Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepak bola merupakan permainan beregu (tim) yang dimainkan oleh dua
tim, dimana masing-masing tim terdiri dari 11 pemain inti yang bermain
dilapangan. Sepak bola dimainkan diatas lapangan yang berbentuk persegi
panjang dengan permukaan rumput yang rata, dan memiliki panjang 100-110
meter dengan lebar 65-74 meter. Tujuan utama dari permainan sepak bola adalah
mencetak gol sebanyak mungkin ke gawang lawan. Tim yang paling banyak
mencetak gol pada akhir pertandingan adalah pemenangnya. Di dalam sepak bola
waktu pertandingan adalah 2 x 45 menit, jika pertandingan masih berkedudukan
imbang atau sama kuat maka pertandingan akan dilanjutkan dengan babak
perpanjangan waktu maupun adu tendangan pinalti, tergantung dengan format
penyelenggaraan pertandingan atau kejuaraan. Peraturan pertandingan secara
umum diatur oleh induk organisasi sepak bola internasional FIFA. Dalam
permainan sepak bola hal yang tidak kalah penting adalah keterampilan gerak
dasar. Semakin menguasai teknik dasar maka semakin mudah dan baik pula
permainan dalam satu tim. Teknik dasar sepak bola, yaitu: Passing, dribble,
control, heading dan shooting. Di permainan sepak bola hampir seluruh teknik
tersebut digunakan dalam pertandingan. Dalam hal ini dribble sangat diperlukan
karena dalam permainan sepak bola karena ketika kita menguasai bola cara
tercepat untuk melewati lawan dan sampai di pertahanan lawan selain
mengumpan adalah menggiring bola. Dribble adalah suatu gerakan mendorong
bola yang selama dalam penguasaan posisi bola selalu dekat dengan kaki kita
sambil berlari untuk mencapai tujuan tertentu dalam permainan sepak bola.
Perkenaan kaki dalam dribble ada tiga, yaitu pada kaki bagian dalam, kaki bagian
luar dan punggung kaki. Dribble adalah salah satu keterampilan individu yang
harus dikuasai oleh setiap pemain sepak bola karena sangat erat hubungannya
dengan penguasaan bola dan permainan dilapangan. Dribble harus dapat

1
2

dilakukan baik untuk melewati lawan atau tanpa lawan. Dalam pelaksanaan teknik
dasar dribble kurang dikuasai dengan baik, hal ini dibuktikan dengan ditemukan
beberapa kesalahan yang sering dilakukan, antara lain: posisi badan kurang
condong kedepan, perkenaan kaki tidak pada bagian kaki yang tepat sehingga bola
bergulir tidak beraturan, perkenaan kaki dengan bola terlalu keras sehingga bola
bergulir terlalu jauh dari jangkauan.

Saat melaksanakan Magang kependidikan 3 di SD N Tunggusari 2


Surakarta, peserta didik terlihat masih mengalami kesulitan dalam menguasai
gerak dasar dribble sepak bola. Hal ini disebabkan saat pembelajaran, guru hanya
memberikan materi secara garis besar tanpa dijelaskan lebih rinci materi dribble
kepada peserta didik, lalu pendekatan pembelajaran yang digunakan sifatnya
individual dan tidak menggunakan variasi pembelajaran, dan siswa hanya
melakukan gerak dasar manipulatif sebisanya dan sepengetahuannya saja. Dalam
pelaksanaan nya dilakukan secara home visit dan untuk pembelajaran PJOK
dilaksanakan daring melalui sosial media dengan dibagi beberapa kelompok
belajar, diawali dengan peserta didik melakukan pemanasan setelah itu peserta
didik dengan menggunakan bola hanya diminta melakukan gerakan dribble saja
dengan menggunakan bola dengan cara diberi jarak untuk bolak balik tanpa
memperhatikan gerak dasar dribble yang benar. Hal ini menyebabkan peserta
didik merasa bosan dan sering melakukan kesalahan saat melakukan gerak dasar
dribble. Kesalahan yang sering dilakukan adalah posisi badan saat menggiring
bola dan juga perkenaan kaki dengan bola yang terlalu kencang sehingga
membuat bola bergulir terlalu jauh dari jangkauan kaki, menggiring bola dengan
berjalan kaki sehingga tidak bisa dengan cepat sampai ke arah tujuan. Sehingga
peserta didik kurang mampu untuk mempraktikkan gerak dasar dribble. Maka
permasalahan yang di dapatkan adalah masih rendahnya peguasaan gerak dasar
dribble dalam pembelajaran sepak bola. Sehingga peneliti tertarik untuk
mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian pada saat
pembelajaran olahraga berlangsung, sebab peneliti menginginkan pembenahan
gerak dasar dribble sepak bola dimulai dari kegiatan belajar mengajar, serta
3

menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada yang
kemudian dapat meingkatkan hasil belajar dribble sepak bola.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan pada peserta didik
kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta tahun pelajaran 2020/2021
memperlihatkan bahwa peserta didik di SD tersebut masih kurang menguasai
secara praktik gerak dasar dribble sepak bola dengan baik dan benar. Pernyataan
tersebut didukung dengan adanya data jumlah peserta didik adalah 30 peserta
didik. Dimana hampir sebagian besar peserta didik kurang menguasai teknik dasar
dribble sepak bola. Peserta didik yang tuntas aspek pengetahuan tentang gerak
dasar dribble yaitu 11 atau 37% sedangkan 19 peserta didik atau 63% lainnya
belum tuntas. Peserta didik yang tuntas keterampilan gerak dasar dribble yaitu 11
atau 37% sedangkan 19 peserta didik atau 63%` belum tuntas. Sedangkan didalam
pembelajaran seluruh peserta didik diharuskan untuk menguasai gerak dasar
dribble sepak bola. Peserta didik dinyatakan tuntas apabila telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru seperti diatas ini menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya hasil
belajar dribble sepak bola peserta didik kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta.

Upaya menguasai gerak dasar dribble dalam bermain sepak bola harus
diajarkan secara sistematis dan terprogram. Salah satu faktor yang harus
diperhatikan adalah yaitu penerapan pendekatan pembelajaran yang baik dan
efektif. Pendekatan pembelajaran PJOK yang dapat dilakukan dengan beberapa
macam diantaranya adalah pendekatan bermain. Pendekatan bermain ini adalah
pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan dalam mengatasi permasalahan
rendahnya hasil belajar dribble sepak bola peserta didik kelas V SD N
Tunggulsari 2 Surakarta. Pendekatan bermain adalah pola pengaplikasian teknik
kedalam suatu permainan yang dijadikan sebagai bentuk pembelajaran atau
mempelajari suatu teknik cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk permainan.
Dengan bermain peserta didik diberikan kebebasan untuk mengekspresikan
kemampuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Pemilihan
metode pendekatan bermain dalam mengatasi rendahnya hasil belajar dribble
4

peserta didik karena mengacu pada kurikulum yang digunakan di SD N


Tunggulsari 2 Surakarta yaitu kurikulum 2013, dimana diketahui berdasarkan
silabus yang ada pada kurikulum 2013, Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Menerapkan
prosedur kombinasi pola gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai
dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai permainan
bola besar sederhana dan atau tradisional, dan 4.1 Mempraktikkan kombinasi
gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh,
ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai permainan bola besar sederhana
dan atau tradisional. Hal ini menjadikan lampiran pendukung untuk melaksanakan
penelitian menggunakan pendekatan bermain. Tetapi, selain kurikulum 2013 yang
menjadi acuan peneliti juga menggunakan pendekatan bermain berdasarkan ilmu
yang diperoleh saat mengikuti perkuliahan mata kuliah sepak bola dan juga
pengalaman pribadi saat melatih sekolah sepak bola dan ekstrakurikuler SD dan
juga saat aktif menjadi pemain sepak bola, dimana materi yang dikemas kedalam
permainan yang menarik itu mengandung suatu bentuk metode pembelajaran yang
tidak membosankan. Dengan penerapan pendekatan bermain, diharapkan menjadi
daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran sepak bola sehingga siswa
lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengak kata lain tujuan
pembelajaran pun akan mudah tercapai. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
bermaksud mengambil judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Dribble Sepak
Bola Melalui Pendekatan Bermain Pada Peserta Didik Kelas V SD N Tunggulsari
2 Surakarta Tahun Ajaran 2020/2021”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan,
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar
dribble sepak bola pada peserta didik Kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta
tahun ajaran 2020/2021?
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan dapat dijelaskan definisi
operasional variabel sebagai berikut:
5

1. Pendekatan Bermain

Adalah pola pengaplikasian teknik kedalam suatu permainan yang dijadikan


sebagai bentuk pembelajaran atau mempelajari suatu teknik cabang olahraga
yang dikemas dalam bentuk permainan. Dengan bermain peserta didik
diberikan kebebasan untuk mengekspresikan kemampuan untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dalam penelitian ini untuk meningkatkan
hasil belajar keterampilan gerak dasar sepak bola peserta didik kelas V SD N
Tunggulsari 2 Surakarta menggunakan pendekatan bermain yang dikemas
dalam bentuk permainan dribble sepak bola. Sedangkan bentuk permainannya
yaitu permainan dibagi didalam beberapa pos dan dilaksanakan secara sirkuit
atau rotasi yang mengarah pada keterampilan dribble sepak bola. Pos 1
permainan dribble bola lurus, pos 2 dribble bola zig-zag, pos 3 permainan
dribble bola area segitiga, dan pos 4 permainan dribble bola kombinasi passing
bawah ke sasaran. Pendekatan bermain ini bertujuan agar setiap siswa dapat
melakukan keterampilan dribble sepak bola dengan baik dan benar.

2. Hasil belajar dribble sepak bola

Adalah suatu kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah menerima


materi pembelajaran dribble melalui pendekatan bermain. Diharapkan melalui
pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar. Aspek keberhasilan
hasil belajar dalam penelitian ini mencakup dua aspek yaitu kognitif dan
psikomotor.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, tujuan dari penelitian


ini adalah untuk meningkatkan hasil bejalar dribble sepak bola melalui
pendekatan bermain pada peserta didik Kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta
tahun ajaran 2020/2021.

D. Manfaat Penelitian
6

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan memberi
manfaat antara lain:

1. Bagi peserta didik kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta

Dengan adanya penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran


pendidikan jasmani khususnya pembelajaran dribble sepak bola, siswa menjadi
lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa lebih mudah
mengikuti proses pembelajaran yang bervariasi sehingga tidak merasa bosan.
Dapat meningkatkan hasil belajar dribble sepak bola pada peserta didik kelas V
SD N Tunggulsari 2 Surakarta tahun ajaran 2020/2021.

2. Bagi Guru Penjas SD N Tunggulsari 2 Surakarta

a. Sebagai bahan masukan guru di sekolah agar pembelajaran PJOK


mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

b. Untuk memberikan wawasan dan menumbuhkan kreativitas guru dalam


menentukan metode pembelajaran dan meningkatkan keterampilan dribble
sepak bola sehingga siswa lebih mudah nantinya jika melakukan teknik
dasar dalam olahraga.

3. Bagi SD N Tunggulsari 2 Surakarta

a. Dapat meningkatkan hasil belajar dribble sepak boila di sekolah.


b. Dapat memunculkan minat dan bakat bermain sepak bola untuk
ekstrakurikuler.
c. Memiliki daya tarik untuk calon peserta didik terhadap suasana belajar
yang menyenangkan sehingga dapat menjadi nilai tambah di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai