Empati yaitu kemampuan mental yang bisa mengerti/memahami apa yang orang lain rasakan
dari segi emosional. Dalam istilah lain dapat diartikan seseorang merasa dirinya dalam keadaan,
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain, lalu bertindak untuk membantunya. Islam
sangat menganjurkan sikap empati, sebagaimana firman Allah;
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang baik.” (Q.S. an-Nisa/4: 8)
Dalam ayat ini menjelaskan jika ada kerabat, anak yatim dan orang miskin yang ikut
menyaksikan dalam pembagian warisan, maka diberi bagian sekedarnya sebagai tali kasih/rasa
kepedulian. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya seperti satu bangunan yang tersusun rapi,
sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.”
Hadits diatas secara tidak langsung, mengajarkan kepada kita untuk bisa merasakan apa yang
dirasakan mukmin yg lain. Apabila mukmin yang lain sakit,kita pun merasa sakit dan apabila ia
gembira kita pun merasa demikian.
Begitu besar jasa kedua orang tua yang diberikan kepada kita dan sebagai anak pun tidak akan
mampu menghitungnya. Sebagai contoh kebaikan orangtua kita yaitu ketika ibu mengandung
kita dgn susah payah dan melahirkan dgn mempertaruhkan nyawanya, menyusui selama 2
tahun dgn penuh kasih sayang, rela terjaga di malam hari karena tangisan si anak atau
kebutuhan lainnya. Ibu dan ayah juga membekali kita dengan pendidikan serta bekerja keras
untuk memenuhi keperluan keluarga. Nah karena itu, kita sebagai anak wajib untuk
menghormati dan berbuat baik kepada kedua orangtua.
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah
selain Allah, dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan
tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil
dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.
Pada penggalan ayat Allah menegaskan bahwa kita harus berbuat baik nggih...
dan jangan sekali-kali kita buat orang tua kita kecewa dan menangis karena perbuatan kita
yg tidak diinginkannya.
Perilaku menghormati kedua orang tua dapat dilakukan dengan cara :
1. Ketika orang tua masih hidup
Memperlakukan dengan sopan dan hormat
Membantu pekerjaannya
Mengikuti nasehatnya (jika baik)
Membahagiakan kedunya
Artinya : " Wahai tuhanku kasihilah mereka, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
waktu kecil " ( Q.s Al Isro : 24 )
C. Menghormati guru
Guru adalah sebagai pendidik yang menjadikan kita sebagai manusia yang beriman, mengerti
mana yang baik dan buruk, membentuk Budi pekerti luhur dan memberi kita berbagai ilmu
pengetahuan. Yang demikian itu kita bisa memperoleh derajat yang tinggi dihadapan Allah.
Sebagaimana firman Allah:
"niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Maka, kita sebagai murid parut bersyukur dengan kebaikan dan jasa yang guru berikan. Tak
hanya ituz kita juga bisa berbakti kepada guru dengan cara bersikap :
📚 Buatlah contoh perilaku empati, menghormati kedua orang tua/birrul walidain dan
menghormati guru dalam kehidupan sehari-hari.
#keephamasahsholihah