Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PMB

NUSA HERLINA JOGOTRUNAN KABUPATEN LUMAJANG

Nama : Nusa Herlina., S.Tr.Keb

Kelas : 2B (Lumajang)

NIM : 15901.02.20089

PRODI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN

STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN GENGGONG

PROBOLINGGO

2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PMB


NUSA HERLINA JOGOTRUNAN KABUPATEN LUMAJANG

Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

Nusa Herlina., S.Tr.Keb

NIM 15901.02.20089

Mahasiswa

Nusa Herlina., S.Tr.Keb

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Mega Silvian N.,S.ST.,M.Kes Umi Farida., S.ST.,Bd


TINJAUAN PUSTAKA

BAYI BARU LAHIR NORMAL

A. Pengertian

1. Menurut Depkes RI (2015)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500-3500 gram.

2. Menurut Dona L. Wong (2013)

Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir sampai usia 4 minggu, lahirnya

biasanya dari usia gestasi antara 38-42 minggu

Jadi, bayi baru lahir normal (BBL) adalah bayi lahir cukup bulan dan

sehat dengan berat antara 2500-3500 gram, dengan usia gestasi 38-42 minggu,

secara sponton tanpa ada penyulit yang menyertai.

B. Spesifikasi Bayi Baru Lahir Normal.

a. Initial ukuran dan vital sign.

Panjang      : Ukuran bokong 31 – 55, kepala sampai tumit 48 – 53 cm.

Berat          : 2500 – 4000gram.

Suhu           : Ketiak = 36,5 – 37 ‘C.

Rektum = 35,5 – 37,5 ‘C.

Denyut Jantung : 110 – 160 x/m.

Respirasi    : 40 – 60 x/m.

b. Kulit

Kelihatan lembut, halus, hampir transparan, elastis, bermukan merah, vernik

caseosa dan lanuno sedikit.

c. Kepala
Fleksi ke dada, tengkorak bertingkat, lembut, fontanella mayor 3 – 6 cm,

fontanella minor 1 – 2 cm.

d. Leher.

Pendek dan lurus, bayi yang tiarap dapat menahan leher, dengan memutar

kepala dengan satu sisi lainnya, bayi yang dalam posisi duduk memperlihatkan

kemampuan sementara waktu untuk menegakkan kepala. Lingkar kepala   OB =

35 cm, OS = 34 cm, OK = 32 cm.

e. Mata.

Pupil berbentuk bulat, respon terhadap cahaya langsung bereaksi.

f. Telinga.

Respon terhadap suara nyaring dengan terkejut, membran timpani terlihat suram.

g. Hidung, tenggorokan, dan mulut

Bayi bernafas dengan hidung, dapat bersin dan menangis dengan kuat, lidah

terletak digaris tengah mulut, palatum lengkap, refleks isap baik.

h. Dada dan paru

Lingkar dada 30,5 – 33 cm, diameter anterior posterior dan lateral adalah sama,

ujung xipoie anterior menonjol pada puncak dari sudut iga, pernafasan perut       

40 – 60 x/m. sebentar lambat dangkal atau dalam dan cepat dengan periode apneu

6 – 15 detik, suara nafas jelas, nyaring, bronchovesikuler dan hipersonan,

terkadang payudara mengeluarkan sekret.

i. Punggung dan ekstrimitas.

Tangan dan kaki mempunyai ukuran, bentuk dan letak yang simetris, tubuh

fleksi dan kedua tangan menggenggam, tulang belakang lurus saat berbaring dan

menapak pada posisi berbaring telungkup “seperti huruf C” punggung stabil dan

tidak terjadi dislokasi, tonus otot baik terutama ketahanan terhadap posisi fleksi

yang berlawanan dan rentang penuh sendi utama.

j. Jantung
Mengikuti kecendrungan pernafasan, denyut jantung 110 – 160 x/m, bunyi

jantung jelas dan teratur, frekuensi tidak teratur, PMI mungkin terlihat dari

interkosta ke 4 kiri dan garis midklavikula, S1 lebih nyaring, S2 pada puncak dan

S2 lebih nyaring dari S1 di daerah pulmonal.

k. Perut.

Lunak dengan bentuk silinder, menonjol, pada permukaan perut terlihat

permukaan vena, ujung umbilikal kering dan agak gelap, liver teraba kenyal,

ujung tajam / halus, 1 – 2 cm dibawah kosta iga kanan, ujung lien sepanjang

pinggir dari sudut kuadran kiri atas, ginjal bisa dipalpasi dalam dengan menekan

sekitar 1 – 2 cm diatas umbilikal.

l. Genetalia wanita dan pria.

Labia mayora menutup labia minora, klitoris sudah agak tetutup. Pada pria

glans plenis ditutupi oleh kulit dimana terdapat saluran uretra, tertis sudah dalam

skrotum, urin terlihat jernih.

m. Rektum

Anus ada, mekonium ada, refleks anus jelas. (Sarwono. 2014)

C. Perawatan Bayi Baru Lahir.

1. Pencegahan hipotermia.

 Kurangi / hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi.

 Pantau suhu bayi.

2. Pemenuhan nutrisi.

 Rawat gabung dan ASI ekslusif yang adekuat.

3. Pencegahan aspirasi.

 Tehnik menyusui yang baik.

 Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan.

 Observasi vital sign dan keadaan umum.


4. Pencegahan infeksi.

 Perawatan yang steril.

 Personal hygent. (Sarwono. 2014)

D. Asuhan pada Bayi Baru Lahir

Pada waktu kelahiran, adaptasi terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena

perubahan dramatis ini memerlukan pemantauan yang ketat untuk menentukan dan

memberikan perawatan yang komprehensif pada bayi pada saat ia diruang rawat,

untuk mengajarkan orang tua bagaimana cara merawat bayi mereka dan untuk

memberi motivasi dalam upaya pasangan menjadi orang tua, sehingga orang tua

menjadi percaya diri dan mantap.

1. Pengkajian segara bayi baru lahir

Penilaian segera kondisi bayi, yaitu :

1) Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulutan?

2) Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?

3) Apakah warna kulit bayi kemerahan, pucat/biru?

Penilaian awal bayi baru lahir dengan menggunakan APGAR Score, yaitu

alat untuk mengkaji kondisi sesaat setelah bayi lahir meliputi 5 variabel yaitu

pernafasan, frekuensi jantung, warna, tonus otot dan iritabilitas refleks, yang

dietmukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950). APGAR Score dilakukan pada saat :

1) Satu menit kelahiran yaitu untuk memberi kesempatan pada bayi untuk

memulain perubahan.

2) Menit ke-5.

3) Menit ke-10.
Tabel. APGAR Score

Skor 0 1 2 angka
A: Appereance Pucat Badan Seluruh
color merah, ekstremitas
(warna kulit) ekstremitas kemerah-
biru merahan
P: Pulse (heart Tidak ada Dibawah 100 Diatas 100
rate)
Frekuensi
jantung
G: Grimace Tidak ada Sedikit Menangis,
(reaksi terhadap garekan batuk/
rangsangan) mimik bersin
A: Activity Lumpuh Ekstremitas Gerakan
(tonus otot) dalam fleksi aktif
sedikit
R: Respiration Tidak ada Lemah, tidak Menangis
(usaha nafas) teratur kuat
Jumlah
Sumber : Sinopsis Obstetri,2014

Klasifikasi klinik nilai APGAR

1) Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)

Memerlukan resusitasi secara aktif dan pemberian oksigen terkendali

karena selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan natrikus bikarbonas

7,5% dengan dosis 2,4 ml/kg BB dan cairan glukosa 40% 1-2 ml/kg BB,

diberikan via vena umbilikus.

2) Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6)

Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat

bernafas normal kembali.

3) Bayi normal atau asfiksia sedikit (nilai APGAR 7-9).

4) Bayi normal dengan nilai APGAR 10.

E. Asuhan segera bayi baru lahir

Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama

setelah kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukan usaha pernafasan spontan

dengan sedikit bantuan atau gangguan. Oleh karena itu, penting diperhatikan dalam
memberikan asuhan segera yaitu jaga bayi agar tetap kering dan hangat, kontak kulit

ibu dan bayi segara mungkin. Asuhan segara pada bayi baru lahir meliputi :

a) Membersihkan jalan nafas

1) Sambil menilai pernafasan secara cepat letakkan bayi dengan handuk diatas

perut ibu.

2) Barsihkan lendir/darah dari wajah dengan kain bersih dan kering/kassa.

3) Periksa ulang pernafasan.

4) Bayi akan segera menangis 30 detik pertama setelah lahir.

Jika bayi tidak dapat menangis spontan, lakukan :

1) Letakkan bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan hangat.

2) Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi

ekstensi.

3) Bersihkan hidung, rongga hidung dan tenggorokan bayi dengan jari tangan

yang dibungkus kasa steril.

4) Tepuk kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering

dan kasar.

 Penghisapan lendir

1) Gunakan alat penhisap lendir (De Lee)atau alat lain yang steril sediakan

juga tabung oksigen dan selangnya.

2) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.

3) Memantau usaha nafas yang pertama dengan mencatatnya.

4) Warna kulit, adanya cairan/mekonium dalam hidung atau mulut harus

diperhatikan.
b) Perawatan tali pusat

Mengikat tali pusat dengan cara, sebagai berikut :

1. Mencelupkan tangan yang menggunakan sarung tangankelarutan klorin

0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lain.

2. Bilas tangan dengan air desinfeksi tingkat tinngi.

3. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk atau kain bersih dan

kering.

4. Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan

hangat.

5. Gunakan benang tali pusat atau klem penjepit tali pusat yang

didesinfeksi tingkat tinggi atau steril, kunci ikatan tali ousat dengan

simpul mati atau kuncikan plastik penjepit tali pusat.

6. Lepaskan klem penjepit logam dan letakkan didalam larutan klorin

0,5%.

7. Selimuti bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bagian kepala

tertutup.

c) Mempertahankan suhu tubuh

Mencegah terjadinya kehilangan panas melalui cara berikut ini :

1) keringkan bayi dengan seksama

Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah

kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban

ditubuh bayi, mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi dengan

kain bersih.

2) Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat. Mengganti handuk,

Selimut atau kain yang basah, karena kain yang basah dapat menyerap

panas pada bayi.


3) Selimuti bagian kepala bayi, karena bagian kepala bayi memiliki

permukaan yang relatif luas akan cepat kehilangan panas jika tidak

ditutup.

4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menghangatkan bayi.

5) Melakukan penimbangan setelah bayi menggukan pakaian.

6) Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat. (Rustam. 2012)

F. Asuhan BBL 1-24 jam pertama

1. Tujuan

Mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak, mengidentifikasi masalah

kesehatan BBL yang memerlukan perhatian keluarga, penolong persalinan dan

tindak lanjut petugas kesehatan.

a. Pemantauan 2 jam pertama meliputi :

1) Kemampuan menghisap kuat/lemah.

2) Bayi tampak aktif atau lunglai.

3) Bayi kemerahan/biru.

Sebelum penolong meninggalkan ibu harus melakukan pemeriksaan dan

penilaian ada tidak masalah kesehatan terutama pada :

a. Gangguan pernafasan, warna dan aktivitasnya dilanjutkan untuk diamati.

b. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan tidak memandikan minimal 6 jam atau

minimal suhu 36,5oC dan membungkus bayi dengan kain kering dan hangat

kepala bayi harus ditutup.

c. Lakukan pemeriksaan fisik dengan cara :

1) Gunakan tempat yang hangat dan bersih.

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, gunakan sarung tangan dan

bertindak lembut.

3) Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan

diterukan secara sistematik menuju kaki.


4) Jika ditemukan faktor/masalah, cari bantuan lebih lanjut jika diperlukan.

5) Rekam hasil pengamatan.

d. Pemberian vitamin K diberikan untuk mencegah perdarahan yang bisa

muncul karena protombin rendah pada hari-hari pertama kehidupan bayi.

Bayi cukup bulan/normal 1 Kg/hari peral selama 3 hari. Bayi berisiko 0,5-1

mg per perenteral/IM.

e. Mengidentifikasi BBL

1) Peralatan identifikasi bayi harus selalu tersedia, harus kebal air, tepinya

harus lembut tidak melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.

2) Harus tercantum pada alat identifikasi, seperti :

- Nama (bayi, ibunya)

- Tanggal lahir

- Nomor lahir

- Jenis kelamin

3) Disetiap tempat tidur harus dicantumkan nama, tanggal lahir dan nomor

identifikasi berat badan, panjang badan, lingkar kepala, linkar perut, dan

catat juga direkam medik. (Bisan. 2012)

G. Pengkajian refleks fisiologis bayi

1. Mata

Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba pada kornea. Jika

tidak ada maka menunjukan adanya kerusakan saraf cranial. Pupil kontriksi saat

diarahkan sinar kepadanya, ketukan halus pada glabela (bagian dahi diantara dua

iris mata) menyebabkan mata tertutup rapat.


2. Mulut dan tenggorokan

a) Menghisap

Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral

sebagai respon terhadap rangsangan dapat terjadi pada saat tidur sekalipun.

b) Rooting

Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan

bayi membalikan kepala kaarah sisi tersebut dan mulai menghisap.

c) Menguap

Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan

jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup.

d) Muntah

Stimulasi terhadap faring posterior terhadap makanan, hisapan atau

masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami refleks muntah.

e) Ekstruksi

Bila lidah disentuh atau ditekan bayi meresponnya dengan mendorongnya

keluar, harus menghilang saat bayi berumur 4 bulan.

f) Batuk

Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, biasanya ada

setelah hari pertama lahir.

3. Ekstremitas

a) Menggenggam

Sentuhan pada telapak tangan atau kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari.

1) Masa tubuh

- Refleks moro

Memberikan isyarat pada bayi dengan satu teriakan kencang dan

gerakan mendadak respon bayi akan berupa menghentakan tangan dan


kaki lurus arah keluar, sedangkan lutut fleksi dan tangan akan kembali

kearah dada seperti bayi dalam pelukan.

- Tonik leher

Jika bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu sisi lengan dan

kakinya akan berekstensi dan lengan berlawanan serta kaki fleksi.

b) Neck-Righting

Jika bayi terlentang kepalan dipalingkan kesalah satu sisi bahu dan batang

tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.

c) Inkurvasi batang tubuh

Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan

panggul bergerak kearah sisi yang distimulasi.

H. Perubahan Fisiologi Neonatus

Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital

neonatus, yaitu satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses

kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor yang

mempengaruhi perubahan fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.

1. Respirasi Neonatus.

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus

melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan

hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme

anaerob. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah tekanan mekanis

dari toraks sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan PaO 2 dan kenaikan PaCO2

merangsang kemoreseptor terletak disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah

muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering

breus, selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu

inspiratory gasp. Respirasi pada masa demalus terutama diafragmatik dan

abdominal dengan biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya
pernafasan, setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada

orang dewasa, tetapi oleh karena bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air

tropping.

2. Jantung Dan Sirkulasi.

Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,

sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari

bilik darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah

dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta. Setelah

bayi lahir paru akan berkembang mengakibatkan menutupnya foramen ovale

secara fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam pertama, setelah kelahiran.

Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui

transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian

naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.

3. Traktus Digestivus.

Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang

dibandingkan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat

yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut

mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4

hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus

biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase

telah ditemukan pada fetus 7 – 8 bulan.

4. Hati Dan Metabolisme

Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis,

yaitu kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel

hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas

permukaan neonatus terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg

metabolisme basal per kg BB lebih besar, pada jam pertama energi didapatkan
dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran

lemak, setelah mendapatkan susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60 %

didapatkan dari lemak dan 40 % dari karbohidrat.

5. Produksi Panas

Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu:

aktifitas otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara

untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran ‘

Brown Fat ‘ yang memberikan lebih banyak energi per gram dari pada lemak

biasa.

6. Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium

relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan

ekstraselular luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur

belum sebanyak orang dewasa, ada ketidakseimbangan antara luas permukaan

glomerolus dan volume tubulus proksimal ‘ Renal Blood Flow ‘ pada neonatus

relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.

7. Kelenjar Endokrin.

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi

baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat

pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-

kadang dapat dilihat ‘ With Drawal ‘  misalnya pengeluaran darah dari vagina

yang menyerupai haid pada bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah sempurna

terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum

lahir.

8. Susunan Saraf Pusat.

Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah

cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.


9. Imunoglobulin.

Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina

proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari

antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin

gamma G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat

molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti illeus,

taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat

terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, gamma G,

gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam

traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E. Colli. (Rustam. 2012)


DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Bisan. 2012. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta :

JNPK-KR

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Prawiro Harjo, Sarwono. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pusaka

Lutan, delfi. 2021. http://keperawatan –gun.blogspot.com2021/11/2021/asuhan bayi baru

lahir html
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PMB
NUSA HERLINA JOGOTRUNAN KABUPATEN LUMAJANG

Tanggal/ Jam Pengkajian : 22-01-2020/ 15.00 WIB

Tempat pengkajian : PMB Nusa Herlina

Nama Pengkaji : Nusa Herlina

Identitas Bayi

Nama bayi : By. Ny. A

Umur bayi : 4 hari

Tanggal lahir/jam lahir : 18 Januari 2020

Jenis kelamin : Perempuan

Identitas Orang Tua

Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn. S

Umur : 30 tahun Umur : 34 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Seruji RT 012 RW 07

Data Subjektif

1. Alasan Datang

Ibu mengatakan datang ke bidan untuk kontrol ulang keadaan bayinya yang lahir

pada tanggal 18 Januari 2021, dengan berat badan 3100 gram, jenis kelamin

perempuan
2. Riwayat Kebidanan

a) Riwayat kesehatan prenatal

 HPHT : 10-04-2021

 ANC

Trimester I : 2x

Trimester II : 3x

Trimester III : 3x

 Keluhan

Trimester I :

Keluhan : Mual-mual, pusing

Terapi : Paracetamol 2x1, Vitamin B6 2x1 per hari, tablet Fe 1x1 per

hari

Trimester II :

Keluhan : Tidak ada

Terapi : Tablet Fe 1x1 per hari

Trimester III :

Keluhan : Tidak ada

Terapi : Tablet Fe 1x1 per hari

Ibu mengatakan selama hamil tidak ada gangguan seperti perdarahan, preeklamsi,

eklamsi, gestasional diabetes, poly/oligohidramnion dan infeksi.

b) Riwayat Natal

Lama persalinan :

 Kala I        : 9 jam

 Kala II       : 35 menit

 Kala III     : 10 menit

 Kala IV     : 2 jam


 Total          : 11 jam 45 menit

c) Riwayat postnatal

a) Usaha nafas bayi tanpa bantuan

APGAR Score

Menit A P G A R Total
1 1 2 1 1 2 7
5 2 2 1 1 2 8
10 2 2 2 2 2 10

b) Tidak memerlukan bantuan resusitasi.

c) Trauma lahir : Tidak ada

4. Pola Kebutuhan Sehari-hari

a) Pola nutrisi

Jenis makanan : ASI

Porsi : 2 jam sekali atau sesuai keinginan bayi

Frekuensi : Sesering mungkin

Masalah : Tidak ada

b) Pola eliminasi

BAB BAK

Frekuensi : 3-4 kali/hari Frekuensi : 5-6 kali/hari

Konsistensi : Lembek Bau : Amoniak

Warna : Kehitaman (mekonium) Warna : Kuning jernih

Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada

c) Pola aktifitas
Ibu mengatakan bayi beraktifitas dengan bergerak sepanjang fase tidur-

terjaga, menggerakkan kepala dan menangis.

d) Pola istitirahat dan tidur

Tidur siang : 8 jam sehari, tidak ada masalah

Tidur malam : 12 jam sehari, tidak ada masalah

e) Personal hygiene

Frekuensi mandi bayi 2x sehari, ganti pakaian dan popok ± 6x sehari dan

perawatan tali pusat.

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital

Respirasi : 40x/ menit

Nadi : 144x /menit

Suhu : 36,8oC

2. Pemeriksaan Antropometri

Berat badan : 3.500 gram

Panjang badan : 49 cm

Lingkar kepala : 34 cm

Lingkar dada : 33 cm

Lingkar lengan Atas: 12 cm

3. Pemeriksaan fisik / status pasien

a) Kepala :

 Ubun-ubun datar dan brdenyut.

 Sutura, molase tidak ada penonjolan pada sutura sagital.


 Terdapat caput succedaneum.

b) Muka : Tampak kemerahan, tidak pucat, tidak terdapat

kelainan.

c) Mata : Simetris, sklera tidak ikterik, bersih, kelopak mata tidak bengkak, tidak

ada secret abnormal dan tidak ada pendarahan subkonjungtiva.

d) Hidung : Bernapas spontan, tidak ada napas cuping hidung tidak ada secret

abnormal, bentuk simetris.

e) Telinga : Tampak simetris tidak ada serumen pada telinga kanan dan kiri,tidak

terdapat lanugo, tampak bersih tidak ada sumbatan.

f) Mulut : Mukosa tampak basah, merah tidak pucat, tidak tampak adanya

labioskisis / labiospalatoskisis dan refleksi isap kuat.

g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

h) Dada : Bentuk simitris, tidak ada retraksi saat bernapas, bunyi napas normal,

bunyi jantung normal.

i) Abdomen : Tidak tampak penonjolan tali pusat saat menangis, perdarahaan tali

pusat tidak ada, pembuluh darah ada 3, abdomen lembek dan tidak ada benjolan.

j) Genetalia : labia mayor menutupi labio minor,

k) Ekstermitas Atas : Tidak tampak oedema, tidak terdapat kelainan tangan dan jari

atau kelumpuhan, jumlah jari tangan sepuluh buah dan bergerak serentak.

l) Ekstermitas Bawah : Tidak tampak oedema, tidak terdapat kelainan tungkai dan

kaki kelumpuhan, jumlah jari kaki sepuluh buah dan bergerak serentak.

m) Punggung / spina : Punggung teraba halus, tidak ada tumpukan rambut bagian

bawah dan tidak ada kelainan

n) Kulit : Tampak kemerahan tidak sianosis, berwarna putih, tidak ada pembengkak

kan dan tidak ada tanda lahir

Analisa
Bayi Ny “A” Baru Lahir Normal Cukup Bulan usia 4 hari

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayinya, bahwa keadaan bayinya baik,

e/ Ibu mengerti dan senang dengan hasil pemeriksaan bayinya

2. Menganjurkan ibu agar tetap menjaga bayinya tetap hangat untuk mencegah bayinya

hipothermi (kehilangan panas)

e/ Ibu bersedia dengan anjuran petugas

3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif yaitu hanya memberikan ASI saja

tanpa tambahan makanan/minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral sampai

bayi berusia 6 bulan

Ibu mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

4. Memberitahu ibu ntuk menyusui bayinya sesering mungkin minimal setiap 2 jam

sekali.

e/ Ibu mngerti dan bersedia dengan anjuran petugas

5. Menganjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan tali pusat dan menjaga agar

talipusat tidak basah atau terkena air. Ibu mengerti dan bersedia dengan anjuran

petugas.

6. Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir meliputi : tidak dapat menyusu, kejang,

mengantuk /tidak sadar, nafas cepat (>60 kali/menit) atau nafas lambat (<30

kali/menit), merintih, ada cekungan ke dalam (retraksi dinding dada) saat bayi

bernafas, serta warna kulit bayi kekuningan (ikterik), atau kebiruan (sianosis)

Apabila ibu menemui salah satu tanda tersebut, segera datang ke pelayanan

kesehatan, sehingga bayi dapat segera ditolong

e/ ibu mengerti dan bersedia untuk memeriksakan bayinya jika terdapat tanda bahaya

tersebut pada bayinya


7. Menganjurkan ibu agar rutin membawa bayinya ke posyandu untuk penimbangan dan

imunisasi, dan segera membawa bayinya ke Nakes jika bayinya sakiit atau ada

keluhan

e/ Ibu bersedia untuk rutin membawa bayinya ke posyandu dan melakukan imunisasi

serta membawa bayinya ke nakes jika bayinya sakit


LEMBAR KONSULTASI AKADEMIK DAN RUANGAN

Nama : Nusa Herlina., S.Tr.Keb Ruangan : PMB Nusa Herlina

NIM : 15901.02.20089 Kasus : Askeb Bayi Baru Lahir

No Hari / Masukan Paraf


tanggal
Ci lahan Ci Akademik

1. Sabtu/ 30- 1. Penulisan judul disesuaikan


1-2021 dengan saran pembimbing
2. Pemeriksaan refleks jika tidak
dilakukan tidak perlu dituliskan
3. Penulisan analisa ditambahkan
bayi tersebut lahir cukup bulan
atau kurang bulan

Anda mungkin juga menyukai