Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ayu Apriyanti

NIM : 7101417059
Prodi : P AKT 17
Matkul : Akuntansi Keuangan Menengah 2

Resume Buku Kieso


BAB 17 Investasi

Akuntansi aset keuangan


Aset keuangan adalah kas, investasi ekuitas dari perusahaan lain, atau hak kontraktual
untuk menerima kas dari pihak lain. IASB mencatat bahwa nilai wajar dan pendekatan berbasis
biaya dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembaca laporan keuangan untuk aset
keuangan jenis tertentu dalam keadaan tertentu. IASB mewajibkan perusahaan
mengklasifikasikan aset keuangan dalam dua kategori – biaya perolehan dimortisasi dan nilai
wajar – tergantung pada keadaan.
Dasar pengukuran
Secara umum, IFRS menentukan pengukuran aset keuangan berdasarkan 2 kriteria, yaitu :
 Model bisnis perusahaan untuk mengelola aset keuangan; dan
 Karateristik arus kas kontraktual dari aset keuangan.
Jika perusahaan memiliki :
1. Model bisnis bertujuan untuk memiliki aset dalam rangka mengumpulkan arus kas
kontraktual.
2. Persyaratan kontraktual dari aset keuangan yang memberikan tanggal tertentu untuk arus kas
yang merupakan pembayaran pokok dan bunga atas jumlah pinjaman maka perusahaan harus
menggunakan biaya perolehan diamortisasi.
Investasi ekuitas dicatat dan dilaporkan pada nilai wajar. Investasi ekuitas tidak memiliki bunga
tetap atau daftar pembayaran pokok sehingga tidak dapat dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi atau perusahaan mencatat investasi berdasarkan jenis efek.
Bagian 1 – investasi utang
Investasi utang ditandai dengan pembayaran kontraktual pada tanggal tertentu dari
pokok dan bunga atas jumlah pokok terutang. Biaya perolehan diamortisasi adalah jumlah
pengakuan awal dari investasi dikurangi dengan pengurangan dari tidak tertagih. Nilai wajar
adalah jumlah dimana aset dapat ditukar antara pihak yang berpengetahuan dalam transaksi yang
wajar.
Investasi utang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Jika perusahaan melakukan
investasi dalam obligasi, maka akan menerima kas kontraktual dari bunga selama umur obligasi
dan pembayaran pokok pada saat jatuh tempo. Perusahaan harus mengamortisasi premi atau
diskonto dengan menggunakan metode bunga efektif. Perusahaan menggunakan metode ini
untuk investasi obligasi dengan cara yang sama dengan utang obligasi.
Dalam beberapa kasus, investasi dikelola dan dievaluasi berdasarkan dokumentasi
majanemen resiko berdasarkan informasi nilai wajar. Misal perusahaan memiliki investasi utang
dengan tujuan menjualnya dalam waktu singkat. Hal ini disebut juga investasi perdangan karena
perusahaan sering membeli dan menjual investasi untuk menghasilkan keuntungan dalam jangka
pendek dari selisih harga.

Bagian 2 – investasi ekuitas


Investasi ekuitas merupakan hak kepemilikan, seperti saham biasa, saham preferen, atau
saham modal lainnya. Tingkat dimana salah satu perusahaan (investor) memperoleh hak dalam
saham perusahaan lain umumnya menentukan perlakua akuntansi untuk investasi setelah akuisisi.
Klasifikasi investasitersebut tergantung pada presentasehak suara investee yang dipegang
investor:
1. Kepemilikan kurang dari 20 % (metode nilai wajar) – investor memiliki hak pasif
2. Kepemilikan antara 20% dan 50% ( metode ekuitas) – investor memiliki pengaruh
signifikan
3. Kepemilikan lebih dari 50% (laporan konsolidasian) – investor memiliki kepengtingan
pengendali.
Investasi pada nilai wajar
Perusahaan mmiliki efek untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan harga. Seperti
halnya investasi obligasi yang dimiliki untuk diperdagangkan, akuntansi umum dan aturan
pelaporan untuk investasi ini adalah untuk menilai efek pada nilai wajar dan mencatat
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas laba neto (metde nilai wajar). Investasi
ekuitas tidak diperdagagkan dicatat sebesar nilai wajar pada laporan posisi keuangan, dengan
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi akan dilaporkan dalam penghasilan
komphrehensif lainnya.
Metode ekuitas
Perusahaan investor dapat memiliki kepemilikan kurang dari 50% pada perusahan
investee sehingga tidak memiliki pengendlian secara hukum. Pertimbangan lain nya adlah
tingkat kepemilikan oleh investordaam kaitannya dengan konsentrasi kepemilikan saham
lainnya.untuk mencapai tingkt wajar dari keseragaman dalam penerapan kriteria “pengaruh
signifikan” profesi menyimpulkan bahw investasi dari 20% atau lebih dari hak suara investee
harus mengarah pada dugaan dengn tidak adanya bukti yang berkebalikan, investor memiliki
kemampuan untuk mempunyai pengaruh signifikan terhadap investee.
Konsolidasi
Jika salah satu perusahaan mengakuisisi hak kepemilikan lebih dari 50% pada perusahaan lain
maka dikatakan memiliki kepentingn pengendali. Dalam hal tersebut, perusahaan investor
disebut sebagai entitas induk dan perusahaan investee sebagai entitas anak. Perusahaan
menyajikan investasi dalam saham biasa entitas anak untuk investasi jangka panjang pada
laporan keungan tersendiri dari entitas induk. Jika entitas induk memperlakukan entitas anak
sebagai investasi, maka entitas induk umumnya membut laporan keuangan konsolidasi. Lporan
tersebut memperlakukan entitas induk dan entitas anak sebagai satu entitas ekonomik.

Bagian 3 – Isu- Isu Pelaporan Lainnya


Isu isu yang terkait dengan akuntansi untuk investasi adalah sebagai berikut :
1. Penurunan nilai
2. Pengalihan antarkategori
3. Kontroversi nilai wajar

Penurunan Nilai
Perusahaan harus mengevaluasi setiap investasi yang dimiliki untuk ditagih pada setiap
tanggal pelaporan untuk menentukan apakah investasi tersebut telah mengaalami penurunan nilai
– kerugian nilai pada nilai wajar investasi dibawah nilai tercatat. Misalnya investee mengalami
kebangkrutan yang signifikan, investor dapat mengalami kerugian permanen. Jika perusahaan
menentukan investasi mengalami penurunan nilai, perusahaan menurunkan atas dasar biaya
perolehan dimortisasi dari masing-masing efek untuk mencerminkan kerugian nilai.
Pengalihan Kategori
Perusahaan mencatat pengalihan nilai antar klasifikasi secara prospektif pada
awalperiode akuntansi setelah adanya perubahan model bisnis. Asumsikan bahwa GBR
memilikiportofolio investasi utang yang diklasifikasikan sebagai utang diperdagangkan (trading)
yaituinvestasi utang yang tidak memiliki untuk ditagih tetapi dikelola untuk mendapat
keuntungandari perubahan suku bunga sehingga mengakibatkan mencatat investasi sebesar nilai
wajar.
Kontroversi Nilai Wajar
Pelaporan investasi adalah sesuatu yang kontrovesial. Beberapa pihak lebih menykai
pendekatan yang mencerminkan model atribut campuran berdasarkan pada modelatribut
campuran berdasarkan pada model bisnis perusahaan untuk mengelola investasi dan jenis efek.
Dalam model ini, beberapa investasi utang dihitung pada biya perolehan diamortisasi dan lainnya
pada nilai wajar. Pihak lainnya mendukung pengukuran nilai wajar untuk samua aset keuangan,
dengan keuntungan /kerugian dicatat sebagia laba.
Pengukuran berdasarkan model bisnis
Perusahaan menilai investasi utang pada nilai wajar/ biaya perolhn diamortisasi
tergantung pada model bisnis untuk pengelola. Dalam hal ini, klasifikasi dimiliki untuk ditagih
bergantung pada rencana manajemen, yang berubah. Dengan kata lain, klasifikasi bersifat
subjektif, yang mengakibatkan klasifikasi yang bersifat arbitrer dan tidak dapat dibandingkan.
Keuntungan perdagangan
Investasi utang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk ditagih akan dilaporkan pada
biaya perolehan diamortisasi;keuntungan dan kerugian yang belum direalisasikan pada investasi
ini tidak diakui sebagai laba rugi. Dalam keuntungan perdagangan , perusahaan menjual
“pemenang” yang dimiliki dan melaporkan keuntungan dalam laba rugi, dan menyimpan yang
bukan pemenang. Dari pernyataan salah satu anggota IASB dapat diartikan, akuntansi ilai wajar
akan memberikan lebih banyak informasi yang tepat waktu terhdap investas tersebut pada saat
pasar lebih membutuhkannya.
Liabilitas yang tidak dinilai dengan wajar
Dengan mengakui perubahan nilai hanya pada satu sisi dari laporan posisi keuangan (sisi
aset), tingkat yolatilitas yang tertinggi dapat terjadi dapat terjadi pada jumlah laba rugi dan
ekuitas. Lebih lanjut lembaga keuangan terlibat dalam manajemen aset dan liabilitas(manajemen
aset). Melihat hanya pada satu sisi dapat mengarahkan manajer untuk mengambil keputusan
yang tidak ekonomis yang disebabkan oleh akuntansi.
Nilai wajar – komentar akhir
IASB (dan FASB) percaya bahwa informasi nilai wajar untuk aset keuangan dan liabilitas
keuangan memberikan informasi yang lebih berguna dan relevan dibandingkan dengan berbasis
biaya. Berdasarkan IFRS 9 yang baru diterbitkan, perusahaan harus melaporkan nilai wajar pada
berbagai jenis aset keuangan dibandingkan dengan standar sebelumnya pada bidang ini. Namun
pengecualian diperbolehkan untuk beberapa investasi utang.

Anda mungkin juga menyukai