Anda di halaman 1dari 24

BANK SYARI’AH

EUIS ROSIDAH, S.E., M.Ak.


WILDAN DWI DERMAWAN, S.E., M.Ak., Ak., CA.
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa Dapat Memahami
01 prinsip operasional Bank
berdasarkan syariah.
Bank Syari’ah
(Islamic-Banking)
• Lembaga perbankan yang menggunakan sistem dan operasional
berdasarkan prinsip hukum atau syariah Islam yang secara utuh
dan total menghidari riba seperti diatur dalam Alquran dan
Hadist.
• Sesuai Undang Undang no.7 tahun 1992 tentang perbankan
yang secara tegas mengatur ketentuan mengenai bank
berdasarkan prinsip syariah.
• Prinsip bagi hasil harus secara tegas dinyatakan dalam
anggaran dasar dan rencana kerja (PP No.70 dan 71 tahun
1992).
• Adanya Dewan Pengawas Syariah yang keanggotaannya harus
mendapat rekomendasi dari Majlis Ulama Indonesia (PP no.72 –
1992).
Prinsip – Prinsip Melarang Kegiatan Riba:
1.Al – Baqarah (2) : 275 – 279
Islam 2.Ali-Imran (3) : 230
3.Ar-Rum (30) : 39
Menghalalkan Transaksi Jual Beli:
The Holy Quran
1. Al-Baqarah (2) : 275
2. An-Nisa (4) : 29
Berbuat Adil Tanpa Pandang Bulu:
1. An-Nisa (4) : 145
2. Huud (11) : 84-87
Bekerjasama dan tolong menolong
Bekerja keras tanpa merusak
RIBA
Pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan, atau
penukaran suatu barang dengan barang sejenis tetapi lebih banyak jumlahnya
karena yang menukarkan mensyaratkan demikian
DEFINISI

Riba tetap haram walaupun tidak berlipat ganda


RIBA?

Riba juga tidak diterima/diragukan oleh umat :


1. Yahudi :”Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu baik uang
maupun makanan atau apapun yang dapat dibungakan (Kitab Ulangan 23:19)”
UMAT 2. Kristen :”Dan jika kamu meminjamkan sesuatu kepada orang karena kamu
MANUSIA berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu?; orang
berdosapun meminjamkan kepada orang berdosa supaya mereka menerima
kembali sama banyak; tetapi kasihanilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada
mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan maka upahmu akan
besar dan akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi (Lukas 6 : 34-35)”
Ciri-ciri Bank Syariah
BAGI HASIL
Bagi hasil keuntungan disepakati pada waktu akad perjanjian,
diujudkan dalam bentuk prosentase yang besarnya tidak kaku/
bebas melakukan tawar menawar dalam batas wajar.

PROSENTASE
Penggunaan prosentase tetap dalam pembayaran dihindarkan
karena prosentase bersifat melekat pada sisa hutang meskipun
batas waktu perjanjian telah berakhir.

KONTRAK PEMBIAYAAN
Dalam kontrak pembiayaan tidak menetapkan perhitungan
berdasarkan nominal pembiayaan yang ditetapkan dimuka (fixed
return) karena untung rugi suatu proyek baru diketahui setelah
proyek selesai.

DEWAN PENGAWAS
Ada Dewan Pengawas Syariah yang mengawasi operasional
bank dari sudut syariah.
KEISTIMEWAAN BANK SYARIAH
1. Kesamaan ikatan emosional yang kuat antara bank
dan nasabah dalam menghadapi risiko usaha
secara jujur dan adil dengan diterapkannya prinsip
bagi hasil sebagai pengganti bunga.
2. Konsep bank syariah berorientasi pada
kebersamaan dalam hal:
A. Meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil
antara bank dan nasabahMembina ekonomi lemah
melalui bantuan hibah yang diarahkan secara
positif.
B. Mendorong investasi melalui profit and loss sharing.
SISTEM BAGI HASIL SISTEM BUNGA
1. Penentuan risiko 1. Penentuan dibuat atas
berpedoman pada
dasar proyeksi selalu
kemungkinan untung
untungBesarnya bunga
rugi.
tergantung pada
2. Besarnya ratio bagi
besarnya modal yang
hasil disasarkan pada
keuntungan yang dipinjam.
diperoleh. 2. Besarnya bunga tidak
3. Pembagian bagi hasil terkait dengan tingkat
meningkatkan sesuai keuntungan.
kenaikan keuntungan. 3. Bunga tetap harus
4. Kerugian ditanggung dibayar meskipun usaha
bersama oleh kedua dalam keadaan rugi
pihak terkait
KONSEP OPERASIONAL BANK SYARIAH

PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA PRODUK LAINNYA


1. Prinsip Wadi’ah. 1. Prinsip Jual Beli 1. Wakalah.
2. Prinsip (Ba’i).
2. Kafalah.
Mudharabah. 2. Prinsip sewa.
3. Sharf.
3. Prinsip Bagi Hasil.
4. Qardh.
4. Akad Pelengkap
5. Rahn.
6. Hiwalah..
7. Ijarah.
8. Al-Wadiah.
PENGHIMPUNAN DANA

1. Prinsip Wadi’ah
Prinsip wadi'ah yang diterapkan adalah wadi'ah yad
dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadiah
dhamananh berbeda dengan wadia'ah amanah. Dalam wadia'ah
amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan
oleh yang dititipi. Sementara itu, dalam hal wadi'ah yad dhamanah,
pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta
titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.
PENGHIMPUNAN DANA
2. Prinsip Mudharabah
• Perjanjian dimana pihak pertama sebagai pemilik
dana/sahibul mal dan pihak kedua sebagai
pengelola dana/mudharib untuk mengelola suatu
usaha dengan menyepakati nisbah bagi hasil
atas keuntungan yang akan diperoleh sedangkan
kerugian yang timbul adalah resiko pemilik dana
sepanjang tidak terdapat bukti bahwa mudharib
melakukan kecurangan atau tindakan yang tidak
amanah (misconduct).
• Mudharabah dibedakan menjadi mudharabah
mutlaqah dimana mudharib diberikan kewenangan
sepenuhnya untuk menentukan pilihan investasi
yang dikehendaki, sedangkan jenis yang lain
adalah mudharabah muqayyaddah dimana
arahan investasi ditentukan oleh pemilik dana
sedangkan mudharib bertindak sebagai
pelaksana/pengelola.
PENYALURAN DANA

1. Prinsip jual Beli (Ba'i)


Prinsip jual beli dilaksanakan
sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer of
property).
A.Pembiayaan murabahah  transaksi jual
beli di mana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai
pembeli. Harga jual adalah harga beli bank
dari pemasok ditambah keuntungan
(marjin). Adanya kesepakatan harga jual
dan jangka waktu pembayaran.
PENYALURAN DANA
B. Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan
belum ada. Ketentuan umum Pembiayaan Salam adalah sebagai berikut:
• Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya secara jelas seperti jenis,
macam, ukuran, mutu dan jumlahnya. Misalnya jual beli 100kg mangga harum manis
kualitas "A" dengan harga Rp. 5000/kg, akan diserahkan pada panen dua bulan
mendatang.
• Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai akad maka nasabah
(produsen) harus bertanggung jawab dengan cara antara lain mengambilkan dana
yang telah diterimanya atau mengganti barang yang sesuai dengan pesanan.
• Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai
persediaan (inventory), maka dimungkinkan bagi bank untuk melakukan akad salam
kepada pihak ketiga (pembeli kedua), seperti BULOG, pedagang pasar induk atau
rekanan. Mekanisme seperti ini disebut sebagai paralel salam.
PENYALURAN DANA

C. Pembiayaan Istishna‘
Pembelian barang melalui
pesanan dan diperlukan proses untuk
pembuatannya sesuai dengan pesanan
pembeli dan pembayaran dilakukan
beberapa kali (termin). Skim istishna'
dalam Bank Syariah umumnya
diaplikasikan pada pembiayaan
manufaktur dan konstruksi.
PENYALURAN DANA

2. Prinsip Sewa (Ijarah)


Dilandasi adanya perpindahan manfaat. Kegiatan penyewaan suatu
barang dengan imbalan pendapatan sewa, bila terdapat kesepakatan
pengalihan pemilikan pada akhir masa sewa disebut Ijarah mumtahiya bi
tamlik (sama dengan operating lease). Harga sewa dan harga jual
disepakati pada awal perjanjian.
PENYALURAN DANA

3. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)


a) Pembiayaan musyarakah  Transaksi musyarakah dilandasi adanya
keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang
mereka miliki secara bersama-sama.
PENYALURAN DANA

3. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)


b) Pembiayaan Mudharabah  Mudharabah adalah bentuk kerja sama
anatara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal kepada pengelola
(mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini
menegaskan kerja sama dalam paduan kontribusi 100% modal kas dari
shahib al-maal dan keahlian dari mudharib.
PRODUK LAINNYA
1. Wakalah  Wakalah atau perwakilan, berarti penyerahan,
pendelegasian atau pemberian mandat. Yakni bank
diberikan mandat oleh nasabah untuk melaksanakan suatu
perkara sesuai dengan amanah/permintaan nasabah.
2. Kafalah  Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh
penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam
pengertian lain kafalah berarti mengalihkan tanggungjawab
seseorang yang dijamin dengan berpegang pada
tanggungjawab orang lain sebagai penjamin (QS. Yusuf
12:72).
PRODUK LAINNYA

3. Sharf  Layanan jasa perbankan jual beli valuta asing sejalan


dengan prinsip sharf. Jual beli mata uang yang tidak sejenis ini
penyerahannya harus dilakukan pada waktu yang sama
berdasarkna kurs jual atau kurs beli yang berlaku pada saat itu
juga (transaksi spot).
4. Qardh Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain
yang dapat ditagih atau diminta kembali. Menurut teknis
perbankan, qardh adalah pemberian pinjaman dari bank kepada
nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan mendesak,
seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk
pinjaman yang bersifat konsumtif. (Q.S. Al – Hadid 57:11)
PRODUK LAINNYA

5. Rahn  Rahn adalah menahan salah satu harta milik si


peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.
Secara sederhana rahn adalah jaminan hutang atau gadai.
6. Hiwalah  Hiwalah adalah transaksi mengalihkan utang
piutang.
7. Ijarah  Akad ijarah selain menjadi landasan syariah untuk
produk pembiayaan, yaitu sewa cicil, juga menjadi prinsip
dasar pada jasa perbankan lainnya, antara lain layanan
penyewaan kotak simpanan atau SDB (safe deposit box).
Bank mendapat imbalan sewa atas jasa tersebut.
PRODUK LAINNYA

8. Al–Wadiah  Akad al-wadiah selain menjadi landasan


syariah produk tabungan, termasuk giro, juga menjadi
prinsip dasar layanan jasa tata laksana administrasi
dokumen (custodian). Bank mendapatkan imbalan atas jasa
tersebut.
KEUNGGULAN BANK SYARIAH
Tidak mudah dipengaruhi
gejolak moneter
Kekuatan manajemen sebagai
daya tarik Bank Bagi Hasil
karena didukung oleh:
 Dewan Syariah Nasional.
 Dewan Pengawas Syariah.

Bank Bagi Hasil mudah


responsif terhadap
kebijakan pemerintah
STRUKTUR ORGANISASI BANK SYARIAH
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai