Anda di halaman 1dari 42

“BADAN USAHA MILIK DAERAH “ssss

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen Oparasi dan Produksi

Oleh :

Sintia Lamusu

(931419207)

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Gorontalo

Tahun 2020

Page
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa .Karena
telah melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuaan sehingga
makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu.

Makalah ini kurang dari kata sempurna sehingga saran dan kritik yang
membangun sangat dibutuhkan agar dapat tercapai makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.

Gorontalo,sabtu, 9 january 2020

Page
2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………..2

Daftar isi………………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUA

1. Latar Belakang……………………………………….. ………………..4-7

2. Rumusan Masalah………………………………………………..……. .. 7

3. Manfaat ……………………………………………………………….…7-8

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penantuan Lokasi ……………………………………………………….........8-10


2.2 Faktor-faktor mempengaruhi lokasi…………………………….………... ..10-18
2.3 Metode-Metode penantuan Lokasi…………………………………..............18--19
2.4 Masalah Lokasi ……………………………………………………………...19-21
2..5 Masalah Tata Letak…………..……………………………….………….....21-2.6
2.6 Masalah Sumber Daya Manusia…………………………..………………..28-37

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan ………………………………………………….……….………37-38


3.2 Saran………………………………………………………………………….38-39

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………........39-41

Page
3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BUMD

Merupakan perusahan yang modalnya berasal dari kekayaan Pemerintah


Daerah (Pemda) yang dipisahkan, kekayaan daerah yang dipisahkan dapat diartikan
sebagai kekayaan daerah yang dilepaskan dari penguasaan umum yang semula
pertanggungjawabannya melalui anggaran belanja daerah yang kemudian setelah
dipisahkan menjadi modal BUMD dan akan dipertanggung jawabkan tersendiri. Pasal
2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1962 menyatakan bahwa Perusahaan Daerah ialah
semua perusahaan yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan
kekayaan Daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau
berdasarkan undang-undang. Oleh karena BUMD merupakan perusahaan yang
seluruh modalnya atau sebahagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan,
maka Perusahaan Daerah juga merupakan BUMD. Dalam menjalankan roda usahanya,
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diamanahkan tiga misi penting, yaitu sebagai
pelayan masyarakat (public servant), sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD), dan sebagai agen pendorong pertumbuhan ekonomi daerah (agent of
development). BUMD bergerak dalam berbagai sektor, seperti jasa keuangan dan
perbankan, jasa pengelolaan, dan penyediaan air bersih serta berbagai bentuk jasa dan
usaha produktif lainnya. Dalam pasal 10 UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah menyatakan bahwa daerah berwenang untuk mengelolah sumber regional
yang tersedia di wilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian
lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sebagai bentuk penyerahan
Page
4
sebagian urusan pemerintah dibidang pekerjaan umum kepada daerah, maka
pelayanan air minum diserahkan kepada pemerintah daerah. Selanjutnya, melalui
peraturan daerah pelaksanaannya diserahkan kepada seluruh instansi. Dalam hal ini,
instansi yang dimaksud adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu unit usaha milik daerah yang
bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap
provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan
perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitori
oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang produksi air bersih yang memiliki visi yakni menjadi penyedia air minum
terbaik di Indonesia melalui pelayanan yang baik dan menjadi kebanggaan karyawan
dan masyarakat serta memiliki misi menggunakan mutu dan pelayanan demi
kepuasan mayarakat, menjadi tempat karyawan PDAM Tirta Jeneberang untuk
berprestasi dan mengembangkan diri serta menjadi salah satu aset kebanggaan
masyarakat. Berdasarkan visi dan misi tersebut PDAM Tirta Jeneberang harus bekerja
secara efektif dan efisien agar visi dan misi tersebut tercapai. Sebagai BUMD, dalam
menjalankan tugas ganda yaitu social oriented dan profit oriented, hal yang paling
sering dihadapi oleh PDAM adalah permasalahan kinerja PDAM tersebut. Kinerja
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) saat ini sangat memprihatinkan. Pada tahun
2015, Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM)
melakukan evaluasi terhadap 368 PDAM berdasarkan laporan audit kinerja PDAM
sampai dengan tahun buku 2014 yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembagunan (BPKP) dan audit keuangan oleh Kantor akuntan Publik (KAP).
Adapun rekapitulasi hasil evaluasi kinerja terhadap 368 PDAM tahun 2015 di seluruh
Indonesia ditemukan bahwa 53% PDAM dalam keadaan sehat, 27% PDAM dalam
keadaan kurang sehat dan 20% PDAM berada dalam keadaan sakit. Di saat
banyaknya PDAM yang termasuk dalam kondisi sakit, ternyata PDAM Tirta
Jeneberang Kabupaten Gowa masuk dalam kategori sehat. Hal ini menunjukkan

Page
5
bahwa ada faktor yang mungkin dapat mendukung kestabilan kinerja dari PDAM
tersebut. Salah satu faktor yang berpotensi adalah berkaitan dengan sumber dan
penggunaan modal kerja. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan
alat analisis keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.

Dengan analisis sumber dan penggunaan modal kerja, akan dapat diketahui
bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan modal kerja yang dimilikinya
sehingga perusahaan dapat menjalankan operasi dengan sebaik-baiknya. Penggunaan
modal kerja yang tepat akan menyebabkan terjadinya kenaikan dalam modal kerja
tersebut, dan sebaliknya penggunaan modal kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan akan mengakibatkan perusahaan mengalami penurunan modal kerja yang
berakibat kepada operasional perusahaan yang tidak efektif dan efisien dalam
pengelolaan modal kerja. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana
yang menganggur, dana yang menganggur mengakibatkan pemakaian modal kerja
kurang efisien.

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan
keuangan, agar dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan kritis atau darurat
tanpa membahayakan keadaan kekayaaan perusahaan. Mengingat begitu pentingnya
peran modal kerja didalam sebuah perusahaan perlu dilakukan analisis terhadap
sumber dan penggunaan modal kerja agar tidak terjadi penyalahgunaan yang dapat
merugikan perusahaan. Sebagai gambaran singkat dapat diperlihatkan data keuangan
yang terdiri atas aktiva lancar, hutang lancar dan modal kerja netto Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa sebagai berikut:

Perkembangan Aktiva Lancar, Hutang Lancar dan Modal Kerja Pada


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa Tahun
2012-2015 Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Modal Kerja Netto (Rp) (Rp) (Rp)

Page
6
2012 6.530.561.959,57 1.535.321.338,01 4.995.240.621,56 2013 8.381.588.074,68
1.704.213.546,97 6.677.374.527,71 2014 9.045.828.480,97 1.119.167.311,86
7.926.661.169,11 2015 10.009.339.750,31 890.648.863,86 9.118.690.886,45 Sumber:
Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang
Kabupaten Gowa Tahun 2012-2015 (data diolah) Berdasarkan tabel di atas, dapat
dijelaskan bahwa perusahaan memiliki modal kerja yang cukup besar dan mengalami
peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan adanya tambahan modal kerja yang
disebabkan karena sumbernya lebih besar daripada penggunaannya, tetapi apakah
modal kerja tersebut yang naik setiap tahunnya mencerminkan kondisi modal kerja
yang baik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa”.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, masalah
yang dapat dirumuskan adalah bagaimana sumber dan penggunaan modal
kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang
Kabupaten Gowa
1. . Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
di kantor PDAM Se-Eks Karesidenan Surakarta.
2. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
di kantor PDAM Se-Eks Karesidenan Surakarta.
3. Apakah tertdapat pengaruh disiplin kerja terehadap kinerja karyawan
di kantor PDAM Se-Eks Karesidenan Surakarta.
4. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan di kantor PDAM Se-Eks Karesidenan Surakarta
1.2 Manfaat Badan Usaha Milik Daerah
1. Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam memperoleh
berbagai alat pemenuhan kebutuhan hidup yang berupa barang atau jasa

Page
7
2. .Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi penduduk angkatan
kerja.
3. .Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang merupakan
kebutuhan masyarakat banyak oleh sekelompok pengusaha swasta yang
bermodal kuat.
4. .Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi ekspor sebagai
sumber devisa,baik migas maupun non migas.
5. .Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang selanjutnya
dipergunakan untuk memajukan dan mengembangkan perekonomian
negara

Page
8
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Penentuan Lokasi
Definisi Lokasi Definisi dari lokasi adalah letak, tempat atau penempatan
suatu benda, keadaan pada permukaanbumi. Lokasi adalah tempat dimana
orang-orang biasa berkunjung. Lokasi dalamhubungannya dengan pemasaran
adalah tempat yang khusus dan unik dimanalahan tersebut dapat digunakan
untuk berbelanja. Maka dapat disimpulkan bahwalokasi yang dimaksud adalah
suatu letak atau tempat yang tetap dimana orang bisa berkunjung untuk
berbelanja, tempat itu berupa daerah pertokoan atau suatu stand atau counter
bark di dalam maupun di luar gedung. Lokasi yang strategis mampengaruhi
seseorang dalam menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelian karena
lokasinya yang strategis, terletak di arus bisnis, dan sebagainya. Keputusan
tentang lokasi, baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa
bisa menentukan keberhasilan perusahaan Kesalahan yang dibuat pada saat ini
dapat menghambat efisiensi. Seleksi lokasi untuk perusahaan barang atau
manufaktur perlu lebih dekat ke bahan baku atau tenaga kerja, sedangkan
untuk perusahaan jasa perlu lebih dekat dengan pelanggan.

Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi


strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan

Page
9
keberhasilan suatu usaha. Dalam memilih lokasi usahanya, pemilik lokasi
usaha harus mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan lokasi, karena lokasi
usaha akan berdampak pada kesuksesan usaha itu sendiri. Kesuksesan usaha
adaslah suatu keadaan dimana usaha mengalami peningkatan dari hasil yang
sebelumnya. Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah
perusahaan, dimana segala aktifitas yang ada didalamnya ditujukan untuk
mencapai suatu keberhasilan.

Suatu usaha apabila terletak jauh daripada suppliernya maka akan


semakin tinggi biaya transportasi dan distribusi barang. Harga jual barang
akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya bahan dasar dan bahan-bahan
lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Harga daripada bahan-bahan
dasar dan bahan-bahan pembantu dipengaruhi 2 Thomas Zimmerer,
Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil (Jakarta: Salemba empat 2008)
hlm. 57 3 Fandy Tjiptono, Manajemen Operasional, (Jakarta:Ghalia Indonesia,
2009) hlm. pula oleh biaya yang harus ditanggung oleh supplier untuk
mendistribusikan barang tersebut. Pemasok mempunyai pengaruh pada usaha
dalam hal kecepatan penyediaan, kualitas produk yang terjaga, biaya
pengiriman, dan lain-lain sehingga kedekatan dengan sumber pemasok perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha. Tersedianya tenaga kerja baik
tenaga kerja terdidik ataupun tenaga kerja terlatih yang cukup banyak
merupakan faktor yang terpenting.
Di dalam penentuan lokasi usaha harus dipertimbangkan besarnya
kebutuhan tenaga kerja baik tenaga kerja skilled, trained dan unskilled. Untuk
memenuhi kebutuhan perusahaan maka harus dipertimbangkan kemungkinan
tersedianya tenaga-tenaga tersebut. Hampir setiap usaha memerlukan tenaga
listrik yang sering di dalam hal ini mempengaruhi pula letak usaha yang
ekonomis. Oleh karena itu, kedekatan dengan infrastruktur perlu diperhatikan.
Tersedianya pembangkit tenaga listrik dan air, faktor lebar jalan, kondisi jalan,

Page
10
dan juga sarana dan prasarana transportasi akan menjadi nilai tambah atau
nilai kurang dan harus menjadi perhatian penting dalam pemilihan lokasi
usaha. Harga tanah dan sewa bangunan di perkotaan harganya lebih mahal
dibandingkan di daerah pedesaan. Oleh karena itu, ketersediaan tanah yang
luas perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha jika dimasa yang
akan datang pemilik usaha memiliki rencana untuk melakukan ekspansi.

2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Lokasi

Lokasi suatu tempat kedudukan perusahaan berada, selain memperlihatkan


karakteristik dari kegiatan usahanya juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan suatu tempat kedudukan perusahaan tersebut. Banyak faktor
yang mempengaruhi keberadaan lokasi suatu tempat kedudukan perusahaan.
Karena itu, pengambilan keputusan dalam merencanakan lokasi suatu tempat
kedudukan perusahaan harus di dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
yang matang dari faktor-faktor yang mempengaruhinya

Pemilihan lokasi yang strategis merupakan kerangka kerja yang perspektif


bagi pengembangan suatu kegiatan yang bersifat komersil. Artinya, lokasi
tersebut harus memiliki atau memberikan pilihan-pilihan yang menguntungkan
dari sejumlah akses yang ada. Semakin strategis suatu lokasi suatu tempat
kedudukan perusahaan, berarti akan semakin besar peluang keuntungan yang
akan diperoleh. Dengan demikian, tujuan penentuan lokasi suatu tempat
kedudukan perusahaan yaitu untuk memperbesar keuntungan dengan menekan
biaya produksi dan meraih pangsa pasar yang lebih luas. Pemilihan letak suatu
tempat kedudukan perusahaan pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Bahan mentah
bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi dalam kegiatan industry sehingga keberadaannya harus selalu

Page
11
tersedia dalam jumlah yang besar demi kelancaran dan keberlanjutan
proses produksi. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industry
cadangannya cukup besar dan banyak ditemukan maka akan
mempermudah dan memperbanyak pilihan atau alternative
penempatan lokasi industry. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan
industry cadangannya terbatas dan hanya ditemukan ditempat tertentu
saja maka akan menyebabkan biaya operasional semakin tinggi dan
pilihan untuk penempatan lokasi industry semakin terbatas

2. Modal
Modal yang digunakan dalam proses produksi
merupakan hal yang sangat penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah
produk yang dihasilkan, pengadaan bahan mentah, tenaga kerja yang
dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan dan luasnya sistim
pemasaran. Dengan demikian, suatu industry yang memiliki modal
besar memilik alternative yang banyak dalam menentukan lokasi
industrinya. Sebaiknya, bagi industry yang modalnya sedikit kurang
memiliki banyak pilihan dalam menetukan lokasinya

3. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam
menjaga kelancaran proses produksi, baik jumlah maupun keahliannya,
adakalanya suatu industry membutuhkan tenaga kerja yang banyak
walaupun kurang pendidikan. Tetapi ada pula industry yang hanya
membuthkan tenaga-tenaga tenaga kerja yang berpendidikan dan
terampil. Dengan demikian penempatan lokasi berdasarkan tenaga
kerja sangat tergantung pada jenis dan karakteristik kegiatan
industrynya

Page
12
4. Sumber energy
Kegiatan industry sangat membutuhkan energy untuk
menggerakkan mesin-mesin produksi, misalnya kayu bakar, batu bara,
gas alam. Suatu tenaga industry yang banyak membutuhkan energy,
umumnya mendekati tempat-tempat yang menjadi sumber energy
tersebut

5. Transportasi
Kegiatan industry harus ditunjang oleh kemudahan sarana transportasi
dan perhubungan. Hal ini untuk melancarkan pasokan bahan baku dan
menjamin distribusi pemasaran produk yang dihasilkan. Sarana
transporttasi yang dapat digunakan untuk kegiatan industry
diantaranya transportasi darat, laut dan udara

6. Pasar
Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam
mempertimbangkan lokasi industry sebab pasar sebagai sarana untuk
memasarkan atau menjual produk yang dihasilkan. Lokasi suatu
industry diusahakan sedekat mungkin menjangkau konsumen agar
hasil produksi mudah dipasarkan

7. Teknologi yang digunakan


Penggunaan teknologi yang kurang tepat dapat
menghambat jalannya suatu kegiatan industry. Penggunaan teknologi
yang disarankan untuk pengembangan industry pada masa mendatang
adalah industry yang memiliki tingkat pencemaran yang rendah, hemat
air, hemat bahan baku dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Bahkan pasar internasional sudah mensyaratkan penggunaan teknologi
yang ramah lingkungan dan sumber daya sebagai salah satu syarat agar

Page
13
produknya dapat diterima dipasaran melalui ISO 9000 dan ISO 140008.

8. Perangkat hokum
Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan
perundang-undangan sangat penting demi menjamin kepastian
berusaha dan kelangsungan industry antara lain tata ruang, fungsi
wilayah, UMR, perizinan, system perpajakan dan keamanan. Termasuk
jaminan keamanan dan hukum penggunaan bahan baku, proses
produksi dan pemasaran. Peraturan dan perundangan-undangan harus
menjadi pegangan dalam melaksanakan kegiatan industry karena
menyangkut modal yang digunakan, kesejahteraan tenaga kerja dan
dampak negative (limbah) yang ditimbulkan

9. Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang ada disekitarnya yang dapat menunjang kelancaran
produksi. Suatu lokasi industry yang kurang mendukung seperti
keamanan dan ketertiban, jarak ke pemukiman, struktur batuan yang
tidak stabil, iklim yang kurang cocok, terbatasnya sumber air dan lain-
lain. Hal ini dapat menghambat keberlangsungan kegiatan industry

Semua faktor yang mempengaruhi lokasi industry tersebut, tentunya tidak


seluruhnya dapat diakomodasi . terkadang suatu lokasi industry mendekati tempat
beradanya sumber bahan baku tetapi jauh dari daerah pemasaran atau sebaliknya.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan lokasi industry yang
ideal sehingga lahirlah beberapa teori lokasi dari para ahli yang didasarkan pada
faktor-faktor produksi paling dominan dari suatu kegia

Page
14
Menentukan lokasi operasional untuk perusahaan yang telah menempatkan
usahanya secara internasional adalah tidak sederhana. Keputusan lokasi sudah keluar
melebihi batas Negara, pada kenyataannya keputusan lokasi bagi perusahaan uyang
beroperasi secara global dimulai dari mempertimbangkan berbagai faktor untuk
memilih Negara, dilanjutkan untuk memilih wilayah sampai memilih tempat. Adapun
berbagai faktor tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

 Keputusan Pemilihan Lokasi Negara - Adapun faktor yang dipertimbangkan :

1. Resiko politik yang dihadapi, peraturan yang ada, sikap pemerintah, serta
insentif pemerintah.

2. Permasalahan budaya dan ekonomi , termasuk budaya korupsi

3. Lokasi pasar karena produk yang telah dibuat harus dapat diserap oleh pasar
agar keberlangsungan perusahaan dapat terjamin.

4. Ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, produktifitas, karena unsure tenaga


kerja adalah sangat penting bagi perusahaan.

5. Ketersediaan pasokan, komunikasi dan energi, hal ini disebabkan


ketergantungan perusahaan pada hal-hal tersebut karena tanpa bahan baku,
komunikasi maupun energi maka perusahaan tidak dapat beropoperasi.

6. Resiko nilai tukar mata uang, karena mata uang dari suatu Negara yang sangat
fluktuatif akan berdampak sangat signifikan bagi kegiatan bisnis.

 Keputusan Pemilihan Lokasi Daerah (Region) – Faktor yang dipertimbangkan


diantaranya:

1. Keinginan perusahaan

2. Segi-segi yang menarik dari wilayah tersebut (budaya, pajak, iklim)

Page
15
3. Ketersediaan tanaga kerja, upah serta sikap terhadap serikat kerja

4. Biaya dan ketersediaan pelayanan umum.

5. Peraturan mengenai lingkungan hidup.

6. Insentif dari pemerintah.

7. Kedekatan dengan bahan baku dan konsumen.

8. Biaya tanah dan pendirian bangunan.

Keputusan Lokasi untuk memilih tempat (site) – Adapun faktor pertimbangannya :


1. Ukuran dan biaya lokasi

2. Sistem transportasi udara, kereta, jalan bebas maupunb jalur laut.

3. Pembatasan daerah.

4. Kedekatan dengan jasa / pasokan yang dibutiuhkan.

5. Permasalahan dampak lingkungan.

6. Di samping globalisasi, sejumlah factor lain juga memengaruhi keputusan


lokasi. Faktor-fakter tersebut antara lain sebagai berikut :

Salah satu keputusan yang paling penting yang dibuat oleh perusahaan adalah
dimana mereka akan menempatkan kegiatan operasional mereka, maka keputusan
yang harus diambil selanjutnya oleh manajer operasional adalah strategi lokasi.
Lokasi yang strategis adalah wilayah penempatan operasi produksi sebuah perusahaan
yangdapat memberikan keuntungan maksimal terhadap perusahaan tersebut, karena
tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi
perusahaan. Keputusan yang paling penting yang perlu dibuat oleh perusahaan adalah
dimana mereka harus menempatkan operasi mereka. Aspek Internasional keputusan
ini adalah sebuah indikasi bahwa keputusan lokasi bersifat global. Lokasi sangat

Page
16
mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi sangat
mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Sebagai contoh,
biaya transportasi saja bisa mencapai 25% harga jual produk (tergantung kepada
produk dan tipe produksi atau jasa yang diberikan). Hal ini berarti bahwa seperempat
total pendapatan perusahaan mungkin dibutuhkan hanya untuk menutup biaya
pengangkutan bahan mentah yang masuk dan produk jadi yang keluar dari perusahaan.
Biaya lain yang dapat dipengaruhi oleh lokasi antara lain adalah pajak, upah, biaya
bahan mentah, dan sewa. Lokasi sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau
menghancurkan) strategi bisnis sebuah perusahaan. Kerja keras yang dilakukan
manajemen untuk menetapkan lokasi fasilitas yang optimal merupakan investasi yang
baik. Keputusan lokasi sering bergantung pada tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi
industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya,
sedangkan untuk bisnis eceran dan jasa professional, strategi yang digunakan terfokus
pada memaksimalkan pendapatan.

Sejumlah perusahaan di dunia melakukannya mengingat lokasi untuk


operasional sangat mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variable.
Lokasi sangat mempengaruhi resiko dan keuntungan perusahaan secara
keseluruhan.Tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimumkan keuntungan lokasi
perusahaan. Pilihan-pilihan yang ada dalam lokasi meliputi:

1. Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada


2. Mempertahankan lokasi yang sekarang, selagi menambah fasilitas lain di
tempat lain
3. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain

Pada umumnya keputusan lokasi merupakan keputusan jangkja panjang, susah


sekali untuk direvisi, mempunyai efek pada biaya tetap maupun variable seperti biaya
transportasi, pajak, upah, sewa dan lain-lain. Dengan kata lain tujuan strategi lokasi
adalah mamaksimumkan manfaat lokasi bagi perusahaan.

Page
17
Pemilihan lokasi usaha dapat dianggap sebagai suatu keputusan investasi
yang memiliki tujuan strategis, misalnya untuk mempermudah akses kepada
pelanggan.Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas
penting bagi pemilik usaha, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan
kegagalan sebelum bisnis dimulai.

Menurut Fandy Tjiptono pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan pertimbangan


cermat terhadap faktor-faktor berikut:

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana


transfortasi umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari
jarak pandang normal.
3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:
- Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan
peluang besar terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian
yang sering terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui
usaha-usaha khusus.
-Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan. Tempat
parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua
maupun roda empat.
4. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada
perluasan di kemudian hari. 7 Fandy Tjiptono, ,Pemasaran Jasa,
(Malang :Bayumedia Publishing, 2007) hlm. 123
5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang
ditawarkan. Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan
daerah pondokan, asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran,
dan sebagainya.

2.3 Metode - Metode Penentuan Lokasi

Page
18
Terdapat empat metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah lokasi
yaitu Metode Pemeringkatan Faktor, Analisis Titik-Impas Lokasi, Metode Pusat-
Gravitasi, dan Model Transportasi. bagian ini menjelaskan pendekatan-pendekatan ini.

1. Metode Pemeringkatan Faktor


Terdapat banyak faktor, kualitatif maupun kuantitatif, yang harus
dipertimbangkan dalam memilih suatu lokasi. Beberapa dari faktor-faktor ini lebih
penting dari yang lain, sehingga manajer dapat menggunakan bobot untuk membuat
proses pengambilan keputusan menjadi lebih objektif. Metode pemeringkatan faktor
sering digunakan karena mencakup variasi faktor yang sangat luas, mulai dari
pendidikan, rekreasi sampai keahlian tenaga kerja. Metode pemeringkatan-faktor
mempunyai enam tahap:
a) Mengembangkan daftar faktor-faktor terkait
b) Menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor
itu penting bagi pencapaian tujuan perusahaan.
c) Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor (misalnya, 1 sampai 10 atau 1
sampai 100 point).
d) Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor, dengan
menggunakan skala yang telah dikembangkan pada tahap 3.
e) Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah
total untuk setiap lokasi.
f) Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal, dengan juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.
Jika sebuah keputusan bersifat sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil, maka
analisi lebih lanjut mengenai pembobotan atau penilaiannya mungkin perlu dilakuka.
sebagai alternative lain, manajemen dapat menyimpulkan factor tidak nyata bukan
merupakan criteria yang tepat sebagai dasar pengambilan keputusan lokasi. oleh
karena itu, manajer menempatkan bobot utama pada aspek keputusan yang lebih
kuantitatif.

Page
19
2.Metode Pusat Gravitasi
Metode pusat gravitasi merupakan teknik matematis yang digunakan untuk
menentukan lokasi pusat distribusi yang akan meminimalkan biaya distribusi. Metode
ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang akan dikirim ke pasar
tersebut, dan biaya pengiriman guna menemukan lokasi terbaik untuk sebuah pusat
distribusi.
Langkah pertama dalam metode gravitasi adalah menempatkan lokasi pada suatu
sistem koordinat.Titik asal sistem koordinat dan skala yang digunakan keduanya
memiliki sifat berubah-ubah, selama jarak relatif (antarlokasi) dinyatakan secara tepat.
Hal ini dapat dikerjakan dengan mudah dengan menempatkan titik-titik pada peta
biasa.
Metode ini mengasumsikan biaya secara langsung berimbang pada jarak dan
jumlah yang dikirim. Lokasi yang ideal adalah lokasi yang meminimalkan jarak
berbobot antara gudang dan toko ecerannya, dimana pembobotan jarak dilakukan
sesuai dengan jumlah kontainer yang dikirim.

2.4. Masalah Lokasi

Masalah lokasi sangat memengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara


keseluruhan. Misalnya biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk atau produk
jadi yang ke luar dari perusahaan, dapat mencapai seperempat dari harga jual produk.
Selain itu lokasi juga dapat memengaruhi biaya pajak, upah, biaya bahan baku, dan
sewa.

Keputusan mengenai lokasi harus diambil perusahaan sesekali saja, biasanya


karena permintaan yang telah melebihi kapasitas pabrik yang ada atau karena
perubahan produktivitas tenaga kerja, perubahan nilait tukar, biaya-biaya, dan sikap

Page
20
masyarakat setempat. Pilihan-pilihan dalam lokasi meliputi : Tidak pindah, tetapi
memperluas fasilitas yang ada; Mempertahankan lokasi sekarang dan menambahkan
fasilitas lain di tempat lain atau; Menutup fasilitas yang ada atau pindah ke lokasi lain.

Keputusan lokasi bergantung pada jenis bisnis. Untuk keputusan lokasi


industry, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya,
meski inovasi dan kreativitas juga penting. Untuk bisnis eceran dan jasa profesi,
strategi yang digunakan difokuskan pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun
demikian, strategi lokasi pemilihan gudang bisa ditentukan oleh biaya serta kecepatan
pengiriman. Tujuan strategi lokasi adalah memaksimalkan manfaat lokasi bagi
perusahaan.

Lokasi dan Biaya – Karena lokasi memengaruhi biaya dan menentukan penghasilan,
lokasi sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat atau menghancurkan strategi
bisnis perusahaan. Keputusan lokasi yang berdasarkan pada strategi biaya rendah
(low-cost) membutuhkan pertimbangan yang cermat. Ketika manajemen telah
memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya yang menjadi tetap
dan sulit dikurangi. Oleh karena itu, kerja keras yang dilakukan manajemen untuk
menetapkan lokasi fasilitas yang optimal merupakan investasi yang baik.

Lokasi dan Inovasi – Saat kreativitas, inovasi, dan investasi litbang bersifat penting
bagi strategi operasi, fokus criteria lokasi dapat berubah, dari yang awalnya berfokus-
pada-biaya, menjadi berfokus-pada-inovasi Ada empat sifat yang memengaruhi
inovasi dan daya saing :

· * Adanya input berkualitas tinggu dan spesifik, seperti kemampuan ilmiah dan
teknik
*Lingkungan yang kondusif bagi investasi dan persaingan lokal yang ketat
*Tekanan dan wawasan yang didapat dari pasar lokal yg berpengalaman *Adanya
industry lokal yang saling terhubung dan mendukung

Page
21
2.5 Masalah Tata letak

Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan strategis operasional yang
turut menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang
tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional itu
dengan produk atau jenis jasa yang dihasilkan dan proses konversi nya. Tata letak
yang baik akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas
perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kelancaran arus faktor-faktor
produksi yang akan diproses, mulai sejak disiapkan dan diserahkan ke dalam
pemrosesan sampai menjadi produk akhir (final product). Disamping itu pegawai
yang terlibat langsung dalam pemrosesan dapat bergerak lebih leluasa tanpa
kekhawatiran akan kemungkinan tertimpa kecelakaan. Dengan demikian, tata letak
yang baik juga akan menyebabkan pegawai bek
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari unsur-
unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas
merupakan bagiand ari perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-
unsur fisik. Unsur-unsur fisik yang dimaksud dapat berupa mesin, peralatan, meja,
bangunan dans sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan
fungsi tujuan misalnya saja total jarak atau total biaya perpindahan bahan.
Dalam merancang tata letak fasilitas manufaktur atau tata letak pabrik, maka
unsur-unsur fisik yang perlu diperhatikan adalah mesin, peralatan, operator dan
mateial. Umumnya, fungsi tujuannya adalah total biaya perpindahan yang minimum.
Hal ini dicapai melalui pengaturan mesin-mesin dan peralatan sedemikian sehingga
jaraknya tidak jauh tanpa melanggar kaidah-kaidah ergonomis. Perancangan tata letak
fasilitas manufaktur cukup kompleks sehingga membutuhkan pendekatan multi
disiplin.
Tata letak fasilitas manufaktur memiliki tipe-tipe dasar tata letak yang akan
dibahas secara rinci pada bagian berikutnya. Tipe-tipe tata letak adalah tata letak
produk, tata letak proses, tata letak posisi tetap dan tata letak sellular. Tipe-tipe tata

Page
22
letak ini sangat diperlukan dalam merancang tata letak yang sesuai dengan kebutuhan
atau tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan tipe tata letak ini biasanya dilakukan
dengan menganalisis jumlah produksi dan jumlah ragam produk yang akan dihasilkan
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena
tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas,
dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelangga, dan citra perusahaan.
Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang
menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.

Tata letak memiliki berbagai implikasi strategis yang berlangsung dalam jangka
waktu yang lama. Tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kecukupan
kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi dan biaya penanganan kerja serta
untuk kenyamanan kerjaerja dengan aman dan jauh dari tekanan perasaan.

Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang
membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan
tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat
tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.

 TIPE-TIPE TATA LETAK

Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang
terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan kantor)
atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau department store). Sebuah
tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di
dalam dan antar-wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah
dikembangkan. Di antara pendekatan tersebut, pada bab ini, akan dibahas enam
pendekatan tata letak:
Page
23
1. Tata letak dengan posisi tetap - memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek
yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung.
2. Tata letak yang berorientasi pada proses - berhubungan dengan produksi dengan
volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai "job shop", atau produksi
terputus).
3. Tata letak kantor - menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan
ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.
4. Tata letak ritel - menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas perilaku
pelanggan.
5. Tata letak gudang - melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan
sistem penanganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk - mencari utilisasi karyawan dan mesin
yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.

Oleh karena hanya beberapa dari keenam golongan ini yang dapat dimodelkan
secara matematis, tata letak dan desain dari fasilitas fisik masih merupakan sebuah
seni. Walaupun demikian, telah diketahui bahwa sebuah tata letak yang baik perlu
menetapkan beberapa hal berikut:
1. Peralatan penanganan bahan. Manajer harus memutuskan peralatan yang akan
digunakan meliputi ban berjalan, cranes, juga kereta otomatis untuk mengirim dan
menyimpan bahan.
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruang. Desain tata letak dan penyediaan ruangan
hanya dapat dilakukan saat persyaratan jumlah pekerja, mesin dan peralatan
diketahui. Manajemen juga harus mempertimbangkan kelonggaran yang diisyaratkan
sebagai keamanan yg mengatasi beberapa masalah.
3. Lingkungan hidup dan estetika. Pemikiran mengenai tata letak sering
membutuhkan keputusan mengenai jendela, tanaman, dan tinggi partisi untuk
memfasilitasi aliran udara, mengurangi kebisingan, menyediakan keleluasaan pribadi,

Page
24
dan sebagainya.
4. Aliran informasi. Komunikasi sangat penting bagi setiap perusahaan dan harus
dapat difasilitasi oleh tata letak. Permasalahan ini mungkin membutuhkan keputusan
tentang jarak, juga keputusan akankan dibuat kantor pada ruangan terbuka
menggunakan pembatas setengah badan atau kantor yang memberi keleluasaan
pribadi.
5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda. Terdapat banyak
pertimbangan unik yang berkaitan dengan pemindahan bahan atau kepentingan
beberapa wilayah tertentu untuk didekatkan satu sama lain. Sebagai contoh,
memindahkan leburan baja akan lebih sulit dibandingkan dengan memindahkan baja
dalam keadaan dingin.
Tata letak dengan posisi tetap
Tata letak dengan posisi tetap dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position
layout), proyek tetap berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan
datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan
kapal, jalan laying, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.
Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan
baik dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang pertama adalah,
terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua,
setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang
berbeda;oleh karena itu banyak hal yang menjadi penting sejalan dengan
perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang dibutuhkan dinamis. Sebagai
contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan kapal berubah sejalan dengan
perkembangan proyek.
Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada
lokasi, strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat mungkin
di luar lokasi.
Tata letak yang berorientasi pada proses
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat menangani

Page
25
beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk
mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat
produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan,
pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada
proses biasanya memiliki strategi volume rendah dengan variasi tinggi.

Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan
penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin,
proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan
pada mesin lain dalam departemen yang sama. Tata letak ini juga sangat baik untuk
menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job lot, dan
untuk memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.

Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan
umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam sistem
karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan penanganan
bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan umum,
membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan barang setengah jadi
menjadi lebih tinggi karena adanya pelatihan dan pengalaman yang dibutuhkan, dan
jumlah barang setengah jadi yang tinggi membutuhkan modal yang lebih banyak.

Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, takti yang paling
lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah untuk
meminimalkan biaya penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen yang
memiliki aliran komponen atau orang yang banyak di antara mereka harus didekatkan
satu sama lain. Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan bergantung kepada (1)
jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan di antara dua departemen selama
beberapa waktu dan (2) biaya memindahkan muatan (atau orang) yang berkaitan
dengan jarak antar-departemen.

Page
26
Craft. Adalah sebuah program (software) computer yang secara sistematis menguji
alternative pengaturan antar-departemen untuk mengurangi biaya penanganan bahan
total.
Tata letak kantor
Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan pabrik adalah pada
kepentingan informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan kantor,
sebagaimana pada manufaktur, produksi sangat bergantung kepada aliran bahan.
Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata
letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu,
para manajer kantor menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun
tradisional, kebutuhan pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi
efektivitas karyawan.

Di sisi lain, terdapat beberapa pertimbangan tata letak yang bersifat umum (beberapa
dapat diterapkan pada pabrik dan kantor). Pertimbangan ini berkaitan dengan kondisi
kerja, kerja sama tim, otoritas, dan status. Haruskah semua atau hanya sebagian
wilayah kerja yang diberi AC? Haruskan semua karyawan menggunakan pintu masuk
yang sama, toilet, lemari, dan kantin? Sebagaimana yang telah disebutkan
sebelumnya, keputusan tata letak merupakan perpaduan antara seni dan ilmu. Hanya
sebagian yang berupa ilmu - yang berkaitan dengan aliran bahan dan informasi - yang
dapat dianalisi dengan cara yang sama sebagaimana aliran barang dalam tata letak
proses.

Sebagai komentar terakhir pada tata letak kantor, harus diperhatikan bahwa terdapat
dua kecenderungan utama. Yang pertama, teknologi, seperti telepon genggam, pager,
fax, internet, kantor di rumah, computer jinjing (laptop), dan PDA, menyebabkan tata
letak semakin fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronis. Yang kedua,
perusahaan virtual menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua

Page
27
perubahan ini cenderung membutuhkan lebih sedikit karyawan untuk berada di kantor.

Tata letak ritel


Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pad aide bahwa penjualan dan keuntungan
bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi,
banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada
pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan bahwa semakin besar produk
dapat dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan semakin tinggi, dan tingkat
pengembalian investasi juga semakin tinggi. Manajer operasi dapat mengubah
keduanya, baik dengan pengaturan toko keseluruhan maupun alokasi tempat bagi
beragam produk dalam pengaturan toko tersebut.
Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara keseluruhan:
1. tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar
toko. Itulah sebabnya mengapa sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu
pada satu bagian supermarket bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue.
2. gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki
nilai keuntungan besar, seperti peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampoo.
3. distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai "produk yang kuat" - yaitu
barang-barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja - pada kedua sisi
lorong, dan letakkan mereka tersebar untuk menjadikan pengunjung melihat lebih
banyak barang yang lain.
4. gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang
tinggi.
5. sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi
perhentian pertama bagi pelanggan.

Setelah tata letak ritel telah diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual.
Banyak pertimbangan dalam pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama tata
letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi (atau,

Page
28
pada beberapa toko, pada panjang rak). Barang-barang yang berharga mahal mungkin
dapat menghasilkan penjualan yang lebih besar, tetapi keuntungan per kaki persegi
mungkin saja lebih rendah.
Tata letak gudang dan penyimpanan
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal di
antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang
dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan
penggunaan setiap kotak dalam gudang - yaitu memanfaatkan volume penuhnya
sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah. Biaya penanganan
bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengna transportasi barang masuk,
penyimpanan, dan transportasi bahan keluar untuk dimasukan dalam gudang. Biaya-
biaya in imeliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasa, asuransi, dan
penyusunan. Tata letak gudang yang efektif juga menimimalkan kerusakan bahan
dalam gudang.

2.6 Masalah Sumber Daya Manusia

Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori sumber
daya, di mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau
kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal
utama. Sumber daya sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang
memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolok ukur keberhasilan bisnis.
Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan. Dengan
demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value
yang maksimum yang dapat mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM
ekspertis: manajer strategis (strategic managers) dan SDM yang handal yang
menyumbang dalam menghasilkan added value tersebut merupakan value added
perusahaan. Value added adalah SDM strategis yang menjadi bagian dari human
capital perusahaan.

Page
29
3 Pendekatan Sumber daya manusia
Dalam mempelajari MSDM ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu
1.Pendekatan mekanis,
2.Pendekatan paternalis, dan
3.Pendekatan sistem sosial.

1. Pendekatan Mekanis
Mekanisasi (oromazisasi) adalah mengganti peranan tenaga kerja manusiadengan
tenaga mesin untuk melakukan pekerjaan. Penggantian ini didasarkankepada
pertimbangan ekonomis, kemanusiaan, efektivitas, dan kemampuan yanglebih besar
dan lebih baik.
Pendekatan mekanis ini menitikberatkan analisisnya kepada spesialisasi,efektivitas,
standardisasi, dan memperlakukan karyawan sama dengan mesin.Spesialisasi semakin
mendalam dan pembagian kerja semakin mendetail sebagaiakibat perkembangan
perusahaan dan kemajuan teknologi canggih. Dalam hal iniseorang pekerja hanya
mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.

Pendekatan mekanis ini akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah berikut.


A. Pengangguran teknologis.
B. Keamanan ekonomis.
C. Organisasi buruh.
D. Kebanggaan dalam pekerjaan.
A. Pengangguran Teknologis
Mekanisasi berarti bahwa pekerjaan yang dilaksanakan dengan metode padat karya
(labor intensive) menjadi metode utama modal (capital intensive).Penggantian metode
kerja ini akan mengakibatkan banyak pekerja yangkehilangan pekerjaannya, sebab
tenaga satu mesin dapat mengganti pekerjaandari banyak orang.
B. Keamanan Ekonomis
Keamanan ekonomis dimaksudkan ketika seseorang karyawan takutdiPHK, sehingga

Page
30
dia kehilangan pekerjaan yang mengakibatkan kehilangan pendapatannya.
C. Organisasi Buruh
Pengangguran teknologi, keamanan ekonomis dan politis mendorongterbentuknya
organisasi buruh atau serikat-serikat buruh. Organisasi buruh inimulanya terbentuk
dalam setiap perusahaan, tetapi kemudian berkembanglahorganisasi buruh nasional
dan internasional.
Organinisasi buruh ini berkembang dan semakin kuat dengan tujuan utamamelindungi
kepentingan buruh dari perlakuan yang sewenang-wenang olehmajikan atau manajer
serta ditunggangi oleh unsur-unsur politis dari golongan-golongan tertentu.
Reaksi manajer atau majikan untuk menghadapi organisasi buruh, antara lain
menolak mempekerjakan mereka yang menjadi anggota serikat organisasi buruh,
membuat daftar hitam (black list) mengenai orang-orang yang telah masuk organisasi
buruh dan daftar ini diedarkan kepada perusahaan-perusahaanlain, dan
memasukkan unsur politik sebagai alasan penolakan pembentukanorganisasi buruh di
perusahaan.
D. Kebanggaan dalam Pekerjaan
Dengan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi secara mendetailmaka setiap
buruh hanya mengerjakan semacam pekerjaan saja. Hal ini akanmeningkatkan
keterampilannya, tetapi di sisi lain pekerjaan menjadimembosankan, dan kebanggaan
terhadap pekerjaan semakin rendah, sebabhasil akhir dari pekerjaan itu dirasa kurang
berarti.

2. Pendekatan Paternalis
Pada pendekatan paternalis (paternalistic approach), manajer untuk peng-arahan
bawahannya bertindak seperti bapak terhadap anak-anaknya. Para bawahan
diperlakukan dengan baik, fasilitas-fasilitas diberikan. Bawahan diperlakukan dengan
baik, fasilitas-fasilitas diberikan, bawahan dianggapsebagai anak-anaknya. Misalnya,
diberikan pinjaman uang serta didirikan tokosehingga karyawan dapat membeli
keperluannya secara kredit.

Page
31
3. Pendekatan Sistem Sosial
Pendekatan sistem sosial ini memandang bahwa organisasi / perusahaanadalah suatu
sistem yang kompleks yang beroperasi dalam lingkungan yangkompleks yang bisa
disebut sebagai sistem yang ada di luar.
Manajer mengakui dan menyadari bahwa tujuan organisasi / perusahaan baruakan
tercapai jika terbina kerja sama yang harmonis antara sesama karyawan, bawahan
dengan atasan, serta terjadi interaksi yang baik di antara semuakaryawan. Pemikiran
ini didasarkan pada adanya saling ketergantungan, interaksi,dan keterkaitan di antara
sesama karyawan.
Sistem adalah suatu proses yang terdiri dari berbagai unsur atau komponenyang satu
sama lain berkaitan secara struktural dan fungsional, saling menunjangdan mengisi,
sesuai dengan peran dan kedudukan masing-masing namunkeseluruhannya secara
mutlak didukung oleh setiap komponen, betapapun kecilnilainya.
Jadi setiap sistem mengandung masukan (input), proses, keluaran (output),dan
merupakan sebuah kesatuan yang bekerja sendiri.
Elemen Dasar Desain Pekerjaan

Dalam menjalankan organisasi, desain pekerjaan sangat penting untuk


menetukan tugas dan fungsi yang akan dikerjakan sampai pada mekanisme dan
metode kerja. Desain pekerjaan juga mengatur pengaruh dan hubungan antara
pekerjaan satu dengan lainnya.
Untuk menyusun desain pekerjaan maka kita harus memperhatikan elemen-elemen
dasar yang sangat mempengaruhinya. Elemen-elemen dasar desain pekerjaan ini
harus dicermati pada awal penyusunan desain pekerjaan serta pada saat menyusun
kembali atau merubah desain pekerjaan.
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan
untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia merupakan faktor
penentu keberhasilan pelaksanaan organisasi yang efektif. Walaupun didukung

Page
32
dengan sarana dan prasarana serta sumber daya yang berlebihan, tetapi tanpa
dukungan sumber daya manusia yang andal dan mempunyai kinerja yang optimum
kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Menurut Ricky W. Griffin
(2003:414) semakin pentingnya sumber daya manusia berakar dari meningkatnya
kerumitan hukum, kesadaran bahwa sumber daya manusia merupakan alat berharga
bagi peningkatan produktivitas dan kesadaran mengenai biaya yang berkaitan dengan
manajemen sumber daya manusia yang lemah. Hal ini menunjukkan bahwa sumber
daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala
kebutuhannya. Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan perusahaan untuk
memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia
berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu
berubah. Sumber daya manusia merupakan penggerak utama dalam suatu organisasi.

Menurut H. Hadari Nawawi (2003:40) sumber daya manusia tersebut diartikan


sebagai karyawan pengelola dan pelaksana suatu perusahaan yang dipercaya oleh
perusahan dalam melaksanakan tugas kegiatan. Perusahaan mempunyai kesempatan
yang baik untuk bertahan dan maju jika mempunyai karyawan yang tepat, sehingga
membutuhkan usaha yang terus-menerus untuk mencari, memilih, dan melatih calon
atau karyawan. Sebaliknya, karyawan membutuhkan perusahaan sebagai tempat
untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Partisipasi karyawan
sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk menghadapi perubahan. Sumber daya
manusia dalam suatu perusahaan merupakan faktor dominan dalam pencapaian suatu
tujuan perusahaan. Melihat pentingnya sumber daya manusia, ada banyak karyawan
yang bekerja dengan sungguh-sungguh atau berperilaku baik (etis) dalam suatu
perusahaan, tetapi ada juga yang bekerja di luar kontrol sehingga dapat membawa
karyawan kearah perilaku yang tidak baik atau perilaku tidak etis.

Menurut Manullang (2001: 147) ”Motivasi kerja tidak lain adalah sesuatu
yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Singkatnya, motivasi kerja adalah

Page
33
pendorong semangat kerja”. Motivasi merupakan kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi-organisasi yang dikondisikan oleh
upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Menurut Robbins (2002:
137) ”Motivasi dalam diri karyawan sangat bermanfaat sekali bagi perusahaan, karena
dengan adanya motivasi tersebut akan menimbulkan rasa memiliki terhadap
perusahaan”. Artinya karyawan yang mempunyai motivasi kerja tinggi cenderung
memiliki prestasi kerja yang tinggi, dan sebaliknya jika karyawan yang prestasi
kerjanya rendah dimungkinkan karena motivasi kerja yang rendah. 2 Fakta yang ada
tidaklah menunjukkan gambaran yang sesuai, karena masih ada beberapa karyawan
yang kurang termotivasi dalam bekerja

Hal ini berarti ada kesenjangan antara harapan perusahaan dan fakta yang ada
pada beberapa karyawan. Hal ini memunculkan persoalan yaitu bagaimana
menghasilkan karyawan yang memiliki motivasi yang tinggi dan kinerja yang
optimal?. Hakikatnya ini menjadi tugas dari manajemen sumber daya manusia adalah
untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga karyawan dapat mencapai
kinerja yang optimal. Manajemen sumber daya manusia berusaha memperoleh tingkat
perkembangan karyawan yang setinggi-tingginya. Meskipun manajemen sudah
berupaya mewujudkannya dengan memberikan motivasi-motivasi berupa gaji atau
upah, insentif, bonus, dan lainnya. Namun nampaknya masih ada faktor lain yang
mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Mengacu pada fakta bahwa ada
kecenderungan kurang baiknya komunikasi yang terjadi di antara para karyawan dan
kurangnya perhatian karyawan pada detail pekerjaan, maka perusahaan berusaha
memperbaikinya dengan menciptakan suatu budaya organisasi yang baik. Budaya
organisasi ini diberlakukan untuk memperbaiki iklim kerja, hubungan karyawan,
prosedur kerja, dan lainnya. Hubungan kerja yang serasi di antara karyawan dan
penyatupaduan sumber daya manusia secara efektif diharapkan akan meningkatkan
motivasi kerja

Page
34
Metode Analisis Jabatan (Job Analysis Method)

Analisis Jabatan atau Job Analysis merupakan salah satu proses penting untuk
menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat. Untuk dapat melakukan
Analisis Jabatan dengan efektif, pihak Manajemen khususnya Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM) perlu mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan
dengan pekerjaan atau jabatan tersebut. Untuk mengumpulkan data dan informasi
tersebut, pihak manajemen biasanya akan memilih satu atau kombinasi dari beberapa
metode tergantung pada kebutuhan dan persyaratan organisasi dan tujuan dari proses
analisis jabatan tersebut.
Memilih metode analisis jabatan yang sesuai biasanya tergantung pada
struktur organisasi, tingkat hirarkis, sifat pekerjaan, tanggung jawab dan tugas yang
terlibat didalamnya. Sebelum memilih metode yang tepat untuk melakukan analisis
jabatan, sebaiknya pihak manajemen SDM meneliti terlebih dahulu setiap kelebihan
dan kelemahan metode yang akan digunakan karena mengingat data dan informasi
yang diperoleh untuk analisis jabatan ini sangat penting untuk membantu perusahaan
atau organisasi dalam mengatasi tren pasar saat ini, perubahaan organisasi dan
mengatasi masalah-masalah harian yang terjadi.

Metode Analisis Jabatan (Job Analysis Methods)

Terdapat tiga metode yang biasanya digunakan dalam Analisis Jabatan atau Analisis
Pekerjaan ini. Ketiga Metode Analisis Jabatan tersebut diantaranya adalah Metode
Observasi (Observation Method), Metode Wawancara (Interview Method) dan
Metode Kuesioner (Questionnaire Method).
1. Metode Observasi (Observation Method )

Pada metode analisis jabatan yang menggunakan observasi ini, seorang analis jabatan
(orang yang melakukan analisis jabatan) mengamati seorang karyawan dan mencatat
semua tugasnya baik yang dilakukannya maupun yang tidak dilakukannya, tanggung

Page
35
jawab maupun bukan tanggung jawabnya, keterampilan yang dibutuhkan, metode
atau cara digunakan untuk melakukan tugas serta kemampuan dan mental atau
emosional yang dibutuhkan untuk menangani tantangan dan risiko.

Mungkin banyak menganggap bahwa metode observasi ini merupakan metode yang
termudah namun kenyataannya tidaklah demikian. Hal ini disebabkan karena setiap
orang memiliki cara tersendiri untuk mengamati sesuatu dan setiap orang juga
memiliki cara berpikir sendiri dalam menafsirkan penemuannya atau apa yang telah
dilihatnya. Dengan demikian, proses observasi ini dapat mengakibatkan bias pada
hasil pengamatannya. Perasaan suka dan tidak suka secara pribadi juga dapat
menghasilkan hasil observasi yang tidak tepat atau bukan hasil yang sebenarnya.
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi permasalahan metode observasi ini adalah
melalui pelatihan khusus analis jabatan atau pelatihan terhadap orang yang
melakukan tugas analisis jabatan ini.

Terdapat tiga teknik khusus untuk observasi ini, yaitu dengan pengamatan langsung
(direct observation), analisis metode kerja (work analysis method) dan teknik insiden
kritis (Critical Insident Technique). Pengamatan langsung atau direct
observation adalah mengamati langsung dan melakukan pencatatan perilaku seorang
karyawan dalam situasi yang berbeda-beda. Analisis Metode Kerja atau Work
Analysis Method adalah analisis pengamatan yang meliputi waktu dan gerak secara
khusus, teknik analisis ini biasanya digunakan pada karyawan pabrik yang melakukan
perakitan. Sedangkan teknik yang ketiga adalah teknik insiden kritis yang
mengidentifikasikan perilaku kerja yang menghasilkan kinerja.
2. Metode Wawancara (Interview Method )

Wawancara adalah metode pengumpulan data dan informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan langsung kepada karyawan. Pada umumnya, terdapat tiga jenis wawancara
yaitu wawancara individual yaitu wawancara hanya dengan karyawan terkait,
wawancara kelompok dengan kelompok karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang
sama dan wawancara dengan penyelia (supervisor) atau atasan karyawan yang

Page
36
bersangkutan yang mengetahui pekerjaan tersebut.

Dengan metode wawancara ini, seorang karyawan diwawancarai untuk mendapatkan


informasi tentang masalah yang mereka hadapi, penggunakan cara atau teknik
tertentu dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya. Metode
wawancara ini juga dapat membantu pewawancara untuk mengetahui apa yang
sebenarnya dipikirkan oleh karyawannya tentang tanggung jawab dan pekerjaannya
sendiri.

Untuk mendapatkan hasil yang jujur dan benar serta data dan informasi yang asli,
pertanyaan yang diajukan selama wawancara harus dipilih dengan teliti dan hati-hati.
Untuk menghindari kesalahan, sebaiknya mewawancarai lebih dari satu individu
untuk mendapatkan tanggapan. Bisa berupa dua atau lebih individu yang melakukan
pekerjaan yang sama ataupun mewawancarai atasan atau supervisor
individu/karyawan yang bersangkutan.

3. Metode Kuesioner (Questionnaire Method )

Metode Kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data dan informasi
untuk analisis jabatan yang sering digunakan. Kuesioner adalah suatu daftar yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh karyawan yang akan dianalisis
jabatannya. Kelebihan dari metode kuesioner ini adalah dapat mengumpulkan
sejumlah informasi tentang pekerjaan dalam waktu yang relatif singkat dan biaya
yang relatif murah dengan catatan bahwa karyawan dapat secara akurat menganalisis
dan mengkomunikasikan informasi tentang pekerjaan mereka.

Namun Karyawan yang diminta untuk mengisi kuesioner tersebut kemungkinan


mempunyai persepsi sendiri dan bias pribadi tersendiri terhadap pertanyaan yang
terdapat pada kuesioner sehingga menimbulkan bias dan ketidakakuratan informasi.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengkombinasikannya dengan metode wawancara
dan observasi untuk mengklarifikasi dan memverifikasi informasi kuesioner.
Komunikasi yang baik antara manajemen dengan karyawan yang akan dianalisis

Page
37
jabatannya juga sangat diperlukan.

BAB III

Page
38
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan BUMD perlu dioptimalkan pengelolaannya agar benar-benar menjadi


kekuatan ekonomi yang handal sehingga dapat berperan aktif, baik dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya maupun sebagai kekuatan perekonomian daerah.
Laba dari BUMD diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap Pendapatan
Asli Daerah.

Mengingat dipandang cukup pentingnya peran BUMD khususnya sebagai salah


satu sumber PDAM di Daerah, maka tentu saja BUMD dituntut agar lebih profesional
dan lebih efisien dalam melaksanakan usahanya. Kebijakan dan upaya ke arah itu
telah banyak dilakukan, namum karena berbagai kendala, ternyata BUMD pada
umumnya, khususnya di luar PDAM dan BPD menunjukkan hasil yang belum
menggembirakan.

Hal ini tampak, antara lain, relatif masih kecilnya peran dan kontribusi laba
BUMD dalam penerimaan PDAM di daerah, baik pada tingkat provinsi maupun
kabupaten dan kota. Berikut ini pertama-tama dikemukakan seberapa jauh peran atau
kontribusi PDAM, baik provinsi maupun kabupaten/kota, dalam penerimaan daerah
seluruhnya. Kemudian dilanjutkan dengan seberapa jauh pula peran atau kontribusi
Bagian laba perusahaan. yang dapat diambil dari analisa terhadap sumber dan
penggunaan modal kerja pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Jeneberang Kabupaten Gowa yaitu:
1. Pada setiap tahunnya pengelolaan modal kerja pada Perusahaan Daerah Air
Minum PDAM Tirta jeneberang kabupaten Gowa sudah tepat karena kebutuhan
modal kerja jangka panjang telah dipenuhi dengan modal kerja jangka panjang dan
setiap tahunnya terdapat kelebihan modal kerja jangka panjang yang bisa digunakan

Page
39
untuk membiayai kebutuhan modal kerja jangka pendek. Bedasarkan laporan sumber
dan penggunaan modal kerja tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, terlihat bahwa
sumber modal kerja terbesar atau yang paling dominan adalah dari akumulasi
penyusutan setiap tahun.

2. Penggunaan modal kerja yang paling besar pada tahun 2013 adalah pembelian
aktiva tetap untuk instalasi transmisi dan distribusi. Pada tahun 2014 penggunaan
modal kerja yang paling besar adalah berkurangnya laba (rugi) periode berjalan dan
pada tahun 2015 penggunaan modal kerja yang paling besar adalah pembelian aktiva
tetap untuk instalasi pompa. Penggunaan modal kerja pada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2015 semakin tidak efisien. Hal ini ditandai dengan nilai b yang negatif pada
perputaran modal kerja sehingga garis trend mempunyai kecenderungan untuk turun.
Nilai b yang negatif pada perputaran modal kerja menunjukkan bahwa perputaran
modal kerja dari tahun ke tahun mengalami penurunan karena nilai perputaran
semakin kecil bila dibandingkan dengan tahun dasarnya.

3.2. Saran

Dengan demikian berdasarkan kesimpulan yang penulis buat maka penulis


mencoba untuk memberikan beberapa saran kepada pihak perusahaan sebagai berikut:

1. Perusahaan harus tetap menjaga jumlah aktiva lancar harus lebih


besar daripada jumlah hutang lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan
dalam melunasi hutang-hutang lancarnya dan peningkatan modal kerja perusahaan
bisa terus dipertahankan untuk tahun-tahun mendatang.
2. Perusahaan perlu merencanakan kebutuhan dan penggunaan
modal kerja yang ada

Page
40
DAFTAR PUSTAKA
Buku Amang, Beddu. Pengendalian Pangan dan Harga. Jakarta: Dharma Karsa
Utama. 1994. Anindita, Ratya. Pendekatan Ekonomi untuk Analisis Harga. Jakarta:
Kencana. 2008. Bond, J. Helen dan Kay, Peter. Business Law. London: Blackstone
Press Limi ted. 1995. Budiarto, Agus. Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendi ri
Perseroan Terbatas. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2002. Ferber, S. Kenneth.
Corporation Law. New Jersey: Prentice Hall. 2002. Universi tas Sumatera Utara Fuady,
Munir. Dokt rin-Doktrin Modern dalam Corporation Law dan Eksistensi dalam Hukum
Indonesia. Bandung: Ci tra Adi tya Bakti. 2002. Hukum Perusahaan. Bandung: Ci tra
Adi tya Bakti. 1999. Fuady, Munir. Perbuatan Melawan Hukum. Bandung: Ci tra
Adi tya Bakti. 2005. Harahap Yahya. Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Sinar
Grafika. 2009. Harris, Freedy dan Anggoro, Teddy. Hukum Perseroan Terbatas,
Jakarta: Ghalia Indonesia. 2010. Hogendorn, S. Jan. Economic Development. New
York: Harper and Row Publishers. 1982. Ichsan, Achmad. Hukum Perdata. Jakarta:
Pembimbing Nusa. 1969. Juanda. Hukum Pemerintahan Daerah. Bandung: Alumni.
2004. Kansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2010. Kelsen,
Hans. Pengantar Teori Hukum. Di terjemahkan oleh: Siwi Purwandari. Bandung: Nusa
Media. 2008. Kindleberger, P Charles dan Herrick, Bruce. Economic Development.
Tokyo: Tokyo Printing. 1977. Muhammad, Abdulkadi r. Hukum Perseroan Indonesia.
Bandung: Ci tra Adi tya Bakti. 1996. Musselman, A. Vernon dan Jackson, H.
John.Pengantar Ekonomi Perusahaan. Di terjemahkan oleh: Kusuma Wariadi. Jakarta:
Erlangga. 1994. Noor, Faizal Henry. Ekonomi Public. Padang: Akademika Permata.
2013. Rido, Ali. Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan,
Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf. Bandung: Alumni. 1982. Universi tas
Sumatera Utara Saliman, R. Abdul. Hukum Bisnis untuk Perusahaan, Jakarta:
Kencana. 2005. Sembi ring, Sentosa. Hukum Perusahaan dalam Perundang-undangan.
Bandung: Nuansa Aulia. 2006. Hukum Perusahaan Tentang Perseroan Terbatas.
Bandung: Nuansa Aulia. 2006. Siregar, H. Moenaf. Dewan Komisaris. Jakarta: Bumi
Page
41
Aksara. 2000. Sirojuzalim. Pembangunan Ekonomi Regional. Medan: USU Press.
2015. Sjawie, F. Hasbullah. Di reksi Perseroan Terbatas. Bogor: Ghalia. 2015
Soekarwo. Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah. Surabaya: Airlangga Universi ty
Press. 2005. Supramono, Gatot. Kedudukan Perusahaan Sebagai Subjek dalam
Gugatan Perdata di Pengadilan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. . Hukum Perseroan
Terbatas yang Baru. Jakarta: Djambatan. 1996. Sutantya, R.T. Pengertian Pokok
Hukum Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers. 1995. Tarigan, Robinson. Ekonomi
Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: Media Grafika. 2004. Tisdell, A. Clement.
Economics of Market An introduction of Economic Analisys. Australia: Wiley, 1974.
Tood, Paul dan Lowrie, Sarah, Trusts, London: Blackstone Press Limi ted. 2000.
Usman, Racmadi. Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas. Bandung: Alumni.
2004. Hukum Ekonomi dalam Dinamika. Jakarta: Djambatan. 2000. Universi tas
Sumatera Utara Utrecht, E. Pengantar Dalam Hukum Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 1961. Wallace, Peter dan Zinkin John, Mastering Business in Asia. Singapore:
Saik Wah Press. 2005. Wasis. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Bandung: Alumni.
1997. Widjaya, I.G. Rai. Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas. Jakarta: Kesaint
Blanc. 2000. Widyono, Try. Di reksi Perseroan Terbatas. Bogor: Ghalia. 2005. Yusuf,
M. Langkah Pengelolaan Aset Daerah. Jakarta: Salemba Empat. 20untuk tercapai
nya efisiensi dalam penggunaan dan pengelolaan modal kerja.

Page
42

Anda mungkin juga menyukai