Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SKRIPSI
B 111 10 181
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
OLEH :
B 111 10 181
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
iii
iv
v
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil
karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yang menyatakan
ABSTRAK
hubungannya dengan masalah pencurian serta data yang diperoleh dari lembaga
tempat penelitian penulis yang telah tersedia.
Dan hasil penelitian penulis ini antara lain : 1. Dalam penulisan yang dilakukan oleh
penulis dapat diketahui, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pencurian
mesin traktor di dasarkan atas faktor ekonomi, pendidikan, dan lingkungan. 2. Upaya
yang dilakukan dalam menanggulangi masalah pencurian mesin traktor tersebut
adalah upaya preventif dan upaya represif.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha
Kuasa, atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis
proposal hingga penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak Ya Allah untuk
dan penghargaan yang tinggi kepada orang tua Penulis. Ayahanda Muardi,
S.T., M.T. dan Ibunda Yanti yang tidak mampu saya sebutkan kebaikannya
dan jasa-jasa serta pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis serta
ayah dan ibu mertua penulis Ayah Haris Dan Ibu Napiah terima kasih atas
dukungannya serta doa yang diberikan untuk penulis. Terima kasih buat
Suami ku, Faisal Haris yang senantiasa mendukung dan menemani setiap
Saudara ku, Nur Muhammad Iskandar, Nurhaliza Hardianti (almh), dan Nur
Aisya Selvi Saputri yang menjadi penyemangat bagi penulis dalam menjalani
Bapak Prof. Dr. dr. Idrus A. Patturussi, Sp.B., SP.BO selaku Rektor
Wakil Dekan lainnya, Bapak Prof. Dr. Muhadar, S.H., M.S. selaku Ketua
Bagian Hukum Pidana dan Ibu Nur Azizah, S.H., M.H. selaku Sekertaris
M.Si., DFM. Dan Ibu Dr. Dara Idrawati, S.H., M.H. yang telah memberikan
tenaga, waktu dan pikiran, dan kesabaran dalam membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan baik, Bapak Prof. Dr. Muhadar, S.H., M.H.,
Ibu Dr. Wiwie Heryani, S.H., M.H., dan Ibu Hijrah Adhyanti M, S.H., M.H.
selaku Tim Penguji dalam pelaksanaan ujian skripsi penulis, terima kasih
banyak atas segala masukan dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini, Bapak Prof. Dr. Anwar Borahima,
S.H., M.H. selaku Penasehat Akademik sekaligus orang tua penulis selama
kasih atas waktu dan nasehatnya serta tuntunannya, terima kasih juga atas
ilmu-ilmu dan pengetahuan oleh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin yang tidak dapat penulis sebutkan dalam skripsi ini
ix
semoga apa yang diberikan bisa bermanfaat buat penulis, serta Pegawai
ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi kita semua dan
oleh karena itu kritikan dan saran kiranya dapat membantu dalam
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2009-2012 38
41
Sidenreng Rappang 45
Sidenreng Rappang 47
BAB I PENDAHULUAN
manusia yang diatur dalam Bab XXII Buku II Kitab Undang-Undang Hukum
merupakan milik orang lain dengan cara melawan hukum, dan untuk lebih
“ Barang siapa yang mengambil sesuatu barang yang sama sekali atau
Tindak pidana pencurian dalam bentuk pokok seperti yang diatur Pasal
362 KUHP terdiri dari unsur subjektif yaitu dengan maksud untuk menguasai
dari berbagai sisi yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat
berbeda satu dengan yang lain. Selain merupakan suatu hal yang sama
tersebut, di satu sisi kejahatan juga sulit dihilangkan dari muka bumi ini.
masih tetap abadi dan bahkan akan berkembang sesuai dengan kemajuan
kehidupan masyarakat yang tertib dan damai. Oleh karena itu usaha
berbunyi :
dan kehidupannya.”
hukum.”
seseorang untuk hidup layak dalam hal ekonomi, berhak untuk mendapat
fundamental.
4
Salah satu delik yang akhir-akhir ini sering terjadi dan sangat
Ke-2, Bab XXII mulai dari Pasal 362 sampai dengan Pasal 367, sedangkan
bentuk pokok dari kejahatan pencurian diatur dalam Pasal 362 KUHP.
dengan menggunakan alat-alat modern dengan pola yang lebih lihai. Hal
seperti ini dapat terlihat dimana-mana, dan cenderung luput dari jeratan
hukum.
barang, apakah itu barang mewah dan berharga maupun barang lainnya
yang memiliki nilai dari segi ekonomi. Demikian pula halnya di kabupaten
5
mulai dari alat yang masih tradisionil sampai pada alat modern seperti mesin
traktor.
Dengan makin meningkatnya tuntutan dan biaya hidup saat ini, maka
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut di atas dan untuk menghindari kajian
yang terlalu luas dan menyimpang dari objek penulisan ini, maka penulis
Sidenreng Rappang?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
pencurian barang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kriminologis
dari kata “crimen” yang berarti kejahatan atau penjahat dan “logos” yang
kejahatan atau penjahat. (Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, 2010 : 9).
aspek kepribadiannya.
penghukuman.
terjadinya kejahatan.
kemiskinan.
kejahatan.
pada Hukum pidana, yakni ilmu yang memiliki ruang lingkup yang lebih
pidana.
Pola prilaku jahat tidak diwariskan tetapi dipelajari melalui pergaulan yang
akrab. Tingkah laku jahat dipelajari dalam kelompok melalu intraksi dan
11
komunikasi, dan yang dapat di pelajari dalam kelompok adalah teknik untuk
2. Teori Anomi
perilaku yang baik, atau, lebih parah lagi, terhadap aturan-aturan yang
3. Teori Subkultur
lebih banyak terjadi pada laki-laki kelas bahwa dan mereka lebih
kelas menengah
caracara yang sah dalam mencapai tujuan budaya tetapi terdapat pula
aspirasinya.
4. Teori konflik
turk, Chambliss, R.B. Seidman, Quinney, K. Marx. Menurut teori konflik, suatu
2005: 99) dikatakan sebagai deviasi primer. Teori kontrol sosial memandang
setiap manusia merupakan makhluk yang memiliki moral yang murni. Oleh
kerena itu setiap orang memiliki kebebasan memilih berbuat sesuatu. Apakah
aturanaturan yang berlaku. Tindakan yang dipilih itu didasarkan pada ikatan-
6. Teori Label
dan Edwin Lemert. Teori ini muncul pada awal 1960-an untuk menjawab
B. Pengertian Kejahatan
seseorang belum tentu diakui oleh pihak lain sebagai suatu kejahatan
hukum (a crime from the legal point ofview). Batasan kejahatan dari
sudut pandang ini adalah setiap tingkah laku yang melanggar hukum
prohibitied by the criminal law. Contoh konkrit dalam hal ini adalah
16
jelek dilihat dari sudut pandang agama, adat istiadat, kesusilaan, dan
sosiologis.
penjahat.
masyarakt modem atau tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum
seterusnya.
nilai sosial dan atau perasaan hukum yang hidup dalam masyarakat
C. Kejahatan Pencurian
barang itu dengan melawan hak, dihukum, karena pencurian dengan hukum
900,-“
Pasal 362 KUHP ini merupakan bentuk pokok dari pencurian, dengan
kekuasaan pemiliknya. Tetapi hal ini tidak selalu demikian, hingga tidak perlu
yang berjudul menjadi setiap barang yang menjadi bagian dari kekayaan.
bagian dari harta benda seseorang. Dengan demikian barang itu harus
aliran listrik, diman aliran listrik termasuk pengertian barang yang dapat
pelaku sendiri. Barang tidak ada pemiliknya tidak dapat menjadi objek
pencurian.
20
barang itu tidak perlu terlaksana,cukup apa bila maksud itu ada. Maksud
memiliki barang bagi diri sendiri itu terwujud dalam berbagai jenis perbuatan
pemilik.
dengan hukum.
hukum.
sebagai berikut:
Kata pencurian berasal dari kata dasar yang mendapat awalan me- dan
akhiran -an.
lama lima tahun atau pidana denda paling banya sembilang ratus rupiah.”
22
2. Jenis-Jenis Pencurian
Pencurian termasuk kejahatan terhadap harta benda yang diatur dalam pasal
pemberatan.
ancaman kekerasan.
keluarga.
disebutkan lagi unsur tindak pidana atau delik pencurian akan tetapi
dan diatur oleh semua negara termasuk Indonesia. Jenis tindak pidana
23
harta kekayaan yang lain. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
sidang pengadilan.
1. Perbuatan mengambil
lain
suatu kejahatan.
yaitu :
sosial. Keadaan ini juga akan diikuti dengan perilaku menyimpang dari
akan bertentangan dengan harapan dalam tindakan individu lainnya. Hal ini
jika terjadi secara berkelanjutan maka tidak mungkin system yang dibangun
kondisi anomi.
hukumhukum masyarakat.
Kejahatan dapat timbul karena adanya dua macam faktor (B.Bosu : 1982),
yaitu :
1) Faktor pembawaan
penjahat minimal akan diwariskan oleh perbuatan orang tuanya, sebab buah
kejahatan. Dalam teori ilmu pendidikan dikatakan bahwa ketika seorang anak
2) Faktor lingkungan
kencing berdiri, maka murid pun akan kencing berdiri oleh karena itu
28
dilakukan sambil terus menerus mecari cara paling tepat dan efektif untuk
kriminal ini pun tidak terlepas dari kebijakan yang lebih luas, yaitu
dan mengarah pada tercapainya tujuan dari kebijakan social itu berupa
pencegahan (preventif).”
meliputi :
terjadinya penyimpangan-penyimpangan.
hukum rakyat.
1) Pre-Emtif
tersebut maka tidak adakn terjadi kajahatan. Jadi dalam usaha preentif
ini berasal dari teori NKK, yaitu; niat + kesempatan terjadi kejahatan.
menyala maka pengemudi itu akan berhenti dan mematuhi aturan lalu
31
lintas tersebut meskipun pada waktu itu tidak ada polisi yang berjaga.
Hal ini selalu terjadi dibanyak negara seperti singapura, sydney, kota
besar lainnya di dunia, jadi dalam upaya pre-entif faktor NIAT tidak
terjadi.
2) Preventif
serupa masih perlu dicegah entah dipihak pelaku yang sama atau
memberi efek jera kepada pelaku dan individu lain pun untuk berbuat
kejahatan”.
masyarakat itu ada. Kejahatan selalu akan ada seperti penyakit dan
menjadi tugas dari setiap kita, karena kita adaIah bagian dari
masyarakat.
tutup.
3) Represif
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
a. Data Primer
Yaitu keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung dari sumber
data atau melalui penelitian di lapangan dalam hal ini data yang diperoleh dari
b. Data Sekunder
ilmiah, artikel-artikel dan juga dari internet yang ada hubungannya dengan
masalah pencurian serta data yang diperoleh dari instansi atau lembaga
lain:
digunakan adalah:
maka penulis menetapkan teknik pengumpulan data primer yaitu dengan cara
Analisis :
P = f / n x 100
P = Persentase
37
f = Frekuensi
n = Jumlah Responden
38
BAB IV
traktor sudah menjadi salah satu tindak kriminal yang sering terjadi
Kabupaten Sidenreng Rappang yang terdiri dari data jumlah kasus yang
Tabel 1
1. 2009 41 21 8.61 %
2. 2010 46 23 10,58 %
3. 2011 31 23 7,13 %
4. 2012 35 19 6.65 %
signifikan. Jumlah kasus yang dilaporkan dan yang diselesaikan tidak jauh
berbeda sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Dalam hal ini penulis
kasus atau sekitar 10,58 %, pada tahun 2011 sebanyak 31 kasus yang
dilaporkan dan yang diselesaikan 23 kasus atau sekitar 7,13 %, pada tahun
atau hanya sekitar 6.65 %. Dapat dilihat dari data di atas bahwa empat tahun
terakhir antara jumlah kasus yang dilaporkan dan yang dapat diselesaikan
kata lain bahwa kasus yang diselesaikan tidak ada yang mencapai 30% dari
terselesaikan, diantaranya:
Sidenreng Rappang..
Tabel 2
Tahun 2009-2012
1. 14-19 5 25%
2. 20-29 6 30%
3. 30-40 7 35%
4. >41 2 10%
Jumlah 20 100%
pencurian mesin traktor adalah pelaku yang berumur antara 30-40 tahun,
yaitu sebanyak 35% dari jumlah responden. Hal ini disebabkan karena pada
usia yang demikian itu pemikiran masih banyak dipengaruhi oleh lingkungan,
antara 14-19 tahun sebanyak 5 orang atau sekitar 25% dan usia 20-29 tahun
sebanyak 6 orang serta usia 41 tahun keatas hanya 2 orang atau hanya 10%
Sehubungan dengan usia pelaku, manusia sejak kecil hingga lanjut usia
perkembangannya masing-masing.
umur. Apabila keduanya itu seimbang maka tidak akan terjadi sesuatu yang
negatif, begitu pula sebaliknya jika keseimbangan itu tidak dapat dikendalikan
maka pada saat itulah akan terjadi penyimpangan karena keinginan tidak
sulit terpenuhi. Usia yang masih muda apabila keinginannya tidak terpenuhi
pencurian. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian penulis dimana kebanyakan
beberapa faktor. Selama di dalam masyarakat itu ada sesuatu yang dihargai
Teori yang berasumsi bahwa kelas sosial dan tingkah laku kriminal saling
untuk mencapai tujuan tersebut seperti gaji tinggi, bidang usaha yang maju
dengan pelaku pencurian mesin traktor serta para penyidik pencurian mesin
traktor tersebut. Dan menurut hasil wawancara yang saya dapat faktor pelaku
pencurian.
45
pencurian. Para pelaku sering kali tidak mempunyai pekerjaan yang tetap,
maupun pangan, atau ada sanak keluarganya yang sedang sakit, maka
sering lupa diri dan akan melakukan apa saja demi memenuhi kebutuhan
Sidenreng Rappang.
Tabel 3
3 Tidak bekerja 8 40 %
(menganggur)
Jumlah 20 100%
sebagai pekerja tetap sebanyak 5 orang atau sekitar 25% dari jumlah
responden, bekerja paruh waktu, dalam hal ini tidak memiliki pekerjaan tetap
orang atau sekitar 35%, sedangkan pelaku yang paling banyak jumlahnya
orang atau 40% dari jumlah responden. Ini bearti bahwa pelaku pencurian
alasan untuk memperoleh nilai uang dari hasil barang curiannya dengan cara
Salah seorang narapidana yang dulunya bertani di ladang milik orang lain.
Setelah kehilangan pekerjaan dan ia yang hanya lulusan Sekolah Dasar tidak
pelaku rata-rata hanya tamat sekolah dasar. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4
1. SD 13 65%
2. SMP 4 20%
3. SMU 3 15%
4. PT - -
Jumlah 20 100%
2013
sebanyak 13 orang atau 65% yang tamat Sekolah Dasar, yang berpendidikan
berpendidikan SMU sebanyak 3 orang atau 15%. Hal ini menunjukkan bahwa
dan bersikap rendah diri serta kurang kreatif, kuramg keterampiulan sehingga
mungkin banyak permasalahan yang akan muncul, oleh karena itu penulis
batasi seperti pendidikan yang kurang berhasil adalah dari pelaku yang
pelaku yang sama sekali tidak memiliki pekerjaan atau menganggur.. Hal itu
tingkah laku kejahatan karena faktor pendidikan ini penulis anggap penting
mengatakan bahwa sebagian besar pelaku pencurian mesin traktor yang ada
dimana orang tersebut berada, pada pergaulan yang diikuti dengan peniruan
memperhatikan sifat, watak, serta kepribadian seseorang. Hal ini dapat dilihat
Umum yang menjadi pelaku pencurian mesin traktor. Oleh karena faktor
beberapa pihak yaitu pelaku pencurian, korban pencurian, dalam hal ini
51
petani sebagai pemilik mesin traktor yang penulis temui di beberapa tempat
Tabel 5
1. Kemiskinan 17 56,6%
3 pendidikan 5 16,6 %
Pengaruh lingkungan
Jumlah 30 100%
pekerja tetap sebanyak 5 orang atau sekitar 25% dari jumlah responden,
bekerja paruh waktu, dalam hal ini tidak memiliki pekerjaan tetap atau
atau sekitar 35%, sedangkan pelaku yang paling banyak jumlahnya adalah
52
atau 40% dari jumlah responden. Ini bearti bahwa pelaku pencurian mesin
memperoleh nilai uang dari hasil barang curiannya dengan cara menjual
barang tersebut.
Sidenreng Rappang
dilakukan sambil terus-menerus mencari cara yang paling tepat dan efektif
53
bertumpu pada upaya merubah sikap manusia disamping terus merubah pula
bermasyarakat dengan manusia lainnya. Hal ini disebabkan karena kultur dan
mungkin tidak bisa dilakukan secara keseluruhan, sebab selama masih ada
berbeda, maka selama itu pula masih ada kejahatan pencurian, kapanpun
dan dimanapun.
terhadap perannya selaku penegak hukum, oleh sebab itu polisi akan selalu
menentukan titik pusat kegiatan serta arah operasi khususnya bagi aparat
a. Upaya Preventif
misalnya diaktifkan karang taruna, remaja mesjid, olah raga dan lain
sebagainya.
turut memegang peranan penting agar hasil dan tujuan yang diharapkan
dapat tercapai baik secara langsung maupun tidak langsung dan turut
traktor yang dilakukan oleh pihak kepolisian antara lain sebagai berikut:
b. Upaya Represif
57
pencurian mesin traktor atau warga masyarakat yang melanggar hukum dan
lagi, dan kalau perlu harus diberikan sanksi hukum yang berat supaya pelaku
terbukti bersalah kemudian divonis oleh hakim, maka untuk menjalani masa
dan lain-lain.
BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
yaitu suatu upaya untuk mengadakan hubungan yang bersifat negatif menjadi
sifat positif agar usaha-usaha tersebut tidaklah lagi menjadi gangguan dalam
masyarakat. Selain itu, hal ini juga sekiranya tidak terlepas dari upaya represif
4.2. Saran
berikut
yang rawan tindak kejahatan, yang mana hal ini menjadi penyebab
Rappang.
DAFTAR PUSTAKA
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, 2010, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara,
Jakarta.
Solahuddin, 2008, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Acara Pidana & Perdata,
Visimedia, Jakarta.
62