LP TN.S Dengan Retensi Urin
LP TN.S Dengan Retensi Urin
K DI RUANGAN
IGD DR.R SOEHARSONO BANJARMASIN
NAMA : JUWANTO
NIM : 11409719019
PEMBIMBING AKADEMIK :
BANJARMASIN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
DENGAN GANGGUAN RETENSI URIN DI RUANGAN IDG DR.R.SOEHARSONO
BANJARMASIN, TELAH DISETUJUI OLEH PEMBIMBING AKADEMIK.
C. Etiologi
Penyebab dari retensi urine antara lain diabetes, pembesaran kelenjar
prostat,kelainan uretra ( tumor, infeksi, kalkulus), trauma, melahirkan
atau gangguan kelainan uretra ( tumor, infeksi, kalkulus), trauma,
melahirkan atau gangguan persyarafan ( stroke, cidera tulang belakang,
multiple sclerosis dan parkinson). .Beberapa pengobatan dapat
menyebabkan retensi urine baik dengan menghambat kontraksi kandung
kemih atau peningkatan resistensikontraksi kandung kemih atau peningkatan
resistensi kandung kemih.
D. Manifestasi
Pasien retensi urine tidak dapat mengosongkan kandung kemih dengan
tuntas. Berkemih terus-menerus atau inkontinensia dapat terjadi, dengan 25
hingga 50mL urine dikeluarkan pada interval sering. Pengkajian
menunjukkan kandung kemih distensi dan tampak tegas yang dapat
bergeser kegaris tengah. Perkusi pada abdomen bawah menunjukkan bunyi
tumpul, yang mencerminkan adanya cairan dalam kandung kemih.
Retensi urine berat yang mengakibatkan distensi kandung kemih merusak
kemampuan sambungan vesiko-ureter untuk mencegah aliran balik urine
kedalam ureter.Refluks urine dari kandung kemih yang distensi menimbulkan
distensi ureter (hydroureter) dan ginjal (Hidronefrosis).Hidronefrosis merusak
fungsi ginjal dan dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
E. Patofisiologi
Obstruksi mekanis saluran kemih atau masalah fungsional kandung
kemihdapat menyebabkan retensi urin.Hipertrofi prostat jinak (benign
prostatic hypertrophy, BPH) adalah penyebab yang sering terjadi; kesulitan
memulai dan mempertahankan aliran urine merupakan keluhan yang sering
muncul pada pria yang mengalami BPH.Impaksi vekal dapat menjadi faktor
penyebab retensi urine, khususnya pada lansia atau pasien yang
immobilisasi,inflamasi akut akibat infeksi atau trauma kandung kemih, uretra,
atau jaringan periniumjuga dapat mengganggu mikturisi. Jaringan parut akiba
ISK berulang dapat menyebabkan struktur uretra dan obstruksi mekanis.batu
kandung kemih juga dapat menyumbat lubang uretra dan kandung kemih.
Pembedahan, khususnya pembedahan abdomen atau panggul, dapat
mengganggu otot detrusor, menyebabkan retensi urin. Obat juga dapat
mengganggu fungsi otot detrusor. Medikasi antikolinergik seperti
atropine,glikopirolat (Robinul), Propantelin bromide (Pro Banthine),
Skopolamin hidroklorida (Transderm-Scop), dan obat lain dapat
menyebabkan retensi urine akut dan distensi kandung kemih. Banyak
kelompok obat lain mempunyai efek kolinergik dan dapat menyebabkan
retensi urine. Obat-obatan ini diantaranya agen anti ansietas seperti
diazepam (Valium), obat anti depresan dan trisiklik seperti imipramine
(Trofanil), obat antiparkinsonian, agen antipsikosis, dan beberapa obat
sedative/hipnotik.Selain itu, antihistamin yang umum terdapat di obat batuk
bebas, pilek, alergi, dan peningkat tidur mempunyai antikolinergik dan dapat
mengganggu pengosongan kandung kemih.
Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine
adalah sebagai berikut :
1.Pemeriksaan specimen urine.
2.Pengambilan: steril, random, midstream.
3.Pengambilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, KEton, Nitrit.
4.Sistoskopy, IVP
Tabel Urinalitas
G. Penatalaksanaan
1. Kateterisasi
2. Dilatasi Urethra dengan boudy
3. Drainase suprapubic
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama, Umur, Jenis kelamin, agama, suku, bangsa, pekerjaan,
pendidikan, status perkawinan, alamat, tanggal masuk Rumah Sakit.
2. Keluhan utama
Biasanya klien merasakan rasa tidak enak pada uretra kemudian di ikuti
nyeri ketika berkemih atau nyeri saat kencing.
3. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan penyebab terjadinya infeksi, bagaimana gambaran rasa nyeri,
daerah mana yang sakit, apakah menjalar atau tidak, ukur skala nyeri,
dan kapan keluhan dirasakan.
4. Riwayat penyakit dulu
Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit parah sebelumnya
5. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit yang
sama dengan klien
Pengumpulan Data
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Tidak bisa tidur/istirahat dengan tenang jika rasa
nyeri timbul
Tanda : Gelisah
2. Eliminasi
Gejala : Penrunan dorongan aliran urine, keragu-raguan pada
awal berkemih, kandung kemih terasa pnuh, tidak dapat erkemih kecuali
dngan cara mengejan, urin keluar sedikt-sedikit.
Tanda : disensi vesika urinaria, pengeuaran urin < 1500
ml/hari, pengeluaran urin sedikit , nampak pemasangan kateter.
3. Makanan/ cairan
Gejala : klien mengeluh tidak nafsu makan , klien mengluh
mual muntah
4. Tanda : penurunan BB < porsi makan tidak dihabiskan
Seksualitas
Gejala : penurunan kemampuan dalam melakukan hubungan
seksual.
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala : klin mengeluh nyeri saatberkemih
Tanda : ekspresi wajah nampak meringis dan tampak
memegang area yang sakit.
6. Integritas ego
Gejala : klien megeluh mengenai penyakitnya
Tanda : klien tampak gelisah
Pengelompokan Data
Data subjektif :
1. Klien mengeluh tidak bisa tidurr dan istirahat
2. Klien mengeluh berkemih dengan cara mengejan
3. Klien mengeluhkan keragu-raguan pada saat berkemih
4. Klien mengeluhkan kandung kemih nya terasa penuh
5. Klien menglh urinnya keluar sedikit-sedikit
6. Klien mengeluhkan tidak nafsu makan
7. Klien mengeluh mual dan muntah
8. Klien mengeluhkan penurunan kemampuan dalam melakukan hubungan
seksual
9. Klien mengeluh nyeri pada saat berkemih
10. Klien mengeluh khawatir dengan penyakitnnya
Data Objektif
1. Gelisah
2. Distensi vesika urinaria
3. Pengeluaran urin < 1500 ml/hari
4. Penurunan BB , orsi makan tamak tidak di habiskan
5. Ekspresi wajah meringis saat nyeri timbul
6. Nyeri tekan daerah suprapubic
7. Distensi abdomen
8. Tampak engeluran urin sedikit
9. Tampak memegaang area yang sakit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d agen cidera biologis,
2. Gangguan eliminasi urine b/d retensi urine.
C. Intervensi Keperawatan