Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupaka bagian penting


dari pendidikan secara keseluruhan mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah
Dasar, sampai Perguruan Tinggi. Mengenai tujuan pembelajaran PJOK, Cheni
Chaenida (2018: 2) berpendapat “Mapel PJOK merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran, keterampilan gerak,keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan”.
Tujuan dari PJOK direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Ruang lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah


dasar meliputi berbagai cabang olahraga, salah satunya adalah permainan sepak
bola. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang masuk dalam kategori
permainan bola besar, yang sangat berkembang di masyarakat mulai dari anak-
anak hingga orang tua.

Sepak bola dimainkan diatas lapangan rumput yang berbentuk persegi


panjang dengan permukaan yang rata, dan memiliki panjang 100-110 meter
dengan lebar 65-74 meter. Sepak bola merupakan permainan beregu (tim) yang
dimainkan oleh dua tim, dimana masing-masing tim terdiri dari 11 pemain inti
yang bermain dilapangan. Tujuan utama dari permainan sepak bola adalah
mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan. Tim yang paling banyak
mencetak gol pada akhir pertandingan adalah pemenangnya. Di dalam sepak bola
waktu pertandingan adalah 2 x 45 menit, jika pertandingan masih berkedudukan
imbang atau sama kuat maka pertandingan akan dilanjutkan dengan babak
perpanjangan waktu maupun adu tendangan pinalti, tergantung dengan format
penyelenggaraan pertandingan atau kejuaraan. Peraturan pertandingan secara
umum diperbarui setiap tahunnya oleh induk organisasi sepak bola internasional
FIFA. Dalam permainan sepak bola hal yang tidak kalah penting adalah
keterampilan gerak dasar yaitu teknik dasar yang baik dan benar. Semakin
menguasai tehnik dasar maka semakin mudah dan baik pula permainan dalam satu
tim. Teknik dasar sepak bola, yaitu: Passing, dribble, control, heading dan
shooting. Di permainan sepak bola hampir seluruh teknik tersebut digunakan
dalam pertandingan. Dalam hal ini dribble sangat diperlukan karena dalam
permainan sepak bola karena ketika kita menguasai bola cara tercepat untuk
melewati lawan dan sampai di pertahanan lawan selain mengumpan adalah
menggiring bola.

Dribble adalah suatu gerakan mendorong bola secara terputus-putus


dengan posisi bola yang selalu dekat dengan kaki kita sambil berlari untuk
mencapai tujuan tertentu dalam permainan sepak bola. Perkenaan kaki dalam
dribble ada tiga, yaitu pada kaki bagian dalam, kaki bagian luar dan punggung
kaki. Dribble adalah salah satu keterampilan individu yang harus dikuasai oleh
setiap pemain sepak bola karena sangat erat hubungannya dengan penguasaan
bola dan permainan dilapangan. Dribble harus dapat dilakukan baik untuk
melewati lawan atau tanpa lawan.

Dalam pelaksanaa teknik dasar dribble kurang dikuasai dengan baik, hal
ini dibuktikan dengan ditemukan beberapa kesalahan yang sering dilakukan,
antara lain: posisi badan kurang condong kedepan, perkenaan kaki tidak pada kaki
bagian luar, dan punggung kaki sehingga bola bergulir tidak beraturan, perkenaan
kaki dengan bola terlalu keras sehingga bola bergulir terlalu jauh dari jangkauan.

Saat melaksanakan Magang kependidikan 3 di SD N Tunggusaari 2


Surakarta, peserta didik terlihat masih mengalami kesulitan dalam menguasai
teknik dasar dribble sepak bola. Hal ini disebabkan saat pembelajaran, guru hanya
memberikan materi secara garis besar tanpa dijelaskan lebih rinci materi dribble
kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan nya dilakukan secara home visit dan
daring melalui sosial media dengan dibagi beberapa kelompok belajar, diawali
dengan peserta didik melakukan pemanasan setelah itu peserta didik dengan
menggunakan bola hanya diminta melakukan gerakan dribble saja dengan
menggunakan bola dengan cara diberi jarak 5 meter untuk bolak balik. tanpa
memperhatikan tehnik dasar dribble yang benar. Hal ini menyebabkan peserta
didik merasa bosan dan sering melakukan kesalahan saat melakukan teknik dasar
dribble. Kesalahan yang sering dilakukan adalah posisi badan saat menggiring
bola dan juga perkenaan kaki dengan bola yang terlalu kencang sehingga
membuat bola bergulir terlalu jauh dari jangkauan kaki, menggiring bola dengan
berjalan kaki sehingga tidak bisa dengan cepat sampai ke arah tujuan, perkenaan
kaki yang tidak tepat terhadap bola sehingga bola ke arah yang tidak beraturan,
dan menggunakakan teknik dasar dribble dengan seadanya dan sepengetahuannya
saja. Sehingga peserta didik kurang mampu untuk mempraktikkan teknik dasar
dribble.

Maka permasalahan yang di dapatkan adalah masih rendahnya


pengetahuan dan peguasaan tehnik dasar dribble dalam pembelajaran sepak bola.
Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut untuk
dilakukan penelitian pada saat pembelajaran olahraga berlangsung, sebab peneliti
menginginkan pembenahan teknik dasar dribble sepak bola dimulai dari kegiatan
belajar mengajar, serta menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan yang ada yang kemudian dapat meingkatkan hasil belajar dribble
sepak bola.

Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan pada peserta didik
kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta tahun pelajaran 2020/2021
memperlihatkan bahwa peserta didik di SD tersebut masih kurang menguasai
secara teori dan praktik teknik dasar dribble sepak bola dengan baik dan benar.
Pernyataan tersebut didukung dengan adanya data jumlah peserta didik adalah 30
peserta didik yang terdiri dari 19 peserta didik laki-laki dan 11 peserta didik
perempuan. Dimana hampir sebagian besar peserta didik kurang menguasai teknik
dasar dribble sepak bola, sedangkan didalam pembelajaran seluruh peserta didik
diharuskan untuk menguasai teknik dasar dribble sepak bola. Peserta didik
dinyatakan tuntas apabila telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu 75. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru seperti diatas ini
menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar dribble sepak bola
peserta didik kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta.

Upaya menguasai teknik dasar dribble dalam bermain sepak bola harus
diajarkan secara sistematis dan terprogram. Salah satu faktor yang harus
diperhatikan adalah yaitu penerapan pendekatan pembelajaran yang baik dan
efektif. Pendekatan pembelajaran PJOK yang dapat dilakukan dengan beberapa
macam diantaranya adalah pendekatan bermain. Pendekatan bermain ini adalah
pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan dalam mengatasi permasalahan
rendahnya hasil belajar dribble sepak bola peserta didik kelas V SD N
Tunggulsari 2 Surakarta. Pendekatan bermain adalah pola pengaplikasian teknik
kedalam suatu permainan yang dijadikan sebagai bentuk pembelajaran atau
mempelajari suatu teknik cabang olahraga yang dikemas dalam bentuk permainan.
Dengan bermain peserta didik diberikan kebebasan untuk mengekspresikan
kemampuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Pemilihan metode pendekatan bermain dalam mengatasi rendahnya hasil


belajar dribble peserta didik karena mengacu pada kurikulum yang digunakan di
SD N Tunggulsari 2 Surakarta yaitu kurikulum 2013, dimana diketahui
berdasarkan silabus yang ada pada kurikulum 2013, Kompetensi Dasar (KD) 3.1
Menerapkan prosedur kombinasi pola gerak lokomotor, non-lokomotor, dan
manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam
berbagai permainan bola besar sederhana dan atau tradisional, dan 4.1
Mempraktikkan kombinasi gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulatif
sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan dalam berbagai
permainan bola besar sederhana dan atau tradisional. Hal ini menjadikan lampiran
pendukung untuk melaksanakan penelitian menggunakan pendekatan bermain.
Tetapi, selain kurikulum 2013 yang menjadi acuan peneliti juga menggunakan
pendekatan bermain berdasarkan ilmu yang diperoleh saat mengikuti perkuliahan
mata kuliah sepak bola dan juga pengalaman pribadi saat melatih sekolah sepak
bola dan juga saat aktif mejadi pemain sepak bola, dimana materi yang dikemas
kedalam permainan yang menarik itu mengandung suatu bentuk metode
pembelajaran yang tidak membosankan. Dengan penerapan pendekatan bermain,
diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran sepak bola
sehingga siswa lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengak
kata lain tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksud mengambil judul


penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Dribble Sepak Bola Melalui Pendekatan
Bermain Pada Peserta Didik Kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta Tahun Ajaran
2020/2021”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan,
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimanakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar
dribble sepak bola pada peserta didik Kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta
tahun ajaran 2020/2021?
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan dapat dijelaskan definisi
operasional variabel sebagai berikut:

1. Pendekatan Bermain

Adalah pola pengaplikasian teknik kedalam suatu permainan yang dijadikan


sebagai bentuk pembelajaran atau mempelajari suatu teknik cabang olahraga yang
dikemas dalam bentuk permainan. Dengan bermain peserta didik diberikan
kebebasan untuk mengekspresikan kemampuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan. Dalam penelitian ini untuk meningkatkan hasil
belajar keterampilan gerak dasar sepak bola peserta didik kelas V SD N
Tunggulsari 2 Surakarta menggunakan pendekatan bermain yang dikemas dalam
bentuk permainan dribble sepak bola. Sedangkan bentuk permainannya yaitu
permainan dibagi didalam beberapa pos dan dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi
yang mengarah pada keterampilan dribble sepak bola. Pos 1 permainan dribble
bola lurus, pos 2 dribble bola zig-zag, pos 3 permainan dribble bola segitiga, dan
pos 4 permainan dribble bola kombinasi passing bawah ke sasaran. Pendekatan
bermain ini bertujuan agar setiap siswa dapat melakukan keterampilan dribble
sepak bola dengan baik dan benar.

2. Hasil belajar dribble sepak bola

Adalah suatu kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah menerima


materi pembelajaran dribble melalui pendekatan bermain. Diharapkan melalui
pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar. Aspek keberhasilan
hasil belajar dalam penelitian ini mencakup dua aspek yaitu kognitif dan
psikomotor.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, tujuan dari penelitian


ini adalah untuk meningkatkan hasil bejalar dribble sepak bola melalui
pendekatan bermain pada peserta didik Kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta
tahun ajaran 2020/2021.

D. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan memberi
manfaat antara lain:

1. Bagi peserta didik kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta

Dengan adanya penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran


pendidikan jasmani khususnya pembelajaran dribble sepak bola, siswa
menjadi lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa
lebih mudah mengikuti proses pembelajaran yang bervariasi sehingga tidak
merasa bosan. Dapat meningkatkan hasil belajar dribble sepak bola pada
peserta didik kelas V SD N Tunggulsari 2 Surakarta tahun ajaran
2020/2021.
2. Bagi Guru Penjas SD N Tunggulsari 2 Surakarta

a. Sebagai bahan masukan guru untuk meningkatkan kreativitas guru di


sekolah dalam pembelajaran penjas agar diperoleh hasil belajar yang
optimal.

b. Untuk memberikan wawasan dan menumbuhkan kreativitas guru dalam


menentukan metode pembelajaran dan meningkatkan keterampilan
dribble sepak bola sehingga siswa lebih mudah nantinya jika
melakukan teknik dasar dalam olahraga.

3. Bagi SD N Tunggulsari 2 Surakarta

a. Dapat meningkatkan hasil belajar dribble sepak boila di sekolah.


b. Dapat memunculkan minat dan bakat bermain sepak bola untuk
ekstrakurikuler.
c. Memiliki daya tarik untuk calon peserta didik terhadap suasana belajar
yang menyenangkan sehingga dapat menjadi nilai tambah di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai