Anda di halaman 1dari 25

CURRICULUM VITAE

dr. Agustina Wulandari, Sp.A M.Kes


Pendidikan :
1. Dokter Umum FK UGM, lulus tahun 2007
2. Dokter Spesialis Anak FK UNS, lulus tahun 2013
3. Magister Kesehatan Keluarga FK UNS, lulus tahun
2013
4. Fellowship of Nephrology di Toho University Medical
Centre dan Tokyo Metropolitan Children Medical
Centre, Jepang tahun 2015
1
GLOMERULONEFRITIS
AKUT PASCA-
STREPTOKOKUS (GNAPS)
Agustina Wulandari

2
Definisi

Ditandai oleh inflamasi


Peradangan glomerulus
dan proliferasi glomerulus

GNAPS
Gejala klasik sindrom
nefritik (gross hematuria,
Bersifat akut
oliguria, edema,
hipertensi)
3
Etiologi

GNAPS didahului oleh


infeksi saluran napas atas (serotipe M1, M4, M25, M12)
atau infeksi kulit (serotipe M49)
oleh strain “nefritogenik” dari
group A β-hemolytic streptococci (GABHS)

Streptococcus pyogenes (Grup A streptokokus) pada pewarnaan gram.


Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. 4
Epidemiologi

Keberadaan GNAPS secara epidemiologis berada di tingkat yang


stabil dari tahun ke tahun.

Angka kejadian tertinggi GNAPS pada 5-12 tahun.

Sebagian besar kasus (97%, dapat ditemukan pada negara negara


berkembang dengan insidensi 9.5 - 28.5% setiap tahunnya.

5
Faktor predisposisi
• Jenis kelamin, iklim tropis, latar belakang
ekonomi, kondisi pemukiman padat,
higienitas buruk, malnutrisi, anemia, infeksi
parasit
Genetik
• HLA DRW-4, HLDPA-1, HLADPB
6
Patofisiologi

7
Manifestasi Klinis

GNAPS didahului oleh infeksi pada tenggorokan (1-2


minggu) 45.8%
atau pada kulit berupa pioderma (2-4 minggu) 31.6%

Hematuria makroskopik (30-70%)


Hematuria mikroskopik

Edema (4-10%)

Oliguria (50%)

Hipertensi (60-70%)
8
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan urinalisis :
hematuria dan proteinuria

9
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan urinalisis: hematuria dan proteinuria

Pemeriksaan darah: anemia


normokromik, hiponatremia,
hiperkalemia, hipokalsemia,
hiperfospatemia dan asidosis metabolik
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan urinalisis: hematuria dan proteinuria

Pemeriksaan darah: anemia normokromik, hiponatremia, hiperkalemia,


hipokalsemia, hiperfospatemia dan asidosis metabolik

Pemeriksaan titer antibodi:


antistreptolisin O (ASTO) 70 – 80%
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan urinalisis: hematuria dan proteinuria

Pemeriksaan darah: anemia normokromik, hiponatremia, hiperkalemia,


hipokalsemia, hiperfospatemia dan asidosis metabolik

Pemeriksaan titer antibodi: antistreptolisin O (ASTO) 70-80%

Pemeriksaan serologis: Kadar serum C3


biasanya menurun pada fase akut (90%)
dan kembali normal setelah 6-8 minggu
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan urinalis: hematuria dan proteinuria
Pemeriksaan darah: anemia normokromik, hiponatremia, hiperkalemia,
hipokalsemia, hiperfospatemia dan asidosis metabolik

Pemeriksaan titer antibodi: antistreptolisin O (ASTO) 70-80%

Pemeriksaan serologis: Kadar serum C3 (90%) biasanya menurun pada fase


akut dan kembali normal setelah 6-8 minggu

MRI otak pada pasien dengan gejala neurologis


berat (posterior leuko-encephalopathy
syndrome pada area perioksipital). Gambaran
X-ray dada pada pasien dengan gallop,
penurunan suara napas, ronki dan hipoksemia.
Gambaran manifestasi klinis
GNAPS

Sumber : Eison TM, Ault BH, Jones DP, Chesney RW, Wyatt RJ. Post-streptococcal
acute glomerulonephritis clinical features and pathogenesis. Pediatr Nephrol.
2011;26:165-80.
14
Indikasi Biopsi Ginjal

Gross hematuria > 1 bulan

Hematuria mikroskopik > 1 tahun

Hipertensi, oligouria, azotemia > 2 minggu

Proteinuria > 2 minggu

Proteinuria persisten > 6 bulan

Kecurigaan terhadap vaskulitis IgA nefropati,


sindrom alport, glomerulonefritis akut dan kronis,
glomerulonefritis progresif cepat (GPC). 10
Diagnosis

Full blown case


(gejala sindrom nefritik berupa hematuria, hipertensi,
edema, oliguria)
Dengan pemeriksaan penunjang:
pemeriksaan laboratorium (ASTO ↑ dan C3 ↓)
pemeriksaan lain (urinalisis → torak eritrosit,
hematuria dan proteinuria)

GNAPS asimtomatik: hematuria mikroskopik, proteinuria


dan riwayat epidemi/kontak dengan penderita GNAPS

11
Diagnosis Banding

• IgA nefropati
• Sindrom alport
Ginjal • Nefritis interstisial akut
• Kondisi akut pada glomerulonefritis kronis

• Vaskulitis:
• Systemic lupus erythematosus,
Sistemik • Henoch schonlene purpura,
• Wegeners granulomatosis,
• poliangitis mikroskpik.

GNA pada infeksi bakteri, virus, jamur, riketsia dan


Infeksi lain parasit lainnya.
12
Gejala klinis glomerulonefritis
akut

Penurunan serum komplemen (C3, CH Serum komplemen normal


50) Penyakit sistemik
Gejala sistemik - poliarteritis nodosa
- Lupus nefritis (fokal 5%, difus 90%) - vaskulitis hipersensitivitas
- Endokarditis bakterial subakut (90%) - poliangitis granulomatosis
- Nefritis shunt (90%) - purpura Henoch-schoenlein
Krioglobulinemia campuran (85%) -sindrom good pasture
Penyakit ginjal Penyakit ginjal
- GN akut post infeksi (>90%) - IgA nefropati
- GN membranoproliferatif tipe 1 (50- - GN progresif cepat idiopatik
80%) tipe I (penyakit anti GBM)
tipe II (kompleks imun CGN)
Tipe III (pausi imun CGN)
GN post infeksi non streptokokus

13
Bukti serologis infeksi
streptokokus (ASO, Anti-D
nase B, tes streptoenzim)

Positif dan/atau Negatif atau gagalnya C3


kembalinya kadar C3 kembali ke kadar normal
komplemen dalam 6-8 dalam 6-8 minggu
minggu

GNAPS -Lupus nefritis


-Cryoglobulinemia campuran
- Nefritis shunt
- Abses viseral
- GN membranoproliferatif
- Endokarditis bakterial
-GN post infeksi non-streptokokus

14
Komplikasi

Hipertensi Gangguan ginjal akut

15
Tatalaksana
Tirah baring, pembatasan cairan dan natrium
• Tirah baring terutama pada fase akut
• Edema berat: makanan tanpa garam
• Edema ringan: garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari.
• Protein dibatasi (0,5-1 g/kgbb/hari) bila kadar ureum meninggi
• Asupan cairan harus diperhitungkan dengan baik, terutama pada oliguria atau
anuria.

Hipertensi
• Hipertensi ringan: istirahat cukup dan pembatasan cairan
• Hipertensi sedang/berat tanpa tanda serebral: kaptopril (0,3-2 mg/kgBB/hari)
atau furosemid atau kombinasi.
• Hipertensi berat: nifedipin (0,25-0,5 mg/kgBB/hari).
• Jika terdapat edema dan hipertensi: diuretik loop (1-2mg/kgBB/hari IV atau oral
setiap 12 jam)
16
Tatalaksana

Antibiotika?

17
Pencegahan

Penggunaan antibiotik sistemik tidak


mengeliminasi risiko
glomerulonefritis

Binatang peliharaan, terutama


anjing, diketahui dapat menjadi
carrier dari streptokokus
18
Prognosis

Angka kesembuhan 95-99%

Kasus rekurensi jarang ditemukan (0,7-1%)

Mortalitas pada fase akut dapat dicegah dengan


tatalaksana hipertensi, gangguan ginjal akut dan gagal
jantung yang adekuat
Fase akut menyebabkan glomerulosklerosis dan gangguan
ginjal kronis pada 2% pasien
19
TERIMA
KASIH

20

Anda mungkin juga menyukai