Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

1. Posisi Fowler
1.1 Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepalatempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

1.2 Tujuan
1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
2. Meningkatkan rasa nyaman.
3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga  meningkatnya ekspansi dada dan
ventilasi paru.
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap.

1.3 Indikasi
1. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan.
2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi.

1.4 Alat dan bahan


1. Tempat tidur khusus
2. Selimut

1.5 Cara kerja


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Dudukkan pasien
3. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau aturr tempat tidur.
4. Untuk posisi semifowler (30-45˚) dan untuk fowler (90˚).
5. Anjurkan pasien untuk tetam berbaring setengah duduk.
 
2.  Posisi semi fowler
2.1 Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat.

2
2.2 Tujuan
1. Mobilisasi
2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan

2.3 Cara Kerja


1. Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat ( 45-90 derajat)
2. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien
lumpuh.
3. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut
dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya teknan di bawah jarak poplital ( di
bawah lutut )

 3. Posisi trendelenburg


3.1 Pengertian
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

3.2 Alat dan bahan :


1. Tempat tidur khusus
2. Selimut

3
3.3Indikasi :
    1. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
    2. Pasien shock
    3. Pasien hipotensi.

3.4 Cara kerja


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan
setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat
tidur.
4. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kanan
lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat
tidur.
 
4. Posisi dorsal recumbent
4.1 Pengertiaan
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau
direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa
genetalia serta pada proses persalinan.

4.2 Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung
belakang.

4.3 Indikasi
1. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia.
2. Untuk persalinan.

4.4 Alat dan bahan


1. Tempat tidur
2. Selimut

4
4.5 Cara kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala dan ujung
tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan lutut
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus
dengan meninggikan bagian kaki pasien.

5. Posisi Litotomi
5.1 Pengertian
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas
bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan
memasang alat kontrasepsi.

5.2 Indikasi
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi

5.3 Alat dan bahan


1. Tempat tidur khusus
2. Selimut

5.4 Cara kerja


1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik ke
arah perut.
2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha.
3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic.
4. Pasang selimut.
 

5
6. Posisi Sim’s
6.1 Pengertian
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi   ini dilakukan
untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan
terletak pada tulang illium, humerus dan klavikula.

6.2 Tujuan
1. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
2. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
3. Memasukkan obat supositoria
4. Mencegah dekubitus

6.3 Indikasi
1. Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal
2. Pasien yang tidak sadarkan diri
3. Pasien paralisis
4. Pasien yang akan dienema
5. Untuk tidur pada wanita hamil.

7. Supinasi
7.1 Pengertian
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh
sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.

7.2 Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada
pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.

7.3 Indikasi

6
1. Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
2. Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.

8. Posisi pronasi
8.1 Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap ke
bantal.

Pronasi

8.2 Tujuan
1. Memberikan ekstensi  maksimal pada sendi lutut dan pinggang.
2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.

8.3 Indikasi
1. Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
2. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

Anda mungkin juga menyukai