Anda di halaman 1dari 9

Nama : Adelia Ramadhani

Npm : 1841040329

Jurusan/kls : BKI/E

Semester :5

Mata Kuliah : Psikologi Abnormal

UTS

SOAL ANALISA KASUS.

1. Selama 2 minggu, Nona Maria tidak pernah meninggalkan rumah dan tidak ingin
bertemu siapapun. Suaminya yang pergi belanja karena punggungnya sakit. Bila
anaknya pergi kesekolah, dia duduk didepan TV, walau tidak begitu berminat. Dia
tidak lagi merawat tanaman yang biasa dilakukannya. Dia mengatakan suaminya
putus asa atas kemalasan dan kurang mampu mengendalikan diri sehingga mereka
sering bertengkar.

Dia merasa tidak mampu memenuhi harapan suaminya dan dia pikir suaminya
menginginkan perceraian. Dia telah kehilangan semua kepercayaan diri dan merasa
bahwa segala sesuatu tidak akan menjadi lebih baik karena dasarnya dia merasa tidak
berguna. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi pada dirinya, karena dia tidak
pernah seperti ini sebelumnya.

TUGAS : JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH :

1. Tentukan jenis gangguan yang diderita oleh Nona Maria?


Menurut saya Maria mengalami gangguan depresi mayor
2. Sebutkan point-point/simptom pendukung jenis gangguan yang diderita Nona
Maria?
Salah satu simtom minimal adalah
a. mood depresif atau
b. hilangnya minat atau kesenangan
Simtom-simtomnya adalah :
 Mood depresif sepanjang hari, hampir setiap hari.
 Hilangnya minat atau kesenangan pada semua aktivitas harian..
 Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.
 Perasaan tidak berdaya atau bersalah yang berlebihan atau tidak
sesuai.
 Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi atau
keragu- raguan hampir setiap hari.
3. Sebutkan perspektif teori, gangguan yang diderita oleh Nona Maria?
 Teori Humanistik
Menurut teori humanistik, seseorang menjadi depresi ketika ia tidak dapat
menemukan makna dalam hidup mereka, dan tidak dapat membuat pilihan
untuk pemenuhan diri dan aktualisasi diri. Sehingga ia menganggap dunia
sebagai tempat yang menjemukan, dan perasaan bersalah karena tidak bisa
menemukan dan menggali potensi terbaik yang dimiliki.
Teori humanistik fokus pada hilangnya self esteem saat seseorang
kehilangan orang yang dekat atau orang yang berarti baginya, atau juga
pekerjaannya. Jika identitas peran ini hilang, maka arah tujuan orang tersebut
juga akan hilang. Hal ini yang akan memunculkan depresi.
 Teori Psikodinamika
Teori psikodinamika klasik mengenai depresi dari Freud (1917-1957) dan
para
pengikutnya (misalnya Abraham, 1916/1948) meyakini bahwa depresi
mewakili
kemarahan yang diarahkan ke dalam diri sendiri dan bukan terhadap orang-
orang
yang dikasihi. Rasa marah dapat diarahkan kepada self setelah mengalami
kehilangan yang sebenarnya atau ancaman kehilangan dari orang-orang yang
dianggap penting (Nevid dkk, 2005). Freud mengemukakan hipotesis bahwa
setelah kehilangan seseorang yang dicintai, apakah kematian atau, yang paling
umum terjadi pada anak-anak, perpisahan atau berkurangnya kasih sayang,
orang yang bersangkutan pertama meleburkan dirinya dengan orang yang
meninggalkannya; ia mengidentifikasi diri dengan orang yang
meninggalkannya,
mungkin sebagai upaya sia-sia untuk mengembalikan kehilangan tersebut.
Freud
berpendapat, secara tidak sadar kita menyimpan berbagai perasaan negatif
terhadap orang-orang yang kita cintai, orang yang bersangkutan kemudian
menjadi objek kebencian dan kemarahannya sendiri (Davison dkk., 2006)
Menurut Freud, perasaan berduka atau berkabung yang normal adalah proses
yang sehat, karena dengan begitu orang bisa melepaskan diri secara psikologis
dari orang yang hilang dalam kehidupannya baik itu karena kematian,
perpisahan,
dan sebagainya. Rasa duka yang berlebihan dapat menimbulkan depresi. Hal
ini
terjadi jika seseorang mempunyai perasaan gabungan antara perasaan negatif
dan positif yang sangat kuat terhadap orang yang akan atau telah pergi dari
kehidupannya. Perasaan takut kehilangan tersebut dapat memunculkan
kemarahan yang teramat sangat pada orang yang meninggalkannya, lalu
menimbulkan rasa bersalah yang mencegah mereka mengarahkan kemarahan
tersebut. Kemarahan yang terarah kepada diri sendiri inilah yang nantinya
akan
menimbulkan depresi.
4. Sebutkan cara pencegahan gangguan tersebut?
Pencegahannya dengan cara :
 Merubah pola pikir positif serta dukungan dari orang-orang terdekat,
maka seharusnya anda punya kesempatan yang luas untuk dapat hidup
bermasyarakat dengan baik. Hindari kebiasaan menyendiri perbanyak
kegiatan yang berbau sosial.
 Dapat mengatur kesehatan mentalnya sendiri (self regulation model).
Satu hal yang jelas adalah mereka mempercayakan dukungan dari
orang terdekat. Saat mereka mengalami kekambuhan maka orang
terdekat akan memperingatkan sehingga mereka dapat melakukan
pencegahan agar tidak jatuh dalam kondisi parah.
 Yaitu kita dapat melakukan kegiatan agar sembuh secara bertahap
dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, menghabiskan
waktu dengan orang2 terkasih, menjauhi pemicu stres yang diketahui,
berlibur, istirahat sejenak dari pekerjaan, membuat daftar kegiatan
produktif yang dapat dilakukan dan menjalaninya satu-persatu
berusaha menghasilkan sesuatu melalui kreativitas ,fokus terhadap
sesuatu pekerjaan yang digemari.

5. Apa penyebab gangguan yang di alami oleh Nona Maria?


Penyebab yang mendasari depresi sulit dijelaskan karena sifat heterogen dan
multifaktorial dari penyakit yang berdasarkan pada kelompok gejala dari
etiologi yang berbeda termasuk genetika, lingkungan, psikologis, dan faktor
biologis.
1. Faktor Biologis.
a) Pengaruh Keluarga dan Genetik
Dalam kaitannya dengan gangguan mood adalah dalam studi keluarga, para
peneliti melihat adanya prevaliansi gangguan tertentu pada anggota-anggota
keluarga keluarga tingkat-pertama dari orang-orang yang diketahui memiliki
gangguan. Dan mereka menemukan bahwa angka anggota keluarga yang
memiliki gangguan suasana perasaan secara konsisten dua sampai tiga kali
lebih tinggi dibanding anggota keluarga kelompok kontrol yang tidak
memiliki gangguan perasaan. Namun, perlu diketahui bahwa jika salah satu di
antara pasangan memiliki gangguan unipolar, maka kemungkinan pasangan
kembar nya untuk memiliki gangguan bipolar yang sangat tipis atau sama
sekali tidak ada.Dan tingkat keparahan mungkin juga terkait dengan
banyaknya concordance (sejauhmana sesuatu dimiliki bersama)
b) Sistem Neurotransmiter
Gangguan suasana perasaan telah menjadi subjek studi neurobiologist yang
lebih intens. Penelitian mengimplikasikan pada tingkat serotonin yang rendah
dalam etiologi gangguan suasana perasaan. Hal ini dikarenakan, fungsiprimer
serotonin adalah mengatur reaksi-reaksi emosional pada manusia. Dalam
hipotesis “permisif” penelitian ini mengatakan bahwa ketika tingkat serotonin
rendah, neurotransmitter lainnya diizinkan (mood irregularities ),termasuk
depresi. Anjloknya norepineferin akan menjadi salah satu akibat terjadinya
gangguan mood.
c) Ritme Tidur dan Sirkadian

Gangguan mood yang dialami oleh seseorang ini umumnya dapat diliha
tdari pertambahan jam tidur yang semakin meningkat. Dan dalam beberapa
tahun telah diketahui bahwa gangguan tidur merupakan salah satu pertanda
bagi kebanyakan gangguan perasaan. Hal ini terjadi karena, pada orang-orang
yang mengalami depresi hanya ada waktu yang lebih pendek secara signifikan
sepelum repid eye movement (REM) sleep dimulai. REM sleep atau non-
REM sleep. Pada saat seseorang tetidur, mereka akan melalui beberapa
subtahapantidur yang secara progresif menjadi lebih nyenyak, di mana pada
saat itumereka mencapai tingkat istirahat yang sesungguhnya. Pada
prosesnya,setelah 90 menit seseorang mulai mengalami REM sleep, di mana
otak terjagadan kita mulai bermimpi. Mata akan bergerak maju-mundur
dengan cepatdibalik kelopak mata, sehingga dinamai dengan repid eye
movement sleep. Danketika semakin larut, maka banyaknya REM sleep akan
semakain bertambah.Sedangkan, pada orang yang menderita depresi akan
kehilangan tidurgelombang-lambat mereka.Selain memasuki periode REM
sleep yang jumlah yang jauh lebih cepat,orang dengan depresi ini akan
mengalami aktvitas REM yang lebih intens. Takhanya itu, tahapan tidur yang
paling nyenyak hanya berlangsung pendek ataubahkan tidak terjadi sama
sekali. Karena ada beberapa karakteristik tidurhanya terjadi pada saat
seseorang sedang mengalami depresi dan tidakterjadi pada saat lainnya.

d) Aktivitas Gelombang Otak


Ada beberapa indicator yang dapat dilihat dari aktivitas gelombang otak yang
menunjukkan adanya kerentanan biologis seseorang terhadap depresi. Hal ini
ditunjukkan oleh aktivitas gelombang otak yang didemonstrasikan oleh
peneliti bahwa para penderita depresi menunjukkan aktivasi lebih besar pada
anterior sebelah kanan (dan lebih kecil pada aktivasi sebelah kiri) dibandin
gorang-orang yang tidak mengalami depresi (Durand, 2006: 295-299).

2. Faktor Psikologis

Dalam mengulas kontribusi genetic terhadap penyebab depresi


dapatdinyatakan bahwa 60%-80% penyebab depresi dapat diatribusikan
padapengalaman-penagalaman psikologis. Selain itu pengalaman itu bersifat
unikuntuk masing-masing individu.

a). Peristiwa Kehidupan yang Stressful

Peristiwa hidup yang penuh dengan tekanan seperti kehilangan orang-


orang yang dicintai, putusnuya hubungan romantic, lamanya hidup
menganggur,sakit fisik, masalah dalam pernikahan dan hubungan, kesulitan
ekonomi, dan lain sebagainya ini dapat meningkatkan resiko berkembangnya
gangguan mood atau kambuhnya sebuah gangguan mood , terutama depresi
mayor. Dan pada orang-orang dengan depresi mayor ini sering kali kurang
memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah
interpersonal dengan teman,teman kerja atau supervisor.

b). Learned Helplessness


Learned helplessness merupakan kedaan diri yang selalu membuat
atribusibahwa mereka tidak memiliki kontrol atas stress dalam kehidupannya
(baiksesuai kenyataan maupun tidak).

c). Negative Cognitive Styles

Negative cognitive styles adalah kesalahan berfikir yang difokuskan secara


negative pada tiga hal, yaitu dirinya sendiri, dunia terdekatnya, dan masa
depannya. Di mana menurut Beck, penderita depresi memandang
yangterburuk dari segala hal. Bagi mereka, kemunduran terkecil
sekalipunmerupakan bencana besar.

3. Faktor Sosial dan Kultural

Sejumlah factor social cultural memberikan kontribusi pada onset atau


bertahannya deperesi. Faktor yang paling menonjol antara lain adalah
hubungan perkawinan, gender, dan dukungan social.

a). Hubungan Perkawinan

Maksudnya adalah hubungan perkawinan yang tidak memuaskan yang bisa


menyebabkan individu bisa mengalami gangguan perasaan seperti depresi.

b). Perbedaan Gender

Menurut Cyranowski, dkk (2000) Sumber perbedaan ini bersifat cultural,


karena peran jenis yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan di
masyarakat.Di mana laki-laki sangat di dorong mandiri, masterful, dan asertif,
sedangkan perempuan sebaliknya diharapkan lebih pasif, lebih sensitive
terhadap oranglain, dan mungkin lebih banyak bergantung pada orang lain.

c). Dukungan Sosial

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Johnson, Winett, dkk


(1999)tentang efek-efek dukungan social di dalam kesembuhan yang pesat
dariepisode manic maupun depresif pada pasien gangguan bipolar, mereka
menemukan hasil yang mengejutkan bahwa, jaringan pertemanan, dan
keluarga yang suportif secara social membantu terjadinya kesembuhan cepat
dari episode depresif, tetapi tidak pada episode manic. Dari hasil penelitian
inidan juga studi-studi prospektif yang dilakukan menguatkan tentang
pentingnya dukungan social (atau kekurangan dukungan social) dalam
memprediksi onset atau gejala-gejala depresi yang muncul kemudian
(Durand,2006: 303-308)

.
6. Sebutkan dan jelaskan jenis terapi yang cocok pada gangguan yang dialami
Nona Maria?

Terapi Psikologis Depresi


 Terapi Psikodinamika
Terapi psikoanalisis bertujuan untuk membantu orang yang depresi untuk
memahami perasaan mereka yang muncul karena rasa kehilangan yang
direpres dan kemarahan yang secara tidak sadar diarahkan ke dalam diri.
Dengan menggali perasaan-perasaan marah terhadap objek yang hilang ini,
mereka dapat mengarahkan rasa marah keluar dan bukan membiarkannya
menjadi lebih buruk dan mengarah ke dalam. Terapis psikodinamika pun
menggunakan metode-metode behavioral dalam membantu klien mencapai
keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk mengembangkan suatu jaringan
sosial yang lebih luas.
 Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah mengubah pola pikir klien yang negatif dengan asumsi-
asumsi positif tentang dirinya dan mengubah perilaku klien yang mendukung
pikiran-pikiran negatifnya. Teori ini berfokus membantu orang dengan
depresi, belajar untuk menyadari dan mengubah pola berpikir mereka yang
disfungsional. Orang yang depresi biasanya lebih fokus pada perasaan mereka
yang tidak menyenangkan. Terapi kognitif, sama seperti terapi perilaku,
melibatkan suatu bentuk terapi yang relatif singkat, biasanya 14 hingga 16
sesi mingguan .

 Terapi Behavioral
Terapi behavioral bertujuan untuk secara langsung memodifikasi perilaku.
Dalam pendekatan ini beranggapan bahwa perilaku depresi dapat dipelajari
dan dapat dihilangkan (unlearned).
 Pelatihan Keterampilan Sosial
Ciri utama orang dengan depresi yaitu adanya hendaya sosial dan tanggung
jawab secara individu maupun lingkungan, maka penanganan behavioral
memfokuskan untuk membantu pasien memperbaiki interaksi sosial. Dalam
terapi ini pun mencakup komponen kognitif, dimana klien diminta untuk tidak
terlalu keras dalam menilai performa mereka.

Anda mungkin juga menyukai