Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN


KONTEKSTUAL (CTL)

Dewi Azizah (Prodi Pend. Matematika FKIP UNIKAL)


azizah_0186@yahoo.co.id

Abstract
The purposes of the research were, first, to increase the students’ creativity of learning
mathematic and, second, to improve students’ learning achievement by using
contextual approach. The research was a collaborative achievement research between
the writer, the mathematic teacher and headmaster. The subject of the research were
the eighth grade student of SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. The qualitative
descriptive data were than analyzed through the use of alur method. The results
showed the contextual approach could improve the students’ creativity and
achievement significantly. The students’ creativity got improved ≥65% and students’
achievement rose from 48.1% to 68.9%.

Keywords: creativity, contextual, achievement

PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil observasi maksimal. Untuk mengatisipasi

selama ini proses pembelajaran masalah tersebut agar tidak


matematika masih bersifat abstrak, berkelanjutan, maka perlu dicarikan
tanpa mengaitkan permasalahan dalam formula pembelajaran yang tepat.
kehidupan sehari-hari, serta peran guru Salah satu pendekatan pembelajaran
masih dominan dalam proses yang dapat meningkatkan kreativitas
pembelajaran. Jika proses tersebut dan hasil belajar matematika siswa
masih berlangsung, maka siswa adalah pendekatan kontekstual.
menjadi pasif dalam proses Dengan mengunakan pendekatan
pembelajaran. Akibatnya proses kontekstual ini, pemasalahan
belajar mengajar cenderung matematika dapat dijelaskan dengan
membosankan dan berdampak pada media secara langsung atau dengan
hasil belajar siswa yang belum mengaitkan permasalahan dengan
kehidupan sehari-hari. Selain itu METODE PENELITIAN
pembelajaran matematika yang
Penelitian ini termasuk
bersifat” guru menjelaskan, murid
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
mendengar” akan diganti paradigma
Classroom Action Research (CAR).
baru” siswa aktif mengkontruksi, guru
Penelitian ini dilakukan secara
sebagai fasilitator, sehingga siswa akan
kolaborasi antara kepala sekolah, guru
mendapatkan konsep matematika
matematika dan peneliti di lingkungan
secara jelas dan benar.
sekolah. Pelaksanaan tindakan
Berdasarkan pada latar
penelitian adalah guru matematika,
belakang masalah, maka masalah yang
berdasarkan perencanaan yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini
dibuat, guru melaksanakan tindakan
adalah: (1). Apakah melalui
pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan kontekstual dapat
pendekatan kontekstual (CTL). Subyek
meningkatkan kreativitas belajar
penerima tindakan dalam penelitian ini
matematika siswa sampai 65%?, (2).
adalah siswa kelas VIII SMP
Apakah melalui pendekatan
Muhammadiyah 10 Surakarta tahun
kontekstual dapat meningkatkan hasil
ajaran 2007/2008.
belajar siswa matematika sampai 65%?.
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
HASIL DAN PEMBAHASAN
(1). untuk meningkatkan kreativitas
Dalam proses pembelajaran
siswa dalam pembelajaran matematika
kreativitas siswa perlu dikembangkan,
melalui pendekatan kontekstual, (2).
dalam hal ini guru mumpunyai peran
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
yang sangat penting. Pengembangan
dalam pembelajaran matematika
kreativitas siswa menjadi bekal masa
melalui pendekatan kontekstual.
depan yang lebih cerah untuk
kehidupanya. Menurut Galigan (2006:
20-21) menyatakan kreativitas itu
penting dalam semua aspek
pembaharuan dan kemajuan budaya. sehingga didominisasi siswa tertentu
Oleh karena itu, peningkatan kreativitas saja. Beberapa kelompok belum berani
siswa perlu ditingkatkan dalam mengajukan pertanyaan kepada guru
pembelajaran matematika. mengenai hal yang belum jelas,
Peningkatan kreativitas belajar sehingga siswa hanya diam menunggu
matematika siswa dilakukan dengan kelompok lain menanyakan pertanyaan.
pembenahan gaya mengajar guru yaitu Siswa yang pandai masih
sebelum pemberian tindakan guru tetap mendominasi dalam
mengajar dengan menggunakan menyelesaikan semua permasalah yang
pembelajaran yang konvensional yaitu diberi. Beberapa siswa masih belum
guru aktif dalam pembelajaran. tahu penggunaan alat peraga
Kemudian model tersebut, diubah dalam memecahkan persoalan
dengan pembelajaran yang mendorong matematika.
siswa membuat hubungan antara
Guru belum menjelaskan tujuan
pengetahuan yang dimiliki dengan
pembelajaran yang akan dicapai. Guru
penerapannya dalam kehidupan sehari-
juga belum optimal dalam
hari yaitu dengan menggunakan
menerapakan pendekatan kontekstual.
pendekatan kontekstual. Menurut
Bimbingan guru dalam mengerjakan
Nurhadi (2002:5) melalui pendekatan
latihan soal baik mandiri maupun
tersebut, pengetahuan dan ketrampilan
terkontrol belum mnyeluruh, hanya
siswa diperoleh dari usaha siswa
terpusat pada siswa yang pandai saja.
mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
Guru hanya memberikan bantuan
keterampilan baru ketika belajar.
kepada siswa yang mengajukan
Pada siklus I siswa belum pertanyaan saja, tanpa ikut memantau
mampu mengemukakan pendapat atau kelompok atau siswa lain yang belum
idenya dengan baik. Beberapa siswa paham. Siswa yang mau
hanya bersifat pasif dalam mengerjakan mengemukakan pendapat/ide dan
soal-soal latihan, mengerjakan soal-soal latihan masih
sangat sedikit, hanya siswa yang pandai dapat meningkat, begitu juga hasil
yang aktif menyelesaikan permasalahan belajarnya.
tersebut. Sedang siswa yang lain
Pada siklus II suasana kelas
bersifat pasif.
tanpak berubah, keaktifan siswa
Berdasarkan pengamatan pada semakin meningkat. Beberapa siswa
siklus I, perbaikan yang dilakukan sudah mulai mengungkapkan
antara lain: (1) guru menjelaskan tujuan pendapat/ide, mengajukan pertanyaan
pembelajaran dan gambaran kepada guru mengenai hal-hal yang
pembelajaran kontekstual yang akan kurang jelas, mengerjakan PR dan soal-
diterapkan di awal pembelajaran, (2) soal latihan, kerjasama dengan anggota
guru memberikan motivasi kepada lain. Penggunaan alat peraga sudah
siswa agar lebih aktif dalam cukup maksimal, hal ini terlihat dari
mengemukakan pendapat/ ide, (3) guru kemampuan siswa dalam memecahkan
memberikan bimbingan secara persoalan matematika dengan bantuan
menyeluruh kepada siswa dalam alat peraga yang sudah tersedia.
mengerjakan soal-soal latihan, (4) guru
memberikan penjelasan cara
Pelaksanaan pembelajaran
penggunaan alat peraga untuk
dengan pendekatan kontekstual sudah
memecahkan persoalan matematika.
tampak dan berjalan dengan baik.
Menurut Charles Whiting yang dikutip
Komunikasi dan hubungan semakin
oleh The Liang Gie (1995:244),
harmonis antara guru dan siswa,
kreativitas belajar siswa dapat
sehingga siswa lebih tertarik
berkembang, jika pembelajaran
mempelajari matematika. Hasil belajar
didukung dengan media pembelajaran
siswa mengalami peningkatan seiring
yang sesuai. Dengan dukungan media
meningkatnya kreativitas siswa. Namun
pembelajaran/alat peraga yang sesuai,
peningkatan tersebut dirasa belum
kreativitas belajar matematika siswa
memuaskan, sehingga guru perlu
memberikan motivasi kepada
siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam terlihat dari siswa sudah berani
pembelajaran. bertanya dan mengungkapkan idenya
pada saat pembelajaran. Siswa sudah
Pada tahap ini seharusnya siswa
aktif berdiskusi dengan kelompoknya,
sudah mampu menyelesaikan
serta kreatif dalam menggunakan alat
permasalahan yang diberikan, sesuai
peraga yang telah disediakan, sehingga
dengan bimbingan dan arahan yang
pemebelajaran menjadi lebih
diberikan oleh guru, baik dalam
menyenangkan dan tidak
mengemukakan pendapat/ide,
membosankan. Pembelajaran yang
mengajukan pertanyaan, mengerjakan
dilaksanakan dengan pendekatan
soal-soal latihan. Disini guru hanya
kontekstual di SMP Muhammadiyah 10
berperan sebagai fasilitator dan
Surakarta selama tindakan sudah
pembimbing. Namun masih ada
cukup baik. Guru sudah
beberapa siswa yang terlambat untuk
mengemukakan masalah-masalah
mengikuti kemampuan temannya.
kontekstual sebagai pangkal dalam
Pembenahan yang dilakukan adalah
pembelajaran, guru sudah maksimal
guru terus memberikan bimbingan dan
dalam memberikan dorongan dan
motivasi kepada siswa agar selalu
motivasi dalam pembelajaran sebagai
berusaha untuk belajar secara rutin
upaya dalam meningkatkan kreativitas
dan berkesinambungan. Guru
siswa.
memberikan tugas rumah, agar siswa
terpancing untuk mempelajari kembali Perubahan tindak belajar yang
materi yang sudah dijelaskan di rumah. berkaitan dengan kreativitas belajar
matematika siswa dengan pendekatan
Pada siklus ketiga kegiatan
kontekstual telah dilaksanakan selama
belajar mengajar dengan pembelajaran
tiga siklus. Data hasil penelitian
kontekstual semakin optimal.
tindakan kelas di SMP Muhammadiyah
Kreativitas siswa menunjukan
10 Surakarta dapat ditunjukkan sebagai
peningkatan yang signifikan. Hal ini
berikut.
Tabel 1. Prosentase Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika
No Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus II
1. Membuat dan 10,3% 29,6% 55,6% 65,5%
mengemukakan ide
2. Bertanya pada guru 20,6% 37,1% 59,3% 72,4%
atau teman
3. Ketepatan 13,8% 29,6% 51,9% 65,5%
menggunakan alat
peraga
4. Berinteraksi dalam 0% 44,4% 66,7% 68,9%
diskusi kelompok
5. Mengerjakan latihan 41,4% 55,5% 66,7% 82,8%
soal-soal
6. Mengerjakan PR 0% 51,9% 70,4% 79,3%
Sumber : Kreativitas belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 10
Menurut Craff (2003:1) Hasil belajar siswa dalam penelitian

mengambarkan kreatif sebagai bentuk ini didapat dari latihan soal yang
aktivitas, imajinatif yang mampu diberikan guru pada tiap siklus. Hasil
menghasilkan sesuatu yang bersifat belajar matematika siswa dengan
orisinil (murni/asli) dan mampu pendekatan kontekstual mengalami
memiliki nilai. Pada proses peningkatan yang berarti untuk tiap
pembelajaran penguasaan materi ajar siklusnya. Hal ini terlihat dari
yang dipelajari ditunjukkan dengan sebagian siswa sudah dapat
nilai yang diberikan oleh guru. Nilai mengerjakan latihan soal-soal dengan
tersebut merupakan hasil belajar siswa. lancar dan tepat.
Tabel 2. Prosentase Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa

Data Tes Jumlah Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai Prosentase


Seluruh Siswa ≥ 60
Siklus I 27 13 48,1%
Siklus II 27 16 59,3%
Siklus III 29 20 68,9%
Sumber : Hasil belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 10
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
1. Pembelajaran kontekstual yang
Craft, Anna . 2003. Membangun
diterapkan dapat meningkatkan Kreativitas Anak. Jakarta:
Insiasi Press.
kreativitas belajar matematika
siswa secara berarti. Kreativitas Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
siswa tersebut meliputi: kreativitas
Rineka Cipta.
siswa dalam membuat dan
Galigan, Ann. 2006. Art, Culture and
mengemukakan ide, kreativitas
the National Agenda. The Journal of
bertanya kepada guru ataupun Creativity, Culture,
Educational, and The
teman, kreativitas siswa dalam
Workforce, (28:6) 20-21.
ketepatan mengunakan alat peraga, Washington, D.C.
kreativitas siswa beriteraksi dalam
Jogiyanto. 2006. Filosofi, Pendekatan
diskusi kelompok, kreativitas siswa dan Penerapan Pembelajaran
Metode Kasus Untuk Dosen
mengerjakansoallatihan,
dan Mahasiswa. Yogyakarta:
kreativitas siswa dalam Andi Offset.
mengerjakan PR. Indikator Moleong, Lexy. 1991. Metodologi
krativitas tersebut dari siklus I Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
sampai siklus III meningkat ≥ 65%.
Nurhadi. 2002. Pendekatan
Kontekstual (CTL). Jakarta:
2. Pembelajaran dengan pendekatan
Depdiknas.
kontekstual yang diterapkan dapat
Nursito. 2000. Kiat Menggali
Kreativitas. Bandung : Alfa
meningkatkan hasil belajar
Beta.
matematika siswa secara berarti. Ini
The Liang Gie. 1995. Cara Belajar
Efisien. Yogyakarta: Liberty.
terlihat dari siswa yang
Wiraatmadja, Rochiati. 2006. Metode
mendapatkan nilai ≥ 60 meningkat
Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
dari 48.1% menjadi 68,9%.

Anda mungkin juga menyukai