6. Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri.
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi- kondisi umum yang merupakan syarat bagi
timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu: (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-
terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang perlu
diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses
pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam
pengujian hipotesis,
Proses inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap
masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.
2. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis
ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan
merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.
3. Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa,
terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan
mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data,
menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari :
melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend,
sekuensi, dan keteraturan.
4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna
hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan
5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi
Strategi dan desain pembelajaran pada kurikulum KTSP
A. Pembelajaran Langsung
Pendekatan pembelajaran ini bertujuan mengembangkan penguasaan
pengetahuan/ketrampilan melalui penyajian langsung oleh guru. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dengan langkah-langkah kegiatan guru sebagai berikut:
B. Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan pembelajaran ini bertujuan mengkaitkan materi ajar dengan situasi dunia nyata yang
dikenal siswa. Kegiatan pembelajaran melibatkan kegiatan-kegiatan guru sebagai berikut:
1. Kegiatan memfasilitasi;
2. Kegiatan mendorong penyelidikan (inquiry);
3. Kegiatan merangsang bertanya;
4. Kegiatan membentuk komunitas belajar (learning community);
5. Kegiatan pemodelan;
6. Kegiatan mendorong refleksi;
7. Kegiatan penilaian otentik.
D. Pembelajaran Kooperatif
Pendekatan pembelajaran ini memanfaatkan kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja
bersama untuk mencapai sasaran belajar, dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses
belajar satu sama lain. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan teknik-teknik antara lain
sebagai berikut:
1. Teknik Sebaran Prestasi (Student Teams-Achievement Division): Siswa berkelompok
mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang,
yang terdiri dari seorang berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan
sisanya berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, guru memberi
kunci jawaban soal dan meminta diminta memeriksa hasil kerja. Kemudian guru
mengadakan ulangan/kuis.
2. Teknik Susun Gabung (Jigsaw): Dalam kelompok, tiap-tiap siswa mempelajari satu
bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua anggota
kelompok. Kemudian guru mengadakan ulangan/kuis.
3. Teknik Penyelidikan Berkelompok (Group Investigation): Tiap-tiap kelompok
mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada
semua siswa di kelas.
4. Teknik Cari Pasangan: Tiap siswa di kelas memperoleh 1 lembar kartu. Tiap kartu berisi
1 bagian materi pelajaran. Kemudian mereka harus mencari siswa-siswa pemegang kartu
yang isinya berkaitan dengan isi kartunya. Para siswa yang isi kartunya berkaitan lalu
berkelompok dan mendiskusikan keseluruhan materi.
5. Teknik Tukar Pasangan: Siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar
kerja. Kemudian mereka berganti pasangan kelompok, dan mendiskusikan hasil kerja dari
kelompok semula.
E. Strategi Pembelajaran Terbaik
Strategi pembelajaran yang terbaik adalah mengurangi pendekatan pembelajaran langsung, dan
meningkatkan penggunaan pendekatan-pendekatan pembelajaran kontekstual, berbasis masalah,
dan kooperatif. Kiat-kiat menerapkan strategi tersebut disarankan sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran kontekstual paling baik digunakan untuk mengajar materi baru.
Dilaksanakan dengan cara melibatkan kegiatan penyelidikan, bertanya, membangun
komunitas belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik.
2. Pendekatan pembelajaran langsung dimodifikasi, yaitu dengan melibatkan partisipasi dan
inisiatif siswa. Hal ini paling baik digunakan untuk mengajar materi lanjutan (bukan
materi baru).
3. Pendekatan berbasis masalah paling baik digunakan untuk latihan penerapan
pengetahuan/ketrampilan. Dilaksanakan dengan 5 langkah: persiapan, orientasi,
eksplorasi, negosiasi, dan integrasi.
4. Pendekatan kooperatif paling baik digunakan untuk membuat variasi kegiatan
pembelajaran di kelas. Dilaksanakan dengan pola: I-I-K1-I-I-K2-I-I-K3-I-I-K4-I-I-K5-I-
I-K1-I-I-K2-I-I-K3-I-I-K4-I-I-K5-I-I-K1-... dst.
5. Pendekatan pembelajaran langsung paling baik digunakan untuk menyiapkan siswa
menghadapi ulangan tengah semester/akhir semester/kenaikan kelas atau ujian.
Strategi dan desain pembelajaran pada kurikulum Nasional
1. Model Pembelajaran Penyingkapan (penemuan dan pencarian/penelitian)
Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik
secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan
sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada
permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsepHigh Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan
dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt).
Model pembelajaran PJBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata dalam
kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas atau
permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam
upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011).
Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan
kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas
yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).
Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:
a. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
b. Mendesain perencanaan proyek;
c. Menyusun jadwal (Create a Schedule);
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project);
e. Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
f. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
4. Di samping tiga model pembelajaran di atas, di SMK dapat digunakan model Production Based
Training (PBT) untuk mendukung pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran
pengembangan produk kreatif.
Strategi dan desain pembelajaran pada kurikulum Nasional