Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN DIAGNOSA
MEDIS OPEN FRAKTUR RADIUS DI RUANG INTENSIVE
GAWAT DARURAT RSUD DR DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

Disusun

Oleh :

Maulana Reza Mahendra


NIM :2017.C.09a.0852

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Fraktur


1.1.1 Definisi

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang

rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. (Rasjad, 2012)

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis

dan luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang

dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya meremuk,

gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Brunner dan

Suddarth, 2008).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya


disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon,
kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar
dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer & Bare, 2009).

1.1.2 Etiologi
Menurut (Brunner dan Suddarth, 2008), yaitu :

a. Cedera traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :

1) Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang


sehingga tulang pata secara spontan. Pemukulan biasanya
menyebabkan fraktur melintang.
2) Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari
lokasi benturan.

3) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari


otot yang kuat.
b. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
trauma minor dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada
berbagai keadaan seperti: Tumor tulang (jinak atau ganas), Infeksi seperti
osteomyelitis, dan Rakhitis.

c. Secara spontan : disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus


misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.

1.1.3 Patofisiologi
Menurut (Elizabeth, 2009), Ketika tulang patah, sel tulang mati.

Perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di

sekitar tulang tersebut. jaringan lunak biasanya mengalami kerusakan akibat

cedera. Reaksi inflamasi yang intens terjadi setelah patah tulang. Sel darah putih

dan sel mast terakumulasi sehingga menyebabkan peningkatan aliran darah ke

area tersebut. fagositosis dan pembersihan sel dan jaringan mati dimulai.

Bekuan fibrin (hematoma fraktur) terbentuk di tempat patah dan berfungsi

sebagai jala untuk melekatnya sel-sel baru. Aktivitas osteoblas akan segera

terstimulasi dan terbentuk tulang baru imatur, disebut kalus. Bekuan fibrin segera

direabsorpsi dan sel tulang baru secara perlahan mengalami remodeling untuk

membentuk tulang sejati. Tulang sejati menggantikan kalus dan secara perlahan

mengalami kalsifikasi. Penyembuhan memerlukan waktu beberapa minggu

sampai beberapa bulan (fraktur pada anak sembuh lebih cepat). Penyembuhan

dapat terganggu atau terhambat apabila hematoma fraktur atau kalus rusak

sebelum tulang sejati terbentuk, atau apabila sel tulang baru rusak selama

kalsifikasi dan pengerasan.


Patway
Menurut (Nurarif & Hardhi, 2015).
1.1.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur menurut (Smeltzer, Bare, 2009) adalah nyeri,
hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan
lokal, dan perubahan warna yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Nyeri

Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang


diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

2. Deformitas
Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering
saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5 cm (1 sampai 2 inci).

3. Krepitasi
Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitasi yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. Uji
krepitasi dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.

4. Pembengkakan dan perubahan warna


Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasa terjadi setelah
beberapa jam atau hari setelah cedera.

5. Fals Moment
Merupakan pergerakan/ bentuk yang salah dari tulang (bengkok)

1.1.5 Komplikasi
Adapun komplikasi yang bisa ditimbulkan dari fraktur ialah sebagai
berikut :
1. Komplikasi awal
a. Kerusakan Arteri
b. Kompartement Syndrom
c. Fat Embolism Syndrom
d. Infeksi
e. Avaskuler Nekrosis

f. Shock
g. Osteomyelitis
2. Komplikasi dalam waktu lama
a. Delayed Union (Penyatuan tertunda)
b. Non union (tak menyatu)
c. Malunion

1.1.6 Pemeriksaan Penunjang


Menurut (Rasjad, Chairuddin. 2012), pemeriksaan penunjang fraktur
berupa:

1) Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur,


harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari :
• Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral.
• Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan
distal.
• Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang
cidera maupun yang tidak terkena cidera (untuk membandingkan
dengan yang normal)
• Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah
tindakan.
2) Pemeriksaan laboratorium, meliputi:
• Darah rutin,
• Faktor pembekuan darah,
• Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi),
• Urinalisa,
• Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk
kliren ginjal).
3) Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi
kerusakan vaskuler akibat fraktur tersebut.
1.1.7 Penatalaksanaan
Menurut (Rasjad, Chairuddin. 2012), Prinsip terapi fraktur yaitu :

1) Reduksi
Adalah pemulihan keselarasan anatomi bagi tulang fraktur.
Reposisi memerlukan pemulihan panjang serta koreksi deformitas angular
dan rotasional. Reposisi mannipulatif biasanya dapat dilakukan pada
fraktura ekstremitas distal (tangan, pergelangan tangan. kaki, tungkai),
dimana spasme otot tidak berlebihan. Traksi bisa diberikan dengan plester
felt melekat diatas kulit atau dengan memasang pin tranversa melalui
tulang, distal terhadap ftaktur. Reduksi terbuka biasanya disertai oleh
sejumlah bentuk fiksasi interna dengan plat & pin, batang atau sekrup.

Ada dua jenis reposisi, yaitu reposisi tertutup dan reposisi terbuka.
Reposisi tertutup dilakukan pada fraktur dengan pemendekan, angulasi
atau displaced. Biasanya dilakukan dengan anestesi lokal dan pemberian
analgesik. Selanjutnya diimobilisasi dengan gips. Bila gagal maka lakukan
reposisi terbuka dikamar operasi dengan anestesi umum.Kontra indikasi
reposisi tertutup:

• Jika dilakukan reposisi namun tidak dapat dievaluasi


• Jika reposisi sangat tidak mungkin dilakukan
• Jika fraktur terjadi karena kekuatan traksi, misalnya displaced
patellar fracture.

2) Imobilisasi.
Bila reposisi telah dicapai, maka diperlukan imobilisasi tempat
fraktur sampai timbul penyembuhan yang mencukupi. Kebanyakan fraktur
ekstremitas dapat diimobilisasi dengan dengan gips fiberglas atau dengan
brace yang tersedia secara komersial. Pemasangan gips yang tidak tepat
bisa menimbulkan tekanan kuIit, vascular, atau saraf. Semua pasien fraktur
diperiksa hari berikutnya untuk menilai neurology dan vascular.

Bila traksi digunakan untuk reduksi, maka traksi juga bertindak


sebagai imobilisasi dengan ektremitas disokong di atas ranjang atau di atas
bidai sampai reduksi tercapai. Kemudian traksi diteruskan sampai ada
penyembuhan yang mencukupi, sehingga pasien dapat dipindahkan
memakai gips/brace.

3) Rehabilitasi
Bila penyatuan tulang padat terjadi, maka rehabilitasi terutama
merupakanmasalah pemulihan jaringan lunak. Kapsula sendi, otot dan
ligamentum berkontraksi membatasi gerakan sendi sewaktu gips/bidai
dilepaskan. Dianjurkan terapi fisik untuk mgerakan aktif dan pasif serta
penguatan otot.

2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan


Manajemen asuhan keperawatan suatu kerangka kerja yang mendifinisikan
berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan
kualitas produksi dan jasa layanan keperawatan

2.2.1 Pengkajian Keperawatan


Pengkajian berupa identitas pasien,Nama, Jenis Kelamin, Usia, Status,
Agama, Alamat, Perkerjaan, Pendidikan, Bahasa, Suku Bangsa, Dx Medis,

Dan Riwayat Keluarga, Status Kesehatan, Status Kesehatan masa lalu.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosis keperawatan adalah sebuah label singkat, menggambarkan
kondisi pasien yang diobservasi di lapangan. Kondisi ini dapat berupa
masalah-masalah aktual atau potensial.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan Fraktur


yaitu sebagai berikut:
1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan
fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat
traksi/immobilisasi, stress, ansietas
2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea,
kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan
gangguan pola tidur.

3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan


status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan
oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor
kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.
4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak
nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan
penurunan kekuatan/tahanan.
5) Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons
inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan,
luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.
6) Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterb1atasan kognitif, kurang
terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.

2.2.3 Intervensi Keperawatan


2.2.3.1 Diagnosa Keperawatan 1.

Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

Tujuan :

1.Nyeri berkurang atau hilang

2.Klien tampak tenang.

Rencana/tindakan keperawatan

1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga

2. Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri

3. Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri

4. Observasi tanda-tanda vital.

5. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik


2.2.3.2 Diagnosa Keperawatan. 2

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

Tujuan :

1.Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.

2.Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas

tanpa dibantu.

3.Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.

Intervensi :

1. Rencanakan periode istirahat yang cukup.

2. Berikan latihan aktivitas secara bertahap.

3. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan

4. Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.

2.2.3.3 Diagnosa Keperawatan. 3

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma

Tujuan :

1.Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.


2.Luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.
3.Tanda-tanda vital dalam batas normal atau dapat ditoleransi

Intervensi :

1. Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka.

2. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.

3. Pantau peningkatan suhu tubuh.


4. Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptik. Balut luka dengan kasa
kering dan steril, gunakan plester kertas.
5. Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya
debridement.
6. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

2.2.3.4 Diagnosa Keperawatan. 4

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, kelemahan

Tujuan :

1.Penampilan yang seimbang.

2.Melakukan pergerakkan dan perpindahan.

3.Mempertahankan mobilitas optimal yang dapat ditoleransi.

Intervensi :

1. Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan

peralatan.

2. Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas

3. Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.

4. Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.

5. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.
2.2.5 Evaluasi keperawatan
Evaluasi dimaksudkan yaitu untuk pencapaian tujuan dalam asuhan
keperawatan yang telah dilakukan pasien. Evaluasi merupakan langkah
terakhir dari proses keperawatan dan berasal dari hasil yang ditetapkan
dalam rencana keperawatan.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus :
Tn. S laki-laki berusia 55 tahun diantar ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus
palangka raya pada tanggal 26 Oktober 2020 dengan mobil setelah mengalami
kecelakaan diakibatkan terjatuh dari pohon dan terkena sayatan pisau sendiri,
keluhan nyeri pada luka terbuka di tangan kanan dan sulit digerakkan, keadaan
pasien Composmentis, GCS: E:4 V:5 M:6, pada saat dilakukan pemeriksaan
terdapat fraktur, lebam, luka sebesar 3 cm ditangan kanan skala nyeri 7, Nadi: 80
x/menit, TD: 110/80 mmHg, akral teraba hangat, Suhu: 36,5oC, RR: 20 x/menit.
TB: 158 cm, BB: 60 kg.

2.1 Identitas Pasien


Nama : Tn. S
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Suku/ Bangsa : Dayak Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Keminting
Tanggal MRS : 26 oktober 2020/08.30 WIB
No. MR : XXXX
2.2 Prioritas Kasus
Prioritas Triase : Prioritas II (Kuning)
Keluhan Utama : Nyeri pada luka terbuka ditangan kanan dan
sulit digerakkan.
Diagnosa Medis : Open Fraktur Radius
2.3 Data Primer
1. Airway
Hasil pemeriksaan tidak ditemukan masalah terhadap jalan napas
2. Breathing
Pasien tidak memiliki gangguan pada pernapas, RR = 20 x/menit,
3. Circulation
Frekuensi Nadi: 80 x/menit, TD: 110/80 mmHg, denyut nadi teraba kuat dan
teratur, akral teraba hangat, CRT <2 detik, Suhu: 36,5oC, RR: 20 x/menit.
4. Disability
Penilaian GCS pasien untuk E: 4 (tmembuka mata), V: 5 (ada suara atau ada
respon), M: 6 (ada gerakan), tingkat kesadaran pasien Composmenthis dengan
jumlah GCS = 15.
5. Exposure
Terdapat luka sebesar 3 cm ditangan sebelah kanan.
2.4 Data Sekunder (Head to Toe)
1. Kepala
Bentuk kepala simetris.
2. Thorak/Jantung
Bentuk dada simetris.
3. Punggung
Tulang belakang tampak normal, tidak ada benjolan, dan tidak ada perlukaan.
4. Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak ada asites maupun nyeri tekan pada abdomen.
5. Eliminasi atau BAK
Tidak ada masalah
6. Intagumen Atau Kulit
Adanya Luka pendarahan, adannya hematoma Luka, ukuran: 3 cm, Lokasi:
ditangan kanan.
7. Status eurologis.
Penilaian GCS pasien untuk E: 6 (membuka mata), V: 5 (ada suara atau ada
respon), M: 4 (ada gerakan), tingkat kesadaran pasien Composmenthis dengan
jumlah GCS = 15, pupil isokor, reflek cahaya +
8. Ekstremitas
Kemampuan pergerakan sendiri terbatas, tidak ditemukan adanya parese (-),
paralise (-), hemiparese (+), krepitasi (-), nyeri (-), bengkak (-), kekukan otot (-),
flasiditas (-), spastisitas (-). Uji kekuatan otot ekstremitas atas 5|2, ekstremitas
bawah 5|5, tidak ada deformitas tulang (-), peradangan (-), perlukaan (-), dan
patah tulang (-) dan Tulang belakang normal.
2.5 Riwayat Penyakit
1. Riwayat penyakit sekarang
. Keluarga klien mengatakan pada tanggal 26 Oktober 2020 Pukul 08.00 WIB,
klien mengalami kecelakaan diakibatkan terjatuh dari pohon dan terkena sayatan
pisau sendiri, Lalu klien segera dibawa ke RSUD dr. Doris Sylvanus Palangaka
Raya di ruang IGD untuk mendapatkan pertolongan. Pada saat dilakukan
dilakukan pengkajian didapatkan hasil yaitu terdapat luka terbuka ditangan
kanannya, dan terdapat fraktur pada tangan kanannya.
2. Riwayat penyakit dahulu/ atau Riwayat Pengobatan
Keluarga mengatakan Klien belum pernah masuk rumah sakit dan mengalami
kecelakaan seperti sekarang ini dan baru pertama kali masuk rumah sakit.
3. Riwayat AMPLE
A : Keluarga pasien mengatakan tidak ada alergi obat-obatan maupun
makanan.
M : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasian tidak ada mengkonsumsi obat
P : Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya
L : Sebelum kejadian dan masuk rumah sakit pasien tidak mengomsumsi
obat-obatan
E : Klien mengalami kecelakaan diakibatkan terjatuh dari pohon dan terkena
sayatan pisau sendiri.
2.6 Terapi Medis

N Cara Golongan Indikasi


Nama Terapi Dosis
o Pemberian Obat

1 Cairan infuse 20tpm I.V Kristaloid


Diberikan kepada
RL
pasien yang mengalami
dehidrasi atau
kehilangan cairan tubuh
saat mengalami cedera.
2 Cefoperazone 1gr/12 jam I.V antibiotik Digunakan untuk
mengobati infeksi
bakteri

3 Dexketoprofen 25mg/8 I.V antiinflam Digunakan untuk


jam asi mengobati nyeri ringan
nonsteroid sampai sedang, dan
juga mencegah serta
mengobati bengkak,
rasa sakit, serta radang
sendi.

2.7 Pemeriksaan Penunjang


Hasil Pemeriksaan laboraturium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

Glukosa sewaktu 130 mg/dl 70-140

Urea 32 mg/dl 10-50

Kreatinin 1,00 mg/dl 0,5-1,2

SGOT 23 u/L 0-31

SGPT 14 u/L 0-32

K 41 Mmol/L 3,4-5,4

Na 145 Mmol/L 135-155


Cl 99 Mmol/L 95-108

HbsAg Negatif

WBC 14,59 [10^3/uL] 4,8-10,8

RBC 3,99 [10^6/uL] 4,2-5,4

HGB 12,5 [g/dL] 12-16

HCT 32,6 [%] 37-47


ANALISA DATA
Data Subjektif dan Data
Kemungkinan Penyebab Masalah
Objektif
DS : Fraktur Nyeri akut
P : luka terbuka pada jari
manis tangan kanan karena
terlilit tali pengencang sapi Pergeseran Fragmen tulang

Q : tertusuk-tusuk
Nyeri akut
R : tangan kanan S : 7
T : saat menggerakan tangan
kanannya

DO :
Pasien meringis menahan nyeri
luka ditangan kanannya
DS : - Fraktur Gangguan mobilitas
DO : fisik
1. Pasien tampak
kesulitan
Pergeseran fragmen tulang
menggerakkan tangan
2. Pasien tampak
kesusahan
Deformitas

Gangguan mobilitas fisik


DS : - Fraktur Gangguan Integritas
DO : Kulit jaringan
1. Terdapat luka terbuka
ditangan sebelah kanan
Perubahan jaringan sekitar
2. Terdapat perdarahan
3. Ukuran luka 3 cm

Rusaknya bagian kulit dan


jaringan

Gangguan Integritas Kulit


jaringan
PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang ditandai


dengan pasien mengalami luka terbuka pada tangan kanan karena terjatuh
dari pohon dan terkena sayatan pisau

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur ditandai dengan,


pasien tampak kesulitan menggerakkan tangan.

3. Gangguan Integritas Kulit jaringan berhubungan dengan Rusaknya bagian


kulit dan jaringan ditandai dengan Terdapat pendarahan, Luka, ukuran: 3
cm, Lokasi: ditangan sebelah kanan.
RENCANA KEPERAWATAN.
Nama Pasien : Tn. S
Ruang Rawat : IGD
Diagnosa Keperawatan Tujuan (KriteriaHasil) Intervensi Rasional

Nyeri akut berhubungan setelah dilakukan intervensi 1. Kaji tingkat nyeri secara 1. Memudahkan perawat
keperawatan selama 1 x 2 jam komprehensif dan kaji tanda- tanda menentukan intervensi
dengan pergeseran
Nyeri berkurang dengan kriteria vital selanjutnya.
fragmen tulang ditandai hasil : 2. Ajarkan teknik non
1. Nyeri berkurang farmakologis (relaksasi, 2. Teknik non farmakologis
dengan pasien mengalami membantu mengurangi nyeri tanpa
2. Skala nyeri 1 distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
luka terbuka pada tangan 3. Pasien tampak tenang 3. Kontrol faktor lingkungan yang obat seperti nafas dalam.
mempengaruhi nyeri seperti suhu 3. Memberikan kenyamanan pada
kanan karena terjatuh dari pasien.
ruangan, pencahayaan, kebisingan.
pohon dan terkena sayatan 4. Kelola dexketoprofen 25 mg/8jam 4. Dexketoprofen sebagai
untuk mengurangi nyeri. Analgetik membantu
pisau mengurangi nyeri secara
farmakaologi
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan intervensi 1. Berikan pada pasien posisi yang 1. Untuk memudahkan dalam
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 2 jam nyaman melakukan aktivitas
fraktur ditandai dengan, diharapkan aktivitas fisik 2. Ajarkan gerakan ROM (range of 2. Agar dapat meningkatkan
pasien tampak kesulitan terpenuhi dengan kriteria hasil : motion ) kemampuan pasien untuk
menggerakkan tangan. 1. Pasien dapat beraktivitas 3. Kolaborasi dengan tim ahli melakukan gerakan pasif dan aktif
dengan mandri. fisioterapi untuk latihan fisik klien 3. Untuk membantu proses
2. Kekuatan otot kembali penyembuhan
normal.
Gangguan Integritas Kulit Setelah dilakukan intervensi 1. Observasi keadaan luka, 1. Untuk mengetahui lokasi luka,
jaringan berhubungan keperawatan selama 1 x 2 jam 2. Lakukan penjahitan pada area bentuk dan ukuran luka, kedalaman
dengan rusaknya bagian integritas Kulit Jaringan luka luka
kulit dan jaringan ditandai membaik dengan kriteria hasil : 3. Bersihkan daerah luka dengan 2. Untuk menhentikan resiko
dengan Terdapat 1. Hematoma menurun larutan antiseptik perdarahan
pendarahan, Luka, ukuran: 2. Perdarahan menurun 4. Lakukan teknik steril 3. Berfungsi untuk menghambat atau
3 cm, Lokasi: ditangan 3. Tekstur Kulit membaik. memperlambat pertumbuhan
kanan 4. Kerusakan lapisan Kulit mikroorganisme dan mengurangi
menurun resiko infeski
4. Untuk mencegah terjadinya resiko
infeski
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa 1 :

Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang ditandai dengan pasien mengalami luka terbuka pada tangan kanan
karena terjatuh dari pohon dan terkena sayatan pisau.
Tanda
Hari/Tanggal, tangan dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat
Senin, 26 1. Mengkaji tingkat nyeri secara Jam 10.00 WIB
Oktober 2020, komprehensif dan kaji tanda- tanda S :
08:30 WIB vital P : luka terbuka pada tangan
2. Mengajarkan teknik non kanan karena terjatuh dari
farmakologis (relaksasi,
pohon
distraksi dll) untuk mengetasi nyeri.
3. Mengontrol faktor lingkungan yang Q : tertusuk-tusuk Maulana
mempengaruhi nyeri seperti suhu
R : tengan sebelah kanan Reza
ruangan, pencahayaan, kebisingan.
4. Mengelola dexketoprofen 25 mg/8jam S:7 Mahendra
untuk mengurangi nyeri.
T : saat menggerakan tangan kanannya
O:
Pasien meringis menahan nyeri saat
menggerakan tangan kanannya
A : Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1,2,3&4

Diagnosa 2
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur ditandai dengan, pasien tampak kesulitan menggerakkan tangan.

Tanda tangan
Hari/Tanggal, dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat
Senin, 26 1. Memberikan pada pasien posisi yang Jam 10.30 WIB
Oktober 2020
nyaman S : Pasien mengatakan masih sulit bergerak
09 00 WIB
2. Mengajarkan gerakan ROM (range of O : Klien tampak susah bergerak
motion )
A : Sebagian masalah teratasi
3. Berkolaborasi dengan tim ahli Maulana Reza
fisioterapi untuk latihan fisik klien P : Lanjutkan intervensi 1,2,& 3 Mahendra
Diagnosa 3

Gangguan Integritas Kulit jaringan berhubungan dengan rusaknya bagian kulit dan jaringan ditandai dengan Terdapat
pendarahan, Luka, ukuran: 3 cm, Lokasi: ditangan kanan.

Tanda tangan
Hari/Tanggal, dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat
Senin 26 1. Mengobservasi keadaan luka, S : Pasien mengatakan merasa nyaman setelah
Oktober 2020 2. Melakukan penjahitan pada area luka dibersihkan lukanya.
09 .30 WIB 3. Membersihkan daerah luka dengan O :
larutan antiseptik - Luka terbuka ditangan sebelah kanan
4. Melakukan teknik steril
berukuran 3 cm Maulana Reza
- Terdapat luka ditangan sebelah kanan Mahendra
- Sudah dilakukan penjahitan Luka
A : sebagian masalah teratasi
P : lanjutkan perawatan luka
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat
diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem.
Penyebab dari Fraktur adalah Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap
tulang sehingga tulang pata secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan
fraktur melintang. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari
lokasi benturan. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot
yang kuat.

3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan lagi proses asuhan keperawatan
gawat darurat baik secara teoritis maupun secara klinis agar proses asuhan
keperawatan dapat berjalan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca Fransisca, C.2008 . Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika
PPNI ( 2018 ) . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2018 ) . Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
hasil Keperawatan , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2016 ) . Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik , Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Nugroho,T.2011. Asuhan Keperawatan Maternitas Anak,Bedah dan Penyakit Dalam .
Yogyakarta: Nuha Medika
Suriadi ,Yuliani, Rita .2010.
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax (0535) 3327707

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Maulana Reza Mahendra


Program Studi : S1 Keperawatan
NIM : 2017. C.09a.0852
Tingkat/Prodi : IVA/ S1 Keperawatan
Pembimbing Akademik : Yelstria Ulina Tarigan S.Kep., Ns

Hari/Tgl/Waktu Catatan Pembimbing Tanda Tangan


No.
Pembimbing Mahasiswa

1 Selasa, 3 Nov Maulana


2020 Reza
Mahendra

2 Rabu, 4 Nov Maulana


2020 Reza
Mahendra

3 Maulana
Reza
Mahendra

Anda mungkin juga menyukai