(M.reza.M) LP&Askep Gadar-Dikonversi
(M.reza.M) LP&Askep Gadar-Dikonversi
S DENGAN DIAGNOSA
MEDIS OPEN FRAKTUR RADIUS DI RUANG INTENSIVE
GAWAT DARURAT RSUD DR DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
Disusun
Oleh :
rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. (Rasjad, 2012)
dan luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang
gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Brunner dan
Suddarth, 2008).
1.1.2 Etiologi
Menurut (Brunner dan Suddarth, 2008), yaitu :
a. Cedera traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :
1.1.3 Patofisiologi
Menurut (Elizabeth, 2009), Ketika tulang patah, sel tulang mati.
Perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di
cedera. Reaksi inflamasi yang intens terjadi setelah patah tulang. Sel darah putih
area tersebut. fagositosis dan pembersihan sel dan jaringan mati dimulai.
sebagai jala untuk melekatnya sel-sel baru. Aktivitas osteoblas akan segera
terstimulasi dan terbentuk tulang baru imatur, disebut kalus. Bekuan fibrin segera
direabsorpsi dan sel tulang baru secara perlahan mengalami remodeling untuk
membentuk tulang sejati. Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan
sampai beberapa bulan (fraktur pada anak sembuh lebih cepat). Penyembuhan
dapat terganggu atau terhambat apabila hematoma fraktur atau kalus rusak
sebelum tulang sejati terbentuk, atau apabila sel tulang baru rusak selama
1. Nyeri
2. Deformitas
Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering
saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5 cm (1 sampai 2 inci).
3. Krepitasi
Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitasi yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. Uji
krepitasi dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.
5. Fals Moment
Merupakan pergerakan/ bentuk yang salah dari tulang (bengkok)
1.1.5 Komplikasi
Adapun komplikasi yang bisa ditimbulkan dari fraktur ialah sebagai
berikut :
1. Komplikasi awal
a. Kerusakan Arteri
b. Kompartement Syndrom
c. Fat Embolism Syndrom
d. Infeksi
e. Avaskuler Nekrosis
f. Shock
g. Osteomyelitis
2. Komplikasi dalam waktu lama
a. Delayed Union (Penyatuan tertunda)
b. Non union (tak menyatu)
c. Malunion
1) Reduksi
Adalah pemulihan keselarasan anatomi bagi tulang fraktur.
Reposisi memerlukan pemulihan panjang serta koreksi deformitas angular
dan rotasional. Reposisi mannipulatif biasanya dapat dilakukan pada
fraktura ekstremitas distal (tangan, pergelangan tangan. kaki, tungkai),
dimana spasme otot tidak berlebihan. Traksi bisa diberikan dengan plester
felt melekat diatas kulit atau dengan memasang pin tranversa melalui
tulang, distal terhadap ftaktur. Reduksi terbuka biasanya disertai oleh
sejumlah bentuk fiksasi interna dengan plat & pin, batang atau sekrup.
Ada dua jenis reposisi, yaitu reposisi tertutup dan reposisi terbuka.
Reposisi tertutup dilakukan pada fraktur dengan pemendekan, angulasi
atau displaced. Biasanya dilakukan dengan anestesi lokal dan pemberian
analgesik. Selanjutnya diimobilisasi dengan gips. Bila gagal maka lakukan
reposisi terbuka dikamar operasi dengan anestesi umum.Kontra indikasi
reposisi tertutup:
2) Imobilisasi.
Bila reposisi telah dicapai, maka diperlukan imobilisasi tempat
fraktur sampai timbul penyembuhan yang mencukupi. Kebanyakan fraktur
ekstremitas dapat diimobilisasi dengan dengan gips fiberglas atau dengan
brace yang tersedia secara komersial. Pemasangan gips yang tidak tepat
bisa menimbulkan tekanan kuIit, vascular, atau saraf. Semua pasien fraktur
diperiksa hari berikutnya untuk menilai neurology dan vascular.
3) Rehabilitasi
Bila penyatuan tulang padat terjadi, maka rehabilitasi terutama
merupakanmasalah pemulihan jaringan lunak. Kapsula sendi, otot dan
ligamentum berkontraksi membatasi gerakan sendi sewaktu gips/bidai
dilepaskan. Dianjurkan terapi fisik untuk mgerakan aktif dan pasif serta
penguatan otot.
Tujuan :
Rencana/tindakan keperawatan
Tujuan :
tanpa dibantu.
Intervensi :
Tujuan :
Intervensi :
2. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.
Tujuan :
Intervensi :
peralatan.
4. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.
K 41 Mmol/L 3,4-5,4
HbsAg Negatif
Q : tertusuk-tusuk
Nyeri akut
R : tangan kanan S : 7
T : saat menggerakan tangan
kanannya
DO :
Pasien meringis menahan nyeri
luka ditangan kanannya
DS : - Fraktur Gangguan mobilitas
DO : fisik
1. Pasien tampak
kesulitan
Pergeseran fragmen tulang
menggerakkan tangan
2. Pasien tampak
kesusahan
Deformitas
Nyeri akut berhubungan setelah dilakukan intervensi 1. Kaji tingkat nyeri secara 1. Memudahkan perawat
keperawatan selama 1 x 2 jam komprehensif dan kaji tanda- tanda menentukan intervensi
dengan pergeseran
Nyeri berkurang dengan kriteria vital selanjutnya.
fragmen tulang ditandai hasil : 2. Ajarkan teknik non
1. Nyeri berkurang farmakologis (relaksasi, 2. Teknik non farmakologis
dengan pasien mengalami membantu mengurangi nyeri tanpa
2. Skala nyeri 1 distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
luka terbuka pada tangan 3. Pasien tampak tenang 3. Kontrol faktor lingkungan yang obat seperti nafas dalam.
mempengaruhi nyeri seperti suhu 3. Memberikan kenyamanan pada
kanan karena terjatuh dari pasien.
ruangan, pencahayaan, kebisingan.
pohon dan terkena sayatan 4. Kelola dexketoprofen 25 mg/8jam 4. Dexketoprofen sebagai
untuk mengurangi nyeri. Analgetik membantu
pisau mengurangi nyeri secara
farmakaologi
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi 1. Berikan pada pasien posisi yang 1. Untuk memudahkan dalam
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 2 jam nyaman melakukan aktivitas
fraktur ditandai dengan, diharapkan aktivitas fisik 2. Ajarkan gerakan ROM (range of 2. Agar dapat meningkatkan
pasien tampak kesulitan terpenuhi dengan kriteria hasil : motion ) kemampuan pasien untuk
menggerakkan tangan. 1. Pasien dapat beraktivitas 3. Kolaborasi dengan tim ahli melakukan gerakan pasif dan aktif
dengan mandri. fisioterapi untuk latihan fisik klien 3. Untuk membantu proses
2. Kekuatan otot kembali penyembuhan
normal.
Gangguan Integritas Kulit Setelah dilakukan intervensi 1. Observasi keadaan luka, 1. Untuk mengetahui lokasi luka,
jaringan berhubungan keperawatan selama 1 x 2 jam 2. Lakukan penjahitan pada area bentuk dan ukuran luka, kedalaman
dengan rusaknya bagian integritas Kulit Jaringan luka luka
kulit dan jaringan ditandai membaik dengan kriteria hasil : 3. Bersihkan daerah luka dengan 2. Untuk menhentikan resiko
dengan Terdapat 1. Hematoma menurun larutan antiseptik perdarahan
pendarahan, Luka, ukuran: 2. Perdarahan menurun 4. Lakukan teknik steril 3. Berfungsi untuk menghambat atau
3 cm, Lokasi: ditangan 3. Tekstur Kulit membaik. memperlambat pertumbuhan
kanan 4. Kerusakan lapisan Kulit mikroorganisme dan mengurangi
menurun resiko infeski
4. Untuk mencegah terjadinya resiko
infeski
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa 1 :
Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang ditandai dengan pasien mengalami luka terbuka pada tangan kanan
karena terjatuh dari pohon dan terkena sayatan pisau.
Tanda
Hari/Tanggal, tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat
Senin, 26 1. Mengkaji tingkat nyeri secara Jam 10.00 WIB
Oktober 2020, komprehensif dan kaji tanda- tanda S :
08:30 WIB vital P : luka terbuka pada tangan
2. Mengajarkan teknik non kanan karena terjatuh dari
farmakologis (relaksasi,
pohon
distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
3. Mengontrol faktor lingkungan yang Q : tertusuk-tusuk Maulana
mempengaruhi nyeri seperti suhu
R : tengan sebelah kanan Reza
ruangan, pencahayaan, kebisingan.
4. Mengelola dexketoprofen 25 mg/8jam S:7 Mahendra
untuk mengurangi nyeri.
T : saat menggerakan tangan kanannya
O:
Pasien meringis menahan nyeri saat
menggerakan tangan kanannya
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3&4
Diagnosa 2
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur ditandai dengan, pasien tampak kesulitan menggerakkan tangan.
Tanda tangan
Hari/Tanggal, dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat
Senin, 26 1. Memberikan pada pasien posisi yang Jam 10.30 WIB
Oktober 2020
nyaman S : Pasien mengatakan masih sulit bergerak
09 00 WIB
2. Mengajarkan gerakan ROM (range of O : Klien tampak susah bergerak
motion )
A : Sebagian masalah teratasi
3. Berkolaborasi dengan tim ahli Maulana Reza
fisioterapi untuk latihan fisik klien P : Lanjutkan intervensi 1,2,& 3 Mahendra
Diagnosa 3
Gangguan Integritas Kulit jaringan berhubungan dengan rusaknya bagian kulit dan jaringan ditandai dengan Terdapat
pendarahan, Luka, ukuran: 3 cm, Lokasi: ditangan kanan.
Tanda tangan
Hari/Tanggal, dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat
Senin 26 1. Mengobservasi keadaan luka, S : Pasien mengatakan merasa nyaman setelah
Oktober 2020 2. Melakukan penjahitan pada area luka dibersihkan lukanya.
09 .30 WIB 3. Membersihkan daerah luka dengan O :
larutan antiseptik - Luka terbuka ditangan sebelah kanan
4. Melakukan teknik steril
berukuran 3 cm Maulana Reza
- Terdapat luka ditangan sebelah kanan Mahendra
- Sudah dilakukan penjahitan Luka
A : sebagian masalah teratasi
P : lanjutkan perawatan luka
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat
diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem.
Penyebab dari Fraktur adalah Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap
tulang sehingga tulang pata secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan
fraktur melintang. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari
lokasi benturan. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot
yang kuat.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan lagi proses asuhan keperawatan
gawat darurat baik secara teoritis maupun secara klinis agar proses asuhan
keperawatan dapat berjalan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca Fransisca, C.2008 . Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika
PPNI ( 2018 ) . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2018 ) . Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
hasil Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2016 ) . Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Nugroho,T.2011. Asuhan Keperawatan Maternitas Anak,Bedah dan Penyakit Dalam .
Yogyakarta: Nuha Medika
Suriadi ,Yuliani, Rita .2010.
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax (0535) 3327707
LEMBAR KONSULTASI
3 Maulana
Reza
Mahendra