
bangunan.
c. Railing ramp bangunan.
d. Railling pegangan pada toilet difable.

8.2. Standar / Rujukan


1) American Society for Testing and Materials (ASTM)
2) American Welding Society (AWS)
3) American Institute of Steel Construction (AISC)
4) American National Standard Institute (ANSI)
5) Standar Nasional Indonesia (SNI) :
6) SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung

8.3. Prosedur Umum


8.3.1. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.
Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik, data teknis /
brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui
terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi proyek.

8.3.2. Gambar Detail Pelaksanaan.

28
Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar
Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui Konsultan MK. Daftar berikut harus
tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan :
1) Spesifikasi teknis bahan
2) Dimensi bahan
3) Detail fabrikasi
4) Detail penyambungan dan pengelasan
5) Detail pemasangan
6) Data jumlah setiap bahan

8.3.3. Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang menyatakan
bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga terhindar dari
segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.

8.3.4. Ketidaksesuaian.
1) Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan kesalahan /
ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
2) Konsultan MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.
3) Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang diakibatkan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya tambahan biaya dan waktu.

8.4. Bahan – bahan


8.4.1. Railing ramp pada ramp bagian samping bangunan menggunakan pipa stainless steel hollow 
4” tebal 1.5 mm, lapisan chrome 8% produk lokal. Semua kelengkapan yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan harus diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar atau Spesifikasi Teknis ini.
8.4.2. Pengerjaan huruf nama bangunan menggunakan stainless steel dengan lapisan chrome 8%
produk lokal. Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan,
walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau Spesifikasi Teknis ini.

8.4.3. Lambang Pemerintah Provinsi Bali dan Logo RSUD Bali Mandara dengan ukuran 80 cm, lapisan
stainless steel 8% produk lokal. Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan
pemasangan harus diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau
Spesifikasi Teknis ini.

29
8.4.4. Railing pegangan pada toilet difable menggunakan pipa stainless steel hollow  4” tebal 1.5
mm, lapisan chrome 8% produk lokal. Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan
pemasangan harus diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau
Spesifikasi Teknis ini.

8.5. Pelaksanaan Pekerjaan


8.5.1. Umum.
1) Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas untuk
disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan penghalusan untuk
standar dalam pekerjaan ini.
2) Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan bebas dari
puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
3) Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan Pengawas. Semua
pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Tenaga kerja yang melakukan
hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.
4) Semua bagian yang dilas harus diratakan dan di finish sehingga sama dengan permukaan
sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan lain-lain yang tampak
harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang diikatnya.
5) Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan
maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus dibor dan di-punch.
6) Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh tukang yang
ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus terbungkus crome/stainles steel
kecuali disebutkan lain.
7) Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali ditentukan lain.
8) Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam penggambaran, tata
letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
9) Pekerjaan stainless steel dilakukan pada :
 Pengerjaan Huruf nama bangunan:
- “INSTALASI KANKER TERPADU” pada bagian drop off depan bangunan.
- “PEMERINTAH PROVINSI BALI” pada bagian tampak barat bangunan.
- “RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALI MANDARA” pada bagian tampak timur
bangunan.
 Lambang Pemerintah Provinsi Bali dan Logo RSUD Bali Mandara pada tampak bangunan.
 Railing ramp bangunan.
 Railling pegangan pada toilet difable.

30
10) Jenis Huruf yang di pakai adalah jenis huruf Arial Black, ukuran, tinggi dan tebal disesuaikan
dengan gambar.

9. Pekerjaan Langit - langit


9.1. Keterangan
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan berbagai bahan
penutup langit-langit sesuai dengan gambar dan Spesifikasi Teknis, meliputi penyediaan alat,
bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini.

9.2. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan pemasangan
papan gipsum dan aksesori pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.

9.3. Standar / Rujukan


1) Australian Standard (AS)
2) American Standard for Testing and Materials (ASTM).

9.4. Prosedur Umum

9.4.1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.


Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan terlebih dahulu
kepada Konsultan MK untuk disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.

9.4.2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sebelum pekerjaan dimulai, untuk
disetujui oleh Konsultan MK.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data bahan, dimensi
bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara fabrikasi, cara pemasangan dan
detail lain yang diperlukan.

9.4.3. Pengiriman dan Penyimpanan.


a. Papan gipsum dan aksesori harus didatangkan ke lokasi sesaat sebelum pemasangan untuk

mengurangi resiko kerusakan.


b. Papan gipsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat di atas penumpu yang ditempatkan

pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian ujung berjarak tidak lebih dari 150mm
terhadap ujung tumpukan.
c. Papan gipsum dan aksesori harus disimpan di tempat terlindung, lepas dari muka tanah, di

atas permukaan yang rata dan dihindarkan dari pengaruh cuaca.

31
9.4.4. Ketidaksesuaian.
a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
b. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau tidak sesuai
yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang
sesuai.
c. Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya
dan tanpa tambahan waktu.

9.5. Bahan - Bahan

9.5.1. Pemasangan Gypsum.


a. Papan Gypsum.
 Papan gypsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai untuk
daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm untuk plafond dan 12 mm untuk
dinding dan ukuran modul sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dari produk
Jayaboard, Knauff atau setara.
 Papan gypsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS
1230 atau ASTM C 36.
b. Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat papan gipsum.
c. Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat dari bahan baja
ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran yang dibuat khusus untuk
pemasangan papan gipsum, seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayabord atau yang setara.
d. Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi ketentuan AS 2589.
e. Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain seperti tersebut
berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum :
a. Perekat
b. Pita kertas berperforasi,
c. Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.

32
d. Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan gipsum terpasang dengan
baik.

9.6. Pelaksanaan Pekerjaan

9.6.1. Umum.
a. Sebelum papan gipsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian tinggi/kerataan
permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi pemasangan terhadap ketentuan
Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama.
b. Pemasangan papan gipsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya.
c. Jenis/bentuk tepi papan gipsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

9.6.2. Pemasangan.
a. Rangka papan gipsum untuk pemasangan di langit-langit, partisi atau tempat-tempat
lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik pembuatnya yang
dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
b. Papan gipsum dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat pengencangan yang
direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang sesuai.
c. Sambungan antara papan gipsum harus menggunakan pita penyambung dan perekat serta
dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan gipsum.

9.6.3. Pengecatan.
a. Permukaan papan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan
yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
b. Kemudian permukaan papan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus
untuk papan gipsum untuk menutupi permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar papan gipsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian cat
dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir sesuai
ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.

9.7. Langit-Langit Kalsiboard

9.7.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan panel kalsium silikat untuk pekerjaan,
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

33
9.7.2. Standar / Rujukan
American Society for Testing and Materials (ASTM)

9.7.3. Prosedur Umum


a. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan,
data teknis dan detail pemasangan pekerjaan ini kepada Pengawas Lapangan/MK untuk
disetujui. Bahan – bahan di sini diidentifikasikan dengan nama suatu produk / merek.
Bahan – bahan dengan merek lain yang dikenal dan setara dapat digunakan selama bahan
pengganti tersebut memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama dengan produk
yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini dan disetujui oleh Pengawas Lapangan/MK.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua panel kalsium silikat harus disimpan di atas lantai kering yang rata, dan harus
ditutup dengan papan pelindung yang bertulis yang berasal dari pabrik pembuat panel.
Tumpukan panel harus ditutup dengan terpal yang longgar agar udara dapat bersirkulasi
dengan bebas di sekitar tumpukan.
c. Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan/MK berhak menolak setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai
ketentuan yang disyaratkan atau tidak sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.
Semua biaya yang ditimbulkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan ini menjadi
beban Kontraktor. Penolakan dapat disebabkan antara lain kesalahan Kontraktor dalam
pemasangan bahan yang tidak sesuai, atau pengaplikasian yang tidak sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.

9.7.4. Bahan - Bahan


a. Panel Kalsium Silikat.
Panel kalsium silikat harus dibuat dari bahan baku semen dan tepung pasir alam yang
diperkuat dengan serat sekaligus sebagai penulangan, dan dengan proses pengeringan
autoclave, dan memiliki sifat dan karakteristik sebagai berikut :
 Tidak mengandung asbes
 Stabil dan tidak mudah mengalami muai – susut
 Tahan air
 Tidak mudah terbakar dan tidak menyebarkan nyala api
 Tidak mudah lapuk dan membusuk
 Mudah dipotong, dipaku atau disekrup
 Tahan rayap dan binatang kecil lainnya

34
 Memiliki permukaan yang rata sehingga tidak memerlukan dempul atau meni
Seperti Kalsiboard produksi Eternit Gresik atau yang setara. Ketebalan dan ukuran harus
sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.
b. Perlengkapan Pemasangan.
Rangka.
Rangka metal berupa produk jadi (prefabrikasi) untuk pemasangan panel pada langit –
langit, eksterior dan tempat – tempat lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Harus dibuat dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau
Galvalum, dengan bentuk dan ukuran yang sesuai untuk pemasangan panel kalsium silikat,
seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayaboard, BRS atau yang setara, sesuai rekomendasi
dari pabrik pembuat panel.
c. Alat Pengencang.
 Alat pengencang panel pada rangka metal harus berupa sekrup jenis self-embeded-
head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis electro-plating.
 Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki kepala lebar dan
berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak berkarat.
d. Pita Penyambung Berperekat (Self Adhesive Join Tape)
Pita penyambung harus dibuat dari bahan serat gelas (fibreglass) yang kuat dan memiliki
perekat, sesuai atau setara dengan Join Tape Kalsiboard.
e. Kompon.
Kompon untuk pemasangan panel kalsium silikat harus didesain khusus sehingga dapat
digunakan untuk sistem sambungan tertutup (flush joint system), penutup kepala sekrup
atau paku.
f. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah untuk setiap sambungan dan celah antara panel semen
berserat harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
g. Pengecatan.
Pengecatan untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat panel dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

9.7.5. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Umum.
Panel kalsium silikat digunakan untuk pemasangan interior maupun eksterior pada
tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Panel kalsium silikat harus
diolah dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

35
b. Persiapan.
Panel kalsium silikat memiliki permukaan yang halus yang membutuhkan persiapan
minimal sebelum penyelesaian. Panel kalsium silikat harus dipotong dengan alat
pemotong yang direkomendasikan pabrik pembuat panel sehingga akan dihasilkan
potongan yang rata dan licin. Pengebor elektris dapat digunakan untuk melubangi panel
untuk penempatan peralatan, seperti armatur lampu, kisi – kisi udara dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
c. Pengencangan.
Ukuran dan jenis alat pengencang yang akan digunakan harus sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat panel kalsium silikat. Penempatan paku atau sekrup harus sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuat panel. Paku atau sekrup harus terbenam sampai rata
dengan permukaan panel. Kepala paku atau sekrup kemudian ditutup dengan kompon
agar diperoleh permukaan panel yang halus.
d. Sambungan.
Setiap sambungan panel, baik sambungan terbuka / bercelah ataupun berbentuk garis,
harus diisi dengan bahan penutup dan pengisi yang bersifat lentur dan tahan cuaca
seperti direkomendasikan pabrik pembuat panel, atau sesuai ketentuan.
Bahan pengisi sambungan harus diaplikasikan di atas batang penumpu yang memiliki
ukuran yang sesuai, seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuatan bahan pengisi.
Agar diperoleh permukaan yang halus dan menerus tanpa sambungan, sambungan harus
ditutup dengan sistem sambungan tertutup yang direkomendasikan pabrik pembuat
panel.
e. Aplikasi.
Untuk aplikasi langit–langit dan lainnya, pemasangan antara lain harus sebagai berikut :
 Panel harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan ukuran di lokasi

pekerjaan.
 Panel dipasang pada rangka metal atau rangka kayu yang sudah diberi bahan

pengawet, dengan alat pengencang dalam ukuran yang sesuai rekomendasi pabrik
pembuatnya.
 Sambungan antara panel harus ditutup / diisi dengan pita penyambung dan kompon

penutup sesuai rekomendasi pabrik pembuat panel.


f. Penyelesaian.
Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan harus diamplas ringan dengan
amplas halus dan setiap debu harus disingkirkan dari permukaan dengan kain kasar yang

36
bersih. Butir – butir lepas yang menempel pada permukaan harus dihilangkan dengan
pengikis besi.
Panel kemudian dilapisi dengan 2 (dua) lapis cat emulsi.
Warna – warna cat harus sesuai Skema Warna yang akan ditentukan kemudian.
9.8. Langit-Langit Lambersering

9.8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan panel lambersering untuk pekerjaan, seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

9.8.2. Standar / Rujukan


American Society for Testing and Materials (ASTM)

9.8.3. Prosedur Umum


a. Contoh Bahan dan Data Teknis.
Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan, data
teknis dan detail pemasangan pekerjaan ini kepada Pengawas Lapangan/MK untuk disetujui.
Bahan – bahan di sini diidentifikasikan dengan nama suatu produk / merek. Bahan – bahan
dengan merek lain yang dikenal dan setara dapat digunakan selama bahan pengganti
tersebut memiliki karakteristik dan kemampuan yang sama dengan produk yang disebutkan
dalam Spesifikasi Teknis ini dan disetujui oleh Pengawas Lapangan/MK.

b. Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua lambersering harus disimpan di atas lantai kering yang rata, dan harus ditutup dengan
papan pelindung yang bertulis yang berasal dari pabrik pembuat panel. Tumpukan panel
harus ditutup dengan terpal yang longgar agar udara dapat bersirkulasi dengan bebas di
sekitar tumpukan.

c. Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan/MK berhak menolak setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai
ketentuan yang disyaratkan atau tidak sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini. Semua
biaya yang ditimbulkan karena perbaikan atau penolakan pekerjaan ini menjadi beban
Kontraktor. Penolakan dapat disebabkan antara lain kesalahan Kontraktor dalam
pemasangan bahan yang tidak sesuai, atau pengaplikasian yang tidak sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.

9.8.4. Bahan-bahan
1) Panel Lambersering.

37
Panel kalsium silikat harus dibuat dari bahan lembaran kayu yang diperkuat dengan serat
sekaligus sebagai penulangan, dan memiliki sifat dan karakteristik sebagai berikut :
a. Tidak mengandung asbes
b. Stabil dan tidak mudah mengalami muai – susut
c. Tahan air
d. Tidak mudah lapuk dan membusuk
e. Mudah dipotong, dipaku atau disekrup
f. Tahan rayap dan binatang kecil lainnya
g. Memiliki permukaan yang rata
Seperti Lambersering setara bengkirai yang setara.
Ketebalan dan ukuran harus sesuai dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.

2) Perlengkapan Pemasangan.
Rangka.
Rangka Kayu untuk pemasangan lambersering pada langit – langit, eksterior dan tempat –
tempat lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Harus dibuat dari kayu kruing
yang kuat dan kokoh sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat panel.

3) Alat Pengencang.
a. Alat pengencang panel pada rangka kayu harus berupa sekrup jenis self-embeded-
head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis electro-plating.
b. Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki kepala lebar dan
berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak berkarat.
4) Pita Penyambung Berperekat (Self Adhesive Join Tape)
Pita penyambung harus dibuat dari bahan serat gelas (fibreglass) yang kuat dan memiliki
perekat.
5) Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah untuk setiap sambungan dan celah antara panel semen
berserat harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
6) Politure.
Politure untuk penyelesaian permukaan panel harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat panel dan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

9.8.5. Pelaksanaan Pekerjaan


1) Umum.

38
Panel lambersering digunakan untuk pemasangan eksterior pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Panel Lambersering harus diolah dan dikerjakan sesuai
dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.

2) Persiapan.
Panel Lambersering memiliki permukaan yang bertekstur yang membutuhkan persiapan
minimal sebelum penyelesaian. Panel kalsium silikat harus dipotong dengan alat
pemotong yang direkomendasikan pabrik pembuat panel sehingga akan dihasilkan
potongan yang rata dan licin. Pengebor elektris dapat digunakan untuk melubangi panel
untuk penempatan peralatan, seperti armatur lampu, kisi – kisi udara dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

3) Pengencangan.
Ukuran dan jenis alat pengencang yang akan digunakan harus sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat panel. Penempatan paku atau sekrup harus sesuai rekomendasi dari
pabrik pembuat panel. Paku atau sekrup harus terbenam sampai rata dengan permukaan
panel. Kepala paku atau sekrup kemudian ditutup dengan kompon agar diperoleh
permukaan panel yang halus.

4) Sambungan.
Setiap sambungan panel, baik sambungan terbuka / bercelah ataupun berbentuk garis,
tidak diisi dengan bahan penutup karna sambungan lambersering akan di ekspos seperti
pada gambar kerja.

5) Aplikasi.
Untuk aplikasi langit–langit dan lainnya, pemasangan antara lain harus sebagai berikut :

a) Panel harus dipotong dalam ukuran sesuai Gambar Kerja dan ukuran di lokasi
pekerjaan.
b) Panel dipasang pada rangka kayu yang sudah diberi bahan pengawet, dengan alat
pengencang dalam ukuran yang sesuai rekomendasi pabrik pembuatnya.
6) Penyelesaian.
Untuk mendapatkan penyelesaian yang baik, permukaan harus dicat politure agar serat
kayu lambersering dapat terekspos dengan bagus.

10. Pekerjaan Penutup Dinding Keramik


10.1. Keterangan

39
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam maupun luar
bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan  dan Spesifikasi Teknis  ini, meliputi
penyediaan alat, bahan  dan  tenaga  untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan yang dilapisi
keramik sesuai dengan gambar dan schedule finishing.

10.2. Penutup Dinding Keramik

10.2.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

10.2.2. Standar / Rujukan


a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
b. Standar Nasional Indonesia (SNI)
c. SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
d. Australian Standard (AS)
e. British Standard (BS)
f. American National Standard Institute (ANSI).

10.2.3. Prosedur Umum


a. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum
dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

10.2.4. Bahan - Bahan


a. Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI. Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
b. Ubin Keramik Berglasur.

40
Ubin keramik berglasur merek setara platinum, niro gentenge yang terdiri dari beberapa
jenis seperti tersebut berikut :
 Granite tile berglasur ukuran 300mm x 600mm untuk dinding yang di tunjukan
pada gambar.
 Granite tile berglasur ukuran 600mm x 600mm untuk dinding yang di tunjukan
pada gambar.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
c. Adukan.
Adukan khusus untuk pemasangan Ubin pada dinding menggunakan semen instan khusus
dan bahan tambahan air yang dicampur rata, seperti MU-460 buatan PT Cipta Mortar
Utama yang cocok untuk daerah basah. Standar daya sebar ±3 m2 / zak=40kg/ tebal
aplikasi 10 mm. Kebutuhan air 6,0-6,5 liter/ sak 40kg.
d. Adukan Pengisian Celah.
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat, seperti MU 408 buatan PT. Cipta Mortar Utama atau yang
setara yang disetujui. Standar daya sebar ±10 m2 /kg.
10.2.5. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-benar
selesai. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau di bawah pasangan
ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
b. Pemasangan.
 Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus dalam keadaan
kering, padat, rat dan bersih. Adukan untuk pasangan ubin dinding luar dan bagian lain
yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan
tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
 Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan campuran 1
semen dan 5 pasir. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
 Adukan untuk pasangan ubin pada dinding harus diberikan pada permukaan plesteran
dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan pada tempat yang sesuai dengan
yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.

41
 Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang tetap lurus dan rat.
 Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
 Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
 Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.
 Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
 Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
 Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
 Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
 Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
 Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.
 Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan.
 Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
c. Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada yang
cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin.

11. Pekerjaan Penutup Lantai


11.1. Keterangan
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras
termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan Spesifikasi Teknis, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

11.2. Ubin Keramik

42
11.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin keramik pada tempat-
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

11.2.2. Standar / Rujukan


1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2) Standar Nasional Indonesia (SNI)
3) SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
4) Australian Standard (AS)
5) British Standard (BS)
6) American National Standard Institute (ANSI).

11.2.3. Prosedur Umum


1) Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2) Pengiriman dan Penyimpanan. Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam
kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh
dan jelas.

11.2.4. Bahan - Bahan


1) Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal setara dengan merek
Platinum dan Niro Granite yang memenuhi ketentuan SNI. Ubin yang tidak rata
permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat
lainnya, tidak boleh dipasang.
2) Ubin Keramik
a. Ubin keramik berglasur tipe anti slip ukuran 300mm x 300mm untuk lantai yang di
tunjukan pada gambar.
b. Granite tile berglasur ukuran 400mm x 400mm untuk lantai yang di tunjukan pada
gambar.
c. Granite tile berglasur ukuran 600mm x 600mm untuk lantai yang di tunjukan pada
gambar.

43
d. Granite tile berglasur tipe anti slip ukuran 600mm x 600mm untuk lantai yang di
tunjukan pada gambar.
Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema Warna yang sudah
ditentukan pada pembangunan tahap sebelumnya.
3) Adukan.
Adukan khusus untuk pemasangan Ubin pada lantai menggunakan semen instan khusus
dan bahan tambahan air yang dicampur rata, seperti MU-400 buatan PT Cipta Mortar
Utama. Standar daya sebar ±4 m2 / zak=40kg/ tebal aplikasi 10 mm. Kebutuhan air 6,0-6,5
liter/ sak 40kg.
4) Adukan Pengisi Celah
Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang diberi
warna dari pabrik pembuat, seperti seperti Lekra FS Nat Flexible, AM 50 Coloured Ceramic
Grout, ASA Coloured Grout atau yang setara yang disetujui.

11.2.5. Pelaksanaan Pekerjaan


1) Persiapan.
Pekerjaan pemasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya benar-benar
selesai. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah pasangan
ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
2) Pemasangan.
a. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dan bagian lain yang harus kedap air harus
terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah bahan tambahan, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
b. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila ditentukan
lain dalam Gambar Kerja.
c. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas lapisan pasir
dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.
d. Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus dilakukan
pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
e. Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
f. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki dapat
terbentuk dengan baik.
g. Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling tegak
lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan lain.

44
h. Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
i. Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya pada satu
sisi, bila tidak terhindarkan.
j. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
k. Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama dengan warna
keramiknya dan disetujui Konsultan MK.
l. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
m. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera dibersihkan
dengan kain lunak yang baru dan bersih.
n. Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Konsultan MK.
o. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
3) Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada yang
cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya dengan
sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak permukaan ubin.

11.3. Floor Hardener Dan Epoxy Floor Coating

11.3.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan pelapisan rabatan lantai pada
basement atau pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

11.3.2. Standar / Rujukan


1) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2) Standar Nasional Indonesia (SNI)
3) Australian Standard (AS)
4) British Standard (BS)
5) American National Standard Institute (ANSI).

11.3.3. Prosedur Umum


1) Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.

45
2) Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.
3) Contoh bahan floor hardener harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan
4 (empat) gradasi warna untuk setiap set. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
4) Pengiriman dan Penyimpanan. Pengiriman bahan floor hardener ke lokasi proyek harus
terbungkus dalam kemasan pabrik yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek
dagang yang utuh dan jelas.

11.3.4. Bahan - Bahan


1) Umum.
Floor Hardener dan epoxy floor coating harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang
dikenal yang memenuhi ketentuan SNI.
2) Floor Hardener
Material bentuk cair yang disemprotkan pada beton dan kemudian diratakan mengunakan
kain mop sehingga akan menghasilkan permukan yang lebih keras, tetapi rata dan halus
serta mudah dibersihkan. Menggunakan lapisan khusus, seperti silikat toping CC-203
buatan PT Propan Raya ICC.
3) Epoxy Floor Coating
Material bentuk cair yang dicat pada beton kemudian diratakan mengunakan squege dan
diroll mengunakan rool mohair sehingga akan menghasilkan permukan yang rata dan
halus serta mudah dibersihkan. Menggunakan lapisan khusus, seperti Polyfloor PFT - 253
(2000 micron) buatan PT Propan Raya ICC.

11.3.5. Pelaksanaan Pekerjaan


Floor Hardener
1) Substrat (Beton K300)
 Diamplas menggunakan racing diamond No. 50
 Dibersihkan
 Diamplas menggunakan racing diamond No. 100
 Dibersihkan
 Diamplas menggunakan racing diamond No. 300
 Dibersihkan
2) Silikat penetran LD201
 Disemprot ke seluruh bagian hingga merata
 Diratakan kembali menggunakan kain mop

46
 Tunggu kering 24 jam
 Diamplas menggunakan racing diamond No. 500
 Dibersihkan
 Diamplas menggunakan racing diamond No. 800
3) Silikat Topping CC203
 Dispray tipis ke seluruh bagian
 Dilap menggunakan kain mop
 Dibufing
 Tunggu kering 2 jam
4) Silikat Topping CC203
 Dispray tipis ke seluruh bagian
 Dilap menggunakan kain mop
 Dibufing
 Tunggu kering 24 jam
Epoxy Floor Coating
1) Substrat (Beton K300, kelembaban 5% skala elcometer)
 Diamplas atau digrinda hingga permukaan rata
 Dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya
2) Polyfloor Primer PFP241 (Ketebalan 50 micron)
Campurkan :
Komponen A : Komponen B : Thinner Epoxy
4 : 1 : 15% (by weight)
 Cat diulang dan diratakan menggunakan squege
 Diroll menggunakan roll mohair / ruber roll
 Tunggu kering + 68 jam
 Diamplas dan dibersihkan
3) Polyfloor PFT253 (Ketebalan 500 micron)
Campurkan
Komponen A : Komponen B
4 : 1 (by weight)
 Cat ulang dan ratakan menggunakan squege
 Diroll menggunakan roll mohair / ruber roll
 Tunggu kering + 8 jam
4) Polyfloor PFT253 (Ketebalan 1500 micron)

47
Campurkan
Komponen A : Komponen B
4 : 1 (by weight)
 Cat ulang dan ratakan menggunakan squege
 Diroll menggunakan roll mohair / ruber roll
 Diroll mengunakan spike roll
 Tunggu kering + 8 jam
 Umur campuran + 1 jam

12. Pekerjaan Pengecatan


12.1. Keterangan
Pekerjaan  ini  mencakup  semua pekerjaan  yang  berhubungan  dengan
pengecatan memakai bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan,
baik yang  dilaksanakan sebagai pekerjaan  permulaan, ditengah-tengah dan  akhir.  Yang dicat
adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-
permukaan lain yang disebut dalam gambar dan Spesifikasi Teknis.
Pekerjaan  ini  meliputi  penyediaan  bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini.

12.2. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga kerja
dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai
dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

12.3. Standar / Rujukan


1) Steel Structures Painting Council (SSPC).
2) Swedish Standard Institution (SIS).
3) British Standard (BS).
4) Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

12.4. Prosedur Umum

12.4.1. Data Teknis dan Kartu Warna.


Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan MK.

48
Semua warna ditentukan oleh Konsultan MK dan akan diterbitkan secara terpisah dalam suatu
Skema Warna.

12.4.2. Contoh dan Pengujian.


Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek dalam kemasan
tertutup, bertanda merek dagang dan mencantumkan identitas cat yang ada di dalamnya, serta
harus diserahkan tidak kurang 2 (dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup
dini untuk memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari. Pada saat bahan cat tiba
di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang
ada dan diambil secara acak dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan
contoh harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-benar dapat
mewakili. Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat tersebut di
atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat berukuran 300mm x 300mm untuk
masing-masing warna. 1 (satu) contoh disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan
Pengawas Lapangan guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila
bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan. Biaya pengadaan contoh
bahan dan pembuatan contoh warna menjadi tanggung jawab Kontraktor.

12.5. Bahan – Bahan


12.5.1. Umum.
Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas
menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik,
warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang
semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan
Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus
berasal dari satu pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan. Untuk
menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus
berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Dulux, Propan Jotun, ICI atau Levis
– Akzo Nobel. (mengacu pada gambar kerja)
Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan schedule finishing
dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding dan 1000 mikron untuk lantai. Bahan yang
digunakan adalah setara produk Dulux, Propan atau setara.
Cat acrylic emulsion paint untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana. Bahan yang
digunakan adalah washable setara propan eco-emulsion-semi gloss warna hijau muda, dan
decorsafe-odorless anti bacterial paint-semi gloos warna hijau muda.
12.5.2. Cat Dasar.

49
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
a. Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
b. Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir berbahan dasar
minyak.
c. Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.

12.5.3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.

12.5.4. Cat Akhir.


Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
a. Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
b. Emulsion weathershield untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan
gipsum dan panel kalsium silikat.
c. High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.

12.6. Pelaksanaan Pekerjaan

12.6.1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.


a. Umum.
 Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan
mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung
dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum
persiapan permukaan dan pengecatan dimulai.
 Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang tersebut.
 Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan
atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai
kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai
titik nyala diatas 38oC.
 Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga debu
dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh diatas
permukaan cat yang baru dan basah.
b. Permukaan Pelesteran dan Beton.

50
Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4
(empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan pelesteran atau
semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan pelesteran
baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga
garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan yang
berlebihan dan tetesan-tetesan adukan. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan,
permukaan pelesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan tidak
meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam
bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat
diserap.
c. Permukaan Gipsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang
cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai. Kemudian permukaan gipsum
tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk gipsum, untuk menutup permukaan
yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis. Setelah cat dasar ini mengering
dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan Spesifikasi ini.
d. Permukaan Barang Besi /Baja.
 Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus
dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan pasir/sand
blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan zat
pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua permukaan barang
besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.
 Besi/Baja Dilapis Dasar di Pabrik/Bengkel.
Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang sama dengan
cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan memenuhi ketentuan dalam
butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap
karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera merawat
permukaan karat yang terdeteksi.

51
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu,
kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat
sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up)
dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai ketebalan
yang disyaratkan.
 Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.
Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna harus
dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang diproduksi untuk maksud
tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersikan permukaan dari kotoran-kotoran,
debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.

12.6.2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat mungkin
setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan
sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di atas.

12.6.3. Pelaksanaan Pengecatan.


a. Umum.
 Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan
cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna dan tekstur.
 Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan
semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama.
 Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang sama
dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
 Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat dasar
terlebih dahulu.
b. Proses Pengecatan.
 Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk
memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan kedaan
cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan harus dilakukan
dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut.
o Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.

52
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
o Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.
o Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate
primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss
finish.
 Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui untuk digunakan.
c. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.
 Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras,
membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya.
 Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
 Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan,
maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati
petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat
pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
 Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab kontraktor untuk
memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di bawahnya).
d. Metode Pengecatan.
 Cat dasar untuk permukaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
 Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
 Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan
dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
e. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.

53
Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

13. Pekerjaan Alat – Alat Sanitair dan Asesoris


13.1. Keterangan
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan asesoris yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar,  meliputi  penyediaan  bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.
13.2. Pekerjaan Sanitair

13.2.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti ditunjukkan
dalam gambar,  meliputi  penyediaan  bahan, tenaga dan alat yang diperlukan.

13.2.2. Bahan - Bahan


a. Water Closet dan Wastafel.
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
 Water Closet Duduk
Bahan  porselen,  produk dalam negeri (setara TOTO type CW 702J/SW784JP atau
American Standart), lengkap dengan jet shower dan peralatan lain (warna standard).
 Wastafel
Wastafel Meja Bahan  porselen,  produk  dalam negeri (setara TOTO tipe L 521 V1A, L
830 V3 atau American Standart), lengkap dengan keran, siphon  dan perlengkapan
lainnya (warna standard).
 Zink dapur (TOTO atau yang setara)
 Keran air (TOTO type T-23B13V7N dan T30ARQ13N untuk Pantry atau yang
setara)
 Floor Drain (TOTO type square flange TX 1B)
b. Barang-barang  yang  akan dipasang harus  benar-benar  mulus  dan tidak cacat sedikitpun.
Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui oleh Pengawas bersama
dengan Konsultan Perencana.

13.2.3. Pelaksanaan Pekerjaan


Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli pemasangan
barang  sanitair  yang  berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan
sangat rapi.
a. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak diijinkan.

54
b. Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang pertemuan
sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
c. Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian rupa
sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuat
d. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
e. Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja.
f. Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada meja/kabinter
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
g. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan.
h. Kaca  cermin  dan tempat alat-alat pada wastafel  harus  dipasang sipat  datar dan
diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai  harus tidak bercacat
sedikitpun. Floor drain  harus  dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih. Semua
sela-sela  antara  floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc : 2 Ps.
Pasangan  harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain  rata dan sebidang dengan
bidang lantai. Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk. Tempat
sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi pemasangan pada
dinding  100 cm di atas lantai

13.3. Asesoris Daerah Basah


13.3.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan, pengadaan dan pemasangan aksesori daerah
basah pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis ini.

13.3.2. Standar / Rujukan


Standar dari Pabrik Pembuat.

13.3.3. Prosedur Umum


1) Contoh Bahan dan Data Teknis.
Contoh dan/atau data teknis/brosur aksesoris daerah basah yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disutujui terlebih dahulu sebelum
dikirimkan ke lokasi proyek. Data teknis harus mencantumkan tipe, dimensi, warna dan
data lain yang diperlukan untuk pemasangan.

55
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum pemasangan Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan yang
mencakup dimensi, detail tata letak, cara pemasangan dan pengencangan dan detail lain
yang diperlukan, kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.
3) Penyimpanan.
Semua bahan-bahan harus disimpan dalam tempat yang bersih dan kering serta
terlindungi dari kerusakan, sebelum dan sesudah pemasangan.

13.3.4. Bahan – Bahan


1) Aksesori.
Kecuali ditentukan lain, aksesori untuk daerah basah, seperti kamar mandi harus sesuai
atau setara dengan produk berikut dan terdiri dari :
a. Tempat sabun cair : tipe T 126 AR dari Toto.
b. Tempat kertas tisu : tipe TS 116 R dari Toto.
c. Gantungan baju : tipe TS 118 WS dari Toto.
2) Cermin.
Kecuali ditentukan lain harus menggunakan cermin dengan tebal 6mm dengan ukuran
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan cermin harus merupakan produk jadi seperti tipe
TX 716 A buatan Toto.
13.3.5. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua aksesoris harus dipasang menurut petunjuk pabrik dan Gambar Kerja, kecuali bila
dinyatakan lain secara tertulis. Letak/posisi pemasangan dan jumlah setiap jenis aksesori
harus dengan petunjuk dalam Gambar Kerja.
2) Kontraktor bertanggung jawab melengkapi semua aksesori daerah basah yang diperlukan
sehingga pemasangan terlaksana dengan baik.
3) Cermin berupa produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya,
sedang cermin selain produk jadi harus dipasang sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 08800.
4) Perlengkapan plambing seperti kloset, wastafel dan lainnya dapat dilihat dalam Spesifikasi
Teknis.

14. Pekerjaan Listplank Kayu


14.1. Lingkup Pekerjaan

56
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
2) Pekerjaan lisplank kayu termasuk peralatan bantunya sesuai detail yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.

14.2. Persyaratan Bahan


Bahan lisplank dari kayu yang telah yang telah dikeringkan, mutu kelas I, kelas kuat I –II dan
kelas awet I.
1) Bahan lisplank kayu 2 x 30 cm atau sesuai detail yang disebutkan dalam gambar.
2) Kayu yang dipakai harus lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 12 %,
untuk seluruh bahan kayu lisplank yang digunakan.Mutu kayu yang dipakai sesuai
persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII
0458-81.

14.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Sebelum melaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola, layout/penempatan,
cara pemasangan, dan detail-detail sesuai gambar.
2) Sebelum pemasangan, penimbunan/penyimpanan bahan di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3) Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya dan dilapangan sudajh dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan, kecuali
bila ditentukan lain.
4) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemasangan
rata/waterpas pada sisi atas pasang, rapi, lurus, sama tinggi dan kuat terpasang.
5) Sambungan kayu memanjang bentuk ekor burung, adapun sambungan sudut dengan
overstek miring 45 derajat, rapat dan lurus.
6) Kayu lisplank tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya
sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pengawas.
7) Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari akibat
pelaksanaan pekerjaan lain.

15. Pekerjaan Penutup Atap Genteng

57
15.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, alat – alat dan bahan berikut
pemasangan penutup atap genteng metal dan perlengkapannya, seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

15.2. Standar / Rujukan


a. Australian Standard AS 1397 – G550 –AZ 150, AS 3566
b. Standar Nasional Indonesia (SNI)
c. SNI 03-1588-1989

15.3. Prosedur Umum


1) Contoh Bahan.
Contoh dan brosur bahan – bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus
diserahkan lebih dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui,
sebelum pengadaan bahan – bahan ke lokasi proyek.
2) Gambar Detail Pelaksanaan.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan kepada
Pengawas Lapangan, Gambar Detail Pelaksanaan yang mencakup ukuran – ukuran, cara
pemaangan dan detail lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui.
3) Pengiriman dan Penyimpanan.
Bahan – bahan harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam keadaan utuh, baru dan tidak
rusak serta dilengkapi tanda pengenal yang jelas.
Bahan – bahan harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari segala
kerusakan.

15.4. Bahan - Bahan


1) Umum.
Semua bahan – bahan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini harus seluruhnya dalam
keadaan baru berkualitas baik secara telah disetujui Pengawas Lapangan.
2) Genteng Kodok
a. Genteng Kodok yang dipakai dengan bebatuan buatan dalam negeri
berikut bubungannya dan flasingnya.
b. Pemasangan genteng kodok sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh
pabrik sesuai dengan jenis yang dipilih, warna yang digunakan sesuai keterangan pada
gambar.
c. Merek yang direkomendasikan adalah Good Year atau setara.

58
15.5. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Umum.
a. Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka baja, seperti kuda – kuda,
reng, harus sudah terpasang dengan baik .
b. Penutup atap genteng gemini sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu
disesuaikan bentuk serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.
c. Jarak antar penutup genteng gemini harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat genteng metal yang digunakan.
2) Pemasangan.
1. Pemasangan penutup genteng gemini dan kelengkapannya harus
dilaksanakan sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya dengan tetap
memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
2. Penutup atap genteng gemini berikut talang – talang (bila ditunjukkan
dalam Gambar Kerja) harus dipasang dengan baik, dimulai dari bagian tepi bawah
menuju ke atas sesuai kemiringan atap yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

16. Pekerjaan Penutup Kaca


16.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan kanopi kaca sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja dan atau Spesifikasi Teknis.

16.2. Standar / Rujukan


Standar Nasional Indonesia (SNI)

16.3. Prosedur Umum


1) Contoh Bahan.
Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk dapat diuji
kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.Gambar Detail
Pelaksanaan.
2) Pengiriman dan Penyimpanan.
Semua bahan kaca dan baja yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan data
teknisnya. Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung
sehingga terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak
diinginkan.

16.4. Bahan – Bahan

59
1. Kaca Tempered dengan tebal 12mm
2. Rangka baja WF250 cat putih warna putih setara zynchromate
3. Spider Fitting
4. Spon Hitam (dudukan kaca)
5. Sealant

16.5. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Rangka Baja dilapisi antikarat dan dicat. Kemudian dipotong sesuai dengan gambar kerja.
Dan dipasang menggunakan skrup dan baut mengikuti dokumen gambar kerja.
2. Aplikasikan Spider Fitting, spon sebagai dudukan dan perekat kaca pada rangka kanopi.
3. Pasang kaca tempered pada rangka yang telah dipasang dengan aplikasi sealant pada
pertemuan antar modul kaca.
4. Seluruh pemasangan dan pelaksanaan pengerjaan kanopi kaca ini harus rapi, dan benar
benar sesuai dengan gambar kerja dan atau spesifikasi teknis.

17. Pekerjaan Aluminium Composite Panel


17.1. Standar / Rujukan
1. AA The Alumunium Association
2. AAMA Architectural Alumunium Manufacts Associations
3. ASTM E.84 American Standard for The Testing Materials

17.2. Bahan – Bahan


Aluminium Composite Panel (ACP) dengan ukuran strandar ketebalan 4 mm, luas 1220 x 2440
mm dan berat dengan kisaran 3.5-5.6 kg/m2. Atau setara dengan merk Aluminium Composite
Panel SEVEN

17.3. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite panel seperti yang
ditunjukkan pada Gambar Kerja. Pekerjaan ini dilaksanakan sebagaimana
disebutkan/ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja.

17.4. Pelaksanaan Pekerjaan


1) Pemasangan Rangka
Jika rangka dudukan ACP dipasang pada dinding yang terbuat dari pasangan batu bata maka
dinding tersebut harus minimal di plester. Rangka dudukan ACP menggunakan Aluminium
atau rangka hollow atau logam yang berkualitas baik agar tidak mudah mengalami korosi.

60
Pemasangan rangka dudukan ACP di dinding yang sebelumnya terah di tandai dengan jarang
kurang lebih 60 cm dengan pemasangan rangka vertical terlebih dahulu.
2) Pemasangan Lembaran ACP
Aluminium composite panel dipasangkan pada rangka dudukan yang telah terpasang pada
dinding. Sebelumnya panel telah difabrikasi sesuai ukuran yang diinginkan serta
penambahan sekrup untuk memasangkan panel pada rangka dudukan.
3) Pemberian Sealant
Untuk menutuk gap diantara ACP digunakan sealant untuk menutup gap tersebut.
Permukaan ACP yang akan dilapisi sealant harus bersih dan pada celah ACP diisi dengan busa
padat agar sealant yang masuk tertahan ole busa padat. Disisi panel yang terpasang
diisolative agar bagian lainya tidak terkena dan lebih rapi. Lepas isolative setelah bagian
sealant kering.

PASAL 4
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTURAL PEKERJAAN KONSTRUKSI

1. Uraian Pekerjaan dan Situasi


1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Pondasi Bore Pile
c. Pekerjaan Kolom
d. Pekerjaan Balok

61
e. Pekerjaan Pelat Lantai
f. Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja Berat
g. Dan Pekerjaan lainnya yang jelas – jelas terkait dengan pekerjaan penyelesaian struktur
dan sipil.
Untuk pelaksanaan Kontraktor hendaknya menyediakan :
a. Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
b. Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis
pekerjaan.
c. Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang dipergunakan  untuk
ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.
Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan
dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Pengawas
Lapangan.

1.2. Situasi
a. Pembangunan akan dilaksanakan di Klungkung.
b. Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan / kondisi
eksisting saat ini untuk itu hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang seksama
terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi harga penawaran.
c. Calon Kontraktor bisa mengadakan pemeriksaan/peninjauan tempat dimana pembangunan
akan dilaksanakan tertera pada gambar.

1.3. Peralatan yang digunakan


Calon Kontraktor diwajibkan menggunakan peralatan – peralatan berat yang dibutuhkan dalam
pembangunan proyek ini, sesuai dengan jangka waktu pembangunan yang telah ditentukan.
Berikut adalah daftar peralatan – peralatan yang dibutuhkan:
No Jenis Alat Kapasitas Jumlah
1 Excavator 0,7 m3 2 Unit
2 Dump Truck 6 Ton 5 Unit
3 Genzet 175 KVA 2 Unit
4 Concrete Pump 30m3/Jam 1 Unit
5 Truck Mixer 5 m3 5 Unit
6 Concrete Vibrator 5 HP 2 Unit
7 Mesin Compressor 175 cpm 1 Unit
8 Bar Bender 41 mm 2 Unit
9 Bar Cutter 41 mm 2 Unit
10 Mesin Las 250 A 2 Unit
11 Jet Pump 30 m 2 Unit

62
12 Beton Mollen 0,5 m3 5 Unit
13 Stamper   2 Unit
14 Theodolite   2 Unit
15 Waterpass   2 Unit

Peralatan didatangkan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan menurut


keperluan di lapangan;
- Pemborong harus mempunyai gudang yang terletak tidak jauh dari lokasi pekerjaan, untuk
menyimpan bahan bakar, bahan bangunan, peralatan, dan lain - lain;
- Pemindahan Demobilisasi segala peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
keluar dari lokasi harus mendapat persetujuan direksi.
Ukuran Tinggi dan Ukuran Pokok
Mengukur letak bangunan :
Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat
datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak
lurus dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.

2. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran


Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan
bangunan beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan
yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah
ini :
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak
mudah rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
b. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang
diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan
lubang-lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan
dipadatkan.
d. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-
puing ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

3. Obstacle
a. Kriteria obstacle berupa konstruksi beton pasangan batu kali, pasangan dinding tembok
besi-besi tua dan lain-lain. Bekas perlindungan maupun bekas kontruksi bangunan lama

63
yang cara pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan menggunakan
peralatan yang lebih khusus pula (misalnya : concrete breaker, compressor, mesin
potong) dibandingkan dengan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.
b. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan
lain-lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket
pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
c. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
d. Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
- Pada daerah titik pondasi setempat sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan obstacle tersebut bisa dibongkar/digali sesuai dengan kondisi dan sifat
tanah pada daerah tersebut.
- Pada jalur yang akan dibuat pondasi setempat dan sloof mulai dari permukaan tanah
exsisting sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi
pondasi dan sloof.

4. Pekerjaan Perbaikan Kondisi Tanah Galian/Urugan


4.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan perbaikan kondisi tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan tanah meliputi :
- Land Screeding
- Pemadatan Tanah
- Penggalian, perataan, pengurugan setempat jika diperlukan.

4.2 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Pemadatan Tanah Di Daerah 'Fill'


Penimbunan dilakukan sampai pada peil dan kemiringan yang ditentukan sesuai Gambar Kerja.
- Sebelum penimbunan, daerah kawasan harus dibersihkan dari semua kotoran, rumput, humus
dan akar tanaman.
- Penimbunan baru dilakukan setelah tanah yang selesai dibersihkan itu dipadatkan mencapai
90% kepadatan maksimum modified proctor.
- Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari 20 cm
tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.

64
- Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade graders
dan 3 wheel power rollers yang beratnya 8 ton sampai 10 ton atau pneumatic rollers lainnya
dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi. Sebelumnya tanah
harus digaru dengan sheep foot rollers.
- Tanah yang dipadatkan harus mencapai 90 % kepadatan maksimum yang dapat dicapai pada
kadar air optimum yang ditentukan dengan Modified AASHTO T-99, kecuali tanah setebal 30
cm di bawah sub base course harus mencapai 90% compacted (dari modified proctor).
- Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air dari fill
material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction Modified Proctor
dari contoh fill material.
- Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka fill
material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila kadar air
bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air optimum, maka fill material harus
dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.
- Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan
dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainage
sehingga daerah pemadatan selalu kering.
- Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test' untuk
mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk setiap 400
m2 untuk tanah yang dipadatkan.
- Apabila tanah yang dipadatkan < 1,6 ton/m 3, maka tanah tersebut harus diganti dengan
tanah lain atau dicampur pasir sehingga tanah tersebut menjadi >1,6 ton/m 3.
- Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified proctor
(untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai soaked CBR
minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan fill material yang pada
90% maksimum compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.

4.3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Tanah di Daerah 'Cut'


Setelah galian tanah kontruksi lantai dilakukan, kemudian permukaan tanah lapisan sub grade
tersebut dilakukan pengetesan CBR = 4, apabila ternyata permukaan atas sub grade tersebut
tidak mencapai nilai soaked CBR = 4, maka tanah tersebut harus digaruk / digali setebal 30 cm
sehingga menjadi gembur, kemudian dilakukan pemadatan, sehingga nilai soaked CBR = 4 bisa
tercapai.
Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade graders dan
3 wheel power roller yang beratnya 8 ton sampai 10 ton atau pneumatic roler lainnya dengan

65
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi. Sebelumnya tanah harus
digaru dengan sheep foot roolers.

5. Pekerjaan Pondasi Bore Pile


5.1 keterangan
Pekerjaan beton dalam pelaksanaan harus memenuhi persyaratan yang termuat dalam PBI NI.2.
Baik mengenai material koral, pasir, semen dan baja maupun pelaksanaannya.

5.2 Mutu Beton


Untuk beton bertulang kekuatan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah berdasarkan kekuatan
karakteristik (K).
K-300 Kekuatan Karakteristik 300 kg/cm2.

5.3 Pekerjaan Bekisting


- Untuk mendapatkan bentuk, penampang, ukuran dari beton seperti yang diminta dalam
gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
- Bekisting untuk pekerjaan beton, dibuat dari kayu kelas 2 yang berkualitas baik, lurus dan
tidak pecah-pecah.
- Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga nanti diperoleh penampang beton
yang baik.
- Untuk itu Pemborong harus merencanakan konstruksi bekisting agar kedap adukan
(motartight), tidak melengkung bila menerima beban dari adukan basah, tulangan dan lain-
lain serta tidak berubah bentuk akibat pemadatan adukan dengan vibrator.
- Untuk lantai dasarnya, bekisting harus rata, lurus dan kokoh.
- Konstruksi dari bekisting, seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang
memerlukan perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa, disetujui dan
dilaksanakan.
- Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari air
limbah dan minyak.
- Pembersihan dan pengeringan harus sedemikian rupa sehingga terjamin mutu beton yang
diharapkan dan untuk jaminan bahwa bagian dalam bekisting betul-betul kering harus
digunakan kompresor.
- Finishing beton bertulang, untuk permukaan beton harus dilakukan sesuai petunjuk
Pengawas/Direksi Lapangan.

66
- Pembongkaran bekisting beton tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut
PBI 1971 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan hati-hati dan tidak merusak beton yang
sudah mengeras, dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi.

5.4 Pekerjaan Baja Tulangan


- Gambar rencana kerja untuk baja tulangan, meliputi rencana pemotongan, pembengkokan,
sambungan, penghentian dan lain-lain, untuk semua pekerjaan tulangan, harus dipersiapkan
oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi sebelum
pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam
gambar kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut PBI 1971, NI-2. Parameter-
parameter pengenal harus minimal sama seperti persyaratan dalam gambar kerja dan
bilamana parameter tersebut akan diganti, maka jumlah luas penampang per satuan lebar
beton harus minimal sama dengan luas penampang rencana, sebelum melakukan
perubahan-perubahan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
- Semua pembongkaran tulangan harus dilakukan sebelum penempatan pada posisi rencana.
Tidak diperkenankan membengkok tulangan bila sudah ditempatkan kecuali apabila hal itu
terpaksa dan sudah mendapatkan persetujuan Direksi.
- Mutu baja tulangan yang digunakan adalah:  ≤ 12 mm, U – 24 (BJTP 24), untuk tulangan D
≥13 mm =U – 40 (BJTP 40) (dimana telah dijelaskan pada gambar kerja struktur).
- Tulangan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
- Toleransi besarnya tulangan dengan notasi maksimal 0,2 mm.
- Tulangan harus ditempatkan dengan teliti dengan posisi sesuai rencana, dan harus dijaga
jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut beton (beton
deking) yang cukup. Pemborong harus mempergunakan penyekat (spacer), dudukan (chairs)
dari blok-blok, maka mutu beton yang bersangkutan dengan campuran adukan 1 pc : 2 ps
semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada
waktu pengecoran.
- Sebelum melaksanakan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu untuk
memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan
bilamana perlu. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti bilamana
dianggap oleh Direksi akan melemahkan konstruksi. Pengecoran tidak diperkenankan apabila
belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
- Khusus untuk tebal selimut beton

67
- , dudukan harus kuat dan jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan
beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk
penyimpanan terhadap horisontalnya adalah ± 4 mm.

5.5 Pekerjaan Pengecoran


- Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan
penghentian pengecoran kecuali bila sudah dipertimbangkan pada tempat-tempat yang
aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Direksi. Pemborong harus sudah
mempersiapkan segala sesuatunya untuk pengamanan, perlindungan dan lain-lain yang
dapat menjamin kontinuitas pengecoran.
- Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, pemborong harus memakai
mesin pengaduk (molen). Mesin pengaduk beton harus cukup untuk melayani volume yang
direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkan dari
pengotoran minyak, sebelum dipakai.
- Bilamana perlu Pemborong diperkenankan untuk menggunakan concrete pump, gerobak-
gerobak dorong untuk mengangkut adukan ke tempat yang akan dicor. Pengangkutan beton
tidak diperkenankan dengan ember-ember.
- Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan sudah
harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang
sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan lain-lain harus dijaga dengan
baik sebelum dan selama pelaksanaan pengecoran.
- Segera setelah beton dituangkan ke dalam bekisting, adukan harus dipadatkan dengan
concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator
dapat dibantu dengan pencocokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin
dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi terlebih dahulu.
- Pengecoran hanya boleh berhenti di tempat-tempat yang diperhitungkan aman dan telah
direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi. Untuk
menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus sudah dibersihkan
permukaannya, dan dibuat kasar dengan sikat baja agar sempurna sambungannya dan
sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang akan disambung harus disiram dengan
air semen dengan campuran 1 Pc : 0,5 air.
- Sebelum waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan dan melindunginya
dengan menggenangkan air di permukaannya atau ditutup dengan karung-karung yang
senantiasa dibasahi air, terus-menerus selama paling tidak 10 hari setelah pengecoran.

68
- Apabila cuaca meragukan, sedangkan Pengawas/Direksi tetap menghendaki agar pengecoran
tetap harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyediakan alat pelindung/terpal
yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor.
- Untuk setiap jumlah 5 m3 pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil contoh (sample)
untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur
sebagaimana ditentukan di dalam PBI 1971. Slump yang diperkenankan dalam pelaksanaan
adalah antara 7-10 cm dan faktor air semen maximum 0,5. Pengambilan-pengambilan
contoh di atas dilakukan atas petunjuk Direksi. Kubus-kubus yang diambil harus dijaga agar
dapat mengeras dengan baik. Demikian pula kubus beton yang diambil selama pengecoran
harus diuji kekuatan tekannya di laboratorium yang dapat disetujui direksi dan hasilnya
dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk dievaluasi. Bilamana hasil pengujian
menunjukkan mutu beton kurang dari yang disyaratkan masing-masing untuk bagian yang
sehubungan dengan rencana, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan kepada Direksi
rencana dan mengadakan perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya Pemborong.
- Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari K yang disyaratkan,
pemborong diharuskan mengambil core-sample dari bagian-bagian konstruksi yang
diragukan. Jumlah core-sample untuk setiap pemeriksaan adalah 3 buah, dan selanjutnya
akan diperiksa di laboratorium dengan petunjuk Direksi.
- Additive dapat pula dipergunakan sepanjang tidak menyebabkan kelainan-kelainan pada
beton dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas/Direksi.

6 Pekerjaan Beton
6.1 Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
- Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi
dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja
tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada
hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau
sebagaimana diperlukannya.
- Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-
selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada
pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI.
- Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada

69
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran
antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna
mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
- Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini
Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi
dilakukan.
- Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang
dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar atau
seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk
dinding blok beton.
- "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua desain
campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi
dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian
slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi
penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor
berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
- Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
 semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
 pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting
 mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan
beton
 koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
 sparing dalam beton untuk instalasi M/E
 penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding
bata dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat
beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.
b. Referensi dan Standar-Standar
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau

70
diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini:
o PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
o SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
o PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
o ACI - 304ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate
Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
o ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
o ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
o ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
o ACI - 318Building Code Requirements for Reinforced Concrete
o ACI - 301Specification for Structural Concrete of Building
o ACI - 212ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
o ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
o ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
o ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by
the
Pressure Method
o ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
o ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
o ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in
the Field.
o ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete.
o ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming Compounds for
Curing Concrete.
o ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand Cork
Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction.
o ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous
Types).
o SII Standard Industri Indonesia.
o ACI - 315Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete.
o ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for Concrete
Reinforcement.

71
o ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for
Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars, Grade 40, for
stirrups and ties.
Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.

c. Penyerahan – Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi
Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera
sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan
kontraktor lain.
- Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton.
- Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman;
Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja
sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan
maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan
proyek ini.
- Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang rnemenuhi seluruh sifat bahan yang dlsyaratkan dalam
Spesifikasi ini.
- Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing
mutu beton yang digunakan, paling lambat 14 hart sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai.
- Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaratkan sehingga data tersebut selalu tersedia atau bila
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
- Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat
tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran.

72
- Kontraktor harus mengajukan Gambar Kerja Detail untuk seluruh pekerjaan perancah
dan acuan yang digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum
pekerjaan tersebut dimulai.
- Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling lambat 3 x 24
jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton.
- Pengecoran beton hanya boleh dilakukan setelah seluruh pekerjaan acuan dan
pembesian diperiksa serta mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.

d. Percobaan Bahan dan Campuran Beton


- Umum.
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test
berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk
menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
- Semen : berat jenis semen.
Agregat :
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban
dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari
agregat halus.
- Adukan/campuran beton.
 Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk
umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian
atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3
minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai
dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya
adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix
harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan,
merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.

73
 Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap
agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana
proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari
berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai
faktor air-semen yang berbeda-beda.
 Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder
beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C
94-98.
 Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan
pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili
suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum
(diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton yang
dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
 Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21
dan 28 hari.
 Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda
pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan
contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan
yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan
dilaksanakan.
 Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam
Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan
dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan
pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek
bangunan tersebut selesai dilaksanakan.

74
- Pengujian slump.
 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak
diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
 "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton
dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir
yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan
kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari
beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat
batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan
pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
 Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi
normal :

Slump pada (cm)

Konstruksi Beton Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan fondasi 12.50 10.00


telapak bertulang.

Fondasi telapak tidak bertulang, dan 9.00 7.50


konstruksi dibawah tanah.
15.00 12.50
Pelat, balok, kolom dan dinding.

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
- Percobaan tambahan
 Kontraktor tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan
percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan
membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila
beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.

75
 Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan
dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan
perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut,
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3
hari setelah pengujian dilakukan.

6.2 Bahan-Bahan/Produk
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
1) Semen

a. Mutu semen
 Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-82,
Type-1 atau NI-8 seperti Mortar Utama atau setara untuk butir pengikat awal
kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat
mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis
secara tegas oleh Direksi Lapangan.
 Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan
bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu
dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis
campuran.
 Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas jenis
semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis semen yang
digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1).

b.Penyimpanan Semen
 Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga
agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen
yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun
tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat
pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap
pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan
urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan
untuk pekerjaan.

76
 Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk melindungi
terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
 Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan
sertifikat test dari pabrik.
 Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
 "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui
untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama
pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan.
2) Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus
memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
 Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih,
dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
 Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
 Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat
halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
 Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %
berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25
mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
 Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
 Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh
bahan-bahan lain.
b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
 Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
 Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-
butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal,

77
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
 Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
 Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
 Ukuran butir : sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa di atas ayakan 4
mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas
dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
 tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan
mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %
sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengotoran bahan-bahan lain.
c. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan
kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada labora-
torium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
e. Mutu dan Konsistensi dari Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat, balok, pile-cap : K-300
Semua kolom dan dinding beton : K-300
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas –
Bo

78
6.3 Pelaksanaan Beton Ready-Mixed
1) Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-mixed
yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan takaran, adukan
serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di dalam ASTM
C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat pengantaran
contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua peralatan
untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh Direksi
Lapangan sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan perbaikan
memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan, adukan beton
dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi Lapangan. Lagipula, jangan
memulai pekerjaan beton sampai semua penyerahan disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan laboratorium oleh
kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan pemasok
beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan yang diijinkan minimum dan
hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui
38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih bahan

79
additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah. Dalam
pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63 dilakukan hanya oleh
teknisi in-charge dengan persetujuan Direksi Lapangan sebelumnya.
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur
air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen
dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau
sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu
tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton
maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan
dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal
yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton
dalam kondisi tersebut.
l. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI 309R-87
(Recommended Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat mungkin
penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator (engine/electric).

2) Pengecoran dan Pemadatan Beton


a. Persiapan
 Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada Direksi
Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai kegiatan
pengecoran.
 Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot dengan
air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan beton, dan
benda-benda yang ditanamkan atau di cor harus telah diperiksa dan disetujui oleh

80
Direksi Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton,
puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain harus disingkirkan dari
bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengaduk serta
perlengkapan pengangkutan.
 Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di sekeliling
struktur dapat efektif dan menerus dicor.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk pengadaan
bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila galian
tertentu telah bebas air dan lumpur.
 Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam yang
ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan lain
ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta pengangkut adukan beton
yang beroda tidak boleh dijalankan melalui tulangan ataupun disandarkan pada
tulangan. Pada lokasi dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama,
buat lubang pada beton lama, masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa
adukan nonshrink.
 Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak, basahkan
bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan menjaga
pelaksanaan beton.
 Penutup Beton
Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan
SKSNI 1991.
 Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap
meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar
merata.

81
b. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI Committe 304
dan ASTM C94-98.
 Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan dan kehilangan
bahan-bahan (segregasi).
 Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan
waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang sudah dicor dan yang
akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya dapat dilakukan
setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini, Direksi Lapangan
mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring ini, setelah
mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan dan panjang
talang itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.
 Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila
diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue secara
mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai
bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang
ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
c. Pengecoran
 Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304, ASTMC
94-98.
 Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir
dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
 Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain
atau disetujui Direksi Lapangan.
 Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0 m.
Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun
benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga pengecoran
beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari
corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi/pemisahan bahan-

82
bahan.
 Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing
tidak boleh dituang ke dalam struktur.
 Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap
mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi lain
dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
 Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di luar
ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda
ataupun penyambungan pengecoraxn, maka "Kontraktor" harus membuat usulan
termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.

d. Pemadatan beton
 Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/vibrator,
untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.
 Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type "immersion",
beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180
mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan
amplitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
 Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati
tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
 Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
- Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira
vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45 oC.
- Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal karena hal
ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
- Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah
mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm
dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar
tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya
dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya
sudah mengeras.

83
- Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung dengan itu, maka
pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis
demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
- Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang
pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan jarum ini dapat
diisi penuh lagi dengan adukan.
- Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-
daerah pengaruhnya saling menutupi.
3) Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi Lapangan.
Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton basah bila
pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.
4) Siar Pelaksanaan
a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan
sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan di dalam gambar-gambar
rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada yang ditunjukkan dalam
gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada
waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom untuk
mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus
dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-
tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang.
Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau persilangan
dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari
pertemuan atau persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan
serpihan beton yang rapuh.

84
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus cukup
lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
5) Perawatan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6. dan ACI
301-89.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya
dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal
dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi
semen serta pengerasan beton.
c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
 Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan dan
harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak
melebihi 38 oC.
 Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam
keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain
yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan
dapat dipakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Perawatan.
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.
6) Toleransi pelaksanaan.
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan Bab 1;
PBI-'71; ACI-301 dan ACI-347.
a. Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.
 Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan pelat
lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang ditunjuk. Perawatan
khusus harus dilakukan agar halus, meskipun sambungan diadakan di antara
pengecoran yang dilakukan terus menerus, jangan memakai semen kering, pasir
atau campuran dari semen dan pasir untuk beton kering.
 Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan diberi karpet

85
harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi
tidak kurang dari 6 m.
 Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0 mm dalam 3
m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.
 Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar mengatur
keramik, batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan beton), harus 10 mm
dalam 1 m.
7) Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)
Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti yang
dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum. Apabila pelat
gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu akhiri lagi dengan lapisan
atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan gambar.
Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak mengecualikan
kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk mengadakan
pengaliran dari aliran.
8) Cacat pada Beton (Defective Work)
Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat sepeti berikut :
a. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya
tidak sesuai dengan gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
e. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang tercantum dalam
dokumen kontrak .
f. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir, atau dapat
mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu pekerjaan,
tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan konsultan menyetujui untuk
diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu
Kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan
diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.

86
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam
pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi Lapangan.
i. Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan dengan
memuaskan.
j. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan
semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus
ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
k. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi
Lapangan.
l. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan
dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan,
Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau ditambal
kecuali diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus
diadakan dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
m. Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)
 Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es
sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan yang
disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah campuran air.
 Selama pengecoran dan pemeliharaan.
- Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton
untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.
- Dalam Cuaca Panas
Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun membasahi
permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran dan pemeliharaan
beton untuk melindungi beton dari kerugian/kehilangan bahan terhadap
panas, matahari atau angin yang berlebihan.
- Kelebihan Perubahan Suhu
Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang seragam di
dalam beton, tidak lebih dari 3 oC dalam setiap jamnya.
- Perlindungan Bahan-bahan
Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk perlindungan di
lapangan dan siap untuk digunakan.

87
9. Pekerjaan Penyambungan Beton
a. Beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan benar-benar dengan semprotan udara
bertekanan (compressed air) atau sejenisnya.
b. Kurang lebih 10 menit sebelum beton baru dicor, permukaan dari beton lama yang
sudah dibersihkan, harus dilapisi dengan bonding-agent kental dengan kuas ex SIKA,
Fosroc atau setara.
c. Untuk struktur pelat kedap air, permukaan dari pelat beton lama harus dilapisi dengan
bahan perekat beton polyvinyil acrylic (polyvinyl acrylic concrete bonding agent)
seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Untuk struktur balok kedap air, permukaan dari balok beton lama harus dilapisi
dengan bahan perekat beton epoxy dengan bahan dasar semen (epoxy cement base
concrete bonding agent) seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Pengecoran beton baru sesegera mungkin sebelum campuran air dan semen murni
atau bahan perekat beton yang dilapiskan pada permukaan beton lama mengering.
10. Penyelesaian Struktur Beton (Concrete Structure Finishes)
Adakan variasi penyelesaian struktur beton keseluruhan pembetonan seperti terlihat pada
gambar dan perincian disini.
a. Penyelesaian Beton Exposed (Finish of Exposed Concrete)
 Semua permukaan-permukaan beton cor/tuang (all cast in place concrete surfaces)
yang tampak pada penyelesaian struktur, baik dicat maupun tidak dicat kecuali
untuk permukaan kasar yang diselesaikan dengan permukaan disemprot pasir
dengan tekanan harus mempunyai penyelesaian halus.
Buatlah permukaan halus, seragam dan bebas dari tambalan-tambalan, sirip-sirip,
tonjolan-tonjolan, baik tonjolan keluar maupun akibat pemasangan paku, tepian
dari serat tanda (edge grain marks), bersihkan cekungan-cekungan dan daerah
permukaan celah semua ukuran (clean out pockets, and areas of surface voids of
any size)".
 Semua pengikat-pengikat dari logam, termasuk yang dari spreaders, harus dipotong
kembali dan lubang-lubang dirapikan. Semua tambalan bila diijinkan (pengisian dari
cetakan yang diikat dengan tekanan) harus diselesaikan sedemikian untuk dapat
melengkapi dalam perbedaan pada penyelesaian beton.
Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work harus diselesaikan
dengan tangan untuk mencapai permukaan yang diperlukan.

88
b. Penyelesaian Beton Terlindung (Finish of Concealed Concrete)
 Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi lapisan termasuk
lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan yang fleksibel dan terlindung dari
tampak pada penyelesaian struktur.
 Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos
dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum ditutup
permukaannya.
c. Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1 (satu)
bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau tambahan bahan pewarna bila
diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan 2 1/2 (dua
setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan adukan yang
diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang sebenarnya.
Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai berumur 14 hari
sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti di atas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang
diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambah dengan bahan perekat
yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni serta tambalkan adukan bila
bahan perekat masih basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang ditambal, biarkan
untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi kesempatan terhadap penyusutan
dan penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan sekelilingnya.
11. Penyelesaian dari Beton Pelat (Concrete Slab Finishes)
a. Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar
sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.
b. Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek
lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan
terjadinya lekatan pada penyelesaian.
c. Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai
pengerjaan.
 Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)
- Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, dimana
permukaan agregat dikehendaki.

89
- Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan
yang tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed dengan power
floating yang dilakukan secara merata.
 Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan
beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus
ditrowel dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.
- Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi untuk kedua
kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat,
bebas dari segala tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.

12. Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor Toppings)
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-
benda asing, semprot dan bersihkan.
b. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan
ditanam/dicor.
c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan
lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan
penutup (topping).
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci
pada : 4.3.13.c.2.

13. Beton Massa (Mass Concrete)


a. Secara umum harus sesuai dengan ACI 207.1R-87, ACI 207.2R-90 dan ACI 207.3R-79
Revised 1985.
b. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus menentukan metoda dari
perbandingan, cara pengadukan, pengangkutan, pengecoran serta pengontrolan
temperatur dan cara perawatan, yang harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
c. Bahan-bahan.
 Semen
Semen haruslah semen ordinary, moderate-heat atau semen portland yang tahan
terhadap sulfat.
 Agregat

90
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci sebelumnya.
Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan tentang
bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari tulangan-
tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Bahan Tambahan (Admixture) Pozzolanic
Bahan tambahan (admixtures) Pozzolanic harus seperti diuraikan pada ASTM C
618 (Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as a
Mineral Admixture in Portland Cement Concrete).
 Bahan Tambahan untuk Permukaan (Surface-active Agent)
Bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi spesifikasi khusus. Kecuali
yang tercantum dalam catatan, suatu retarder type air entraining dan bahan
"pereduce" air (water reducing agent) atau harus digunakan retarder type water
reducing agent. Bagaimanapun, bahan tambahan apapun yang akan dipakai,
boleh dipakai bila dengan persetujuan/ijin dari Direksi Lapangan.
 Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan yang
mempunyai suhu serendah mungkin.
d. Proporsi/Perbandingan Campuran.
 Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan jumlah semen
tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang dikehendaki/diminta dan
harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
 Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari, maka
umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan campuran
harus ditentukan sesuai dengan metoda yang telah diperinci atau disetujui oleh
Direksi Lapangan.
e. Penulangan
 Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari bentuk
tulangan tidak berubah selama pengecoran.
 Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal C.4. tentang
pembesian.
f. Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur
 Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi terhadap
pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-lain.
 Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses

91
perawatan beton maka temperatur permukaan dan temperatur di dalam beton
harus diukur bilamana perlu setelah pengecoran beton dilaksanakan.
 Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat maka perawatan
beton harus sedemikian sehingga tidak mempercepat kenaikan temperatur
tersebut. Perhatian dicurahkan agar temperatur pada permukaan beton menjadi
tidak terlalu rendah dibandingkan dengan temperatur di dalam beton.
 Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton
harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya untuk
mempertahankan panas sedemikian rupa sehingga bagian dalam dan luar beton
atau penurunan temperatur yang mendadak di bagian dalam beton. Selanjutnya
sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka permukaan tetap harus dilindungi
terhadap pengeringan yang mendadak.
 Campuran beton yang direncanakan untuk adukan beton yang dibuat harus
berdasarkan pada kekuatan beton umur 28 hari.
 Bila campuran beton yang direncanakan tersebut sudah dibuat maka perkiraan
kekuatan tekan beton dalam struktur harus dilaksanakan sesuai dengan
persyaratan khusus untuk itu atau sesuai instruksi Direksi Lapangan.
 Cara perawatan dari benda uji untuk pengujian kekuatan tekan beton guna dapat
menetukan waktu yang sesuai untuk pembongkaran cetakan beton sesuai dengan
persyaratan khusus untuk itu atau sesuai persetujuan Direksi Lapangan.

14. Perlindungan Terhadap Mekanik dan Kerusakan pada Masa Pelaksanaan (Protection from
Mechanical and Construction Injury).
Selama masa pemeliharaan, beton harus dilindungi dari kerusakan akibat mekanik,
tegangan-tegangan akibat beban utama, kejutan besar (heavy shock) dan getaran yang
berlebihan.

15. Percobaan Beton


a. Gudang/Tempat Penyimpanan Contoh Benda Uji.
Gudang penyimpanan yang terjamin atau ruangan harus disediakan oleh
"kontraktor" untuk menyimpan benda-benda uji silinder beton, selama
pemeliharaan. Gudang harus mempunyai ruang yang cukup untuk menampung
semua fasilitas yang diperlukan dan semua benda uji kubus yang dimaksudkan.
Kontraktor harus menyerahkan detail dari gudang kepada Direksi Lapangan untuk
persetujuan. Gudang harus dilengkapi dengan pintu yang kuat dan kunci yang

92
bermutu baik. Direksi Lapangan berhak untuk langsung meninjau ruang/gudang
penyimpanan contoh benda uji silinder tersebut.
b. Percobaan Laboratorium.
Contoh-contoh untuk test kekuatan harus diambil sesuai dengan PBI-71 NI-2, ASTM
C-172, ASTM C-31.
c. Penyelidikan dari Hasil Percobaan dengan Kekuatan Rendah.
Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus ternyata lebih
rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-percobaan dengan
tahapan sebagai berikut :
 Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79. Apabila
hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus
dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
 Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil dari percobaan
drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan
percobaan tahap berikut di bawah ini.
 Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-318-99.
Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai.

16. Penyimpangan Maksimum dari Pekerjaan Struktur yang Diijinkan


Kecuali ditentukan lain, secara umum harus sesuai dengan ACI-301 (Specification for
Structural Concrete for Building). Apabila didapati beberapa toleransi yang dapat
dipakai bersamaan, maka harus diambil/dipakai adalah yang terhebat/terkeras.

17. Lain-lain
Grouting dan Drypacking
a.Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir dengan
sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan beton
boleh diberikan sesuai dengan pertimbangan "kontraktor" melalui persetujuan
Direksi Lapangan.
b. Drypack/Campuran Semen Kering
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan-
bahan menjadi satu.
c. Installation/Pengerjaan

93
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen murni.
Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah dan membentuk
lapisan seragam di bawah pelat. Haluskan penyelesaian pada permukaan beton
expose dan adakan perawatan dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.

Non-Shrink Grout
Campurkan dan tempatkan di bawah pelat dasar baja struktur dan di tempat lain dimana
non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum
dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.Perusahaan/pabrik
yang bahan groutnya dipakai, harus mengerjakan percobaan hasil yang memperlihatkan
bahwa grout non-shrink tidak ada penyusutan sejak awal pengecoran atau sambungan
setelah pemasangan sesuai CRD-C621-80 (susut); mempunyai kekuatan tekan 1 hari tidak
kurang dari 3000 psi dan 8000 psi pada 28 hari sesuai ASTM C109; mempunyai waktu
pengikatan awal tidak kurang dari 45 menit sesuai ASTM C191, memperlihatkan luasan
bearing effective (EBA = Effective Bearing Area) sebesar 90 sampai 100 persen.
Grout yang terdiri dari accelatator inorganis, pengurangan air, atau "fluidifiers" harus tidak
boleh mempunyai penyusutan kering lebih besar dari persamaan semen pasir dan
campuran air seperti percobaan di bawah ASTM C 596. Semua grout harus menurut syarat
petunjuk dari CRD-C611-80 (flow cone).

7. Pembesian

7.1. percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)


a. Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan percobaan dari pabrik.
b. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4
contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk
setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan
oleh Direksi Lapangan.
c. Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh
Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat
dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

94
d. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap
kekuatan rekatan harus dibersihkan.
e. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari
baja lunak.
f. Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
g. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk
jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari
penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
h. Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium.
Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

7.2. Bahan-Bahan / Produk


a. Tulangan
 Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos
mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar
struktur.
 Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 13 mm harus baja lunak dengan tegangan
leleh 2400 kg/cm2.
 Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja tegangan
tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 3200 kg/cm2.
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang
ditanam, atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak.
 Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan lain pada
gambar.
 Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang tidak direkomendasi.
 Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal runners
dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai
lantai kerja yang rata.

95
 Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan/
mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang
yang dilindungi plastik.
e. Kawat Pengikat
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

7.3. Jaminan Mutu


Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Sertifikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua
tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dari semua
kom- posisi kimia dan sifat-sifat fisik.
7.4. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan
Pembengkokkan dan pembentukan.
Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan
sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau
A.C.I. 315.

7.5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label yang
mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas tanah harus
kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran, karat dsb.

8. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan dan Pemotongan


8.1. Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta
bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan
atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan

8.2. Pemasangan Tulangan


a. Umum

96
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan bagian lain
dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk menghindari
keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) /
bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
- Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar
dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
- Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi
yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan
penunjang lain yang diperlukan.
- Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil)
dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang
mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
- Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum
4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar
merata.
- Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau
lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi
tulangan balok yang berbatasan.
c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
- Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
- Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
- Tulangan atas pada pelat dan balok :
 balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
 balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm
 balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
 panjang batang : ± 50 mm

97
d. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.
Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
- Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan itu.
- Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
- Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau
diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau
disetujui oleh perencana.
- Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin,
kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
- Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan)
dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih
dari 850 oC.
- Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam
pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang bukan pada waktu las,
maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja
tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
- Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.
- Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan
disiram dengan air.
- Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali
diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
- Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.
- Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana.
Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan
ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
- Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap
panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar
± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
- Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan
toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.

98
- Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6
mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
- Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar
± 6 mm.
e. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
- Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
 Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
 Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
- Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)
 Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
 Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
- Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah
bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana
memungkinkan.
- Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1
terhadap 10.
- Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 (Tata Cara Penghitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.

8.3. Pemasangan Wire Mesh


Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan.
Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau
tepat diatas balok dari struktur menerus.
Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk mencegah
lewatan yan menerus.
Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.

8.4. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan Reinforcement
Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkokan di
suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti dianjurkan
atau disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan
jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini.

8.5. Sambungan Mekanik

99
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan
menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.

9. Pekerjaan Pemasangan Papan Bangunan (Bouwplank) / Cetakan dan Perancah


9.1. Umum
a. Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan Perancah
untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2, ACI 347, ACI 301,
ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-
gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara
jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta
sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.
b. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua cetakan beton
serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan diperinci berikut ini.
 Pekerjaan yang berhubungan
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Beton
c. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau diperinci
berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau spesifikasi terakhir
sebagai berikut :
 PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
 SII Standard Industri Indonesia
 ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
 ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
 ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
d. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan jadwal
yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk menghindari keterlambatan

100
dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor lain.
 Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)
"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang berpengalaman
dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan untuk diperiksa dan disetujui, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
memulai pekerjaan.
 Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada Direksi
Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja,
juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan dari
lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila
dipakai.
 Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang, metode
dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
 Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.

9.2. Bahan-Bahan/Produk
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan
penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti
terlihat dan terperinci.
a. Perancangan Perancah
 Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut
untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya
untuk harga satuan perancah.
 Perancangan/Desain
- Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi
yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
- Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-347.

101
- Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah,
beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-
penunjang yang sepadan untuk penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan
kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-
getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
 Acuan
- Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang
mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
- Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah
kebocoran adukan.
- Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga
dapat menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
- Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian
sehingga tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
- Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk
permukaan tegak dari beton.
b. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.
 Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian dengan Cat/Smooth
Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus seragam dan
simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-
pertemuan bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola
sambungannya.
 Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-panel cetakan
harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau
butir-butir halus dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada
bidang yang sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan
panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir halus dari
adukan beton baru ke permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan
tidak diijinkan.
c. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan

102
 Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven
dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari mata
kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan
lain yang serupa.
 Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari
papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada
bidang yang sama tanpa sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi
hanya pada sudut-sudut dan perubahan bidang.
 Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk
mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang
plywood dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat.
Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete)
 Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan lain
yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis
setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya.
 Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana
beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran.
e. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports)
Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah
stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.
b. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
c. Melapis Cetakan
 Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus tanpa urat kayu
dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisa-sisa/bekas pada permukaan beton atau efek
yang merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya
yang akan dipakai untuk permukaan beton.
 Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan untuk melepaskan
beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi
perusahaan sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
d. Pengikat Cetakan
 Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat, atau
model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan

103
sedemikian sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan
mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
 Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat Direksi Lapangan.
 Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis
dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum
diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang
sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam
cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan
beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
 Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
 Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Pemasangan langit-langit (ceiling).
 Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung langit-langit,
konstruksi penggantung haruslah digalvanis, atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan.
 Pengunci Model Ekor Burung.
 Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih baik/tebal,
dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.
 Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk mengeluarkan
gangguan dari mortar/adukan.
f. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis penggunaannya,
dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan
untuk pengeringan udara (alamiah).
g. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton :
 Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.
 Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur
beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang
sleeve/selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
 Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.

104
 Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam
beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor
segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi Lapangan.
 Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan tersebut dari
posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin
tertulis dari Direksi Lapangan.
 Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti angkur-
angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus
sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
 Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.
 Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak
lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran
beton.
 Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda/peralatan
yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton
harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan
pengecoran beton.

9.3. Pelaksanaan
a. Umum
 Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari
bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh
terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan
gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada.
 Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang
perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya
sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
 Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk.
Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau
selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda
penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan
menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan
dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapangan

105
dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan
dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga
dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan
kontraktor.
 Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail
(termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui
dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut
disetujui.
 Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung
untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga.
Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang dan pekerjaan
perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus
dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah
diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih
jauh.
 Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus agar
bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada.
 Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran untuk
mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar.
 Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama
dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.
b. Pemasangan
 Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari
beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings),
celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti
diperlukan.
 Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan
kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
 Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung
jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi
yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.
 Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada
arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali

106
seperti diperlihatkan lain pada gambar.
 Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
 Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan
beton yang diekspose.
 Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran
tidak mengalami kerusakan pada permukaan.
 Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah
dari balok di atasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai
kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau
dicor sebelum balok lantai di bawahnya bekerja penuh.
 Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-
benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan data
dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.
c. Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta
tekanan dari beton basah.
d. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding)
Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya
seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil dan
permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku
untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada
permukaan beton dengan suatu cara tertentu. Lapisilah jalur kayu, blocking dan
pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk melepaskan.
e. Chamfers
Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambar-gambar arsitek
saja.
f. Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent)
Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang.
Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan
sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan beton yang diperkeras dimana
beton basah akan dicor/dituangkan.

107
Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima
penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.
g. Pekerjaan Sambungan
Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton
ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan sambungan-
sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja. Dimana memungkinkan,
tempatkan sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan
dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran.
h. Pembersihan
 Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari
beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya
pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana
diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari
cetakan utama untuk pengecoran beton. Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan
berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan.
 Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan
pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan
ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
 Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan
permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagian-bagiannya
dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose, lokasi
harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
 Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai dengan
metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan selama operasi
pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi,
perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang
berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan bila suatu
perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus menerus
melampaui yang dimungkinkan dari peraturan.
 Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangan-tulangan,
bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam/merata
dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang
tercantum. Buanglah kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan pada tempat dimana

108
beton ekspose akan dicor.
 Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam
sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton.
i. Penyisipan dan Perlengkapan
Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-
perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan sisipan di dalam beton.
Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda.
Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.
j. Dinding-dinding
Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti
diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada
bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan dan
pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum
pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan
pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
h. Waterstops
 Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih
dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan tanah atau
air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus
dilengkapi dengan waterstop.
 Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang
sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe
waterstop dapat digunakan ” Expandable Water Stop “ berbahan dasar “ Bentonite Clay
“ ex. Fosroc atau yang setara.
i. Cetakan untuk Kolom
Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada
gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari semua
cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup
kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.
j. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok
Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan
tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya.
Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan
dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak

109
dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu
pengecoran dari beton.
k. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring)
 Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.
 Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa
menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-
bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek
atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description
ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara
umum pertahankan keutuhan dari desain.
 Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk
mencegah kerusakan pada bidang kontak.
 Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan, topang/tunjang
kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai
dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap tinggal ditempatnya sampai
beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan
beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor.
 Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus
balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-
penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari
beton basah.
 Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton
dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja.
Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang
mencukupi ( > 80 % f’c).
l. Pemakaian Ulang Cetakan
 Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan baik
dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan yang tidak
dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila
pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian pembersihan
cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaran-
lembaran yang rusak.
 Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara
menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang

110
plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat lapisan
damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari
penyelesaian permukaan.
 Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan
membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan.
Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan yang lepas atau
rusak.
 Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan
oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian yang terlihat
hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang identik.
 Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada
bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur
akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
 Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung
oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan
perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah.
m. Cetakan untuk Beton Prestress
Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi regangan-
regangan di dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan kekuatannnya harus
ditentukan sehubungan dengan pertimbangan dari perubahan-perubahan dalam distribusi
tegangan bila penarikan dimulai.
n. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress
Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya boleh
dilakukan di bawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa sebelum
pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton telah mencapai
kekuatan yang mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan
lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan tambahan beban terhadap
beban yang direncanakan, perancah-perancah harus disediakan dalam jumlah yang
diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan.
Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang boleh
dibongkar setelah balok prategang 2 (dua) lantai di atasnya selesai ditarik.
o. Hal Lain-lain
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan
dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara

111
terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut
diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.

10. Pekerjaan Kedap Air / Waterproofing


10.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan waterproofing pada permukaan plat beton atap,
plat lantai beton basement, tempat daerah basah (toilet) dan tanki / ground reservoar
penampungan air atau sesuai dengan gambar kerja.

10.2. Bahan
1) Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 DAN 407.
2) Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya menggunakan
semen base setara Sika.
3) Bahan Utama
Jenis bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Untuk struktur pelat dan dinding basement, ground tank menggunakan bahan
additive yang dicampurkan ke dalam adukan beton di batching plant. Produk yang
digunakan dari Cementaid, Sika atau sejenisnya yang setara.
 Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan semen base setara Sika.
4) Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-
data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk
mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.

112
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan
penyemprotan langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas
permukaan yang diberi lapisan/additive kedap air.

5) Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum
dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
b. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
c. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpannya, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.
6) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup (belum dibuka)
dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
7) Untuk pelat lantai, sloof, pile cap, dinding penahan tanah (sirwall) dan beton ground
reservoar menggunakan beton kedap air (waterproofing dengan sistem integral), merk
yang direkomendasikan setara Fosroc, Degusa, Slury.
8) Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih.
9) Kontraktor bertanggungj awab atas kerusakabrc
10) n bahan-bahan yang disimpannya, baik sebelum atau selama pelaksanaan.
11) Pengujian
a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum dipasang, pada
laboratorium yang ditunjuk pengawas. Dan sebelum dimulai pemasangannya
Kontraktor harus menunjukkan sertifikat keaslian barang dari supplier disertai data-
data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis
kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk
mutu material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pelaksanaan pemasangannya.
Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan melakukan penyemprotan
langsung dengan air serta menggenanginya dengan air di atas permukaan yang diberi
lapisan/additive kedap air.

113
10.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada pengawas, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.
Material yang tidak disetujui harus diganti segera tanpa biaya tambahan. Jika dipandang
perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus telah
mendapat persetujuan dari pengawas.
2) Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan harus
dibersihkan sampai kondisi yang dapat disetujui oleh pengawas. Peil dan ukuran harus
sesuai dengan gambar.
3) Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
4) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor
harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat kelainan/perbedaan
ditempat itu.

10.4. Gambar Detail Pelaksanaan / Shop-Drawing


1) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detai-detail khusus
yang diperlukan pada saat pelaksanaan di lapangan.
2) Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan keterangan produk,
cara pemasangan atau persyaratan khusus.
3) Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan dari
pengawas.
4) Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan
jaminan keaslian material dari pabrik/ distributor.
5) Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
6) Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas dalam
jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-
contoh bahan tersebut.

114
7) Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna
memperjelas usulan material yang diajukannya.

10.5. Pelaksanaan
1) Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran
yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
2) Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan
dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry
bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%,
selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
3) Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki
bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan bidang
horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang
harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
4) Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding agent
(additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
5) Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu lintas
manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras.
6) Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap kebocoran
selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti adanya kebocoran.
7) Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama 2
(dua) tahun.
8) Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan sesuai
dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.
9) Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan langsung
dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet maka di
atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk
pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing lainnya.

11. Pekerjaan Listplank Kayu


11.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.

115
b. Pekerjaan lisplank kayu termasuk peralatan bantunya sesuai detail yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.

11.2. Persyaratan Bahan


Bahan lisplank dari kayu yang telah yang telah dikeringkan, mutu kelas I, kelas kuat I–II
dan kelas awet I.
a. Bahan lisplank kayu kamper 2,5 x 30 cm x 2 layer pada Bangunan Rumah Sakit Kanker
b. Kayu yang dipakai harus lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 12
%, untuk seluruh bahan kayu lisplank yang digunakan. Mutu kayu yang dipakai sesuai
persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi
persyaratan SII 0458-81.

11.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola,
layout/penempatan, cara pemasangan, dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan/penyimpanan bahan di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan,
kecuali bila ditentukan lain.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemasangan
rata/waterpas pada sisi atas pasang, rapi, lurus, sama tinggi dan kuat terpasang.
e. Sambungan kayu memanjang bentuk ekor burung, adapun sambungan sudut dengan
overstek miring 45 derajat, rapat dan lurus.
f. Kayu lisplank tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi Pengawas.
g. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari
akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
h.

12. Pekerjaan Struktur Baja Rangka Atap dan Kolom


12.1. Lingkup Pekerjaan

116
Melingkupi perkiraan rangka atap pada bangunan Instalasi Bedah Sentral dan semua pekerjaan
ini didasarkan pada PPBBI (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja)

12.2. Bahan
1) Material baja yang digunakan adalah baja WF 250 dan baja WF 200 serta harus memenuhi
ketentuan PPBBI 1984 keecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
2) Bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh menurut profil yang diminta baik
bentuk, ukuran dan beratnya. Bagian-bagian dan lembaran- lembarannya tidak bengkok atau
cacat.
3) Pelaksanaan pekerjaannya harus sesuai dengan standard pabrik pembuatnya.
4) Bahan tersebut harus berkualitas baik, bebas dari karat, tidak cacat atau bengkok.
5) Penggantian dimensi profil harus selalu tetap mempertahankan nilai keamanan konstruksi
atau menambah lebih besar.
6) Setiap perubahan teknis tersebut dinilai sah bila telah disetujui oleh pihak Konsultan
Pengawas
7) Kontraktor dapat mengusulkan perubahan kepada Konsultan Pengawas, bila ada bahan yang
tidak dapat diperoleh dan dapat memakai bahan tersebut bila telah dapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

12.3. Syarat Syarat Pelaksanaan


Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum masuk pelaksanaan:
1) Denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dan dimensi
2) Detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja ):
a. Sambungan

b. Pengelasan

c. Baut-baut

d. Angkur-angkur / pengangkuran

e. Profil : yang tersedia di pasaran sesuai dengan perhitungan

3) Dalam gambar detail baja untuk ukuran-ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti
misalnya pada kelekan kuda-kuda portal sebaiknya dipakai standarisasi ukuran yang biasa
dipakai, jadi tidak menggunakan skala.
a. Fabrikasi
 Setelah gambar kerja telah dicek dan re-cek serta disetujui oleh Pimpinan Teknik untuk
dilaksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan fabrikasi di bengkel atau
di site dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.

117
 Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran
dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.
b. Pengangkuran
Lingkup
 Melingkupi pemasangan angkur untuk pelebaran pondasi, angkur pedestal kolom baja,
angkur kolom baja ke dalam kolom beton, angkur pedestal rangka atap dan angkur
lainnya yang diperlukan dalam proyek ini sesuai dengan gambar perencanaan atau
atas permintaan pengawas
 Fungsi : Pemegang Struktur atas (Kolom/Kuda-kuda) pada posisi yang
yang sebenarnya / tepat.
Bahan
 Material baja yang digunakan untuk penyambungan beton bertulang adalah baja
tulangan sesuai dengan spesifikasi pada gambar.
 Material Angkur pedestal kolom, kolom baja dan pedestal atap menggunakan baja kelas
SS-41dengan tegangan tarik antara 410 MPa-520 MPa.
 Pemasangan angkur ke dalam beton yang sudah keras, diperlukan material perekat Hilti
HIT-RE 500.
Pemasangan Angkur
 Pemasangan angkur pada beton yang belum dicor, menggunakan ketentuan di bawah ini:
o Angkur besi beton dimana : a = l >= 5 cm
o Penempatan dan pemasangan angkur As-as kolom, cara menentukan adalah :
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan
bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Begesting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas
o Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan
tebal plat atau angkur dicek vertikalnya satu persatu.
o Berdasarkan tumpuannya:
- Tumpuan pada kolom pedestal

118
Fungsi : Jepit - sendi ----> harus sesuai dengan perhitungan struktur.
- Tumpuan pada kolom atas.
Fungsi : Jepit - Jepit Sendi – Sendi Sendi – Rol
o Pengangkuran baja dilaksanakan oleh Sipil di bawah Supervisi dari divisi baja, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi masalah
pada saat erection oleh divisi baja.
o Pemasangan angkur dengan Perekat Hilti, harus mengacu pada standard dari produk
Hilti terutama mengenai kedalaman angkur dan jumlah chemical yang diperlukan
c. Pengelasan
 Peralatan :
o Generator / Genset
o Onvomer/ Trafo las
o Kabel las + dan –
o Stang las (handle)
o Topeng las
o Kawat las
 Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis : Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis,
diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang lebih tebal Selain itu type
Kawat RD 460 dan RD 260, yang biasa dipakai adalah type RD 460.
 Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
o Untuk kawat diameter 2,6 mm -> 3.000 Watt - 8.000 Watt
o Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm -> 5.000 Watt - 12000 Watt.
 Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap
bahaya keruntuhan.
 Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja,
ialah cara melas, dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan
(keseragaman) dan rupa las, serta kematangan pengelasan.
 Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-kerak las ini harus dibersihkan
dengan cara diketok-ketok dengan palu (hammer).
d. Erection
 Persiapan dan peralatan :
o Box
o Tali tambang
o Tali baja

119
o Liyer
o Takel
o Peralatan Las
o Blander
o Kunci / Kunci momen
o Alat Bantu (balok-balok kayu, dll)
 Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja
ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
o Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode
yang ada.
o Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
o Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
o Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
o Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
 Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom IWF :
o Schedule fabrikasi dan erection.
o Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya :
o Untuk kuda-kuda / kap baja vakwerk sesuai dengan kode-kode yang terdapat
pada Shop drawing.
o Erection kolom IWF dengan box pipa
o Pemasangan Regel / koker antar kolom
o Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
o Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
o Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan
o 1 Box , ( L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box )
Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4 arah.
Untuk beban berat harus pakai sling baja.
o Kuda-kuda dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil
pengelasan.
o Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer.
(dicek kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan).
o Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar
tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
o Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang kolom

120
o Kuda - kuda dibaut pada kolom.
o Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
o Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicek panjang
dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).
o Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang
gording dan ikatan angin.
o Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama.
Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap
kekuatan plat atau balok beton.
o Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi
langsung. Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti
jalannya erection serta berfungsi sebagai supervisi.
e. Pasca Erection
 Pemeriksaan tegaklurus (lot) dari kolom.
 Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
 Semua sambungan dicheck
 Pengecatan ulang meni besi
 Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
 Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)

PASAL 5
PEKERJAAN MEP

1. Persyaratan Teknis Sistem Elektrikal


1.1 umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator,
sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan sempurna.
Kontraktor yang ditunjuk harus memiliki Pas Instalasi (SPI) dan SIKA minimal golongan B yang
masih berlaku dan berpengalaman cukup dalam menangani pelaksanaan instalasi gedung
bertingkat.

121
Ketentuan umum yang berlaku :
1) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
2) AV 1941 (Algelemene Voorwaarden Voor de Uitvoeringbij aaneming van openbare werken).
3) Standard Perum Listrik Negara (SPLN) dan Perumtel.
4) Peraturan-peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia (PUBB) 1965.
5) Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan Keselamatan Kerja.
6) Ketentuan atau ketetapan Direktorat Jendral Instalasi Medik.

1.2 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :
1) Pemasangan dan penyambungan Low Voltage Main Distribution Panel (LV-MDP), panel-
panel daya dan panel penerangan
2) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran kabel tengangan
menengah dan tegangan rendah sesuai dengan gambar rencana.
3) Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan lampunya, lengkap dengan
semua accessoriesnya.
b. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak khusus dan stop kontak biasa
sesuai gambar rancangan.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kerja serta
berbagai accessories lainnya seperti : bok untuk saklar dan stop kontak, junction box,
flexible conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop
kontak.
4) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan lengkap dengan box
control, elektroda pentanahan dan accessories lainnya.
5) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan transformator daya, lengkap dengan seluruh
accessories lainnya.
6) Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat
beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan struktur, bak kontrol, cable rack, support
equipment dan accessories lainnya).

1.3 kabel Daya Tegangan Rendah

122
1) Syarat Penggunaan
a. Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type
yang sesuai dengan gambar (NYY,NYFGBY, MICC-06/1KV) kabel daya tegangan rendah
harus sesuai dengan standard SII dan PLN kabel harus ada merk Kabelindo/setara.
b. Sebelum dan sesudah dipasang kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian
sebagai berikut :
 Test Insulasi.
 Test kontinuitas.
 Test tahanan pentanahan (0,2 ).
2) Syarat Pemasangan Kabel.
a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peralatan
PUIL/LMK. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 ke atas haruslah terbuat secara
disiplin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih
kecil 2.5 mm2.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
 Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit PVC.
 Untuk kabel distribusi NYY.
 Semua kabel harus berada didalam conduit PVC merk Clip Sal atau setara yang
disesuaikan dengan ukurannya, cable tray atau cable trench/under floor duct/mini
trunking, cable rack dan harus diklem.
b. “Splice” Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya “Splice” atau sambungan-sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa
dicapai (accesible).

Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh
secara elektrik, dengan cara-cara “solderless connector” jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered.
Dalam membuat splice connector harus dihubungkan dengan konduktor-konduktor
dengan baik sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang
yang kelihatan dan tidak lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik dalam
junction box, panel ataupun tempat lainnya harus menggunakan connector yang
dibuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselin atau bakelite ataupun PVC yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

123
c. Bahan Isolasi
Semua bahan atau splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape
sintetis, resin, splivce case dan lain-lain harus dari type yang disetujui untuk
penggunaan, lokai voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang
disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacture.
d. Penyambungan
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang
khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Kontraktor harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Perencana. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-
namanya masing-masing dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus ditulis dan disaksikan oleh
Konsultan Pengawas. Penyambungan kabel tembaga harus menggunakan
penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan
kuat.Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.Penyambungan
kabel yang berisolasi PVC harus diisolasikan dengan pipa PVC/protolen yang khsus
untuk listrik. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga
nilai isolasi tertentu. Cara-cara pengecoran yang sudah ditentukan oleh pabrik harus
diikuti misalnya : tempratur-tempratur pengecoran. Bila kabel dipasang tegak lurus
permukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm
setinggi maksimum 2.5 m.
e. Saluran Penghantar dalam Bangunan
Untuk instalasi stop kontak di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (counduit) ditanam dalam beton. Untuk instalasi stop kontak di daerah
yang menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar (conduit) diapsang diatas
kabel tray dan diletakan diatas ceiling dan tidak membebani ceiling. Untuk instalasi
stop kontak di lantai, saluran penghantar dipasang di dalam floor duct. Setiap saluran
kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit diameter minimum 5/8”. Setiap
pencabangan atau pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang sesuai
dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam
junction box. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan socket/lock nut sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila
tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai

124
sampai dengan 2 meter harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke
bangunan setiap jarak 50 cm.
3) Syarat Penerimaan.
Sebelum serah terima dilakukan pengujian dan pengetesan. Pengujian ini perlu dilakukan
dengan disaksikan oleh pengawas lapangan dan disahkan oleh petugas PLN setempat,
dimana pengujian tersebut meliputi:
a. Test kekuatan tegangan impuls.
b. Test tahanan isolasi.
c. Test kenaikan tempratur.
d. Continuty test.

1.4 Panel Tegangan Rendah


1) Syarat Penggunaan & Lingkup Pekerjaan.
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam
lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam gambar dan spesifikasi
teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

b. Type dan Macam Panel.


Panel-panel daya lengkap dengan semua komponen yang ada seperti yang
ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
tegangan 220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat
mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.

Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed), free
standing untuk pasangan dalam/luar (indoor/outdoor use) lengkap dengan semua
komponen-komponen yang ada yaitu panel penerangan dan panel - panel daya.
2) Syarat Kualitas
a. Tegangan kerja : 400 Volt.
b. Tegangan uji : 3.000 Volt.
c. Tegangan Uji Impuls : 20.000 Volt.
d. Frekwensi : 50 Hz.
3) Daftar Bahan dan Contoh Bahan.
a. Pada saat pemasukan dokumen penawaran, Kontraktor harus melampirkan daftar
material/bahan yang akan dipergunakan, lengkap dengan brosur Merk/spesifikasi,
dan brosur/gambar kerja dari pabrik pembuat dalam rangkap 5 (lima).

125
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar
material/bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi
tanggung jawab Kontraktor untuk disetujui lebih dahulu.
c. Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing
dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat
peralatan-peralatan tersebut.
4) Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y-
Kerja started Y- adalah automatic starter motor Y- dan harus dapat dihidupkan secara
automatic dan manual. Starter motor Y- terdiri dari :

a. buah kontaktor daya.


b. 1 termamel overload relay.
c. 1 tombol start stop.
d. 1 selector swith 3 posisi (manual, stop, automatic).
e. indikator lamp :
 Merah : Start.
 Hijau : Stop.
 Orange : Fault.
Khusus untuk Thermatic Fire Extinguisher harus dilengkapi dengan starting
automatic.

5) Konstruksi Panel
a. Switch gear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas,
misalnya seperti pengoperasian saklar daya (MCCB/ACB}, pemutuskan tenaga
(CB/NFB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan,
pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan. Setiap lemari
hanya bisa dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam lemari tersebut telah
off/mati.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interclock harus
sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-
kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
d. Panel/kubikel dibuat dari plat baja yang tebalnya tidak kurang dari 2 mm dan diberi
penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat

126
dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah dengan alat
pemisah. Khusus untuk panel-panel free standing tebal plat minimum 2.3 mm 2.
6) Syarat Pemasangan.
a. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
 Ruang Busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan
dengan baut setelah switchegear dimatikan.
 Ruang peralatan dilengkapi dengan pintu disebelah dalam dan muka, yang
dihubungan dengan sebuah handle pembuka peralatan sedemikian rupa sehingga
hanya dapat dibuka bila dibagian dalam ruangan tersebut telah mati. Letak engsel
maupun handle dan kunci dari pintu harus disesuaikan dengan ketinggiannya.
b. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
 Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi cadmium.
 Semua bagian dari baja harus bersih dan di Sand Blasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara atau dengan
“zinc chromate Primer”.
 Pengecatan finish dilakukan dengan 4 lapis cat oven warna abu-abu atau warna
yang lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Circuit breaker kapasitas sampai 1000 A harus dari type Maulded Case Circuit
Breaker (MCCB, sedangkan untuk kapasitas 1000 A keatas memakai type Air Circuit
Breaker (ACB). Manual operated dilengkapi mekanisme operasi dari trip free dari
type quick make, quick break. CB/MCCB/ACB harus mempunyai besaran - besaran
Amphere Frame (AF) dan Amphere Trip (AT) pada tempratur 40 C seperti pada
gambar, 660 volt ratings dan kemampuan pemutusannya pada 380 volt seperti
ditujukan pada gambar. CB/MCCB/ACB yang di pasang pada daerah main interlock
harus dari jenis 4 pole dan dapat dioperasikan dengan satu motor listrik (motor
operated, breaker) untuk cabang-cabang lainnya motorized circuit breaker
diberikan notasi M seperti pada gambar.
 CB/MCCB/ACB harus dari Merk Merlin Gerin (setara) atau Telemacanique.
 Panel/Kubilek harus dilengkapi dengan relay pengaman terhadap kesalahan
hubungan ke tanah (earth/groundfoult realy) dan kelengkapan relay lainnya (over
current relay, Reserve Power Relay dan lain-lain) seperti terdapat pada gambar.
Main busbar dalam panel harus dipasang horizontal dibagian atas dan mempunyai
kemampuan hantar arus kontinue minimal sebesar 1.5 (satu setengah) kali dari
rating ampere frame main pemutus dayanya CB/MCCB/ACB. Busbar dari bahan

127
tembaga murni dengan konduktivitas 98%. Busbar harus dicat sesuai dengan code
warna PUIL phase yakni merah, kuning, dan hitam. Nol : biru dan ground : hijau,
kuning.
c. Pemberian tanda pengenal.
Tanda pengenal harus dipasang yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
 Fungsi peralatan dalam panel.
 Posisi terbuka atau tertutup.
 Arah putaran dari handle penutup dari switch.
 Dan lain-lain.
 Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat dihilangkan.
d. Sistem Pentanahan.
 Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektris kepada relay pentanahan. Hubungan
antara bagian yang tetap dan yang bergerak dilakukan dengan pita tembaga
fleksibel yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
 Pasangan kebel sedemikian rupa sehingga peralatan dalam panel dengan mudah
dijangkau, tergantung dari type/macam panel. Maka bila dibutuhkan
alas/pondasi/ penumpuk/penggantung maka Kontraktor harus menyediakan dan
memangsanya sekalipun tidak tertera dalam gambar.
7) Syarat Pemeliharaan.
a. Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalami
kegagalan pengujian-pengujian yang disyaratkan di atas, maka pabrik harus
bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut
memenuhi syarat-syarat setelah mengalami pengujian ulang, dan sertifikat pengujian
telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang
diakui oleh PLN (LMK) :
 Tes kekuatan tegangan ompuls.
 Test kenaikan tempratur.
 Test untuk alat-alat pengaman.
 Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud.
 Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi handle-handle.
 Pemeriksaan kekuatan mekanis dan handle dan alat interlock.
 Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

128
 Pendidikan dan Latihan.
 Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 (tiga) copy operating/maintenance dan Repair
Manual, segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.

1.5 Penerangan Dan Stop Kontak


Syarat Penggunaan.
Lampu dan armaturenya harus sesuai yang dimaksud seperti dalam gambar-gambar
arsitek/interior dan gambar elektrikal. Semua armature lampu yang dibuat dari metal harus
mempunyai terminal pentanahan (grounding).
1) Daftar Bahan dan Contoh Bahan.
a) Pada saat pemasukan dokumen penawaran, Kontraktor harus melampirkan daftar
material/bahan yang akan dipergunakan, lengkap dengan brosur Merk/spesifikasi, dan
brosur/gambar kerja dari pabrik pembuat dalam rangkap 5 (lima).
b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan
yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab Kontraktor
untuk disetujui lebih dahulu.
c) Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.
2) Syarat Kualitas Lampu Flourescent.
a. Semua lampu flourescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi
dengan “Power Factor Correction Capacitator” yang cukup kuat terhadap kenaikan
temperatur dan beban mekanis dari peralatan itu sendiri.
b. Reflector terutama untuk ruangan perkantoran & ruangan selain ruang perkantoran
dan ruang lainnya harus memakai bahan tertentu sehingga diproleh derajat
pemantulan yang sangat tinggi.
c. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan start dan terminal block harus cukup besar dan
dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri. Vintilasi di dalam
box harus dibuat dengan sempurna, kabel - kabel di dalam box harus dibuatkan
saluran atau klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast dan
kapasitor. Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0.7 m, dicat dasar tahan karat,
kemudian difinish dengan cat akhir dengan oven warna putih.

129
d. Plat sisi dari armature lampu harus mempunyai tebal minimum 0.7 mm, Merk Philips
atau setara.
e. Ballast harus dari jenis “Low Loss ballast” dan harus pula dipergunakan Singel Lamp
Ballast.
f. Tabung flourescent harus dari Merk Philips type TLD atau setara.
3) Armature Lampu Pijar.
a. Harus terbuat dari bahan aluminium alloy atau dari Maoulde Plastic atau
ditentukan oleh interior.
b. Konstruksi lampu pijar harus kuat untuk dipasang dengan lampu pijar 100 watt
maksimum.
c. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk
mencegah masuknya serangga.
4) Merk Armature : Luminare.
5) Stop Kontak Biasa.
a. Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phase, untuk pemasangan rata
dinding dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan.
b. Stop kontak dinding harus satu type untuk pemasangan dengan ketinggian 30 cm
diatas lantai, kecuali ditentukan lain.
c. Stop Kontak harus dari Merk JUNG setara dengan rating 500 volt,
13 A.
6) Stop Kontak Saklar.
a. Stop Kontak saklar yang dipakai adalah Stop kontak satu phase, untuk pemasangan
rata dinding dengan ketinggian 30 cm diatas lantai, kecuali ditentukan lain.
b. Stop Kontak ini harus mempunyai terminal phase, netral dan pentanahan. SKS harus
dilengkapi dengan saklar dan lampu rating 500 volt, 16 A.SKS dari merk JUNG.
c. Stop Kontak harus dipasang di box dari bahan logam.
7) Stop Kontak Khusus.
a. Stop Kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu phase atau tiga phase dan
harus mempunyai terminal phase, netral dan pentanahan.
 rating 1 phase 500 volt, 16 A (P + N + E).
 phase 415 volt 16 A (3p + N + E).
 phase 415 volt 163 A (3p + N + E).
b. Termasuk dalam stop kontak khusus disini adalah stop kontak lantai yang sesuai
terdapat dalam gambar rancangan.

130
c. Stop kontak lantai harus mempunyai konstruksi yang aman dari percikan air, dan
mempunyai pentanahan yang baik dan harus Merk National.
8) Saklar Dinding.
Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker dengan rating 250 volt, 10
A dari tipe single gang, double gangs dipasang dengan ketinggian 1.50 m atau ditentukan
lain. Saklar dari tipe JUNG atau setara. Saklar harus dipasang di box bahan logam.
9) Isolating Switces.
a. Isolating Switch harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan indicating lamp.
Rating isolasi switch harus lebih tinggi dari rating MCB/MCCB pada feeder di panelnya.
Rating tegangan adalah untuk 1 phase 250 volt dan untuk 3 phase 415 volt.
b. Switches harus dipasang pada box yang dibuat dari logam.
10) Box untuk Saklar dan Stop Kontak.
Box harus dari bahan baja dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm. Kontak dari metal
harus mempunyai terminal pentanahan saklar atau stop kontak dinding terpasang pada
box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cahar yang mengembang tidak
diperbolehkan.
11) Syarat Pemasangan.
a. Pada umumnya kabel instalasi pada penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel
inti tembaga dengan isolasi PVC satu inti atau lebih (NYA atau NYM).
b. Kabel harus mempunyai penampang minimal 2.5 mm2 kode warna insulasi kabel
harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
 Fasa R : Merah.
 Fasa S : Kuning.
 Fasa T : Hitam.
 Netral : Biru.
 Grounding : Hijau.
 Kabel harus dari merk Kabelindo / SUPREME
12) Pipa Instalasi Pelindung Kabel.
a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah PVC kelas AW atau GIP, Pipe,
elbow, socket (junction box), clamp dan accessories lainnya harus sesuai satu sama
lainnya yaitu tidak kurang dari diameter 19 mm.
b. Pipa fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (junction
box) dengan armature lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa PVC, khusus

131
untuk power high impact counduit - heavy gauge, minimum diameter 25 mm.
d. Seluruh instalasi rigid counduit dilengkapi dengan koupling cpacer bar saddle, adaptor
female and male female bushe, locknut dan perlengkapan lainnya. Merk counduit :
Clipsall.

1.6 Sistem Pentanahan


1) Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan secara baik, dengan cara
menghubungkan kepada rel/cooper plate/bare conductor pembumian yang telah tersedia
di power house, yaitu semua frame besi, tangki minyak, panel-panel housing, generator,
housing dari peralatan metal lainnya.
2) Hubungan bagian antara yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan dengan
pita tembaga fleksible yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
3) Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan dengan baut dari
campuran tembaga.
4) Electroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1” dan harus ditanam
minimal sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian menurut standard dari
NFPA 76 BT ground wire impedance < 0,15 .
5) Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan,
cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual). Untuk peralatan-
peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu yaitu
dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam PUIL 1987.
6) Ketentuan-ketentuan yang harus diikuti antara lain sebagai berikut :

Penampang Konduktor Penampang konduktor


Daya yang digunakan (mm2) Pembumian (mm2)
< = 10 6
16 10
35 16
70 50
120 70
< - 150 95

Catatan :
a. Kontraktor harus mengusahakan sistem pentanahan hingga diproleh tahanan seperti
disyaratkan.

132
b. Pentanahan panel-panel dan pentanahan power house harus dijauhkan dari
pentanahan penangkal petir.
c. Jarak yang diijinkan antara pentanahan penangkal petir dengan pentanahan lainnya
sekurang-kurangnya 15 m tergantung dari struktur tanah dan tingkat kelembabannya.

2. Pekerjaan Telepon
2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pemasangan, pengujian dan pemeliharaan peralatan-
peralatan di bawah ini :
a. Kotak-kotak telepon/outlet telepon
b. Kabel dan pipa instalasi telepon
c. Pesawat telepon
d. PABX

2.2 Gambar-Gambar Rencana


Gambar-gambar secara umum menunjukan tata letak, imstalasi dan lain-lain. Penyesuaian harus
dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian
ditentukan oleh kondisi lapangan.
2.3 Gambar-Gambar Sesuai Pelaksanaan
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar
kalkir sebagai gambar sesuai pelaksanaan(as built drawing). As built drawing harus segera
diserahkan kepada Manajemen Konstruksi setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya
sebanyak 3 set.
2.4 Standar Dan Peraturan
Seluruh pekerjaan instalasi telepon harus dilaksanakan mengikuti standar CCITT dan PT. Telkom.
Selain itu harus ditaati pula peraturan hukum setempat yang ada hubunganya dengan pekerjaan
tersebut di atas.

2.5 Bahan-Bahan, Peralatan Dan Tenaga Pelaksana


a. Bahan-bahan dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan baru dan baik sesuai
dengan yang dimaksudkan.
b. Pada saat pemasukan dokumen penawaran, Kontraktor harus melampirkan daftar
material/bahan yang akan dipergunakan, lengkap dengan brosur Merk/spesifikasi, dan
brosur/gambar kerja dari pabrik pembuat dalam rangkap 5 (lima).
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan yang

133
akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
disetujui lebih dahulu.
d. Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.
e. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada
Manajemen Konstruksi 2 (dua) minggu sebelum pemasangan.
f. Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan di lapangan secara penuh (Life time) seorang
koordinator yang ahli di bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan
dapat mewakili Penyedia Jasa Konstruksi dengan predikat baik. Curriculum vitae personil
tersebut harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
g. Tenaga pelaksana lainya harus dipilih yang sudah berpengalaman dan sudah biasa
menangani pekerjaan instalasi ini secara kuat, aman dan rapi.
h. PABX
PABX yang digunakan berkapasitas 3 line 16 extension.
i. Pesawat telepon
Pesawat telepon yang dipakai harus dari jenis digital, tipe meja dan dari jenis push button
dialing yang disetujui oleh PT.TELKOM.
j. Kotak-kontak telepon
Kotak-kontak dibuat rata dinding, terbuat dari bahan baja yang dilapisi bahan anti karat.
Kotak-kontak telepon yang boleh digunakan adalah dari merk : Panasonic, Clipsal.
k. Kabel
Kabel telepon harus dari jenis pasangan dalam berinsulasi PVC, diameter konduktor 0,6
mm, kapasitas 2 pair. Pemasangan dalam PVC conduit. Untuk jenis pasangan luar (under
ground) berinsulasi Galvanizet Steel type Armouredant Polyethylene Sheated, konduktor
0,6 mm, kapasitas sesuai dengan yang ditunjukan dalam gambar perencanaan.
l. Pipa pelindung instalasi kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik.
Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainya harus sesuai antara satu dan lainya.
Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm. PVC conduit harus dari merk: EGA,
Clipsal.
m. Tambahan

134
Penyedia Jasa Konstruksi harus menambahkan peralatan pembantu yang diperlukan untuk
pekerjaan ini (meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis) untuk memberikan
performance yang dikehendaki.

2.6 Pengujian
Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan semua pengujian untuk mendemontrasikan bahwa
bekerjanya kabel dan material yang telah dipasang memang benar-benar memenuhi
persyaratan ini. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakanperlatan yangperlu dan personil
untuk melakukan semua pengujian.

3. Pekerjaan Instalasi Plumbing


1) Uraian Umum.
a. Ketentuan Umum yang Berlaku.
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan instalasi ini berlaku :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
 AV 1941 (Algemene Voorwarden de Uitvoering Bijaaneming Van Openbare
Warken).
 Standard Perum Listrik Negara (SPLN).
 Peraturan - Peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan Keselamatan Kerja.
 Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
 Peraturan - peraturan umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan Indonesia
(PUBB) 1958.
 Ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Presiden RI No.29/30 tahun 1984 serta
ketentuan - ketentuan lain yang berlaku di daerah.
b. Gambar Kerja dan Ketentuannya.
 Gambar-gambar perencanaan serta spesifikasi masing-masing saling berkaitan dan
merupakan suatu kesatuan.
 Gambar-gambar perencanaan instalasi ini menggambarkan tata letak secara
umum dari peralatan yang nantinya akan dipergunakan sebagai referensi.
 Kontraktor di dalam pelaksanaan harus memperhatikan kondisi disekitarnya, juga
gambar-gambar perencanaan dari disiplin lainnya yang akan dipergunakan sebagai
referensi.
 Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing
dan disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat
peralatan-peralatan tersebut.

135
c. Daftar Bahan dan Contoh Bahan.
d. Pada saat pemasukan dokumen penawaran, Kontraktor harus melampirkan daftar
material/bahan yang akan dipergunakan, lengkap dengan brosur Merk/spesifikasi, dan
brosur/gambar kerja dari pabrik pembuat dalam rangkap 5 (lima).
e. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan
yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab Kontraktor
untuk disetujui lebih dahulu.
f. Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.
g. Material dan Peralatan.
 Seluruh material dan peralatan yang dipergunakan harus didesain, dikonstruksi
dan dipasang agar dapat bekerja dengan normal dan wajar pada kondisi tersebut
dalam spesifikasi ini tanpa menimbulkan panas, tegangan dan getaran yang
berlebihan dan kesulitan-kesulitan kerja lainnya.
 Getaran suara (noise), tegangan mekanis dan thermis, korosi dan erosi yang
terjadi haruslah tidak lebih besar dan sistem yang sejenis dengan desain dan cara
pemasangan terbaik yang akan bekerja pada kondisi yang serupa (sediakala).
 Peralatan yang dipasang harus memenuhi dan disetuji oleh Perusahaan Air Minum
setempat untuk dipasang di Gedung ini.
 Seluruh peralatan harus didesain dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh cuaca/iklim selama pengiriman,
penyimpanan, pemasangan dan pemakaian.
h. Pemasangan Peralatan.
 Kegiatan pemasangan peralatan yaitu dari penerimaan, penyimpanan,
pemindahan ketempatnya, setting di atas pondasi dan persiapan untuk dioperasi
harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan instruksi dari pabrik
pembuatnya.
 Kontraktor harus menyediakan sendiri dan memasang support, bracket atau
mouting dari peralatan yang akan dipergunakan.
i. Pekerjaan Pondasi, Pembobokan, Pengeboran.
 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, semua gambar-
gambar detail pondasi, penembusan-penembusan dinding, slab dan lain-lain yang
berkaitan dengan pekerjaan.

136
 Seluruh pembobokan pada dinding, tembok, lantai dan sebagainya yang
diperlukan dalam rangka pemasangan, instalasi, termasuk perbaikan kembali
akibat-akibat pembobokan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
j. Masa Pemeliharaan.
 Masa pemeliharaan ialah selama 3 (tiga) bulan terhitung dari saat penyerahan
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan, dan selama masa pemeliharaan ini
Kontraktor diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan baik perbaikan maupun
penggantian peralatan tenaga-tenaga yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
 Selama masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih
harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan dan bertanggung jawab penuh
terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
 Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin dilaksanakan maksimal tiap 2 (dua) minggu sekali.
k. Garansi / Service Purna Jual
 Kontraktor bertanggung jawab atas semua kerusakan peralatan yang dipasang
dalam waktu 1 (satu) tahun semenjak serah terima pertama pekerjaan.
 Dalam waktu garansi, maka semua kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan
pabrik (factory fault) menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
mengganti/memperbaikinya tanpa boleh mengajukan claim.
l. Testing Instalasi
 Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang diperlukan untuk memeriksa / mengetahui apakah
seluruh instalasi yang sudah dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan semua
persyaratan.
 Testing instalasi plumbing yang dimaksud adalah :
- Pada waktu instalasi telah selesai, sistem yang dipasang harus ditest untuk
membuktikan bahwa seluruh perangkat instalasi telah mampu bekerja dengan
baik.
- Semua panel yang telah dipasang harus diperiksa (dicek) satu persatu
sehingga yakin tidak terdapat cacat atau kesalahan pemasangan.
- Semua pipa harus di cek agar yakin tidak ada kebocoran.

m. Laporan hasil test.

137
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil test pipa, dengan pipa tekan.
 Hasil test pipa air limbah dan pipa hawa.
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi.
 Hasil pengukuran - pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas.
n. Penegasan Mengenai AV 1941
 Kontraktor harus memeriksa ulang semua besaran-besaran yang dinyatakan
dalam gambar perencana.
 Bila terdapat keraguan-keraguan atau ketidak sesuaian, harus melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian bersama
Konsultan Perencana.
 Bila Kontraktor tidak melaporkan, dan dikemudian hari terdapat kegagalan di
dalam pelaksanaan, maka resiko ini sepenuhnya berada dipihak Kontraktor dan
semua biaya perbaikan/penggantian dibebankan kepada Kontraktor .
o. Lain - Lain.
 Sistem tegangan di dalam bangunan : 380/220 V.
 Kontraktor diwajibkan mengurus ijin - ijin (bila ada) yang diperlukan
selama masa konstruksi dan harus sudah diserahkan kepada Pemberi Tugas
sebelum pekerjaan dimulai.
 Sebelum serah terima pekerjaan, Kontraktor harus sudah
menyerahkan petunjuk operasi dan pemeliharaan lengkap, dari seluruh sistem
dalam rangkap 3 (tiga) kepada Konsultan Pengawas.
 Buku petunjuk ini harus diketik di atas kertas yang berkualitas baik
serta dijilid pula dengan baik yang sebelumnya diberikan contoh untuk disetujui.
Petunjuk operasi ini haruslah berisi hal-hal sebagai berikut :
- Uraian dan sistem.
- Bab yang menjelaskan sistem secara singkat dan jelas.
 Kontraktor diwajibkan melatih cara-cara mengoperasikan dan memelihara sistem
ini kepada operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas selama 1 (satu) bulan sejak
serah terima pertama, sehingga operator akan mampu dan cakap menjalankan
dan memelihara sistem dengan baik.

138
 Pembobokan, pengelasan dan pengecoran :
- Pembobokan tembok, lantai dinding dan lain sebagainya yang diperlukan
dalam rangka pemasangan instalasi ini serta mengembalikannya dalam
keadaan semula, termasuk pekerjaan Kontraktor.
- Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
 Walaupun tidak disebutkan dalam gambar, rencana kerja dan syarat-
syarat teknis atau bill of quantity, namun Kontraktor tetap diharuskan
melaksanakan dan memasang semua material, yang menuntut
ketentuan/kelaziman harus dipasang sedemikian sehingga seluruh sistem dapat
berfungsi dengan baik-baiknya.
2) Lingkup Pekerjaan Plumbing.
Kontraktor harus melaksanakan pengadaan, pemasangan dan pengetesan hingga
berfungsi dengan baik seluruh peralatan dibawah ini :
a. Pemipaan air limbah dan kelengkapannya :
 Semua pipa dan wasthafel sampai ke pipa tegak air limbah.
 Semua pipa dari kitchen zink sampai ke pipa tegak air limbah.
 Semua pipa dari floordrain sampai ke pipa tegak air limbah.
 Semua pipa tegak air limbah sampai tergabung dengan saluran air bekas menuju
ke saluran septic tank.
 Pipa dari closet sampai ke pipa tegak air limbah.
 Pipa dari urinal sampai ke pipa tegak air limbah.
 Semua pipa dari clean out sampai ke pipa tegak air limbah.
 Semua pipa dari sumpit sampai ke sump dan dari sump pump sampai ke Septic
tank.
b. Semua pipa berikut kelengkapannya :
 Pipa dari closet sampai ke pipa hawa tegak.
 Pipa hawa dari urinal menuju pipa hawa tegak.
 Pipa hawa dari wastafel menuju pipa hawa tegak.
 Pipa hawa dari kitchen zink menuju pipa hawa tegak.
 Pipa hawa tegak didalam dan diluar shaft.
 Vent cup.
c. Pompa transfer air bersih 1 dan 2 beserta kelengkapannya.
d. Pompa booster di lantai atap beserta kelengkapannya.

139
e. Alat-alat sanitair meliputi :
 Closed duduk (termasuk lingkup arsitektur).
 Urinal (termasuk lingkup arsitektur).
 Kran tembok.
 Clean out.
 Floor drain.
f. Pipa air hujan meliputi :
 Roof drain.
 Pipa air hujan dan kelengkapannya sampai tergabung dengan saluran drainage.
 Konstruksi penyangga pada dasar pipa air hujan.
g. Instalasi Listrik meliputi :
 Panel pompa transfer 1 dan 2.
 Panel pompa besar.
 Kabel dari panel sampai ke pompa - pompa transfer 1 dan 2 dan pompa booster.
 Water level control untuk pompa-pompa transfer.
 Pengetanahan rangka pompa.
h. Pompa penguras reservoir bawah termasuk instalasi listrik.
i. Pembersihan pipa air bersih dengan bahan disinfektansi.
Disamping itu Kontraktor harus menyelenggarakan :
 Masa pemeliharaan antara serah terima pertama sampai saat serah terima kedua
pekerjaan.
 Training operator.
 Garansi selama satu tahun penuh terhitung mulai serah terima pertama
pekerjaan.
3) Spesifikasi Teknis Instalasi Plumbing.
a. Pipa air bersih.
 Semua pipa air bersih harus dari jenis PVC sesuai gambar rencana. Pipa yang
dipasang harus baru tanpa cacat, pemotongan pipa harus menggunakan pipe
cutter
 Fitting.
Semua vitting harus sesuai gambar rencana.
 Pemasangan Pipa didalam tanah.
- Pipa dipasang dan ditanam di dalam tanah/jalan/peralatan parkir dengan
kedalaman + 80 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan

140
tanah/lantai pada peil terendah. Sebelum pipa ditanam maka dasar galian
harus diurug dulu dengan pasir padat setebal 10 cm selanjutnya setelah pipa
diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa diurug kembali dengan tanah urug
sampai padat.
- Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena dalamnya
galian tidak memenuhi syarat (80 cm) maka pipa pada bagian pengurugan
teratas harus dilindungi dengan plat beton setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Konstruksi permukaan tanah / jalan bekas galian harus dikembalikan seperti
semula. Hal ini berlaku juga untuk jaringan pipa air bersih yang berada di
dalam/dibawah tanah.
- Pipa hendaknya dibalut dengan aspal dan karung goni untuk mencegah korosi.
Urugan kembali dilakukan segera setelah pipa terpasang, namun di tempat-
tempat sambungan dibiarkan terbuka dan baru diurug setelah ditest ternyata
baik.
- Tiap 2 batang pipa, sambungan dilakukan secara flange, untuk memudahkan
pemeliharaan dan penggantian pipa, sehingga tidak membongkar semua
jaringan pipa.
- Tiap sambungan pipa diberi penyangga dari beton tumbuk untuk menghindari
lenturan pipa.
 Pemasangan pipa di dalam gedung.
- Pipa tegal di dalam saft.
Pipa tegak di dalam saft dipasang pada rak pipa tegak dan rak pipa tegak
dipasang dengan kokoh ke dinding shaft dengan bantuan las ke angkur atau
dengan dynabolt atau ramset.
- Pipa tegak di dalam tembok.
Pipa tegak yang menuju ke fixture harus ditanam di dalam tembok/lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada
tembok sesuai dengan kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan
diuji harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan
kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat
bekas-bekas dari pembobokan.
- Pipa datar di bawah lantai beton.

141
Pipa datar di bawah lantai beton/di atas langit-langit, dipasang cara
menggantung pipa tersebut ke lantai beton. Penggantung direkatkan ke
konstruksi beton dengan bantuan ramset pada balok beton. Untuk hal ini
Kontraktor harus mengajukan permohonan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan ijin.
- Penggantungan pipa dipasang setiap jarak 50 cm sampai dengan 150 cm,
tergantung diameter pipa, sedemikian hingga pipa tidak melentur.
Penggantung dibuat bahan plat besi bulat, diameter sekurang-kurangnya 6
mm.
- Pipa datar di atas atap harus dipasang di atas rak pipa datar, tetapi ikatan rak
pipa terhadap lantai harus pada beton yang dicor khusus untuk dudukan rak
pipa, tidak dipergunakan untuk menggunkan ramset atau dynabolt untuk
menghindari kebocoran.
 Pengetesan Pipa / Pengujian.
Setelah pipa terpasang maka dilakukan pengujian terhadap kebocoran, sebagai
berikut :
- Pengujian pertama dilakukan bagian demi bagian, panjang rata-rata 100 m.
- Tidak boleh diikut sertakan dalam test, valves dan alat-alat sanitair.
- Ujung pipa ditutup dengan dop.
- Pengujian menyeluruh dilakukan setelah semua sistem terpasang, tanpa
mengikutsertakan valve dan alat-alat sanitair
- Tekanan yang dikenankan menggunakan pompa test atau test pump, sampai
tekanan 10 kg/cm2 harus bertahan 12 jam tanpa boleh ada penurunan.
- Bila penurunan tekanan test harus diperbaiki dan ditest ulang sampai berhasil
baik.
 Pengujian sistem kerja.
Pada akhir kegiatan pemasangan pipa air bersih, harus dilakukan trial run atau
percobaan jalan yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas meliputi:
- Percobaan membuka semua kran secara bergantian apakah airnya
keluar/mengalir dengan baik. (Wastafel. dan kran tembok, dan lain
sebagainya).
- Percobaan pembuang air di kloset, apakah kemudian reservoir kloset terisi
lancar dan berhenti setelah isi reservoir penuh.
- Percobaan semua push kran pada urinoir, apakah mengalir dengan baik.

142
- Percobaan untuk semua sistem supply air.
b. Pipa Air Limbah
 Semua pipa air limbah terbuat dari bahan PVC AW dengan kemampuan tekanan 8
kg/cm2
 Alat-alat bantu pipa harus menggunakan bahan yang sama dengan bahan pipanya
dan hendaknya menggunakan jenis injeksi mold, dan direkatkan ke pipa
menggunakan lem khusus untuk bahan PVC.
 Percobaan atau Trial Run.
Setelah semua alat-alat sanitair terpasang diadakan pengujian - pengujian semua
sistem dengan disaksikan Konsultan Pengawas meliputi :
- Apakah air limbah segera masuk ke floor drain dan tidak terjadi genangan -
genangan di lantai toilet /KM/WC / lantai wastafel.
- Apakah air limbah dari wastafel dan kichen zink segera turun dan tidak terjadi
pembuangan yang tidak lancar karena tersumbatnya pipa air limbah atau pipa
hawa.
- Apakah air limbah dari closet tidak ada yang keluar / rebas pada batasan
closet dengan lantai WC.
- Apakah ada ketidak lancaran air limbah yang dikarenakan pipa hawa
terganggu.
- Apakah urinal segera mengalirkan air lewat pipa pembuangan dibawahnya.
- Apakah tidak terjadi kebocoran-kebocoran yang akibatkan karena revisi pipa,
setelah test kebocoran dinyatakan baik.
- Apabila terjadi kegagalan, harus diperbaiki dan ditest ulang sampai sempurna.
c. Pipa hawa
Pipa hawa dipasang di :
 Closet duduk
 Wastafel
 Kitchen Zink.
Pipa hawa dari bahan PVC kelas D dipasang dari tiap-tiap alat sanitair sesuai
dengan gambar rencana, menuju pipa hawa tegak didalam shaft. Pipa hawa
didalam shaft dipasang pada rak pipa, diklem dengan klem besi, diberi dudukan
dan sebagainya pada ujung paling atas dilengkapi vent cup.
d. Pompa Transfer Air Bersih
 Kontraktor harus memasang pompa

143
air bersih sesuai dengan gambar rancangan dan spesifikasinya sebagai berikut :
Type pompa : Multi Stage.
Kapasitas : CR5-10
Total Head : 70 m.
Effisiensi : 60% (minimal).
Voltage : 380 V/ 3 phase / 50 Hz.
Putaran : 1.950 RPM.
Pompa dipasang di dalam ruang pompa seperti ditunjukan dalam gambar rencana.
 Jumlah pompa yang dipasang dua
buah yaitu pompa distribusi dan pompa sumur (jet pump).
 Instalasi listrik untuk pompa :
Panel Pompa :
Ex lokal dengan komponen pompa ex Import dilengkapi dengan pengaman dan
start stop button
Kabel Supreme
Water level kontrol : Ex Import bekerjanya sebagai berikut :
- Pada saat air di dalam reservoir tersedia cukup pompa
- boleh bekerja.
- Pada saat air di dalam reservoir habis, pompa tidak boleh
- bekerja.
- Pada saat tangki air kosong pompa harus bekerja.
- Pada saat tangki air penuh pompa harus berhenti.
Saklar untuk merubah kerja pompa : Ex lokal, dengan pariasi : manual-berhenti-
aouto.
Saklar untuk merubah kerja pompa : ex lokal, dengan pariasi : pompa 1-0I-
Pompa2.
Geteran pompa harus seminimal mungkin.
e. Alat - Alat Sanitair.
 Alat-alat sanitair dipasang sesuai dengan ketentuan pabrik pembuat dan
memperhatikan instruksi-instruksi Konsultan Pengawas. Pemasangan harus rapi
disesuaikan dengan cat dari lantai dan dinding kamar mandi, WC atau ruang toilet.
 Floor drain dipasang pada sparing di lantai yang telah tersedia kemudian dilakukan
grooting dengan beton untuk mencegah kebocoran.
 Join dengan pipa-pipa air bekas atau air kotor menggunakan T-Y (Tee-Way).

144
f. Pipa Air Hujan.
 Roof Drain.
Roof Drain yang dipakai ialah dari bahan besi tiang, Ex lokal, dan pipa yang
menembus atap beton dipasang sekaligus dengan pengecoran atap, pipa
dilengkapi dengan flange untuk water stop dan terbuat dari GIP medium class
diameter 4”.
 Pipa tegak air hujan ialah PVC AW, tekanan 8 kg/cm2 diklem bersama-sama pipa
dan pipa hawa, pada rak pipa didalam shaft Fitting pipa menggunakan bahan yang
sama dengan injection Moul. Bagian paling bawah pipa disangga oleh konstruksi
beton cor.
 Pemasangan pipa diluar shaft.
Pipa dipasang dengan U-Klem sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara U-Klem
yang satu dengan U-Klem lain = 2.5 m. Pipa harus diberi pelindung (sadel) agar
jangan sampai pecah karena tekanan. Pengkleman sesuai dengan cara-cara yang
ditunjukkan pada gambar. Setelah terpasang pipa harus dilindungi / ditutup
dengan batu bata/kayu dan lain-lain sehingga tidak kelihatan dari luar.
Cara penutupan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Pipa mendatar.
Pipa dipasang dengan penggantung (hanger), pipa harus diletakkan/diusahakan
berada pada tempat tersembunyi.
 Pipa diluar gedung (dibawah tanah).
Pipa dipasang dan ditanam dibawah permukaan tanah/jalan/peralatan parkir.
Dalamnya perletakkan pipa sesuai dengan kemiringan 0.5% mulai dari titik mula
pipa sampai ke selokan/parit.
 Apabila dijumpai perletakkan pipa melintasi jalan kendaraan, sarana dalamnya
galian tidak memenuhi syarat 80 cm, maka pipa pada bagian pengurugan harus
dilindungi beton bertulang setebal 10 cm yang sedemikian rupa sehingga plat
beton tidak tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug dengan tanah sampai
padat. Konstruksi permukaan tanah - jalan lepas galian harus dikembalikan seperti
semula.
 Penanaman pipa.
- Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
- Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50
mm untuk penempatan sambungan pipa.

145
- Pada sambungan pipa harus disemen dengan kuat, sehingga tidak terjadi
kebocoran.
 Setiap pertemuan pipa harus diberi bak control, penempatan (pemasangan) bak
control seperti pada gambar rencana.
Pipa air hujan setelah dipasang lengkap dites dengan pengisi air sampai penuh
bagian bawah di dop, dan tidak boleh ada penurunan permukaan selama 24 jam.
 Pemasangan bak control.
Bak control yang berada di dalam gedung harus dibuat dari beton tutupnya harus
rata dengan lantai dan yang mudah diangkat.
Bak control yang berada di luar gedung harus disesuaikan dengan keadaan
setempat dan harus diberi tutup yang mudah diangkat. Waktu pelaksanaan harus
diketahui dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Tembusan Pipa.
Apabila pipa menembus dinding harus digunakan sleeve dari pipa yang
diameternya lebih besar dan ditutup oleh Styrophore atau seal, untuk memberi
kemungkinan gerak pipa bila terjadi gempa.
g. Instalasi Listrik.
Instalasi listrik yang dimaksud meliputi :
 Instalasi listrik untuk pompa air bersih dan pompa transfer make up water.
 Instalasi listrik untuk pompa boster.
 Instalasi listrik untuk penguras reservoir.
 Instalasi kontrol-kontrol.
Panel berisikan pengaman, tombol start/stop dan kelengkapannya seperti pilot lamp,
dan sebagainya. Kabel dan panel sampai ke pompa terlindung oleh pipa PVC dan
sampai ke base plate pompa, menuju terminal box pompa, digunakan flexible conduit.
Kabel power semuanya menggunakan NYY, untuk kabel kontrol menggunakan NYM,
pemasangan mengikuti peraturan yang berlaku umum : PUIL, SPLN. Pentanahan untuk
semua rangka atau rumah pompa, sampai ke grounding rod.

h. Desinfektansi.
Seluruh jaringan pipa air bersih harus dibersihkan dengan larutan desinfektansi.
Urutan kerja dilaksanakan sebagai berikut :
Setelah semua jaringan pipa air bersih dipasang dan dites dengan tekanan untuk
mengetahui apakah tidak ada kebocoran, dilakukan flushing dengan air bersih
bertekanan cukup.

146
Setelah bersih maka ke dalam pipa diisikan bahan larutan desinfektansi dan biarkan
mengisi jaringan selama 24 jam.
Setelah waktu 24 jam dilampaui diadakan lagi flushing dengan air bertekanan, sampai
selama 1 jam terus menerus.
Setelah butir-selesai, maka instalasi air bersih dinyatakan benar-benar siap untuk
dipergunakan, dan dialirkanlah air bersih dari tangki air atas, sampai kesemua titik
pemakaian.
Desinfektansi yang dipergunakan adalah larutan chorine, dengan dosisi 50 PPM (part
per million).
4) Lain-Lain
a. Masalah Ketidaksamaan Gambar dan RKS.
Jika Kontraktor tidak menemukan kesalahan atau ketidaksesuaian dalam gambar
perencanaan atau spesifikasi teknisnya, maka Kontraktor wajib memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapat penjelasan dan
memperoleh penyelesaian yang memadai.
Bilamana Kontraktor tidak melakukan review atas gambar rencana yang diterbitkan
oleh Konsultan Perencana, maka Kontraktor dianggap telah meneliti gambar tersebut
dan tidak ditemukan hal-hal yang patut diadakan penyelesaiannya dalam mutu
pekerjaan yang dihasilkan, maka Kontraktor harus menyempurnakannya atas beban
Kontraktor sendiri.
b. Masalah Testing.
Semua keperluan tenaga listrik untuk testing peralatan testing termasuk pompa harus
disediakan dan disupply oleh Kontraktor, tidak boleh menggunakan peralatan yang
akan diserahkan kepada Pemberi Tugas. Daya Listrik PLN bila sudah tersambung dapat
digunakan untuk testing, tetapi beban Kwh dibayar oleh Kontraktor. Air
PDAM/sumber Deepwell, biayanya juga dibayar oleh Kontraktor.
c. Merk yang disetujui.
 Instalasi air bersih dan pemipaan disekitar reservoir.
Pipa : PVC AW atau setara
Valves : Kitazawa.atau setara
Pipe Rack : Lokal.
Seal tape : Lokal
 Instalasi air limbah
Pipa : PVC AW atau setara

147
Pipe rack : Lokal
 Instalasi Air Kotor.
Pipa : PVC AW atau setara
Pipe Rack : Lokal
 Pipa Air Hujan
Roof drain : Lokal.
Pipa : PVC AW atau setara.

4. Pekerjaan CCTV
a. Lingkup Pekerjaan
Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus
melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Penyediaan, pemasangan dan pengujian peralatan sentral sistem CCTV yang
meliputi: Digital Video Recorder (DVR), kamera, monitor lengkap dengan aksesoris
dan koneksinya.
- Penyediaan dan pemasangan instalasi kabel Coaxial ke masing masing titik kamera
lengkap dengan aksesoris dan koneksinya. Mengadakan testing dari semua
peralatan, unit, bagian maupun fasilitas yang ditawarkan.
- Penyediaan, pemasangan dan pengujian peralatan accsess Card yang meliputi:
Card Reader, Electric Lock, Software lengkap dengan aksesoris dan koneksinya.
- Penyediaan dan pemasangan instalasi kabel twistead shielded lengkap dengan
aksesoris dan koneksinya. Mengadakan testing dari semua peralatan, unit.
b. Bahan dan Perlengkapan:
- Digital video recorder (DVR) 32 channel HDD 2 Terabytes include Keyboard
Controller, LCD Display 32 inch, UPS PC 1,500 VAX, ex. ICA for Camera Power
Supply , Server Rack Set 19 inch, Instalasi CCTV Cabble coaxial RG 6 di dalam
conduit 20 mm. + NYYHY 2 x 1.5 mm2 +HIC
- Infrared Camera tipe Outdoor, Dome Camera, (c/w built-in Vandalproof Casing)
dan Material Bantu
c. Persyaratan Instalasi
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Kontraktor baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan

148
- Kabel Instalasi
Harus dilindungi dengan PVC conduit high impact 3/4” dan diklem sadle dengan jarak
maksimum 1 m. Semua kawat penghantar berikut PVC conduit high impact 3/4” tidak
diperkenankan menumpang pada rangka plafond, tetapi harus digantung/menempel
pada dak beton ataupun menggunakan suatu cable tray, untuk expose dan kabel dari
dak beton ke kamera harus pakai flexible cable
- Rak Peralatan Sistem CCTV
ditempatkan sesuai dengan gambar perencanaan. Semua kabel yang keluar dari rak
peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai flexible conduit
d. Masa Pemeliharaan
- Kontraktor menjamin bahwa peralatan Sistem CCTV yang dipasang sesuai dengan
ketentuan umum dari jaminan asli oleh pabrik didalam waktu minimal 12 bulan
terhitung mulai setelah testing.
- Kontraktor wajib memberikan masa free maintenance selama 3 bulan sejak beroperasi
dan training period untuk operator pihak pemberi tugas minimum 2 kali sampai
operator tersebut cakap untuk melaksanakan start up, adjusting, balancing,
maintenance/trouble shooting dan lain-lain

5. Instalasi AC
5.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan AC Cassette dan AC Wall
Moundted seperti ditunjukkan pada gambar – gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
5.2 Umum

 Spesifikasi teknis berikut ini menjelaskan hanya ketentuan ketentuan dasar saja, untuk
ketentuan dari kapasitas dan lain-lainnya lihat gambar/schedule peralatan.
 Semua AC split harus memenuhi standart ARI 441.

5.3 Daftar Bahan dan Contoh Bahan.


 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
disetujui lebih dahulu.
 Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.

149
5.4 Spesifikasi Teknis
 Split system air conditioning yang digunakan adalah dari type air cassette split dan air wall
mounted unit. Pemasangan seluruh peralatan ini harus sesuai dengan schedule dari
pabrik pembuatnya.
 Outdoor Unit dari type air cooled secara utuh berasal dari assembling pabrik (factory
assembled) terhadap semua komponen, pengabelan listrik dan control, pemipaan
refrigerant, leakage testing untuk seluruh sistem.
 Compressor hendaknya dari jenis Rotary Hermatic untuk jenis wall mounted yang
didinginkan oleh gas refrigerant dan motor dilindungi secara “inherent”. Coil condenser
harus terbuat dari tembaga, fin dari aluminium yang direkatkan secara mekanis. Fan
condenser harus dari jenis propeller dan dihubungkan langsung dengan fan motor.
 Coil harus sudah diuji terhadap kebocoran dan telah didehydrated dan dilapisi gas
refrigerant secukupnya dari pabrik pembuatnya.
 Fan harus telah dibalance statis maupun dinamis dipabriknya. Fan motor hendaknya dari
jenis permanent capasitor yang dilindungi secara inherent serta mempunyai bantalan
peluru yang dilumasi secara tetap. Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat
dan sesuai untuk pemasangan di luar. Evaporator blower terbuat dari jenis wall mounted
sesuai dengan kebutuhan. Fan terbuat dari jenis centrifugal dan telah dibalance di pabrik,
baik secara statis maupun secara dinamis.
 Dinding unit minimal dari plat besi ukuran 20 gauges. Seluruh panel atau lubang – lubang
berpintu harus dapat dengan mudah dibuka dan rangka hendaknya dilengkapi dengan
titik – titik penyangga yang telah diperkuat. Dinding dan rangka hendaknya dilapisi
dengan cat anti karat.
 Rak pengembunan air hendaknya terletak di bawah coil pendingin dan harus cukup besar
untuk menampung seluruh pengembunan uap air dari coil pada kondisi maksimal.
Dinding pada unit ini hendaknya diisolasi yang mulai pada daerah/tempat masuk sampai
keluarnya udara pada unit tersebut.
 Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya cukup untuk menghalangi terjadinya
pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan tahan api sesuai dengan
persyaratan NFPA-20 standart.

6. Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran


6.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Proteksi Kebakaran meliputi:

150
- Pengadaan dan pemasangan perlengkapan Instalasi Hydrant dan Sprinkler
- Pekerjaan Sipil yang berhubungan dengan pekerjaan ini
- Semua ijin yang berhubungan dengan instansi yang berwenang menjadi tanggungan
kontraktor
- Pengujian sistem secara keseluruhan

6.2 Penjelasan Mengenai Sistem


System Proteksi kebakaran untuk Proyek ini terdiri atas system hydrant dan system Sprinkler.
System Hydrant yang diinginkan untuk proyek ini adalah menggunakan hydrant Box Type
Indoor. System Sprinkler yang digunakan adalah system dengan pancaran ke bawah. Tipe dari
system tersebut diatas direncanakan memakai “Tipe Basah” (Wet System),ini berarti bahwa
semua katup penyediaan air untuk system harus dalam kondisi terbuka penuh dantekanan
dalamair dalam jaringan pemipaan dijaga setiap saat.
Apabila katup kebakaran pada system hydrant terbuka atau kepala sprinkler pada system
sprinkler pecah berdasarkan system yang telah ditetapkanyaitu Tipe Basah, maka air dalam
jaringan pemipaan dari system akan langsung keluar sehingga tekanan air dalam pipa akan
turun. Hal ini mengakibatkan pompa kebakaran akan bekerja secara otomatis.

6.3 Bahan – bahan


a. Jenis pipa yang dipakai adalah Pipa Black steel Schedule 40.BS.1387/67 atau PVC AW
dimeter 4 inch, Produk yang digunakan merk Bakrie, PPI. Semua fitting harus dari
jenis/bahan yang sama dengan pipa yang digunakan. Diameter dan jalur pipa adalah
seperti yang tercantum dalam gambar Perencanaan.
b. Hydrant Box Type Indoor ukuran 80 x 100 x 20 cm, yang terdiri atas:
c. Fire Landing Valve, terdiri dari valve diameter 65 dan 40 mm dan dilengkapi dengan hand
wheel untuk membukadan menutup.
d. Fire Hose Cabinet: Terbuat dari plat baja, tebal 1.2 mm sedang untuk rangka dan pintu
plat baja 1.6 mm. Dilapisi dengan cat dasar dan cat finishing berwarna merah. hose rack,
hose dan nozzle.
e. Fire Hose: Selang kebakaran) untuk In Door Unit mempunyai Diameter 40mm dan
Panjang 30 mm. Fire Hose yang dipasang harus dari bahan kanvas dengan lapisan luar
dapat mencegah pejamuran serta couplingnya sesuai dengan standard coupling Dinas
Kebakaran Pemerintah Setempat.
f. Nozzle: dari bahan baja galvanized(GS), besi galvanized (GI), Kuninganatau Perunggu.
Untuk Outdoor Unit dipakai Nozzle Tipe jet. Ukuran disesuaikan dengan hose yang ada.

151
g. Siamese Connection : SiameseConnection yang dipasang adalah tipe kepala ganda ukuran
100 x 2 x 65 mm dan couplingnya harus sesuai dengan standard Dinas Kebakaran
Pemerintah Setempat.
h. Valve Box: Bak Kontrol untuk valve terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan
dimensi panjang x lebar = 50 x 50cm dan dapat disesuaikan dengan kedalaman pipa.
Lokasi penempatan valve box adalah seperti yang terlihat dalam gambar perencanaan.
i. Pemasangan Pipa induk proteksi kebakaran
j. Pemasangan pipa adalah sesuai dengan gambar perencanaan. Pada header dipasang
pressure switch yang mengatur mati/hidupnya masing-masing pompa, pipa serta
perlengkapan untuk pengetesan pompa. Pada bagian –bagian tertinggi dari pipa dipasang
air valve dia.25mm.
k. System Penyambungan Pipa dia.< 2.5Inch, harus menggunakan sambungan Ulir. Pipa dia
> 2.5 Inch, harus menggunakan sambungan Las.
l. Penggantung Pipa Pipa horizontal dalam bangunan, harus diberi penggantung dengan
persyaratan ;
 Bahan dari besi.
 Mampu menahan 5 x berat pipa berisiair.
 Jarak antar penggantung maksimum3.5 meter.
 Sebelum dipasang harus dicat dengan zink chromate.
 Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan selubung dengan persyaratan:
 Bahan dari besi tuang / pipa baja
 Lebar celah antara selubung dengan dinding luar pipa minimal 25 mm.
 Pipa yang menembus beton bangunan yang mempunyai lapisan kedap air,maka celah
antara selubung dengan pipa harus dibuat kedap air.
 Pipa dibawah jalan dibungkus dengan pipa baja, celah antara selubung dengan pipa
diisi pasir.
 Pipa dalam tanah:
- Kedalaman galian > 75 cm dari permukaan tanah.
- Sekeliling pipa harus diberi pasir setebal 15 cm.
- Sebelum dipasang, pipa harus dicat flinkut (flincoat),minimal 3 lapis.

6.4 Testing Instalasi Pipa


Seluruh instalasi Pipa harus dilaksanakan testing dengan Test Pressure 15 ATm bagian per
bagian, masing-masing selama 4 jam terus menerus, tanpa ada kebocoran / penurunan pada

152
test Pressure. Setiap kali dilakukan penyambungan pipa pemadam kebakaran dilakukan testing
ini (sehubungan dengan pekerjaan pemasanganyang bertahap).
Pompa:
a. Dapat bekerja secara otomatis dan manual.
b. Dapat berfungsi dengan sumber dayadari PLN maupun dari Genset.
Seluruh system dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik. Peralatan testing disediakan
oleh Kontraktor dan atau beban/biaya kontraktor sendiri. Pada waktu testing dan percobaan
diawasi oleh wakil Owner dan Direksi Lapangan.

7. Pekerjaan Fire Alarm


7.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan
selama masa pemeliharaan, izin – izin tenaga teknis dan tenaga ahli. Dalam lingkup termasuk
seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan
lainnya, sehingga sistem siap dioperasikan dan dapat beroperasi secara baik.
Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan:
a. Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) sistem master
control fire alarm lengkap dengan battery dan charger, rectifier, grounding dan accessories.
b. Pengadaan pemasangan central announciator aktif
lengkap dengan indikasi lokasi, display, LED, tombol set dan reset, alarm bell.
c. Pengadaan pemasangan dan penyambungan kontrol
untuk lift automatic on dan fire hydrant automatic on.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sub
announciator panel lengkap dengan indikasi lokasi, LED, dan alarm bell serta flessing alarm
dan lampu tanda.
e. Pengadaan dan pemasangan termination box fire
alarm
f. Pengadaan dan pemasangan serta penyambungan
berbagai jenis detector, manual break glass, LED indicating lamp, auxiliaria contact and relay.
g. Pengadaan pemasangan dan penyambungan berbagai
jenis kabel utama dan kabel distribusi
h. Pengadaan dan pemasangan kabel dari MCFA (Master
Control Fire Alarm) ke central announciator dan kabel lainnya sehingga sistem dapat
beroperasi dengan baik

153
i. Pekerjaan – pekerjaan lainnya yang menunjang sistem
ini agar dapat beroperasi dengan baik.
7.2 Standar dan Peraturan Instalasi
a. Peraturan umum Dinas Pemadam Kebakaran
b. Peraturan – peraturan yang dikeluarkan oleh departemen atau lembaga Pemerintah yang
berwenang
c. Standard NFPA, JLS
d. Instalasi kabel peraturan umum instalasi listrik PUIL 2000
e. Spesifikasi Teknis dari peralatan yang digunakan

7.3 Persyaratan
a. Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta merk atau dibuat oleh
pabrik yang sama
b. Setiap bangunan dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah harus merupakan suatu
unit yang lengkap.
c. Semua peralatan utama sistem ini disarankan produksi AS atau Eropa
d. Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam art bukan barang bekas atau hasil perbaikan.
e. Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.

7.4 Sistem Instalasi


a. Melaksanakan instalasi perkabelan untuk seluruh bangunan secara rapi dan sempurna serta
menyediakan dan memasang perlengkapan deteksi kebakaran berupa:
- Master control fire alarm panel
- Smoke detector
- Combination rate of rise and fixed temperature heat detector
- Gas detector
- Glass push button, auxilliary contact dan relay
- Alarm bell, indicating lamp (LED)
- Announciator aktif
- Electrinic relay for water pump interconnection, pressuration fan.
b. Instalasi yang terpasang pada daerah langt – langit tanpa plafon dicor dalam plat beton
lengkap doos – doos penyambungan menggunakan pelindung pipa conduit.
c. Pada daerah langit – langit dengan plafon instalasi terpasang / dikle setiap 60 cm
menggunakan pelindung pipa conduit PVC type high Impact.

154
d. Dibawah plafon terpasang wall mounted ke dinding batu bata memakai pelindung pipa
conduit diameter 5/8”
e. Dalam shaft diklem ke dinding shaff memakai pelindung pipa 5/8”
f. Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar menurut rencana
setinggi 150 cm di atas ubin beton.
g. Detector terpasang outbow menghadap ke arah bawah plafon atau digantung pada pelat
beton.
h. Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding batu bata setinggi 150 cm di atas
ubin lantai.
i. Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi 200 cm di atas
lantai.
j. Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station.
k. Instalasi kabel harus mengiuti persyaratan di dalam PUIL 2000.

7.5 Pengetesan Semua Sistem yang Terpasang


a. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire Alarm
harus dalam kondisi baik dan bebas cacat.
Bagian – bagian yang rusak harus diganti oleh kontraktor atas biaya kontraktor
b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan – kerusakan yang diakibatkan kecerobohan
para pekerja.
c. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi Fire Alarm yang terpasang
d. Setelah terpasang sistem yang baik, wiring yang telah sesuai, maka pemeriksaan dan
pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik.
e. Pengetesan
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh C. M (Pengawas
Lapangan). Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut,
merupakan tanggung jawab kontraktor.
Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti dan diperbaiki oleh
Kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali.

8. Pekerjaan Instalasi Paging System


8.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan
selama masa pemeliharaan, izin – izin tenaga teknis dan tenaga ahli. Dalam lingkup termasuk

155
seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan
lainnya, sehingga sistem siap dioperasikan dan dapat beroperasi secara baik.
Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan:
- DVD/MP3/CD Player
- Auto Reverse Cassette/Tape Player
- Am/Fm Tuner
- Amplifier 600 Watt
- Paging Microphone
- Selector Switch 10 Channel
- Ups/Stabilizer 1500va
- Power Socket
- Mixer W/ Modules
Dengan Peralatan Sebagai Berikut:
- Celling Speaker 6 Watt
- Kabel Speaker ( Type 6471 + hic ∅20 mm)
- Rack Speaker
- Panel Df Juction Box
- Volume Control
8.2 Cara memasang Volume Control
1. Pemilihan tipe Volume Control ( berkaitan dengan kemampuan daya Volume Control )
2. Setting daya speaker yang terpasang
3. System instalasinya --> paging system yang terpasang.
Pemilihan daya Volume Control sangat penting, karena kemampuan daya attenuator dan
speaker harus matching ( seimbang ). Daya speaker yang terpasang (total daya speaker yang
terpasang ) tidak boleh melebihi kemampuan daya dari Volume Control.
Dalam diagram diatas diperlihatkan, bahwa daya attenuator yang terpasang 6W, maka speaker
yang dipasang maksimum 6 watt juga.  Bila daya speaker dipasang 3 watt tidak ada masalah
( karena lebih kecil dari daya attenuator ). Tetapi bila speaker yang terpasang lebih besar, misal
dipasang 12 watt, maka attenuator akan terbakar (rusak).
Selain kondisi diatas, yang perlu diperhatikan yaitu paging system yang dipergunakan. Apakah
paging system biasa yaitu hanya berupa panggilan dan back ground musik saja, ataukah ada
fasilitas Emergency system (selain panggilan dan musik).

9. Pekerjaan Transportasi Dalam Gedung

156
9.1 Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir. Kontraktor agar menawarkan peralatan yang
sesuai untuk digunakan dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang ditawarkan/dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan maka kontraktor wajib memberitahukan hal tersebut
merupakan kewajiban kontraktor untuk melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.
9.2 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Elevator sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana dan spesifikasi,
Kontraktor pekerjaan instalasi Lift/Elevator harus melakukan pengadaan, pemasangan,
pengaturan dan pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan instalasi Lift/Elevator yang dimaksud adalah sebgai
berikut:
- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Lift/Elevator, lengkap dengan
kontrol dan accessoriesnya.
- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik, panel-panel,
peralatan control dan lain-lain bagi instalasi ini.
- Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari instalasi
Lift/Elevator ini.
- Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
- Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
- Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang terpasang
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama
9.3 Standar / Rujukan
- SNI-03-2190-1999 Kostruksi Lift Penumpang dengan Motor Traksi
- SNI-03-6248-2000 Konstrusi Eskalator.
- Peraturan Depnaker tentang Lift Listrik, Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut.
- Strakosch, Vertical Transfortation.
- Gina Barney, Elevator Traffic
- Luonir Janovsky, Elevator Mechanical Design.
9.4 Daftar Bahan dan Contoh Bahan
Jumlah Lift : 2 buah
Jenis : Lift Pasien dan Service

157
9.5 Syarat Pemasangan
Yang menjadi lingkup pekerjaan dari Kontraktor Instalasi Lift/Elevator adalah sebagai berikut:
a. Pengadaaan dan pemasangan semua material, peralatan utama serta perlengkapan
bantu yang diperlukan dalam pemasangan instalasi ini sesuai dengan jumlah
Lift/Elevator yang tergambar ataupun terurai dalam spesifikasi teknis sehingga
didapatkan suatu instalasi yang baik dan sempurna dalam pemasangannya.
b. Penyediaan dan pemasangan serta penambahan semua profil baja untuk
tumpuan/pengikat guide rail pada sisi kereta, dan profil baja yang diperlukan untuk
dudukan traction machine ( semua profil baja harus dicat anti karat ).
c. Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan peralatan serta
perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut.
d. Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting untuk
tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh pemilik.
e. Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari antara lain
:
- Operation manual
- Maintenance manual
- Daftar suku cadang yang perlu disediakan
- Gambar as built drawing
- Semua electronic dan electric wiring dll.
f. Semua pengurusan izin-izin dari pihak yang berwenang sehubungan dengan
pemasangan instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya sudah harus
termasuk dalam penawaran pekerjaan ini.

10. Instalasi Penangkal Petir


10.1. Syarat Penggunaan dan Lingkup Pekerjaan.
a. Syarat Penggunaan.
Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam persyaratan ini adalah semua usaha
perlindungan bangunan-bangunan dan seluruh bagiannya dari bencana akibat petir.
Termasuk dalam usaha ini adalah pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem
penangkal petir dalam hal ini batang penerima, konduktor, pemegang konduktor,
sambungan-sambungan elektroda pentanahan dan peralatan lainnya yang sehubungan
dengannya.

158
b. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja, pemasangan,
instalasi, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan sistem penangkal petir yang
lengkap. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengurusan perijinan/pengesahan dari
lembaga/badan yang berwenang.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :
 Pengadaan dan pemasangan instalasi terminal udara (air terminal).
 Pengadaan dan pemasangan instalasi pengantar pentanahan (down conductor).
 Pengadaan dan pemasangan instalasi terminal dan elektroda pentanahan
 Ijin instalasi dari yang berwenang.
 Pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan tersebut di atas.
10.2 Daftar Bahan dan Contoh Bahan.
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
disetujui lebih dahulu.
b. Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.
10.3 Syarat Kualitas.
a. Standard.
Seluruh pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan standard dan peraturan yang
berlaku (PUIL, PUIPP, keselamatan kerja) atau standard internasional yang tidak
bertentangan dengan standard tersebut di atas, misalnya Australian Standard for Lightning
Protection International(CCIR).
b. Spesifikasi Peralatan.
Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru, tidak cacat, belum
pernah dipakai, dan telah disetujui oleh Direksi. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja
(shop drawing) harus diserahkan kepada Pengawas/Direksi 30 hari sebelum jadwal
pemasangan.
c. Air Terminal.
Air terminal yang dipergunakan adalah tipe non radioaktif dengan ketentuan mampu
melindungi seluruh bangunan serta sekelilingnya dari sambaran petir dan tidak
mempengaruhi seluruh peralatan elektronik yang ada di dalam gedung digunakan system

159
electrode ef prevectron lightning termonal denan connecting sleeve, dipasang pada menara
(tertinggi).
d. Down Conductor
Down conductor terdiri dari satu jalur menghubungkan secara listrik dengan sempurna
antara keseluruhan air terminal tersebut diatas dengan sistem pentanahan.
e. Sistem Pentanahan (Grounding System)
 Elektroda pentanahan sesuai dengan gambar rencana disambung dengan kabel BC 50
mm2 sampai bak kontrol.
 Terminal pentanahan (bak kontrol).

10.4 Syarat Pemasangan.


Pemasangan sistem penangkal petir ini harus sesuai dengan gambar, spesifikasi dan petunjuk
dari Konsultan Pengawas.
- Air Terminal dipasang di atas atap dengan ketinggian yang mampu melingkup perlindungan
terhadap petir untuk seluruh bangunan (minimal 4-5 m) atau sesuai dengan gambar
rencana.
- Down Conductor sepanjang high risk building harus dipasang klem dengan jarak 1 meter.
- Lower Belt yang menghubungkan paralel semua elektroda pentanahan harus dipasang
dalam pipa PVC / AW dengan dia 1”.
- Kotak sambung harus dipasang setinggi 2 meter dari tanah.
- Elektroda pentanahan harus dimasukan dalam tanah secara vertikal. Plat harus dilindungi
terhadap koruksi dengan serbuk arang.
10.5 Teknik Pengerjaan
- Letak titik pentanahan ditentukan berdasarkan gambar.
- Tanam system gronding diukur resistancenya 0,5 ~1,2 .
- Terminal pentanahan tersebut harus terlatak dalam bak kontrol khusus. Untuk keperluan
tersebut dan untuk pengecekan tahanan tanah secara berkala.
- Tahanan pentanahan 0,5 ~1,2 .
10.6 Syarat Pemeriksaan dan Pengujian.
- Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Pengawas untuk memastikan dipenuhinya
persyaratan ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Pengawas terlebih
dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi.
- Setiap bagian yang tidak sesuai dengan persyaratan dan gambar harus segera diganti
tanpa membebankan biaya tambahan pada Pemberi Tugas. Untuk mengetahui baik atau

160
tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan pengetesan
terhadap instalasinya maupun pentanahannya.
- Pengetesan yang dilakukan adalah :
 Grounding Resistance test.
Ukuran tahanan tanah dengan menggunakan metoda standard dan memakai alat
khusus untuk itu.
Tahanan tanah 0,5 ~ 1,2 ohm dengan toleransi pengukuran 1 %.
 Continuing Tets.
10.7 Syarat Penerimaan.
- As Built Drawing.
Kontraktor wajib membuat as built drawing /gambar instalasi terpasang lengkap dengan
ukuran dan as bangunan sebagai referensi. Dibuat rangkap 4 dan diserahkan pada Direksi
untuk disetujui.
- Garansi.
Peralatan Penangkal petir yang dipasang harus mempunyai garansi minimal 1 tahun.

11. Pekerjaan Instalasi FAN


11.1 Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan Pemasangan peralatan Ventilasi (Fan) untuk proyek ini seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
11.2 Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus diikuti.
Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance) peralatan,
kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar Peralatan" ataupun
data sheet bila dilampirkan.
a. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara dimana fan
tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai contoh AMCA
standard 210 - 74 di Amerika.
b. Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re - 10 E 12 watt pada octave band
mid freq. 60 - 4000 hz.
c. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya, dan
dalam batas- batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus diberi
tambahan noise silencer (sound Attenuator) tanpa adanya tambahan biaya sehingga sound
pressure level (SPL) yang dihasilkan tidak lebih dari 60 dba dari jarak 3 m.

161
d. Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan pilot lamp.
e. Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus diberi kawat
nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan
11.3 Spesifikasi Teknis
a. Fan dari tipe propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila dinyatakan ceiling fan
dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar atau data sheet.
b. Fan harus digerakan langsung.
c. Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan automatic shutter dari
jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar rencana atau data sheet).
d. Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high pressure fan),
rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari alluminium die- cast.

12. Pekerjaan Septiktank Bio


12.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan pemasangan bio sebagai pembuangan air kotor menggantikan fungsi septic
tank konvensional.
12.2 Daftar Bahan dan Contoh Bahan.
 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
disetujui lebih dahulu.
 Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.
12.3 Pelaksanaan pemasangan
 Tangki BIO3 harus diletakkan dalam tanah yang keras dan stabil
- Menggali tanah sesuai ukuran Tangki Bio-3
- Memberi lapisan pasir di dasar tanah dan sekeliling tangki dengan tebal 20 cm
 Tangki BIO3 yang diletakkan dengan kondisi air tanah tinggi atau tanah tidak stabil,
disarankan dibuat landasan pasangan bata di dasar dan di sekeliling tangki. Kemudian
diberi lapisan pasir di dasar tanah dan sekeliling tangki dengan tebal 20 cm.
 Setelah peletakkan Tangki BIO3, melalui manhole ke masing masing sekat, segera diisi
air setengah dari kedalaman tangki secara bersamaan/seimbang.
 Penimbunan dilakukan dengan urugan tanah terpilih (tidak ada kerikil/batuan).

162
 Jika permukaan atas akan dibebani (disimpan di bawah jala/garasi), diperlukan penutup
dan manhole dari cor beton bertulang.
 Tangki BIO3 sebelum dioperasikan harus diberi bibit bakteri/pembenihan, yang dapat
diperoleh dari lumpur tangki septik. Bibit bakteri dan air limbah domestik dimasukkan ke
dalam tangki melalui pipa inlet dan pipa outlet dibiarkan tertutup terlebih dahulu
menggunakan dop pipa atau sejenisnya. Diamkan selama 1 bulan sampai bakteri
teraklimatisasi.
Setelah satu bulan, pipa outlet/efluen dapat dibuka dan BIO3 dapat digunakan

13. Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


13.1 Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan pemasangan IPAL untuk meminimalkan kadar pencemar yang terkandung
dalam limbah cair tersebut sehingga dapat memenuhi Baku Mutu dan layak untuk dibuang ke
lingkungan maupun dimanfaatkan kembali.
13.2 Standar dan Rujukan
a. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 52 Tahun
1995, tentang “Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel”.
b. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : Kep –
58/MENLH/12/ 1995, tentang “Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit”.
c. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 112 Tahun
2003, tentang “Baku Mutu Air Limbah Domestik”.
d. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 122 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta
e. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakaria
Nomor 220 Tahun 2010 Tentang Perizinan Pembuangan Air Limbah
f. Sni 6989.72:2009 Air Dan Air Limbah – Bagian 72: Cara uji
kebutuhan Oksigen Biokima (BIochamical Oxygen Demand / BOD)
g. SNI 06-6989.15-2004 - Air dan air limbah - Bagian 15: Cara
uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks terbuka secara titrimetric
13.3 Daftar Bahan dan Contoh Bahan.
 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk

163
disetujui lebih dahulu.
 Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.
13.4 Prosedur Umum
Bahan dan cara pemasangan merupakan kondisi khusus dimana perlu didukung oleh penyedia
jasa yang memiliki kompetensi dan keahlian pada bidang ini.

164
PASAL 6
SITE DEVELOPMENT

1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud disini adalah perkerasan jalur sirkulasi meliputi ketentuan dalam kontrak yang
terbagi sebagai berikut:
 Pasangan perkerasan pembentuk jalur hijau
 Pasangan urugan limestone termasuk lapisan agregat/biscours A dan B
1) Perkerasan pembentuk jalur hijau:
a) Menggunakan jenis bahan jadi atau pabrikasi yang berupa kanstin .
b) Menggunakan material pasangan berupa batako yang dibentuk sesuai dengan disain
sebagai pern bates
2) Pasangan lantai beton dengan acian halus.
a) Beton pelapis tebal 10 cm dengan wire mesh M-6
b) Plesteran halus (acian) menggunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen. Acian dikerjakan sesuda plesteran berumur 8 hari (kering
betul)
c) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan pkesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bias
mencegah penyerapan air secara cepat.

2. Daftar Bahan Dan Contoh Bahan


 Pada saat pemasukan dokumen penawaran, Kontraktor harus melampirkan daftar
material/bahan yang akan dipergunakan, lengkap dengan brosur Merk/spesifikasi, dan
brosur/gambar kerja dari pabrik pembuat dalam rangkap 5 (lima).

165
 Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas daftar material/bahan yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab Kontraktor untuk
disetujui lebih dahulu.
 Lokasi yang tepat dari seluruh peralatan harus dinyatakan di dalam shop drawing dan
disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang diberikan oleh pabrik pembuat peralatan-
peralatan tersebut.

3. Pelaksanaan
1) Perkerasan pembentuk Landscape:
a. Permukaan bidang harus sesuai dengan petunjuk gambar detail dan spesifikasi yang
ditulis dalam kontrak
b. Bidang harus rata halus dibersihkan dari semua kotoran-kotoran yang melekat, kemudian
dibersihkan dengan kompresor 4 Bar.
c. Setelah bidang siap di diaspal jika mengharuskan pakai pelindung cuaca pada permukaan
bidang rata, semua lapisan dibuat rapi rata dan lurus. Lapisan dalam kondisi baik dan
kering.
2) Persetujuan Bahan:
Sebelum mengadakan pembelian bahan dan pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan
contoh-contoh bahan dan tanaman dan metode pelaksanaan maupun shop drawing untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
3) Hasil Akhir Yang diharapkan :
a. Pekerjaan Landscape bersih dari semua kotoran-kotoran.
b. Semua komponen Landscape teraplikasi dengan benar sesuai dengan jenis, merk, dan
petunjuk Direksi Pekerjaan.
c. Finishing akhir warna merata, permukaan sesuai dengan gambar rencana

166
PASAL 7
PENUTUP

- Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi di dalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah
tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
- Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu
dikerjakan dan sudah termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut
pertimbangan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan,
maka atas perintah tertulis dari Pemberi Tugas pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
- Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan Rencana Anggaran Biaya,
maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk
mendapatkan kepastian.
- Hal – hal yang belum jelas disebutkan dalam bestek ini, tapi mutlak perlu dalam pelaksanaan
pembangunan akan dilengkapi dalam Berita Acara Aanwijzing.

Denpasar, Desember 2017


Dibuat:

Menyetujui Konsultan Perencana


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PT. Kencana Adhi Karma
(PPTK)

Ni Ketut Budawati, SKM, M.Kes Ir. R.R Diah Woro Sukraeni


NIP. 19700330 199403 2 003 Direktris

Mengetahui/ Menyetujui Mengetahui


Kuasa Pengguna Anggaran / Kuasa An. Kepala Dinas PU-PR Provinsi Bali
167
Pengguna Barang Kepala Bidang Cipta Karya
UPT. RSUD Bali Mandara
dr. Gede Bagus Darmayasa, M. Repro. Ir. I Nyoman Sumerta, M.Si.
Pembina Tk I
Pembina Tk I
NIP. 19610726 198803 1 004 NIP. 19611231 198210 1 027

168
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga Satuan dan Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan
Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan aktual


yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil,
pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan
semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas
dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu
pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran
lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah
termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka
biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan
sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat
Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan
maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.

169
Keterangan (Untuk Kontrak Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan
Gambar.

2. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil,
pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan
semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas
dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan
maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah
termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka
biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

170
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total Harga2


Ukuran Satuan

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).

171
Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: __________ 1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total Harga2


Ukuran Satuan

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di
antara bagian-bagian pekerjaan lain.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).

172
Daftar 3: Mata Pembayaran ______________________1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total Harga2


Ukuran Satuan

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran
Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).

173
Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran Harga


Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran __________
—dll.—
Jumlah (Daftar 1+2+3+___)
PPN 10%
TOTAL NILAI

174
BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat K/L/D/I]

Nomor : __________ __________, __ __________ 20__


Lampiran : __________

Kepada Yth.
__________
di __________

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan __________


_________________________________________

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________ tanggal __________
perihal __________ dengan [nilai penawaran/penawaran terkoreksi] sebesar Rp_____________
(____________________) kami nyatakan diterima/disetujui.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan
untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Saudara untuk menerima
penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara, akan dikenakan
sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya.

Satuan Kerja __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________

Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
2. ____________ [APIP K/L/D/I]
3. ____________ [Pokja ULP]

175
......... dst

176
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________

Yang bertanda tangan di bawah ini:

_______________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]


_______________ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama ini
memerintahkan:

_______________ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


_______________ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai


berikut:

1. Macam pekerjaan: __________;

2. Tanggal mulai kerja: __________;

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;

4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun dan pekerjaan


harus sudah selesai pada tanggal __________

177
5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan Penyedia
akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari Nilai Kontrak atau
bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Khusus Kontrak.

__________, __ __________ 20__

Untuk dan atas nama __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]

178
SPESIFIKASI TEKNIS

C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN

Jaminan Sanggahan Banding dari Bank


[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam


jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [Pokja ULP]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding atas pekerjaan
______________ berdasarkan Dokumen Pengadaan No. ______________ tanggal
_________________, apabila:
Nama : _____________________________ [peserta pelelangan]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, sanggahan banding yang diajukan oleh YANG
DIJAMIN dinyatakan tidak benar.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Jawaban Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa

179
SPESIFIKASI TEKNIS

Sanggahan Banding tidak benar dari ______________ [Menteri/Pimpinan


Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi Lain/Pejabat yang menerima
penugasan menjawab sanggah banding] paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum
dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Jawaban Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa
“Sanggahan Banding tidak benar dan pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding
yang diajukan oleh Yang Dijamin tidak benar”.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ________________


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]

180
SPESIFIKASI TEKNIS

Jaminan Pelaksanaan dari Bank


[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam


jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _______________________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pelaksanaan atas pekerjaan _________________
berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. ________________
tanggal _________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik
dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________

181
SPESIFIKASI TEKNIS

2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan


melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat
14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ________________


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]

182
SPESIFIKASI TEKNIS

Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat]
sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan
dengan tegas terikat pada _____________________ [nama PPK],
_________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN
tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan __________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) No. _______________ tanggal ________________untuk pelaksanaan
pelelangan pekerjaan ______________ yang diselenggarakan oleh PENERIMA
JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif
mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik


dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda

183
SPESIFIKASI TEKNIS

TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah


diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

184
SPESIFIKASI TEKNIS

Jaminan Uang Muka dari Bank


[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam


jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan _________________
berdasarkan Kontrak No. ________________ tanggal __________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi kewajibannya
dalam melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan atas uang muka yang
diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat
14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.

185
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ________________


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]

186
SPESIFIKASI TEKNIS

Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat]
sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan
dengan tegas terikat pada _____________________ [nama PPK],
_________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN
tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan
_______________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No.
_______________ tanggal _____________________ dari PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif
mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada
PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar menurut Dokumen
Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional)
setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN
berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

187
SPESIFIKASI TEKNIS

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah


diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

188
SPESIFIKASI TEKNIS

Jaminan Pemeliharaan dari Bank


[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam


jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________) dalam
bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan _________________
berdasarkan Kontrak No. _______________ tanggal ________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat
14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.

189
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ________________


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]

190
SPESIFIKASI TEKNIS

Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN
Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
_____________________ [nama penerbit jaminan], _____________ [alamat]
sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan
dengan tegas terikat pada _____________________ [nama PPK],
_________________________ [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ________________ (terbilang
__________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN
tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _________________
sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. _______________ tanggal
_____________________ dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif
mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai
pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa
PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda
TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah
diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah
berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk Dikeluarkan di _____________
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan] pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
____________________ __________________
[Nama & Jabatan]

191

Anda mungkin juga menyukai