Anda di halaman 1dari 214

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN ANC, INC, PNC BAYI DAN KB

PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN III

OLEH

NOVIKA ALLO

NH0417063

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
LEMBAR KONSULTASI

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang berupa kesehatan, kekuatan, serta
kesempatan yang dianugerahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan.
Dalam karya ini penulis mengalami banyak kesulitan namun dapat teratasi
berkat kerja keras serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Ibu Irnawati, S.ST.M.Keb selaku pembimbing institusi praktek dalam penyusunan
laporan kasus Komprehensif yang dengan murah hati dan penuh kesabaran
meluangkan waktunya memberi petunjuk, saran, motivasi serta bimbingan yang
tak henti-hentinya hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan belum
sempurna, oleh karena itu besar harapan penulis kepada pembaca atas
kontribusinya baik berupa saran maupun kritikan yang sifatnya membangun untuk
perbaikan karya selanjutnya.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan Rahmat
dan Ridho-Nya kepada kita semua, memberi imbalan dan petunjuk kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan karya ini dapat member manfaat
kepada pembaca.

Makassar, 08 Juli 2020

Novika Allo

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
LEMBAR KONSULTASI....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................2
D. Manfaat................................................................................................3
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan..................................................4
B. Tinjauan Umum Tentang Persalinan...................................................22
C. Tinjauan Umum Tentang Nifas...........................................................44
D. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir..........................................60
E. Tinjauan Umum Tentang Keluarga Berencana...................................73
F. Tinjauan Umum Tentang Kesehatan Reproduksi................................88
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Antenatal Care......................................................99
B. Asuhan Kebidanan Intranatal Care.....................................................129
C. Asuhan Kebidanan Postnatal Care.....................................................146
D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir...................................................156
E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana............................................167
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
A. Asuhan Antenatal Care.......................................................................170
B. Asuhan Intranatal Care.......................................................................171
C. Asuhan Postnatal Care........................................................................172
D. Asuhan Bayi Baru Lahir.....................................................................173
E. Asuhan Keluarga Berencana..............................................................173
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................175
B. Saran...................................................................................................175
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh mulai hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir

hingga keluarga berencana. Asuhan kebidanan ini dilakukan agar mahasiswa

dapat mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak

hamil, bersalin, nifas sampai bayi yang dilahirkannya serta menjadi keluarga

berencana dan melatih mahasiswa dalam melakukan pengkajian, menegakkan

diagnose secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan

tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu,

serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

Meskipun kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang fisiologis,

tetapi bukan berarti tidak beresiko untuk terjadinya komplikasi dan

kegawatan. Komplikasi dan kegawatan dapat menyebabkan terjadinya

kematian ibu dan bayinya, sehingga persiapan selama proses tersebut harus

dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas hidup ibu dan

bayi. Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indicator penting dalam

menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambar-kan kualitas

pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan untuk ibu hamil, bersalin,

dan nifas.

Peran bidan dalam menurunkan AKI sangat dibutuhkan mengingat bidan

1
adalah tenaga kesehatan yang bersentuhan langsung memberikan pelayanan

2
untuk ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, hingga keluarga bencana.

Untuk mendapatkan asuhan kebidanan yang berkualitas perlu didukung

dngan tersedianya standar asuhan kebidanan secara komprehensif pada masa

kehamilan, persalinan, nifas, neonates dan keluarga berencana.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana menerapkan asuhan kebidanan komprehensif (ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana) sesuai wewenang

dan tanggung jawab bidan

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat memberikan asuhan pelayanan kebidanan pada ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir fisiologi dan keluarga berencana

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 938 / Menkes / SK

/ VII / 2007 dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengkajian dan analisa data pada ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana melalui

pendekatan manajemen kebidanan.

b. Dapat merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana melalui

pendekatan manajemen kebidanan.


c. Dapat menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana melalui

pendekatan manajemen kebidanan.

d. Dapat mengimplementasikan tindakan asuhan kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana melalui

pendekatan manajemen kebidanan.

e. Dapat mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,

nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana melalui pendekatan

manajemen kebidanan.

f. Dapat mendokumentasikan hasil asuhan pelayanan kebidanan

dengan metode SOAP (Subjektif, Objektif, Assasment,

Penatalaksanaan).

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi

perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan

kebidanan secara komprehensif.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat mengetahui kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan tindakan

asuhan kebidanan dan laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan

dan tambahan referensi bacaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan

bagi institusi kesehatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care/Kehamilan

1. Pengertian Antenatal Care

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari

terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum

sehingga akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin.

Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di

mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh,

2013).

Antenatal Care adalah cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang sering disebut

pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga

profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter umum, bidan,

pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa kehamilannya

ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini

mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan asuhan antenatal. Bidan melakukan pemeriksaan klinis

terhadap kondisi kehamilannya. Bidan memberi KIE (Komunikasi,

Informasi, Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan keluarganya tentang

kondisi ibu hamil dan masalahnya (Zaki Imaduddin, 2019).


2. Tujuan

Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil

dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan

selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal

care adalah:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang janin

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu.

c. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit /

komplikasi yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat

penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman

dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan

mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

janin agar tumbuh kembang secara normal

g. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan

kematian neonatal.
3. Standar Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu:

a. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adalah untuk mengetahui

sesuai tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan

setiap berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I

berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan,

pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada

trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap

minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg

selama kehamilan.

b. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan

darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap

kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan

kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang.

Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing dan

lemah.

c. Skrining status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk

melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus

neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I,

TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah

enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5

diberikan setelah setahun TT4.


d. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran

rahim, dilakukan dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk

mengetahui presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam

rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi

puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan.

Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan

maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.

e. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian

tablet besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku

diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari

sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.

f. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.

Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi

dengan suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan

rujukan nantinya. Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan

tepat maka ibu dan janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan

kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan angka

kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat

pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang

memadai.

g. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan

indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) ,

PMS). Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan


risiko tinggi terhadap penyakit menular seksual yang dapat

menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang dikandungnya.

4. Fisiologi Kehamilan

Pelepasan ovum hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-

14 pada siklus mentruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap

individu. Untuk menentukan masa subur dapat digunakan beberapa cara

seperti :

a. Berdasarkan hari mentruasi pertama ditambah 12 dan berlangsung

tujuh hari, contoh : mentruasi hari pertama tanggal 5, maka

perhitungan minggu suburnya adalah tanggal 17-24 dengan rrumus

(5+12) sampai (5+12)+7=24

b. Melakukan pemeriksaan suhu basal, karena pada siklus menstruasi

terjadi pelepasan telur dan terjadi penurunan diikuti dengan kenaikan

suhu 1\2 derajat celcius

c. Kemungkinan keinginan seks meningkat pada saat pelepasan ovum

d. Kemungkinan terasa nyeri karena pelepasan ovum

Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di liang vagina bagian dalam.

Bentuk sperma yang menyerupai kecebong dengan kepala yang lonjong

dan ekor yang panjang seperti cambuk memungkinkan sperma untuk

bergerak masuk melalui kanalis cervikalis dan kavum uteri kemudian

berada dalam tuba untuk menunggu kedatangan sel telur. Bila pada saat

itu terjadi ovulasi, maka kemungkinan besar akan terjadi fertilisasi.


Setelah masuknya kepala sperma ke dalm ovum dengan

meninggalkan ekornya, terjadilah pertemuan inti masing-masing dengan

kromosom mencari pasangannya. Mula-mula terjadilah pembelahan inti

menjadi dua dan seterusnya hingga seluruh ruangan ovum penuh dengan

hasil pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan berlangsung

terus hingga bagian dalam terbentuk ruangan yang mengandung cairan

disebut blastokist. Sementara itu bagian luar dinding telur timbul rumbai-

rumbai yang disebut villi yang akan berguna untuk menanamkan diri

pada lapisan dalam rahim, yang telah siap menerima dalam bentuk reaksi

decidua.

Hasil konsepsi dalam bentuk blastokist yang mempunyai villi

korealis dapat menanamkan diri pada dinding rahim yang disebut nidasi

atau implantasi. Sejak saat terjadi konsepsi, fertilisasi, impregnancy,

sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari (Purwaningsih dkk, 2010).

5. Tanda dan Gejala

a. Tanda-tanda pasti

1) mendengar bunyi jantung janin

2) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh

pemeriksa

3) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan

ultrasographi

Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka

diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-


tanda pasti kehamilan baru dapat diketahui pada usia kehamilan di

tas
empat bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong kehamilan

sudah nampak pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin

sudah dapat didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk,

2010).

b. Tanda-tanda mungkin

Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan

trisemester I, tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya

boleh diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin yang ditemukan,

makin besar kemungkinan hamil.

Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :

1) Tanda-tanda objektif

a) Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim

Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus

membesar dan makin lama makin bundar bentuknya.

Kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur

bernidasi lebih cepat tumbuhnya (tanda piskacek).

Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah

menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian

lunaknya, hingga jika kita letakkan 2 jari dalam fornix

posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas

symphyse pubis, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah

corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix (tanda hegar).


b) Perubahan pada serviks

Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya

seperti kita meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks

menjadi lebih lunak selunak bibir atau ujung daun telinga.

c) Kontraksi braxton hicks

Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak

sekonyong-konyong menjadi keras karena berkontraksi.

d) Ballottement

Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil

dibandingkan dengan cairan ketuban, maka bila rahim

didorong dengan sekonyong-konyong atau digoyangkan,

makan anakan akan melenting di dalam rahim. Ballottement

dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun

pemeriksaan dalam.

e) Meraba bagian anak

Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya

kadang-kadang tumor yang padat seperti myoma, fibroma,

dan lain-lain dapat menyerupai bentuk janin.

f) Pemeriksaan biologis

Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan

lain dapat menimbulkan reaksi yang positif.

g) Pembesaran perut

Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan


mulai membesarkan perut.
h) Hyperpigmentasi

Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum

(topeng kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba

(putih) menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).

i) Tanda-tanda chadwicks

Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.

2) Tanda-tanda subjektif

a) Adanya amenorrhoe

b) Mual dan muntah

c) Ibu merasa pergerakan anak

d) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan

kandung kencing

e) Perasaan dada berisi dan agak nyeri.

6. Adaptasi Fisiologi

a. Perubahan fisiologis

1) Uterus

Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram

menjadi 1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm,

dan ukurang muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak

rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari ovum

dan di daerah insersi placenta. Pembesaran ini disebabkann oleh

hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda

juga terbentuk sel-sel otot yang baru.


Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa

perasaan nyeri. Juga saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan

dalam, pemeriksa dapat meraba bahwa sewaktu pemeriksaan

konsistensi rahim yang semula lunak dapat menjadi keras dan

kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et al, 2008).

2) Cervix

Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam

kehamilan adalah menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah

dapt ditemukan sebulan setelah konsepsi.

Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam

cervix bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan

hyperplasia kelenjar-kelenjar servix.

3) Vagina

Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna

selaput lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah yang

berarti daya regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan.

Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam masa kehamilan,

reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan

terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran

glycogen yang berada dalm sel-sel epitel vagina oleh basil-basil

doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bekterisida.


4) Ovarium

Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum

graviditatis, teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan

mengisut.

5) Dinding perut

Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul

garis-garie memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini

disebut striae gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu

terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi

gravida warnanya menbiru disebut striae lividae.

Pada seorang multigravida, di samping strie lividae,

terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut

(cicatrick) dari strie gravidarum yang disebut strie albicans.

6) Kulit

Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla

mammae, papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya

setelah partus, gejala hyperpigmentasi ini akan menghilang.

7) Payudara

Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi

olveoli. Di bawah kulit payudara sering tampak gambaran-

gambaran dari vena yang meluas. Putting susu biasanya

membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan


colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara disebabkan

karena pengaruh hormonal.

8) Pertukaran zat

Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi

penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak

naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan

calcium dan phosphor bertambah untuk pembuatan tulang-

tulang janin begitu pula akan ferum untuk pembentukan Hb

janin.

9) Darah

Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun

erytrosyt, tetapi penambahan volume plasma yang disebabkan

oleh hydramia lebih menonjol hingga biasanya kadar Hb turun.

Batas-batas fisiologis ialah :

a) Hb 10 gr%

b) erytrosyt 3,5 juta per mm3

c) leucocyt 8.000-10.000 per mm3

7. Pemeriksaan Antenatal Care

Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006),

kunjungan antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu

dan anak minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam

waktu sebagai berikut:

a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan


b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali

kunjungan kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang

memerlukan penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan

intensif.

Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:

a. Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.

b. Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan

persalinan.

1) Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:

a) Leopold I:

Untuk menemukan presentasi dengan cara

mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang berada di

fundus dan daerah pelvik.

Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari

kedua tangan mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang

berada di fundus maka akan terassa keras, bulat dan

melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa

lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.

b) Leopold II:

Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).

Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua

tangan pada kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu

sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang berbeda untuk


menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan

teraba cembung dan resisten.

c) Leopold III:

Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang

dekat dengan daerah pelvik.

Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan

pada sisi abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien

menarik napas panjang dan menghembuskannya. Pada saat

mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun perlahan dan

menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba

keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan

teraba lembut dan tidak beraturan.

d) Leopold IV:

Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari

bagian terendah janin masuk ke pintu atas panggul.

Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan

tangan turun ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah

satu tangan merasakan bagian tulang yang timbul. Ada 3

keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk

baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk

baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar

dari tubuh janin masuk ke dalam rongga panggul.


2) Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:

a) Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April

s/d Desember

b) Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan

Januari s/d Maret

c. Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.

d. Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal,

serta ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.

8. Keluhan Selama Kehamilan

Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif

dimana pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap

kehamilannya . Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)

1) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan

hilang menjelang tengah hari (morning sickness).

2) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang

menyengat.

3) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi

karena adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.

4) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan

menekan pada kandung kencing.


5) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan

(estrogen dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks

dan vagina.

6) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan

pervaginam perlu diwaspadai adanya abortus.

7) Perut membesar.

8) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan

akan mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan

yang timbul. Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan

tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan

antipati terhadap kehamilannya. Pada masa ini sering

timbulkonflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu

mendapatkan perhatian dan dukungan suami.

b. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan).

Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir,

sehingga bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada

trimester I, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.

Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap

kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan

yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan

pengalaman baru, mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ,

melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan


USG. Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan,

sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa gangguan berarti.

c. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).

Kejadian yang sering timbul antara lain:

1) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat

menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb < 10 gr%.

2) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan

rujukan kemungkinan adanya hipertensi.

3) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai

salah satu gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada

triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak

(sungsang).

4) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan

pervaginam perlu dicurigai adanya placenta praevia atau solusio

plasenta.

5) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan

pada saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.

6) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat

masuknya kepala ke pintu atas panggul.

7) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi

(Purwaningsih, dkk, 2010).


9. Komplikasi Kehamilan

Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :

a. Hiperemisis gravidarum

b. Hipertensi dalam kehamilan.

c. Perdarahan trimester I (abortus).

d. Perdarahan antepartum.

e. Kehamilan ektopik.

f. Kehamilan kembar.

g. Molahydatidosa.

h. Inkompatibilitas darah.

i. Kelainan dalam lamanya kehamilan.

j. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin.(Bobak, 2004)

10. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

1) Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).

2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).

3) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).

b. USG

1) Jenis kelamin.

2) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion.

(Masriroh, 2013).
B. Tinjauan Umum Tentang Intranatal Care/Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses

fisiologis yang memungkinkan serangkain perubahan yang besar pada ibu

untuk dapat melahirkan melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran

normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung selama 18 jam tanpa komplikasi baik ibu

maupun janin (Nurul Jannah, 2017).

Persalinan normal juga dapat dikatakan sebagai suatu fenomena

alam yang mengarah pada penciptaan kehidupan baru, hal tersebut

merupakan momen paling menyentuh dan spesial dalam kehidupan

seorang wanita dan merupakan pengalaman unik yang bisa mereka

dapatkan dan pada persalinan normal ini seorang ibu dilatih untuk

menghilangkan rasa takut dan kegelisahannya dalam menghadapi

persalinannya (Eun-Young Choi, dkk, 2015).

2. Jenis-jenis Persalinan

a. Persalinan Spontan

Persalinan Spontan Persalinan yang berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.


b. Persalinan Bantuan

Persalinan Bantuan Persalinan dengan rangsangan yang dibantu

dengan tenaga dari luar, ekstraksi dengan forcep atau dengan

dilakukan sectio sesario.

c. Persalinan Anjuran

Persalinan Anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan

sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.

3. Tanda-Tanda Mulainya Persalinan

Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling

atau dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul

terutama pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri

turun. Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung

kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan

dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor

pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah

bisa bercampur darah (bloody show) (Haffieva, 2011).

Tanda-Tanda In Partu :

a. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.

b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil

pada bagian servik.

c. Kadang-kadang ketuban pecah

d. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar


4. Faktor Persalinan

a. Passage (Jalan Lahir)

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari

rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin

dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan

lahir tersebut harus normal.

Bidang-bidang:

1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan

bagian atas symphisis dan promontorium

2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir

bawah symphisis.

3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina

ischiadika kanan dan kiri.

4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os

coccyges

b. Power

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang

terdiri dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.

Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang

dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim

c. Passanger

Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan

passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala
karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala

janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.

Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger

adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti

hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak

muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti

kedudukan lintang atau letak sungsang.

d. Psikis (Psikologis)

Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat

itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu

munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi anaknya.

Mereka seolah- olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang

semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “

sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :

1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

2) Pengalaman bayi sebelumnya

3) Kebiasaan adat

4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

e. Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi

pada
ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan

penolong dalam menghadapi proses persalinan.

5. Kala Persalinan

Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu:

a. Kala I (kala pembukaan)

In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir

bercampur darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah

berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.

Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:

1) Fase laten

Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan

berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.

2) Fase aktif

Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase:

a) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi

4 cm.

b) Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam,

pembukaan berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.

c) Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm.

Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan

vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur,

kontraksi
uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi,

kepala janin turun ke pelvis.

b. Kala II (pengeluaran janin)

His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,

kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga

terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek

menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga

merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his

kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum

meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan

diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada

multi 0.5 jam.

Mekanisme persalinan:

Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir

sekitar 95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum

dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat

sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina

(toucher). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk

dalampintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh

karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi

belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan

anterior.

Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan


ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan
ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan

diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang

tengah panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat

lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang

pada pintu atas panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan,

karena diameter antero posterior adalah ukuran yang terkecil dari

pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah panggul, sutura

sagitalis dalam jurusan muka belakang yang menguntungkan karena

ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero

posterior.

Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah:

1) Penurunan kepala

Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas

panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari

kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada

permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP,

biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi

yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul

(PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura

sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara

simpisis dan promontorium.

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II

persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan


retraksi dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan

langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang

bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga

terjadi penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan

bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga

disebabkan karena tekanan cairan intra uterine, kekuatan

mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan

melurusnya badan anak.

a. Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di

antara simpisis dan promontorium.

b. Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang

lebih rendah dari os parietal depan

c. Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os

parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang

2) Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi

yang ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga

bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah

dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-

ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari

dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya

fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan

diameter
suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya

kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.

3) Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan

sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan

janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi

belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun

kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah

simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan,

karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan

posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah

dan pintu bawah panggul.

4) Ekstensi

Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-

ubun kecil berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi

dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir

pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas

sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya.

Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar

panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan

pada perineum dan dapat menembusnya.

Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan

menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah


berturut-turut pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi,

hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.

5) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah

simpisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu

belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh

badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.

Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat,

dan janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput

yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai

dasar panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah panjang.

Tetapi pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang

menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang

buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi

mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali,

khususnya kalau janin besar.

6) Rotasi luar ( putaran paksi luar)

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi

yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak

untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena

putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan

miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri

dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar


panggul setelah kepala
bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu

(diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter

anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu

kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala

berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.

c. Kala III (pengeluaran plasenta)

Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus

teraba keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi

tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam

waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam

vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan

dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30

menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan

pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

d. Kala IV

Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,

mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post

partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang

kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-

obat oksitosin.

6. Penatalaksanaan Dalam Proses Persalinan

a. Daftar perlengkapan alat dan bahan untuk persalinan


1) Partus Set

Nama Alat Fungsi Gambar


Klem Arteri (2) Untuk menjepit (memegang /
menekan) sesuatu benda.

Gunting Tali Pusat Untuk memotong tali pusar


bayi.

Penjepit Tali Pusat Untuk menjepit tali pusat bayi

½ Kocher Untuk memecahkan ketuban

Kateter Nelaton Membantu agar bisa buang air


Logam kecil

Gunting Episiotomi Untuk memotong perineum


(alat kelamin wanita) saat
melahirkan, untuk mencegah
robeknya dinding perineum,
yaitu antara anus dan bagian
bawah vagina
2 Pasang Sarung Untuk melindungi petugas
Tangan Steril kesehatan saat bekerja

Kasa Untuk membersihkan darah


dari vagina.
2) Alat perlindungan diri / APD
Nama Fungsi Gambar
Celemek Melindungi diri dari percikan
cairan tubuh pasien

Kaca mata Melindungi mata dari percikan


cairan tubuh pasien

Masker Melindungi wajah dari


percikan cairan tubuh pasien

Alas kaki tertutup Melindungi kaki dari cairan


/sepatu boot tubuh pasien yang bercecer
di lantai

3) Peralatan
Nama Alat fungsi Gambar
Neirbeken/bengkok Tempat alat2 yang sudah
terpakai saat menolong
persalinan/merawat luka, dsb

Kom tertutup Sebagai wadah air DTT


berisi air DTT

Kom tertutup berisi Sebagai wadah kapas DTT


kapas DTT

Termometer Untuk mengukur suhu tubuh,


untuk bayi baisanya digunakan
di dalam rectal.
Stetoskop Untuk mendengar suara
jantung dan pernapasan

Tensi meter Untuk mengukur tekanan


darah

Pita ukur Untuk mengukur lingkar


kepala, lingkar dada,
dan panjang bayi

Spuit 2,5 – 3 ml Untuk injeksi

Leanec Untuk mendengarkan DJJ bayi

Lampu sorot Sebagai penerangan saat


partus

Tempat sampah Sebagai tempat pembuangan


(basah, kering, limbah partus
medis)

Waskom Sebagai wadah larutan klorin

Wadah/kendih Sebagai wadah plasenta


Ember Sebagai tempat menampung
pakaian kotor

Under ped Untuk mengalasi bokong ibu


dan menampung cairan
ketuban agar tidak merembes

4) Perlengkapan Hecting (bak instrumen)


Nama Alat Fungsi Gambar
1 pasang sarung Untuk melindungi petugas
tangan kesehatan saat bekerja

Pinset anatomi Untuk memegang suatu alat

Pinset Sirurgis Untuk menjepit pada saat


operasi.

Pegangan jarum Untuk memegang jarum

Jarum jahit (otot, Untuk menjahit luka yang dan


kulit) menjahit organ yang rusak
lainnya.

Benang Kronik Benang yang digunakan dalam


menjahit luka.

Spuit Untuk melakukan injeksi


5) Perlengkapan Resusitasi
Nama Alat Fungsi Gambar
Penghisap Lendir Untuk menghisap lendir pada
/delee hidung dan mulut bayi

Kasa Untuk membersihkan darah dari


vagina.

Balon resusitasi Untuk membantu pernafasan


/ambu bag

Bola karet yang Untuk menghisap lendir


baru

Stopwatch Untuk memantau waktu

Sarung tangan (1) Untuk melindungi petugas


kesehatan saat bekerja

Meja bayi Untuk meletakkan bayi baru


lahir yang akan diperiksa
6) Obat-Obatan Dan Perlengkapan Untuk Asuhan Persalinan Dan
Penanganan Penyulit
Nama obat Fungsi Gambar

Oksitosin Untuk merangsang kontraksi


uterus saat kala II

Lidokain 1% Untuk anastesi ketika hecting

Cairan infus RL Digunakan untuk memenuhi


cairan elektrolit ibu

Selang infus Untuk mengalirkan cairan infus


ke tubuh ibu

Kanul Sebagai saluran oksigen dari


tabung O2 ke tubuh ibu

Ergometrin Untuk merangsang kontraksi


uterus saat kala II

Kapsul / kaplet Antibiotik sebagai pencegahan


ampusilin / infeksi
amoksisilin 500gr

Vitamin K Mencegah perdarahan pada


otak bayi
Salep mata Mencegah infeksi pada mata
tetrasiklin 1% bayi

b. Proses persalinan
1) Melihat tanda dan gejala kala II

a) Ibu mempunyai dorongan kuat

b) Ibu merasa adanya tekanan pada anus

c) Perineum menonjol

d) Vulva dan anus membuka

2) Memastikan kelengkapan alat partus termaksud mematakan

ampul oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai

3 cc kedalam wadah partus

3) Memakai APD.

4) Melepaskan semua perhiasan, mencuci tangan dan memakai

sabun dibawah air mengalir.

5) Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang

digunakan untuk periksa dalam.

6) Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi

dengan oksitosin dan letakkan kembali keadaan wadah partus

set.

7) Membersihkan vulva dan vagina dengan kapas saflon.

8) Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah

lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.


9) Mencelupkan tangan kanan kedalam larutan klorin 0,5%,

membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya.

10) Memeriksa dengan denyut jantung janin setelah kontraksi uterus

selesai.

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran.

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran.

14) Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm,

memasang handuk bersih untuk mengeringkan bayi pada perut

ibu.

15) Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya

dibawah bokong ibu.

16) Mengambil dan membuka partus set.

17) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

18) Menahan puncuk kepala dengan tangan kiri dan tangan kanan

menyokong perineum.

19) Mengusapkan kasa steril pada jalan napas bayi (mulut dan

hidung).

20) Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi.


21) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi

luar secara spontan.

22) Setelah bayi menghadap paha ibu tempatkan kedua telapak

tangan biparietal kepala janin, tarik kearah bawah untuk

melahirkan bahu depan, kemudian tarik kea rah atas untuk

melahirkan bahu belakang.

23) Setelah bahu lahir, kemudian lahirkan vadan dan lengan dengan

sanggar susur.

24) Melahirkan tungkai dan bokong dengan menyusuri punggung ke

arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai

bawah.

25) Nilai bayi, kemudian letakkan bayi diatas perut ibu dengan

posisi kepala lebih rendah dari badan.

26) Mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali

bagian tali pusat.

27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

umbiculus bayi, melakukan urutan tali pusat kearah ibu dan

memasang klem diantara kedua 2 cm dari klem pertama.

28) Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,

memotong tali pusat diantara dua klem.

29) Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,

membungkus bayi hingga kepala.

30) Memberikan bayi pada ibu untuk disusui, bila ibu menghendaki.
31) Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.

32) Memberitahu ibu akan disuntik.

33) Menyuntik oksitosin 10 unit secara IM pada bagian luar paha kiri
1/
3atas.

34) Memindahkan klem kearah vulva hingga bergerak 5-10 cm.

35) Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga

untuk melakukan stimulasi putting susu.

36) Jika tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya

pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara

tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian kerah

atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta tampak di

vulva.

37) Setelah plasenta tampak di vulva teruskan melahirkan plasenta

dengan hati-hati pegang plasenta dengan kedua tangan dan

lakukan putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran

plasenta dan mencegah robekan selaput ketuban.

38) Melakukan masase pada fundus uteri.

39) Periksa bagian maternal dan ekal plasenta untuk memastikan

plasenta lahir lengkap atau tidak.

40. Memeriksa apakah ada robekan pada vagina dan perenium yang

membuka pendarahan aktif.

41. Bila ada robekan segera lakukan penjahitan.

42. Memastikan kembali kontraksi uterus.


43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam

larutan klorin 0,5% kemudian bilas tangan dengan air yang

sudah di desinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya.

44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbiculus dengan

sampul mati.

45. Mengikat balik tali pusat dengan sampul mati untuk kedua

kalinya.

46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkan ke dalam

wadah berisi larutan klorin 0,5%.

47. Membungkus kembali bayi.

48. Berikan kembali bayi kepada ibu untuk disusui.

49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus, kantung kemih

dan TFU.

50. Mengajarkan cara masase uterus pada ibu dan keluarga apabila

kontraksi uterus tidak baik.

51. Mengevaluasi pendarahan yang terjadi.

52. Memeriksa TD dan Nadi ibu tiap 15 menit jam pertama dan 30

menit jam kedua.

53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5%.

54. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ketempat

sampah yang tersedia.


55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah,

kemudian mengganti pakaian dengan pakaian bersih/kering.

56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga

untuk ibu makan dan minum.

57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5% .

58. Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5% dan

melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

59. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir.

60. Pendokumentasian dan melengkapi patograf.

C. Tinjauan Umum Tentang Postnatal Care/Nifas

1. Pengertian masa nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi serta

plasenta juga selaput chorion yang diperlukan untuk pulihnya kembali

alat-alat reproduksi seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6

minggu (Sonda Maria, dkk, 2016)

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang berlangsung selama

6 minggu untuk pulihnya kembali alat-alat reproduksi seperti sebelum

hamil.

Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta

sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara

normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.


2. Tahapan masa nifas

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a. Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada

masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan

karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus

melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan

darah, dan suhu.

b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan

normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak

demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat

menyusui dengan baik.

c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan

pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB (Maria Sonda dkk,

2016)

3. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kujungan nifas dilakukan minimal 4 kali untuk menilai status ibu

dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani

masalah- masalah yang terjadi.

Asuhan masa nifas berdasarkan waktu kunjungan nifas

a. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)


1) Mencegah perdarahan masa nifas.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan, rujuk bila

perdarahan berlanjut.

3) Pemberian ASI awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini

(IMD) berhasil dilakukan.

4) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

5) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

b. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi

fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan

tidak ada bau menyengat.

2) Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

3) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-

tanda penyulit dalam menyusui.

4) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi

yaitu perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan

merawat bayi sehari-hari.

c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi

fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan

tidak ada bau menyengat.

2) Menilai adanya tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-

tanda penyulit dalam menyusui.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi

yaitu perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan

merawat bayi sehari-hari.

d. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

1) Menanyakan pada ibu tentang keluhan dan penyulit yang

dialaminya.

2) Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini.

(Febi Sukma, dkk. 2017)

4. Periode masa nifas

Nifas dibagi menjadi 3 periode

a. Peurperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan

b. Peurperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu

c. Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi (bisa dalam berminggu-minggu, berbulan-

bulan dan bertahun-tahun)

5. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Involusi rahim
Setelah placenta lahir, uterus merupakan alat yang keras

karena kontraksi dan retraksi otot – ototnya. Fundus uteri ± 3

jari bawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak

seberapa berkurang tetapi sesudah 2 hari, uterus akan mengecil

dengan cepat, pada hari ke – 10 tidak teraba lagi dari luar.

Setelah 6 minggu ukurannya kembali ke keadaan sebelum

hamil. Pada ibu yang telah mempunyai anak biasanya uterusnya

sedikit lebih besar daripada ibu yang belum pernah mempunyai

anak. Involusi terjadi karena masing – masing sel menjadi lebih

kecil, karena sitoplasma nya yang berlebihan dibuang, involusi

disebabkan oleh proses autolysis, dimana zat protein dinding

rahim dipecah, diabsorbsi dan kemudian dibuang melalui air

kencing, sehingga kadar nitrogen dalam air kencing sangat

tinggi.

Proses involusi uterus

NO Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus


1 Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000 gram
2 Uri Lahir Dua Jari Bawah Pusat 750 gram
3 Satu minggu Pertengahan Pusat-Simpisis 500 gram
4 Dua minggu Tak Teraba Diatas Simpisis 350 gram
5 Enam minggu Bertambah Kecil 50 gram
6 Delapan minggu Sebesar Normal 30 gram
2) Involusi tempat plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat

dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira – kira sebesar


telapak
tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu

kedua hanya sebesar 3 – 4 cm dan pada akhir masa nifas 1 -2

cm.

3) Perubahan pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-

pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan

tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri

harus mengecil lagi dalam nifas.

4) Perubahan pada serviks dan vagina

Beberapa hari setelah persalinan,ostium extemum dapat

dilalui oleh 2 jari, pinggir-pibggirnya tidak rata tetapi retak-retak

karena robekan persalinan, Pada akhir minggu pertama hanya

dapat dilalui oleh satu jari saja, dan lingkaran retraksi

berhubungan dengan bagian dari canalis cervikalis.

5) Perubahan pada cairan vagina (lochia)

Dari cavum uteri keluar cairan secret disebut Lochia. Jenis

Lochia yakni :

a) Lochia Rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar dan sisa-sisa

selaput ketuban , sel-sel desidua (desidua, yakni selaput lendir

Rahim 6 dalam keadaan hamil), verniks caseosa (yakni palit

bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda

dan sel-sel epitel, yang menyelimuti kulit janin) lanugo,

(yakni bulu halus pada anak yang baru lahir), dan meconium
(yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri dari atas getah

kelenjar
usus dan air ketuban, berwarna hijau kehitaman), selama 2

hari pasca persalinan.

b) Lochia Sanguinolenta : Warnanya merah kuning berisi darah

dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochia Serosa : Berwarna kuning dan cairan ini tidak

berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

d) Lochia Alba : Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah

2 minggu.

e) Lochia Purulenta : Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan

seperti nanah berbau busuk.

f) Lochiotosis : Lochia tidak lancar keluarnya.

b. Perubahan Sistem Pencernaan

Pada saat postpartum nafsu makan ibu bertambah. Ibu dapat

mengalami obstipasi karena waktu melahirkan alat pencernaan

mendapat tekanan, pengeluaran cairan yg berlebih, kurang makan,

haemoroid, laserasi jalan lahir, pembengkakan perineal yg

disebabkan episiotomi. Supaya buang air besar kembali normal,

dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan

ambulasi awal. Bila tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan

obat laksansia.’

c. Perubahan Sistem Perkemihan

Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitif dan

kapasitasnya akan bertambah, mencapai 3000 ml per hari pada 2 – 5


hari post partum. Hal ini akan mengakibatkan kandung kencing

penuh. Sisa urine dan trauma pada dinding kandung kencing waktu

persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Lebih kurang 30 – 60 %

wanita mengalami inkontinensial urine selama periode post partum.

Bisa trauma akibat kehamilan dan persalinan, Efek Anestesi dapat

meningkatkan rasa penuh pada kandung kemih, dan nyeri perineum

terasa lebih lama, Dengan mobilisasi dini bisa mengurangi hal diatas.

d. Musculoskleletal

Otot – otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-

pembuluh darah yang berada diantara anyaman-anyaman otot-otot

uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan

setelah plasenta diberikan. Pada wanita berdiri dihari pertama setelah

melahirkan, abdomennya akan menonjol dan membuat wanita

tersebut tampak seperti masih hamil. Dalam 2 minggu setelah

melahirkan, dinding abdomen wanita itu akan rileks. Diperlukan

sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan

sebelum hamil. Kulit memperoleh kambali elastisitasnya, tetapi

sejumlah kecil stria menetap.

e. Endokrin

Hormon Plasenta menurun setelah persalinan, HCG menurun

dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke tujuh sebagai

omset pemenuhan mamae pada hari ke- 3 post partum. Pada hormon

pituitary prolaktin meningkat, pada wanita tidak menyusui menurun


dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada minggu ke- 3.

Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga dapat

dipengerahui oleh factor menyusui. Sering kali menstruasi pertama

ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar estrogen dan

progesterone. Setelah persalinan terjadi penurunan kadar estrogen

yang bermakna sehingga aktifitas prolactin juga sedang meningkat

dapat mempengaruhi kelenjar mammae dalam menghasilkan ASI.

f. Kardiovaskuler

Pada keadaan setelah melahirkan perubahan volume darah

bergantung beberapa faktor, misalnya kehilangan darah, curah

jantung meningkat serta 9 perubahan hematologi yaitu fibrinogen

dan plasma agak menurun dan Selama minggu-minggu kehamilan,

kadar fibrinogen dan plasma, leukositosis serta faktor-faktor

pembekuan darah meningkat. Pada hari postpartum, kadar fibrinogen

dan plasma akan sedikit menurun dan faktor pembekuan darah

meningkat.

g. Perubahan tanda- tanda vital yang terjadi masa nifas

1) Suhu badan

Dalam 24 jam postpartum, suhu badan akan meningkat

sedikit (37,5 – 380°C) sebagai akibat kerja keras sewaktu

melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila dalam

keadaan normal suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada

hari ke-3 suhu badan naik lagi karena adanya pembekuan ASI.
2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali

permenit. Denyut nadi setelah melahirkan biasanya akan lebih

cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100x/menit adalah

abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.

3) Tekanan Darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan

tekanan darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena

adanya perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartum

dapat menandakan terjadinya preeklampsi postpartum.

h. Hematologi

Leokositoisis, yang meningkatan jumlah sel darah yang putih

hingga 15.000 selama proses persalinan, tetap meningkat untuk

sepasang hari pertama postpartum. Jumlah sel darah putih dapat

menjadi lebih meningkat hingga 25.000 atau 30.000 tanpa

mengalami patologis jika wanita mengalami proses 10 persalinan

diperlama. Meskipun demikian, berbagai tipe infeksi mungkin dapat

dikesampingkan dalam temuan tersebut. Jumlah normal kehilangan

darah dalam persalinan pervaginam 500 ml, seksio secaria 1000 ml,

histerektomi secaria 1500 ml. Total darah yang hilang hingga akhir

masa postpartum sebanyak 1500 ml, yaitu 200-500 ml pada saat

persalinan, 500-800 ml pada minggu pertama postpartum ±500 ml

pada saat puerperium selanjutnya. Total volume darah kembali


normal
setelah 3 minggu postpartum. Jumlah hemoglobin normal akan

kembali pada 4-6 minggu postpartum. (Febi Sukma, dkk. 2017)

6. Perubahan Psikologis Masa Nifas

a. Adaptasi Perubahan Psikologi Nifas

Setelah persalinan ibu perlu waktu untuk menyesuaikan diri,

menjadi dirinya lagi, dan merasa terpisah dengan bayinya sebelum

dpt menyentuh bayinya. (Price ‘88) Perasaan ibu oleh bayinya

bersifat komplek dan kontradiktif. Banyak ibu merasa takut disebut

sebagai ibu yang buruk, emosi yang menyakitkan mungkin dipendam

sehingga sulit dalam koping dan tidur. Ibu menderita dalam

kebisuannya sehingga menimbulkan distress karena kemarahan

terhadap situasi. Periode ini dieskpresikan oleh Reva Rubin yang

terjadi pada tiga tahap berikut ini :

1) Taking in Period ( Masa ketergantungan)

Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif

dan sangat bergantung pada orang lain, fokus perhatian

terhadap tubuhnya, ibu lebih 12 mengingat pengalaman

melahirkan dan persalinan yang dialami, serta kebutuhan tidur

dan nafsu makan meningkat.

2) Taking hold period

Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi

pada kemampuannya dalam menerima tanggung jawab

sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu


menjadi
sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan

dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.

3) Leting go period

Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai

secara penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu”

dan menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung

pada dirinya.

b. Post Partum Blues

Post Partum merupakan keadaan yang timbul pada sebagian

besar ibu nifas yaitu sekitar 50-80% ibu nifas, hal ini merupakan hal

normal pada 3-4 hari , namun dapat juga berlangsung seminggu atau

lebih. Etiologi dari postpartum blues masih belum jelas,

kemungkinan besar karena hormon; perubahan kadar estrogen,

progesteron, prolactin, peningkatan emosi terlihat bersamaan dengan

produksi ASI. Berikut juga dapat menjadi penyebab timbulnya psot

partum blues

1) Ibu merasa kehilangan fisik setelah melahirkan.

2) Ibu merasa kehilangan menjadi pusat perhatian dan kepedulian.

3) Emosi yang labil ditambah dengan ketidaknyamanan fisik.

4) Ibu terpisah dari keluarga dan bayi-bayinya.

5) Sering terjadi karena kebijakan rumah sakit yg kaku/tidak

fleksibel.

Gambaran Postpartum blues bersifat ringan dan sementara, ibu


mengalami emosi yang labil; mudah menangis, euforia dan tertawa.
Ibu merasa sedih & menangis karena hal yg tdk jelas, mudah

tersinggung, karena kurang percaya diri, menjadi sensitif dgn

komentar sekelilingnya. Asuhan yang dapat diberikan pada ibu

postpartum yaitu dengan memberikan informasi yang dibutuhkan

sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dirinya,. Berikan ibu

support dan reward/pujian, pertolongan/bimbingan orang terdekat

akan sangat membantu ibu. Post partum blues diidentifikasi sebagai

hal yg mendahului depresi, dan mengindikasikan perlunya dukungan

social.

c. Kesedihan dan Duka Cita

Duka cita adalah respon fisiologis terhadap kehilangan.

Kegagalan duka cita pada umumnya oleh karena suatu keinginan

untuk menghindari sakit yg intens. Duka cita sangat bervariasi

tergantung pada apa yang hilang & persepsi individu. Tingkat

kehilangan dicerminkan melalui respon diri. Bentuk kehilangan

dapat beragam diantaranya Infertil, keguguran, IUFD, kelainan

kongenital, bayi meninggal.

Terdapat tahapan dalam proses duka cita

1) Shock

Merupakan respon awal terhadap kehilangan, bentuk respon

fase shock ini diantaranya; menolak, tidak percaya, putus asa,

marah. Manifestasi perilaku dan perasaan shock diantaranya:

Kesepian, takut, merasa bersalah, terasa kosong/hampa,


kesendirian, kehilangan konsentrasi, memberontak, merasa

frustasi, kehilangan inisiatif, merasa benci, irrasional dan

menangis.

2) Realitas, Penerimaan

Merupakan fakta kehilangan dan penyesuaian/adaptasi

terhadap keyataan yang terjadi. Klien membuat penyesuaian

yang perlu direncanakan dalam kehidupan karena kejadian itu.

Sering timbul pertanyaan : “mengapa:, “jika”, “bagaimana.

Ketika pertanyaan ini timbul akan meningkatkan perasaan

marah, bersalah, dan takut. Ekspresi secara utuh penting untuk

kesembuhan. (ex;menangis).

3) Resolusi

Di fase ini individu mulai aktif kembali, fase resolusi

merupakan tahap individu mulai menerima kehilangannya, dan

mulai membuat hubungan baru. Orang disekitarnya sangat

berperan, begitu pula dengan peran tenaga kesehatan. Bidan

sangat penting dalam membantu ibu yang berduka. Seperti pada

bayi yang lahir tidak sempurna (kelainan kongenital), bidan

berperan dalam memberi rasa aman, memberi support,

mendengarkan keluhan, tidak menyalahkan, dan memberi

support untuk berusaha menerima bayinya. Beri ibu kesempatan

untuk menceritakan perasaan mereka walaupun berulang-ulang,

karena hal ini merupakan manifestasi duka cita. Memberikan


informasi ; penyebab dan kejelasan tentang kelainan bayi

mereka membantu ibu untuk melalui fase duka cita. (Febi

Sukma, dkk. 2017)

7. Kebutuhan Dasar Nifas

a. Nutrisi dan cairan

Nutrisi dan cairan sangat penting karena berpengaruh pada

proses laktasi dan involusi. Makan dengan diet seimbang, tambahan

kalori 500-800 kal/ hari. Makan dengan diet seimbang untuk

mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup. Minum

sedikitnya 3 liter/ hari, pil zat besi (Fe) diminum untuk menambah

zat besi setidaknya selama 40 hari selama persalinan, Kapsul vitamin

A (200.000 IU ) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya

melalui ASI.

b. Mobilisasi

Segera mungkin membimbing klien keluar dan turun dari tempat

tidur, tergantung kepada keadaan klien, namun dianjurkan pada

persalinan normal klien dapat melakukan mobilisasi 2 jam pp . Pada

persalinan dengan anestesi miring kanan dan kiri setelah 12 jam, lalu

tidur ½ duduk, turun dari tempat tidur setelah 24 jam Mobilisasi

pada ibu berdampak positif bagi, ibu merasa lebih sehat dan kuat,

Faal usus dan kandung kemih lebih baik, Ibu juga dapat merawat

anaknya

c. Eliminasi
Pengisian kandung kemih sering terjadi dan pengosongan

spontan terhambat→retensi urin → distensi berlebihan →fungsi

kandung
kemih terganggu, Infeksi. Miksi normal dalam 2-6 jam PP dan setiap

3-4 jam Jika belum berkemih OK penekanan sfingter, spasme karena

iritasi m. Spincter ani, edema KK, hematoma traktus genetalis

→ambulasi ke 17 kandung kemih. Tidak B.A.K dalam 24 jam →

kateterisasi ( resiko ISK >> Bakteriuri 40 %) BAB harus dilakukan

3- 4 hari PP Jika tidak →laksan atau parafin /suppositoria. Ambulasi

dini dan diet dapat mencegah konstipasi. Agar BAB teratur : diet

teratur, pemberian cairan yang banyak, latihan dan olahraga.

d. Personal hygiene

Ibu nifas rentan terhadap infeksi, unttuk itu personal hygiene harus

dijaga, yaitu dengan

1) Mencuci tangan setiap habis genital hygiene, kebersihan tubuh,

pakaian, lingkungan, tempat tidur harus slalu dijaga.

2) Membersihkan daerah genital dengan sabun dan air bersih

3) Menghindari menyentuh luka perineum

4) Mengganti pembalut setiap 6 jam minimal 2 kali sehari Tidak

menyentuh luka perineum

5) Menjaga kebersihan vulva perineum dan anus

6) Memberikan salep, betadine pada luka

e. Seksual

Hanya separuh wanita yang tidak kembali tingkat energi yang

biasa pada 6 minggu PP, secara fisik, aman, setelah darah dan dapat

memasukkan 2-3 jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Penelitian


pada
199 ibu multipara hanya 35 % ibu melakukan hubungan seks pada 6

minggu dan 3 bln, 40% nya rasa nyeri dan sakit.

f. Senam nifas

Tujuan dari Senam Nifas adalah untuk :

1) Rehabilisasi jaringan yang mengalami penguluran akibat

kehamilan dan persalinan.

2) Mengembalikan ukuran rahim kebentuk semula.

3) Melancarkan peredaran darah.

4) Melancarkan BAB dan BAK.

5) Melancarkan produksi ASI.

6) Memperbaiki sikap baik. (Febi Sukma, dkk. 2017)

D. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir

1. Definisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia

kehamilan genap37-40 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau

letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakaialat. Neonatus

adalah bayi baru lahir yang menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam

uterus ke kehidupan di luar uterus (Tande, 2016 halaman 2).

Neonatus atau bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari

kehamilan aterm (37 minggu sampai 42 minggu) dengan berat badan

lahir

2.500 gram sampai dengan 4.000 gram, tanpa ada masalah atau kecatatan
pada bayi sampai usia 28 hari (Arfiana, 2016 halaman 1).
2. Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa antara

lain Appearance color (warna kulit), seluruh tubuh ke merah-merahan,

Pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit, Gremace (reaksi

terhadap rangsangan), menangis atau batur/bersin, Activity(tonus otot),

gerak aktif, Respiration (usaha napas), bayi terlalu ingin (kurang dari

36°C). Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan

kering yang sudah disiapkan diatas perut ibu.Apabila tali pusat pendek,

maka letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat

tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara lakukan penilaian awal

pada bayi baru lahir antara lain :

a. Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

c. Bagiamana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada

sianosis ?

Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,

bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satupenilaian

tidak ada pada bayi, bayi tidak dikatakan lahirnormal/fisiologis (Rukiyah

dan Yulianti, 2010).Pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak

mengantukberlebihan, tidak muntah. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi

pada talipusat seperti, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau

busuk,berdarah, dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau

tua,tidak ada lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil,
tangisankuat, tidak terdapat tanda : lemas, terlalu mengantuk, lunglai,

kejang-kejanghalus tidak bisa tenang, menangis terus-menerus

(Rukiyahdan Yulianti, 2010).

Tabel. Tanda APGAR SCORE

Nilai 0 1 2

Appearance color Seluruh badan Warna kulit tubuh Warna kulit


(warna kulit) biru atau pucat normal merah tubuh, tangan
muda, tetapi dan kaki normal
tangan dan kaki merah muda,
kebiruan tidak ada
sianosis
Pulse (heart rate) Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
Atau frekuensi
Jantung
Grimace Tidak ada respon Meringis atau Meringis atau
(reaksi terhadap terhadap stimulasi menangis lemah bersin atau
rangsangan) ketika distimulasi batuk saat
stimukasi
saluran nafas
Activity Lemah atau tidak Sedikit gerakan Bergerak aktif
(tonus otot) ada
Respiration Tidak ada Lemah atau tidak Menangis kuat,
(usaha nafas) teratur pernafasan baik
dan teratur
3. Klasifikasi Neonatus

Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi menurut

(Marmi 2015) , yaitu :

a. Neonatus menurut masa gestasinya :

1) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)

2) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu)

3) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
b. Neonatus menurut berat badan lahir :

1) Berat lahir rendah : < 2500 gram

2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram

3) Berat lahir lebih : > 4000 gram

c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi

dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :

1) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)

2) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK).

4. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal

a. Berat badan 2.500-4.000 gram

b. Panjang badan 48-52 cm

c. Lingkar dada 30-38 cm

d. Lingkar kepala 33-35 cm

e. Denyut jantung 120-140. Pada menit-menit pertama mencapai 160

x/menit

f. Pernafasan 30-60 x/menit

g. Kulit kemerah-merahan, licin dan diliputi vernix caseosa

h. Tidak terlihat rambut lanugo, dan rambut kepala tampak sempurna

i. Kuku tangan dan kaki agak panjang dan lemas

j. Genetalia bayi perempuan: labia mayora sudah menutupi labia

minora dan pada bayi laki-laki testis sudah turun ke dalam scrotum

k. Refleks primitif:

1) Rooting reflek, sucking reflek dan swallowing reflek baik


2) Reflek moro baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan seperti memeluk

3) Grasping reflek baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas

telapak tangan, bayi akan menggenggam

l. Eliminasi baik,bayi berkemih dan buang air besardalam 24 jam

pertama setelah lahir. Buang air besar pertama adalah mekoneum,

yang berwarna coklat kehitaman (Arfiana, 2016 halaman 2).

5. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,

dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak

mengancam nyawa bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir

tersebut, antara lain pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit,

retraksi dinding dada saat inspirasi, suhu terlalu panas atau lebih dari

38°C atau terlalu dingin suhu kurang dari 36°C.

Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau

sangat kuning (terutama pada 24 jam pertama) juga merupakan

tandabahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang

lain yaitu pemberian ASI sulit (hisapan lemah, mengantuk berlebihan,

banyakmuntah), tali pusat merah, bengkak keluar cairan, bau busuk,

berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu tubuh

meningkat,merah, bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk, pernafasan

sulit.
Gangguan pada gastrointestinal bayi juga merupakan tanda bahaya,

antara lain mekoneum tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran, urine

tidak keluar dalam 24 jam pertama, muntah, terusmenerus,distensi

abdomen, faeses hijau/berlendir/darah. Bayi menggigilatau menangis

tidak seperti biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang-kejanghalus, tidak

bias tenang, menangis terus menerus, mata bengkakdan mengeluarkan

cairan juga termasuk tanda-tanda bahaya pada bayibaru lahir

(Muslihatun, 2010).

6. Masalah yang paling sering dijumpai pada bayi baru lahir

Menurut Kemenkes RI (2012), masalah yang paling sering dijumpai pada

bayi baru lahir yaitu:

a. BAB dan BAK pada hari-hari pertama

Sekitar 95% bayi kencing dalam jam pertama dan mengeluarkan

mekonium dalam 24 jam pertama. Sebagian besar bayi akan kencing

segera setelah ia lahir dan kemudian tidak kencing atau hanya 2-3

kali BAK dalam 24 jam selama 3 hari pertama. Bila dalam 24 jam

bayi belum BAK atau belum BAB, perlu mendapatkan perhatian

khusus. Evaluasi lebih lanjut perlu dilakukan dan dirujuk bila perlu.

Pada akhir minggu pertama bayi akan BAK 5-6 x/hari dan 3-4 x/hari.

BAB dengan konsentrasi tinja mulai seperti pasta gigi dan warna

mulai kekuningan. Namun BAB pada bayi ASI eksklusif

sesungguhnya sangat bervariasi dalam hal frekuensi dan warna.

Kondisi ini tidak


perlu dikhawatirkan sama sekali sepanjang bayi tetap aktif, dapat

menangis kuat dan menyusu dengan baik (Kemenkes RI, 2012).

b. Bayi rewel

Bayi rewel atau menangis tidak selalu lapar. Rewel bisa

disebabkan mengompol, kepanasan/ kedinginan, terlalu lelah atau

ingin tidur, ingin ditimang atau mendengarkan suara ibunya, merasa

sendiri, atau memang ada yang tidak nyaman/ nyeri pada tubuhnya

(Kemenkes RI, 2012).

c. Gumoh

Gumoh normal dialami oleh sebagian besar bayi pada usia 0-12

bulan. Gumoh bukan muntah tetapi keluarnya sebagian isi lambung

tanpa didahului rasa mual dan tanpa peningkatan tekanan dalam

perut bayi. Gumoh terjadi karena lambung bayi masih berada dalam

posisi agak mendatar, masih berada pada rongga dada, besar

lambung yang relatif kecil, fungsi penutup mulut lambung dan

esofagus belum sempurna.

7. Bayi Baru Lahir Risiko Tinggi

Kondisi–kondisi yang menjadikan neonatus berisiko tinggi, antara lain :

a. Bayi dengan berat badan lahir rendah

Bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu bayi baru lahir yang

berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan

2499 gram). Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat

badan lahir rendah diantaranya adalah penyakit hipotermia,


gangguan
pernafasan, membran hialin, ikterus, pneumonia, aspirasi dan

hiperbilirubinemia (Prawirohardjo, 2010).

b. Asfiksia neonatorum

Suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara

spontan dan teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat

memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang

dari tubuhnya

c. Perdarahan tali pusat

Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul karena

trauma pada pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan

proses pembentukkan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada

tali pusat juga dapat sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi.

d. Kejang neonatus

Kejang pada neonatus bukanlah suatu penyakit, tetapi

merupakan suatu gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai

penyebab kejang atau adanya kelainan susunan saraf pusat.

Penyebab utama terjadinya kejang adalah kelainan bawaan pada

otak, sedangkan sebab sekunder adalah gangguan metabolik atau

penyakit lain seperti penyakit infeksi. Di negara berkembang, kejang

pada neonatus sering disebabkan oleh tetanus neonatorum, sepsis,

meningitis, ensefalitis, pendarahan otak, dan cacat bawaan (Tanto,

Liwang, 2014).

8. Pelayanan Kesehatan Bagi Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan dari bidan / dokter/

perawat minimal tiga kali, yaitu pada:


a. Hari pertama

b. Hari ketiga

c. Minggu kedua

d. Jika belum disuntik vitamin K1, mintalah pada petugas kesehatan.

e. Jika belum di imunisasi Hepatitis B, mintalah sebelum bayi berumur

7 hari

Umur Jenis Imunisasi


0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak
9. Rencana Asuhan Bayi Baru lahir

Rencana asuhan pada bayi baru lahiradalah sebagai berikut :

a. Minum Bayi

Pastikan bayi diberi minum sesegera mungkin setelah lahir

(dalam waktu 30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit,

kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena

masalahtertentu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, upayakan ibu

mendampingi dan tetap memberikan ASI.

b. ASI Eksklusif

Anjurkan ibu untuk memberikan ASI dini (dalam 30 menit 1jam

setelah lahir) dan eksklusif.ASI eksklusif mengandung zat giziyang

diperlukan untuk tumbuh kembang bayi, mudah dicerna danefesien,


mencegah berbagai penyakit infeksi. Berikan ASI sedini mungkin.

Jika ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa,biarkan bayi

mengisap payudara ibu sebagai stimulasi keluarnyaASI.Cadangan

nutrisi dalam tubuh bayi cukup bulan dapat sampai selama 4 hari

pasca persalinan.

Prosedur pemberian ASI adalah sebagai berikut :

1) Menganjurkan ibu untuk menyusui tanpa dijadwal siang

malam(minimal 8 kali dalam 24 jam) setiap bayi

menginginkan.Bila bayi melepaskan isapan dari satu payudara,

berikanpayudara lain.

2) Tidak memaksakan bayi menyusu bila belum mau, tidak

melepaskan isapan sebelum bayi selesai menyusu, tidak

memberikan minuman lain selain ASI, tidak menggunakan dot

atau empeng.

3) Menganjurkan ibu hanya memberikan ASI saja pada 4-6

bulanpertama.

4) Memperhatikan posisi dan perlekatan mulut bayi dan

payudaraibu dengan benar.

5) Menyusui dimulai apabila bayi sudah siap, yaitu : mulut bayi

membuka lebar, tampak rooting reflex, bayi melihat sekeliling

danbergerak.

6) Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh

lurus menghadap payudara, hidung dekat puting susu.


7) Cara melekatkan : menyentuhkan putting pada bibir,

tunggumulut bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting

sehinggabibir bawah jauh dibelakang areola.

8) Nilai perlekatan dan refleks menghisap : dagu

menyentuhpayudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat

keluar, areoladi atas mulut bayi lebih luas dari pada di bawah

mulut bayi, bayimenghisap pelan kadang berhenti.

9) Menganjurkan ibu melanjutkan menyusui eksklusif,

apabilaminum baik.

c. Buang Air Besar (BAB)

Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari-hari

pertama kehidupannya adalah berupa mekoneum. Mekoneum adalah

ekskresi gastrointestinal bayi baru lahir yang diakumulasi dalam

usussejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna

mekoneum adalah hijau kehitam-hitaman, lembut, terdiri atas mucus

sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak danpigmen

empedu. Mekoneum ini keluar pertama kali dalam waktu 24jam

setelah lahir. Mekoneum dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari

setelahlahir. Mekoneum yang telah keluar 24 jam menandakan anus

bayibaru lahir telah berfungsi. Jika mekoneum tidak keluar, bidan

atau petugas harus mengkaji kemungkinan adanya atresia ani

danmegakolon. Warna feses bayi berubah menjadi kuning pada saat

berumur4-5 hari, bayi yang diberi ASI, feses menjadi lebih lembut,
berwarnakuning terang
dan tidak berbau. Bayi yang diberi susu formula, fesescenderung

berwarna pucat dan agak berbau. Warna feses akanmenjadi kuning

kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan.Frekuensi BAB bayi

sedikitnya satu kali dalam sehari. PemberianASI cenderung

membuat frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering.Pada hari ke 4-5

produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASIcukup maka bayi

akan BAB 5 kali atau lebih dalam sehari.

d. Buang Air Kecil (BAK)

Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam

setelahlahir. Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari.

Padaawalnya volume urine bayi sebanyak 20-30 ml/hari,

meningkatmenjadi 100-200 ml/hari pada akhir minggu

pertama.Warna urinekeruh/merah muda dan berangsur-angsur jernih

karena intake cairanmeningkat. Jika dalam 24 jam bayi tidak BAK,

bidan atau petugaskesehatan harus mengkaji jumlah intake cairan

dan kondisi uretra.

e. Tidur

Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru

lahirmenghabiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah

tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya

15%waktu digunakan bayi dalam keadaan terjaga, yaitu untuk

menangis,gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang

85%lainnya digunakan bayi untuk tidur.


f. Kebersihan Kulit

Kulit bayi masih sangat sensitif terhadap kemungkinan

terjadinya infeksi. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit

bayi,keutuhan kullit harus senantiasa dijaga. Verniks kaseosa

bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan dibersihkan

pada saat memandikan bayi. Untuk menjaga kebersihan kulit bayi,

bidan atau petugas kesehatan harus memastikan semua pakaian,

handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu bersih

dan kering.Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam

pertama)cenderung meningkatkan kejadian hipotermi. Untuk

menghindariterjadinya hipotermi, sebaiknya memandikan bayi

setelah suhu tubuhbayi stabil (setelah 24 jam).

g. Perawatan Tali Pusat

Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat

merupakantempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa

terjadi infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif

kala III padasaat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus

dipertahankandalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara

longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat di bawah tali

pusat. Jikatali pusat terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus

dicuci dengansabun dan air mengalir, kemudian keringkan.


h. Keamanan Bayi

Bayi merupakan sosok yang masih lemah dan rentan mengalami

kecelakaan. Untuk menghindari terjadinya kecelakaanatau hal-hal

yang tidak diinginkan pada bayi, sebaiknya tidakmembiarkan bayi

sendiri tanpa ada yang menunggu.Tidakmembiarkan bayi sendirian

dalam air atau tempat tidur, kursi ataumeja. Tidak memberikan

apapun lewat mulut selain ASI karena bayibiasa tersedak.

Membaringkan bayi pada alas yang cukup keras padapunggung/sisi

badannya. Hati-hati menggunakan bantal dibelakangkepala dan

ditempat tidurnya karena dapat menutupi muka.

i. Pemijatan Bayi

Tujuan dan manfaat pemijatan bayi diantaranya menguatkanotot

bayi, membuat bayi lebih sehat, membantu pertumbuhan

bayi,meningkatkan kesanggupan belajar, dan membuat bayi tenang.

E. Tinjauan Umum Tentang Keluarga Berencana

1. Definisi

Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera)

adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia

dan sejahtera (Handayani, 2010)


Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi

berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan konsepsi

yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari

atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel

telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

Jenis alat atau obat kontrasepsi antara lain suntik, kondom, pil, IUD,

implant, vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB. jenis

kondom dapat diperoleh langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan

KB dan kader desa. Kontrasepsi suntik KB sering dilakukan oleh bidan

dan dokter sedangkan kontrasepsi jenis, IUD, implant dan vasektomi atau

tubektomi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan

berkompeten.

2. Tujuan KB

Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi

program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang

kokoh bagi pelaksanaan program KB di masa mendatang untuk mencapai

keluarga berkualitas.

3. Sasaran Program KB

Sasaran Program KB dibagi menjadi dua yaitu sasaran langsungdan

sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.

Sasaran langsungnya adalah PUS yang bertujuan untuk menurunkan

tingkat kelahirandengan cara penggunaan kontrasepsi secara


berkelanjutan.
Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksanaan dan pengelola KB,

dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui kebijaksanaan

keendudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas,

keluargas ejahtera .

4. Ruang Lingkup Program KB

Ruang lingkup KB mencakup sebagai berikut :

a. Ibu

Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran.

b. Suami

Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan

memperbaiki kesehatan fisik, dan mengurangi beban ekonomi

keluarga yang ditanggungnya.

c. Seluruh Keluarga

Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan

fisik, mental, dan sosial setiap anggota keluarga, dan bagi anak dapat

memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta

kasih sayang orang tuanya (Sulistyawati, 2011).

5. Jenis-Jenis Metode Keluarga Berencana

a. Metode Kontrasepsi Alamiah

1) Senggama Terputus

Senggama terputus adalah mengeluarkan kemaluan pria dari

alat kelamin wanita menjelang ejakulasi. Dengan cara ini

diharapkan cairan seperma tidak akan masuk ke dalam rahim


serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sel telur yang dapat

mengakibatkan terjadinya pembuahan.

2) Pantang Berkala

Pantang berkala adalah tidak melakukan hubungan seksual

saat istri sedang dalam masa subur. Sistem ini berdasrkan pada

siklus haid atau menstruasi wanita. Masa subur tidak selalu

terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi

antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya.

3) Metode Lendir Servik

Metode lendir servik adalah metode kontrasepsi dengan

melihat lendir dalam vagina untuk mengetahui masa subur pada

seorang wanita, dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun

tidur dan sebelum melakukan aktifitas lainya.

b. Metode Kontrasepsi Sederhana

1) Kondom

Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat

dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vynil)

atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis

saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis,

berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang

digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari

ketebalannya, yaitu 0,02 mm .


a) Cara Kerja Kondom

(1) Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.

(2) Sebagai alat kontrasepsi.

(3) Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transmisi

mikro organisme penyebab PMS (Penyakit Menular

Seksual) .

b) Efektifitas Kondom

Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila

dipakai secara benar setiap kali berhubungan seksual.

Pemakaian kondom yang tidak konsisten membuat tidak

efektif. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit

yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun .

c) Manfaat Kondom

Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua,

yaitu manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.

Manfaat kondom secara kontrasepsi antara lain:

(1) Efektif bila pemakaian benar.

(2) Tidak mengganggu produksi ASI.

(3) Tidak mengganggu kesehatan klien.

(4) Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.

(5) Murah dan tersedia di berbagai tempat .

d) Kekurangan Kondom

Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki


keterbatasan, antara lain:
(1) Efektifitas tidak terlalu tinggi.

(2) Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom

yang benar.

(3) Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.

(4) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

(5) Perasaan malu membeli di tempat umum.

(6) Masalah pembuangan kondom bekas pakai.

2) Spermisida

Spermisida adalah zat-zat kimia yang kerjanya

melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina sebelum

spermatozoa bergerak ke dalam traktus genetalia interna.

Dikemas dalam bentuk busa (aerosol), tablet vaginal,krim. Cara

kerjanya menyebabkan sel membran sperma terpecah,

memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan

pembuahan sel telur.

3) Diafragma

Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari

lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum

berhubungan seksual sehingga menutup serviks. Cara kerjanya

menahan sperma agar tidak mendapat akses mencapai saluran

alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai

ala tempat spermisida.


c. Metode Kontrasepsi Hormonal

1) Kontrasepsi Pil

Kontrasepsi oral (Pil) adalah cara kontrasepsi untuk wanita

yang berbentuk pil di dalam stiap yang berisi gabungan dari

hormon estrogen dan progesteron atau hanya terdiri dari

hormone progesteron saja. Cara kerjanya menekan ovulasi,

mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks .

a) Efektifitas

Secara teoritis hampir 100, dengan angka kegagalan 0,1

- 1,7.

b) Keuntungan

(1) Efektifitasnya tinggi

(2) Pemakai dapat hamil lagi, bila dikehendaki kesuburan

dapat kembali dengan cepat

(3) Tidak mengganggu kegiatan seksualitas suami istri

(4) Siklus haid menjadi teratur

(5) Dapat menghilangkan keluhan nyeri haid.

c) Kontra Indikasi

Tidak dianjurkan bagi permpuan hamil, menyusui

eksklusif, perdarahan, hepatitis, jantung, stoke, kanker

payudara pada wanita jika tidak menggunakan pil secara

teratur setiap hari.


d) Efek Samping

Mual muntah, berat badan bertambah, retensi cairan,

edema, mastalgia, sakit kepala, timbulnya jerawat. Keluhan

ini berlangsung pada bulan – bulan pertama pemakain pil.

2) Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi suntik yang brisi

hormon sintetis estrogen dan progesteron:

a) DMPA (Depo Medroxyprogesterone Asetat) = Depo

Provera. Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan

setiap 3 bulan.

b) Depo Noretisteron (Norethindrone Enanthate) = Noristerat.

Mengandung 200 mg noretindron enantat, yang diberikan

setiap 1 bulan.

Cara Pemberian KB Suntik :

Pemberian KB suntik dilakukan melalui penyuntikan intra

muskular dalam di regio gluteus (atau kadang-kadang di deltoid,

terutama pada orang yang sangat gemuk). Tempat penyuntikan

jangan dipijat karena tindakan ini kadang kadang menyebabkan

obat menyebar sehingga kadar awal dalam darah lebih tinggi

dan lama kerja menjadi lebih singkat.

Cara Kerja KB Suntik:

Cara kerja KB suntik dalam mencegah yaitu:


a) Menghentikan (meniadakan) keluarnya sel telur dari induk

telur.

b) Membuat sperma sulit memasuki rahim karena

mengentalkan lendir mulut rahim (serviks).

c) Tidak dapat mengeluarkan atau menghentikan kehamilan

yang sudah terjadi.

Indikasi:

DMPA mungkin memberi manfaat khusus bagi wanita

dengan penyakit – penyakit tertentu, seperti:

a) Endometriosis

b) Defek ovulasi, terutama penyakit ovarium polikistik (dalam

mencegah risiko carsinoma endometrium.

c) Penyakit medis tertentu lainnya

Kontraindikasi :

Metode suntikan jangan digunakan pada wanita dengan

gangguan koagulasi. DMPA juga jangan diberikan pada wanita

yang mungkin tidak dapat mentoleransi amenore atau bercak

darah ireguler yang berkepanjangan .

Ada 2 macam kontra indikasi, yaitu:

a) Kontra indikasi secara Mutlak

(1) Terdapatnya tromboflebitis/riwayat tromboflebitis.

(2) Kelainan serebro vaskular.

(3) Fungsi hati tidak/kurang baik.


(4) Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat

reproduksi.

(5) Varises berat.

(6) Adanya kehamilan.

b) Kontraindikasi secara Relatif

(1) Hipertensi.

(2) Diabetes.

(3) Perdarahan abnormal pervaginam.

(4) Fibromiomauterus.

(5) Penyakit jantung dan ginjal .

Efek Samping dan Penatalaksanaannya

Efek samping KB suntik adalah penundaan pemulihan

kesuburan. Hal ini hanya menjadi masalah bagi pemakai DMPA,

yang mungkin mengalami interval berkepanjangan sebelum

ovulasi normal pulih. Penundaan ini mungkin disebabkan oleh

menetapnya DMPA dalam sirkulasi, karena mikro kristal pada

obat yang disuntikkan tersebut kadang-kadang larut sangat

lambat. Penundaan pemulihan kesuburan rata-rata berlangsung 7

sampai 8 bulan setelah perhitungan efek 3-4 bulan dari suntikan

terakhir. Tidak terdapat bukti bahwa DMPA menyebabkan

sterilitas permanen. NET-EN menyebabkan penundaan yang

sangat singkat, etapi kontrasepsi suntik kombinasi tidak

diketahui dapat menimbulkan efek yang berkepanjangan setelah


dosis
terakhir. Gangguan haid dapat terjadi dan juga dengan keluhan

mual, sakit kepala, pusing, menggigil, mastalgia dan berat badan

bertambah. Efek samping yang berat jarang dijumpai, kadang

ibu mengeluh libido berkurang.

3) Kontrasepsi Implan

a) Kontrasepsi ini terdiri dari:

(1) Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga

dengan panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm. Berisi 36

mg hormon Levonorgestrel dengan daya kerja 5 tahun.

(2) Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan

panjang 40 mm dan diameter 2,4 mm. Berisi 68 mg 3-

ketodesogestrel dengan daya kerja 3 tahun.

(3) Indoplant, terdiri dari 2 batang. Berisi 75 mg hormone

Levonorgestrel, daya kerja 3 tahun .

b) Efektifitas

Efektifitasnya 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.

c) Keuntungan

Dipasang selama lima tahun, kontrol medis ringan,

dapat dilayani di daerah pedesaan, biaya ringan.

d) Efek samping

Gangguan menstrulasi, terutama selama 3 – 6 bulan

pertama dari pemakaian. Pemakaian akan mengalami masa

perdarahan yang lebih panjang, lebih sering, atau amenorea.


4) Alat Kotrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Terdapat dua macam penggolongan AKDR atau yang sering

disebut IUD (Intra Uterine Devices) yaitu yang mengandung

logam (Cu IUD) dan yang mengandung hormon progesterone

atau levonorgestrel.

a) Efektifitas

Efektifitasnya sangat tinggi untuk mencegah dalam

waktu yang lama .

b) Keuntungan

(1) Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri

karena rasa aman terhadap resiko kehamilan

(2) Dapat dipasang setelah melahirkan atau keguguran

(3) Kesuburan cepat kembali setelah dicabut/buka

(4) Tidak ada efek samping hormonal

(5) Tidak mengganggu laktasi

c) Efek Samping

(1) Dapat menyebabkan infeksi panggul apabila

pemasangan tidak tepat

(2) Dapat terjadi rasa sakit berupa kram perut setelah

pemasangan (Sulistyawati, 2011).


d. Metode Kontrasepsi Permanen

1) Tubektomi

Tubektomi adalah setiap tindakan yang dilakukan pada

kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan orang yang

bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan lagi.

Kontrasepsi ini digunakan untuk jangka panjang, walaupun

kadang-kadang masih dapat dipulihkan kembali seperti semula.

Cara tubektomi dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain

saat oprasi, cara mencapai tuba, dan cara penutupan tuba

(Sulistyawati, 2011).

a) Efektifitas

(1) Sangat efektif, angka kegagalan sedikit lebih rendah

(2) Sangat efektif post – operatif.

b) Keuntungan

Vasektomi tuba akan menghadapi dan mencapai

klimakterium dalam suasana alami (Sulistyawati, 2011).

c) Kontraindikasi

(1) Peradangan dalam rongga panggul

(2) Peradangan liang senggama akut

(3) Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat, atau

penyakit paru lain yang tidak memungkinkan akseptor

berada dalam posisi genupektorial

(4) Obesitas berlebihan


(5) Bekas lapartomi.

d) Efek Samping

(1) Resiko trauma internal sedikit lebih tinggi

(2) Kemungkinan infeksi serius lebih tinggi

(3) Sedikit sekali kematian yang berhubungan dengan

anestesi.

2) Vasektomi

Vasektomi adalah Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi

merupakan suatu metode operatif minor pada pria yang sangat

aman. Sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi

yang sangat singkat dan tidak memerlukan anastesi umum.

a) Efektifitas

(1) Sangat efektif, tetapi angka kejadian rekanalisasi

spontan dan kehamilan sedikit lebih tinggi.

(2) Efektif 6-10 minggu setelah operasi.

b) Keuntungan

(1) Efektif.

(2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada

mortalitas.

(3) Sederhana.

(4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.

(5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan

anastesi lokal saja.


(6) Biaya rendah.

(7) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara

dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter

pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis

wanita.

c) Kerugian

(1) Diperlukan tindakan operatif

(2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti

perdarahan atau infeksi

(3) Belum memberikan perlindungan total sampai semua

spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem

reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens,

dikeluarkan.

(4) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku

seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan

operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.

d) Efek Samping

Efek samping MOP jarang terjadi dan bersifat

sementara misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi pada luka

operasi. Pada vasektomi infeksi dan epididimitis terjadi

pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi,

kerusakan organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat

terjadi.
F. Tinjauan Umum Tentang Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian kespro

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejaktera fisik, mental

dan social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi.

Setiap bulan, secara periodic, seseorang wanita normal mengalami

mentruasi. Di dalam mentruasi, terkadang disertai nyeri haid

(Disminore). Disminore adalah nyeri haid yang merupakan suatu gejala

dan bukan suatu penyakit tumbul akibat kontraksi disritmik miomentrium

yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari ringan sampai berat

pada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spamodik pada sisi medial

paha. .

2. Sistem, fungsi organ reproduksi

a. Organ reproduksi perempuan dan fungsinnya

1) Ovarium (indung telur)

Ovarium adalah dua organ yang berada dikanan diujung

saluran finbae yang terletak pada bagian atas rongga pinggunl.

Ovarium berfungsi pembentukan dan pengeluaran sel telur dan

penyimpanan sekresi hormone (estrogen dan progesterone).

2) Tuba falopi (saluran telur)

Yaitu saluran kiri dan kanan yang dilalui oleh sel telur

(ovum) setelah keluar dari ovarium (proses ovulasi). Ujungnnya

adalah fimbrae.
3) Fimbrae (umbai umbai)

Yaitu ujung dari tuba falopi yang dianalogikan dengan jari-

jari tangan. Berfungsi untuk menangkap ovum yang dikeluarkan

oleh indung telur.

4) Uterus (Rahim)

Yaitu tempat janin berbentuk seperti buah pir yang

berongga terletak antara rectum dan kantung kemih dengan berat

30- 5 gram. Berfungsi sebagai organ menstruasi, menerima

ovum yang sudah dibuahi dan mempertahankan sampai

kelahiran.

5) Cervix uteri (leher Rahim)

Yaitu sebuah saluran yang berbentuk silinder bersifat elastis

dan bergelombang yang berfungsi sebagai jalan keluarnnya

daarah menstruasi, janin dan sebagai lubang untuk bersenggama.

3. Gangguan Menstruasi

Kelainan menstruasi adalah masalah fisik atau mental yang

mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang

tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau

hilangnya siklus menstruasi tertentu. Kelainan haid sering menimbulkan

kecemasan pada wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid

terhadap kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya.

Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-

hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi
medis lainnya. Banyaknya terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya
pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi.

Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada

karsinoma.

a. Dismenore

1) Pengertian

Dismenore adalah menstruasi yang nyeri disebabkan oleh

kejang otot uterus.

2) Klasifikasi dismenore:

a) Dismenore primer

Dismenore primer biasanya terjadi akibat adanya

kelainan pada gangguan fisik yang mendasarinya, sebagian

besar dialami oleh wanita yang telah mendapatkan haid.

Lokasi nyeri dapat terjadi di daerah suprapubik, terasa

tajam, menusuk, terasa diremas, atau sangat sakit. Biasanya

terjadi terbatas pada daerah perut bagian bawah, tapi dapat

menjalar sampai daerah paha dan pinggang. Selain rasa nyeri,

dapat disertai dengan gejala sistematik, yaitu berupa mual,

diare, sakit kepala, dan gangguan emosional.

b) Dismenore sekunder

Biasanya terjadi selama 2-3 hari selama siklus dan

wanita yang mengalami dismenore sekunder ini biasanya

mempunyai siklus haid yang tidak teratur atau tidak normal.

Pemeriksaan
dengan laparaskopi sangat diperlukan untuk menemukan

penyebab jeias dismenore sekunder ini.

3) Gejala Klinis

Gejala klinis dismenore yang sering ditemukan adalah:

a) Nyeri tidak lama timbul sebelum atau bersama-sama dengan

permulaan haid dan berlangsung beberapa jam atau lebih.

b) Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual,

muntah, sakit, kepala, diare, dan sebagainya.

4) Komplikasi

Syok dan Penurunan kesadaran.

5) Penatalaksanaan Medis

Terapi medis untuk klien dismenore di antaranya:

a) Pemberian obat analgetik.

b) Terapi hormonal.

c) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostagladin.

d) Dilatasi kanalis serviksalis.

e) Dapat memberikan keringanan karena memudahkan

pengeluaran darah haid dan prostagladin di dalamnya.

b. Sindrom Premenstruasi

1) Definisi

Premenstruasi sindrom (premenstrual syndrome atau

premenstrual tension-PMS) adalah gabungan dari gejala fisik dan


atau fisiologis yang biasanya terjadi mulai beberapa hari sampai

satu minggu sebelum haid dan menghilang setelah haid datang.

2) Etiologi

Etiologi PMS tidak jelas, tetapi ada beberapa faktor yang

memegang peranan, yaitu sebagai berikut.

a) Ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron, retensi

air dan natrium, serta penambahan berat badan, sehingga

terjadi defisial luteal dan pengurangan produksi estrogen.

b) Faktor kejiwaan, biasanya wanita yang lebih peka terhadap

perubahan hormonal akan mudah mengalami gejala ini.

3) Gejala

Gejala premenstruasi sindrom yang sering ditemui adalah

sebagai berikut.

a) Gejala somatik

(1) Perut kembung.

(2) Jerawat.

(3) Mamae membesar.

(4) Nyeri.

(5) Konstipasi atau diare.

(6) Sakit kepala.

(7) Edema perifer.

(8) Berat badan bertambah.


b) Gejala emosional dan mental

(1) Kecemasan.

(2) Perubahan libido,

(3) Letih, lelah.

(4) Depresi dan mudah panik.

(5) Insomania.

(6) Mudah tersinggung.

4) Penatalaksanaan Medis

a) Untuk mengurangi retensi natrium dan cairan, maka selama

7- 10 hari sebelum haid penggunaan garam dibatasi dan

ininum sehari-hari dikurangi.

b) Pemberian obat diuretik.

c) Progesteron sintetik dapat diberikan selama 8-10 hari

sebelum haid untuk mengimbangi kelebihan relatif dari

estrogen.

d) Pemberian testoteron dalam bentuk methiltestosteron dapat

diberikan dalam mengurangi kelebihan estrogen.

c. Hipermenorea (menoragia)

1) Definisi

Menoragia adalah perdarahan lebih banyak dari normal atau

lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) dengan kehilangan

darah lebih dari 80-100 ml.


2) Etiologi dan Faktor Risiko

a) Gangguan hormon estrogen yang akan menyebabkan

pertumbuhan endonietirum. Akibatnya terjadi peluruhan

jaringan endometrium abnormal dan sekali-kali akan

menyebabkan perdarahan yang memanjang dan peluruhan

yang tidak teratur.

b) Anovulasi, yaitu kegagalan pelepasan ovarium atau produksi

telur yang matang menyebabkan 90% dari perdarahan uterus

yang tidak normal ini terjadi pada wanita saat dan akhir masa

produktif. Anovulasi ini menyebabkan pola menstruasi yang

bervariasi, perdarahan yang lebih berat, atau yang lebih

ringan dari biasanya.

3) Manifestasi Klinis

Tanda-tanda dan gejala-gejala termasuk haid tidak teratur,

ketegangan menstruasi yang terus meningkat, darah menstruasi

yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara,

menopause dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dispepsia,

tekanan pada pelvis, dan sering berkemih. Gejala-gejala ini

biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan gejala-gejala

gastrointestinal dan tanpa diagnosis yang diketahui harus

dievaluasi dengan menduga kanker ovarium.


4) Gejala Klinis

a) Perdarahan haid lebih dari 80-100 ml

b) Lamanya haid lebih dari 8 hari.

5) Komplikasi yang biasa terjadi adalah syok hipovolemik

6) Pengobatan

Sesuai penyebab, misalnya menoragia pada mioma uterus, maka

bergantung pada penanganan mioma uterus.

d. Hipomenorea

Hipomenorea ialah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau

lebih kurang dari biasa. Penyebabnya terdapat pada konstitusi

penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada

gangguan endokrin dan lain-lain. Hipomenorea tidak mengganggu

fertilitas.

e. Polimenorea

Pada polimenoria siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari

21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid

biasa. Polimenoria dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang

mengakibatkan gangguan ovulasi, atu menjadi pendek masa luteal.

Sebab lain yaitu kongesti ovarium karena peradangan endometriosis

dan sebagainya.

f. Oligomenorea

Oligomenoria yaitu siklus haid lebih dari 35 hari dan kurang dari

3 bulan, jika lebih dari 3 bulan disebut amenorea. Perdarahan pada


oligomenoria biasanya berkurang.
Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang

sama, perbedaannya terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus

oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup

baik. Siklus haid biasanya ovulator dengan masa proliferasi lebih

panjang dari biasa.

g. Amenorea

Amenorea adalah keadaan tidak ada haid untuk sediktnya 3 bulan

berturut-turut. Amenorea dibagi menjadi dua yaitu amenorea primer

dan sekunder. Disebut amenorea primer jika seorang wanita berumur

18 tahun keatas tidak pernah haid, sedangkan amenorea sekunder

terjadi pada wanita yang telah mendapatkan haid, tetapi kemudian

tidak dapat lagi.

Amenorea primer umumnya memiliki sebab-sebab yang lebih

berat dan lebih sulit untuk di ketahui, seperti kelainan-kelainan

congenital dan genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk

pada sebab-sebab yang muncul kemudian dalam kehidupan wanita

seperti gangguan gizi, gagguan metabolism, tumor, penyakit infeksi

dan lain-lain.

Penyebab amenorea:

1) Gangguan organic pusat

Sebab organic: tumor, radang, destruksi

2) Gangguan kejiwaan

a) Syok emosional
b) Psikosis

c) Anoreksia nervosa

d) Pseudosiesis

3) Gangguan poros hipotalamus-hipofisis

a) Sindrom amenorea-galaktorea

b) Sindrom stein-leventhal

c) Amenorea hipotalamik

4) Gangguan hipofisis

a) Sindrom Sheehan dan penyakit simmonds

b) Tumor

(1) Adenoma basofil (penyakit cushing)

(2) Adenoma asidopil (akromegali, gigantisme)

(3) Adenoma kromofob (sindrom forbes-albright)

5) Gangguan gonad

a) Kelainan congenital

(1) Disgenesis ovarii (sindrom turner)

(2) Sindrom testicular feminization

b) Menopause premature

c) The insensitive ovary

d) Penghentian fungsi ovarium karena oprasi, radiasi, radang dsb

e) Tumor sel granulose, sel teka, sel hilus, adrenal,

arenoblastoma.
6) Gangguan glandula suprarenalis

a) Sindrom aderenogenital

b) Sindrom cushing

c) Sindrom Adinson

7) Gangguan glandula tiroidea

Hipotiroidi, hipertiroidi,

kretinisme

8) Gangguan

pancreas Diabetes

mellitus

9) Gangguan uterus, vagina

a) Aplasia dan hipoplasia uteri

b) Sindrom Asherman

c) Endometritis tuberkulosa

d) Histerektomi

e) Aplasia vaginae

10) Penyakit-penyakit umum

a) Gangguan gizi

b) Obesitas
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE KOMPREHENSIF

PADA NY “S” DENGAN GESTASI 38 MINGGU 3 HARI

TANGGAL 15 JULI 2020

A. ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE

No.Register : 19127569

Tanggal Kunjungan : 15 Juli 2020 Jam : 12:00 wita

Tanggal Pengkajian : 15 Juli 2020 Jam : 12:05 wita

Nama Pengkaji : Novika Allo

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Istri / Suami

Nama : Ny “S”/ Tn “ J”

Umur : 33 tahun/ 35 tahun

Nikah / lamanya : 1 kali / ± 20 tahun

Suku : Bugis/Bugis

Pendidikan : SMP / SMP


Pekerjaan : IRT / Swasta

Agama : Islam / Islam

Alamat : Jl. Ablam 3 No 18 lorong 5

B. Data Biologis

1. Riwayat Keluhan Utama

a. Ibu ingin memeriksakan kehamilannya.

2. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. GIP0A0

b. HPHT pada tanggal 20 Oktober 2019

c. HTP pada tanggal 27 Juli 2020

d. Usia kehamilan sekarang yaitu 38 minggu 3 hari

e. Ibu merasakan pergerakan janin aktif pada kuadran kiri perut ibu

f. Ibu tidak pernah mengalami 10 tanda bahaya pada kehamilan.

3. Riwayat Reproduksi

a. Menarche : 14 tahun

b. Durasi haid : 5-7 hari

c. Siklus haid : 28-30 hari

d. Dismenorhoe : jarang dialami dan tidak mengganggu aktifitas.

4. Riwayat Kesehatan, Penyakit yang Lalu dan Sekarang

a. Ibu tidak ada riwayat penyakit jantung, DM, hypertensi, hepatitis,

dan penyakit menular seksual.

b. Ibu tidak ada riwayat operasi (SC).


c. Ibu tidak memiliki alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan

tertentu.

d. Ibu tidak ada riwayat kehamilan dengan keturunan kembar (gemelly).

5. Riwayat Keluarga Berencana (KB)

Ibu tidak pernah menggunakan jenis kontrasepsi apapun selama menikah.

C. Riwayat Psikologi, Ekonomi dan Spiritual

1. Ibu dan keluarga sangat bahagia dengan kehamilannya yang sekarang.

2. Ibu sangat berharap dapat melahirkan dengan normal.

3. Hubungan ibu dengan keluarga terjalin dengan baik.

4. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.

5. Biaya persalinan ditanggung oleh BPJS dan keluarga.

6. Ibu selalu berdoa untuk keselamatan bayinya.

7. Ibu selalu istighfar dan berdoa kepada Allah SWT.

D. Pola Kebutuhan Dasar

1. Kebutuhan nutrisi

a. Pola makan

1) Sebelum hamil :

a) Frekuensi 2 kali dalam sehari dengan porsi satu piring

b) Ibu rajin makan sayur

2) Selama hamil :

a) Frekuensi 3-4 kali dalam sehari dengan porsi yang sedikit


b) Ibu rajin makan sayur dan buah-buahan

b. Pola minum

1) Sebelum hamil :

a) Frekuensi 7-8 gelas dalam sehari

b) Ibu tidak pernah mengkonsumsi minuman yang beralkohol

2) Selama hamil

a) Frekuensi 8-10 gelas dalam sehari.

b) Ibu tidak pernah mengkonsumsi minuman yang beralkohol.

c) Ibu minum susu hamil dengan frekuensi 2 kali dalam sehari.

2. Kebutuhan eliminasi

a. Buang air besar (BAB)

1) Sebelum hamil :

a) Frekuensi 1 kali dalam sehari.

b) Berwarna kuning kecoklatan.

c) Bauh khas amoniak.

2) Selama hamil :

a) Frekuensi 1 kali dalam sehari.

b) Berwarna kuning kecoklatan.

c) Bauh amoniak.

b. Buang air kecil (BAK)

1) Sebelum hamil :

a) Frekuensi 3-4 kali dalam sehari.

b) Berwarna kuning-kekuningan.
c) Bauh khas amoniak.

2) Selama hamil :

a) Frekuensi 5-6 kali dalam sehari.

b) Berwarna kuning jernih.

c) Bauh khas amoniak.

3. Kebutuhan istrahat

a. Tidur siang

1) Sebelum hamil : 30 menit-1 jam dalam sehari.

2) Selama hamil : 1-2 jam dalam sehari.

b. Tidur malam

1) Sebelum hamil : 7-8 jam dalam sehari.

2) Selama hamil : 6-7 jam dalam sehari.

4. Personal hygiene

a. Mandi

1) Sebelum hami : 2 kali dalam sehari.

2) Selam hamil : 2 kali dalam sehari.

b. Keramas :

1) Sebelum hamil : 3-4 kali dalam seminggu.

2) Selama hamil : 4-5 kali dalam seminggu.

c. Sikat gigi

1) Sebelum hamil : 2-3 kali dalam sehari.

2) Selama hamil : 2-3 kali dalam sehari.


E. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum baik.

2. Kesadaran composmentis.

3. Penampilan ibu baik yaitu, bersih, rapi dan terlihat bersemangat

4. Tanda-tanda vital

a. TD : 110/80 mmHg

b. S : 36,5o C

c. N : 80 x⁄i

d. P : 22 x⁄i

5. Keadaan fisik

a. Berat badan.

1) Sebelum hamil : 64 kg

2) Selama hamil : 76 kg

b. Tinggi badan : 156 cm

6. Inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi

a. Kepala : Kepala ibu bersih, tidak ada ketombe rambut

pendek dan tebal, hitam dan tidak ada nyeri tekan

dan tidak ada oedema.

b. Wajah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema dan

hyperpigmentasi, ekpresi wajah ibu nampak

bersemangat dan tidak ada nyeri tekan.

c. Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah

mudah, sklera putih dan tidak ikterus.


d. Hidung : Lubang hidung simetris kiri dan kanan,tidak ada

polipnasi/perdangan, tidak ada sekret, dan tidak ada

nyeri tekan

e. Gigi dan mulut : Mulut nampak bersih, terdapat dua gigi yang

berlubang, tidak ada stomatitis, gusi merah mudah

dan lidah bersih dan tidak ada caries

f. Telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tidak ada

nyeri tekan dan pendengaran ibu baik.

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena

jugularis dan tyroid.

h. Payudara : Simetris kiri dan kanan hyperpigmentasi pada

areola mammae, puting susu menonjol, terdapat

pengeluaran colostrum saat puting susu dipencet,

tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan, dan tidak

teraba benjolan.

i. Abdomen :

1) Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan

2) Terdapat Striae Alba dan Striae lividae

3) Tidak ada luka operasi dan nyeri tekan

4) Pemeriksaan leopold

a) Leopold I :Tinggi fundus uteri (TFU) 36 cm

Lingkar Perut (LP) 94 cm

Tafsiran berat janin (TBJ) 3,384 gram.


b) Leopod II : Punggung Kanan (PU-KA)

c) Leopold III : Kepala

d) Leopold IV : BDP (Divergen)

5) DJJ : 138 (terdengar jelas, kuat dan teratur)


x⁄
i

j. Ekstremitas atas dan bawah : Tidak ada oedema,tidak ada varises,

refleks patella positif kiri dan kanan.

k. Pemeriksaan penunjang

1) Hb : 11,5 gr%

2) HBSag :(-)

3) Protein urine :(-)

4) HIV :(-)

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL

Diagnosa : GIP0A0, gestasi 38 minggu 3 hari, presentasi kepala, PU-KA, BDP

(Divergen), hidup, tunggal, situs memanjang, keadaan ibu dan janin

baik.

1. GIP0A0

DS : Ini merupakan kehamilan yang pertama dan tidak pernah

keguguran

DO :

a. Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan


b. Terdapat Striae Alba dan Striae lividae
Analisa dan interpretasi data

Terjadi perubahan pada perut, maki membesarnya rahim maka perut ibu

makin didesak sehingga tampak dari luar sebagai pembesaran perut.

Perubahan karena pembesaran rahim terjadi pada bagian bagian rahim itu

sendiri yang susunannya demikian rupa sehingga dapat menampung

kehamilan. Perubahan kulit itu meliputi hyperpigmentasi (warna kulit nampak

hitam kemerahan) yang disebut Linea nigra.

Striae livide adalah garis-garis yang warnanya biru pada kulit (pada

primigravida). Striae terjadi karena : ada pembesaran/ peregangan pada

jaringan yang menimbulkan perdarahan pada kapiler halus dibawah kulit

warna biru. Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas

seperti parut yang berwarna putih, jadi gadi garis yang warnanya biru menjadi

putih, karena sudah mengalami peregangan. (Kehamilan, Persalinan dan

Gangguan kehamilan, Siti Bandiyah : halaman 16).

2. Gestasi 38 minggu 3 hari

DS :

a. Usia kehamilan sekarang yaitu, 38 minggu 3 hari

b. HPHT ibu pada tanggal 20 Oktober 2019

DO :

a. HTP ibu pada tanggal 27 Juli 2020

b. Tanggal pengkajian 15 Juli 2020


Analisa dan interpretasi data

Kehamilan berlangsung sekitar 280 hari sehingga dapat diperhitungkan

perkiraan kelahiran dengan rumus dari Neagle. Tanggal menstruasi terakhir

ditambah tujuh hari dan bulannya dikurang tiga, tahun ditambah satu

merupakan perkiraan kelahiran bayi. Meskipun persalinan diperkiraan dengan

rumus Neagle, tetapi hanya sekitar 5%-10% yang bersalin tepat pada

waktunya.

3. Situs

memanjang DS

:-

DO : Pemeriksaan leopold I : TFU 36 cm

Palpasi Leopold III : Teraba kepala

Analisa dan interpretasi data

Hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu,

misalnya situs memanjang atau membujur adalah sumu panjang janin sesuai

dengan sumbu panjang ibu, dapat pada letak kepala atau bokong situs

melintang terhadap sumbu panjang ibu, situs miring adalah sumbu janin

miring terhadap sumbu panjang ibu. (Ilmu Kebidanan, Sarwono

Prawirohardjo : halaman 207).

4. Presentase kepala

DS :-

DO : Hasil pemeriksaan leopold III didapatkan kepala (teraba

keras, bulat dan melenting).


Analisa dan interpretasi data

Presentase kepala terdiri atas :

a. Presentase belakang kepala dengan penunjuk ubun-ubun kecil di segmen

depan, di sebelah kiri depan (kira-kira 2/3), di sebelah kanan depan (kira-

kira 1/3) dan ini adalah posisi yang normal atau normoposisi.

b. Presentase belakang kepala dengan menunjuk ubun-ubun kecil di

belakang dapat di sebelah kiri belakang, kanan belakang dan dapat pula

ubun-ubun kecil terletak meintang baik kanan maupun kiri dan ini adalah

posisi yang tidak normal atau malposisi.

c. Presentase puncak kepala yaitu, kepala dalam defleksi ringan dengan

menunjuk uubun-ubun besar.

d. Presentase dahi yaitu, kepala dalam defleksi sedang dengan menunjuk

dahi atau frontum.

e. Presentase muka yaitu, kepala dalam defleksi maksimal dengan

menunjuk dagu atau mentum. (Askeb II persalinan normal)

5. Punggung Kanan (PU-KA)

DS : Ibu merasakan pergerakan janin aktif pada kuadran kiri perut ibu

DO :

a. Pada pemeriksaan leopold II, didapatkan bagian yang

menyerupai papan atau bagian datar pada bagian kanan perut

ibu.

b. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran kanan

perut ibu dengan frekuensi 138 x⁄i


Analisa dan interpretasi data

Pada pemeriksaan palpasi leopold II teraba bagian keras lebar seperti

papan pada sisi kanan perut ibu dan sisi kiri teraba bagian-bagian kecil dari

janin sehingga dapat disimpulkan bahwa punggung kanan. Hal ini

menandakan punggung janin berada disisi kanan perut ibu. (obstertric,

William : halaman 460).

6. Bergerak dalam panggul (BDP) /

Divergen DS :-

DO : Pada pemeriksaan leopold IV tangan tidak dapat dipertemukan

lagi karena terhalang oleh kepala yang telah masuk dalam

panggul keadaan ini disebut dengan bergerak dalam panggul

(BDP)/ Divergenn

Analisa dan interpretasi data

Pada palpasi leopold IV dimana kedua ujung jari tangan tidak dapat

bertemu divergen satu sama lain, dimana bagian terendah janin tidak dapat

digerakkan hal ini menandakan bagian terendah janin sudah masuk dalam

panggul. (Obstetric : halaman 14).

7. Tunggal

DS : Ibu merasakan pergerakan janin pada satu arah

DO :

a. Pergerakan janin teraba pada satu tempat

b. Dari pemeriksaan leopold I-IV teraba masing-masing satu

bagian pada janin


c. Palpasi leopold :

1) Leopold I : Tinggi fundus uteri (TFU) 36 cm

Lingkar Perut (LP) 94 cm

Tafsiran berat janin (TBJ) 3,384

gram

2) Leopod II : Punggung Kanan (PU-KA)

3) Leopold III : Kepala

4) Leopold IV : BDP (Divergen)

d. DJJ : 138 , terdengar jelas dan


x⁄
i

kuat.

Analisa dan interpretasi data

Teraba dua bagian janin besar, yaitu bokong dan kepala. DJJ terdengar

pada bagian kanan perut ibu dan terdengar hanya pada satu tempat yang

menandakan bahwa kehamilan tunggal. ( Panduan Menjalani Kehamilan

Sehat

: halaman 66).

8. Hidup

DS :

a. Ibu merasakan janin bergerak setiap hari

b. Frekuensi pergerakan janin ± 12 kali dalam sehari

DO : DJJ dalam batas normal yaitu, 138 x⁄i terdengar jelas, kuat

dan teratur
Analisa dan interpretasi data

Pada saat auskultasi DJJ 120-160 x⁄i


, hal ini menandakan bukti bahwa

janin hidup. (Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohardjo : halaman 219).

9. Keadaan ibu baik

DS : Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hypertensi,

DM, dan penyakit menular seksual

DO : Keadaan ibu baik ditandai dengan hasil pemeriksaan

tanda tanda vital :

a. TD :110/80 mmHg

b. S : 36,5o C

c. N : 80 x⁄i

d. P : 22 x⁄i

Analisa dan interpretasi data

Kesadaran umum ibu baik dan tana-tanda vital ibu dalam batas normal.

Hal ini menandakan bahwa ibu dalam keadaan sehat. (Salma, dkk : halaman

195).

10. Keadaan janin baik

DS :

a. Ibu merasakan janin bergerak aktif perut bagian kuadran kiri

ibu.

b. Janin bergerak ± 12 kali dalam sehari.

DO : DJJ dalam batas normal yaitu, 138 d


x⁄ a
i n
teratur. terdengar jelas, kuat
Analisa dan interpretasi data

Dalam keadaan normal frekuensi dasar jantung janin berkisar antara 120-

160 x/menit ini menandakan keadaan bayi baik.(Ilmu Kebidanan, Sarwono

Prawirohardjo : halaman 223).

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Dari identifikasi diagnosa / masalah aktual tidak ada data yang menunjang

terjadinya masalah potensial.

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Tidak ada data yang menunjang untuk dilakukan tindakan segera / kolaborasi

dengan tenanga kesehatan yang lainnya.

LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI

Diagnosa : GIP0A0, gestasi 38 minggu 3 hari presentasi kepala, PU-KA, BDP

(divergen), hidup, tunggal, situs memanjang, intra uterine, keadaan ibu dan janin

baik.

Tujuan :

1. Keadaan ibu dan janin baik

2. Pertumbuhan dan perkembangan janin baik

3. Proses kehamilan berlangsung normal sampai aterm

4. Kebutuhan nutrisi ibu dapat terpenuhi

5. Ibu dapat menjaga personal hygiene


Kriteria :

1. Keadaan ibu dalam keadaan baik dapat ditandai dengan :

a. TD : Sistole 90-120 mmHg dan diastole 60-90 mmHg

b. S : 36o C-37,5o C

c. N : 60-90 x⁄i

d. P : 16-24 x⁄i

Sedangkan keadaan janin baik dapat ditandai dengan adanya pergerakan dan

dirasakan minimal 10 kali dalam sehari, serta DJJ 120-160 terdengar jelas,
x⁄
i

kuat dan teratur.

2. Pada saat masa hamil, ibu tidak pernah mengalami salah dari 10 tanda bahaya

kehamilan yaitu, diantaranya :

a. Sakit kepala yang menetap

b. Penglihatan kabur

c. Oedema pada wajah dan tungkai

d. Mual muntah yang berlebihan

e. Nyeri perut yang hebat

f. Kurangnya pergerakan janin

g. Kejang

h. Demam tinggi

i. Ketuban pecah dini (KPD)

j. Perdarahan jalan lahir

3. Umur kehamilan ibu berlangsung selama 37-42 minggu.


Intervensi :

1. Berikan sapa, salam dan seyum

Rasional : Untuk membina hubungan yang baik antara ibu dan keluarga

2. Informasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dan hal-hal yang

dianggap penting dan perlu.

Rasional : Agar ibu mengetahui perkembangan kehamilannya.

3. Jelaskan kepada ibu tentang health education (HE) yaitu, tentang :

a. Gizi : Makan sering dengan porsi yang sedikit, hindari

makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

(makanan pedis dan asam), banyak mengkonsumsi

makanan atau sayuran dan buah-buahan

b. Pola istarahat : Menghindari pekerjaan atau aktifitas yang berat,

tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam

c. Personal hygiene :

1) Mandi 2 kali dalam sehari

2) Keramas 2-3 kali dalam seminggu

3) Sikat gigi 2 kali dalam sehari

4) Mengganti pakaian setiap kali sehabis mandi

5) Memotong kuku jari kaki dan tangan 1 kali

dalam seminggu

a) Perawatan payudara : Dengan melakukan perawatan payudara dapat

membantu memperlancar produksi ASI


b) IMD : IMD dilakukan dengan bayi diletakkan diperut

ibu, biarkan bayinya mencari puting, berikan topi

dan diselimuti tujuannya agar terjalinnya bounding

attachment

c) ASI Eksklusif : Untuk persiapan laktasi dan ASI eklusif sangat

membantu dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan bayi

Rasional : Agar ibu dapat mengetahui tengan HE yang diberikan

4. Beri tablet SF, Kalk, Vit C

Rasional : Suplemen zat besi dapat membantu suplai kebutuhan zat besi dan

mempertahankan kesehatan serta dapat meningkatkan kadar hemoglobin ibu.

5. Jelaskan tanda-tanda persalinan

a. Sakit perut tembus kebelakang

b. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah dari jalan lahir

Rasional : Dengan menjelaskan tanda-tanda persalinan pada ibu, maka ibu

dapat segera mungkin datang kepusat pelayanan kesehatan jika

mengalami tanda-tanda persalinan tersebut

6. Jelaskan kepada ibu tentang 10 tanda bahaya kehamilan yaitu :

a. Sakit kepala yang menetap

b. Penglihatan kabur

c. Oedema pada wajah dan tungkai

d. Mual muntah yang berlebihan

e. Nyeri perut yang hebat


f. Kurangnya pergerakan janin

g. Ketuban pecah dini (KPD)

h. Kejang

i. Perdarahan jalan lahir

j. Demam tinggi

Rasional : Dengan memberitahu ibu tentang tanda- tanda bahaya kehamilan

ibu menjadi mengerti dan apabila ada saah satu di antaranya maka

segera kerumah sakit, puskesmas,dan tempat pelayanan kesehatan

terdekat. Sehingga terhindar dari 3T ( Terlamabat dalam

pengambilan keputusan, terlambat merujuk, dan terlambat di

tangani).

7. Berikan support mental dan spritual kepada ibu.

Rasional : Agar ibu lebih optimis menghadapi masalah kehamilannya dan

berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

8. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayinya.

Rasional : Agar ibu dapat mempersiapkan apa-apa saja yang harus

dipersiapkan untuk menyambut kelahiran bayi.

9. Beritahu ibu untuk segera datang kunjungan ulang ke RS/Puskesmas atau jika

ada keluhan.

Rasional : Agar asuhan yang diberikan lebih efektif dan efesien.


LANGKAH VI. IMPLEMENTASI

Tanggal 15 Juli 2020, Jam 12:10 Wita

1. Memberikan senyum, sapa dan salam

Hasil : Ibu menyambutnya dengan baik

2. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dan hal-hal yang

dianggap penting.

Hasil :

a. TD : 110/80 mmHg

b. S : 36,5o C

c. N : 80 x⁄i

d. P : 22 x⁄i

e. DJJ : 138 x⁄i

3. Memberikan penjelasan tentang health education tentang gizi seimbang,

istirahat yang cukup, personal hygine, perawatan payudara, IMD dan ASI

eksklusif

Hasil : Ibu mengerti mengenai HE yang diberikan

4. Memberikan dan menganjurkan ibu mengonsumsi

SF 40 mg. 1 x 1 (Oral)

Kalk 250 mg. 2 x 1 (Oral)

Vit C 30 mg. 1 x 1 (Oral)

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya


5. Menjelaskan tanda-tanda persalinan

Hasil : Ibu mengerti apa yang dijelaskan

6. Menjelaskan kepada ibu tentang 10 tanda bahaya pada kehamilan.

Hasil : Ibu mengerti dan tidak pernah mengalami 10 tanda bahaya pada

kehamilan.

7. Memberikan support mental dan spritual kepada ibu.

Hasil : Ibu optimis dengan kehamilannya dan selalu bersyukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa

8. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayinya

Hasil :Ibu telah mempersiakan apa-apa saja yang dibutuhkan untuk

persalinan dan kelahiran.

9. Memberitahu ibu untuk segera datang kunjungan ulang ke Puskesmas atau

jika ada keluhan.

Hasil :Ibu bersedia datang kunjungan ulang atau jika ada keluhan di

RS/Puskesmas

LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal 15 Juli 2020 Jam 12:30 Wita

1. Ibu menyambut senyum sapa dan salam dengan baik

2. Ibu mengetahui hasil pemeriksaanya

3. Ibu mengerti mengenai HE yang diberikan

4. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

5. Ibu mengerti tentang tanda persalinan yang dijelaskan


6. Ibu mengerti dan tidak pernah mengalami 10 tanda pada kehamilan .

7. Ibu optimis dengan kehamilannya dan selalu bersyukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa

8. Ibu dapat mempersiapkan persiapan persalinan dan kelahiran bayinya.

9. Ibu bersedia datang kunjungan ulang atau jika ada keluhan di RS/Puskesmas
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE

PADA NY “S” DENGAN GESTASI 38 MINGGU 3 HARI

TANGGAL 15 JULI 2020

No.Register : 19127569

Tanggal Kunjungan : 15 Juli 2020 Jam : 12:00 wita

Tanggal Pengkajian : 15 Juli 2020 Jam : 12:05 wita

Nama Pengkaji : Novika Allo

A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI

Nama : Ny “S”/ Tn “ J”

Umur : 33 tahun/ 35 tahun

Nikah / lamanya : 1 kali / ± 20 tahun

Suku : Bugis/Bugis

Pendidikan : SMP / SMP

Pekerjaan : IRT / Swasta

Agama : Islam / Islam

Alamat : Jl. Ablam 3 No 18 lorong 5

B. DATA SUBJEKTIF (S)

1. HPHT pada tanggal 20 Oktober 2019.

2. Kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran.


3. Usia kehamilan sekarang yaitu ± 9 bulan.

4. Ibu merasakan pergerakan janin aktif pada kuadran kiri perut ibu.

5. Ibu tidak pernh menderita penyakit jantung, DM, hypertensi dan penyakit

menular seksual (PMS).

6. Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut dan mengalami perdarahan

selama hamil.

C. DATA OBJEKTIF (O)

1. HTP ibu pada tanggal 27 Juli 2020

2. Keadaan umum ibu baik

3. Kesadaran composmentis

4. Tanda-tanda vital dalam bata normal :

a. TD : 110/80 mmHg

b. S : 36,5° C

c. N : 80 x⁄i

d. P : 22 x⁄i

5. Berat badan ibu 76 kg

6. Tinggi badan 156 cm

7. Kongjungtiva merah muda dan sklera putih

8. Tidak ada oedema pada wajah, tangan dan kaki

9. Inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi

a. Abdomen

1) Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan


2) Terdapat Striae Alba dan Striae lividae

3) Tidak ada luka operasi dan nyeri tekan

b. Pemeriksaan leopold

1) Leopold I : Tinggi fundus uteri (TFU) 36 cm

Lingkar Perut (LP) 94 cm

Tafsiran berat janin (TBJ) 3,384 gram

2) Leopod II : Punggung Kanan (PU-KA)

3) Leopold III : Kepala

4) Leopold IV : BDP (Divergen)

c. Auksultasi : DJJ 138 (terdengar jelas, kuat dan teratur)


x⁄
i

10. PHb : 11,52 gr%

D. ANALISA (A)

GIP0A0, gestasi 38 minggu 3 hari, presentasi kepala, PU-KA, BDP (divergen),

hidup, tunggal, situs memanjang, intra uterine, keadaan ibu dan janin baik.

E. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 15 Juli 2020 Jam 12:10 Wita

1. Memberikan senyum, sapa dan salam

Hasil : Ibu menyambutnya dengan baik

2. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dan hal-hal

yang dianggap penting.


Hasil :

a. TD : 110/80 mmHg

b. S : 36,5o C

c. N : 80 x⁄i

d. P : 22 x⁄i

e. DJJ : 138 x⁄i

3. Memberikan penjelasan tentang health education tentang gizi seimbang,

istirahat yang cukup, personal hygine, perawatan payudara, IMD dan ASI

eksklusif

Hasil : Ibu mengerti mengenai HE yang diberikan

4. Memberikan dan menganjurkan ibu mengonsumsi

SF 40 mg. 1 x 1 (Oral)

Kalk 250 mg. 2 x 1 (Oral)

Vit C 30 mg. 1 x 1 (Oral)

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya

5. Menjelaskan tanda-tanda persalinan

Hasil : Ibu mengerti apa yang dijelaskan

6. Menjelaskan kepada ibu tentang 10 tanda bahaya pada kehamilan.

Hasil : Ibu mengerti dan tidak pernah mengalami 10 tanda bahaya pada

kehamilan.

7. Memberikan support mental dan spritual kepada ibu.


Hasil : Ibu optimis dengan kehamilannya dan selalu bersyukur kepada

Tuhan Yang Maha Esa

8. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan dan kelahiran bayinya

Hasil :Ibu telah mempersiakan apa-apa saja yang dibutuhkan untuk

persalinan dan kelahiran.

9. Memberitahu ibu untuk segera datang kunjungan ulang ke Puskesmas

atau jika ada keluhan.

Hasil : Ibu bersedia datang kunjungan ulang atau jika ada keluhan di

RS/Puskesmas
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANC KOMPREHENSIF

DENGAN GESTASI 39 MINGGU 1 HARI KUNJUNGAN RUMAH

TANGGAL 20 JULI 2020

Tanggal Kunjungan : 20 Juli 2020 Jam 09:00 Wita

Tempat : Jl. Ablam 3 No 18 lorong 5

A. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan tidak ada keluhan

2. Ibu mengatakan rajin meminum obat yang diberikan oleh bidan

3. Ibu mengatakan pergerakan bayinya sangat kuat di sebelah kiri

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Usia kehamilan ibu 39 minggu 1 hari.

2. Keadaan umum ibu baik dan kesadaran komposmentis

3. TTV :

TD : 110/80 mmHg

N : 82 x/menit

P : 22 x/menit

S : 36,7˚C
4. Pemeriksaan leopold

Leopold I : Tinggi fundus uteri (TFU) 36 cm

Lingkar Perut (LP) 94 cm

Tafsiran berat janin (TBJ) 3,384 gram

Leopod II : Punggung Kanan (PU-

KA) Leopold III : Kepala

Leopold IV : BDP (Divergen)

5. Auskultasi DJJ terdengar jelas pada kuadran kiri perut ibu dengan

frekuensi 140 x/menit.

6. Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varices

C. ANALISA (A)

GIP0A0, gestasi 39 minggu 1 hari, presentasi kepala, PU-KA, BDP (divergen),

hidup, tunggal, situs memanjang, intra uterine, keadaan ibu dan janin baik.

D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 20 Juli 2020 jam 09:10

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan menjelaskan hal-hal yang

penting bahwa kehamilannya berlangsung normal dan tidak ada kelainan.

2. Menjelaskan tanda-tanda persalinan

a. Nyeri pada punggung, sakit perut, atau keram

b. Frekuensi BAK meningkat

c. Keluar lendir bercampur darah dari pervaginam


d. Merasakan kontraksi

e. Perubahan pada serviks

f. Ketuban pecah

Hasil : Ibu mengerti dengan apa yang disampaikan dan akan segera ke

puskesmas, rumah sakit, atau tenaga kesehatan lainnya jika merasakan

ciri-ciri tersebut.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL

CARE PADA NY “S“ GESTASI 39 MINGGU 2 HARI

INPARTU KALA I FASE AKTIF

TANGGAL 21 JULI 2020

B. ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE

Nomor Register : 19127569

Tanggal Masuk : 21 Juli 2020 Jam 14:00 Wita

Tanggal Partus : 21 Juli 2020 Jam 15:30 Wita

Tanggal Pengkajian : 21 Juli 2020 Jam 14: 05 Wita

Nama Pengkaji : Novika Allo

A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI

Nama : Ny “S”/ Tn “ J”

Umur : 33 tahun/ 35 tahun

Nikah / lamanya : 1 kali / ± 20 tahun

Suku : Bugis/Bugis

Pendidikan : SMP / SMP

Pekerjaan : IRT / Swasta

Agama : Islam / Islam

Alamat : Jl. Ablam 3 No 18 lorong 5


KALA I

B. DATA SUBJEKSIF (S)

1. Ini merupakan kehamilan pertama dan tidak pernah mengalami keguguran

2. Ada pengeluaran cairan melalui vagina berupa lendir dan darah.

3. Nyeri perut tembus kebelakang dialami sejak tanggal 21 Juli 2020 Jam

08.00 Wita.

4. Nyeri dirasakan hilang timbul secara teratur, tidak menetap semakin kuat

dan nyeri.

5. Usaha ibu untuk mengatasi nyeri dengan mengurut bokong sambil

menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya.

6. Ibu mengatakan usia kehamilannya ± 9 bulan

7. HPHT tanggal 20 0ktober 2019

C. DATA OBJEKTIF (O)

1. Ekspresi wajah tampak meringis saat timbul kontraksi.

2. GIP0A0

3. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis

4. TTV

TD : 120⁄80 mmHg

S : 36,5 ºC

N : 86 x⁄i

P : 24 x⁄i
5. Palpasi Abdomen

a. Leopold I : TFU 36 cm, LP:94 cm

b. Leopold II : PU-KA

c. Leopold III : Kepala

d. Leopold IV : BDP(divergen)

6. DJJ : 148 x⁄i

7. Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik

8. Pemeriksaan dalam/ VT pertama pada tanggal 21 Juli 2020, Jam 14:10

Wita

a. Keadaan vulva / vagina : Tidak ada kelainan

b. Portio : Lunak, tipis

c. Pembukaan : 9 cm

d. Ketuban : Utuh

e. Penurunan : Hodge III

f. Presentase : Belakang kepala

g. Molase : Tidak ada

h. Penumbungan : Tidak ada

i. Kesan panggul : Normal

j. Pelepasan : Lendir dan darah


D. ANALISA (A)

GIP0A0, gestasi 39 minggu 2 hari, presentasi kepala, PU-KA, BDP

(Divergen), hidup, tunggal, situs memanjang, keadaan ibu dan janin baik,

inpartu kala I fase aktif.

E. PENTALAKSANAAN (P)

Tanggal 21 Juli 2020 jam 14:10 WITA

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.

Hasil : Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

2. Mengobservasi his dan

DJJ Hasil :

a. His 4x dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik

b. DJJ terdengar jelas dan teratur dengan frekuensi 148 x⁄i

3. Menjelaskan penyebab nyeri.

Hasil : Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan

4. Mengajarkan tekhnik relaksasi yaitu merarik napas melalui hidung dan

menghembuskan melalui mulut.

Hasil : Ibu bersedia melakukannya dan mencoba rileks.

5. Memberi semangat dan motivasi pada ibu.

Hasil : Ibu merasa lebih bersemangat.

6. Memberi intake cairan dan

makanan Hasil : Sudah diberikan.


7. Menganjurkan ibu untuk miring kiri.

Hasil : Ibu bersedia melakukannya

8. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya saat ingin meneran.

9. Menyiapkan alat partus, larutan klorin 0,5%, air DTT, tempat plasenta

dan tempat pakaian kotor ibu dan bayi.

Hasil : Telah disiapkan.


PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL

CARE PADA NY ”S” INPARTU KALA II PENGELUARAN

TANGGAL 21 JULI 2020

A. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Perut ibu mules merasa ingin BAB dan mengedan dengan kuat saat

muncul kontraksi.

2. Ibu merasa ada tekanan pada anus.

3. Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran.

4. Sakitnya semakin bertambah kuat dan sering muncul.

5. Ibu tidak dapat mengontrol emosi saat ingin meneran.

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Kontraksi 5x10 menit durasi 45-50 detik.

2. Perineum tampak menonjol.

3. Vulva dan anus membuka.

4. DJJ 148 x⁄i

5. VT kedua tanggal 21 Juli 2020, jam 15.00 WITA

a. Keadaan vulva / vagina : Tidak ada kelainan

b. Portio : Melesap

c. Pembukaan : 10 cm

d. Ketuban : Jernih

e. Presentase : Kepala
f. Penurunan : Hodge IV

g. Molase : Tidak ada

h. Penumbungan : Tidak ada

i. Kesan panggul : Normal

j. Pelepasan : Lendir dan darah

C. ANALISA (A)

Perlangsungan kala II, ketuban sudah pecah, keadaan ibu dan janin baik.

D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 21 Juli 2020, jam 15:05 WITA

1. Melihat tanda dan gejala kala II

a. Ibu mempunyai dorongan kuat

b. Ibu merasa adanya tekanan pada anus

c. Perineum menonjol

d. Vulva dan anus membuka

2. Memastikan kelengkapan alat partus termaksud mematakan ampul

oksitosin dan memasukkan 1 buah alat suntik sekali pakai 3 cc kedalam

wadah partus, telah dilakukan.

3. Memakai APD, APD telah dipakai.

4. Melepaskan semua perhiasan, mencuci tangan dan memakai sabun

dibawah air mengalir, telah dilakukan.


5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang digunakan untuk

periksa dalam, telah digunakan.

6. Mengambil alat suntik sekali pakai dengan tangan kanan, isi dengan

oksitosin dan letakkan kembali keadaan wadah partus set, oksitosin telah

dihisap dan diletakkan di wadah partus.

7. Membersihkan vulva dan vagina dengan kapas saflon, vulva dan

perineum telah dibersihkan.

8. Melakukan pemeriksaan dalam dan pastikan pembukaan sudah lengkap

dan selaput ketuban sudah pecah, telah dilakukan.

9. Mencelupkan tangan kanan kedalam larutan klorin 0,5%, membuka

sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya.

10. Memeriksa dengan denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai,

hasil 148 x/i.

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, ibu

dan keluarga telah diberitahu.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran, ibu mengikuti arahan bidan.

14. Saat kepala janin terlihat di vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang

handuk bersih untuk mengeringkan bayi pada perut ibu, telah dilakukan.

15. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya dibawah

bokong ibu, telah dilakukan.

16. Mengambil dan membuka partus set, peralatan sudah lengkap


17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan, handscoon telah

digunakan.

18. Menahan puncuk kepala dengan tangan kiri dan tangan kanan

menyokong perineum, telah dilakukan.

19. Mengusapkan kasa steril pada jalan napas bayi (mulut dan hidung), sudah

dilakukan.

20. Memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi, tidak ada lilitan.

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan, telah dilakukan.

22. Setelah bayi menghadap paha ibu tempatkan kedua telapak tangan

biparietal kepala janin, tarik kearah bawah untuk melahirkan bahu depan,

kemudian tarik kea rah atas untuk melahirkan bahu belakang, telah

dilakukan.

23. Setelah bahu lahir, kemudian lahirkan vadan dan lengan dengan sanggar

susur, telah dilakukan.

24. Melahirkan tungkai dan bokong dengan menyusuri punggung ke arah

bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah, telah

dilakukan dan bayi telah lahir pada tanggal 21 Juli 2020 pukul 15.30

WITA dengan BBL 3000 gram, PBL 48 cm, LK 33 cm, LD 32 cm, jenis

kelamin perempuan dengan A/S 8/10.

25. Nilai bayi, kemudian letakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala

lebih rendah dari badan, bayi menangis kuat dan bergerak aktif.
26. Mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian

tali pusat, telah dilakukan.

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari umbiculus

bayi, melakukan urutan tali pusat kearah ibu dan memasang klem

diantara kedua 2 cm dari klem pertama, telah dilakukan.

28. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,

memotong tali pusat diantara dua klem, telah dilakukan.

29. Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih,

membungkus bayi hingga kepala, telah dilakukan.

30. Memberikan bayi pada ibu untuk disusui, bila ibu menghendaki, ibu

menghendaki dan dilakukan IMD.

31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal, kehamilan

tunggal.

32. Memberitahu ibu akan disuntik, ibu bersedia.

33. Menyuntik oksitosin 10 unit secara IM pada bagian luar paha kiri 1/
3 atas,

telah dilakukan.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL

CARE PADA NY ”S” INPARTU KALA III PELEPASAN PLASENTA

TANGGAL 21 JULI 2020

A. DATA SUBJEKTIF ( S )

1. Ibu merasa nyeri perut bagian bawah.

2. Ibu dan keluarga merasa senang akan kelahiran bayinya.

3. Ibu merasa kelelahan.

B. DATA OBJEKTIF ( O )

1. Bayi lahir tanggal 21 Juli 2020, pukul 15:30 WITA. Dengan presentasi

PBK, segera menangis, jenis kelamin perempuan, BBL 3000 gram, PBL

48 cm, LD 32 cm, LK 33 cm, A/S 8/10.

2. Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)

3. TFU setinggi pusat.

4. Tali pusat bertambah panjang

5. Tampak semburan darah dari jalan lahir

6. Pendarahan ± 150 cc.

C. ANALISA (A)

Perlangsungan kala III


D. PENTALAKSANAAN (P)

Tanggal 21 Juli 2020 Jam 14:35 Wita

34. Memindahkan klem kearah vulva hingga bergerak 5-10 cm, klem telah

dipindahkan.

35. Bila uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau keluarga untuk

melakukan stimulasi putting susu, kontraksi uterus baik.

36. Jika tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan

plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan

menarik tali pusat kearah bawah kemudian kerah atas sesuai dengan

kurva jalan lahir hingga plasenta tampak di vulva, telah dilakukan.

37. Setelah plasenta tampak di vulva teruskan melahirkan plasenta dengan

hati-hati pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran

searah jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah

robekan selaput ketuban, plasenta lahir lengkap pukul 15:40 WITA,

ukuran plasenta berdiameter ± 20 cm tebal bagian tengahnya ± 2,5 cm,

berat ± 500 gram, kotiledon lengkap, tidak terjadi pengapuran, panjang

tali pusat ± 40 cm.

38. Melakukan masase pada fundus uteri, telah dilakukan.

39. Periksa bagian maternal dan ekal plasenta untuk memastikan plasenta

lahir lengkap atau tidak, plasenta lahir lengkap.

Maternal :

a. Kotiledon lengkap

b. Tidak ada pengapuran


c. Diameter ± 20 cm

d. Tebal ± 3 cm

Fekal :

a. Selaput amnion utuh

b. Panjang tali pusat ± 40 cm

c. Berat plasenta ± 500 gram

40. Memeriksa apakah ada robekan pada vagina dan perenium yang

membuka pendarahan aktif, terdapat rupture tingkat II.

41. Bila ada robekan segera lakukan penjahitan, telah dilakukan heacting.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL

CARE PADA NY ”S” INPARTU KALA IV PEMANTAUAN

TANGGAL 21 JULI 2020

A. DATA SUBJEKTIF ( S )

1. Ibu merasa lelah dan ingin istirahat.

2. Ibu mengeluh sakit perut bagian bawah.

B. DATA OBJEKTIF ( O )

1. Plasenta lahir lengkap jam 15.40 WITA

2. Kontraksi uterus baik (teraba bulat dan keras)

3. TFU setinggi pusat

4. Pendarahan ±100 cc

5. TTV :

TD : 120⁄80 mmHg

S : 36 ºC

N : 80 x⁄i

P : 24 x⁄i

C. ANALISA ( A )

Perlangsungan Kala IV
D. PENTALAKSANAAN (P)

Tanggal 21 Juli 2020, Jam 14:35 Wita

42. Memastikan kembali kontraksi uterus, kontraksi uterus baik.

43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan

klorin 0,5% kemudian bilas tangan dengan air yang sudah di desinfeksi

tingkat tinggi dan mengeringkannya, telah dilakukan.

44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbiculus dengan sampul

mati, telah dilakukan.

45. Mengikat balik tali pusat dengan sampul mati untuk kedua kalinya, telah

dilakukan.

46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkan ke dalam wadah berisi

larutan klorin 0,5%, klem telah dilepaskan.

47. Membungkus kembali bayi, bayi telah dibedong.

48. Berikan kembali bayi kepada ibu untuk disusui, bayi akan menyusu.

49. Lanjutkan pemantauan terhadap kontraksi uterus dan kantung kemih dan

TFU.

Jam Ke Waktu Kontraksi Uterus Perdarahan Kandung Kemih

1 15.55 Baik ± 20cc Kosong

16.10 Baik ± 20cc Kosong

16.25 Baik ± 20cc Kosong

16.40 Baik ± 15cc Kosong

2 17.10 Baik ± 15cc Kosong

17.40 Baik ± 10cc Kosong


50. Mengajarkan cara masase uterus pada ibu dan keluarga apabila kontraksi

uterus tidak baik, ibu mengerti.

51. Mengevaluasi pendarahan yang terjadi, tidak terjadi perdarahan.

52. Memeriksa TD dan Nadi ibu tiap 15 menit jam pertama dan 30 menit jam kedua.

Jam Ke Waktu Tekanan Darah (mmHg) Nadi Suhu°C


𝑥⁄
𝑖
15.55 110/80 86 36

1 16.10 110/80 86

16.25 110/80 86

16.40 110/80 86

17.10 110/70 86 36,2


53. Merendam
2 semua
17.40 peralatan 110/70
bekas pakai dalam larutan
86 klorin 0,5%,

peralatan telah direndam.

54. Membuang barang-barang yang terkontaminasi ketempat sampah yang

tersedia, sudah dilakukan.

55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah, kemudian

mengganti pakaian dengan pakaian bersih/kering, ibu telah diganti

pakaiannya.

56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk ibu

makan dan minum, ibu sudah makan.

57. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%


58. Membersihkan sarung tangan didalam larutan klorin 0,5% dan

melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5%, telah dilakukan.

59. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, telah dilakukan.

60. Pendokumentasian, telah dilakukan dan patograf telah diisi.


PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL

CARE HARI PERTAMA PADA NY ”S” DENGAN

NYERI LUKA PERINEUM HARI I

TANGGAL 21 JULI 2020

C. ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE

Nomor Register : 19127569

Tanggal Masuk : 21 Juli 2020 Jam 14:00 Wita

Tanggal Partus : 21 Juli 2020 Jam 15:30 Wita

Tanggal Pengkajian : 21 Juli 2020 Jam 19:30 Wita

Nama Pengkaji : Novika Allo

A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI

Nama : Ny “S”/ Tn “ J”

Umur : 33 tahun/ 35 tahun

Nikah / lamanya : 1 kali / ± 20 tahun

Suku : Bugis/Bugis

Pendidikan : SMP / SMP

Pekerjaan : IRT / Swasta

Agama : Islam / Islam

Alamat : Jl. Ablam 3 No 18 lorong 5


B. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mendapat jahitan pada jalan lahir

2. Ini adalah persalinan pertama ibu

3. Ibu merasakan nyeri pada luka perineum dan dirasakan sejak melahirkan

4. Nyeri ibu dirasakan lebih berat jika melakukan aktivitas sehingga ibu

kurang bergerak

C. DATA OBJEKTIF (O)

1. Ekspresi wajah ibu tampak meringis saat bergerak.

2. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komosmentis.

3. Tanda- tanda vital :

a. TD : 110⁄70 mmHg

b. N : 80 𝑥⁄𝑖

c. S : 36,5 ºC

d. P : 22 𝑥⁄𝑖

4. TFU setingg pusat, kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar

5. Tampak luka jahitan pada perineum dan masih basah.

6. Tampak pengeluaran lochia rubra.

D. ANALISA (A)

Post Partum hari pertama dengan nyeri luka jahitan pada perineum.
E. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 21 Juli 2020, jam 19:35 WITA

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, telah

dilakukan.

2. Mengobservasi TTV, kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia,

a. TD : 110⁄70

mmHg N : 80 𝑥⁄𝑖

S : 36,5 ºC

P : 22 𝑥⁄𝑖

b. Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)

c. Pengeluaran lochia rubra ± 15 cc

3. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga personal hygiene dengan cara

mengganti pemnbalut jika terasa penuh dan lembab, ibu mengerti dan

akan melakukannya.

4. Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini agar dapat beradaptasi

dengan nyeri yang dirasakan, ibu mengerti dan akan mencoba sesering

mungkin untuk bergerak.

5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, ibu

bersedia melakukannya.

6. Mengajarkan teknik menyusui yang benar pada ibu, ibu telah mengerti

dengan penjelasan yang diberikan.

7. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi khususnya


kacang-kacangan dan sayuran hijau, ibu bersedia.
8. Penatalaksanaan pemberian obat pada ibu, ibu bersedia

mengkonsumsinya.

a. Amoxicillin 3x1 500 mg

b. Asam Mefenamat 3x1 500 mg

c. Tablet Fe 1x1

d. Vitamin A 1x1
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM

HARI KEDUA PADA NY “S” DENGAN NYERI PERUT BAGIAN BAWAH

TANGGAL 22 JULI 2020

A. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu merasakan nyeri perut bagian bawah

2. Ibu mengatakan sudah BAB

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis

2. TTV :

TD : 110⁄70

mmHg N : 84

𝑥
⁄𝑖

S : 36,3 ºC

P : 22 𝑥⁄𝑖

3. TFU 1 jrbpst, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar)

4. Tampak luka jahitan perineum masih basah.

5. Tampak pengeluaran lochia rubra.

C. ANALISA (A)

Post partum hari kedua dengan nyeri bawah perut.


D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 21 Juli 2020, jam 06.00 WITA

1. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan massase pada perutnya, ibu

mau melakukannya.

2. Menyampaikan pada ibu bahwa sakit/ nyeri yang dirasakan adalah

normal karena perubahan Rahim ke bentuk semula, ibu mengerti.

3. Sampaikan kepada ibu untuk tidak khawatir dengan nyeri yang dirasakan

dan tetap beraktivitas seperti biasa, ibu mengerti dengan penjelasan.

4. Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkonsumsi obat yang telah

diberikan, ibu telah meminumnya.


PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN

KEBIDANAN POST PARTUM HARI KETIGA PADA

NY “S” TANGGAL 23 JULI 2018

A. DATA SUBJEKTIF (S)

Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan.

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum ibu baik.

2. TFU 2 jrbpst.

3. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.

4. TTV :

TD : 110⁄70

mmHg N : 80

𝑥
⁄𝑖

S : 36,5 ºC

P : 22 𝑥⁄𝑖

5. Luka jahitan perineum masih tampak basah.

6. Pengeluaran lochia rubra

C. ANALISA (A)

Post partum hari ketiga


D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 23 Juli 2020, jam 07.30 WITA

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh pasien, telah dilakukan.

2. Mengobservasi TTV, kontraksi uterus, dan pengeluaran lochia,

a. TD : 110⁄70

mmHg N : 80 𝑥⁄𝑖

S : 36,5 ºC

P : 22 𝑥⁄𝑖

b. kontraksi uterus baik

c. pengeluaran lochia rubra.

3. Mengingatkan ibu untuk tetap menyusui bayinya tiap 2 jam atau sesuai

kebutuhan, ibu mengerti dan akan melakukannya.

4. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi dan

banyak minum air putih, ibu mengerti.

5. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene dengan

mengganti pembalut jika terasa lembab, ibu menngerti.

6. Memberi konseling tentang KB pada ibu dan suami, ibu bersedia ber-KB.

7. Mengingatkan ibu untuk datang kembali ke puskesmas untuk memberi

imunisasi pada bayinya dan memasang Kb Implant, ibu bersedia datang

kembali.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

POST PARTUM HARI KE XII PADA NY “S”

KUNJUNGAN RUMAH

01 AGUSTUS 2020

A. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan ASI-nya lancar.

2. Ibu sering menyusui bayinya.

3. Ibu sudah tidak merasa nyeri pada perut bagian bawah.

4. BAB dan BAK ibu lancar.

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis.

2. TTV :

TD : 110⁄80

mmHg N : 70

𝑥
⁄𝑖

S : 36,6 ºC

P : 22 𝑥⁄𝑖

3. Konjungtiva merah muda dan sclera putih.

4. Payudara teraba tegang, tampak pengeluaran ASI saat payudara dipencet.

5. TFU tidak teraba.


6. Ibu keberatan dilakukan pemeriksaan pada daerah genitalia.
C. ANALISA (A)

Post partum hari ke XII.

D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 01 Agustus 2020, jam 09:00 WITA

1. Menjalin komunikasi yang baik antara ibu dan petugas, ibu berinteraksi

dengan baik.

2. Mengkaji kemampuan ibu merawat bayinya, ibu sudah mampu

memandikan serta melakukan perawatan tali pusat.

3. Memotivasi ibu untuk terus menyusui bayinya hingga 6 bulan tanpa

penambahan susu formula, ibu bersedia melakukannya.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene, ibu mengerti.

5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi kacang-kacangan dan makanan

bergizi untuk memperlancar produksi ASI, ibu mau melakukannya.

6. Mengingatkan ibu untuk tidak berhubungan suami-istri sebelum ber-KB

dan kembali ke Puskesmas untuk pemasangan Kb Implant, ibu bersedia

datang kembali pada waktu yang telah ditentukan.


PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU

LAHIR PADA BAYI NY ”S” DENGAN BCB/ SMK/ PBK

TANGGAL 21 JULI 2020

D. ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

No. Register : 19127569

Tanggal masuk RS : 21 Juli 2020 Jam 14:00 Wita

Tanggal Lahir : 21 Juli 2020 Jam 15:30 Wita

Tanggal Pengkajian : 21 Juli 2020 Jam 17:00 Wita

Nama pengkaji : Novika Allo

A. IDENTITAS BAYI DAN ORANG TUA

1. Identitas Bayi

Nama : By “S”

Ttl : Makassar, 21 Juli 2020

Anak ke : I (Pertama)

Jenis Kelamin : ♀ (perempuan)

2. Identitas Orang tua

Nama : Ny “S”/ Tn “ J”

Umur : 33 tahun/ 35 tahun

Nikah / lamanya : 1 kali / ± 20 tahun

Suku : Bugis/Bugis
Pendidikan : SMP / SMP

Pekerjaan : IRT / Swasta

Agama : Islam / Islam

Alamat : Jl. Ablam 3 No 18 lorong 5

B. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu mengatakan ini persalinan yang pertama.

2. Ibu melahirkan tanggal 11 Juli 2020 pukul 15:30 WITA.

C. DATA OBJEKTIF (O)

1. Bayi telah lahir pada tanggal 21 Juli 2020, pukul 15:30 Wita dengan

spontan dan segera menangis.

a. Jenis kelamin : Perempuan

b. BBL : 3000 gram

c. PB : 48 cm

d. LK : 33 cm

e. LD : 32 cm

f. Apgar score : 8/10


APGAR SCORE

Nilai Nilai Nilai 1 menit 5 menit


Tanda
0 1 2 Pertama Kedua

Seluruh
Apperence Badan merah Seluruh
tubuh 1 2
dan kaki biru tubuhmerah
Biru/pucat

Pulse
Tidak ada ≤ 100 x/menit ≥100 x/menit 2 2

Grimace Bensin
Tidak ada Gerakan sedikit 1 2
danbatuk

Activity Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan aktif 2 2

Respirasi Lemah
Tidak ada Menangis kuat 2 2
dantidak teratur

JUMLAH 8 10

2. Tanda- tanda vital

:S : 36,8o C

N : 142 𝑥⁄𝑖

P : 46 𝑥⁄𝑖

3. Refleks sucking atau reflex menghisap bayi kuat ketika disusui

4. Refleks rooting (+) ketika jari menyentuh pinggir mulut bayi, bayi akan

mengikuti arah sentuhan tersebut sambil membuka mulutnya.

5. Refleks morro (+), misalnya ketika bayi kaget


6. Refleks babinski (+) ketika menggaruk telapak kaki bayi, jari-jari kaki

bayi akan mengarah ke atas atau membuka.

7. Reflex palmar grast (+) ketika menyentuk tangan bayi bayi akan menutup

jari-jarinya seperti akan menggenggam

8. Jari-jari kaki dan tangan tampak sedikit panjang dan lunak

9. Kulit kemerah-merahan

10. Organ tubuh bayi lengkap, dan tidak ada kecacatan atau cacat bawaan

11. Rambut lanugo terlihat sedikit jelas, dan rambut kepala tampak tebal dan

hitam

12. Tali pusat masih basah

D. ANALISA (A)

BCB, SMK, PBK, potensial terjadinya infeksi tali pusat.

E. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 21 Juli 2020, jam 17:05 WITA

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi, telah dilakukan.

2. Mengobeservasi tanda- tanda vital bayi

N : 142 𝑥⁄𝑖

S : 36,5 ºC

P : 46 𝑥⁄𝑖

3. Menganjurkan ibu menyusui bayinya secara on demand (sesuai


kebutuhan), ibu mencoba menyusui bayinya.
4. Memberitahukan ibu untuk mengganti popok bayi setiap kali basah, bayi

sudah BAK dan telah diganti popoknya.

5. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat pada bayi, ibu mengerti dan

akan menerapkannya.

6. Mengobservasi tanda-tanda infeksi pada tali pusat, tidak ada tanda-tanda

infeksi seperti:

a. Tali pusat berwarna kemerahan

b. Panas

c. Bengkak

d. Keluar cairan berupa nanah

e. Berbau busuk.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

NEONATAL HARI KEDUA PADA BAYI NY “S”

TANGGAL 22 JULI 2020

A. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Bayi sering menangis

2. Bayi telah diberikan imunisasi pertamanya (Hb0)

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum bayi baik.

2. TTV :

N :138 𝑥⁄𝑖

S : 37 ºC

P : 51 𝑥⁄𝑖

3. BB : 3000 gram

4. Bayi menyusu langsung pada ibunya.

5. Tali pusat masih nampak basah.

6. Bayi sudah BAK dan BAB.

C. ANALISA (A)

Neonatal hari kedua.


D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 22 Juli 2020, jam 15.30 WITA

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi, telah dilakukan.

2. Mengobservasi TTV, N : 138 𝑥⁄𝑖 S : 36,5 ºC P : 51 𝑥⁄𝑖

3. Menganjurkan pada ibu untuk terus memberi ASI hingga 6 bulan tanpa

makanan tambahan apapun, ibu mngerti.

4. Mengobservasi tanda-tanda infeksi tali pusat, tidak terdapat tanda-tanda

infeksi tali pusat.

5. Melakukan perawatan tali pusat, telah dilakukan.


PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

NEONATAL HARI KETIGA PADA BAYI NY “S”

TANGGAL 23 JULI 2020

A. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Bayi kuat menghisap.

2. Bayi sudah BAB dan BAK.

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum bayi baik.

2. TTV

N : 110 𝑥⁄𝑖

S : 36,4 ºC

P : 47 𝑥⁄𝑖

3. Reflex menghisap dan menelan bayi baik.

4. Tali pusat masih basah.

C. ANALISA (A)

Neonatal hari ketiga.


D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 23 Juli 2020, jam 06.30 WITA

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada bayi,

telah dilakukan.

2. Mengobservasi TTV, N : 132


𝑥⁄ S : 36,6 ºC P : 47 𝑥⁄𝑖
𝑖

3. Mengobservasi tanda-tanda infeksi tali pusat, tidak terdapat tanda-tanda

infeksi tali pusat pada bayi.

4. Memandikan bayi, bayi telah dimandikan.

5. Melakukan perawatan tali pusat, telah dilakukan.

6. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayinya dan

mengganti pakaian tiap kali basah, bayi nampak bersih.

7. Mengingatkan ibu untuk membawa bayinya imunisasi dan penimbangan

berat badan di Puskesmas atau posyandu terdekat, ibu mengerti dan mau

melakukannya.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN NEONATAL

HARI KE XII PADA BAYI NY “S” KUNJUNGAN RUMAH

01 AGUSTUS 2020

A. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Bayi dilahirkan pada tanggal 21 Juli 2020 jam 15:30 Wita.

2. ASI ibu lancar.

3. Bayi kuat menghisap.

4. BAK dan BAB bayi lancar.

B. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum bayi baik.

2. TTV

N : 110 𝑥⁄𝑖

S : 36,8 ºC

P : 40 𝑥⁄𝑖

3. Reflex menghisap dan menelan baik.

4. Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda dan sclera putih.

5. Bibir nampak merah muda dan lembab.

6. Tali pusat belum putus.

C. ANALISA (A)

Neonatus hari ke XII


D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 01 Agustus 2020, jam 09:00 WITA

1. Jelaskan pada orang tua tindakan pemeriksaan vital dan fisik yang akan

dilakukan, ibu mengizinkan.

2. Mengobservasi TTV bayi, N : 134


𝑥⁄ S : 36,7 ºC P : 45 𝑥⁄𝑖
𝑖

3. Mengobservasi tanda-tandaa infeksi tali pusat pada bayi, tidak terdapat

tanda-tanda infeksi.

4. Menganjurkan pada ibu untuk mengganti pakaian dan selimut bayi jika

lembab atau basah, ibu mengerti.

5. Mengingatkan ibu untuk terus memberikan ASI hingga 6 bulan tanpa

menambahkan atau memberikan susu formula, ibu bersedia

melakukannya.

6. Menganjurkan pada ibu untuk membawa kembali bayinya imunisasi dan

penimbangan berat badan di Puskesmas atau Posyandu terdekat, ibu

bersedia.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

BERENCANA PADA NY “S” DENGAN AKSEPTOR KB IMPLANT

TANGGAL 22 JULI 2020

E. ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

Nomor Register : 19127569

Tanggal Masuk : 22 Juli 2020 Jam 09:00 Wita

Tanggal Partus : 21 Juli 2020 Jam 14:30 Wita

Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2020 Jam 09: 05 Wita

Nama Pengkaji : Novika Allo

A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI

Nama : Ny “S”/ Tn “ J”

Umur : 33 tahun/ 35 tahun

Nikah / lamanya : 1 kali / ± 20 tahun

Suku : Bugis/Bugis

Pendidikan : SMP / SMP

Pekerjaan : IRT / Swasta

Agama : Islam / Islam

Alamat : Jl. Ablam 3 No 18 lorong 5


B. DATA SUBJEKTIF (S)

1. Ibu ingin menjarangkan kehamilannya

2. Ibu pertama kali memakai akseptor KB implant

3. Ibu baru melahirkan anaknya yang pertama pada tanggal 21 Juli 2020

4. Suami mendukung ibu untuk ber-KB.

5. Ibu mengatakan akan ber-KB pada saat ingin membawa bayinya

imunisasi BCG bulan depan.

C. DATA OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum ibu baik

2. Kesadaran composmentis

3. Akan menggunakan KB Implant pada post partum hari ke 40.

4. Tanda-tanda vital

a) TD : 120/80 mmHg

b) N : 80 𝑥⁄𝑖

c) S : 36,5°c

d) P : 22 𝑥⁄𝑖

D. ANALISA (A)

PIA0 , Calon akseptor KB MKJP Implant


E. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal 22 Juli 2020 Jam 09:05 Wita

1. Menjelaskan pada ibu macam-macam KB dan jelaskan keuntungan serta

kerugian dan menganjurkan ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang ia

inginkan, ibu memilih kontrasepsi Implant.

2. Memotivasi ibu untuk tetap menjadi akseptor KB, ibu bersedia untuk

menjadi akseptor KB.

3. Mengingatkan ibu untuk datang kembali ke Puskesmas untuk memasang

kontrasepsi tersebut pada waktu yang telah ditentukan, ibu bersedia

datang kembali ke Puskesmas pada 4 minggu mendatang.


BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

A. Asuhan Antenatal Care

Pembahasan ini disusun sesuai dengan standar asuhan kebidanan dalam

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

kebidanan. Standar asuhan tersebut dimulai dari identifikasi data dasar,

perumusan diagnose dan atau masalah kebidanan, perencanaan,

implementasi, evaluasi dan pendokumentasian asuhan kebidanan.

Menurut konsep lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Untuk menentukan usia

kehamilan dan tafsiran persalinan dapat menggunakan rumus Negle yaitu:

tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan dikurangi 3 (Prawirohardjo: 2014).

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan kehamilan dilakukan

untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur

kehamilan. Umur kehamilan 12 minggu ialah 1/3 di atas simfisis, 16 minggu

ialah½ simfisis-pusat, 20 minggu 2/3 di atas simfisis, 24 minggu ialah

setinggi pusat, 28 minggu ialah1/3 di atas pusat, 34 minggu ialah ½ pusat-px,

36 minggu ialah setinggi px, dan 40 minggu ialah 2 jari bawah px (Depkes

RI: 2010). Hasil pengkajian terhadap Ny. “S” pada tanggal 15 Juli 2020

diperoleh usia kehamilan klien 38 minggu 3 hari berdasarkan HPHT tanggal

20 Oktober 2019. Hasil pemeriksaan Leopold: TFU 3 jbpx (36 cm).

Berdasarkan hasil pengkajian


tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Maka diagnose dari hasil
pengkajian kehamilan pada kunjungan pertama adalah G1P0A0, gestasi 38

minggu 3 hari, situs memanjang, PU-KA, bagian terendah kepala, BDP,

intrauterine, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik.

Pelayanan standar minimal menurut Depkes RI (2010) yaitu timbang berat

badan dan ukur tinggi badan, ukur LILA, ukur tekanan darah, ukur TFU,

hitung DJJ, tentukan presentasi janin, skrinning status dan berikan imunisasi

TT, pemberian tablet zat besi, tes laboratorium, tata laksana kasus, dan KIE

efektif. Pada Ny. “S” hampir semua pelayanan standar minimal telah

dilaksanakan.

B. Asuhan Intranatal Care

Hasil pengkajian pada tanggal 21 Juli 2020, ibu datang dengan keluhan

nyeri perut tembus belakang sejak jam 08:00 WITA, pada jam 14:10 WITA

dilakukan pemeriksaan dalam/VT 1 dan hasilnya yaitu vulva/vagina bersih

tidak ada kelainan, porsio tipis & lunak, pembukaan 9 cm, ketuban masih

utuh, presentasi kepala, penurunan kepala H.III, tidak ada molase, tidak ada

penumbungan, kesan panggul normal, pelepasan lendir & darah. Pada jam

15:00 WITA vulva/vagina tidak ada kelainan, portio melesap, pembukaan 10

cm, ketuban jernih, presentasi kepala, penurunan kepala H.IV, tidak ada

molase, tidak ada penumbungan, kesan panggul normal, pelepasan lendir &

darah. Pada jam 15:30 WITA bayi lahir spontan dengan jenis kelamin

perempuan, BB 3000 gr, PB 48 cm, A/S 8/10. Pada jam 15:40 WITA plasenta

lahir lengkap serta pemantauan Kala IV ibu sesuai dan tidak ada kesenjangan
dengan teori.
C. Asuhan Postnatal Care

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Prawirohardjo S: 2014).

Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai 3 hari setelah persalinan

untuk mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan atonia uteri,

mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, memberikan konseling

pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan

masa nifas. Karena atonia uteri, pemberian ASI (air susu ibu) awal,

memberikan supervise kepada ibu bagaimana tehnik melakukan hubungan

antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermi. Kunjungan nifas kedua dalam waktu 4 hari setelah

persalinan untuk memastikan involusio uterus berjalan dengan normal,

evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal,

memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat, memastikan ibu

menyusui dengan benar dan tidak tidak ada tanda-tanda penyulit, dan

memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan dengan asuhan

pada bayi. Kunjungan nifas ketiga dalam waktu 29 hari setelah persalinan

sama dengan kunjungan kedua serta menanyakan penyulit-penyulit yang ada

dan memberikan konseling untuk KB secara dini. Pada kunjungan nifas

pertama

didapatkan hasil pengkajian ialah TD 110/70 mmHg, N: 80 𝑥⁄𝑖 , P: 22 𝑥⁄𝑖 , S:

36,5⁰C, kontraksi baik, TFU 1 jari dibawah pusat, pengeluaran lokia rubra,

colostrum ada. Hasil pengkajian pada kunjungan nifas kedua ialah ibu
𝑥
tidak ada keluhan, TTV: TD 110/70 mmHg, N: 84 ⁄𝑖 , S: 36,3⁰C, P: 22

𝑥 , TFU
⁄𝑖
pertengahan pusat dan simfisis, lokia serosa. Hasil pengkajian pada

kunjungan nifas ketiga; ibu tidak ada keluhan, TTV; 110/70 mmHg, N: 80

𝑥 , P: 22 𝑥 ,
⁄𝑖 ⁄𝑖 S: 36,5⁰C, pengeluaran ASI lancar. Pada kunjungan nifas

hari ke 12 didapatkan hasil pengkajian; KU ibu baik, TTV; TD 110/80

mmHg, N: 80 𝑥⁄𝑖 , P: 22 𝑥⁄𝑖 ,

S: 36,6⁰C, pengeluaran ASI lancer. Masa nifas berlangsung normal dilihat

dari kunjungan pertama hingga kunjungan terakhir. Dan tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus.

D. Asuhan Bayi Baru Lahir

Pengertian bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37

minggu sampai dengan 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai

dengan 4000 gram (Rochmah. dkk: 2012). Tanda bayi baru lahir diantaranya

seluruh tubuh berwarna kemerah-merahan, pergerakan tonus aktif dan

menangis kuat. Hasil pengakajian pada bayi Ny. “S” bahwa bayi lahir dengan

spontan dengan usia kehamilan 39 minggu 2 hari berat badan 3000 gram,

warna kulit kemerah-merahan, tonus otot baik, dan menangis kuat. Tidak ada

kesenjangan antara teori maupun kasus.

E. Asuhan Keluarga Berencana

Pengertian keluarga berencana menurut UU no. 10 tahun 1992 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah


upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan usia perkawinan (PUP) pengaturan kelahiran, pembinaan


ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (Handayani S: 2010). Disini Ny. “S” adalah akseptor baru dalam

menggunakan alat kontrasepsi, setelah melalui inform consent dan inform

choise ibu dan suami memilih KB Impant. Keputusan tesebut telah disetujui

oleh ibu serta suami.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuhan kehamilan pada Ny. “S” sudah sesuai dengan standar asuhan

pelayanan kebidanan pada kehamilan.

2. Asuhan persalinan Ny. “S” sudah sesuai dengan standar asuhan

pelayanan kebidanan pada persalinan.

3. Asuhan masa nifas Ny. “S” dipantau hingga kunjungan keempat dan

tidak menunjukkan adanya kelainan.

4. Bayi baru lahir Ny. “S” dalam keadaan normal. Pada kunjungan neonates

tidak menunjukkan adanya kelainan atau masalah.

5. Klien ingin menjadi akseptor KB Implant setelah diberikan konseling

jenis-jenis alat kontrasepsi, keuntungan dan efek sampingnya. Keputusan

klien untuk ber-KB telah mendapatkan persetujuan dari suami.

B. Saran

1. Mahasiswa kebidanan

Mahasiswa kebidanan diharapkan selalu memberikan asuhan kebidanan

sesuai standar secara komperehensif dengan melibatkan klien dan

keluarganya pada setiap kasus kebidanan.

2. Bagi institusi

a. Meningkatkan keterampilan mahasiswa agar lebih siap lagi sebelum

memulai praktik di lahan.


b. Memberikan motivasi agar mahasiswa dapat melakukan tindakan

dengan lebih percaya diri.


DAFTAR PUSTAKA

Arfiana.,& Lusiana, A. 2016. Asuhan Neunatus Bayi Dan Balita Dan Anak

Prasekolah. Trans Medika. Yogyakarta.

Eun-Young Choi, dkk. 2015 “Primipara and Multipara Simulated a Normal Birth

Experience for Content Analysisyear 2015”. International Journal of Bio-

Science and Bio-Technology. Vol.8, No.5.

Febi Sukma, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Fakultas

Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Jannah, Nurul. 2017. “ASKEB II Persalinan Berbasis Kometensi”. Jakarta: ECG

Kementerian Kesehatan RI, 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta: Balai

Pustaka

Kementerian kesehatan RI. 2016. Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Kementerian

Kesehatan dan JICA.

Manuaba, Ida A.C .2010. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk

Pendidikan Bidan Edisi 2”. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida A.C.2013. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk

Pendidikan Bidan Edisi 2”. Jakarta: EGC

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium: Yogyakarta.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta:

Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai